• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Program Studi Ilmu Keperawatan Skripsi, Agustus 2014 Huswatun Hasanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Program Studi Ilmu Keperawatan Skripsi, Agustus 2014 Huswatun Hasanah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran

Program Studi Ilmu Keperawatan Skripsi, Agustus 2014

Huswatun Hasanah

“Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.”

ABSTRAK

Penurunan tekanan darah dapat dilakukan dengan terapi herbal. Salah satu bentuk terapi herbal adalah dengan menggunakan terapi rebusan daun salam. Daun Salam ini mengandung kalium dan alkaloid yang bersifat diuretik yaitu membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari dalam tubuh, sehingga berkurangnya cairan dalam darah akan menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh rebusan daun salam terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment. Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain non equivalent (pretest dan posttest) control group design. Populasi yang akan diteliti adalah klien hipertensi yang ada di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang sebanyak 75 orang. Sampel yang diambil sebanyak 30 responden yang dibagi dalam kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Tehnik pengambilan data menggunakan random sampling sedangkan alat pengambilan data tekanan darah dengan spigmomanometer air raksa dan stetoskop.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh rebusan daun salam terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji Wiloxon terlihat bahwa nilai p-value untuk tekanan darah sistole sebesar 0,083 dan tekanan darah diastolik sebesar 0,001. Oleh

karena nilai kedua p-value tersebut lebih kecil dari α (0,05).

Terapi rebusan daun salam dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memilih pengobatan alternatif yang tepat dan praktis tanpa efek samping.

Kata Kunci : rebusan daun salam, tekanan darah, hipertensi

Kepustakaan : 39 (2003-2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak organ tubuh. Setiap tahun darah tinggi menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian (7 juta per tahun) disamping menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak dan ginjal. Menurut perkiraan badan kesehatan dunia (WHO, World Health Organization), sekitar 30% penduduk dunia tidak terdiagnosa adanya hipertensi (underdiagnose condition). Hal ini disebabkan tidak adanya gejala yang pasti bagi penderita hipertensi. Gejala seperti sakit kepala, tengkuk nyeri, dan lain-lain. Hipertensi jelas merusak organ tubuh, seperti jantung (70% penderita hipertensi akan mengalami kerusakan jantung), ginjal, otak, mata, serta organ tubuh lainnya. Hipertensi disebut sebagai pembunuh yang tidak terlihat atau silent killer. dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang

(2)

diobati dengan baik (Susilo & Wulandari, 2011).

Menurut Sustrani et.,al (2009), tekanan darah tinggi sering disebut juga dengan “silent killer” karena jarang menunjukkan tanda-tanda dan jika diderita dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi. Secara ekstren tekanan darah tinggi dapat merusak bagian dalam dari arteri yang kecil, kemungkinan dapat menyebabkan pembekuan darah. Hal ini terjadi maka dapat menyebabkan serangan jantung (jika terjadi pada jantung), kebutaan (jika terjadi pada retina mata), gagal ginjal (jika pembekuan darah terjadi di ginjal), dan stroke (jika pembekuan darah terjadi di otak). Stroke juga dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah akibat hipertensi sehingga mengakibatkan pendarahan di otak.

Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi. Prevalensi hipertensi di Asia Tenggara cukup tinggi, diantaranya yaitu Vietnam (2004) mencapai 34,5%, dan Singapura (2004) 24,9%. Berbagai penelitian epidemiologi yang dilakukan di Indonesia menunjukkan 1,8-28,6% penduduk berusia di atas 20 tahun adalah penderita hipertensi. Saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan, antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan

dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, dan makanan yang tinggi kadar lemaknya (Yundini, 2006).

Daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan salah satu dari jenis terapi herbal untuk menangani penyakit hipertensi. Selain mudah didapat dan murah, daun salam ternyata banyak khasiat, yaitu sebagai obat mag, diare, menurunkan gula darah (diabetes melitus), efek samping alkohol (mabuk), menurunkan kolesterol (cholesterol), dan menurunkan asam urat dan masih banyak lagi (Nisa,2012).

Masyarakat di dusun mijen desa gedang anak diduga memiliki resiko tinggi akan hipertensi. Pengamatan terhadap kebiasaan masyarakat menunjukkan bahwa tingkat konsumsi lemak seperti makanan bersantan, gorengan dan jeroan cukup tinggi serta cenderung memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok. Pola hidup yang demikian sebenarnya telah disadari oleh sebagian besar masyarakat. Namun mereka mengabaikan hal tersebut dan tanpa disadari hipertensi secara perlahan mulai mengancam hidupnya. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya masih sangat rendah, meskipun banyak diantara mereka yang mengeluhkan gejala yang mengarah ke hipertensi. Informasi yang jelas mengenai bahaya pola hidup yang tidak sehat serta faktor

(3)

resiko hipertensi tidak pernah diperoleh masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tekanan Darah 1. Pengertian

Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. Darah yang dengan lancar beredar keseluruh bagian tubuh berfungsi sangat penting sebagai media pengangkut oksigen serta zat-zat lain yang diperlukan bagi sel-sel tubuh. Selain itu, darah juga berfungsi sebagai sarana pengangkut sisa-sisa hasil metabolisme yang tidak berguna lagi bagi jaringan tubuh (Gunawan, 2007).

Menurut WHO, di dalam guidelines tahun (1999), batas tekanan darah yang masih dianggap normal bila tekanan darah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi (Wahdah, 2011).

a) Pipa karet atau selang. B. Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140

mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (soeryoko, 2010). Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah keadaan yang di tandai dengan terjadinya peningkatan tekanan darah di dalam arteri (Junaidi, 2010). 2. Etiologi

Hipertensi berdasarkan

penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu (Junaidi , 2010) :

a) Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang memiliki beberapa kemungkinan penyebabnya. Beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hipertensi primer terjadi karena kondisi masyarakat yang memiliki asupan garam cukup tinggi, lebih dari 6,8 gram setiap hari, serta karena faktor genetik.

b) Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan karena gangguan pembuluh darah atau organ tertentu, seperti ginjal, kelenjar adrenal, dan aorta.

C. Daun Salam

1. Morfologi Tanaman

Deskripsi daun salam: Pohon bertajuk rimbun, tinggi mencapai 25 m, berakar tunggang, batang bulat, permukaan licin. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai yang panjangnya

(4)

0,5-1 cm. Helaian daun bentuknya lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda. Daun bila diremas berbau harum. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting, warnanya putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat, diameter 8-9 mm, warnanya bila muda hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat, penampang sekitar 1 cm, warnanya coklat (Putra, 2013).

2. Kandungan Daun Salam

Kandungan yang dapat menurun tekanan darah: a) Kalium b) Efek diuretik c) Tanin d) Alkaloid e) Niasin ( B Kompleks)

D. Mekanisme Daun Salam Terhadap Hipertensi

Tekanan darah dipengaruhi oleh cardiac output (CO) dan systematic vascular resistance (SVR). cardiac output (CO) adalah volume darah yang keluar dari ventrikel kiri (ventrikel kanan) lalu masuk ke aorta (atau

trunkus pulmonalis) setiap menit. cardiac output (CO) merupakan hasil dari stroke volume (SV) dikali heart rate (HR). stroke volume (SV) adalah volume darah yang keluar dari ventrikel dalam 1 kali kontraksi, heart rate HR adalah banyaknya detak jantung setiap menit. Renin mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I dan angiotensin converting enzim (ACE) mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang akan mempengaruhi tekanan darah pada renin angiotensin aldosterone pathway. Terjadi vasodilatasi arteriol dan bila produksi renin dan ACE menurun sehingga tekanan darah akan turun (Tortora & Derrickson, 2009).

1. Proses pembuatan air rebusan daun salam a) Siapkan 1 genggam (10-15 lembar) daun

salam muda yang sudah dicuci. b) Siapkan 300 ml (3 gelas) air. c) Rebus daun salam dalam air

d) Tunggu beberapa saat sampai air menjadi 150 ml.

e) Setelah dingin, air rebusan daun salam siap diminum.

f) Air rebusan daun salam diminum sehari 2 kali sebelum makan. Keterangan: Diminum 2 kali sehari sebelum makan pagi dan sore hari (Nisa, 2012).

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian

(5)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment). Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain non equivalent (pretest dan posttest) control group design.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah penderita hipertensi yang berada di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Populasi yang didapat sebanyak 75 orang. 2. Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13

Agustus 2014 di Dusun Mijen Desa Gedang

Anak yang berjumlah 30 orang, yang terdiri dari

15 orang sebagai kelompok intervensi dan 15

orang lainnya sebagai kelompok kontrol. Adapun

deskripsi responden penelitian ini sebagai

berikut:

A. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Penderita Hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Umur 40-50 53-70 15 15 50,0 50,0 Jumlah 30 100,0 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 12 18 40,0 60,0 Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa jumlah responden berumur 40-50 tahun, yaitu sejumlah 15 orang (50,0%). Sedangkan jumlah responden perempuan daripada laki-laki, yaitu sejumlah 18 orang (60,0%).

B. Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran tentang tekanan darah penderita hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang sebelum dan sesudah pemberian rebusan daun salam.

1. Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Rebusan Daun Salam pada Kelompok Intervensi

Tabel 4.2 Gambaran Tekanan Darah Penderita Hipertensi Sebelum dan

(6)

Sesudah Pemberian Rebusan Daun Salam pada Kelompok Intervensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, 2014. Variabel Mean (mmHg) Median (mmHg) Std Deviasi (mmHg) Min-Max (mmH) 95% cl (mmHg) Sebelum TD Sistole TD Diastole Sesudah TD Sistole TD Diastole 15 15 15 15 168.33 92.67 136.33 90.67 10.456 4.577 11.721 2.582 150 90 120 90 185 100 160 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa

pada kelompok intervensi, rata-rata tekanan darah

sistole penderita hipertensi di Dusun Mijen Desa

Gedang Anak sebelum diberikan rebusan daun

salam sebesar 168.33 mmHg standar deviasi

10.456 sedangkan untuk tekanan darah diastole

rata-rata sebesar 92.67 mmHg dengan standar

deviasi 4.577 mmHg. Sesudah diberikan rebusan

daun salam, rata-rata tekanan darah sistole

penderita hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang

Anak sebesar 136.33 mmHg, standar deviasi

11.721 mmHg, sedangkan untuk tekanan darah

diastole rata-rata sebesar 90.67 mmHg dengan

standar deviasi 2.582 mmHg.

2. Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Air Putih pada Kelompok Kontrol

Tabel 4.3 Gambaran Tekanan Darah Penderita Hipertensi Sebelum dan Sesudah Pemberian Air Putih pada Kelompok Kontrol di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, 2014 Varia bel N Mean (mm Hg) Std Devia si (mm Hg) Min (mm Hg) Max (mm Hg) Sebel um TD Sistol e TD Diast ole Sesud ah TD Sistol e TD Diast ole 1 5 1 5 1 5 1 5 160,0 0 92,67 177.0 0 94.67 8,452 4,577 8.409 5.164 150 90 165 90 180 100 190 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa

pada kelompok kontrol, rata-rata tekanan darah

sistole penderita hipertensi di Dusun Mijen Desa

Gedang Anak sebelum diberikan air putih sebesar

160,00 mmHg standar deviasi 8,452, sedangkan

untuk tekanan darah diastole rata-rata sebesar

92,67 mmHg dengan standar deviasi 4,577 mmHg.

Sesudah diberikan air putih, rata-rata tekanan darah

(7)

Gedang Anak sebesar 177,00 mmHg dan standar

deviasi 8,409, sedangkan untuk tekanan darah

diastole rata-rata sebesar 94,67 mmHg dengan

standar deviasi 5,164 mmHg.

C. Analisis Bivariat

1. Tabel 4.4 Uji Kesetaraan Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Pemberian Rebusan Daun Salam antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol pada Penderita Hipertensi, di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, 2014 Variabel Kelompok N Mean (mmHg) SD (mmHg) Z p-value Sebelum TD Sistole Intervensi Kontrol 15 15 168,33 160,00 11,721 10,456 -0,932 0,294 Setelah TD Diastole Intervensi Kontrol 15 15 92,67 92,67 4,577 4,577 -0,905 0,112

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata TD sistole respoden kelompok intervensi sebelum diberikan rebusan daun salam sebesar 168,33 mmHg dan pada kelompok kontrol sebesar 160,00 mmHg, sedangkan rata-rata TD diastole kelompok intervensi sebesar 92,67 mmHg dan kelompok kontrol 92,67 mmHg. Ini menunjukkan bahwa baik TD sistole maupun diastole antara kelompok

intervensi dan kontrol sebelum pemberian rebusan daun salam tidak jauh berbeda.

Berdasarkan uji Shapiro-Wilk didapatkan nilai Z hitung untuk TD sistole sebesar -0,932 dengan p-value sebesar 0,294 sedangkan Z hitung untuk TD diastole sebesar -0,905 dengan p-value 0,112. Oleh karna kedua p-value tersebut lebih besar dari  (0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan baik tekanan darah sistole maupun diastole antara kelompok intervensi dan kontrol pada penderita hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Ini menunjukkan bahwa sebelum perlakuan tekanan darah kedua kelompok dapat dinyatakan setara atau sebanding.

2. Perbedaan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Sebelum dan Sesudah Diberikan Rebusan Daun Salam pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Ungaran Timur.

Hasil uji perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah pemberian rebusan daun salam pada kelompok intervensi disajikan berikut ini :

Tabel 4.5 Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Pemberian Rebusan Daun Salam pada Kelompok Intervensi pada

(8)

Penderita Hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak, 2014.

Variabel Kelompok N Mean (mmHg) SD (mmHg) Z p-value Sebelum TD Sistole Intervensi Kontrol 15 15 168,33 160,00 10,456 4,577 -3,420 0,001 Setelah TD Diastole Intervensi Kontrol 15 15 92,67 92,67 8,452 4,577 -3,352 0,001

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pada kelompok intevensi rata-rata tekanan darah sistole sebesar 168,33 mmHg sebelum peberian rebusan daun salam, kemudian turun menjadi 160,00 mmHg setelah pemberian rebusan daun salam, sedangkan tekanan darah diastolenya tidak mengalami penurunan dari 92,67 mmHg sebelum pemberian rebusan daun salam menjadi 92,67 setelah pemberian rebusan daun salam.

Berdasarkan uji Wilcoxon, didapatkan nilai Z hitung untuk TD sistole sebesar -3,420 dengan p-value seebesar 0,001 dan untuk TD diastole Z hitung sebesar -3,352 dengan p-value 0,001. Terlihat bahwa kedua p-p-value tersebut 0,001 <  (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan tekanan darah responden kelompok intervensi sebelum dan setelah pemberian rebusan daun salam pada Penderita Hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak.

Tabel 4.6 Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Pemberian Air Putih pada Kelompok Kontrol pada Penderita Hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak, 2014 Variabel Kelompok N Mean (mmHg) SD (mmHg) Z p-value Sebelum TD Sistole Intervensi Kontrol 15 15 160,00 177.00 8.452 8.409 -1.732 0,083 Setelah TD Diastole Intervensi Kontrol 15 15 92,67 94,67 4,577 5.164 -1.732 0,083

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol rata-rata tekanan darah sistole mengalami kenaikan dari 160,00 mmHg sebelum intervensi sedikit naik menjadi 177,00 mmHg setelah intervensi, sedangkan tekanan darah diastolenya mengalami kenaikan dari 90,67 mmHg sebelum intervensi menjadi 94,67 mmHg setelah intervensi.

Berdasarkan uji Wilcoxon, didapatkan nilai Z hitung untuk TD sistole sebesar -1,732 dengan p-value seebesar 0,083 dan untuk TD diastole Z hitung sebesar -1,732 dengan p-value 0,083. Terlihat bahwa kedua p-value tersebut

(9)

0,083 dan 0,083 >  (0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan tekanan darah responden kelompok kontrol sebelum dan setelah intervensi pada Penderita Hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak.

3. Hasil Uji Pengaruh rebusan daun salam terhadap perubahan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Dusun Mijen Desa Gedang Anak.

Perubahan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Ungaran Timur. Variabel Kelompok N Mean (mmHg) SD (mmHg) Z p-value TD Sistole Intervensi Kontrol 15 15 136,33 177,00 11,721 2,582 -1,732 0,083 TD Diastole Intervensi Kontrol 15 15 90,67 94,67 8,409 5,164 -3,420 0,001

Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi pada kelompok kontrol di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Ungaran Timur setelah diberikan air putih sebesar 177,00 Sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi pada kelompok intervensi di Dusun Mijen

Desa Gedang Anak Ungaran Timur setelah diberikan terapi rebusan daun salam sebesar 136,33.

Berdasarkan uji wilcoxon, didapatkan nilai Z hitung untuk TD sistole sebesar -1,732 dengan p-value sebesar 0,083, sedangkan Z hitung untuk TD diastole sebesar -3,420 dengan p-value 0,001. Oleh karena kedua p-value tersebut lebih kecil dari  (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan tekanan darah antara kelompok intervensi dan kontrol pada penderita hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak. Ini terlihat dimana tekanan darah pada kelompok intervensi lebih rendah daripada kelompok kotrol setelah pemberian rebusan daun salam. maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian rebusan daun salam terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh pemberian vitamin C, vitamin E dan kombinasi keduanya terhadap jumlah sel spermatogonia yang diberi paparan radiasi sinar

[r]

Alur pengujian kedua (warna ungu) untuk melihat pengaruh suatu vertex (user) dengan melakukan penghapusan vertex tersebut sesuai urutan ranking pada alur pengujian

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG KONSERVASI ENERGI POTENSI BISNIS DI SEKTOR GAS Proyeksi Permintaan... PENDAHULUAN

Rongga mulut adalah bagian dari tubuh yang paling sering dilakukan radiografi dibandingkan dengan bagian tubuh lain. Radiografi panoramik dapat digunakan sebagai

Bahwa sanksi harta buang termasuk dalam norma larangan dan norma gabungan versi Coleman, maka sanksi harta buang ini tidak sekedar berupaya membatasi dan melarang perceraian dalam

Benda uji untuk uji kekuatan setiap mutu beton yang dicor setiap hari harus diambil dari tidak kurang dari sekali sehari, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 110 m3.. beton,

Hasil tersebut jika dibandingkan dengan hambatan yang diberikan oleh klorokuin dengan dosis 5 mg/kg BB hampir sama bahkan lebih baik Seperti hasil penelitian sebelumnya