• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Magelang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Magelang"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

36

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A. Magelang

Magelang berasal dari dua kata, yaitu “maha” dari bahasa Sansekerta yang berarti sangat besar dan “gelang” yang berarti perhiasan berbentuk melingkar

(bulat) yang dipakai di pergelangan tangan. Dengan demikian, Magelang berarti gelang yang sangat besar karena Magelang dikelilingi oleh gunung dan bukit. Gunung dan bukit yang mengelilingi Magelang adalah Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Telomoyo dan Perbukitan Menoreh. Hal inilah yang menjadikan Magelang sebagai salah satu wilayah yang istimewa dan merupakan salah satu wilayah di dunia yang dikelilingi oleh lima gunung sekaligus. Wilayah Magelang terdiri dari Kota Magelang di pusatnya dan Kabupaten Magelang yang mengelilinginya. Dulunya Kota Magelang adalah ibukota dari Kabupaten Magelang sebelum mendapat kebijakan untuk mengurus rumah tangganya sendiri-sendiri sebagai sebuah kota baru. (www.magelangkota.go.id diakses 23 Desember 2014)

1. Kota Magelang

a. Sejarah Kota Magelang

Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Mantyasih sendiri memiliki arti beriman dalam Cinta Kasih. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan. Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang

(2)

commit to user

digunakan adalah Prasasti Poh, Prasasti Gilikan dan Prasasti Mantyasih. Ketiganya merupakan parsasti yang ditulis diatas lempengan tembaga. Prasasti Poh dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M), dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh,

sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang.

(www.magelangkota.go.id diakses 23 Desember 2014)

Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut-sebut Gunung Susundara dan Wukir Sumbing yang kini dikenal dengan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Kemudian Magelang terus berkembang menjadi Kota dan selanjutnya menjadi Ibukota Karesidenan Kedu dan juga pernah menjadi Ibukota Kabupaten Magelang. Setelah masa kemerdekaan kota ini menjadi kotapraja dan kemudian kotamadya. Di era reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas-luasnya kepada daerah, sebutan kotamadya ditiadakan dan diganti menjadi kota. (www.magelangkota.go.id diakses 23 Desember 2014)

(3)

commit to user

Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke-18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama. Bupati ini pula yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun Alun-alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya dipilihlah Magelang sebagai Ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818. (www.magelangkota.go.id diakses 23 Desember 2014)

Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh Pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah Magelang kemudian dijadikan Kota Militer. Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan-jalan arteri diperkeras dan diaspal. (www.magelangkota.go.id diakses 23 Desember 2014)

b. Letak Geografis Kota Magelang

Kota Magelang merupakan wilayah administrasi terkecil di Provinsi Jawa Tengah dengan luas hanya 0,06 % dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah, sekaligus sebagai wilayah terkecil di Jawa Tengah. Kota Magelang adalah salah satu dari 35 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Tengah. Secara geografis Kota Magelang terletak pada 110º 12º - 30º Bujur Timur dan 7º 26º - 28º Lintang Selatan. Kota Magelang berada di 15 km sebelah

(4)

commit to user

Utara Kota Mungkid, 75 km sebelah selatan Semarang, dan 43 km sebelah utara Yogyakarta. Terletak pada posisi strategis karena berada tepat di tengah-tengah Pulau Jawa dan persilangan jalur transportasi dan ekonomi antara Semarang-Magelang-Yogyakarta dan Purworejo. Di samping itu, Kota Magelang berada pada persimpangan jalur wisata lokal maupun regional antara Yogyakarta - Borobudur - Kopeng dan dataran tinggi Dieng. Luas Kota Magelang hanya sekitar 18,12 km2. (litbang.magelangkota.go.id diakses 23 Desember 2014)

Gambar 3.1 : Peta Posisi Kota Magelang terhadap Jawa Tengah (Sumber : www.penataanruangjateng.info diakses 26 Desember 2014)

Letak strategis Kota Magelang juga ditunjang dengan penetapan Kota Magelang sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kawasan Purwomanggung (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang dan Kabupaten Magelang) dalam Rencana Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah. Kemudian secara topografis Kota Magelang merupakan dataran tinggi yang berada kurang dari lebih 380 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan berkisar antara 5o-45o, sehingga Kota Magelang merupakan wilayah yang bebas banjir dengan ditunjang keberadaan sungai Progo di sisi barat dan sungai Elo di sisi timur. Klimatologi Kota Magelang dikategorikan sebagai

(5)

commit to user

daerah beriklim basah dengan curah hujan yang cukup tinggi sebesar ±7,10 mm/tahun. (www.magelangkota.go.id diakses 23 Desember 2014)

Gambar 3.2 : Peta Administrasi Kota Magelang

(Sumber : www.penataanruangjateng.info diakses 26 Desember 2014)

Semenjak Januari 2007, wilayah administrasi Kota Magelang terbagi menjadi 3 kecamatan yang terdiri dari 17 kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : (www.magelangkota.go.id diakses 23 Desember 2014)

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Secang dan Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

2) Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Elo dan Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

4) Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Progo dan Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.

(6)

commit to user

Sedangkan 3 kecamatan yang ada di Kota Magelang antara lain :

1) Kecamatan Magelang Utara dengan luas wilayah 6,128 km2. Terdiri dari 5 kelurahan yaitu:

a) Kelurahan Potrobangsan b) Kelurahan Wates

c) Kelurahan Kedungsari d) Kelurahan Kramat Selatan e) Kelurahan Kramat Utara

2) Kecamatan Magelang Tengah dengan luas wilayah 5,104 km2. Terdiri dari 6 kelurahan yaitu:

a) Kelurahan Kemirirejo b) Kelurahan Cacaban c) Kelurahan Magelang d) Kelurahan Panjang e) Kelurahan Gelangan

f) Kelurahan Rejowinangun Utara

3) Kecamatan Magelang Selatan dengan luas wilayah 6,888 km2. Terdiri dari 6 kelurahan yaitu:

a) Kelurahan Jurangombo Selatan b) Kelurahan Jurangombo Utara c) Kelurahan Magersari

d) Kelurahan Rejowinangun Selatan e) Kelurahan Tidar Utara

(7)

commit to user c. Lambang Kota Magelang

Gambar 3.3 : Lambang Kota Magelang

(Sumber : www.magelangkota.go.id diakses 26 Desember 2014)

Arti dari lambang Kota Magelang adalah :

(www.magelangkota.go.id diakses 24 Desember 2014)

1) Padi dan kapas berarti kemakmuran, cukup sandang dan pangan. 2) Paku di atas simpang tiga berarti :

a) Paku menggambarkan Gunung Tidar sebagai pakuning Pulau Jawa. b) Simpang tiga menggambarkan letaknya dipertemukan dari tiga

jurusan yaitu Semarang, Purworejo dan Yogyakarta.

3) Bintang besar di tengah-tengah berarti rakyat Magelang ber-Pancasila atau rakyat Magelang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.

4) Topi baja di atas buku berarti adanya pendidikan ABRI, Kota Militer dan merupakan pusat pendidikan umum.

5) Warna dasar ada 5 yaitu Hijau, Merah Tua, Putih, Kuning Emas dan Hitam yang berarti:

a) Hijau: Lambang kesuburan dan kemakmuran b) Merah Tua: Lambang keberanian/revolusioner c) Putih: Lambang kesucian/kejujuran/kebersihan

(8)

commit to user

d) Kuning Emas: Lambang keagungan/kebahagiaan e) Hitam: Lambang keadilan, kuat/sentausa/langgeng

6) Bambu runcing diatas dasar merah tua berarti keberanian dan kekuatan rakyat, berdasarkan sejarah perjuangan rakyat dalam mengusir Belanda, Inggris dan Gurkha dalam revolusi fisik yang diwarisinya dari perjuangan Pangeran Diponegoro.

7) Padi berjumlah 17 butir berarti tanggal 17. Kapas berjumlah 8 pucuk berarti bulan 8 atau Agustus. Dua buah bambu runcing, yang satu beruas empat dan yang lain beruas lima berarti tahun 1945.

Moto Kota Magelang adalah Kota Sejuta Bunga. Berangkat dari sebutan "Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa). Filosofi sebuah bunga, yaitu dapat memberikan keindahan, memberikan manfaat ekonomis, dan menggambarkan sinergitas kehidupan. Ibarat sebuah bunga, Kota Magelang sebagai Kota Jasa memiliki daya tarik serta memberikan manfaat secara ekonomis, sebagai masyarakat yang dikemas dalam tampilan yang indah. Sedangkan semboyan Kota Magelang adalah Magelang Kota

Harapan (Hidup, Aman, Rapi, Asri, dan Nyaman).

(www.magelangkota.go.id diakses 24 Desember 2014) d. Visi Misi Kota Magelang

1) Visi

Visi Kota Magelang Tahun 2010-2015 adalah "Terwujudnya Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang Maju, Profesional, Sejahtera, Mandiri dan Berkeadilan”. Adapun makna Visi Kota Magelang tersebut adalah : (www.magelangkota.go.id diakses 24 Desember 2014)

(9)

commit to user

a) Terwujudnya Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang Maju

Bermodal dari kondisi dan letak geografis Kota Magelang yang strategis, serta terciptanya pelayanan jasa dalam semua bidang (pendidikan, perdagangan, pariwisata, kesehatan, dan sebagainya) perlu peningkatan dan perbaikan penyediaan pelayanan jasa bagi masyarakat kota dan masyarakat daerah sekitar.

b) Profesional

Profesional yang dimaksud adalah kemampuan nyata pemerintah dalam rangka menciptakan pelayanan jasa secara efektif dan efisien. c) Sejahtera

Kesejahteraan masyarakat Kota Magelang dan sekitarnya dapat tercipta dengan tercukupinya kebutuhan manusia meliputi pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja yang selanjutnya mengarah pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Kota Magelang yang layak dan bermartabat.

d) Mandiri

Era global saat ini yang ditandai dengan pemberlakuan pasar bebas (WTO, AFTA, APEC, dan sebagainya) cepat atau lambat tentunya akan berdampak pada kondisi ketahanan ekonomi masyarakat, untuk itu perlu kiranya perkuatan dan peningkatan perekonomian kerakyatan dengan optimalisasi dari potensi daerah yang didukung oleh kemandirian masyarakat peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan aspek kemandirian.

(10)

commit to user

e) Berkeadilan

Peningkatan pembangunan segala aspek secara merata dan prioritas pada bidang pendidikan, kesehatan, sosial budaya yang ditujukan masyarakat berpenghasilan rendah serta peningkatan dan pengembangan paham kebangsaan dan kualitas keimanan dan ketaqwaan.

2) Misi

Berdasarkan Visi Kota Magelang tersebut ditetapkan Misi Pembangunan Kota Magelang Tahun 2010-2015 sebagai berikut : (www.magelangkota.go.id diakses 24 Desember 2014)

a) Menciptakan pemerintahan yang bersih dan profesional dengan peningkatan kapasitas dan responsif apratur didasarkan pada nilai-nilai kebenaran dan berkeadilan.

b) Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan mendorong tumbuhnya iklim investasi untuk pengembangan usaha yang mampu membuka peluang penyerapan tenaga kerja yang luas bagi masyarakat.

c) Memperkuat dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian kerakyatan dengan mengoptimalkan potensi daerah yang didukung oleh kemandirian masyarakat.

d) Meningkatkan pembangunan pelayanan perkotaan dengan pengembangan budaya daerah disertai dengan peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan aspek kemandirian.

(11)

commit to user

e) Mendorong peningkatan derajat kesehatan, pengembangan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif dan memiliki etos kerja yang tinggi.

f) Mengembangkan paham kebangsaan dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan guna mewujudkan rasa aman ketentraman masyarakat.

2.

Kabupaten Magelang

a. Sejarah Kabupaten Magelang

Sejarah Kabupaten Magelang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan Kota Magelang. Pada tahun 1812, Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles mengangkat Ngabei Danuningrat sebagai bupati pertama Magelang dengan gelar Adipati Danuningrat I. Penunjukkan ini terjadi sebagai konsekuensi perjanjian antara Inggris dan Kesultanan Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1812 yang menyerahkan wilayah Kedu kepada pemerintah Inggris. Sejak itu Danuningrat menjadi bupati pertama di Kabupaten Magelang dengan gelar Adipati Danuningrat I. Atas petunjuk dari gurunya beliau memilih daerah antara desa Mantiasih dan desa Gelangan sebagai pusat pemerintahan. (www.magelangkab.go.id diakses 14 Januari 2015)

Pada tahun 1930, jabatan bupati diserahkan dari dinasti Danuningrat kepada pejabat baru yang bernama Ngabei Danukusumo. Sementara itu sebagai tindak lanjut dari Keputusan Desentralisasi (Decentralisatie Besluit) tahun 1905, Kota Magelang menjadi gemeente bersama dengan Kota Semarang, Salatiga, dan Pekalongan. Jabatan walikota baru diangkat pada

(12)

commit to user

tahun 1924. Meskipun demikian, kedudukan bupati masih tetap berada di kota Magelang. Akibatnya ada sejumlah pimpinan daerah di kota Magelang yaitu bupati Magelang, residen Kedu, asisten residen Magelang dan walikota Magelang. (www.magelangkab.go.id diakses 14 Januari 2015)

Seiring dengan waktu, kedudukan Kabupaten Magelang diperkuat melalui UU No.2 tahun 1948 dengan ibukota di Kota Magelang. Pada tahun 1950 berdasarkan UU No. 13 tahun 1950 Kota Magelang berdiri sendiri dan diberi hak untuk mengatur rumah tangga sendiri, sehingga ada kebijaksanaan untuk memindah ibu kota kabupaten ke daerah lain. Ada dua alternatif ibu kota sebagai pengganti Kota Magelang, yaitu Kawedanan Grabag atau Kawedanan Muntilan, namun kedua daerah ini ditolak. Pada tanggal 22 Maret 1984, Kecamatan Mertoyudan bagian Selatan dan kecamatan Mungkid bagian Utara dipilih secara resmi sebagai ibu kota Kabupaten Magelang oleh gubernur Jawa Tengah dengan nama Kota Mungkid. (www.magelangkab.go.id diakses 14 Januari 2015)

b. Letak Geografis Kabupaten Magelang

Kabupaten Magelang adalah salah satu dari 35 Kabupaten di Jawa Tengah, dengan wilayah seluas 108.573 ha (1.085,73 km2). Ibukota Kabupaten Magelang adalah Kota Mungkid. Kabupaten Magelang terdiri atas 21 kecamatan, 367 desa, dengan berbagai ragam tradisi dan budaya serta kaya akan sumber daya alam dan daya tarik wisata. Kabupaten Magelang berhawa sangat sejuk dan cenderung dingin karena banyak daerahnya yang terdapat di lereng gunung. Gunung-gunung yang ada di wilayah Kabupaten Magelang adalah Gunung Sumbing, Gunung Merbabu,

(13)

commit to user

Gunung Merapi, Gunung Andong, Gunung Telomoyo dan Perbukitan Menoreh. (www.magelangkab.go.id diakses 14 Januari 2015)

Gambar 3.4 : Peta Posisi Kabupaten Magelang pada Jawa Tengah (Sumber : id.wikipedia.org diakses 15 Januari 2015)

Kabupaten Magelang terletak di 1100 1000 -580 Bujur Timur – 1100 610-510 Bujur Timur dan 70 420-130 Lintang Selatan – 70 420-160 Lintang Selatan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang di bagian utara, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali di bagian timur, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Purworejo di bagian selatan, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung di bagian barat, serta Kota Magelang yang berada ditengah-tengahnya. (www.magelangkab.go.id diakses 14 Januari 2015)

Gambar 3.5 : Peta Administrasi Kabupaten Magelang (Sumber : www.penataanruangjateng.info diakses 15 Januari 2015)

(14)

commit to user c. Lambang Kabupaten Magelang

Gambar 3.6 : Lambang Kabupaten Magelang (Sumber : www.magelangkab.go.id diakses 14 Januari 2015)

Arti lambang Kabupaten Magelang : (www.kemendagri.go.id diakses 14 Januari 2015)

1)

Bintang bersudut lima berwarna kuning emas terletak di tengah yang

berbentuk perisai sebagai lambang perjuangan menggambarkan daerah Kabupaten Magelang adalah daerah yang subur bagi segala macam golongan, agama dan lapisan masyarakat.

2)

Tulisan KABUPATEN MAGELANG berwarna kuning emas menunjukkan identitas daerah.

3)

Stupa Borobudur berdiri limas trap berwarna putih dan berlubang hitam

terletak di tengah-tengah perisai melambangkan monumen tersohor Candi Borobudur yang dimiliki Kabupaten Magelang dan merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia dan melambangkan obyek Pariwisata.

4)

Keris berwarna kunig emas terletak di tengah stupa melambangkan perjuangan pahlawan Diponegoro yang gigih menentang penjajah Belanda.

(15)

commit to user

5)

Gunung berjumlah lima buah berwarna kuning emas terletak di bawah

trap melambangkan bahwa Kabupaten Magelang adalah suatu wilayah pegunungan/dataran tinggi dari lima pegunungan (Panca Arga) yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Andong, Gunung Telomoyo dan Gunung Sumbing.

6)

Dua puluh lima butir padi berwarna kuning berangkai membujur keatas

di bagian kiri perisai dan lima buah kapas berwarna putih berangkai dengan empat daun berwarna kuning emas membujur ke atas bagian perisai serta empat buah panili pada batangnya yang melilit pada bambu runcing di sebelah kiri, melambangkan bahwa pada tanggal 25 September 1945 telah terjadi perjuangan mengusir penjajah Inggris dan Gurkha dalam mencapai kemerdekaan di daerah Kabupaten Magelang.

7)

Dua helai daun tembakau berwarna kuning emas dan klembak yang terletak lurus di bawah daun tembakau menggambarkan hasil produksi pertanian untuk Kabupaten Magelang.

8)

Dua bambu runcing berwarna kuning emas terletak sudut menyudut ke kiri dan ke kanan pada klembak melambangkan perjuangan rakyat dan pemerintah Kabupaten Magelang dalam perang kemerdekaan yang dapat menggalang persatuan dan kesatuan Bangsa.

9)

Samir berwarna merah putih melengkung ke atas terletak di bagian

bawah perisai yang menggambarkan suatu optimisme akan tercapainya cita-cita yang luhur.

10)

Warna kuning tua atau kuning emas berarti keluhuran, melambangkan

(16)

commit to user

Kabupaten Magelang. Warna merah tua berarti berani, melambangkan keberanian bertindak, keberanian menderita demi untuk tercapainya cita-cita luhur. Warna hijau tua berarti harapan kehidupan, harapan akan cita-cita luhur yang amat besar. Warna hitam berarti abadi kekal, perjuangan rakyat Kabupaten Magelang kekal dan abadi, pantang mundur sampai cita-cita berhasil. Warna putih berarti suci bersih, perjuangan mencapai cita-cita, mencapai keadilan dan kebenaran. d. Visi dan Misi Kabupaten Magelang

1) Visi

Visi Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 adalah “Terwujudnya Kabupaten Magelang yang Lebih Semanah (Sejahtera, Maju, dan Amanah)”. Semanah semakna dengan sehati, sehingga makna Semanah

dimaksudkan adanya kebersamaan di Kabupaten Magelang untuk mewujudkan Kabupaten Magelang yang Lebih Sejahtera, Maju dan Amanah. (www.magelangkab.go.id diakses 15 Januari 2015)

a) Sejahtera. Konsep sejahtera menunjukkan kondisi kemakmuran masyarakat Kabupaten Magelang, yaitu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan ekonomi (materiil) maupun sosial (spirituil) secara adil dan merata. Dalam terminologi Jawa, kondisi masyarakat yang sejahtera ditunjukan dengan masyarakat yang wareg, wutuh, waras, dan wasis; yaitu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan pangan (wareg), sandang dan papan (wutuh), terjamin kesehatan jasmani-rohani (waras), dan masyarakat yang cerdas (wasis).

(17)

commit to user

b) Maju. Kemajuan suatu daerah atau masyarakat diartikan sebagai suatu kondisi fisik dan non fisik yang unggul dan berdaya saing, berperadaban, profesional serta berwawasan ke depan yang luas. Pembangunan diarahkan untuk membentuk daerah yang mandiri dengan segenap potensi sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan, namun tetap mengedepankan pentingnya kerjasama yang sinergis dan kearifan dalam pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup dan ruang.

c) Amanah. Pemerintahan yang amanah adalah pemerintahan yang senantiasa mampu menciptakan dan menjaga solidaritas, kepercayaan, kejujuran, kerjasama, dan komitmen yang baik dalam pelayanan publik.

2) Misi

Misi Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 adalah sebagai berikut: (www.magelangkab.go.id diakses 14 Januari 2015)

a) Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kehidupan beragama.

b) Membangun perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang berdaya saing.

c) Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana daerah.

d) Memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam berbasis kelestarian lingkungan hidup.

e) Menciptakan sistem pemerintahan yang baik dan demokratis. f) Menciptakan masyarakat yang aman dan tenteram.

(18)

commit to user

B. Pariwisata di Magelang

Dalam perancangan permainan Magelang City Board Game dipilih obyek-obyek wisata di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang yang cocok untuk dikenalkan dan dikunjungi oleh target audience, yaitu anak-anak usia sekolah dasar sebagai wahana rekreasi maupun edukasi. Berikut obyek-obyek wisata tersebut :

1. Wisata Alam a. Bukit Tidar

Bukit Tidar adalah salah satu wisata alam yang terletak di Kecamatan Magelang Selatan di dalam kompleks Akademi Militer dan terkenal sebagai pakunya pulau Jawa. Di sini juga terdapat beberapa makam dan petilasan leluhur masyarakat Magelang, salah satunya adalah petilasan penyebar agama Islam di Jawa Tengah yakni petilasan Syekh Subakir dari Persia. Selain itu terdapat juga makam Kyai Semar dan makam Kyai Sepanjang. Oleh karena itu, wisata alam di Bukit Tidar sering disebut juga dengan Wisata Ziarah Bukit Tidar.

Bukit Tidar dengan ketinggian 500 m dari permukaan laut, memiliki temperatur antara 25º-27º, serta banyaknya pepohonan di sekeliling bukit menjadikannya sebagai paru-paru kota sehingga udara Kota Magelang selalu sejuk dan bersih. Pemandangan Kota Magelang juga dapat dilihat dari puncak Bukit Tidar. Letak Bukit Tidar tepatnya di Kelurahan Magersari, kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.

(19)

commit to user

Gambar 3.7 : Puncak Bukit Tidar

(Sumber : www.skyscrapercity.com diakses 28 Desember 2014)

b. Ketep Pass

Obyek wisata gunung ini terletak 21 km dari Kota Mungkid ke arah timur tepatnya berada di desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang dan berada di jalur SSB (Solo Selo Borobudur). Dari Gardu Pandang wisatawan dapat melihat pemandangan gunung dan bukit yang indah yang mengelilingi Kabupaten Magelang serta hamparan tanah pertaniannya yang menarik. Dari obyek wisata ini wisatawan juga dapat menyaksikan langsung luncuran awan panas gunung Merapi jika Merapi sedang erupsi. Fasilitas yang dimiliki obyek wisata ini antara lain area parkir, kamar mandi/toilet, gazebo, museum, teater, dan teropong.

Gambar 3.8 : Ketep Pass (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(20)

commit to user

c. Telaga Bleder

Gambar 3.9 : Telaga Bleder (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Telaga Bleder terletak di Desa Ngasinan, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang dan berada di lereng Gunung Andong. Telaga ini dikelilingi oleh pepohonan yang menjadikan telaga ini sebagai tempat wisata yang asri dan nyaman. Di Telaga Bleder terdapat aneka fasilitas rekreasi air.

Pengunjung dapat menikmati rekreasi air sambil menikmati sejuknya hawa pegunungan serta panorama alam yang indah. Tempat ini dikelilingi banyak pepohonan rindang yang akan membuat pengunjung dan keluarga betah untuk berlama-lama disini. Di sini juga tersedia aneka fasilitas rekreasi air seperti speed boat, sampan, sepeda dan becak air.

2. Wisata Budaya a. Museum

1) Museum Jendral Sudirman

Dahulu museum ini merupakan rumah peristirahatan atau kediaman yang pernah ditempati oleh Alm. Jenderal Sudirman sampai beliau wafat. Bangunan ini terletak di Jalan Ade Irma Suryani C.7 Badaan, Magelang dan memiliki luas 400 m2 dengan jarak 1 km ke arah

(21)

commit to user

utara dari pusat Kota Magelang. Bangunan yang berdiri sekitar tahun 1930 tersebut memiliki beberapa keunikan khas, diantaranya :

a) Merupakan tempat wafatnya Jenderal Sudirman

b) Perlengkapan rumah tangga keluarga Jenderal Sudirman c) Meja tempat pensucian jenazah

d) Tempat tidur

e) Foto dokumentasi perjuangan f) Replika tandu Jenderal Sudirman

Gambar 3.10 : Museum Jenderal Sudirman (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Museum ini memiliki fasilitas diantaranya kantor informasi wisata, pemandu, tempat parkir, kamar mandi atau WC, tempat penjualan cinderamata dan taman. Jam buka museum ini adalah setiap hari pukul 09.00 - 15.00 WIB.

2) Museum Pangeran Diponegoro

Museum Pangeran Diponegoro berdiri pada tahun 1821. Bangunan museum ini dirancang dengan gaya arsitektur klasik Eropa. Jenis museum kamar pengabdian Diponegoro ini khusus bersifat memorial, karena bangunan atau ruangan pameran merupakan bekas

(22)

commit to user

tempat dimana Pangeran Diponegoro melakukan perundingan dengan Jenderal De Kock pada tanggal 20 Oktober 1830.

Gambar 3.11 : Museum Pangeran Diponegoro (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Koleksi yang ada di museum ini adalah benda-benda peninggalan Pangeran Diponegoro, antara lain :

a) Meja dan Kursi tempat perundingan Pangeran Diponegoro dengan Jenderal De Kock

b) Jubah berukuran tinggi 1.57 m, lebar 1.35 m terbuat dari kain shantung

c) 7 buah cangkir yang dahulu digunakan sebagai peralatan minum Pangeran Diponegoro

d) Amben atau tempat sholat Pangeran Diponegoro

e) Sebuah Kitab Takrib yang memiliki tulisan Kyai Mlangi merupakan buku bacaan Pangeran Diponegoro.

Museum ini terletak di sebelah utara komplek eks Karesidenan Kedu yang berfungsi sebagai Kantor Pemerintahan, tepatnya di Jalan Diponegoro No.1 Magelang. Museum ini memiliki luas 2552 m2 dengan jarak 0,5 km ke arah barat laut dari pusat Kota Magelang. Jam buka museum ini adalah setiap hari Senin – Jumat pukul 09.00 – 15.00 WIB.

(23)

commit to user

3) Museum Bumi Putera 1912

Museum ini berisi tentang sejarah berdirinya Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera pada tahun 1992. Museum Bumi Putera memiliki luas 125 m2 dan berjarak hanya 0,5 km ke arah utara dari pusat Kota Magelang. Museum yang terletak di Jalan Jenderal A. Yani No. 21 ini memiliki beberapa keunikan yang khas diantaranya :

a) Koleksi uang RI tahun 1940 dan 1960 b) Koleksi mesin ketik dan mesin cetak kuno

c) Foto-foto sejarah berdirinya Asuransi Bumi Putera 1912.

Gambar 3.12 : Patung di halaman Museum Bumi Putera 1992 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Museum yang dibangun dengan gaya dan bentuk bangunan khas Jawa Tengah Joglo beratap lapis tiga, ini berisi berbagai dokumen lama sejak periode 1912, foto-foto legendaris serta peralatan kantor sederhana yang digunakan pada masa lalu. Museum ini diresmikan Walikota Magelang Drs. A. Bagus Panuntun pada hari Senin 20 Mei 1985, bertepatan dengan peringatan hari Kebangkitan Nasional, dimaksudkan untuk melestarikan gagasan, cita-cita luhur dan karya pendiri.

(24)

commit to user

Di depan gedung museum berdiri tegak tiga tokoh pendiri yang berwujud tiga buah patung dari Mas Ngabehi Dwidjosewojo, Mas Karto Hadi Siebroto dan Mas Adimidjojo yang telah menggulirkan sejarah. Museum ini memiliki fasilitas kantor informasi wisata, pemandu, kamar mandi atau WC dan tempat parkir. Jam buku museum ini adalah pukul 07.30 - 16.30 WIB setiap hari Senin - Sabtu.

4) Museum Badan Pemeriksa Keuangan

Gambar 3.13 : Museum Badan Pemeriksa Keuangan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Museum ini merupakan sejarah berdirinya Badan Pemeriksa Keuangan yang dibangun pada tanggal 28 Desember 1946. Museum ini memiliki fasilitas berupa pemandu, kamar mandi atau WC dan tempat parkir. Selain memiliki beberapa fasilitas tersebut, Museum ini juga memiliki keunikan yang khas, diantaranya :

a) Bangunan I Kantor Badan Pemeriksa Keuangan b) Foto sejarah perjuangan Badan Pemeriksa Keuangan c) Koleksi barang perjalanan Badan Pemeriksa Keuangan

d) Koleksi lain seperti benda heraldika, buku, grafika, replika, abstraksi, etnografika serta tidak ketinggalan sebuah miniatur.

(25)

commit to user

Museum yang memiliki luas 300 m2 dan berjarak 0,5 km arah barat dari pusat kota ini berlokasi di Jalan Diponegoro No.1 Kota Magelang. Jam buka museum ini pukul setiap hari Selasa - Minggu. 5) Museum Taruna Abdul Djalil

Museum Taruna Abdul Jalil yang merupakan salah satu fasilitas pendidikan Akademi Militer yang secara visual menyediakan beragam koleksi yang sangat besar peranannya dalam proses pendidikan perwira dan Taruna. Museum ini memiliki luas 980 m2 dengan jarak 1 km ke arah selatan dari pusat Kota Magelang dan memiliki keunikan khas seperti koleksi senjata dan peralatan pendidikan militer sejam AMN.

Gambar 3.14 : Museum Taruna Abdul Djalil (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Pada tanggal 4 Oktober 1964 untuk pertama kalinya museum ini diresmikan oleh Brigadir Jenderal TNI Soerono Reksodimejo. Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1968, benda-benda koleksi tersebut semakin banyak dan memerlukan ruangan yang lebih luas sehingga diresmikanlah Gedung Baru dengan nama Museum Taruna oleh Gubernur AMN, Mayor Jenderal TNI Achmad Tahir. Kemudian pada tanggal 10 November 1975 diresmikan lagi oleh Mayor Jenderal Wijogo

(26)

commit to user

Atmodarminto dengan nama Museum Taruna Abdul Jalil. Nama tersebut diambil dari nama seorang Taruna Akmil Yogyakarta yang telah gugur pada tanggal 22 Februari 1949 demi mempertahankan Kemerdekaan RI di Pelataran Sambiloto Kalasan Yogyakarta. Museum ini dilengkapi dengan fasilitas pemandu, toko cinderamata, mushola, kamar mandi atau WC umum, pos kesehatan, tempat parkir dan pos keamanan. Jam buka museum adalah setiap hari Senin – Minggu pukul 09.00 – 15.00 WIB.

6) Museum Mini Wayang

Gambar 3.15 : Museum Mini Wayang

(Sumber : magelangimages.wordpress.com diakses 4 Januari 2014)

Museum wayang ini berada di dalam Sasana Guna Rasa di Komplek Hotel Pondok Tinggal yang berjarak sekitar 1 km dari Candi Borobudur ke arah timur. Museum ini memiliki koleksi wayang yang dibuat sekitar tahun 1880. Di dalam museum ini juga terdapat ratusan kaset yang berisi pagelaran wayang yang diselenggarakan pada tahun 1971 hingga pertengahan 1990. Museum Mini Wayang dibuat sebagai perwujudan kecintaan terhadap wayang dan pelestariannya oleh mendiang R. Boediardjo, mantan Menteri Penerangan, Duta Besar Indonesia, dan penggagas berdirinya Taman Wisata Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Ratu Boko.

(27)

commit to user

b. Candi Borobudur

Gambar 3.16 : Candi Borobudur (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Candi Borobudur terletak di Kabupaten Magelang dan merupakan monumen Buddha termegah dan kompleks stupa terbesar di dunia yang diakui oleh UNESCO. Bangunan Candi Borobudur secara keseluruhan menjadi galeri akan mahakarya para pemahat batu.

Bangunan yang disebut UNESCO sebagai monumen dan kompleks stupa termegah serta terbesar di dunia ini ramai dikunjungi oleh peziarah pada pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11. Umat Buddha yang ingin mendapatkan pencerahan berduyun-duyun datang dari India, Kamboja, Tibet, dan China. Tidak hanya megah dan besar, dinding Candi Borobudur dipenuhi pahatan 2672 panel relief yang jika disusun berjajar akan mencapai panjang 6 km. Hal ini dipuji sebagai ansambel

relief Buddha terbesar dan terlengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni.

c. Upacara Grebeg Gethuk

Warga Kota Magelang memiliki kultur budaya yang sangat kuat. Penghormatan warga kepada leluhurnya disampaikan melalui berbagai upacara tradisi yang rutin, salah satunya adalah Grebeg Gethuk.

(28)

commit to user

Gambar 3.17 : Prosesi Grebeg Gethuk

(Sumber : www.magelangkota.go.id diakses 28 Desember 2014)

Grebeg Gethuk merupakan prosesi seni dan budaya lokal Magelangan menyerupai Sekatenan di Jogja, yang mana acara ini sendiri berisi serangkaian acara unik dari mulai karnaval, berbagai macam pertunjukan dan atraksi tradisional khas Magelang seperti Jathilan, Dayakan dan sebangsanya, kemudian dipungkasi dengan acara Grebeg Gunungan Gethuk khas Magelang. Merupakan event tahunan Kota Magelang dalam rangka memperingati hari jadi Kota Magelang yang jatuh setiap tanggal 11 April.

Tradisi Grebeg Gethuk dimulai sejak tahun 2006. Dan pada tanggal 20 April 2014 merupakan Grebeg Gethuk terakhir yang dilakukan dalam rangka memperingati HUT Kota Magelang yang ke-1108 yang merupakan Grebeg Gethuk ke-9 yang diselenggarakan. d. Kesenian Tari

a. Tari Kuntulan

Kuntulan berasal dari kata „kun-tauw‟ yang berarti jenis seni bela diri dan juga berasal dari kata „kuntul‟ yang berarti jenis burung angsa yang berwama putih, sehingga kesenian Tari Kuntulan di Kota Magelang mempunyai 2 ciri khas, yaitu :

(29)

commit to user

a) Gerakan Tari Kuntulan merupakan penghalusan atau penyamaran dari gerakan bela diri.

b) Kostum Tari Kuntulan menggunakan warna putih-putih yang merupakan warna khas burung kuntul.

Gambar 3.18 : Tari Kuntulan

(Sumber : putorri06.blogspot.com diakses 29 Desember 2014)

Tari Kuntulan tumbuh dan berkembang diperkirakan pada masa perang Diponegoro tahun 1825-1830. Tari ini digunakan untuk mengelabuhi Pemerintah Belanda agar Laskar-laskar Pangeran Diponegoro di dalam menyusun kekuatan (Gladi Keprajuritan) tidak tercium oleh Belanda. Maka gerakan-gerakan bela diri tersebut diperhalus dan lebih berirama serta diiringi dengan rebana maupun syair-syair keagamaan.

b. Tari Topeng Ireng (Dayakan)

Tari Topeng Ireng atau Tari Dayakan adalah suatu bentuk tradisi seni pertunjukan yang berasimilasi dengan budaya lokal Jawa Tengah. Dayakan adalah bentuk tarian rakyat kreasi baru yang merupakan hasil metamorfosis kesenian Kubro Siswo. Tarian ini mempunyai ciri khas sendiri dibandingkan dengan pertunjukan seni lainnya, yaitu dengan suara musik khas dan pakaian nyentrik para penarinya.

(30)

commit to user

Gambar 3.19 : Tari Topeng Ireng (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

d. Galeri

1) Museum OHD

Museum OHD adalah museum milik Oei Hong Djien yang memutuskan untuk membagi koleksinya kepada publik. Museum OHD ini ada 2, yaitu OHD 1 yang berisi karya-karya seniman Indonesia pada zaman sebelum dan saat kemerdekaan, serta museum OHD 2 yang berisi karya seni rupa modern.

Gambar 3.20 : Museum OHD (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(31)

commit to user

Gambar 3.21 : Ruang Pameran di Museum OHD (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ada lebih dari 1500 karya seni terdiri atas karya lukisan, patung indoor dan outdoor, karya instalasi serta keramik. seniman terkenal Indonesia seperti Affandi, Widayat dan Hendra Gunawan. Lokasi Museum OHD 1 ada di Jalan Diponegoro No.74 Kota Magelang, sedangkang Museum OHD 2 ada di Jalan Jenggala No. 14 Kota Magelang. Waktu kunjung museum ini ada setiap hari Senin – Minggu kecuali hari Selasa dari pukul 10.00 – 17.00 WIB.

2) Syang Art Space

Gambar 3.22 : Syang Art Space (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Nama „Syang Art Space‟ didapat dari kata „Sayang‟. Galeri ini

merupakan milik pribadi, yaitu milik L. Ridwan Muljosudarmo. Galeri yang berisi karya-karya seni kontemporer ini dibuka pertama kali pada

(32)

commit to user

tanggal 18 Januari 2009. Syang Art Space berlokasi di Jalan MT. Haryono No. 2 Kota Magelang dan buka setiap hari pada pukul 08.00 – 17.00 WIB.

3) Galeri Langgeng

Nama „Langgeng‟ berasal dari bahasa Jawa yang berarti

selamanya. Galeri Langgeng dibuka pada tahun 2002 dan merupakan milik pribadi dari Deddy Irianto. Galeri ini berisi karya kontemporer khususnya lukisan dan pahatan. Lokasi Galeri Langgeng ada di Jalan Cempaka 8B Kota Magelang. Jam buka galeri adalah setiap hari kecuali hari Minggu dari pukul 10.00 – 18.00 WIB.

Gambar 3.23 : Galeri Langgeng (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Wisata Buatan

a. Taman Kyai Langgeng

Taman Kyai Langgeng merupakan taman terbesar di Kota Magelang dengan luas seluruhnya meliputi 28 hektar dan letaknya sekitar 1 kilometer dari pusat kota ke arah selatan. Taman wisata ini memiliki ratusan koleksi tanaman langka yang bisa dimanfaatkan sebagai obyek penelitian, patung-patung dinosaurus dalam ukuran asli, aneka fasilitas permainan, serta yang terbaru adalah prototipe pesawat terbang.

(33)

commit to user

Gambar 3.24 : Taman Kyai Langgeng (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Di Taman Kyai Langgeng, khususnya pada hari libur terdapat berbagai atraksi kesenian daerah maupun musik, selain arena permainan untuk anak-anak dan keluarga. Taman Kyai Langgeng yang terletak di Jalan Cempaka No. 6 Kota Magelang ini buka setiap hari dari pukul 07.00 – 17.00 WIB.

b. Alun-Alun Kota Magelang

Gambar 3.25 : Patung Diponegoro dan Tulisan Magelang di Alun–alun Kota Magelang (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Alun-alun menjadi pusat Kota Magelang karena lokasinya yang sangat strategis di tengah kota. Banyak sekali kendaraan angkutan kota dengan berbagai jalur yang melewatinya. Dari alun-alun ini orang dapat menjangkau daerah Pecinan atau Jalan Pemuda. Kawasan Pecinan merupakan salah satu kawasan pusat perdagangan di Kota Magelang yang sudah ada sejak zaman pemerintah Kolonial Belanda.

(34)

commit to user

Gambar 3.26 : Menara Air di Alun–alun Kota Magelang (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

c. Taman Badaan

Taman rekreasi Badaan terletak di sudut antara Jalan Ade Irma Suryani dan Jalan Pahlawan. Letaknya berhadapan langsung dengan museum Jenderal Sudirman. Taman Badaan ini cukup unik, karena disini anak-anak yang masih balita dapat diperkenalkan dengan edukasi sederhana tentang bentuk hewan pada umumnya. Taman ini sangat aman karena hewan-hewan tersebut berbentuk patung dengan ukuran asli, sehingga anak-anak bisa diajari untuk tidak takut pada hewan.

Gambar 3.27 : Taman Badaan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(35)

commit to user

Di masa lalu, taman ini hanyalah taman biasa. Sepetak tanah diisi dengan beberapa mainan seperti perosotan dan ayunan, beberapa patung hewan, bangku kayu, dan beberapa pengunjung yang mengajak balitanya berjalan-jalan sore. Namun sekarang taman Badaan ini sudah diberi sentuhan modern dengan berbagai macam wahana yang membuat anak-anak. Tataan taman dengan konsep yang cantik semakin memperlengkapi taman yang diperlengkapi dengan berbagai macam patung hewan dan mainan. Selain itu, ada beberapa wahana untuk anak-anak seperti becak mini, kereta mini, komidi putar mini dan odong-odong.

d. Kolam Renang Soekotjo

Gambar 3.28 : Kolam renang Soekotjo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kolam renang Soekotjo terletak di Desa Pisangan, Kabupaten Magelang. Kolam renang Soekotjo dikelola oleh Akademi Militer (Akmil) Magelang. Meskipun milik Akmil, kolam renang ini juga dibuka untuk umum. Air di Kolam renang Soekotjo tanpa menggunakan kaporit (bahan penjernih) sehingga sangat jernih dan segar. Kolam ini dialiri langsung oleh mata air di Desa Pisangan. Pengurasan kolam dilakukan 2 kali dalam seminggu. Kolam renang Soekotjo memiliki 2 buah kolam renang, yaitu 1 kolam untuk anak dan 1 kolam dewasa dengan kedalaman 4 meter.

(36)

commit to user

e. Taman Rekreasi Mendut

Gambar 3.29 : Taman Rekreasi Mendut (Sumber : pengenliburan.com diakses 3 Januari 2015)

Taman Rekreasi Mendut adalah wahana rekreasi air yang terletak di dekat Candi Mendut. Fasilitas di taman ini antara lain kolam renang umum berbentuk huruf L berukuran panjang 50 meter dan lebar 25 meter dengan kedalaman secara berturut-turut 1,5 meter; 2 meter; dan 3,5 meter, dilengkapi juga dengan papan luncur setinggi dua meter. Selain itu, kolam renang anak-anak berbentuk angka 8 dengan kedalaman antara 50 dan 80 cm. Sarana wisata lainnya adalah tempat penitipan pakaian, kamar mandi dan ganti pakaian, area bermain, taman, lapangan tenis, mushola, kantin, dan tempat parkir.

f. Pemandian Air Hangat Candi Umbul

Gambar 3.30 : Pemandian Air Hangat Candi Umbul (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(37)

commit to user

Candi Umbul adalah pemandian air hangat yang bertempat di Desa Kartoharjo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang dengan jarak kurang lebih 45 km arah timur laut dari Candi Borobudur. Pemandian ini merupakan peninggalan Dinasti Syailendra. Konon cerita Candi Umbul merupakan tempat mandi Puteri Raja setelah melakukan kegiatan ritual di Candi Borobudur. Sampai saat ini Candi Umbul masih dipercaya sebagai sarana mempercantik diri dan obat penyakit kulit karena mengandung zat

saprophyl.

4. Wisata Kuliner

Kuliner Khas Kota Magelang : a. Gethuk Tri Warna

Gambar 3.31 : Gethuk Magelang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gethuk khas Magelang ini sering disebut gethuk tri warna atau gethuk trio (tiga) karena secara fisik gethuk ini terdiri dari 3 warna, yaitu putih, coklat dan merah jambu. Namun tekadang ada juga yang berwarna hijau yang berasal dari daun suji. Warna yang dihasilkan berasal dari

(38)

commit to user

pewarna alami dan tanpa menggunakan bahan penggawet. Kota Magelang sendiri telah lama dikenal sebagai kota gethuk.

Kota Magelang adalah sentra pembuatan gethuk. Makanan ini mudah sekali dijumpai di berbagai sudut Kota Magelang baik di pasar maupun pertokoan. Hampir di setiap pusat oleh-oleh makanan menjual gethuk asli Magelang ini.

2) Sop Senerek

Sop Senerek menjadi menu makanan khas Kota Magelang dan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Sop Senerek merupakan makanan berkuah yang enak disantap panas-panas sehingga cocok untuk kota berhawa sejuk ini. Bahan senerek antara lain kacang merah, daging sapi, wortel, selederi, bawang merah, bayam, sedangkan bumbunya bawang putih, merica, pala, dan garam.

Gambar 3.32 : Sop Senerek (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3) Kupat Tahu Magelangan

Yang membedakan Kupat Tahu Magelangan dengan kupat tahu lainnya adalah pada racikan bahan-bahan dan cara meraciknya. Kupat Tahu Magelangan terdiri dari campuran potongan tahu putih yang sudah

(39)

commit to user

digoreng, ketupat, bakwan, dilengkapi dengan irisan kubis dan taburan taoge, daun seledri serta bawang goreng.

Gambar 3.33 : Kupat Tahu Magelangan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

C. Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata

(Disporabudpar) Kota Magelang

Dalam perancangan Magelang City Board Game, Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) berkontribusi sebagai badan atau instansi yang mengeluarkan atau menerbitkan permainan Magelang

City Board Game. Disporabudpar yang akan mensponsori dan membiayai

pembuatan permainan Magelang City Board Game 1. Latar Belakang Disporabudpar

Awalnya urusan pemuda dan olahraga di Kota Magelang dilaksanakan oleh Sub Dinas Pembinaan Pemuda dan Olahraga (Subdin Binmudora) pada Dinas Pendidikan Nasional Kota Magelang serta Sub Bagian Pemuda dan Olahraga pada Bagian Kesra Sekretariat Kota Magelang. Namun dengan semakin meningkatnya kegiatan pemuda dan olahraga, dibutuhkan suatu unit kerja yang langsung menangani dan bertanggung jawab dalam pembinaan serta

(40)

commit to user

upaya pengembangan pemuda dan olahraga.

(disporabudparkotamagelang.blogspot.com diakses 26 Desember 2014)

Kemudian melalui Perda No. 4 tahun 2008 dibentuk Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) sebagai hasil peleburan antara Subdin Binmudora dan Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Magelang. Dengan terbentuknya Disporabudpar diharapkan :

a. dapat lebih memantapkan mekanisme koordinasi keterpaduan program dan tindak lanjut;

b. meningkatkan konsistensi dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan;

c. memantapkan program pembinaan dan pengembangan pemuda, olahraga, kebudayaan dan pariwisata.

Kantor Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Magelang berada di Jalan Gatot Subroto No. 54 Kota Magelang dengan nomer telepon (0293) 360822. Sedangkan alamat website Disporabudpar adalah disporabudpar.magelangkota.go.id. Logo Disporabudpar sama dengan logo/lambang dari Kota Magelang.

2. Visi dan Misi

Untuk mendukung visi misi Kota Magelang Tahun 2011-2015, maka disusunlah visi Disporabudpar Kota Magelang Tahun 2011-2015 yaitu “Terwujudnya Masyarakat Kota Magelang yang berdaya saing di bidang pemuda, olahraga, kebudayaan dan pariwisata”.

Adapun makna dari visi tersebut adalah: (Rencana Stategi Disporabudpar Kota Magelang Tahun 2011-2015)

(41)

commit to user

a. Berdaya saing berarti mempunyai kemampuan berkompetisi karena mempunyai keunggulan komparatif sehingga mencapai hasil yang maksimal dan mempunyai nilai tambah.

b. Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, untuk berbagai maksud dan tujuan seperti: pertandingan, keunggulan, pemersatu bangsa, kesenangan, pembangunan, keterampilan, dan sebagainya

c. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Hasil kebudayaan dapat berwujud seperti barang-barang peninggalan kebudayaan dan sejarah, berbagai seni dan dapat pula berwujud abstrak. d. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Kepariwisataan merupakan keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang ditujukan untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan. (Fandeli, 2001)

Berdasarkan visi tersebut, dijabarkan secara lebih terperinci dalam misi Disporabudpar, yaitu sebagai berikut: (Rencana Stategi Disporabudpar Kota Magelang Tahun 2011-2015)

1. Mewujudkan aparatur dan kelembagaan yang profesional;

2. Mewujudkan generasi muda yang mandiri, inovatif, kreatif dan berjiwa pemimpin;

(42)

commit to user

3. Mewujudkan masyarakat yang bugar, berprestasi, sejahtera melalui olahraga;

4. Mewujudkan masyarakat yang apresiatif serta terlibat dalam usaha pelestarian seni budaya daerah;

5. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui usaha jasa pariwisata yang berdaya jual tinggi.

3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Magelang digambarkan dalam bagan berikut :

Bagan 3.1 : Struktur Organisasi Disporabudpar

(Sumber : Rencana Stategi Disporabudpar Kota Magelang Tahun 2011-2015)

4. Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Magelang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggungjawab kepada Walikota Magelang. Adapun tugas pokok dan fungsi tugas jabatan struktural Disporabudpar berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 21 Tahun

(43)

commit to user

2008 adalah berikut ini : (Rencana Stategi Disporabudpar Kota Magelang Tahun 2011-2015)

a. Kepala Dinas, membantu Walikota dalam melaksanakan urusan bidang pemuda, olahraga, kebudayaan, dan pariwisata.

b. Sekretaris, menyusun program, pengelolaan keuangan serta urusan umum dan kepegawaian di lingkungan dinas.

c. Kepala Sub Bagian Program, melaksanakan kegiatan penyusunan rencana program, evaluasi program kerja dan pelaksanaannya.

d. Kepala Sub Bagian Keuangan, membantu Sekretaris dalam melaksanakan urusan keuangan di lingkungan dinas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, membantu Sekretaris dalam melaksanakan kegiatan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga, perlengkapan serta administrasi kepegawaian di lingkungan dinas.

f. Kepala Bidang Kepemudaan, membantu Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata dalam bidang kepemudaan.

g. Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda, membantu Kepala Bidang Kepemudaan dalam sub bidang pemberdayaan dan pengembangan pemuda.

h. Kepala Seksi Pemberdayaan Lembaga Kepemudaan dan Kemitraan, membantu Kepala Bidang Kepemudaan dalam sub bidang pemberdayaan lembaga kepemudaan dan kemitraan.

i. Kepala Bidang Keolahragaan, membantu Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata dalam bidang keolahragaan.

(44)

commit to user

j. Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Olahraga, membantu Kepala Bidang Keolahragaan dalam sub bidang pemberdayaan dan pengembangan olahraga.

k. Kepala Seksi Pengembangan Sarana Prasarana dan Kemitraan Keolahragaan, membantu Kepala Bidang Keolahragaan dalam sub bidang pengembangan sarana prasarana dan kemitraan keolahragaan.

l. Kepala Bidang Kebudayaan, membantu Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata dalam bidang kebudayaan.

m. Kepala Seksi Kesenian dan Tradisi, membantu Kepala Bidang Kebudayaan dalam sub bidang kesenian dan tradisi.

n. Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan, membantu Kepala Bidang Kebudayaan dalam sub bidang sejarah dan kepurbakalaan.

o. Kepala Bidang Pariwisata, membantu Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata dalam bidang pariwisata.

p. Kepala Seksi Obyek dan Sarana Wisata, membantu Kepala Bidang Pariwisata dalam sub bidang obyek dan sarana wisata.

q. Kepala Seksi Penyuluhan, Promosi dan Kerjasama, membantu Kepala Bidang Pariwisata dalam sub bidang penyuluhan, promosi, dan kerjasama. 5. Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang merupakan penjabaran visi dan misi sebagai gambaran keadaan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan adalah sebagai berikut: (Rencana Stategi Disporabudpar Kota Magelang Tahun 2011-2015)

(45)

commit to user

a. Meningkatnya kualitas sumber daya, sarana prasarana aparatur serta penguatan kelembagaan.

b. Meningkatnya kemandirian, daya inovasi, prestasi dan jiwa kepemimpinan generasi muda.

c. Meningkatnya kebugaran, prestasi dan kesejahteraan masyarakat melalui pemasyarakatan olah raga.

d. Meningkatkan apresiasi dan pelestarian masyarakat terhadap seni dan nilai-nilai budaya daerah.

e. Meningkatknya kualitas dan daya jual pariwisata Kota Magelang.

Berdasarkan visi dan misi Disporabudpar Kota Magelang, disusun sasaran pembangunan pemuda, olahraga, kebudayaan, dan periwisata meliputi: (Rencana Stategi Disporabudpar Kota Magelang Tahun 2011-2015)

a. Sasaran pertama, terwujudnya aparatur pemerintahan yang lebih profesional, peningkatan sarana prasarana aparatur dan penguatan kelembagaan ditandai dengan :

1) meningkatnya sumber daya manusia aparatur pemerintah; 2) tersedianya sarana prasarana aparatur yang memadai;

3) meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam melayani masyarakat.

b. Sasaran kedua, terwujudnya peningkatan produktifitas dan partisipasi pemuda di berbagai sektor pembangunan, ditandai dengan :

1) meningkatnya dinamika organisasi kepemudaan; 2) berkembangnya kreatifitas anak dan remaja; 3) meningkatnya produktifitas pemuda;

(46)

commit to user

4) tersedianya sarana dan prasarana untuk kegiatan pemuda;

5) meningkatnya kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan. c. Sasaran ketiga, terwujudnya peningkatan kebugaran, prestasi dan

pemasyarakatan olahraga di kalangan pelajar dan masyarakat, ditandai dengan :

1) meningkatnya prestasi atlet baik di tingkat regional, maupun nasional; 2) meningkatnya keserasian berbagai kebijakan olahraga di tingkat nasional

dan daerah yang memacu peningkatan prestasi; 3) membudayanya olahraga dalam masyarakat;

4) tersedianya sarana prasarana olahraga yang memadai.

d. Sasaran keempat, terwujudnya masyarakat yang apresiatif serta terlibat dalam usaha pelestarian seni budaya daerah, peninggalan purbakala dan benda cagar budaya, ditandai dengan :

1) meningkatnya pembinaan sanggar seni budaya;

2) meningkatnya kesadaran masyarakat tentang nilai budaya dan sejarah; 3) meningkatnya kegiatan pelestarian budaya tradisional;

4) meningkatnya kesadaran menjaga benda cagar budaya.

e. Sasaran kelima, terwujudnya peningkatan kualitas destinasi pariwisata dan peningkatan promosi serta pemasaran pariwisata, ditandai dengan :

1) meningkatnya inovasi dan kreativitas destinasi pariwisata;

2) meningkatnya kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat dan swasta dalam kepariwisataan;

3) meningkatnya promosi dan pemasaran potensi wisata; 4) meningkatnya kualitas dan daya jual objek wisata;

(47)

commit to user

5) meningkatnya kesejahteraan mayarakat melalui usaha kecil dan menengah di bidang pariwisata.

6. Rencana Strategi Disporabudpar Tahun 2011-2015

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata merupakan dokumen rencana pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berwawasan 5 tahun. Rencana Strategis (Renstra) SKPD Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata digunakan sebagai panduan untuk melaksanakan pembangunan selama 5 tahun ke depan dan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pembangunan.

Rencana Strategis (Renstra) tahun 2011-2015 yang diterapkan Disporabudpar dalam upaya mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : (Rencana Stategi Disporabudpar Kota Magelang Tahun 2011-2015)

a. Peningkatan kualitas aparatur dan sarana prasarana aparatur yang memadai serta penguatan kelembagaan.

b. Peningkatan kemandirian, produktivitas, prestasi, kreativitas dan jiwa kepemimpinan pemuda serta pencegahan penyalahgunaan narkoba.

c. Peningkatan pemasyarakatan, pembibitan dan pembinaan olahraga di kalangan pelajar dan masyarakat serta penghargaan terhadap atlet berprestasi.

d. Peningkatan pengelolaan kekayaan dan keragaman seni budaya lokal, dan pelestarian peninggalan kepurbakalaan dan benda cagar budaya.

e. Peningkatan daya tarik destinasi pariwisata, serta peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata.

(48)

commit to user 7. Kebijakan Disporabudpar

Sedangkan kebijakan yang dikembangkan Disporabudpar yaitu: (Rencana Stategi Disporabudpar Kota Magelang Tahun 2011-2015)

a. Meningkatkan kualitas aparatur, sarana prasarana aparatur dan penguatan kelembagaan melalui diklat-diklat dan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana aparatur.

b. Meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan untuk mengembangkan potensi kewirausahaan, kepeloporan, dan kepemimpinan serta pencegahan penyalahgunaan narkoba.

c. Meningkatkan pemasyarakatan, pembibitan dan pembinaan olahraga unggulan daerah didukung sarana prasarana yang memadai serta meningkatkan penghargaan terhadap atlet prestasi.

d. Meningkatkan pengelolaan kekayaan dan keragaman seni budaya dengan fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kesenian dan budaya daerah serta pelestarian peninggalan purbakala serta benda cagar budaya. e. Meningkatkan sarana prasarana, kreativitas dan inovasi obyek wisata,

pelayanan, pengembagan kemitraan serta meningkatkan pemasaran dan promosi kepariwisataan.

D. Promosi yang Sudah Dilakukan Disporabudpar

Promosi yang sudah pernah dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) dalam bidang pariwisata di Kota Magelang antara lain :

(49)

commit to user

1. Buku Statistik Pariwisata Kota Magelang

Gambar 3.34 : Buku Statistik Pariwisata Kota Magelang 2013 (Sumber : disporabudpar.magelangkota.go.id diakses 6 Desember 2014)

2. Katalog

Gambar 3.35 : Katalog Wisata Kota Magelang 2013

(Sumber : disporabudpar.magelangkota.go.id diakses 6 Desember 2014)

Gambar 3.36 : Katalog Kuliner Kota Magelang 2013

(50)

commit to user

3. Brosur

Gambar 3.37 : Brosur Wisata Museum Kota Magelang (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.38 : Brosur Wisata Kuliner Kota Magelang

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

4. Program Ayo ke Magelang 2015

Ayo ke Magelang 2015 adalah sebuah program dari Pemerintah Kota Magelang yang berupa event-event di Kota Magelang dimana kurang lebih 100 kegiatan akan diselenggarakan sepanjang tahun 2015. Sekitar 100 kegiatan “Ayo ke Magelang 2015” yang telah disiapkan, antara lain malam pergantian

tahun 2014 ke tahun 2015 dengan pesta kembang api, doa bersama lintas agama untuk keselamatan Kota Magelang, pentas kesenian, pameran foto, pentas musik dengan bintang para aktris berasal dari kota setempat, pesta siaga, berbagai lomba, gebyar diskon, pameran Magelang tempo dulu, prosesi hari

(51)

commit to user

jadi Kota Magelang, reli mobil kuno, karnaval, olimpiade astronomi internasional, festival-festival, pekan olahraga, dan masih banyak lagi.

Gambar 3.39 : Logo Ayo ke Magelang 2015

(Sumber : Facebook Disporabudpar Kota Magelang diakses 29 Desember 2014)

Menurut Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar), yaitu Drs. Hartoko, target dari program Ayo Ke Magelang 2015 adalah melalui event-event yang diselenggarakan, Kota Magelang akan didatangi wisatawan baik dari dalam maupun luar kota sehingga dapat meningkatkan pendapatan di sektor pariwisata.

5. Billboard

Gambar 3.40 : Billboard di akses masuk Bandara Adi Sucipto Yogyakarta (Sumber : Facebook Disporabudpar Kota Magelang diakses 29 Desember 2014)

(52)

commit to user

Disporabudpar mempromosikan pariwisata maupun event-event Kota Magelang melalui billboard (baliho) yang justru dipasang di luar kota. Beberapa billboard yang sudah terpasang ada di akses masuk Bandara Adi Sucipto Yogyakarta dan Bandara Adi Sumarmo Surakarta.

6. Video Profil Pariwisata Kota Magelang

Video profil pariwisata Kota Magelang ini berbentuk CD dan berdurasi 6 menit 21 detik. Video ini berisi perjalanan seorang wisatawan mengelilingi beberapa tempat wisata di Kota Magelang, seperti Alun-alun Kota Magelang, Pasar Tradisional Rejowinangun dan Pasar Kebonpolo, Klenteng Tri Bhakti, Museum, melihat pertunjukan kesenian, berbelanja oleh-oleh, serta menikmati kuliner khas Kota Magelang yaitu sop senerek dan kupat tahu Magelangan.

Gambar 3.41 : CD Profil Pariwisata Kota Magelang (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

7. Pameran Wisata

Kota Magelang sering mengikuti pameran wisata yang diadakan baik di dalam maupun luar negeri. Dalam pameran tersebut, tersedia informasi tentang pariwisata di Kota Magelang berupa brosur, booklet, dan CD profil pariwisata yang dibagi saat pameran berlangsung. Pameran wisata yang pernah diikuti, antara lain :

(53)

commit to user

a. Pameran Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC).

b. Pameran Roadshow Java Promo yang diselenggarakan di Jawa Barat, Jawa Timur, Luar Pulau Jawa, bahkan Malaysia dan Singapura.

c. Pameran Kuliner di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). d. Pekan Raya Sulseng di Sulawesi.

e.

Pameran Museum Tingkat Nasional 8. Paket One Day Tour

Paket One Day Tour adalah sebuah paket wisata yang diselenggarakan oleh Disporabudpar dalam mempromosikan wisata Kota Magelang. One Day

Tour pernah diikuti oleh Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Jawa Tengah pada tanggal 17-18 Mei 2014.

Gambar 3.42 : One Day Tour 2014

(Sumber : Facebook Disporabudpar Kota Magelang diakses 29 Desember 2014)

One Day Tour tersebut dihadiri oleh peserta dari 34 kabupaten dan kota

se-Jawa Tengah, ditambah masing-masing dua peserta dari Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. Kegiatan yang rutin digelar tiap tahun tersebut bisa mendorong promosi wisata Kota Magelang. Apalagi dampak multi player effect kegiatan ini bisa mengangkat potensi Kota Magelang dari beberapa sektor, seperti hotel,

(54)

commit to user

kuliner, dan tentunya tempat wisata lain yang layak menjadi destinasi kunjungan para wisatawan.

9. Website

Gambar 3.43 : Website Disporabudpar Kota Magelang

(Sumber : disporabudpar.magelangkota.go.id diakses 6 Desember 2014)

10. Media Sosial

Media Sosial yang dipakai sebagai media promosi pariwisata adalah

Facebook dan Twitter.

Gambar 3.44 : Tampilan Facebook Disporabudpar Kota Magelang (Sumber : Facebook Disporabudpar Kota Magelang diakses 29 Desember 2014)

11. Mitra Kerja

Disporabudpar membangun mitra kerja dengan beberapa instansi seperti Assosiasi Travel Agent, Java Promo, Perhimpunan Hotel Indonesia dan beberapa Komunitas Wisata serta Radio Magelang Fm dalam mempromosikan pariwisata yang ada di Kota Magelang.

(55)

commit to user

E. Target Magelang City Board Game

1. Target Market

a. Geografis : Semua wisatawan lokal (Kota Magelang dan

Kabupaten Magelang), domestik, dan mancanegara. b. Demografis

1) Usia : Semua usia

2) Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

3) Pendidikan : Tidak ada pembatasan pendidikan 4) Pekerjaan : Semua jenis pekerjaan

c. Sosiografis : Menengah ke atas

d. Psikografis : Orang-orang yang gemar berwisata maupun menyukai hiburan.

2. Target Audience

f. Geografis : Seluruh wilayah Indonesia g. Demografis

a. Usia : 6-12 tahun

b. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan c. Pendidikan : Pelajar SD

d. Pekerjaan : Pelajar SD Kelas 1-6 h. Sosiografis : Semua Kalangan

i. Psikografis : Anak-anak yang gemar bermain, menyukai permainan board game, dan gemar berwisata.

(56)

commit to user

F. Komparasi

Dalam sebuah perancangan, perlu adanya komparasi atau pembanding agar dalam perancangan nanti didapatkan hasil yang lebih sempurna dan bermanfaat. Dalam perancangan board game ini penulis menggunakan komparasi permainan board game serupa yaitu ECOFUNOPOLY dan Monopoly

International 5 in 1 Games.

1. ECOFUNOPOLY

ECOFUNOPOLY adalah sebuah permainan edukatif dengan tema lingkungan yang bertujuan untuk mengubah perilaku manusia. Permainan ini diciptakan oleh Annisa Hasanah, seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor saat duduk di bangku kuliah semester 4 pada tahun 2009. Desain visual dari permainan ini dibuat oleh Namira Andiani. Permainan ini dapat dijadikan sebagai alat atau media untuk mengenalkan anak-anak tentang dunia lingkungan hidup dan bagaimana cara menjadi seseorang yang ramah lingkungan.

Gambar 3.45 : Permainan ECOFUNOPOLY

(57)

commit to user

Latar belakang dari munculnya permainan adalah masih kurangnya pendidikan lingkungan hidup bagi anak-anak di Indonesia. Hal ini dilihat dari observasi kasat mata yang dilakukan oleh Annisa ketika melihat banyak anak yang masih suka membuang sampah sembarangan.

ECOFUNOPOLY merupakan board game yang berisi 1 papan permainan, 6 buah pion daun berwarna-warni, 100 buah pion karbon abu-abu, 10 buah pion bibit pohon, 22 lembar kartu perilaku, 18 kartu Hijaukan, 18 kartu Panas, 1 kartu Pemanasan Global, 15 kartu Bumi Berbicara, 2 buah dadu kayu, dan 1 ember kocok. Permainan ini juga dilengkapi dengan tutorial bermain.

Ada empat versi permainan ECOFUNOPOLY. Pada awal permainan ini diciptakan, versi pertama yang dikeluarkan adalah versi EcoCity (kota-kota ramah lingkungan di dunia). Selanjutnya, versi Taman Nasional dikeluarkan (versi ini mengenai keanekaragaman hayati Indonesia). Pada tahun 2010, versi Jejak Karbon diciptakan oleh Annisa Hasanah dengan konsep yang baru dan unik. Versi Jejak Karbon ini menjadi satu-satunya versi yang dipasarkan secara umum dan diproduksi skala besar. Versi terakhir yang diciptakan adalah versi Arsitektur Lanskap. Versi ini dibuat untuk mengajari anak-anak tentang bagaimana cara menjadi seorang arsitek lanskap yang baik dengan membuat penataan ruang.

Sampai saat ini, versi yang dipasarkan hanya versi Jejak Karbon. ECOFUNOPOLY versi Jejak Karbon memiliki dua ukuran yang ditawarkan kepada pembeli, yaitu ukuran kecil (40×40 cm) dan ukuran raksasa (4x4 m).

(58)

commit to user

Harga satu set ECOFUNOPOLY ukuran kecil adalah Rp 75.000,- sedangkan untuk ukuran raksasa seharga Rp 800.000,-.

Gambar 3.46 : Anak-anak Bermain ECOFUNOPOLY Ukuran Raksasa (Sumber : ecofuncommunity.wordpress.com diakses 25 Desember 2014)

ECOFUNOPOLY cocok untuk dimainkan oleh anak-anak mulai dari usia 9 tahun ke atas. Permainan ini cocok untuk dimainkan oleh siapa saja, anak-anak, remaja, dan dewasa. Permainan ini bisa dimainkan bersama dengan keluarga untuk meningkatkan interaksi sosial antar sesama. Sebaiknya, permainan digunakan saat anak-anak sedang belajar tentang Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di sekolah. Apabila anak-anak belum mendapat pelajaran PLH, sebaiknya anak-anak didampingi oleh orang tua atau guru saat bermain.

Aturan permainan ECOFUNOPOLY cukup sederhana. Jumlah pemain ECOFUNOPOLY adalah sesuai jumlah pion yang disediakan. Salah seorang yang tidak ikut bermain harus bertugas sebagai Miss/Mr. Karbon, yaitu seseorang yang mengatur permainan, memegang karbon, dan memberikan pertanyaan. Selanjutnya para pemain menentukan urutan bermain. Pemain urutan pertama mengocok dadu. Menjalankan pion. Pemain yang jatuh di kotak Perilaku akan diberikan pertanyaan-pertanyaan seputar aktivitas sehari-hari.

Gambar

Gambar 3.4 : Peta Posisi Kabupaten Magelang pada Jawa Tengah  (Sumber : id.wikipedia.org diakses 15 Januari 2015)
Gambar 3.6 : Lambang Kabupaten Magelang  (Sumber : www.magelangkab.go.id diakses 14 Januari 2015)
Gambar 3.9 : Telaga Bleder  (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.10 : Museum Jenderal Sudirman  (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat material yang digunakan diberikan gaya tertentu, ruang berubah bentuknya saja yang berubah, tetapi terdapat perubahan topologi (hubungan) dari

Produk pengembangan ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu dalam LKS selain berisikan materi yang dilengkapi dengan kegiatan pembelajaran yang menggunakan suatu

P : Prosedur apa yang digunakan dalam pengelolaan arsip dinamis di ruangan rekam medis pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara.. : kami diruangan mengikuti

MA Al-Ihsan beralamat Buluh Rampai Indragiri Hulu kegiatan pembelajaran di MA Al-Ihsan sudah berjalan dengan baik. Para peserta didik sangat aktif dalam mengikuti

Kegiatan untuk warga desa penganten dalam pemberian materi dan penyuluhan tentang budidaya ikan lele yang bertempat di balai desa penganten.. Kegiatan ini

Dengan dimasukkannya urusan kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan dikeluarkannya Bidang Kebudayaan dari Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Dengan strategi Promosi yang telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sragen khususnya tahun 2009- 2014 kepariwisataan kota Sragen

mobile android yang mengimplementasikan semua kebutuhan di atas, mulai dari penyediaan informasi tutor atau guru les yang ada, pencarian tutor atau guru les sesuai