• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSTRUKSI DATA DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSTRUKSI DATA DASAR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Sumber data utama yang digunakan untuk membangun data dasar (data base) pada model CGE Indomini adalah Tabel I-O Indonesia tahun 2005. Model CGE Indomini merupakan model CGE yang sederhana dan analisisnya masih bersifat statis komparatif, sehingga faktor produksi hanya terdiri dari tenaga kerja dan modal. Disagregasi tenaga kerja menurut tingkat pendidikan, modal menurut kepemilikan tanah, rumahtangga menurut kelompok pendapatan dan lain-lain tidak dilakukan pada penelitian ini. Model CGE Indomini tidak memerlukan data Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) atau Social Accounting Matrix (SAM) untuk melengkapi data yang tidak tercakup pada Tabel I-O. Bab ini menjelaskan langkah-langkah dalam membangun data dasar model CGE Indomini dengan menggunakan data yang relevan.

4.1 Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2005

Tabel I-O yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tabel I-O Indonesia tahun 2005 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik. Tabel I-O Indonesia tahun 2005 terdiri dari dua sub-grup tabel, yaitu tabel dasar dan tabel analisis. Tabel dasar terdiri dari tabel transaksi total atas dasar harga konsumen, tabel transaksi total atas dasar harga produsen, tabel transaksi domestik atas dasar harga konsumen, tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen dan tabel transaksi impor atas dasar harga produsen. Tabel analisis diperoleh dari tabel dasar setelah dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Tabel ini meliputi tabel koefisien input, matriks kebalikan total atas dasar harga produsen dan matriks kebalikan domestik atas dasar harga produsen.

4.2 Struktur Input-Output

Struktur lengkap Tabel I-O dapat dilihat pada Gambar 3.1 (Bab 3). Matriks yang terdapat pada Tabel I-O terdiri dari matriks penyerapan input (absorption matrix) di tiap industri, matriks produk bersama dan matriks pajak. Kolom dari matriks penyerapan menunjukkan lima pelaku ekonomi yaitu produsen domestik, investor, rumah tangga, ekspor dan pemerintah. Semua data yang tertera pada Tabel I-O dihitung dalam satuan rupiah.

(2)

Baris pada Gambar 3.1 (pada Bab 3) menunjukkan asal dari pembelian komoditas yang dilakukan oleh pelaku ekonomi pada setiap kolom yang meliputi aliran bahan baku, tenaga kerja, modal, tanah, pajak tak langsung dan biaya lainnya. Aliran bahan baku dasar pada kolom pertama dan kedua menunjukkan aliran komoditas impor dan domestik yang digunakan oleh industri sebagai input atau pembentukan modal. Kolom pertama dan baris pertama adalah nilai dari bahan baku (input antara) dari komoditas (c) dan sumber (s) yang digunakan oleh setiap industri (i) pada proses produksinya. Selanjutnya aliran komoditas ke kolom ketiga menunjukkan komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Aliran komoditas ke kolom keempat dan kelima menunjukkan nilai komoditas yang diekspor dan dikonsumsi pemerintah. Disini dapat dilihat bahwa hubungan antar komoditas pada Tabel I-O menunjukkan hubungan sektoral antar industri dan hubungan agregat dari pelaku-pelaku ekonomi dalam ekonomi makro.

Alur tenaga kerja dari baris ketiga adalah upah dan gaji yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa faktor tenaga kerja yang digunakan oleh industri. Balas jasa faktor modal dimatrikskan pada baris keempat. Baris keempat ini menunjukkan besarnya biaya sewa modal yang digunakan oleh industri dalam proses produksi. Pajak produksi (pajak tak langsung) dimatrikskan pada baris kelima menunjukkan pajak yang dibayar oleh konsumen melalui produsen sebagai pajak tak langsung dikurangi dengan subsidi yang diterima. Matriks bea impor mencatat pembayaran bea impor atas tiap komoditas yang diimpor oleh setiap industri. Penelitian ini mengasumsikan bahwa sebuah industri hanya dapat memproduksi sebuah komoditas.

4.3 Agregasi dan Disagregasi Sektor

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka sektor yang tercakup dalam penelitian ini terdiri dari 36 sektor. Bila sektor-sektor tersebut dikatagorikan ke dalam sembilan sektor seperti pada PDB menurut lapangan usaha, maka disagregasi ke-36 sektor dalam penelitian dapat dikelompokkan sebagai berikut: sektor pertanian (didisagregasi menjadi 11 sektor), sektor pertambangan dan penggalian (didisagregasi menjadi 2 sektor), sektor industri pengolahan (didisagregasi menjadi 8 sektor), sektor listrik, gas dan air bersih (didisagregasi

(3)

menjadi 2 sektor), sektor bangunan (didisagregasi menjadi 3 sektor), sektor perdagangan, hotel dan restoran (didisagregasi menjadi 2 sektor), sektor pengangkutan dan komunikasi (didisagregasi menjadi 4 sektor), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (didisagregasi menjadi 2 sektor) dan sektor jasa-jasa (didisagregasi menjadi 2 sektor). Disagregasi sektor menurut PDB lapangan usaha ke dalam sektor penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Klasifikasi sektor dalam Penelitian menurut PDB lapangan usaha Klasifikasi Sektor PDB

menurut Lapangan Usaha

Klasifikasi sektor Penelitian (36 sektor) Notasi

1. Pertanian 1 Padi padi

2 palawija plwj

3 Tanaman bahan makanan lainnya tbmln

4 Karet karet

5 Kelapa Sawit klpswt

6 Kopi dan the kpteh

7 Tembakau dan Cengkeh tbkckh

8 Hasil perkebunan dan pertanian lainnya kebln

9 Peternakan dan hasilnya trkhsl

10 Kehutanan dan hasilnya htnhsl

11 Perikanan dan hasilnya ikanhsl

2. Pertambangan 1 Minyak dan gas bumi mykgas

2 Pertambangan dan penggalian lainnya tmbgln

3. Industri 1 Makanan, minuman dan rokok mkmnrk

2 Tekstil dan bahan tekstil tklbhn

3 Bahan kayu dan kertas kykts

4 kimia dan pupuk kmppk

5 Pengilangan minyak klgmyk

6 Plastik, karet dan bukan logam plkrtlg

7 Semen smn

8 Industri Lainnya indln

4. Listrik, Gas dan Air Minum

1 Listrik dan gas lrkgs

2 Air bersih air

5. Bangunan 1 Bangunan tempat tinggal & bkn tempat tinggal bttntt 2 Irigasi, Jalan, jembatan dan pelabuhan irgjjpel

3 Bangunan lainnya bgnln

6. Perdagangan, hotel dan restoran

1 Perdagangan dgg

2 Hotel dan restoran htlrst

7. Angkutan dan Komunikasi

1 Angkutan darat dan penunjang agkdrt

2 Angkutan air agkair

3 Angkutan udara agkudr

4 Komunikasi kom

8. Keuangan dan Jasa Perusahaan

1 Lembaga keuangan lbgug

2 Persewaan dan jasa perusahaan swpsh

9. Jasa 1 Pemerintahan umum pmrth

2 Jasa Lainnya jsln

Sumber: BPS, 2008 (diolah)

Untuk memadukan hasil agregasi sektor ekonomi yang digunakan dalam penelitian dengan Tabel I-O 2005, maka dilakukan mapping (pemetaan) antara

(4)

sektor ekonomi yang terdapat dalam penelitian (36 sektor) dan sektor ekonomi yang terdapat pada Tabel I-O 2005 (175 sektor). Proses mapping antara sektor pada Tabel I-O dan sektor dalam penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tujuan utama pelaksanaan kebijakan stimulus fiskal bidang infrastruktur padatkarya adalah untuk memperbaiki, menambah dan merevitalisasi infrastruktur ekonomi dalam rangka menggerakkan perekonomian nasional dan menyerap tenaga kerja untuk mengantisipasi dampak krisis ekonomi global. Untuk itu, proses agregasi sektor pada penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak kebijakan terhadap sektor yang memiliki karakteristik seperti penyerapan tenaga kerjanya tinggi, memiliki keterkaitan antar sektor yang kuat, memiliki keterkaitan dengan perdagangan antar negara dan memiliki ketergantungan terhadap penyediaan infrastruktur.

Tabel 4.2 Mapping sektor penelitian (36 sektor) dengan Tabel I-O (175 sektor) Agregasi sektor dalam Tabel I-O tahun 2005 Agregasi sektor dalam Penelitian

No Klasifikasi sektor No Klasifikasi sektor

1 p a d i 1 Padi

2 j a g u n g 2 palawija

3 ketela pohon 2 palawija

4 ubi jalar 2 palawija

5 umbi-umbian lainnya 2 palawija

6 kacang tanah 2 palawija

7 k e d e l e 2 palawija

8 kacang-kacangan lainnya 2 palawija

9 sayur-sayuran 2 palawija

10 buah-buahan 3 Tanaman bahan makanan lainnya

11 padi-padian dan bahan makanan lainnya 3 Tanaman bahan makanan lainnya

12 k a r e t 4 Karet

13 t e b u 8 Hasil perkebunan dan pertanian lainnya

14 k e l a p a 8 Hasil perkebunan dan pertanian lainnya

15 kelapa sawit 5 Kelapa Sawit

16 hasil tanaman serat 8 Hasil perkebunan dan pertanian lainnya

17 t e m b a k a u 7 Tembakau dan Cengkeh

18 k o p i 6 Kopi dan teh

19 t e h 6 Kopi dan teh

20 c e n g k e h 7 Tembakau dan Cengkeh

21 k a k a o 8 Hasil perkebunan dan pertanian lainnya

22 jambu mete 8 Hasil perkebunan dan pertanian lainnya

23 hasil perkebunan lainnya 8 Hasil perkebunan dan pertanian lainnya 24 hasil pertanian lainnya 8 Hasil perkebunan dan pertanian lainnya 25 ternak & hasil-hasilnya kecuali susu segar 9 Peternakan dan hasilnya

(5)

Tabel 4.2 Lanjutan

Agregasi sektor dalam Tabel I-O tahun 2005 Agregasi sektor dalam Penelitian

No Klasifikasi sektor No Klasifikasi sektor

26 susu segar 9 Peternakan dan hasilnya

27 unggas dan hasil-hasilnya 9 Peternakan dan hasilnya

28 hasil pemeliharaan hewan lainnya 9 Peternakan dan hasilnya

29 k a y u 10 Kehutanan dan hasilnya

30 hasil hutan lainnya 10 Kehutanan dan hasilnya

31 ikan laut dan hasil laut lainnya 11 Perikanan dan hasilnya 32 ikan darat dan hasil perairan darat 11 Perikanan dan hasilnya

33 u d a n g 11 Perikanan dan hasilnya

34 jasa pertanian 8 Hasil perkebunan dan pertanian lainnya

35 batubara 13 Pertambangan dan penggalian lainnya

36 minyak bumi 12 Minyak dan gas bumi

37 gas bumi dan panas bumi 12 Minyak dan gas bumi

38 bijih timah 13 Pertambangan dan penggalian lainnya

39 bijih nikel 13 Pertambangan dan penggalian lainnya

40 bijih bauksit 13 Pertambangan dan penggalian lainnya

41 bijih tembaga 13 Pertambangan dan penggalian lainnya

42 bijih emas 13 Pertambangan dan penggalian lainnya

43 bijih perak 13 Pertambangan dan penggalian lainnya

44 bijih dan pasir besi 13 Pertambangan dan penggalian lainnya

45 barang tambang logam lainnya 13 Pertambangan dan penggalian lainnya 46 barang tambang mineral bukan logam 13 Pertambangan dan penggalian lainnya

47 garam kasar 13 Pertambangan dan penggalian lainnya

48 barang galian segala jenis 13 Pertambangan dan penggalian lainnya 49 daging, jeroan dan sejenisnya 9 Peternakan dan hasilnya

50 daging olahan dan awetan 14 Industri makanan, minuman dan rokok 51 makanan dan minuman terbuat dari susu 14 Industri makanan, minuman dan rokok 52 buah-buahan dan sayur-sayuran olahan

dan awetan

14 Industri makanan, minuman dan rokok 53 ikan kering dan ikan asin 14 Industri makanan, minuman dan rokok

54 ikan olahan dan awetan 14 Industri makanan, minuman dan rokok

55 kopra 14 Industri makanan, minuman dan rokok

56 minyak hewani dan minyak nabati 14 Industri makanan, minuman dan rokok

57 b e r a s 14 Industri makanan, minuman dan rokok

58 tepung terigu 14 Industri makanan, minuman dan rokok

59 tepung lainnya 14 Industri makanan, minuman dan rokok

60 roti, biskuit dan sejenisnya 14 Industri makanan, minuman dan rokok 61 mie, makaroni dan sejenisnya 14 Industri makanan, minuman dan rokok

62 g u l a 14 Industri makanan, minuman dan rokok

63 biji-bijian kupasan 14 Industri makanan, minuman dan rokok

64 coklat dan kembang gula 14 Industri makanan, minuman dan rokok 65 kopi giling dan kupasan 14 Industri makanan, minuman dan rokok

66 teh olahan 14 Industri makanan, minuman dan rokok

67 hasil pengolahan kedele 14 Industri makanan, minuman dan rokok

68 makanan lainnya 14 Industri makanan, minuman dan rokok

69 pakan ternak 14 Industri makanan, minuman dan rokok

70 minuman beralkohol 14 Industri makanan, minuman dan rokok

71 minuman tak beralkohol 14 Industri makanan, minuman dan rokok

72 tembakau olahan 14 Industri makanan, minuman dan rokok

(6)

Tabel 4.2 Lanjutan

Agregasi sektor dalam Tabel I-O tahun 2005 Agregasi sektor dalam Penelitian

No Klasifikasi sektor No Klasifikasi sektor

74 kapuk bersih 15 Industri tekstil dan bahan tekstil

75 benang 15 Industri tekstil dan bahan tekstil

76 t e k s t i l 15 Industri tekstil dan bahan tekstil

77 tekstil jadi kecuali pakaian 15 Industri tekstil dan bahan tekstil 78 barang-barang rajutan 15 Industri tekstil dan bahan tekstil

79 pakaian jadi 15 Industri tekstil dan bahan tekstil

80 permadani, tali dan tekstil lainnya 15 Industri tekstil dan bahan tekstil 81 kulit samakan dan olahan 15 Industri tekstil dan bahan tekstil 82 barang-barang dari kulit 15 Industri tekstil dan bahan tekstil

83 alas kaki 15 Industri tekstil dan bahan tekstil

84 kayu gergajian dan awetan 16 Industri bahan kayu dan kertas 85 kayu lapis dan sejenisnya 16 Industri bahan kayu dan kertas 86 bahan bangunan dari kayu 16 Industri bahan kayu dan kertas 87 perabot rumah tangga terbuat dari kayu,

bambu & rota

16 Industri bahan kayu dan kertas 88 Barang-barang lainnya terbuat dari kayu,

gabus, bamb

16 Industri bahan kayu dan kertas 89 barang anyaman kecuali terbuat dari

plastik

16 Industri bahan kayu dan kertas

90 bubur kertas 16 Industri bahan kayu dan kertas

91 kertas dan karton 16 Industri bahan kayu dan kertas

92 barang-barang dari kertas dan karton 16 Industri bahan kayu dan kertas

93 barang cetakan 16 Industri bahan kayu dan kertas

94 kimia dasar kecuali pupuk 17 Industri kimia dan pupuk

95 p u p u k 17 Industri kimia dan pupuk

96 pestisida 17 Industri kimia dan pupuk

97 damar sintetis, bahan plastik dan serat sintetis

17 Industri kimia dan pupuk

98 cat, vernis dan lak 17 Industri kimia dan pupuk

99 obat-obatan 17 Industri kimia dan pupuk

100 jamu 17 Industri kimia dan pupuk

101 sabun dan bahan pembersih 17 Industri kimia dan pupuk

102 barang-barang kosmetik 17 Industri kimia dan pupuk

103 barang-barang kimia lainnya 17 Industri kimia dan pupuk 104 barang-barang hasil kilang minyak 18 Industri pengilangan minyak

105 gas alam cair (lng) 18 Industri pengilangan minyak

106 karet remah dan karet asap 19 Industri plastik, karet dan bukan logam

107 b a n 19 Industri plastik, karet dan bukan logam

108 barang-barang lainnya dari karet 19 Industri plastik, karet dan bukan logam 109 barang-barang plastik 19 Industri plastik, karet dan bukan logam 110 keramik dan barang-barang dari tanah liat 19 Industri plastik, karet dan bukan logam 111 kaca dan barang-barang dari kaca 19 Industri plastik, karet dan bukan logam 112 bahan bangunan keramik dan dari tanah

liat

19 Industri plastik, karet dan bukan logam

113 semen 20 Industri semen

114 barang-barang lainnya dari bahan bukan logam

19 Industri plastik, karet dan bukan logam

(7)

Tabel 4.2 Lanjutan

Agregasi sektor dalam Tabel I-O tahun 2005 Agregasi sektor dalam Penelitian

No Klasifikasi sektor No Klasifikasi sektor

116 barang-barang dari besi dan baja dasar 21 Industri Lainnya

117 logam dasar bukan besi 21 Industri Lainnya

118 barang-barang dari logam dasar bukan besi

21 Industri Lainnya 119 alat-alat dapur, pertukangan dan

pertanian dari logam

21 Industri Lainnya 120 perabot rumah tangga dan kantor dari

logam

21 Industri Lainnya

121 bahan bangunan dari logam 21 Industri Lainnya

122 barang-barang logam lainnya 21 Industri Lainnya

123 mesin penggerak mula 21 Industri Lainnya

124 mesin dan perlengkapannya 21 Industri Lainnya

125 mesin pembangkit dan motor listrik 21 Industri Lainnya 126 mesin listrik dan perlengkapannya 21 Industri Lainnya 127 barang-barang elektronika, komunikasi

& perlengkapannya

21 Industri Lainnya 128 alat listrik untuk rumah tangga 21 Industri Lainnya 129 perlengkapan listrik lainnya 21 Industri Lainnya

130 baterai dan aki 21 Industri Lainnya

131 kapal dan jasa perbaikannya 21 Industri Lainnya 132 kereta api dan jasa perbaikannya 21 Industri Lainnya 133 kendaraan bermotor kecuali sepeda

motor

21 Industri Lainnya

134 sepeda motor 21 Industri Lainnya

135 alat pengangkutan lainnya 21 Industri Lainnya

136 pesawat terbang dan jasa perbaikannya 21 Industri Lainnya 137 alat ukur, fotografi, optik dan jam 21 Industri Lainnya

138 barang-barang perhiasan 21 Industri Lainnya

139 alat-alat musik 21 Industri Lainnya

140 alat-alat olahraga 21 Industri Lainnya

141 barang-barang industri lainnya 21 Industri Lainnya

142 listrik dan gas 22 Listrik dan gas

143 air bersih 23 Air bersih

144 bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal

24 Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal

145 prasarana pertanian 25 Irigasi, Jalan, jembatan dan pelabuhan

146 jalan, jembatan dan pelabuhan 25 Irigasi, Jalan, jembatan dan pelabuhan 147 bangunan & instansi listrik, gas, air

minum & komunikasi

26 Bangunan lainnya

148 bangunan lainnya 26 Bangunan lainnya

149 jasa perdagangan 27 Perdagangan

150 jasa restoran 28 Hotel dan restoran

151 jasa perhotelan 28 Hotel dan restoran

152 jasa angkutan kereta api 29 Angkutan darat dan penunjang

153 jasa angkutan jalan raya 29 Angkutan darat dan penunjang

154 jasa angkutan laut 30 Angkutan air

155 jasa angkutan sungai dan danau 30 Angkutan air

(8)

Tabel 4.2 Lanjutan

Agregasi sektor dalam Tabel I-O tahun 2005 Agregasi sektor dalam Penelitian

No Klasifikasi sektor No Klasifikasi sektor

157 jasa penunjang angkutan 29 Angkutan darat dan penunjang

158 jasa komunikasi 32 Komunikasi

159 bank 33 Lembaga keuangan

160 lembaga keuangan lainnya 33 Lembaga keuangan

161 asuransi dan dana pensiun 33 Lembaga keuangan

162 sewa bangunan dan sewa tanah 34 Persewaan dan jasa perusahaan

163 jasa perusahaan 34 Persewaan dan jasa perusahaan

164 jasa pemerintahan umum 35 Pemerintahan umum

165 jasa pendidikan pemerintah 36 Jasa Lainnya

166 jasa kesehatan pemerintah 36 Jasa Lainnya

167 jasa pemerintahan lainnya 36 Jasa Lainnya

168 jasa pendidikan swasta 36 Jasa Lainnya

169 jasa kesehatan swasta 36 Jasa Lainnya

170 jasa kemasyarakatan swasta lainnya 36 Jasa Lainnya 171 film dan jasa distribusi swasta 36 Jasa Lainnya 172 jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan 36 Jasa Lainnya

173 jasa perbengkelan 36 Jasa Lainnya

174 jasa perorangan dan rumah tangga 36 Jasa Lainnya 175 barang dan jasa yang tidak termasuk

dimanapun

36 Jasa Lainnya Sumber: BPS, 2008 (diolah)

4.4 Klasifikasi Input Primer

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, karena model Indomini merupakan model CGE sederhana, maka pada penelitian ini input primer hanya terdiri dari tenaga kerja dan modal. Modal meliputi pembayaran atas lahan dan sewa barang modal yang digunakan dalam proses produksi oleh masing-masing sektor produksi. Pembayaran tenaga kerja meliputi upah dan gaji yang dibayar oleh setiap sektor perekonomian (industri).

4.5 Klasifikasi Pengguna (User)

Pengguna barang dan jasa dapat dibedakan menurut dua kelompok utama, yaitu pengguna antara (intermediate product) dan pengguna akhir (final user). Pengguna antara adalah pembelian yang dilakukan oleh industri tertentu terhadap output industri-industri lainnya dengan tujuan bukan untuk konsumsi, investasi, ekspor, dan inventori. Pembelian barang/jasa oleh pengguna antara tersebut untuk mendukung proses produksi dan bersifat habis pakai dalam satu periode akuntansi. Pengguna antara pada penelitian ini meliputi 36 sektor ekonomi, yaitu (1) padi, (2) palawija, (3) tanaman bahan makanan lainnya, (4) karet, (5) kelapa

(9)

sawit, (6) kopi dan teh, (7) tembakau dan cengkeh, (8) hasil perkebunan dan pertanian lainnya, (9) peternakan dan hasilnya, (10) kehutanan dan hasilnya, (11) perikanan dan hasilnya, (12) minyak dan gas bumi, (13) pertambangan dan penggalian lainnya, (14) industri makanan, minuman dan rokok, (15) industri tekstil dan bahan tekstil, (16) industri bahan kayu dan kertas, (17) industri kimia dan pupuk, (18) industri pengilangan minyak, (19) industri plastik, karet dan bukan logam, (20) industri semen, (21) industri lainnya, (22) listrik dan gas, (23) air bersih, (24) bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, (25) irigasi, jalan, jembatan dan pelabuhan, (26) bangunan lainnya, (27) perdagangan, (28) hotel dan restoran, (29) angkutan darat dan penunjang, (30) angkutan air, (31) angkutan udara, (32) komunikasi, (33) lembaga keuangan, (34) persewaan dan jasa perusahaan, (35) pemerintahan umum, dan (36) jasa lainnya.

Pengguna akhir pada penelitian ini terdiri dari 4 kelompok, yaitu: (1) investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB), (2) konsumsi rumahtangga, (3) konsumsi pemerintah dan (4) ekspor. Pembelian barang dan jasa oleh pengguna akhir ini ditujukan untuk konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor. Tiga bagian pertama merupakan pengguna akhir dari dalam negeri (domestik) dan satu bagian lainnya merupakan pengguna akhir luar negeri (ekspor). Ketentuan tersebut menunjukkan bahwa tujuan pembelian barang dan jasa oleh pengguna akhir adalah dalam rangka menambah aset karena umur penggunaannya lebih dari satu periode akuntansi. Dengan demikian maka total pengguna pada penelitian ini sebanyak 40 pengguna, yang merupakan penjumlahan dari pengguna antara dan pengguna akhir. Sementara jumlah pengguna domestik adalah sebanyak 39 pengguna, yaitu total pengguna dikurangi dengan pengguna luar negeri (ekspor).

4.6 Klasifikasi Sumber

Output yang berwujud barang dan jasa pada suatu wilayah (perekonomian), sesungguhnya bersumber dari produksi dalam negeri wilayah itu sendiri dan berasal dari produksi luar negeri. Berdasarkan kondisi ini maka sumber komoditas dibedakan menjadi dua sumber, yaitu domestik dan impor. Nilai komoditas yang diimpor menurut industri dapat diperoleh dari Tabel I-O transaksi impor,

(10)

sedangkan nilai komoditas domestik menurut industri diperoleh dari Tabel I-O transaksi domestik. Karena BPS mempublikasikan Tabel I-O Indonesia tahun 2005 menurut transaksi total dan transaksi domestik, maka untuk memperoleh nilai transaksi impor dilakukan dengan cara mengurangkan Tabel I-O transaksi total dengan Tabel I-O transaksi domestik. Semua jenis transaksi dalam Tabel I-O tersebut dihitung menurut harga produsen. Proses manipulasi data dilakukan dengan menggunakan software Excell 2007.

4.7 Elastisitas dan Parameter Lain

Data-data lain yang dibutuhkan untuk membangun model CGE Indomini selain yang telah disebutkan di atas, dibutuhkan juga data-data parameter behavioral lainnya. Parameter elastisitas yang digunakan dalam model Indomini antara lain elastisitas Armington, elastisitas substitusi input primer dan elastisitas permintaan ekspor.

4.7.1 Elastisitas Armington

Armington mengemukakan teori mengenai permintaan barang dalam aktivitas perdagangan internasional. Dalam teori yang dikembangkannya, Armington memperkenalkan asumsi bahwa produk yang diperdagangkan secara internasional berbeda berdasarkan lokasi produksinya. Armington juga mengasumsikan bahwa dalam suatu negara, setiap industri hanya menghasilkan satu produk dan bahwa produk ini berbeda dari produk industri yang sama dari negara lain. Dari sudut pandang konsumen, produk suatu industri yang berasal dari berbagai negara merupakan sekelompok barang yang dapat saling bersubstitusi. Tingkat substitusi di antara barang yang dihasilkan oleh industri domestik dan industri di negara lain besifat tidak sempurna (imperfect of substitution). Derajat substitusi di antara kedua barang tersebut selanjutnya dikenal secara luas sebagai elastisitas substitusi Armington atau elastisitas Armington.

Asumsi Armington terhadap produk yang terdiferensiasi secara nasional telah diadopsi secara luas dalam model CGE untuk mendefinisikan permintaan barang-barang domestik dan barang-barang impor. Nilai elastisitas Armington untuk tiap komoditas dalam penelitian ini, mengikuti model yang dikembangkan

(11)

oleh Oktaviani (2000). Nilai elastisitas Armington diestimasi dengan menggunakan data time series yang tersedia. Untuk mengestimasi elastisitas Armington diperlukan data volume dan harga barang impor serta data produksi dan harga barang domestik. Nilai parameter elastisitas tersebut disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Parameter elastisitas yang digunakan dalam model

No Sektor penelitian Elastisitas Armington Substitusi input primer Permintaan ekspor 1 Padi 5.10 0.50 9.98 2 palawija 3.10 0.50 3.88

3 Tanaman bahan makanan lainnya 1.60 0.50 4.80

4 Karet 2.50 0.50 4.99

5 Kelapa sawit 2.50 0.50 4.87

6 Kopi dan teh 3.45 0.75 4.15

7 Tembakau dan cengkeh 2.50 0.50 3.05

8 Hasil perkebunan dan pertanian lainnya 2.31 0.44 3.89

9 Peternakan dan hasilnya 1.92 0.40 3.70

10 Kehutanan dan hasilnya 3.40 0.50 4.60

11 Perikanan dan hasilnya 1.30 0.50 2.23

12 Minyak dan gas bumi 11.20 0.50 17.45

13 Pertambangan dan penggalian lainnya 3.40 0.04 1.93

14 Industri makanan, minuman dan rokok 2.15 0.36 4.13

15 Industri tekstil dan bahan tekstil 3.75 0.44 7.39

16 Industri bahan kayu dan kertas 3.24 0.44 5.81

17 Industri kimia dan pupuk 3.30 0.44 6.49

18 Industri pengilangan minyak 2.45 0.45 14.90

19 Industri plastik, karet dan bukan logam 3.39 0.44 7.43

20 Industri semen 3.80 0.44 7.42

21 Industri lainnya 3.94 0.44 7.44

22 Listrik dan gas 10.00 0.50 5.60

23 Air bersih 2.80 0.50 5.58

24

Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat

tinggal 1.90 0.20 3.78

25 Irigasi, Jalan, jembatan dan pelabuhan 1.90 0.20 3.80

26 Bangunan lainnya 1.90 0.20 3.80

27 Perdagangan 1.90 0.50 3.78

28 Hotel dan restoran 1.90 0.50 3.80

29 Angkutan darat dan penunjang 1.90 0.07 3.80

30 Angkutan air 1.90 0.05 3.80

31 Angkutan udara 1.90 0.07 3.78

32 Komunikasi 1.90 0.07 3.78

33 Lembaga keuangan 1.90 0.50 3.80

34 Persewaan dan jasa perusahaan 1.90 0.50 3.80

35 Pemerintahan umum 1.90 0.50 3.78

36 Jasa lainnya 1.90 0.50 3.80

(12)

4.7.2 Elastisitas Substitusi Input Primer

Elastisitas substitusi input primer menunjukkan bagaimana respons dari setiap input pada setiap sektor akibat perubahan harga input. Pada fungsi produksi CES, faktor primer disubstitusi sesamanya dengan elastisitas substitusi yang konstan. Nilai yang sama juga diberlakukan untuk semua faktor yang saling berpasangan. Biasanya nilai yang digunakan untuk elastisitas ini adalah 0.5. Kisaran nilai 0.5 tersebut telah digunakan dalam model ORANI, ORANI-F dan ORANI-G pada perekonomian Australia [Horridge et al (1993) dan Horridge et al (1997) dalam Delis (2008)]. Penentuan nilai elastisitas substitusi input primer dalam penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Oktaviani (2000). Nilai elastisitas substitusi input primer masing-masing sektor/komoditas disajikan pada Tabel 4.3.

4.7.3 Elastisitas Permintaan Ekspor

Elastisitas permintaan ekspor menunjukkan respons permintaan komoditas ekspor terhadap perubahan harganya di pasar internasional. Pada perekonomian internasional, Indonesia diasumsikan sebagai negara kecil, sehingga ekspor Indonesia tidak akan memengaruhi harga dunia. Nilai elastisitas permintaan ekspor dalam penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Oktaviani (2000), yang diestimasi dengan menggunakan data volume dan nilai ekspor. Elastisitas permintaan ekspor masing-masing sektor/komoditas disajikan pada Tabel 4.3.

4.8 Membuat File Header Array

File header array merupakan file yang memuat matriks-matriks data dasar dan set dari setiap komoditas, industri, pengguna, sumber komoditas beserta faktor produksi (input) yang digunakan. Pada umumnya dimensi matriks-matriks yang terdapat pada data dasar berukuran dua dimensi, tetapi beberapa matriks memiliki ukuran tiga dimensi. File ‘har’ telah dibuat sedemikian hingga memungkinkan untuk membuat data dasar yang memiliki dimensi matriks lebih dari dua. Setelah semua data dasar yang dibutuhkan tersedia, maka prosedur yang dilakukan untuk membuat file header array adalah sebagai berikut:

(13)

1 Melakukan entry data terhadap data-data pada Tabel I-O Indonesia tahun 2005 ke dalam software excel 2007. Tabel I-O yang digunakan adalah Tabel I-O transaksi total atas dasar harga produsen dan Tabel I-O transaksi domestik atas dasar harga produsen. Tabel I-O transaksi impor atas dasar harga produsen diperoleh dengan cara mengurangkan Tabel I-O transaksi total atas dasar harga produsen dengan Tabel I-O transaksi domestik atas dasar harga produsen.

2 Melakukan agregasi sektor dari 175 sektor yang terdapat pada Tabel I-O Indonesia tahun 2005, menjadi 36 sektor penelitian (Tabel 4.2). Proses agregasi dapat dilakukan dengan menggunakan software excel 2007, Gempack maupun program “GRIMP”.

3 Melakukan penyesuaian kolom dan baris pada Tabel I-O sesuai dengan kebutuhan data dasar pada model CGE Indomini, dengan cara sebagai berikut:

o Menghapus baris jumlah input antara dan nilai tambah kotor yang terdapat pada Tabel I-O, baik pada Tabel I-O transaksi total, domestik maupun impor. Dihapuskannya baris ini adalah untuk menghilangkan masalah perhitungan ganda pada nilai input.

o Menghapus nilai total permintaan antara, total permintaan akhir, total permintaan, total impor, margin perdagangan besar, margin perdagangan kecil, biaya transportasi dan margin perdagangan total dan biaya transportasi total pada kolom yang terdapat pada Tabel I-O (tabel total, domestik dan impor). Dihapuskannya nilai yang terdapat pada matriks permintaan adalah untuk menghilangkan masalah perhitungan ganda, sedangkan dihapuskannya nilai matriks margin dikarenakan nilai-nilai yang terdapat pada matriks tersebut bernilai nol.

o Menambahkan baris pajak impor (tarif impor) pada baris terakhir pada data dasar.

4 Menggunakan program Modhar, semua data di atas dikonversi ke dalam file har. File har tersebut merupakan matriks-matriks dasar pada model CGE

(14)

Indomini. Selain data di atas, file lain yang dibutuhkan untuk membuat file har adalah sebagai berikut:

o File Modraw.inp sebagai input statemen ketika melakukan running program Modhar. File ini terdiri dari file header array yang akan dibuat dan semua file .csv di atas.

o File Dgscale.inp sebagai input statemen untuk membagi nilai-nilai yang terdapat pada data input statemen dengan angka 1000. File ini digunakan sebagai input statemen pada program DAGG.

o Rawdata.bat sebagai file bat untuk melakukan running program Modhar dan program DAGG dalam “batch” mode. File ini merupakan statemen untuk melakukan running program Modhar dan DAGG.

4.9 Software GEMPACK

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa analisis pada penelitian ini menggunakan metode CGE Indomini yang dijalankan oleh Software Gempack (General Equilibrium Modelling PACKage), selanjutnya disebut sebagai Gempack. Gempack dapat menyelesaikan masalah ekonomi secara luas dan mempunyai kapasitas yang baik dalam memecahkan model intertemporal. Gempack berguna untuk membangun data dasar, memodifikasi/membangun persamaan-persamaan dan melakukan simulasi kebijakan yang diinginkan. Secara garis besar Gempack terdiri dari:

1 File Tablo yang memuat persamaan-persamaan ekonomi yang ditulis dalam bentuk linear dan dibagi menjadi blok-blok persamaan, misalnya blok produksi, faktor produksi, investasi dan lain-lain. File ini bukan merupakan bahasa program, sehingga dapat dibaca bagi yang tidak mengerti bahasa program.

2 File STI yang berisi perintah untuk mengubah bahasa tablo menjadi bahasa program.

3 File HAR yang berisi matrik-matrik data yang sesuai dengan sistem persamaan yang dibangun dalam model CGE. Data yang digunakan bersumber dari Tabel I-O dan parameter-parameter lainnya yang dibutuhkan dalam model.

(15)

4 File CMF yang memuat file data yang dibutuhkan, file output yang akan dihasilkan, pilihan variabel eksogen (closure) dan variabel endogen, metode simulasi, pilihan dan besarnya shock perubahan kebijakan yang dianalisis. 5 GEMSIM yang digunakan untuk untuk melakukan running file CMF dan

menghasilkan solusi dari simulasi.

6 Berbagai fasilitas lainnya yang digunakan antara lain untuk membangun dan memodifikasi data dasar.

4.10 Prosedur Kerja GEMPACK

Gempack terdiri dari beberapa file, yaitu file tablo, file har dan file cmf. File-file tersebut dibuat secara terpisah yang kemudian dikombinasikan oleh Gempack menjadi satu kesatuan. Untuk mempermudah pengertian file tablo dan file har diberi nama menjadi file Indomini. Indomini adalah aplikasi model CGE sederhana dengan menggunakan Gempack yang diadopsi dari model minimal yang dikembangkan oleh Monash University di Australia. Nama-nama file tersebut diubah menjadi: Indomini.tab, Indomini.sti, Indomini.har, dan Indomini.cmf.

Sumber : Horridge dan Powel, 2001

Gambar 4.1 Prosedur melakukan running file tablo dan file STI

Gambar 4.1 menunjukkan prosedur Gempack dalam melakukan proses spesifikasi terhadap file-file di atas guna menemukan “solution file” pada suatu simulasi kebijakan. Dengan menggunakan Tablo program, kedua jenis teks file

Indomini.tab

TABLO

Program Indomini for

Indomini.sti FORTRAN Compiler Indomini.exe Indomini.axt Indomini.axs Keterangan Program Binary File Text File

(16)

(Indomini.tab dan Indomini.sti) diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan auxiliary file yaitu file Indomini.for yang kemudian dikonversi ke dalam Fortran. Selanjutnya Fortran akan mengkompilasi file Indomini.for ke dalam eksekusi program yaitu Indomini.exe. Tablo program juga memproduksi dua jenis aux-iliary files, yaitu Indomini.axs and Indomini.axt.

Sumber: Horridge dan Powel, 2001

Gambar 4.2 Prosedur memperoleh file solusi pada Gempack

Gambar 4.2 mendeskripsikan prosedur program Indomini.exe dalam memproduksi sebuah solusi akhir. Pada tahap ini dibutuhkan dua auxiliary files lainnya, yaitu Indomini.axs dan Indomini.axt. File-file lain yang dibutuhkan adalah Indomini.har dan Indomini.cmf. Dengan menggunakan file-file tersebut program Indomini.exe akan menghasilkan:

1 Sebuah file solusi (SL4) yang memuat dampak yang ditimbulkan oleh perubahan peubah eksogen (policy shock) terhadap variabel-variabel endogen. Besaran efek tersebut dihitung dalam satuan persentase.

2 Sebuah file update data dasar, file ini memiliki format yang sama dengan Indomini.har tetapi memuat data-data setelah dilakukan simulasi (post-shock equilibrium). RunGEM CMF File Indomini.exe Indomini.axt Auxiliary file Indomini.har Pre-simulation (base) data Indomini.axs Auxiliary file Summary of updated data Summary of base data Post-simulation (updated) data SL4 solution file of simulation results Solution Method Shock Closure

(17)

3 Dua file summary (summary files) merupakan ringkasan nilai-nilai total (misalnya nilai PDB total dari sisi pengeluaran dan penerimaan) sebelum dan setelah dilakukan simulasi kebijakan.

4.11 Membuat File Tablo

File Tablo memuat persamaan-persamaan beserta set, subset, peubah, koefisien dan parameter-parameter yang digunakan dalam model CGE Indomini. Mengingat jumlah persamaan yang terdapat dalam file tablo sangat banyak maka pada penelitian ini, file Tablo disajikan pada Lampiran 1.

(18)

Gambar

Tabel 4.1  Klasifikasi sektor dalam Penelitian menurut PDB lapangan usaha  Klasifikasi Sektor PDB
Tabel 4.2  Lanjutan
Tabel 4.2  Lanjutan
Tabel 4.2  Lanjutan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Taman SYIFA merupakan salah satu industri kecil obat tradisional di Bogor yang memanfaatkan tanaman obat sebagai bahan baku untuk kegiatan produksinya..

Ditinjau dari aspek bahan baku, aspek teknologi, aspek lingkungan, dan aspek komersial, ubi kayu lebih menjanjikan sebagai bahan baku industri bioetanol dibanding komoditas

PUSPA INDAH dalam proses produksinya tidak menggunakan bahan baku kayu bulat yang berasal dari hutan negara. Seluruh sumber bahan baku kayu bulat berasal dari hutan

kolom yang lain kemudian membaca data baris, misal tombol SW1 ditekan maka data baris pertama (Row1) akan LOW sehingga data baris yang dibaca adalah 0111, atau

kegiatan produksinya industri ini juga membutuhkan faktor geografis sebagai faktor pendukung industri tersebut, seperti ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga

INTI MAKMUR dalam proses produksinya tidak menggunakan bahan baku kayu bulat yang berasal dari hutan negara.. Seluruh sumber bahan baku kayu bulat berasal dari

Untuk beberapa industri, letak sumber bahan baku sangat bepengaruh. Biasanya pabrik diletakkan di dekat sumber bahan baku apabila dalam proses produksi bahan baku mengalami

Pekerjaan Kolom Pekerjaan Kolom Inventarisasi Unit Proses Inventarisasi Unit Proses Pengadaan bahan baku Transportasi menuju batching plant / area pabrikasi Mixing beton & proses