• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Interaksi Molekul 3-D pada Pengolahan Makanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemodelan Interaksi Molekul 3-D pada Pengolahan Makanan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 1

Pemodelan Interaksi Molekul 3-D pada Pengolahan Makanan

Driszal Fryantoni Pusat Penelitian Informatika – LIPI Jl. Cisitu, Sangkuriang, Bandung 40135 Telp. (022) 2504711, Fax : (022) 2504712

Email : driszal@informatika.lipi.go.id

ABSTRAK

Kegiatan penelitian pemodelan interaksi molekul 3-D pada proses makanan, lebih dititik beratkan pad a mengaplikasikan teknologi multimedia dalam bidang food processing. Dalam kegiatan kali ini, untuk membuat prototype pemodelan 3-D molekul, digunakan bahasa pemrograman baru yaitu, VRML (Virtual Reality Modelling Language). Dengan menggunakan bahasa pemrograman ini, dapat dihasilkan suatu pemodelan yang lebih interaktif, lebih realistis, lebih dinamis serta lebih terstruktur, dibandingkan dengan bahasa pemrograman lainnya.

PENDAHULUAN

Bidang informatika merupakan suatu bidang yang dapat diterapkan dalam berbagai macam bidang lainnya, baik itu yang dapat berhubungan langsung dengan penggunaan maupun sebagai penunjang kegiatan lainnya. Salah satu bidang informatika yang dapat membantu bidang lainnya yaitu, bidang multimedia dan teknologi internet.

Dengan adanya kedua bidang tersebut, dapat mempermudah dalam melakukan penelitian dalam bidang lainnya, seperti dalam menunjang penelitian dalam bidang kimia. Untuk menunjang kegiatan dalam bidang kimia, dapat dilakukan dengan menampilkan informasi secara 3-dimensi suatu obyek molekul maupun

model dari berinteraksinya beberapa atom yang akan membentuk suatu molekul. Agar penyampain informasi tersebut dapat lebih mudah dipahami serta dapat pula dipergunakan oleh siapapun, maka diperlukan suatu teknologi dalam bidang informatika, yaitu teknologi multimedia dan teknologi internet. Dengan menggunakan teknologi multimedia, pembuatan model molekul maupun interaksi beberapa atom yang akan membentuk molekul dapat divisualisasikan menjadi bentuk 3-dimensi, sehingga lebih mudah dilihat dan dipahami. Sedangkan teknologi internet, dapat menyampaikan informasi tersebut

(2)

2 Pemaparan Hasil Litbang 2003 mengenai bentuk molekul maupun interaksi beberapa atom yang akan membentuk molekul tersebut.

Untuk maksud tersebut, dalam kegiatan DIP tahun 2001, melakukan kegiatan penelitian mengenai "Pemodelan Interaksi Molekul 3-D pada Pengolahan Makanan". Kegiatan ini dititik beratkan pad a penguasaan teknologi multimedia dan internet yang dapat diterapkan serta dapat menunjang kegiatan dibidang kimia.

Salah satu teknologi multimedia yang dipergunakan dalam kegiatan DIP kali ini, adalah penguasaan dan penggunaan bahasa pemrograman/script VRML (Virtual Reality Modelling Language). Alasan pemilihan VRML dikarenakan, VRML mempunyai beberapa keunggulan seperti lebih interaktif, lebih realistis,

lebih dinamik serta lebih terstruktur dibandingkan dengan bahasa pemrograman lainnya.

PELAKSANAAN LITBANG

Dalam mengembangkan suatu aplikasi multimedia, diperlukan tiga tahapan kegiatan seperti berikut:

1. Interaktif dan Desain isi 2. Gerafik dan desain produksi

3. Desain software (arsitektur) dan Programming.

Untuk berbagai macam pembuatan aplikasi pada personal computer, programmer biasanya dihadapkan pada dua pilihan, yaitu proses pengembangan secara top-down dan proses pengembangan secara bottom-up. Dalam proses pengembangan secara bottom-up, programmer memulai dengan blank slate, dan menulis kode untuk masing-masing lembar atau halaman dan diintegrasikan secara keseluruhan. Sedangkan pad a proses pengembangan secara top-down, desain harus dilakukan terlebih dahulu serta harus direncanakan jenis platform yang akan digunakan setelah aplikasi diimplementasikan. Dalam pembuatan prototype pemodelan interaksi molekul 3-D pada food processing, kami memilih proses pengembangan secara bottom-up, dikarenakan pada pengembangan kali ini, digunakan softaware pemrograman dengan bahasa/script VRML.

(3)

Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 3

Vrml

VRML adalah spesifikasi Virtual Reality Modeling Language yang telah diresmikan oleh ISO (International Standard Organization) pada bulan April 1997 sebagai bahasa VRML standar dunia. Spesifikasi ini masih belum mengalami perubahan, meskipun telah dilakukan upaya-upaya penyempurnaan. Menurut informasi terbaru, VRML dipastikan tidak akan diganti dengan spesifikasi baru sebelum tahun 2002. Spesifikasi VRML yang diharapkan akan mendapatkan sertifikasi ISO pad a tahun 2002, yaitu VRML 2002, merupakan hasil integrasi VRML97 dengan bahasa XML (extensible Markup Language) serta teknologi internet lainnya.

Keunggulan VRML

Seperti yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan, salah satu alasan penggunaan VRML dalam kegiatan DIP kali ini, dikarenakan bahasa pemrograman ini, mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan bahasa pemrograman lainnya.

a. Lebih Interaktif

Dengan VRML kita memiliki keleluasaan untuk berinteraksi secara langsung dengan suatu obyek di dalam lingkungan virtual, tanpa mempengaruhi obyek lain. Dikarenakan VRML menyediakan beberapa node untuk mengontrol suatu node menggunakan kelompok node sensor.

b. Lebih realistis

Dengan VRML kita dapat melakukan pengaturan penampakan suatu obyek dengan menggunakan node material, DirectionalLight, serta node-node untuk memberikan tekstur pad a suatu obyek. Selain itu, tersedia juga node yang dapat mensimulasikan suatu lingkungan virtual serealistis mungkin, yaitu menggunakan node Background, Fog, Viewpoint, sound dan lainnya.

c. Lebih Dinamik

Dengan VRML, kita dapat membuat suatu obyek virtual yang lebih dinamik. Dikarenakan VRML menyertakan node-node yang khusus diaplikasikan bagi pembuatan suatu animasi. Node-node ini antara lain, TimeSensor, TouchSensor, serta beberapa node interpolator seperti, Position Interpolator, Orientation-Interpolator, Colorlnterpolator dan sebagainya. d. Lebih Terstruktur

(4)

4 Pemaparan Hasil Litbang 2003 Dengan demikian kita lebih dapat mengenal hubungan atau hierarkis antar node serta susunan node-node di dalam scenegraph. Sebagai perbandingan, dapat kita lihat pada contoh berikut:

#VRML V1.0 ascii

# Membuat kerucut kuning Group { Material {diffuseColor 1 1 OJ Cone { j }

#VRML V2.0 utf8

# Membuat kerucut kuning Group { ...~ Children [

Shape {

Appearance Appearance { Material Material { DiffuseColor 1 1 0 } }

geometry Cone {} } ] }

ANALISIS DAN HASIL-HASILNYA

Seperti yang telah dijelaskan di atas, pembuatan prototype pemodelan interaksi molekul 3-D pad a pengolahan makanan, merupakan suatu prototype pemodelan yang dapat diakses melalui internetlintranet. Siapapun dapat melihat prototype ini, dari manapun, kapanpun dan dimanapun para pengguna berada.

Tampilan awal dari prototype pemodelan interaksi molekul 3-D, ditunjukkan pada gambar 2 di bawah ini.

(5)

Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 5 Gbr.1 Tampilan Awal Prototype Pemodelan Interaksi molekul

Pada waktu pertama kali mengakses prototype dengan alamat http://talawi- bd/index.asp, maka akan keluar tampilan awal seperti gambar 2 di alas. Pada tampilan awal ini, terdapat beberapa fasilitas berupa alai pencari, kelompok molekul-molekul seperti, protein, amino, alicyclic, carbohydrat dan lain-lain.

Contoh lain dari tampilan prototype pemodelan interaksi molekul 3-D, dapat dilihat pad a gambar-gambar berikut di bawah ini.

(6)

6 Pemaparan Hasil Litbang 2003 Gambar 3. Tampilan prototype pemodelan molekul ice

KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

Dengan menggunakan teknologi multimedia dan teknologi jaringang, yang telah kami aplikasikan pada sebuah prototype pemodelan interaksi molekul 3-D, dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengetahui bentuk-bentuk molekul secara visual, sehingga akan menambah bahan referensi bagi suatu penelitian yang berhubungan dengan pemrosesan bahan makanan.

Protyotype ini juga dapat digunakan sebagai sarana untuk lebih meningkatkan sumber daya manusia melalui jaringan internet maupun intranet. Selain itu, seiring dengan meningkatnya kemampuan dan pengetahuan sumber daya manusia diharapkan, dapat memberikan efek yang positif dalam peningkatan produksi suatu pabrik/perusahaan.

Selanjutnya, sangat diharapkan penerapan dan peningkatan dari prototype ini, agar dapat menjadi suatu software yang lebih mempunyai nilai tambah dalam bidang kimia terapan. Hal tesebut dapat dilakukan dengan cara, menambahkan suatu fasilitas yang dapat melakukan penghitungan berat molekul gena pembentukan suatu model molekul secara lebih mudah.

(7)

Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 7 Untuk langkah selanjutnya perlu juga direncanakan suatu kerjasama penlitian dengan kalangan industri yang bergerak dalam bidang food processing, agar lebih dapat memberikan masukan demi terwujudnya suatu software pemodelan interaksi molekul 3-D secara interaktif dan real time.

DAFTAR PUSTAKA

Sandra K. Morris, Mark J. Bunzel, :"Multimedia Applications Development", Intel Mc Graww Hill, 1994

Fred T. Hofstetter, :"Multimedia Literacy", Mc Graww-Hill, 1995. Beberapa literature dari internet.

Gambar

Gambar 2.Tampilan prototype pemodelan molekul calcium carbonat
Gambar 3. Tampilan prototype pemodelan molekul ice

Referensi

Dokumen terkait

Surat izin usaha pada bidang/sub bidang usaha yang masih berlaku, yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah/lembaga yang berwenang, antara lain untuk: Pengadaan

Kurva perhitungan yang didasarkan pada harga tahanan jenis dan kedalaman yang didapatkan dengan cara pencocokan kurva mengalami penyimpangan terutama pada jarak

Tahap berikutnya dari penerapan pembelajaran metode CIRC adalah evaluasi pembelajaran berupa pelaksanaan tes formatif materi tolong-menolong dan mencintai anak

Apabila pada suatu bahasa daerah tidak dimiliki kosa kata yang sepadan dengan ‘seni,’ apakah hal itu berarti pada pemilik bahasa tersebut tidak terdapat gejala yang setara atau

Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa angka-angka, yaitu skor keterampilan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMKNegeri 1 Sintuk Toboh Gadang

(1) Identifikasi kebutuhan sarana dan peralatan kehutanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) huruf a untuk menentukan kesesuaian antara kebutuhan sarana

mengenai rasa, inovasi pada produk juga perlu dilakukan untuk menghindari kejenuhan para pelanggan akan produk makanan yang telah ada. Sebelum para pelanggan mulai