• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. By : Chrisandi Trilaksono. Supervisor: Drs. Zulfikar Ismail, M.Ak., Ak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT. By : Chrisandi Trilaksono. Supervisor: Drs. Zulfikar Ismail, M.Ak., Ak."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PUBLIC ACCOUNTANT REGULATIONS AND ETHICS CODE OF PUBLIC ACCOUNTANT PROFESSION TO ACCEPTANCE AN AUDIT

ENGAGEMENT

(Case study on KAP in East Java ) By :

Chrisandi Trilaksono Supervisor:

Drs. Zulfikar Ismail, M.Ak., Ak.

This study was conducted to determine the effect of Public Accountant Regulations and Ethics Code of Public Accountant Profession to acceptance an audit engagement on KAP in East Java. Data analysis method used is multiple linear regression with the F - test and t - test. The results of this study concluded that the Public Accountant Regulations and Ethics Code of Public Accountant Profession have a simultaneous effect on accepatance an audit engagement. The results of the coefficient of determination (R2) indicates that the value of Adjusted R Square is 54,1 %, which means that 54,1 % acceptance of an audit engagement is influenced by the Public Accounting Regulations and Ethics Code of Public Accountant Profession, while the remaining 45,9 % influenced by other factors.

Keywords : Public Accounting Firm, Public Accountant Regulations, Ethics Code Public

Accountant Profession, Acceptance an audit engagement.

Pendahuluan

Keputusan untuk menerima suatu perikatan audit merupakan suatu proses tahapan yang sangat penting bagi seorang Akuntan Publik. Dikatakan sebagai tahapan yang penting karena keputusan untuk menerima suatu perikatan akan berpengaruh terhadap kelancaran proses audit selanjutnya yang dilakukan oleh Akuntan Publik. Menurut Hush and Jacobs (1990:20) dalam jurnal Basioudis (2001) “….the

pre-engagement decision process is a-perhaps the most-critical step in the audit process.”

Keputusan untuk menerima suatu perikatan audit juga berkaitan dengan ancaman dan risiko. Ancaman dan risiko yang berkaitan dengan perikatan akan

berpengaruh terhadap hasil akhir dari pekerjaan Akuntan Publik. Menurut ACCA (2011), dijelaskan bahwa ”Acceptance

decisions are crucially important, because new clients and/or engagements can pose threats to objectivity, or create risk exposure to the firm, which must be carefully evaluated.” Selain itu, menurut IFAC,

dijelaskan bahwa “Before accepting a new

client relationship, a professional accountant in public practice shall determine whether acceptance would create any threats to compliance with the fundamental principles.

Penerimaan suatu perikatan audit memang bukanlah hal yang mudah, apalagi profesi Akuntan Publik berkaitan dengan

(2)

banyak pihak. Sebelum menerima suatu perikatan audit, hendaknya Akuntan Publik berhati-hati dan mencoba untuk mengevaluasi ancaman dan risiko terhadap kepatuhan pada Prinsip Dasar. Jusup (2001:171) dalam bukunya menyatakan bahwa, Pertimbangan dalam memutuskan untuk menerima penugasan juga berhubungan langsung dengan kemampuan auditor untuk memenuhi persyaratan seperti diminta oleh standar auditing (Undang-Undang Akuntan Publik) serta kode etik akuntan (Kode Etik Profesi Akuntan Publik).

Di dalam Undang-Undang Akuntan Publik Bab 5 Pasal 28 dijelaskan bahwa dalam memberikan jasa asurans, Akuntan Publik dan KAP wajib menjaga independensi serta bebas dari benturan kepentingan. Pentingnya sikap independen dan terbebas dari benturan kepentingan mengharuskan Akuntan Publik berhati-hati dalam memutuskan untuk menerima suatu perikatan audit. Di dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik bagian A tentang kepatuhan terhadap prinsip dasar etika profesi serta pada seksi 210 tentang penunjukan praktisi, KAP, atau jaringan KAP secara jelas mengungkapkan bahwa Akuntan Publik tidak serta merta menerima suatu perikatan audit yang diberikan oleh klien. Apalagi jika sampai penerimaan suatu perikatan audit tersebut bisa mengurangi kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi serta menimbulkan hilangnya independensi Akuntan Publik dalam memberikan jasa asurans.

Pada kenyataannya, tidak sedikit Akuntan Publik dan KAP yang mengesampingkan Undang-Undang

Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik dalam menerima suatu perikatan audit. Berbagai alasan muncul akibat dari ketidakpatuhan Akuntan Publik dan KAP pada Undang-Undang Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Padahal baik Undang-Undang Akuntan Publik maupun Kode Etik Profesi Akuntan Publik memiliki kriteria bagi Akuntan Publik dan KAP untuk menerima suatu perikatan audit. Alasan tersebut biasanya berkaitan dengan masalah uang. Banyaknya fee yang diberikan oleh klien akan membuat Akuntan Publik dan KAP menjadi bisa diajak untuk berkompromi dalam memberikan opini.

Salah satu contoh kasus ketidakpatuhan Akuntan Publik dan KAP terhadap Undang-Undang Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah kasus perusahaan Enron Corp. dengan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus tersebut, pada dasarnya laporan keuangan dan akunting dari Enron Corp. sarat akan kecurangan (fraudulent) dan ketidakpatuhan terhadap kode etik. KAP Arthur Andersen tidak mampu mengungkap kecurangan tersebut. Ketidakmampuan itu mungkin terjadi karena banyaknya consulting fee yang diberikan Enron Corp. kepada KAP Arthur Andersen. Hal itu menyebabkan independensi KAP Arthur Andersen berkurang sehingga bisa diajak untuk berkompromi. Pada kasus tersebut, KAP Arthur Andersen tidak hanya bertindak sebagai ekternal auditor, melainkan juga sebagai konsultan manajemen dari Enron Corp. Padahal menurut Undang-Undang Akuntan Publik dijelaskan bahwa dalam memberikan jasa asurans, Akuntan Publik

(3)

tidak boleh memberikan jasa asurans pada periode yang sama pada klien. Kasus diatas sebenarnya bisa dihindari jika saja KAP Arthur Andersen bisa menilai risiko dan ancaman yang ada di dalam perikatan audit yang diberikan oleh Enron Corp. sebelum KAP Arthur Andersen memutuskan untuk menerima perikatan audit yang diberikan.

Kasus diatas hanyalah salah satu contoh kasus yang berkaitan dengan ketidakpatuhan Akuntan Publik dan KAP terhadap peraturan penerimaan suatu perikatan audit. Peneliti tertarik untuk meneliti tentang penerimaan suatu perikatan audit. Penelitian akan difokuskan kepada pengaruh Undang-Undang Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik terhadap penerimaan suatu perikatan audit yang mana baik Undang-Undang Akuntan Publik maupun Kode Etik Profesi Akuntan Publik mempunyai aturan tentang penerimaan suatu perikatan audit. Peneliti ingin meneliti apakah Akuntan Publik dan KAP menggunakan Undang-Undang Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik dalam memutuskan untuk menerima suatu perikatan audit. Atas dasar itulah, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Undang-Undang Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik terhadap Penerimaan Suatu Perikatan Audit (Studi Kasus Pada KAP di Jawa Timur)”. Karena penelitian ini terkait dengan keputusan penerimaan suatu perikatan audit, maka peneliti menggunakan responden Manajer dan/atau Partner, sebab keputusan untuk menerima suatu perikatan audit hanya bisa dilakukan oleh Manajer dan/atau Partner. Penelitian akan dilakukan pada KAP yang ada di Jawa Timur.

Tinjauan Pustaka

Pengertian Kantor Akuntan Publik

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Selanjutnya dijelaskan bahwa pengertian Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP, adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang.

Selanjutnya dalam Penjelasan UU RI No. 5 tahun 2011 disebutkan bahwa profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, profesi Akuntan Publik memiliki peranan yang besar dalam mendukung perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan.

Aktivitas dan jasa yang disediakan Kantor Akuntan Publik

Jasa akuntan publik menurut UU RI No. 5 tahun 2011 merupakan jasa yang digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan berpengaruh secara luas dalam era globalisasi yang memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan.

(4)

Selanjutnya, terkait dengan jasa akuntan publik, UU RI No. 5 tahun 2011 Pasal 3 menyebutkan sebagai berikut:

1) Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi: a) jasa audit atas informasi keuangan historis; b) jasa review atas informasi keuangan historis; dan c) jasa asurans lainnya.

2) Jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan oleh Akuntan Publik. Selain jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Akuntan Publik dapat memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sementara itu Mulyadi (2002) menjelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat. Ada 3 penggolongan besar jasa yang dihasilkan yaitu : 1) Jasa Assurance; 2) Jasa Atestasi; dan 3) Jasa Nonassurance.

1) Jasa Assurance

Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan keputusan.

2) Jasa Atestasi

Salah satu tipe jasa assurance yang disediakan oleh profesi akuntan publik adalah jasa atestasi. Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa

atestasi profesi akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4 (empat) jenis :

a) Audit

Jasa audit mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut.

b) Pemeriksaan (Examination) Istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan.

c) Review

Jasa review terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur analitik terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut.

d) Prosedur yang disepakati Jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan akuntan publik.

3) Jasa Non assurance

Jasa non assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.

Struktur Kantor Akuntan Publik

Bentuk usaha KAP yang dikenal menurut hukum di Indonesia ada dua macam (Jusup, 2001) :

1) KAP dalam bentuk Usaha Sendiri. KAP bentuk ini menggunakan

(5)

nama akuntan publik yang bersangkutan.

2) KAP dalam bentuk Usaha Kerjasama. KAP bentuk ini menggunakan nama sebanyak-banyaknya tiga nama akuntan publik yang menjadi rekan/partner dalam KAP yag bersangkutan. Penanggungjawab KAP Usaha Sendiri adalah akuntan publik yang bersangkutan, sedangkan penanggungjawab KAP Usaha Kerjasama adalah dua orang atau lebih akuntan publik yang masing-masing merupakan rekan/partner dan salah seorang bertindak sebagai rekan pimpinan (Pasal 3 ayat 2 dan 3 SK. Menkeu No. 43/1997)

Undang-Undang Akuntan Publik

Undang-Undang Akuntan Publik merupakan sebuah aturan yang mengatur segala hal yang harus dipatuhi oleh Akuntan Publik maupun KAP dari berbagai aspek. Semua yang ada di dalam Undang-Undang Akuntan Publik harus sebisa mungkin dipatuhi dan diterapkan oleh Akuntan Publik maupun KAP. Di dalam Undang-Undang Akuntan Publik Bab 5 pasal 28, dijelaskan mengenai sikap apa yang harus dimiliki oleh Akuntan Publik dalam memberikan jasa dan juga mengenai benturan kepentingan yang harus dihindari oleh akuntan publik dalam memberikan jasa audit. Kemudian pada Bab 5 Pasal 30 dalam Undang-Undang Akuntan Publik dijelaskan mengenai Larangan bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasa

assurance.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik

Setiap praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik

Profesi Akuntan Publik, kecuali bila prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan , ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku ternyata lebih ketat dari Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Dalam kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik.

Pada Bagian A Kode Etik Profesi Akuntan Publik, membahas mengenai Prinsip Dasar Etika Profesi. Prinsip dasar etika profesi merupakan hal yang wajib untuk dipatuhi oleh praktisi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik dijelaskan ada 5 macam prinsip dasar etika profesi yang harus dipatuhi oleh praktisi.

1) Prinsip integritas

Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya. 2) Prinsip objektivitas

Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain mempengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.

3) Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian professional (professional competence and due care)

(6)

Setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya. 4) Prinsip kerahasiaan

Setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi kerja kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh praktisi untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.

5) Prinsip perilaku profesional

Setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua

tindakan yang dapat

mendiskreditkan profesi.

Kelima prinsip dasar etika profesi tersebut harus bisa dipatuhi oleh praktisi, meskipun ada banyak ancaman yang bisa membuat praktisi menjadi tidak mematuhi kelima prinsip dasar etika profesi tersebut diatas. Penerimaan suatu perikatan audit

Menurut Hush and Jacobs (1990:20) dalam jurnal Basioudis (2001) “….the pre-engagement decision process is

a-perhaps the most-critical step in the audit process.”

Masih berkaitan dengan penerimaan suatu perikatan audit, menurut ACCA (2011),”Acceptance decisions are

crucially important, because new clients and/or engagements can pose threats to objectivity, or create risk exposure to the firm, which must be carefully evaluated.”

Menurut IFAC pada Code of Ethics for

Professional Accountants, menyatakan bahwa,”Before accepting a new client

relationship, a professional accountant in public practice shall determine whether acceptance would create any threats to compliance with the fundamental principles.”

Pertimbangan dalam memutuskan untuk menerima penugasan juga berhubungan langsung dengan kemampuan auditor untuk memenuhi persyaratan seperti diminta oleh standar auditing (Undang-Undang Akuntan Publik) serta kode etik akuntan (Kode Etik Profesi Akuntan Publik) (Jusup, 2001:171).

Menurut Boynton (2012) dalam

Modern Auditing Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting (Eight Edition), pengambilan keputusan untuk

(7)

menerima atau menolak perikatan audit dari calon klien atau untuk menghentikan atau melanjutkan perikatan audit dari klien adalah sebagai berikut:

1) Mengevaluasi integritas manajemen 2) Mengidentifikasi keadaan khusus

dan risiko luar biasa

3) Menilai kompetensi untuk melaksanakan audit

4) Mengevaluasi independensi

5) Membuat keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit

6) Membuat surat perikatan audit Pengembangan hipotesis

H1 : Undang-Undang Akuntan Publik

memiliki pengaruh terhadap penerimaan suatu perikatan audit H2 : Kode Etik Profesi Akuntan Publik

memiliki pengaruh terhadap penerimaan suatu perikatan audit Metode penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (eksplanatory) dengan pendekatan survey. Dilihat dari permasalahan yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yang bertujuan untuk menganalisis hubungan dan pengaruh dari dua atau lebih fenomena melalui pengujian hipotesis (Sekaran, 2006:21). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Akuntan Publik (Manager dan/atau Partner) pada KAP di Jawa Timur. Analisis dan Pembahsan

Uji Validitas

Hasil interpretasi menyatakan bahwa butir X2.3 dan butir X2.15 pada variabel X2 tidak valid, namun hal tersebut tidak mempengaruhi validitas ketiga

variabel karena hanya terjadi pada dua item saja.

Uji Reliabilitas

Atas dasar ikhtisar sebagaimana pada tabel di atas diketahui bahwa nilai

Alpha Cronbach untuk semua variabel lebih

besar dari 0,6. Dengan demikian semua butir kuisioner dinyatakan reliabel sehingga kuisioner dinyatakan layak dipergunakan sebagai alat pengumpul data.

Kerangka Pemikiran

Analisis regresi linier berganda

Persamaan regresi linier berganda sebagaimana pada ikhtisar output SPSS adalah : Y = -3,789 + 0,334 X1 + 0,763 X2.

Persamaan ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

1) Konstanta sebesar -3,789 menunjukkan nilai Penerimaan suatu Perikatan Audit (Y) sebesar -3,789 apabila pengaruh Undang-Undang Akuntan Publik dan pengaruh Kode Etik Profesi Akuntan Publik sebesar 0. Nilai negatif pada konstanta menunjukkan bahwa menurut akuntan publik pada KAP di Jawa Timur, baik Undang-Undang Akuntan Publik maupun Kode Etik Profesi Akuntan Publik memiliki pengaruh terhadap Penerimaan suatu Perikatan Audit.

Undang-Undang Akuntan Publik KodeEtik Profesi Akuntan Publik Penerimaan Suatu Perikatan Audit

(8)

2) Pengaruh Undang-Undang Akuntan Publik (X1) memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,334. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan pengaruh Undang-Undang Akuntan Publik maka akan meningkatkan Keputusan Penerimaan suatu Perikatan Audit sebesar 0,334 apabila pengaruh Kode Etik Profesi Akuntan Publik (X2) tetap/konstan 3) Pengaruh Kode Etik Profesi

Akuntan Publik (X2) memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,763. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan pengaruh Kode Etik Profesi Akuntan Publik maka akan meningkatkan Keputusan Penerimaan suatu Perikatan Audit sebesar 0,763 apabila pengaruh Undang-Undang Akuntan Publik (X1) tetap/konstan.

1. Hasil pengujian menunjukkan nilai F sebesar 30,449 dengan tingkat probabilitas (sig.) sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Probabilitas Hitung < Level of Significance () atau 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa ada pengaruh signifikan secara simultan variabel pengaruh Undang-Undang Akuntan Publik dan pengaruh Kode Etik Profesi Akuntan Publik.

2. Bahwa variabel pengaruh Undang-Undang Akuntan Publik memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan suatu perikatan audit dengan nilai signifikansi sebesar 0,072, sedangkan variabel pengaruh

Kode Etik Profesi Akuntan Publik memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penerimaan suatu perikatan audit dengan signifikansi sebesar 0,000. Dengan demikian, variabel pengaruh Kode Etik Profesi Akuntan Publik memiliki pengaruh signifikan dan peran parsial terhadap penerimaan suatu perikatan audit dibandingkan dengan variabel pengaruh Undang-Undang Akuntan Publik.

3. Nilai koefisien determinasi (R2) pada penelitian ini mengunakan Adjusted R Square. Nilai Adjusted R Square menunjukkan nilai 54,1%, yang berarti bahwa 54,1% penerimaan suatu perikatan audit dipengaruhi oleh Undang-Undang Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Sisanya sebesar 45,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti di dalam penelitian ini.

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Undang-Undang Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik terhadap penerimaan suatu perikatan audit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh Undang-Undang Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik terhadap penerimaan suatu perikatan audit, dapat disimpulkan bahwa, Undang-Undang Akuntan Publik tidak memiliki pengaruh terhadap penerimaan suatu perikatan audit, sedangkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik memiliki pengaruh terhadap penerimaan suatu perikatan audit. Hal

(9)

tersebut memberikan bukti empiris bahwa Akuntan Publik pada KAP di Jawa Timur lebih memilih Kode Etik Profesi Akuntan Publik daripada Undang-Undang Akuntan Publik dalam memutuskan untuk menerima suatu perikatan yang diberikan oleh klien. Dengan kata lain, Kode Etik Profesi Akuntan Publik memiliki pengaruh terhadap penerimaan suatu perikatan audit.

Keterbatasan Penelitian

Atas penelitian yang telah dilakukan, peneliti merasa masih ada kekurangan pada penelitian ini. Dan adapun keterbatasan penelitian tersebut adalah :

1. Ruang lingkup penelitian

Pada penelitian ini, ruang lingkup penelitian hanya berada di wilayah Jawa Timur dengan Akuntan Publik di KAP di Jawa Timur yang menjadi responden penelitian ini.

2. Variabel penelitian

Variabel yang dipakai pada penelitian ini ada 3 (tiga). Variabel independen pada penelitian ini adalah Peran Undang-Undang Akuntan Publik dan Peran Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah Penerimaan Suatu Perikatan Audit.

Rekomendasi

1. Bagi Akuntan Publik

Akuntan Publik harus selalu menggunakan Undang-Undang Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik sebagai dasar mereka untuk mengambil keputusan untuk menerima suatu perikatan audit. Undang-Undang Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi

Akuntan Publik telah menjelaskan tentang berbagai hal yang harus dihindari oleh Akuntan Publik dalam menerima suatu perikatan audit. Hal itu disebabkan karena perikatan audit merupakan hal yang sangat penting dalam kelanjutan kelancaran proses audit selanjutnya.

2. Bagi Calon Klien

Calon klien dapat

mempertimbangkan Kantor Akuntan Publik mana yang akan mengaudit laporan keuangan mereka. Mempertimbangkan disini berarti bahwa, klien tidak serta merta menunjuk salah satu Kantor Akuntan Publik yang mampu mengaudit laporan keuangan mereka, namun juga harus mampu memberikan jasa

assurance sesuai dengan apa yang

seharusnya klien dapatkan. Kantor Akuntan Publik tersebut harus memiliki track record yang bagus di dalam memberikan jasa assurance kepada klien.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya mungkin bisa memperluas lingkup penelitian mereka. Pada penelitian ini, lingkup penelitian hanya berada di wilayah Jawa Timur, sehingga peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian di wilayah lain atau bahkan seluruh Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan hasil penelitian saat ini. Bisa jadi apabila ruang lingkup penelitian diganti atau diperluas, akan menunjukkan hasil penelitian yang berbeda dengan hasil penelitian saat ini. Dari hasil

(10)

penelitian menunjukkan bahwa penerimaan suatu perikatan audit tidak hanya dipengaruhi oleh Undang-Undang Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Atas dasar itu mungkin peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor lain yang mempengaruhi penerimaan suatu perikatan audit selain Undang-Undang Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan  uraian  di  at as  mengenai pentingnya  meningkatkan  kecakapan  anak  maka peneliti menyusun judul “Implementasi Pembelajaran Role  Playing  Untuk 

Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris pada Bank Umum Pemerintah di Jember)”.. Tujuan penelitian ini

a. Perhitungan Akuntansi Biaya Menurut Jenis Layanan/Standar Biaya Biaya atau beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas

Dengan perubahan batas wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto tersebut, maka Peraturan Daerah serta Keputusan Kepala Daerah Tingkat II Mojokerto masih

Hal ini didukung oleh penelitian dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match yang dilakukan oleh Sofina, dkk (2012: 5) tentang pengaruh penerapan

ALUR ANALISIS DATA mulai mulai Tipe data Tipe data Nominal/ordinal Non Parametri k Non Parametri k Distribu si data Distribu si data Tidak normal Jumlah data Jumlah data &gt;

Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan, merupakan kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera. Observasi dilakukan untuk

Pada umur dibawah 30 tahun, beliau diangkat menjadi guru di Masjidi Haram, 35 Prestasi ini menandakan bahwa di umur yang masih muda, beliau telah pantas disebut