• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KERAJINAN AKAR KAYU DI BINTANG TEAK ROOT FURNITURE DESA BATUAN SUKAWATI, GIANYAR

Ni Luh Ekmi Jayanti, Drs. Gede Eka Harsana Koriawan, M.Erg, I Gusti Made Budiarta, S.Pd, M.Pd

Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: Ekmyjayanti@yahoo.com, Ekaharsana 19@gmail.com, gustiarta97@yahoo.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) proses pembuatan kerajinan akar kayu, (2) ragam bentuk kerajinan akar kayu di Bintang taeak Root Furniture Desa Batuan Sukawati, Gianyar.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Subjek penelitian ini adalahpembuat kerajinan akar kayuyang ada di Desa Batuan Sukawati, Gianyar.Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Proses pembuatan kerajinan akar kayu dikerjakan melalui dua tahap; Tahap pertama persiapan bahan utama akar kayu jati, bahan pendukung seperti soda api, H2O, lem kayu, sending seler, melamik glos, tiner dan hardener. Persiapan alat seperti pisau cekrek, pahat, palu, mesin serut kayu, gergaji mesin, amplas, gerinda, waterpass, kuas, sikat kawat, kompresor, steam listrik (mesin tembak angin), kompor perak dan slop tangan slop. Pada tahap kedua yaitu proses pembuatan dimulai dari; pemilihan bahan akar kayu, proses pemotongan secara global, mencekrek untuk membentuk body, penyetelan mengukur kedataran, pengamplasan, pembersihan menggunakan air, dan yang terakhir finishing menggunakan du teknik yaitu finishing melamik glos dan finishing pembakaran. (2) Ragam bentuk kerajinan akar kayu berupa benda fungsional dan benda hias diantaranya; Tempat lilin, sofa, kursi Bar, meja bonsai, meja jamur, meja cofe, meja cofe belah, satu set kursi dan meja makan, satu set kursi dan meja cofe kotak, Lemari rak terbuka, kursi dan meja bola, meja tamu, meja bintang, guci, Fas bunga, tempat buah, dekor tembok, dan stand dekorasi

Kata-kata kunci :Kerajinan, Kayu, Desain

Abstract

The objectives of this study are to know: (1) the process of making a wood root , (2) the various forms of wood root craft in the Bintang Teak Root Furniture, Batuan Village Sukawati, Gianyar. The approach of this study is descriptive qualitative. The subjects of this study are the makers of wood root craft in the Batuan Village Sukawati, Gianyar. This research use observation, interview, documentation and literature as the technique of collecting data.

The result of this study shows that: (1) the process of making a wood root is done through into two steps; the first step is preparation of teak root as the main material, the supporting materials such as soda ash, H2O, wood glue,sending seler, melamik glossed, tinner, and hardener. The preparation

of tools are knives, cekrek knive, chisel, hammer, planer saws machine, grinding, sandpaper, brush, wire brush, steam electric compressor, silver stones and hand slop. The second is manufacture process, start from the selection of wood root, cutting process in generally to get form the wood root’s body, tuning the measure, sanding, cleaning use water and the finishing use two techniques. The finishing of the techniques are melamik glossed’s finishing and burn’s finishing. (2) The various forms of wood root craft are the functional objects and ornamental objects include; candlleiers, sofa, bar stool, bonsai table, mushroom table, coffee table, coffee table sides, a set of chair and boxes of coffee table, shelves cabinets, ball chair and table, star table, jar, place fruit, vase, wall and stand decorations In the process of making a wood root crafts in the Bintang Teak Root Furniture, Batuan Village Sukawati, Gianyar is done through into step by step and the produce of various form wood root have a function each others.

(2)

PENDAHULUAN

Seni kerajinan bagi masyarakat Bali adalah sebuah mata pencaharian selain dalam bidang pertanian, Hal ini dapat dilihat dari kesibukannya dalam menciptakan berbagai jenis kerajinan. Pada umumnya kerajinan yang dihasilkan sebagai benda hias, benda pakai, dan keperluan perlengkapan upacara.

Kabupaten Gianyar

merupakansalah satu sentral kerajinan yang terdapat di Bali. Banyak menghasilkan karya-karya seni dalam wujud kesenirupaan. Seperti halnya, di desa Batuan yang terdapat di kecamatan Sukawati terkenal dengan seni kerajinannya. Desa Batuan merupakan salah satu penghasil kerajinan yang berpotensi dan memiliki nilai jual hingga ke mancanegara karena keunikan dan keragaman yang dimiliki. Kerajinan yang banyak dijumpai di Desa Batuan antara lainkerajinan kayu,kerajinan bambu, kerajinan patung, kerajinan rotan, kerajinan kaca dan lain-lain.

Bintang Teak Root Furniture di desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri kerajinan. Industri kerajinan yang dimaksud adalah mengolah akar kayu jati menjadi benda fungsional/non fungsional. Perusahaan ini didirikan sejak 9 tahun yang lalu oleh Bapak I Nyoman Legiawan, karena termotivasi banyaknya limbah akar kayu.

Kerajinan yang dihasilkan memiliki nilai tersendiri dan bersifat alami, yang dimaksud bersifat alami disini dalam pembuatan produk tidak menghilangkan bentuk aslinya. Kerajinan yang disajikan dengan berbagai bentuk yang unik dan kreatif, memiliki ciri khas tersendiri dan jauh berbeda dengan kerajinan di tempat lain. Keunikan lain dari kerajinan akar kayu ini tidak bisa dikategorikan sama dengan hasil karya yang lain, sebagai salah satu contoh hasil karya akar kayu yang berupa kursi tidak bisa disamakan dengan hasil karya akar kayu yang berupa kursi lainnya.Berdasarkan sekilas paparan di atas, ada beberapa masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut. (1) Bagaimanakah proses pembuatan berbagai macam kerajinan akar kayu di Bintang Teak Root Furniture, Desa Batuan Sukawati? (2) Bagaimanakah ragam bentuk yang di hasilkan pada kerajinan akar kayu di Bintang Teak Root Furniture, Desa Batuan Sukawati?

Berdasarkan rumusan masalah diatas adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan proses pembuatan berbagai macamkerajinan akar kayu di Bintang Teak Root Furniture, Desa Batuan Sukawati. (2)

Mendeskripsikan ragam bentuk yang dihasilkan pada kerajinan akar kayu di Bintang Teak Root Furniture, Desa Batuan Sukawati.

(3)

Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriftif dengan pendekatan kualitatif.Menurut Arikunto, (2010:3) penelitian deskriftif adalah penelitian yang menjelaskan dan memaparkan apa yang terjadi dalam sebuah lapangan atau dikelompok-kelompokan menurut jenis, sifat atau kondisinya.Penelitian yang dilakukan ini dapat digolongkan kedalam jenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan Fenomenologis yaitu penelitian yang dilakukan pada kondisi objek yang alami, penelitian sebagai instrumen kunci untuk mengkaji tentang kesenirupaan khususnya mengenai keberadaan Kerajinan Akar Kayu di Bintang Teak Root Furniture Desa Batuan Sukawati, Gianyar.

Subjek penelitian ini adalah Bapak I Nyoman Legiawan dan 2 karyawan yang membuat kerajinan akar kayu. Dari ketiganya diperoleh informasi yang dibutuhkan peneliti yaitu tentang, proses pembuatan kerajinan akar kayu, dan berbagai ragam bentuk kerajinan akar kayu yang diproduksi di Bintang Teak Root Furniture Desa Batuan, Sukawati, Gianyar.

Dalam penelitian ini menggunakan metode survey dengan empat teknik pengumpulan data yaitu teknik observasi, teknik wawancara, teknik dokumentasi, dan teknik kepustakaan. Teknik observasi dilakukan dengan cara peneliti secara langsung terjun ke lapangan dengan melakukan pengamatan secara detail tentang hal-hal yang berkaitan tentang

kerajinan akar kayu di Bintang Teak Root Furniture, Desa Batuan,Sukawati, Gianyar. Poses observasi dilengkapi dengan menggunakan alat seperti kamera atau perekam suara maupun video untuk mendokumentasikan data yang dibutuhkan.Teknik wawancara untuk menggali tentang alat dan bahan yang digunakan dalam menciptakan produk, proses pembuatan, dan ragam bentuk karya kerajinan akar kayu di Bintang Teak Root Furniture Desa Batuan, Sukawati, Gianyar. Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mempotret proses Pembuatan kerajinan akar kayu serta alat dan bahan yang digunakan dalam membuat kerajian akar kayu. Teknik kepustakaan digunakanuntuk mengumpulkan data dengan menelaah sumber-sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian yang diperlukan sebagai data pembanding dan memperkuat hasil penelitian.

Instrumen penelitian adalah alat yang difungsikan pada saat proses pengumpulan berbagai jenis data yang diperlukan, dalam penelitian ini digunakan instrumen-instrumen penelitian dalam bentuk observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan cara terjun ke tempat perusahaan kerajinan akar kayu untuk mengamati fenomena-fenomena dan keadaan di lingkungaannya yang disertai dengan pencatatan dalam bentuk buku kecil dan dilengkapi dengan alat seperti kamera maupun perekam suara untuk

(4)

mendokumentasi data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam instrumen wawancara ini peneliti mengumpulkan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan terkait tentang rumusan masalah.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis domain (Domain analysis) dan analisis taksonomi (Taxsonomic Analysis). Teknik analisis domain digunakan untuk memperoleh hasil berupa gambaran umum tentang objek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui sedangkan analisis taksonomi digunakan untuk memperoleh gambaran secara rinci tentang objek yang diteliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pembuatan kerajinan akar kayu adalah cara pengolahan bahan baku menjadi suatu karya seni yang dapat dinikmati keindahannya.Proses penciptaan produk kerajinan akar kayu dilakukan beberapa tahap yaitu persiapan bahan, alat dan proses pembuatan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung dengan para karyawan yang berkerja di Bintang Teak Root Furnituremaka didapatkan data dan informasi mengenai persiapan bahan, alat dan proses pembuatan kerajinan akar kayu. Bahan yang digunakan yaitu Bahan Utama (Akar Kayu Jati) dan Bahan Pendukung berupa Soda Api. H2O/H2SO4, Lem Kayu, Sending Seler, Melamik Glos, Tinner, Hardener. Alat yang digunakan

yaitu Pisau Cekrek, Pahat, Palu, Gergaji Mesin, Mesin Serut Kayu, Alat Pendukung, Amplas, Gerinda, Waterpass, Kuas, Sikat Kawat, Kompresor, Steam Listrik (Mesin Tembak Air), Kompor Perak,dan Selop Tangan Karet.

Dalam proses pengerjaan produk kerajinan ini harus melalui tahap-tahap persiapan sampai penyelesaian.

a. Pemilihan Bahan

Gambar 1.Proses Pemilihan Bahan Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Akar kayu yang sudah dipilih kemudian dipotong bagian-bagian yang tidak sesuai dengan keinginan pengrajin. Bahan akar kayu yang sudah dipilih dibersihkan dari kotoran seperti tanah yang masih menempel, kemudian diberibeberapa campuran bahan.

(5)

Gambar 2.Proses Pemotongan Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti Pemotongan ini dilakukan tujuannya untuk membentukglobal produk yang akan dibuat.Ide dalam pembuatan produk kerajinan secara umum dikerjakan berdasarkan bentuk bahan yang akan dibuat. menyesuaikan dengan bentuk alami pada akar kayu tersebut.

c. Proses Mencekrek ( Membentuk Body)

Gambar 3.Proses Mencekrek Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Mencekrek merupakan tahapan awal yang dilakukan setelah menentukan bentuk global. Pada tahap ini digunakan pisau cekrekmenghaluskan sisa-sisa tirusan dari hasil pemotongan dan membuat cekungan atau ceruk pada akar kayu.

d. Proses Penyetelan

Gambar 4.ProsesPenyetelan Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Proses penyetelan menggunakan alat waterpass dan mesin serut tujuannya untuk mengetahui kedataran pada akar kayu yang digunakan.

e. Proses Pengamplasan

Gambar 5.ProsesPengamplasan Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Proses pengamplasan ini dilakukan untuk mendapatkan hasil kerajinan yang benar-benar halus dan sempurna sebelum proses finishing.

f. Proses Pembersihan

Gambar 6.ProsesPemberian Soda Api Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Pada proses pembersihan, pengrajin menggunakan bahan cairan soda api, H2O, dan air. Tujuannya agar kotoran pada akar kayu benar-benar terangkat dan keluar dari selah-selah akar kayu.

(6)

Gambar 7.ProsesPemberian H2O Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Selanjutnya pemberian bahan cairan H2O dengan cara disemprot menggunakan alat sprey kompresor, penyemprotan harus dilakukan secara merata hingga mengeluarkan busa yang merupakan kotoran-kotoran yang menempel pada serat-serat akar kayu yang sulit dibersihkan.

Gambar 8.ProsesPembersihan dengan Air Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Semua bahan yang sudah diaplikasikan pada akar kayu, dibersihkan kembali menggunakan air agar busa kotoran yang keluar dari sela-sela akar kayu menjadi bersih dan akar kayu siap di finishing.

g. Proses Finishing

Gambar 9.Proses Finishing Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Pada tahapan ini adalah proses menentukan hasil yang terbaik pada produk. Di Bintang Teak Root Furniture menggunakan dua teknik finishing, yaitu Finishing Melamik Glos (Warna Alami)

dan Finishing Teknik

Pembakaran.Finishing Melamik Glos Ragam bentuk kerajinan yang dihasilkan di Bintang Teak Root Furniture seperti produk fungsional, Selain itu pengrajin juga membuat aneka jenis hiasan.

1. TempatLillin

Gambar 10.Tempat Lilin Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Bentuk tempat lilin menyerupai bentuk jamur.Kerajinan tempat lilin memiliki ukuran 120x30x40 cm. Fungsinya sebagai tempat untuk lilin dan hiasan.

(7)

Gambar 11.Sofa

Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti Sofa memiliki ukuran panjang 90 cm dan tinggi 40 cm, fungsinya sebagai tempat duduk yang biasanya ditaruh di ruang tamu.

3. Kursi Bar

Gambar 12.Kursi Bar Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti Kursi Bar berbentuk seperti jamur, kursi Bar memiliki ukuran tinggi 80 cm dan lebar 30 cm, fungsinya sebagai tempat duduk di sebuah Cafe dan Bar.

4. Meja Bonsai

Gambar 13. Meja Bonsai Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Meja bonsai bentuknya sangat unik karena pada pinggiran meja bagian bawah dan kaki dihiasi lubang-lubang, yang dijadikan sebagai motifnyadan memiliki ukuran tinggi 100 cm dan lebar 50 cm.

5. Meja Jamur

Gambar 14. Meja Jamur Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Meja jamur bentuknya menyerupai jamur, biasanya digunakan sebagai tempat hiasan atau dekorasi pada ruangan. Meja ini memiliki ukuran tinggi 40-120 cm dan lebar 20-35 cm dengan alasnya yang seperti jamur yang berupa potongan papan.

6. Meja cofe

Gambar 15. Meja Cofe Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

(8)

Meja Cofe ini mempunyai ukuran 40x20 cm yang difungsikan sebagai meja alas kopi dan biasanya di taruh di depan halaman rumah.

7. Meja Cofe Belah

Gambar 16. Meja Cofe Belah Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti Meja Cofe Belah memiliki ukuran tinggi 80 cm dan lebar 50 cm, meja ini digunakan sebagai alas tempat minum kopi atau makanan lainnya. Biasanya meja Cofe Belah ini di taruh di ruang tamu atau di teras depan rumah.

8. Satu Set Kursi dan Meja Makan

Gambar 17.Satu Set Kursi dan Meja Makan

Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Satu set meja makan terdiri dari 3-4 buah kursi bintang. Meja makan memiliki ukuran tinggi 80 cm, dan diameter 30 cm, sedangkan kursi bintang memiliki ukuran tinggi 40 cm.

9. Satu Set Kursi dan Meja Cafe Kotak

Gambar 18.Satu Set Kursi dan Meja Kotak Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Satu set meja Cofe Kotak terdiri dari 4 buah kursi yang berbentuk kotak. Meja cafe kotak ini memiliki kaki yang terbuat dari akar kayu sebagai alas pada kaca. Meja ini memiliki ukuran tinggi 50 cm dan lebar 80 cm, sedangkan kursi memiliki ukuran tinggi 30 cm dan lebar 20 cm.

10. Lemari Rak Terbuka

Gambar 19.Lemari Rak Terbuka Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Lemari Rak Terbuka memiliki ukuran tinggi 1,5 m dan lebar 40 cm. Lemari ini bentuknya tidak simetris dan memiliki tiga kaki sebagai penyanggah.

(9)

Gambar 20.Kursi Dan Meja Bola Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Meja dan kursi bola memiliki ukuran yang sama dengan diameter 30 cm. Dikatakan meja bola karena bentuknya menyerupai bola namun tidak sepenuhnya bulat seperti bola karena pada setiap sisi meja dan kursi in terdapat cekungan-cekungan berwarna hitam sebagai motifnya.

12. Meja Tamu

Gambar 21. Meja Tamu Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti Meja tamu bentuknya tidak beraturan, kaki meja ini terdapat pada setiap sisi meja yang ukurannya tidak sama. Tinggi meja tamu ini 60 cm dan diameter 30 cm. Produk kerajinan ini biasanya digunakan didalam ruang Tamu.

13. Meja Bintang

Gambar 22.Meja Bintang Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti Meja bintang bentuknya seperti bintang namun tidak beraturan, memiliki ukuran tinggi 80 cm, fungsinya sebagai meja hias yang biasa ditaruh di ruang tamu.

14. Guci

Gambar 23. Guci Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Guci memiliki ukuran diameter 10 cm yang befungsi sebagai hiasan dan tempat buah yang biasanya ditaruh di atas meja.Guci ini terlihat unik karena memiliki hiasan yang tidak beraturan.Guci terbuat dari akar kayu yang berbentuk bulat.

(10)

Gambar 24. Fas Bunga Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti Fas bunga ini tidak seperti bentuk fas bunga biasanya, uniknya dapat dilihat pada bentuknya yang menyerupai guci yang pada setiap sisinya memiliki lubang-lubang besar.Produk ini memiliki ukuran tinggi 30 cm.

16. Tempat Buah

Gambar 25. Tempat Buah Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Bentuk dari jenis kerajinan akar kayu ini menyerupai guci namun tidak beraturan dengan ukuran 40x20x30 cm. Fungsi dari tempat buah ini adalah sebagai hiasan dan tempat buah-buahan.

17. Dekor Tembok

Gambar 26. Dekor Tembok Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Dekor tembok bentuknya menyerupai bintang namun tidak beraturan. Benda ini memiliki ukuran tinggi 50 cm dan digunakan sebagai hiasan di dinding.

18. Stand Dekorasi

Gambar 27. Stand Dekorasi Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti

Stand dekorasi ini berfungsi sebagai hiasan di dalam ruangan rumah dan dinding, memiliki ukuran tinggi 35 cm-1 meter.

KESIMPULAN DAN SARAN

1) Proses pembuatan kerajinan akar kayu

di Bintang Teak Root Furniture

dikerjakan melalui tahapan-tahapan yaitu persiapan bahan, persiapan alat dan proses pembuatan. Semua alat

(11)

dan bahan yang digunakan pada saat proses pembuatan kerajinan merupakan salah satu pendukung terciptanya produk kerajinan di perusahaan Bintang Teak Root Furniture.

Semua bentuk kerajinan dibuat berdasarkan bentuk akar kayu aslinya hanya dikurangi beberapa bagian yang tidak diperlukan, selain dikurangi juga ada penambahan potongan kayu seperti pada bagian kaki meja dan kursi.

Terkait dengan penelitian ini penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:

1) Kepada para pengrajin diharapkan agar dalam proses pembuatan seni kerajinan akar kayu hendaknya mengadakan inovasi terhadap bentuk produk yang lebih variatif.

2) Kepada peneliti selanjutnya yang akan mengangkat tentang kerajinan akar kayu diharapkan untuk menambah informasi dan kepustakaan terkait dengan teori, dan menambahkan aspek pemasaran produksi agar penelitian yang dihasilkan dapat menyentuh persoalan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional.2001.

Kamus Besar Bahasa

Indonesia.Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.

Iskandar. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada

Wahana, Roky Budi. 2011. Seni Patung Kawi “Designs” Blora: Kajian proses Produksi dan Bentuk Estetis. Skripsi (Tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Yasraf Amir Piliang. 1999. Hiper-Realitas

Kebudayaan. Yogyakarta: LkiS. (Pengertian alat).Tersedia pada sumber

http://www.kamusq.com.alat-adalah-pengertian-dan-definisi.html (diakses tanggal 03 September 2015, pukul 12.30 Wita).

Gambar

Gambar 1.Proses Pemilihan Bahan  Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti
Gambar 4.ProsesPenyetelan  Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti
Gambar 7.ProsesPemberian H 2 O  Foto : Ni Luh Ekmi Jayanti
Gambar  11.Sofa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perwakilan dan Partai Politik, Jakarta: Gema Insani Press. Hukum dan Hukum Pidana.. pembuat delik itu. 11 Maka bila dihubungkan dengan kalimat pemidanaan, bahwa pemidanaan

Sampai dengan triwulan III-2015 layanan jasa syariah terdiri dari 21 Penjamin Emisi Efek yang turut serta dalam penawaran umum Efek Sya- riah, 31 Manajer Investasi yang turut

Dalam penelitian ini disusun skala disposisi matematis siswa yang disusun berdasarkan indikator menurut Wardani (2009) yang meliputi: (1) Percaya diri terhadap

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W2, 2013 XXIV International CIPA Symposium, 2 – 6 September 2013,

RENCANA KONTINJENSI BANJIR LAHAR HUJAN.. SUNGAI GENDOL

Kemudian memberikan solusi atau rekomendasi perbaikan berkaitan dengan existing program iklan SMS Telkomsel yang sesuai dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH1.

Orang tua dari anak jalanan tidak memiliki tingkat pendidikan yang pada akhirnya. tidak memiliki pengetahuan dan keahlian untuk bersaing di busra kerja, mereka