78 BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang
berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil
pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio keuangan
selama lima tahun maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang akan
dilakukan dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih
dahulu yang meliputi: uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji
heteroskedasitas, dan uji autokorelasi, output dari uji diatas adalah sebagai
baerikut:
A. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang
digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum,
nilai minimum, serta nilai rata-rata serta standard deviasi dari masing-masing
variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, Net Profit
Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), Dividen Payout Ratio (DPR) dan Harga Saham. Hasil olah data deskriptif dapat
79 Tabel 4.1
DESKRIPTIVE STATISTICS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPM 45 2.73 71.73 22.2347 16.44683 EPS 45 4.80 1181.83 171.3480 242.03833 DPS 45 1.00 205.00 36.8564 48.64914 DPR 45 1.20 72.92 26.5584 16.97779 HARGASAHAM 45 80.00 15300.00 1829.7333 2875.76930 Valid N (listwise) 45
(Sumber : Output SPSS, data diolah. 2015)
Tabel 4.1 di atas menunjukkan data dalam penelitian ini berjumlah 45
data. Di dalam penelitian ini terdapat 4 variabel independen dan 1 variabel
dependen. Variabel independen pertama yaitu Net Profit Margin (NPM)
dengan nilai minimum sebesar 2,73, nilai ini terjadi pada tahun 2011 yaitu
milik PT. ADHI Karya (Persero) Tbk, dan nilai maksimum sebesar 71,73
pada tahun 2014 yaitu milik PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Dengan nilai
rata-rata sebesar 22,2347 dan standar deviasi 16.44683. Standar deviasi yang
kecil menunjukan kesenjangan variabel Net Profit Margin (NPM) kecil.
Semakin kecil standar deviasi maka semakin rendah penyebaran data
pengamatan dan variabilitasnya.
Dari 45 data Earning Per Share (EPS), dapat di ketahui nilai minimum
sebesar 4,80, nilai ini terjadi pada tahun 2014 yaitu milik PT. Total Bangun
Persada Tbk. Dengan nilai maksimum sebesar 1181,83, nilai ini terjadi pada
tahun 2014 yaitu milik PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. Nilai
rata-rata sebesar 171.3480dengan standar deviasi 242.03833. Standar deviasi
80
variabel Earning Per Share (EPS). Semakin besar standar deviasi maka
semakin menyebar data pengamatan dan memiliki kecenderungan setiap data
berbeda atau memiliki variabilitas tinggi.
Dari 45 data Dividen Per Share (DPS), dapat di ketahui nilai minimum
sebesar 1,00, nilai ini terjadi pada tahun 2011 yaitu milik PT. Perdana
Gapuraprima Tbk. Dengan nilai maksimum sebesar 205,00, nilai ini terjadi
pada tahun 2014 yaitu milik PT. Metropolitan Kentjana Tbk. Nilai rata-rata
sebesar 36,8564 dengan standar deviasi 48,64914. Standar deviasi yang lebih
besar dari mean menunjukkan kesenjangan yang besar dari variabel Dividen
Per Share (DPS). Semakin besar standar deviasi maka semakin menyebar
data pengamatan dan memiliki kecenderungan setiap data berbeda atau
memiliki variabilitas tinggi.
Dari 45 data Dividen Payout Ratio (DPR) dengan nilai minimum sebesar
1,20, nilai ini terjadi pada tahun 2011 yaitu milik PT Total Bangun Persada
Tbk, dan nilai maksimum sebesar 72,92 pada tahun 2014 yaitu milik PT Total
Bangun Persada Tbk. Dengan nilai rata-rata sebesar 26,5584 dan standar
deviasi 16.97779. Standar deviasi yang kecil menunjukan kesenjangan
variabel Dividen Payout Ratio (DPR) kecil. Semakin kecil standar deviasi
maka semakin rendah penyebaran data pengamatan dan variabilitasnya.
Dari 45 data Haga saham, dapat di ketahui nilai minimum sebesar 80,00,
nilai ini terjadi pada tahun 2014 yaitu milik PT. Bumi Serpong Damai Tbk.
Dengan nilai maksimum sebesar 15300,00, nilai ini terjadi pada tahun 2014
81
dengan standar deviasi 2875,76930. Standar deviasi yang lebih besar dari
mean menunjukkan kesenjangan yang besar dari variabel Harga Saham.
Semakin besar standar deviasi maka semakin menyebar data pengamatan dan
memiliki kecenderungan setiap data berbeda atau memiliki variabilitas tinggi.
B. Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan di
regresikan layak untuk diteliti atau tidak.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi secara normal.86
Ada tiga cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik, analisis statistik, dan uji
Kolmogorov-Smirnov.
Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat histogrm yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal sebagaimana Gambar 4.1 berikut:
86 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:Universtas Diponegoro, 2005), hlm. 147
82 Gambar 4.1 Grafik Histogram
(Sumber : Output SPSS, data diolah. 2015)
Grafik histogram di atas, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram
memberikan pola distribusi yang mendekati normal, tidak menceng ke kiri
maupun ke kanan. Namun demikian dengan hanya melihat histogram
dinilai kurang memberikan hasil yang maksimal sehingga perlu melihat
normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik
menyebar disekitar diagonal serta penyebarannya mengikuti arah
83 Gambar 4.2 Grafik Normal Plot
(Sumber : Output SPSS, data diolah. 2015)
Berdasarkan grafik normal plot, menunjukkan bahwa model regresi
layak dipakai dalam penelitian ini karena data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Selain menggunakan grafik histogram dan grafik normal plot, uji
statistik yang dapat dilakukan dalam uji normalitas adalah uji Kolmogorov
Smirnov. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai
signifikan di atas 0,05. Hasil pengujian normalitas pada pengujian
84 Tabel 4.2
Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N 45 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1660.91822825 Most Extreme Differences Absolute .215 Positive .215 Negative -.164 Kolmogorov-Smirnov Z 1.441
Asymp. Sig. (2-tailed) .160
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(Sumber: Output SPSS, data diolah. 2015)
Berdasarkan hasil pada tabel 4.2 diatas, data terdistribusi normal. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,441 dan
signifikan pada 0,160 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data
residualnya terdistribusi secara normal, karena nilai signifikansinya lebih
dari 0,05.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain.87 Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara residualnya (SRESID) dan nilai prediksi variabel terikat
(ZPRED) dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
87 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:Universtas Diponegoro, 2005), hlm. 125
85
adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di studentized.
Grafik scatterplot ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut :
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
(Sumber: Output SPSS, data diolah. 2015)
Pada gambar 4.3 diatas, titik-titik yang terbentuk menyebar secara
acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi yang layak digunakan.
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel. Dalam mendeteksi ada tidaknya
gejala multikolinearitas antar variabel independen pada model persamaan
pertama digunakan variance inflation factor (VIF). Nilai yang
86
sama dengan nilai VIF ≥ 10. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam output SPSS versi 21 maka besarnya VIF dari masing-masing variabel
independen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikoliniearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant) NPM .788 1.268 EPS .603 1.658 DPS .538 1.859 DPR .638 1.566
a. Dependent Variable: HARGASAHAM
(Sumber: output SPSS, data diolah. 2015)
Tabel coefficients di atas menujukkan bahwa keempat variabel
independen tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance ≥ 0.10
atau nilai VIF ≤ 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antar variabel independen. Dengan demikian keempat variabel
independen Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Dividen
Per Share (DPS), dan Dividen Payout Ratio (DPR) dapat digunakan untuk
memprediksi Harga Saham.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
87
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.88 Untuk mendeteksi
gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW) dengan
ketentuan sebagai berikut:
. Tabel 4.4
Pengambilan Keputusan Korelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif
atau negative
Tidak ditolak du < d < 4 – du
(Sumber: Imam Ghazali. 2011 : 100)
Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .816a .666 .633 1741.98573 1.777
a. Predictors: (Constant), DPR, EPS, NPM, DPS b. Dependent Variable: HARGASAHAM
(Sumber: output SPSS, data diolah. 2015)
Berdasarkan hasil hitung Durbin-Watson sebesar 1,777 sedangkan
dalam tabel DW untuk k = 4 dan N = 45 besarnya DW-tabel: dU (batas
atas) = 1,720 dan dL(batas bawah) = 1,336
88
88
Sehingga 4- dU = 4 – 1,720 = 2,280 dan 4 - dL = 4 – 1,336 = 2,664.
dU < d < 4-dU = 1,720 < 1,777 < 2,280 yang artinya tidak ada
autokorelasi positif atau negative. Gambar 4.4 Hasil Uji Durbin Watson
C. Hasil Pengujian Hipotesis
Analisis data dengan menggunakan pengujian regresi linier berganda
untuk mengetahui secara serempak dan secara parsial antara Net Profit
Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham. Pengujian hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan tiga metode, yakni metode berdasarkan uji
t statistik, uji F statistik dan koefisien determinasi.
1. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan apakah variabel
independen yang di masukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap variabel dependennya. Berdasarkan output SPSS versi
21 secara parsial pengaruh dari keempat variabel independen yaitu Net
Tidak Ada autokorelasi Ada Autokorelasi- Ada Autokorelasi + 2 1,336 1,720 2,280 2,664
89
Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share
(DPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap variabel dependen
Harga Saham ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -308.256 744.779 -.414 .681 NPM -3.622 17.983 -.021 -.201 .841 EPS 3.953 1.397 .333 2.829 .007 DPS 35.524 7.359 .601 4.827 .000 DPR 8.734 19.358 .052 .451 .654
a. Dependent Variable: HARGASAHAM
(Sumber: output SPSS, data diolah. 2015)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui dari keempat variabel
independen yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (Harga Saham) adalah variabel EPS dan DPS dengan nilai
signifikan 0,007 dan 0,000. Sedangkan dua variabel lainnya yaitu NPM
dan DPR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai signifikan variabel NPM dan DPR masing –
masing sebesar 0,841 dan 0,654 lebih besar dari tingkatan signifikansi
sebesar 0,05
Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1)
H01 : Tidak ada pengaruh antara NPM terhadap Harga Saham
90
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa NPM menghasilkan
nilai t hitung sebesar -0,201 dengan nilai signifikansi sebesar 0,841 yang
mana signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini beratri bahwa
H01 diterima sedangkan Ha1 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa NPM tidak ada pengaruh terhadap Harga Saham
pada taraf signifikansi sebesar 5%.
Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2)
H02 : Tidak ada pengaruh antara EPS terhadap Harga Saham
Ha2 : Ada pengaruh antara EPS terhadap Harga Saham
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa EPS menghasilkan
nilai t hitung sebesar 2,829 dengan nilai signifikansi sebesar 0,007 yang
mana signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini beratri bahwa Ha2
diterima sedangkan H02 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa EPS ada pengaruh terhadap Harga Saham pada taraf
signifikansi sebesar 5%.
Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3)
H03 : Tidak ada pengaruh antara DPS terhadap Harga Saham
Ha3 : Ada pengaruh antara DPS terhadap Harga Saham
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa DPS menghasilkan
nilai t hitung sebesar 4,827 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang
mana signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini beratri bahwa Ha3
91
disimpulkan bahwa DPS ada pengaruh terhadap Harga Saham pada taraf
signifikansi sebesar 5%.
Pengujian Hipotesis Keempat (Ha4)
H04 : Tidak ada pengaruh antara DPR terhadap Harga Saham
Ha4 : Ada pengaruh antara DPR terhadap Harga Saham
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa DPR menghasilkan
nilai t hitung sebesar 0,451 dengan nilai signifikansi sebesar 0,654 yang
mana signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini beratri bahwa
H04 diterima sedangkan Ha4 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa DPR tidak ada pengaruh terhadap Harga Saham pada
taraf signifikansi sebesar 5%.
2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Berdasarkan output SPSS Versi 21 nampak bahwa pengaruh secara
bersama-sama empat variabel bebas yaitu Net Profit Margin (NPM),
Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham ditunjukkan tabel sebagai berikut:
92 Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Regresi Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 242501586.919 4 60625396.730 19.979 .000b
Residual 121380571.881 40 3034514.297
Total 363882158.800 44
a. Dependent Variable: HARGASAHAM
b. Predictors: (Constant), DPR, EPS, NPM, DPS
(Sumber: output SPSS, data diolah. 2015)
H05 : Tidak ada pengaruh antara NPM, EPS, DPS dan DPR
terhadap Harga Saham
Ha5 : Ada pengaruh antara NPM, EPS, DPS dan DPR
terhadap Harga Saham
Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji F sebesar 19,979 dengan
signifikansi 0,000 dibawah 5% maka dapat disimpulkan bahwa H05
ditolak dan Ha5 diterima. Hal ini menunjukkan secara simultan variabel independen yang terdiri dari NPM, EPS, DPS dan DPR berpengaruh
terhadap Harga Saham artinya besar kecilnya semua variabel independen
tersebut secara simultan memepengaruhi Harga Saham periode
mendatang
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya.
Nilai (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya
93
memprediksi variasi variabel dependennya. Hasil perhitungan koefisien
determinasi tersebut dapat terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Koefisien Determinasi atau R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .816a .666 .633 1741.98573
a. Predictors: (Constant), DPR, EPS, NPM, DPS b. Dependent Variable: HARGASAHAM
(Sumber: output SPSS, data diolah. 2015)
Berdasarkan hasil uji determinasi koefisien pada tabel 4.8 besarnya
nilai adjusted R Square dalam model regresi diperoleh sebesar 0,633 atau
63,3%. Hal ini menunjukkan bahwa besar kemampuan menjelaskan
variabel independen yaitu Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share
(EPS), Dividen Per Share (DPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR)
terhadap variabel dependen Harga Saham yang dapat diterangkan oleh
model persamaan ini sebesar 63,3%. Sedangkan sisanya sebesar 36,7%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
transformasi regresi.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Dari tabel maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Harga Saham = -308,256 – 3,622 NPM + 3,953 EPS + 35,524 DPS + 8,734 DPR + e
94
Persamaan tersebut mempunyai makna:
a) Nilai koefisien konstanta menunjukkan angka sebesar -308,256. Hal
ini menunjukkan jika variabel – variabel independen dalam keadaan
tetap atau sama dengan nol, maka variabel dependen (Harga Saham)
akan mengalami peningkatan sebesar -308,256
b) Koefisien regresi NPM sebesar -3,622 dan bertanda negatif, hal ini
berarti setiap kenaikkan satu persen NPM dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap, maka Harga Saham akan mengalami
penurunan sebesar -3,622.
c) Koefisien regresi EPS sebesar 3,953 dan bertanda positif, hal ini
berarti setiap kenaikkan satu persen EPS dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap, maka Harga Saham akan mengalami
peningkatan sebesar 3,953.
d) Koefisien regresi DPS sebesar 35,524 dan bertanda positif, hal ini
berarti setiap kenaikkan satu persen DPS dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap, maka Harga Saham akan mengalami
peningkatan sebesar 35,524.
e) Koefisien regresi DPR sebesar 8,734 dan bertanda negatif, hal ini
berarti setiap kenaikkan satu persen DPR dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap, maka Harga Saham akan mengalami
95 D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Analisis Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham
Terima Ho, jika signifikansi > α =0,05 : Tidak ada pengaruh secara
parsial antara Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham
Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham.
Nilai t hitung Net Profit Margin (NPM) (X1) sebesar -0,201, dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,841, karena tingkat signifikansi 0,841 > α =
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM)
(X1) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.
NPM merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan
perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam
mengelola penjualannya dalam mencapai laba. Semakin tinggi nilai
NPM semakin efisien perusahaan tersebut mendapatkan laba dari
penjualan. Hal itu juga menunjukkan bahwa perusahaan mampu menekan
biaya – biaya dengan baik. Begitu juga sebaliknya, NPM yang semakin
menurun menunjukkan ketidakmampuan perusahaan memperoleh laba
atas penjualan dan mengelola biaya – biaya atas kegiatan operasionalnya,
sehingga menyebabkan investor tidak tertarik untuk berinvestasi pada
perusahaan.
NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham menunjukkan bahwa
investor cenderung kurang memperhatikan NPM sebagai rasio yang
96
menunjukkan bahwa investor kurang percaya pada kemampuan
perusahaan dalam mengelola efisiensi kinerja operasionalnya.
Hasil Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Achmad Husaini (2012) yang menyatakan bahwa secara parsial
NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
2. Analisis Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham
Terima Ho, jika signifikansi > α =0,05 : Tidak ada pengaruh secara
parsial antara Earnings Per Share (EPS) terhadap harga saham
Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Earnings Per Share (EPS) terhadap harga saham.
Nilai t hitung Earnings Per Share (EPS) (X2) sebesar 2,829, dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,007, karena tingkat signifikansi 0,007 < α =
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Earnings Per Share (EPS)
(X2) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham
Pengaruh yang positif dari Earnings Per Share (EPS) terhadap harga
saham telah menunjukkan bahwa Earnings Per Share (EPS) merupakan
komponen penting yang harus diperhatikan investor. Laba sangat
mempengaruhi investor dalam menilai suatu perusahaan apakah layak
dijadikan sarana investasi yang menguntungkan atau tidak. Analisa laba
dari sudut investor atau pemilik perusahaan ditujukan pada laba per
saham karena angka ini memberikan informasi tentang berapa laba yang
diperoleh pemegang saham biasa atas setiap lembar saham yang
97
Hasil diatas mendukung penelitian yang dilakukan oleh Denies
Priatinah dan Prabandaru Adhe Kusuma (2012) yang menyatakan bahwa
Earning Per Share secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Harga Saham, hal ini dibuktikan oleh nilai koefisien determinasi
(r2) EPS sebesar 0,463 dan nilai signifikansi t sebesar 0,000.
3. Analisis Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham
Terima Ho, jika signifikansi > α =0,05 : Tidak ada pengaruh secara
parsial antara Dividen Per Share (DPS) terhadap harga saham
Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Dividen Per Share (DPS) terhadap harga saham.
Nilai t hitung Dividen Per Share (DPS) (X3) sebesar 4,827, dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,000 < α =
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Dividen Per Share (DPS)
(X3) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham
Suatu nilai perusahaan akan dimaksimalkan oleh rasio pembayaran
dividen tunai yang tinggi maka dalam penelitian ini telah terbukti bahwa
pembagian dividen dapat mempengaruhi atau meningkatan harga dari
sebuah saham suatu perusahaan.
Kandungan informasi atau persinyalan yang terdapat didalam
pengumuman dividen akan memberikan sinyal bagi investor mengenai
perubahan harga saham.89 Hal ini terbukti bahwa informasi yang
89 Eugene F Brigham. and Joel F. Houston, “Dasar- Dasar Manajemen Keuangan” Edisi 10 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat,2006. Hal : 76
98
berkaitan dengan dividen akan direspon positif oleh investor sehingga
dapat meningkatkan harga saham.
Hasil Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh oleh Putu Rian Damayanti, Anantawikrama Tungga Atmaja, dan
made Pradana Adiputra (2014) yang menyatakan bahwa baik secara
parsial maupun simultan DPS berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
4. Analisis Dividen Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham
Terima Ho, jika signifikansi > α =0,05 : Tidak ada pengaruh secara
parsial antara Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap harga saham
Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial
antara Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap harga saham.
Nilai t hitung Dividen Payout Ratio (DPR) (X4) sebesar 0,451,
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,654, karena tingkat signifikansi
0,654 > α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Dividen
Payout Ratio (DPR) (X4) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Ditolaknya hipotesis keempat dan diterimanya hipotesis nol
mengindikasikan bahwa deviden yang dibayarkan oleh emiten kepada
para pemegang saham tidak menyebabkan naiknya nilai perusahaan. Jadi
DPR tidak dapat dijadikan sebagai faktor penting bagi investor dalam
99
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Zuliarni (2012) yang
membuktikan bahwa DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
5. Analisis NPM, EPS, DPS dan DPR Terhadap Harga Saham
Terima Ho, jika signifikansi > α = 0,05 : Tidak ada pengaruh secara
simultan antara NPM, EPS, DPS dan DPR terhadap harga saham
Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara simultan
antara NPM, EPS, DPS dan DPR terhadap harga saham.
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (Uji F) bahwa nilai F
hitung sebesar 19,979 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena
tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel independen Net Profit Margin (NPM) (X1), Earnings Per Share
(EPS) (X2) Dividen Per Share (DPS) (X3) dan Dividen Payout Ratio
(DPR) (X4) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Profitabilitas.
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh adjusted R square sebesar
0,633 yang berarti bahwa kontribusi Net Profit Margin (NPM), Earnings
Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS) dan Dividen Payout Ratio
(DPR) secara simultan berpengaruh terhadap Profitabilitas sebesar