• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A.Tinjauan Pustaka 1. Belajar a. Pengertian Belajar

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dipisahkan satu sama lain dan bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama yang lain.Proses pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif dengan kedudukan siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pengajaran. Maka inti pengajaran adalah kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.Interaksi guru dengan siswa sebagai prosesutama pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif. Karena kedudukan siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pengajaran, maka inti pengajaran adalah kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.

Belajar sebagai suatu proses aktif untuk menyusun makna melalui setiap interaksi dengan lingkungan dengan membangun hubungan antara konsepsi yang telah dimiliki dengan fenomena yang sedang dipelajari (Driver & Bell dalam Leo Sutrisno (1994:14). Sementara pendapat lain menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap (Winkel, 1996: 53). Berdasarkan kedua pendapat kedua ahli tersebut disimpulkan bahwa belajar merupakan aktivitas yang berhubungan dengan mental dan psikis yang berinteraksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan mulai dari pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang dipelajari.

(2)

commit to user

Belajar memiliki beberapa karakteristik yang menunjang proses pembelajaran. Ciri umum kegiatan belajar yakni: 1) Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja, 2) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya, dan 3) Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (Wragg (1994:2).

b. Prinsip Umum Belajar

Prinsip belajar diperlukan seseorang untuk lebih detail dalam memepelajari belajar sehingga tujuan dalam kegiatan belajar dapat terlaksana dan bisa mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip belajar secara umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatnya upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Berdasarkan Dimyati dan Mudjiono (2009: 42-49) menjabarkan prinsip belajar yang meliputi:

a) Perhatian dan motivasi b) Keaktifan

c) Keterlibatan langsung/berpengalaman d) Pengulangan

e) Tantangan

f) Balikan dan penguatan g) Perbedaan individual

Sebagai simpulan terhadap berbagai prinsip belajar baik menurut konsep Bihaviorisme, Kognitivisme maupun Konstruktivisme. (Sukmadinata (2004:165-166) menyampaikan prinsip umum belajar sedikit dikembangkan sebagai berikut:

1. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. 2. Belajar berlangsung seumur hidup

3. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan. 4. Belajar mencakup semua aspek kehidupan.

5. Kegiatan belajar berlangsung disembarang tempat dan waktu 6. Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru

(3)

commit to user

8. Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang amat komplek.

9. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.

10.Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingan dari orang lain.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, prinsip belajar adalah keterlibatan beberapa faktor penunjang proses belajar yang mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik dan cara peserta didik dalam mengatasi hambatan yang terjadi dalam proses belajar sekaligus sebagai acuan dalam perencanaan belajar sehingga tercipta kegiatan belajar yang efektif, efisien, dan sistematis.

c. Tujuan Belajar dan Faktor –Faktor yang Mempengaruhi

Belajar

Seseorang ahli pendidikan lebih mengutamakan metode serta kondisi efisiensi belajar, karena didalam belajar harus mempunyai tujuan yang jelas untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun tujuan belajar yang harus di perhatikan (Surakhmad 1990:64) yaitu : (1) Pengumpulan data, (2) penanaman konsep dan kecakapan, serta (3) pembentukan sikap dan perbuatan.

Prinsip-prinsip belajar hanya memberikan petunjuk umum tentang belajar, apabila siswa ingin mendapatkan hasil yang memuaskan maka ada beberapa 10 faktor yang mempengaruhi dalam belajar siswa (Rusyan 1989:23) yaitu :

a) Peserta didik yang belajar harus melakukan banyak kegiatan.

b) Belajar memerlukan latihan dengan jalan relearning, recall, dan review agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali.

c) Belajarakan lebih berhasil jika peserta didik erasa berhasil dan mendapat kepuasan

d) Pesert didik yang belajar perlu mengetahui berhasil tidaknya.

e) Faktor asosiasi belajar yang menjadikan satu kesatuan pengalaman. Pengalaman masa lampau dan pengertian yang dimiliki oleh peserta didik.

(4)

commit to user f) Faktor kesiapan belajar.

g) Faktor minat dan usaha. h) Faktor-faktor fisiologis i) Faktor intelegensi.

Berdasarkan penjelasan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam belajar mempunyai tujuan yang sangat jelas salah satunya untuk menjadikan peserta didik dalam berbuat dan bersikap yang akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

2. Pembelajaran

a. Pengertian Komponen Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Menurut Wikipedia, pengertian pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.Pembelajaraan merupakan suatu system yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi : (1) tujuan pembelajaran, (2) kurikulum, (3) guru, (4) siswa, (5) materi, (6) metode, (7) media, (8)alat, dan (9) evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran sehingga tidak lepas dari perencanaan pembelajaran yang sudah dibuat. Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa poin yang saling berhubungan satu dengan yang lain yang merupakan hal yang urgen dalam proses belajar mengajaar, (Rahyubi 2012:235-236).

Berdasarkan pengertian komponen belajar yang dikemukakan diatas dimana bagian atau unsur dari belajar yang didalamnya ada kegiatan mengajar yang banyak pengetahuan yang saling berhubungan yang diperoleh dari Sembilan komponen diatas yang berperan penting untuk menjadikan proses pembelajaran berjalan dengan maksimal dan membantu peserta didik dalam proses belajar dengan baik.

(5)

commit to user

b. Komponen Pembelajaran

1) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah target atau hal-hal yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran biasanya berkaitan dengan dimensi kognitif, afektif, dan psikomotik.Tujuan pembelajaran bisa tercapai jika pembelajar atau peserta didik mampu menguasai dimensi kognitif dan efektif dengan baik, serta cekatn dan terampil dalam aspek psikomotoriknya.

2) Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani “curir” yang artinya “pelari” dan “curere” yang berarti “tempat berpacu”. Yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Secara terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.

3) Guru

Kata Guru berasal dari bahasa sansekerta “guru” yang juga berarti guru atau pendidik, yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalm bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional yang tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memfasilitasi, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru merupakan satu dari pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat.

4) Siswa

Siswa atau peserta didik adalah seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru, pelatih, dan instruktur. Siswa jangan selalu dianggap sebagai obyek belajar yang tidak tahu apa-apa,

(6)

commit to user

melainkan subyek pendidikan yang pengetahuan, kelebihan, dan potensi tertentu. Siswa memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda.

5) Metode

Metode pembelajaran adalah suatu model dan cara yang dapat dilakukan untuk menggelar aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan baik. Tidak ada metode pembelajaran yang benar-benar perfect atau sempurna.

6) Materi

Materi merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. pemilihan materi herus benar-benar dapat memberi kecakapan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

7) Alat pembelajaran (Media)

Media pembelajaran adalah perangkat lunak (soft ware) atau perangkat keras (hard ware) yang berfungsi sebagai alat belajar atas alat bantu belajar. Media pada hakikatnya merupakan salah satu komponen system pembelajaran.

8) Evaluasi

Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Pendapat yang lain mengataka evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibatnya dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar, dapat dipahami tengtang hasil belajar menurut Susanto (2013: 5) yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar dipertegas lagi

(7)

commit to user

oleh Nawawi dalam Susanto (2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan semua aspek pada peserta didik dengan keberhasilan belajar dengan materi pembelajaran yang diterima peserta didik.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang efektif. hasil belajar dipengaruhi oleh dua hal yaitu peserta didik sendiri dan lingkungannya dimana faktor tersebut merupakan hasil interaksi antara dua faktor tersebut (Gestalt dalam Susanto 2013:12) diantaranya adalah

1) Faktor internal

Faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik yang mempengaruhi kemampuan hasil belajarnya. Faktor ini meliputi: kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal

Faktor yang berasa dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini meliputi : keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Faktor internal dan eksternal akan berpegaruh besar pada peserta didik dimana kedua faktor tersebut ada pada peserta didik, maka hasil belajar akan berjalan sesuai dengan program dengan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar. Sudjana dalam Susanto.A (2013: 14-15) menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam siswa dan faktor dari luar siswa/lingkungan keduanya sangat berpengaruh

(8)

commit to user

untuk keberhasialan siswa dan menyangkut keadaan diri siswa meliputi keadaan jasmani maupun psikologi siswa.

4. Mengajar

a. Hakekat Mengajar

Secara normatif, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dalam proses mengajar, sebagai proses menyampaikan pengetahuan, akan lebih tepat jika diartikan dengan menanamkan ilmu pengetahuan seperti yang dikemukakan Smith dalam Sanjaya (2006:96) yang mengeluarkan pendapat bahwa mengajar adalah “menanamkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is imparting knowledge or skill).”

mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar dan memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar. Menurut Sanjaya (2006:103), makna mengajar dalam standar proses pendidikan dapat diistilahkan dengan pembelajaran. Hal ini mengsyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Dimaksudkan untuk membentuk watak, peradapan, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Dalam implementasinya, walaupun yang digunakan “pembelajaran”, tidak berarti guru harus menghilangkan perannya sebagai pengajar. Mengajar-belajar adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Mengajar adalah suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar. Keterkaitan mengajar dan belajar diistilahkan Dewey sebagai “menjual dan membeli” – Teaching is to learning as selling is to buying. Artinya seseorang tidak mungkin akan menjual manakala tidak ada orang yang membeli, yang berarti tak akan ada perbuatan mengajar manakala tidak membuat seseorang belajar. Mengajar juga terkandung proses belajar peserta didik.

(9)

commit to user

Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa hakikat belajar adalah dimana siswa akan dijadikan sebagai pusat dari kegiatan belajar dimana siswa didorong untuk melakukan proses belajar dan diberikan bimbingan atau bantuan

b. Konsep Dasar Mengajar dan Karakteristiknya

1) Mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran a) Proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered) b) Siswa sebagai objek belajar

c) Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu d) Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran 2) Mengajar sebagai proses mengatur lingkungan

a) Mengajar berpusat pada siswa (student centered) b) Siswa sebagai subjek belajar

c) Proses pembelajaran berlangsung di mana saja d) Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan

Kemampuan mengembangkan keterampilan dasar mengajar dilakukan dari mulai kegiatan awal (membuka), kegiatan inti, sampai kegiatan akhir (menutup) pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa guru/pendidik dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai syntag presentation dan pemahaman tentang instructional events (peristiwa pembelajaran). Syntaq presentation (erutan presentasi) sebagaimana dikemukakan oleh Robert M. Gagne, adalah sebagai berikut (Supriyadi, 2012:152) dalam (Majid, 2013:234).

(10)

commit to user

Tabel 2.1 Urutan presentasi menurut Robert Gagne

No Instructional events Activity

1. Pre-instructional (kegiatan awal)

 Membangkitkan perhatian

(motivasi)

 Mengenal kemampuan awal (entry behavior) pre-test

 Melakukan apersepsi

 Mengemukakan topik.

 Mengemukakan tujuan .

 Menjelaskan langkah kegiatan pembelajaran.

2.

Instructional (kegiatan inti)

Mengorganisir lingkungan

pembelajaran agar peserta didik mudah melakukan kegiatan belajar dan mencapai tujuan. Aktualisasi pembelajaran sesuai langkah kegiatan dengan mengembangkan variasi pola interaksi dan prinsip-prinsip mengajar serta keterampilan mengajar.

3. Post- instructional (kegiatan penutup)

 Melakukan validasi/merangkum

 Membuat kesimpulan

 Melakukan post-test

 Memberikan kegiatan tindak lanjut Pada dasarnya konsep sebelum mengajar yaitu di mulai dari Pre-instructional atau kegiatan awal sebelum pembelajaran berlangsung dengan menjelaskan kepada siswa langkah kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung, disertai dengan motivasi untuk memberikan semangat, kemudian dilanjutkan dengan Instructional atau kegiatan inti yang berisi tentang menjalankan atau melakukan perintah yang sudah di jelaskan di bagian awal, dengan mengembangkan pola interaksi dan prinsip serta keterampilan mengajar, terakhir Post- instructional atau kegiatan penutup yaitu pemberian kesimpulan dalam proses pembelajaran.

(11)

commit to user

5. Gaya mengajar

a. Hakekat Gaya Mengajar

Gaya mengajar menurut Mosston merupakan seperangkat pengambilan keputusan yang dibuat sejalan dengan aksi pengajaran. Perbedaan satu gaya dengan gaya lainnya, ditentukan oleh besarnya penglihan keputusan dari guru kepada muridnya.

Mosston berpendapat tentang prinsip yang mendasari struktur teoritis spektrum gaya mengajar adalah pernyataan bahwa mengajar adalah serentetan rantai pembuatan keputusan. Artinya setiap aksi pengajaran adalah hasil dari keputusan yang dibuat sebelumnya, dan bahwa setiap keputusan itu mempengaruhi orang-orang yang terlibat (Agus Mahendra:105).

Kecenderungan yang terjadi adalah adanya kesadaran bahwa pengajaran sebaiknya jangan terlalu didominasi oleh keputusan guru, tetapi harus secara proposional memberikan kesempatan kepada murid dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaanm dan penilaian pelaksanaannya. Agus Mahendra (2001: 99) menjelaskan Setiap pembelajaran berlangsung interaksi guru-murid selalu ditandai oleh tiga setting kejadian yaitu:

1) Pre impact set, mencakup semua keputusan yang harus dibuat sebelum terjadinya tatap muka antara guru dengan siswa. Keputusan dalam setting ini mencakup tugas gerak yang harus dipelajari, waktu, pengorganisasian, alat, tempat berlangsungnya gerak, kriteria keberhasilan serta prosedur dan materi penilaian. Keputusan ini menegaskan tentang maksud.

2) Impact set, meliputi keputusan-keputusan yang berhubungan dengan pelaksanaan maksud di atas, atau hal-hal yang diputuskan pada tahap pra impact set. Keputusan dalam tahap ini menentukan aksi.

3) Post impact set, memasukkan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan penilaian penampilan atau pelaksanaan tugas pada masa impact set serta kesesuaian antara maksud dan aksi. Pemberian koreksi dan umpan balik serta penilaian, termasuk pada setting ini.

(12)

commit to user

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam gaya mengajar, baik guru maupun peserta didik memiliki membuat keputusan dalam setiap setting pembelajaran.

b. Anatomi Gaya Mengajar

Anatomi gaya mengajar akan menghasilkan konsep-konsep yang mempunyai sifat yang universal karena ketiga tahapan tersebut selalu ada pada setiap pengajaran berikutnya. Masing-masing gaya diidentifikasikan dengan menyalurkan keputusan khusus yang akan diambil oleh guru serta peserta didik untuk pembelajaran selanjutnya. Menurut Mosston (1981:10-11) anatomi gaya mengajar digambarkan sebagai berikut :

(13)

commit to user

Tabel 2.2 Anatomi Dari Masing-masing Gaya Tahapan

Keputusan

Keputusan-keputusan yang dibuat harus berdasarkan : Pra-pertemuan

(berisi: persiapan)

1. Tujuan/sasaran pelajaran (pokok bahasan) 2. Pemilihan gaya mengajar

3. Gaya belajar yang diharapkan 4. Siapa yang akan diajar 5. Materi pelajaran

6. Di mana mengajar (lokasi) 7. Penentuan waktu mengajar :

a. Waktu mulai

b. Kecepatan dan irama pelajaran c. Lama pelajaran

d. Waktu berhenti e. Interval

f. Waktu pengakhiran 8. Sikap tubuh

9. Pakaian dan penampilan 10. Komunikasi

11. Cara menjawab pertanyaan 12. Rencana organisasi 13. Parameter

14. Suasana kelas/pelajaran 15. Materi dan prosedur evaluasi 16. Lain-lain.

Selama pertemuan (berisi pelaksanaan dan penampilan).

1. Pelaksanaan dan mengikuti pada keputusan-keputusan pra-pertemuan.

2. Menyesuaikan keputusan-keputusan. 3. Lain-lain.

Pasca pertemuan (berisi evaluasi)

1. Pengumpulan informasi tentang pelaksanaan dalam perangkat, Selama pertemuan dengan mengamati, mendengarkan sentuhan san sebagainya).

2. Menilai informasi dengan criteria (peralatan, prosedur, materi, norma, nilai dan sebagainya)

3. Feedback (umpan balik)

4. Menilai gaya mengajar yang dipilih 5. Menilai gaya belajar yang diharapkan Lain-lain.

(14)

commit to user

6. Gaya Mengajar Reciprocal

a. Hakekat Gaya Menghajar Resiprocal

Gaya mengajar reciprocal adalah sebuah gaya mengajar atau prosedur intruksional mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada suatu objek pembelajaran. Prosedur instruksional didisain oleh Palinscar, dari Michigan State University dan Anne Brown dari university of Illinois. Menurut Mosston dan Ashworth dalam Tan dan Tan (1997:47) Pembelajaran Resiprocal dicirikan sebagai pembelajaran dimana terjadi umpan balik langsung antar siswa dan adanya hubungan sosial antar siswa dalam pembelajaran. Sedangkan, Rahmayani mendefinisikan Reciprocal Teaching sebagai“suatu pendekatan pembelajaran yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa” (Rahmayani, 2014:15). Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Resiprocal adalah pembelajaran yang didalamnya terjadi umpan timbal balik dari peserta didik untuk memahami suatu materi dengan adanya interaksi antar peserta didik dan kelompoknya.Dengan demukian, ada pengalihan tanggung jawab pembuatan keputusan yang lebih besar kepada peserta didik. peserta didik yang menerima tanggungjawab ini tidak lain adalah yang bertindak sebagai pengamat, yang harus mampu memberikan umpan balik segera ketika pasangan melakukan tugas.

Pembelajaran Resiprocal mempunyai beberapa karakteristik menurut Mosston dan Ashworth (2008:116) yakni

1. Adanya interaksi sosial antara guru dan murid

2. Interaksi Resiprocal, yaitu dimana kelompok bertindak sebagai pengamat terhadap kelompok yang memperagakan.

3. Memberi dan menerima umpan balik langsung dari kelompok pengamat (berdasarkan kriteria spesifik yang dibuat oleh guru).

(15)

commit to user

b. Anatomi Resiprocal

Mosston dan Ashworth (2008:117) mendeskripsikan anatomi Resiprocal sebagai berikut:

“To create a new reality in the gymnasium that provides for new relationships between the teacher and the learner, more decisions are shifted to the learner. These decisions are shifted in the post-impact set to heed the principle of immediate feedback. The sooner learners know how they have performed, the greater their chances of performing correctly.”

yang artinya keputusan dalam penilaian salah satu kelompok yang tampil memperagakan sebuah tugas bergeser dari keputusan guru menjadi keputusan siswa yang ditunjuk sebagai pengamat. Semakin cepat siswa mengetahui bagaimana penampilan mereka saat mempresentasikan gerakan, semakin besar peluang siswa untuk menampilkan performanya dengan lebih baik. Dengan demikian siswa mudah dalam menilai penampilan dari kelompoknya untuk mengetahui kelemahan dari kelompoknya.

Mekanisme Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Gaya Mengajar Resiprocal menurut Mosston dan Ashworth (2008:117) digambarkan dalam bagan di bawah ini :

Gambar 2.1 Mekanisme Pembelajaran Gaya Mengajar Resiprocal Kelompok

yang tampil (pelaku)

Pengamat

(16)

commit to user

Berdasarkan bagan di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :

Guru memberikan kriteria penilaian ketuntasan kepada pengamat, pengamat mengamati presentasi kelompok yang ditugaskan untuk tampil memperagakan gerakan. Guru tidak berkomunikasi secara langsung dengan kelompok tampil guna menghindari merebut tugas pengemat. Kelompok yang tampil memperagakan gerakan yang sudah ditentukan. Pengamat memberikan penilaian atau umpan balik kepada kelompok yang tampil berdasarkan kriteria yang diberikan.

Menurut Muska Mosston (2008:118), Anatomi Resiprocal dapat di gambarkan di bawah ini:

Gambar 2.2 Anatomi Resiprocal dan Pergeseran Paradigma Gaya Mengajar.

Keterangan : A : Gaya Mengajar Commando B : Gaya Mengajar Practice C : Gaya Mengajar Resiprocal T : Teacher ( guru)

L : Learning ( siswa) Lo : Learning Observer Ld : Learning doer

Menurut gambar di atas, ada pergeseran paradigma gaya mengajar dari gaya komando (A) yang didalamnya guru menjadi pusat pengarahan dalam pembelajaran mulai dari pre-impact, impact dan post-impact. Gaya

(17)

commit to user

komando bergeser menjadi gaya Praktek (B) proses pembelajarannya guru melibatkan peserta didik ikut berperan aktif dalam proses belajar,yang memegang kendali di bagian impact adalah peserta didik. Setelah gaya komando dan praktek bergeser lagi menjadi gaya Resiprokal (C) guru hanya berperan akti f di bagian pre-impact,hampir keseluruhan gaya Resiprokal tesebut semua di pegang kendali oleh peserta didik dimana bagian impact dikendalikan oleh presentasi sedangkan dibagian post impact dikendalikan observer.

c. Implementasi Pembelajaran Reciprocal

Dalam gayaresiprocal ada perubahan baru bagi guru dan pengamat. Guru harus menggeser umpan balik kepada peserta didik, pengamat harus belajar bersikap positif dalam memberi umpan balik. Pelaku harus belajar menerima umpan balik dari teman sebaya.menurut Moston (2008: 119-123), implementasi pembelajaran reciprocal dibagi menjadi tiga kegiatran pembelajaran yakni : pre-impact, impact, dan post- impact. Berikut penjelasan kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik pada setiap kegiatannya.

(18)

commit to user

Tabel 2.3 Tahapan dan Kegiatan yang dilakukan Tahapan kegiatan Kegiatan yang dilakukan

Pre-impact phase Guru menambahkan lembaran desain kriteria kepada pengamat untuk dipakai dalam gaya ini.

Impact phase a. Guru menjelaskan peranan-peranan baru dari pelaku (p) dan pengamat (a)

b. Perhatian bahwa pelaku berkomunikasi dengan pengamat dan bukan dengan guru. c. Jelaskan bahwa peranan pengamat adalah

untuk menyampaikan umpan balik berdasarkan kriteria yang terdapat dalam lembaran yang diberikan.

Post-impact phase a) Menerima kriteria

b) Mengamati penampilan pelaku

c) Membandingkan dan mempertentangkan penampilan dengan kriteria yang diberikan.

d) Menyimpulkan apakah mengenai

penampilan benar atau salah

e) Menyampaikan hal-hal mengenai penampilannya kepada pelaku.

d. Kelebihan dan Kekurangan Gaya Mengajar Resiprokal

Dalam penggunaan gaya mengajar ada kelebihan dan kekurangan yang muncul, tetapi dengan adanya kelebihan dan kekurangan dari gaya mengajar, guru dapat memiih gaya mengajar yang sesuai dengan materi yang akan di berikan kepada peserta didik untuk mencapai hasil yang baik. Berikut kelebihan dan kekurangan gaya mengajar resiprokal menurut mosston :

1) Kelebihan

a) Dapat mengembangkan cara kerja dalam tim kecil. Sehingga aspek sosialnya berkembang.

(19)

commit to user

b) Meningkatkan proses belajar mengajar dengan cara mengamati secara sistematik gerakan atau pokok bahasan dari teman.

c) Siswa dapat dengan segera mengetahui dan memahami kekurangan, kekeliruan dan kesalahan perbuatannya ataupun ketepatan penampilannya.

2) Kekurangan

a) Sering menimbulkan situasi yang emosional antar pelaku dan pengamat yang disebabkan pengamat terlalu berlebihan dalam menyampaikan informasi yang bersangkutan. Perilaku yang berlebihan antara alain menyampaikan dengan nada mengejek, menghakimi, dan serba tahu.

b) Pada umumnya pelaku tidak tahan terhadap kritik siswa pengamat sehubungan dengan hasil belajar yang pemah dilakukan sebelumnya. Siswa pelaku tidak mau terima hasil pengamatan temannya. Situasi ini sering menimbulkan ketegangan anatara siswa pelaku dan siswa pengamat.

c) Sering juga terjadi pasangan ini justru memantapkan suatu perilaku belajar yang sama, disebabkan mereka kurang memahami cara menafsirkan deskripsi gerakan atau pokok bahasan yang tertera dalam lembaran kerja.

d) Kemungkinan guru itu sendiri mendorong perbuatan yang keliru, memberikan petunjuk yang berlebihan, atau menunjuk kriteria yang terlalu luas.

7. Aktivitas Ritmik

Sebelum masuk materi aktivitas ritmikada Ruang lingkup pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan untuk meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

a) Permainan dan olahraga b) Aktivitas pengembangan c) Aktivitas senam

(20)

commit to user e) Pendidian luar kelas

f) kesehatan

a. Pengertian Aktivitas Ritmik

Aktivitas ritmik dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengembangkan orientasi gerak tubuh, sehingga anak-anak memiliki unsur-unsur kemampuan tubuh yang multilateral. Menurut Sayuti Syahara (2004) bahwa aktivitas ritmik termasuk menari dalam pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembentukan dasar gerak anak. aktivitas ritmik muncul dalam kurikulum pendidikan jasmani, ada istilah senam irama, yaitu gerak-gerak senam yang diiringi oleh irama, sehingga hanya sebatas gerak-gerak senam, seperti yang dikemukakan oleh Toho Cholik dan Rusli Lutan (1997:58), bahwa senam irama merupakan sebuah corak senam yang menekankan irama dalam pelaksanaan gerakannya. Senam irama sangat erat hubungannya dengan bidang seni yaitu seni musik dan seni tari, seperti dikemukakan oleh Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992:118), bahwa perkembangan senam irama itu mulai timbul bersamaan dengan adanya perubahan di dalam bidang seni panggung, seni musik, dan seni tari. Pengertian aktivitas ritmik lebih luas, yaitu mencakup semua rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik (Agus Mahendra, 2008). Berdasarkan pendapat yang di kemukakan diatas pengertian aktivitas ritmik adalah gerakan senam yang diiringi oleh irama yang mencangkup semua rangkaian gerak manusia disesuaikan dengan gerak tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik.

Dalam kecabangan olahraga dikenal dengan istilah senam ritmik sportif, yaitu gerakan yang ditampulkan sudah baku serta harus mengikuti aturan tertentu. Pelaksanaannya dalam pendidikan jasmani aturannya bisa dibuat dan diatur sehingga tidak menjadi kaku dan

(21)

commit to user

membosankan. Materi gerakannya dipilih yang tidak terlalu sulit dan yang diambil hanya gerakan dasarnya saja.

Menurut F. Suharjana (2010: 4) Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik sejauh guru mampu memberikan kegiatan ini secara tepat, maksudnya memberikan kebebasan kepada anak untuk dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui gerak. Setiap anak diberi kesempatam untuk mengekspresikan dirinya secara individual, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi anak.

b. Elemen Irama

Aktivitas ritmik sangat mengandalkan keserasian antara gerakan tubuh dengan irama. Ada empat aspek dalam struktur irama yang meliputi:

1) Ketukan (pulse beat).

Ketukan adalah nada atau bunyi yang mendasari struktur irama. Pengenalan ketukan terhadap anak dapat melalui bunyi dari langkah, berdetiknya jarum jam, metronome, tepukan tangan, dan sebagainya. Ketukan dapat terjadi dalam tempo yang cepat, sedang, atau lambat, serta dalam tingkat kecepatan yang tetap maupun berubah-ubah. 2) Aksen.

Aksen atau tekanan adalah suatu suara keras ekstra atau gerakan keras ekstra. Dapat pula dalam bentuk kumpulan suku kata yang diberi tekanan atau satuan ketukan yang diberi tekanan atau diaksentuasi.

3) Pola irama.

Pola irama adalah rangkaian suara atau gerakan pendek yang diletakkan di atas ketukan yang mendasari. Pola irama ini dapat bersifat rata dan dapat pula tidak rata. Contoh dari pola irama yang rata seperti gerak jalan, lari, lompat, hop, leap dan waltz. Sedangkan contoh dari pola irama yang tidak rata seperti berderap skip, langkah-tutup-langkah.

(22)

commit to user 4) Birama musik (phrase).

Birama adalah pengelompokan alami dari satuan ukuran untuk memberikan rasa tergenapi sementara. Birama sedikitnya terdiri dari dua ukuran panjang dan merupakan ekspresi dari gagasan atau konsep yang utuh dari musik. Satu rangkaian gerak dibuat untuk setiap birama musik.

c. Macam-macam Gerakan Dasar Fundamental

Peserta didik perlu diperkenalkan gerakan-gerakan dasar yang fundamental untuk memperkenalkan irama. Adapun gerakan-gerakan dasar tersebut adalah:

1) Gerak Lokomotor

a) Berjalan, adalah gerakan kaki secara bergantian, dengan salah satu kaki selalu kontak dengan lantai. Berat tubuh dipindahkan dari tumit kearah bola kaki

b) Berlari, adalah gerakan kaki yang cepat secara bergantian, kedua kaki meninggalkan tanah sebelum salah satu kaki bertumpu kembali. Gerakan lari ini dengan berbagai variasi. c) Hop (jangkit), adalah gerakan melompat dengan satu kaki dan

mendarat dengankaki yang sama.. Gerakan jangkit ini dengan berbagai variasi.

d) Melompat/meloncat, adalah gerakan memindahkan badan dari satu tempat ketempat lain dengan satu/dua kaki.

e) Skip (skipping), adalah gerakan gabungan antara melangkah (step) dan jangkit (hop).

f) Sliding, adalah gerakan melompat ke samping dengan satu kaki selalu berada didepan, dan posisi kedua kaki tebuka lebar.kemudian ke jari-jari untuk mendapatkan dorongan. Gerakan berjalan ini denganberbagai variasi.

(23)

commit to user

g) Berderap (gallop), adalah gerakan melompat ke depan dengan satu kaki selaluberada di depan, dan posisi kedua kaki terbuka lebar.

h) Leaping, adalah gerakan split di udara, yaitu suatu langkah yang dipanjangkanuntuk mencapai jarak yang cukup jauh. 2) Gerak Nonlokomotor

a) Goyangan, dilakukan oleh salah satu bagian tubuh.

b) Ayunan, gerakan ayunan keseluruhan maksudnya tidak hanya menggerakkan salahsatu bagian tubuh saja, melainkan seluruh tubuh terlibat.

c) Mengkerut/menekuk dan meregang/meluruskan. Mengkerut adalah gerakanmengontraksikan otot yang menyebabkan bagian badan melipat ke arah dalamatau membulat, menekuk, membengkok, sedangkan meregang adalah kontraksiotot yang menyebabkan badan atau bagian-bagiannya membuka, melebar ke arahluar.

d) Putaran, adalah berputar di tempat dengan bertumpu pada stu poros dengan satuatau dua kaki, satu atau dua lutut, pantat, punggung maupun perut.

3) Keterampilan Manipulatif.

a) Melempar, adalah keterampilan satu atau dua tangan yang digunakan untuk melontarkan suatu objek menjauhi tubuh ke ruang tertentu.

b) Menangkap, adalah gerakan yang melibatkan penghentian momentum suatu objek dan menambahkan kontrol terhadap objek tersebut dengan menggunakan satuatau dua tangan. Gerak dasar fundamental dapat dilakukan tanpa menggunakan alat maupun dengan menggunakan alat. Alat yang dipergunakan dalam gerakan itu banyak manfaatnya, seperti dikemukakan oleh Sumanto dan Sukiyo (1991:143) bahwa fungsi alat yang

(24)

commit to user

dipergunakan dalam latihan adalah untuk meningkatkan taraf kesukaran, keindaran, kevariasian, dan kegairahan melakukannya.

4) Gerak Non-Manipulatif

Gerakan non-manipulatif adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang tanpa menggunakan alat dan dapatberpindah tempat.termasuk gerakan non-manipulatif adalah gerakan yang dilakukan tanpa menggunakan alat pukul, dan mudah berpindah tempat, yaitu:Membelok, Berputar, Mengguling, Mengatur keseimbangan tubuh, Berpindah tempat, Melompat dan mendarar, mengkerut.

8. Gerak Ritmik

Gerak ritmik dalam tari ataupun olahraga dapat menjadi objek tontonan. Penari dan peolahragaan dapat membangkitkan rangsangan estetia bagi penikmatnya melalui media visual dan audial. Penari atau peolahraga ritmik dapat mengekspresikan dirinya sambil mengikuti irama musik. Irama music yang mengiringi tari, juga membangkitkan kesan estetika melalui rangsangan audio visual bagi penikmat dan pelakunya. Jadi gerak dalam tari menitik beratkan pada pada masalah keindahan, sedangkan gerak dalam olahraga merupakan alat untuk mendapatkan tujuan seperti kebugaran jasmani atau prestasi dalam olahraga.

a. Pengertian Gerak Irama

gerak irama merupakan suatu ilmu (science), karena disusun secara sistematik, terarah dan berguna bagi kepentingan diri seseorang dan masyarakat yang menggeluti secara mendalam isi yang terkandung dalam gerak irama, gerak irama juga merupakan gerak yang disadari dan disimulasi dengan adanya rangsangan terhadap seseorang, rangsangan tersebut diteruskan ke otak melalui syaraf sensorik (Bandi Delphie (2005:7). Pola gerak merupakan instrument penting dalam kegiatan

(25)

commit to user

pembelajaran atau layanan pendidikan yang bersifat khusu terhadap anak yang mempunyai kesulitan-kesulitan: gerak fisik, mental, perilaku, atau inteligensi.

Gerak irama dipakai sebagai salah satu pendekatan pembelajaran di sekolah, adalah berdasarkan tujuan utama munculnyairama dan asumsi ang menyatakan bahwa pola gerak-irama mempunyai kepentingan dalam upaya mengembangkan potensi dan kemampuan setiap peserta didik untuk menmcapai kompetensi dirinya secara bulat dan utuh.

b. Hubungan antara Gerak dengan Irama

Terjadinya irama disebabkan oleh suatu susunan peristiwa yang secara tertur terjadi berulangkali, dapat dikatakan bahwa irama merupakan suatu kenyataan dari pengalaman manusia yang terjadinya berlawanan dengan akal-budi manusia itu sendiri menurut (Bandi Delphi (2006:33).

Kaitan gerak dengan irama (Bandi Delphi(2006:13-14) antara lain: 1) Gerak-irama sudah dilakukan sejak seorang anak dilahirkan. 2) Suatu gerak dan irama merupakan media interaksi sosial.

3) Gerakan-gerakan berirama akan dapat terjadi oleh faktor-faktor interaksi sosial.

4) Gerak irama dapat dimunculkan karena faktor-faktor emosi pribadi seseorang.

5) Gerak-irama melalui perkembangan sesuai kurun waktu yang dimiliki seseorang sangat diperlukan bagi perkembangan daya nalar atau intelektual seseorang.

Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan atau kaitan gerak dengan irama adalah faktor interaksi social,emosi pribadi seseorang yang dapat berkembang melalui daya nalar atau intelektual seseorang.

(26)

commit to user

c. Tujuan gerak irama

Tujuan utama gerak irama dilakukan dalam kehidupan seseorang disebabkan oleh adanya empat kepentingan dalam fungsi kehidupan seseorang (Bandi Delphi(2006:14), meliputi:

1) Adanya persaan kepentingan dimana setiap orang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda antara satu dengan yang lain. 2) Azas stimulasi dalam fungsi kehidupan seseorang.

3) Adanya perbedaan antara pribadi seseorang dengan lingkungannya dalam kehidupan.

4) Adanya daya interaksi yang berbeda untuk setiao orang.

d. Pola gerak irama dan Fungsi gerak irama

Pola atau unsur gerak irama merupakan “jiwa” dari kegiatan belajar –mengajar dalam upaya “mencairkan” program pembelajaran yang mengalami “jalan buntu”, sehingga program satuan pembelajaran atau satuan pembelajaran disusun sesuai dengan kebutuhan khusus dari peserta didik sebagaimana dikemukakan (Bandi Delphi(2006:90-92) sebagai berikut:

Tabel 2.4 Pola Gerak Irama

Irama/nyanyian Gerakannya

a. Ke muka, ke belakang, ke samping kiri dan kanan (dua kali)

b. Ke muka, ke belakang, ke samping kanan (dua kali)

1.kaki kanan melangkah kedepan dan kaki kiri diangkat. Kaki kiri mundur kebelakang dimana kaki kanan diangkat. Selanjutnya melangkah kesamping kiri dan kanan (dilakukan dua kali)

2. seluruh tubuh di gerakkan kedepan dan kebelakang sambil melompat ke samping kiri dan kanan(gerakan inin dilakukan dua kali

3. semua gerakan dilakukan dalam posisi berbanjar. Guru berada di depan peserta didik.

(27)

commit to user

Gerak irama sebagai alat dalam program pembelajaran, mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan fisik 2) Meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan 3) Meningkatkan keterampilan gerak

4) Meningkatkan daya nalar dan kecerdasan

5) Menumbuhkan kehidupan yang kreatif, reaktif, dan akhirnya dapat bermasyarakat.

9. Dasar Gerak Ritmik

a. Langkah-langkah Dasar Dalam Gerak Ritmik

1) Langkah Biasa

Langkah biasa disebut dengan loopas. Cara melakukannya sebgai berikut:

a) Tahap persiapan :

(1) Berdiri sikap tegak lagkah kaki kiri

(2) Kedua lengan disamping badan/tolak pinggang (3) Pandangan kedepan

b) Tahap gerakan :

(1) Langkah kaki kanan kedepan mendarat diawali dengan tumit menyentuh lantai didepan kaki kiri.

(2) Setelah kaki kanan selesai melakukan gerakan kaki kiri melangkah seperti kaki kanan.

(3) Setiap gerakan diikuti gerak lutut mengeper. c) Akhir gerakan :

(1) Berdiri sikap tegak langkah kaki kiri

(28)

commit to user

Gambar 2.3 cara melakukan gerak langkah biasa (loopas) 2) Langkah Rapat

Langkah rapat disebut juga bijrekpas. cara melakukan sebagai berikut:

a) Tahap persiapn :

(1) Berdiri sikap tegak langkah kaki kiri

(2) Kedua lengan disamping badan/ tolak pinggang. (3) Pandangan kedepan.

b) Tahap gerakan :

(1) Langkahkan kaki kiri kedepan

(2) Setelah kaki kiri mendarat, langkahkan kaki kekanan kedepan didepan kaki kiri

(3) Setiap gerak diikuti gerak lutut mengeper c) Tahap akhir :

(1) Berdiri tegak, kedua kaki rapat (2) Kedua lengan disamping badan (3) Pandangan kedepan.

(29)

commit to user

Gambar 2.4 cara melakukan gerak langkah rapat (bijrekpas)

3) Langkah Keseimbangan

Langkah keseimbangan atau balanspas. Cara melakukan sebagai berikut:

a) Tahap persiapan :

(1) Berdiri tegak, kedua kaki rapat (2) Kedua lengan disamping badan (3) Pandangan kedepan

b) Tahap gerakan :

(1) Langkahkan kaki kiri kedepan

(2) Setelah kaki kiri mendarat, langkahkan kaki kanan kedepan, sebelum tumit kaki kanan turun, kaki kiri mundur diikuti kaki kanan merapat kaki kiri

(3) Setiap gerakan diikuti gerakan kaki mengeper c) Akhir gerakan :

(1) Berdiri tegak, kedua kaki rapat (2) Kedua lengan disamping badan

(30)

commit to user (3) Pandangn kedepan

Gambar 2.5 cara melakukan gerakan langkah keseimbangan (balanspas.)

4) Langkah Depan

Langkah samping atau disebut galonppas. Cara melakukannya sebagai berikut:

a) Tahap persiapan :

(1) Berdiri tegak langkah kaki kiri (2) Kedua lengan lurus disamping badan (3) Pandangan kedepan

b) Tahap gerakan :

(1) Langkahkan kaki kanan kedepan,kaki kiri mengikuti kaki kanan kedepan

(2) Langkahkan kaki kiri disusul langkah kaki kanan, kemudian langkah kaki kiri lagi

(3) Setiap gerakan diikuti gerakan lutut mengeper c) Akhir gerakan :

(1) Berdiri tegak, kedua kaki rapat (2) Kedua lengan disamping badan

(31)

commit to user (3) Pandangan kedepan

Gambar 2.6 cara melakukan gerakan langkah depan (galonppas)

b. Dasar Gerak Ayunan Lengan

1) Ayunan dua lengan tekuk depan belakang a) Tahap persiapan :

(1) Berdiri tegak langkah kaki kiri (2) kedua lengan lurus disamping badan (3) pandangan kedepan

b) Tahap gerakan :

(1) Hitungan satu ayunkan lengan kanan kebelakang, pandangan mata mengikuti lengan yang berada dibelakang, dan tangan diayun kedepan sejajar bahu.

(2) Hitungan dua ayunkan lengan kanan kedepan lewat samping bawah badan menuju lengan kiri, diikuti kaki kanan sambil kembali merapat pada kaki kiri.

(3) Hitungan empat lengan kiri diayun kembali kedepan merapat disamping badan, sedang lengan kanan ditarik

(32)

commit to user

kembali merapat disamping badan,sehingga kembali kesikap semula.

c) Akhir gerakan :

(1) Berdiri tegak, kedua kaki rapat (2) Kedua lengan disamping badan (3) Pandangn kedepan

Gambar 2.7 cara melakukan gerakan ayuna lengan satu lengan depan belakang

2) Ayunan satu lengan dari depan kesamping a) Tahap persiapan :

(1) Berdiri tegak langkah kaki kiri (2) kedua lengan lurus disamping badan (3) pandangan kedepan

b) Tahap gerakan :

(1) kedua tangan di luruskan kedepan,ayunkan satu lengan kearah kanan

(2) tangan kembali lurus dilanjutkan ayunkan satu lengan kearah kiri

(33)

commit to user

(3) gerakan dilakukan 8 ketukan,tangan kembali keposisi awal kedepan lurus

c) Akhir gerakan :

(1) Berdiri tegak, kedua kaki rapat (2) Kedua lengan disamping badan (3) Pandangn kedepan

Gambar 2.8 cara melakukan gerakan ayunan lengn satu lengan ke samping

3) Ayunan satu lengan kesamping bersamaan dengan memindahkan berat badan

a) Tahap persiapan :

(1) Berdiri tegak kedua kaki dibuka, kedua lengan terlentang (2) pandangan kedepan

b) Tahap gerakan :

(1) Pada hitungan satu ayunkan lengan kiri kekiri.

(2) Pada hitungan dua ayunkan lengan kanan kekiri bersamaan dengan memindahkan berat badan kekiri dan kedua lutut mengeper.

(34)

commit to user

(4) Pada hitungan empat ayunkan lengan kiri kekanan bersamaan dengan memindahkan berat badan kekanan disertai kedua lutut mengeper.

c) Tahap akhir :

(1) Berdiri tegak, langkah kanan (2) Tangan kembali kesamping badan (3) Pandangan kedepan

Gambar 2.9 cara melakukan gerakan ayunan lengan satu lengan ke samping bersamaan dengan memindahkan berat badan 4) Ayunan dua lengan depan belakang

a) Tahap persiapan :

(1) Berdiri tegak, kedua kaki rapat lurus (2) Kedua tangan disamping badan (3) Pandangan kedepan

b) Tahap gerakan :

(1) Ayunkan kedua lengan kebelakang dengan pandangan mata mengikuti arah lengan yang kebelakang

(2) Ayunkan lengan kanan dan kiri kedepan dengan lewat samping bawah badan

(35)

commit to user c) Tahap akhir :

(1) Berdiri tegak, langkah kanan (2) Tangan kembali kesamping badan (3) Pandangan kedepan

Gambar 2.10 cara melakukan gerakan ayunan dan lengan ke depan belakang

c. Gerakan Berputar/ Memutar

1) Tahap persiapan :

a) Berdiri tegak, kedua kaki rapat lurus b) Kedua tangan disamping badan c) Pandangan kedepan

2) Tahap gerakan :

a) Langkahkan kaki memutar ke kanan sampai kedepan gerakan semula

(36)

commit to user

c) Gerakan dilakukan 6x4 hitungan dengan irama 4/4 ketukan. 3) Tahap akhir :

a) Berdiri tegak

b) Tangan kembali kesamping badan c) Pandangan kedepan

Gambar 2.11 gerakan berputar

10.Rangkaian Gerakan Teknik Dasar Gerak Melangkah dan

Mengayun Lengan

a. Gerakan 1

Gerak langkah biasa dengan ayunan satu lengan depan belakang dan langkah rapat dengan ayunan satu lengan kesamping, urutan gerakan ini sebagai berikut :

1) Tahap persiapan :

a) Berdiri tegak, kedua lengan lurus kedepan b) Pandangan ke depan

2) Tahap gerakan :

a) Gerakan pertama Langkahkan kaki kanan kedepan dengan ayunan satu lengan kiri kebelakang dilanjutkan langkah kaki

(37)

commit to user

kiri kedepan dengan ayunan satu lengan kanan, lakukan dengan bergantian

b) Gerakan kedua Langkahkan kaki kanan kesamping kanan dan kaki kiri mengikuti arah kaki kanan kemudian rapat jinjit dengan kaki kiri disertai ayunan satu lengan kearah kanan,lakukan secara bergantian

c) Setiap gerakan mengayun dan melangkah diikuti lutut kaki mengeper

3) Gerakan akhir :

a) Gerakan pertama Hitungan ke empat kaki kiri merapat ke kanan ,Gerakan kedua kaki kanan merapat pada kaki kiri b) Berdiri tegak kedua lengan lurus kedepan

c) Pandangan ke depan

d) Gerakan pertama selesai rangkaian pergantian gerak memutar kanan kiri dilanjutkan gerakan kedua.

b. Gerakan 2

Gerakan langkah keseimbangan dengan ayunan satu lengan kesamping dengan memindahkan berat badan dan langkah depan dengan ayunan dua lengan depan belakang, urutan gerakan ini adalah sebagai berikut :

1) Tahap persiapan : a) Berdiri tegak

b) Kedua lengan di samping badan,kaki kanan jinjit c) Pandangan kedepan

2) Tahap gerakan :

a) Gerkan pertama buka kaki selebar bahu,kemudian ayunkan satu lengan kearah kanan dengan berat badan di kaki kanan,lakukan secara bergantian

b) Gerakan kedua langkahkan kaki kanan kedepan kaki kiri mengikuti disertai ayunan lengan ke depan kemudian ke belakang

(38)

commit to user

c) Gerakan dan ayunan selalu mengeper 3) Gerakan akhir :

a) Kedua kaki rapat b) Pandangan kedepan c) Kedua lengan

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat dibuat skema kerangka berpikir sebagai berikut :

Berdasarkan kerangka konseptual kerangka berpikir yang digambarkan di atas menunjukkan bahwa, dalam pembelajaran Gerak Kondisi awal

Guru : kurang tepat dalam menggunakan gaya mengajar dalam KBM penjas.

Peserta didik : Pemahaman rangkaian gerak ritmik masih kurang Tindakan Menerapkan Gaya mengajar Resiprocal untuk meningkatkan hasil belajar Aktivitas Ritmik Materi Pokok Gerak Ritmik.

Siklus I : Guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran dengan menerapkan gaya mengajar resiprocal untuk meningkatkan hasil belajar Aktivitas Ritmik Materi Pokok Gerak Ritmik.

Kondisi akhir Melalui penerapan Gaya mengajar Resiprocal dapat meningkatkan hasil Aktivitas Ritmik Materi Pokokm Gerak Ritmik

Siklus II: Upaya perbaikan dari siklus I sehingga dengan penerapan gaya mengajar resiprocal dapat berhasil meningkatkan hasil belajar Aktivitas Ritmik Materi Pokok Gerak Ritmik.

(39)

commit to user

Ritmik banyak kesulitan atau permasalahan yang dihadapi peserta didik. Dimana pembelajaran materi gerak ritmik selama ini masih berpusat pada guru pendidikan jasmani sehingga pembelajaran masih bersifat monoton dan siswa kurang aktif. Sehingga semua gerakan ritmik yang dilakukan peserta didik kelas VII A kurang maksimal dan tujuan pendidikan jasmani khususnya untuk meningkatkan hasil Aktivitas Ritmik Materi Pokok Gerak Ritmikpun belum tercapai.

Kondisi awal sebelum penelitian yaitu proses pembelajaran Aktivitas Ritmik Materi Pokok Gerak Ritmik yang belum berjalan secara efektif. Hal ini disebabkan oleh faktor kurangnya inovasi dan kreativitas guru dalam menggunakan gaya mengajar dan mengelola pengajaran. Akibatnya, peserta didik kurang memahami materi Gerak Ritmik sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Tingkat kesegaran jasmani rendah dan hasil belajar mata pelajaran pendidikan jasmani juga rendah karena minimnya aktivitas gerak dalam proses pembelajaran.

Dengan melihat kenyataan seperti itu, maka diterapkan pembelajaran Gerak Ritmik dengan Gaya mengajar Resiprocal. Berdasarkan Gaya mengajar resiprocal, gaya mengajar ini memberikan kemudahan bagi peserta didik. Karena peserta didik melaksanakan tugas dengan umpan balik yang diberikan teman sebayanya.

C. Hipotesisi Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan diatas dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : “ Penerapan Gaya Mengajar Resiprocal dapat Meningkatkan Hasil Belajar Aktivitas Ritmik Materi Pokok Gerak Ritmik Pada Peserta Didik Kelas VII A SMP N 1 Randublatung Blora Tahun Pelajaran 2015/1016”.

(40)

commit to user j)

Gambar

Tabel 2.1 Urutan presentasi menurut Robert Gagne   No  Instructional events  Activity
Tabel 2.2 Anatomi Dari Masing-masing Gaya
Gambar 2.1 Mekanisme Pembelajaran Gaya Mengajar Resiprocal Kelompok
Gambar 2.2 Anatomi Resiprocal dan Pergeseran Paradigma Gaya  Mengajar.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok kerja Unit Layanan Pengadaan Barang Jasa, telah melaksanakan tahapan Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) Dokumen Pengadaan dengan metode tanya jawab secara elektronik

Regulasi • Belum adanya national policy yang terintegrasi di sektor logistik, regulasi dan kebijakan masih bersifat parsial dan sektoral dan law enforcement lemah.. Kelembagaan

Potensi Pengembangan Kemenyan Sebagai Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu Spesifik Andalan Propinsi Sumatera Utara.. Makalah Seminar Nasional Himpunan Alumni-IPB dan HAPKA Fakultas

Maka akan membuka kesempatan bagi attacker untuk melakukan serangan terhadap server utama terhadap port 22, tidak akan jadi masalah jika attacker melakukan serangan

Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) merupakan reaktor yang mengolah limbah cair secara anaerob dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk mendegradasi bahan

Bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang

Pokja Pengadaan Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadan (ULP) pada Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro akan melaksanakan Seleksi Sederhana untuk paket pekerjaan

Layanan Dial-Up merupakan jasa akses internet yang memanfaatkan jaringan telepon biasa dan modem dial up, pelanggan diharuskan berlangganan ke Internet Service Provider