• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Komitmen Pernikahan Pada Istri Bekerja Yang Menjalani Commuter Marriage Tipe Established.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Komitmen Pernikahan Pada Istri Bekerja Yang Menjalani Commuter Marriage Tipe Established."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KOMITMEN PERNIKAHAN PADA

ISTRI BEKERJA YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ESTABLISHED

BELLA HANDAYANI

ABSTRAK

Menikah merupakan salah satu tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki usia dewasa muda. Saat ini banyak pernikahan yang dijalani oleh suami-istri yang tinggal terpisah secara letak georgafis. Keluarga yang menjalani pernikahan jarak jauh atau coomuter marriage biasanya merupakan suami istri yang keduanya sama-sama bekerja. Menjalani pernikahan jarak jauh memiliki kendala dan tantangan tertentu. Hal ini juga dialami pada commuter marriage tipe established, yaitu pasangan suami istri yang usia pernikahan lebih dari 5 tahun dan menjalani commuter marriage diatas 5 tahun.

Berjauhan dari pasangan memungkinkan pasangan suami istri merasakan kesepian, dan berperan sebagai orang tua tunggal yang kadang dirasa berat untuk dijalani. Kondisi ini semakin sulit ketika istri dihadapkan pada masalah mengasuh anak sendiri terutama saat anak memasuki usia sekolah. Status istri yang bekerja juga menambah tanggung jawab istri yang semakin berat. Kepuasan pernikahan cenderung pada keluarga yang memiliki anak usia sekolah. Ditengah banyaknya kendala dan tantangan pada keluarga yang menjalani commuter marriage, namun banyak pasangan yang mampu mempertahankan hubungan pernikahan jarak jauh. Adanya komitmen menjadi faktor penting yang berpran dalam keputusan individu untuk bertahan dalam hubungan pernikahannya.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah non experimental wuantitative research dengan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang istri bekerja yang menjalani commuter marriage. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah snowball sampling.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (76,70%) istri bekerja yang menjalani pernikahan jarak jauh memiliki komitmen yang kuat, dan (23,70%) memiliki komitmen yang lemah.

(2)

PENDAHULUAN

Menikah merupakan salah satu tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki usia dewasa muda. Pernikahan merupakan hal penting yang mempengaruhi kehidupan seseorang dan well being. Pernikahan mengatur hubungan seksual dan mendorong adanya komitmen antara

suami dan istri. Komitmen memiliki pengaruh yang positif, misalnya dalam hal kesehatan dan pendapatan. Pasangan yang berdekatan secara fisik memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan pasangan yang berjauhan (Gilbertson, Dindia, & Allen, 1998). Adanya pengorbanan yang lebih besar seperti biaya yang dikeluarkan untuk komunikasi jarak jauh melalui telepon membuat hubungan jarak jauh lebih merugikan. Hubungan jarak jauh dianggap kurang menguntungkan, seperti saat mengungkapkan ekspresi cinta melalui pesan email atau pesan singkat seperti SMS, BBM, dan beberapa media sosial lainnya dianggap kurang menyenangkan dibanding memberikan ciuman dan ungkapan secara langsung. Dengan demikian secara umum, hubungan cinta jarak jauh kurang memuaskan dibanding hubungan jarak dekat (Van Hom et aI.,1997). Selain itu pasangan yang telah menikah memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk bercerai ketika mereka tinggal terpisah dibandingkan tinggal bersama (Rindfuss& Stephen, 1990).

Kedekatan secara fisik memberikan keuntungan bagi pasangan menikah dibandingkan dengan mereka berjauhan. Namun kehidupan yang sulit membuat pasangan harus berpisah karena hal ekonomi maupun keinginan untuk mengembangkan karir. Sehingga pasangan harus menjalani pernikahan jarak jauh.. Saat ini banyak pernikahan yang dijalani oleh suami-istri yang tinggal terpisah secara letak georgafis atau disebut commuter marriage. Menjalani commuter marriage memiliki beberapa kendala dan tantangan. Mulai dari masalah komunikasi, pemenuhan kebutuhan seksual, keuangan, kepercayaan, dan penyelesaian masalah yang harus melalui media telfon. Semua itu dianggap sebagai kendala bagi pasangan yang menjalani commuter marriage. Menurut Gross (1980) commuter terbagi menjadi dua jenis yaitu, adjusting couple dengan usia pernikahan 0-5 tahun dan established couple dengan usia pernikahan lebih dari 5 tahun. Gross menyebutkan established couple cenderung memiliki tingkat stress yang rendah dalam menjalani commuter marriage dibandingkan dengan Adjusting couple. Kepercayaan menjadi masalah besar

(3)

masih mengalami masalah dengan kepercayaan, kesulitan utama ketika kehadiran anak dimana kedua responden harus mengurus semua kebutuhan mengenai anak sendirian, kedua responden menyebutkan sangat membutuhkan dukungan secara emosional dari pasangan. Akan tetapi ditengah banyaknya kendala yang harus dihadapi, pasangan commuter ini tetap bisa bertahan dalam hubungan pernikahannya.

Menurut Duvall, kepuasan pernikahan umumnya tinggi pada awal pernikahan. Kemudian menurun pada 10 tahun pertama pernikahan (Rollins dan Fieldman dalam Duvall, 1977) terutama saat datangnya anak pada kehidupan rumah tangga. Selain itu saat anak memasuki usia sekolah dianggap sebagai tantangan tersendiri bagi orang tua, dimana mulai banyak kebutuhan anak yang harus dipenuhi. Pada beberapa tahun terakhir, lebih dari sebagian ibu yang memiliki anak sekolah juga bekerja (Waldman, 1975:64). Masa dimana anak memasuki usia sekolah, aktivitas dan tuntutan orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga akan semakin banyak. Pada masa ini pula, pasangan akan mulai kekurangan komunikasi diantara mereka berdua dan lebih berfokus pada pemenuhan kebutuhan anak sehingga kepuasan pernikahan cenderung menurun di tahap ini.

Rasa percaya dan komitmen cenderung memiliki nilai yang tinggi pada pasangan yang memilih commuter (Maines 1993). Namun menjalani kehidupan seperti ini terlalu lama bisa menimbulkan stress dan gangguan kesehatan. Pasangan yang menjalani commuter melaporkan mengalami kerugian emosional dan kekurangan dukungan emosional seperti perasaan kesepian, terisolasi, frustasi, dan bahkan depresi (Chang and Browder-Wood 1996 dalam article Gerstel and Gross 1982; Orton and Crossman 1983). Spesialis pernikahan, Dr. Jeanett Laueur (2009) dalam bukunya “Till Death Do Us Part” menyebutkan bahwa komitmen merupakan faktor penting dalam pernikahan yang sehat. Komitmen memberikan perasaan bagi suami istri untuk dapat bertahan dari setiap masalah dalam pernikahan.

Teori The Investment Model dari Caryl E. Rusbult menjelaskan bahwa komitmen adalah seberapa besar kecenderungan seseorang untuk melanjutkan hubungan dengan pasangannya, memandang masa depan akan terus bersama pasangannya, dan adanya kelekatan psikologis satu sama lain dengan pasangan. Komitmen dibentuk dari tiga determinan yaitu: (1) Satisfaction level (kepuasan yang diperoleh dari hubungan), (2) Quality alternative (kualitas dari alternative

(4)

Pada bagan diatas dapat dilihat bahwa terdapat tiga hal yang menentukan tinggi rendahnya komitmen seseorang terhadap hubungannya. Menurut Rusbult komitmen merupakan keputusan multifacet yang dapat dihasilkan dari pengaruh positif dan negatif pada setiap determinan pembentuknya. Suatu hubungan akan mampu bertahan jika individu merasa puas dengan hubungannya, memiliki kualitas alternatif yang rendah, serta adanya investasi bersama baik secara moril maupun materil.

Seperti pasangan menikah pada umumnya pasangan commuter marriage pun memiliki kemungkinan untuk mempertahankan atau mengakhiri hubungan pernikahannya. Individu yang dapat mempertahankan hubungan pernikahannya meskipun dalam kondisi jarak jauh karena adanya rasa kepercayaan yang tinggi, komunikasi yang baik, dan rasa saling menghormati satu sama lain. Saling mendukung dalam pencapaian karir masing-masing dan menilai bahwa kondisi jarak jauh merupakan suatu pengorbanan yang harus mereka lakukan demi mempertahankan hubungan mereka merupakan keuntungan dalam menjalani commuter marriage.

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan peneliti, dapat dikatakan bahwa meskipun kondisi jarak jauh memiliki beberapa kendala terutama ketika keluarga berada pada rentang usia pernikahan 5 sampai 10 tahun dan berada pada tahap families with school children. Pada tahap ini pernikahan dianggap kurang memuaskan tetapi pasangan yang memilih gaya hidup commuter marriage tetap bisa mempertahankan hubungan pernikahannya. Peneliti menduga adanya

(5)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental, yaitu penelitian kuantitatif dimana variabel bebas tidak dimanipulasi oleh peneliti (Christensen, 2011). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana penelitian mencoba untuk mendeskripsikan sebuah fenomena, kejadian, atau situasi (Christensen, 2011). Tujuannya adalah menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Partispan

Subjek penelitian ini adalah istri yang bekerja dan sedang mejalani pernikahan jarak jauh atau commuter marriage dengan batas usia pernikahan dan usia commuter 5 sampai 10 tahun.teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang istri.

Pengukuran

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari The Investment Model Scale: Measuring commitment level, satisfaction level, quality of

alternative, and investment size yang dikembangkan oleh Rusbult, C.E., Martz, J. M., and

Agnew, C.R. (1998) yang disusun oleh Arlina Oktaviani, salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi Unpad. Alat ukur ini berbentuk kuisioner yang mengukur seberapa kuat kecenderungan individu untuk mempertahankan hubungan pernikahannya. Terdapat empat dimensi yang diukur yaitu commitment leve, satisfaction level, quality of alterative, dan investment size. Kuisioner ini terdiri dari 67 item pernyataan.

HASIL

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis pembahasan mengenai komitment pernikahan pada istri bekerja, diperoleh simpulan sebagai berikut:

(6)

memandang akan terus bersama dengan pasangannya dimasa depan, dan merasakan adanya kelekatan psikologis yang kuat antara suami dan istri.

2. Istri yang menjalani pernikahan jarak jauh memiliki komitmen yang kuat, didasari atas 3 determinan pembentuk, yaitu sebagai berikut:

a. Istri merasa puas dengan kehadiran pasangannya.

b. Istri tetap menganggap pasangannya adalah yang terbaik.

c. Istri sudah berkorban untuk pernikahannya serta memberikan investasi baik moril seperti waktu, kepercayaan, kesabaran, keterlibatan emosional, berbagi pengalaman, dan rahasia pribadi.

3. Anak adalah faktor pendorong yang membuat istri mempertahankan pernikahannya meskipun harus menjalani jarak jauh.

4. Terpenuhinya kebutuhan psikologis memiliki peranan yang penting dalam keputusan individu untuk mempertahankan hubungan pernikahannya.

(7)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Alford, Finnegan & Cooper. 1998. For Keeps Marriage That Last a Life Time. New York: M.E. Sharpe

Brhem, S. Sahron. 2002. Intimate Relationship. New York: McGraw-Hill

Christensen, Larry B. 2007. Experimental Methodology. 10th ed. Boston : Pearson

Dewi, Nina Kurnia. 2013. Ketika Bekaujan Menjadi Sebuah Keputusan. Bogor: IPB Pers

Duvall, Evelyn M. 1977. Marriage and Family Development 5th edition. USA: J. B. Lippincott Company

Franklin, Mary Beth. 1999. Long Distance Job Do Us Part. Article: Kiplingers Personal Finance Magazine. USA.

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Massachusetts : Allyn & Bacon.

Husein, Umar. 2005. Metode Penelitian untuk sripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Kaplan, Robert M dan Dennis P. Saccuzo. 2001. Psychological Testing: Principles, Application, and Issue. Belmont: Wadsworth.

Kerlinger, F.N. 1996. Asas-asas Penelitian Bahavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nazir, Mohammad. 2005. Metode penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Papalia, Diane E et.al. 2003. Adult Development and Aging Third Edition. New York: Mc Graw Hill

(8)

Santrock, John W. 2002. A Topical Approach Life-Span Development. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.

Sugiyono, & Eri Wibowo. 2004. Statistika untuk Penelitian dengan SPSS ver 10.0 for Windows. Bandung: Alfabeta.

Stewart, Judges James W. 2002. Divorce Handbook For California 5th Edition: How to dissolve your marriage without disaster. United State of America: Impact Publisher, Inc.

Strong, Bryan & Christine Devalue. 2008. The Marriage and Family Experience: Intimate Relationship in a Changing Society Tenth edition. USA: Thomson Wadsworth

Tessina, Tina B. 2008. The Commuter Marriage: Keep Your relationship Close While You’re Apart. United State of America: Adams Media

Sumber Jurnal:

Anderson, Elaine A.1993. .The Dual-Career Commuter Family: A Lifestyle on the Move. New York: The Hawort Press.

Anderson, Elaine A.2003. International Encyclopedia of Marriage and Family: Commuter marriage. (bisa diakses di <http://www.encyclopedia.com>)

Glotzer, Richard., & Federlein, Anne Cairns. 2007. Miles That Bind: Commuter Marriage And Family Strenght. Michigan Family Review: Michigan Council on Family Relation.

Rusbult, C. E. (1988). Commitment in Close Relationships: The Investment Model: . Journal of Social Psychology.

Rusbult, C.E., Martz, J.M, & Agnew, C. R (1998). The Investment Model Scale: Measuring Comitment Level, Satisfaction Level, Quality Of Alternative, And Investment Size.

Personal Relationship, University of North Carolina at Chapel Hill; and Purdue University.

(9)

Pande, S.S. et al. 2013. Correlation Between Difficulty & Discrimination Indices of MCQs in Formative Exam in Physiology. South-East Asian Journal of Medical Education. 7(1): 45 – 50.

Sumber Skripsi dan Desertasi:

Faebba, Ikhsan R. 2013. Gambaran Komitmen Berpacaran pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Rentang usia 20 tahun sampai dua puluh tiga tahun. Skripsi. Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Hampton, Annette V. 2007. A Phenomenological Study of Christian African-American Couple And their Perception of Marital Longevity. Disertasi. Regent University

Khairunnisa, Nadira K. 2013. Gambaran Intimacy Status Pada Individu Yang Menjalani Commuter Marriage. Skripsi. Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Oktaviani, A. 2013. Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Pernikahan Pada Pasangan Suami Isteri Yang Belum Memiliki Anak. Skripsi. Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Sundari, Indah. 2014. Studi Deskriptif Mengenai Gambaran Cinta (Intimacy, Passion, Commitment) Pada Pasangan Suami-Istri Yang Menjalani Commuter Marriage Tipe

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tantangan maupun tekanan yang dialami oleh wanita yang menjalani commuter marriage sebagai istri dalam pernikahan 0-2 tahun, maka diperlukan pula penyesuaian diri yang baik

Makna cinta pada istri yang menjalani pernikahan jarak jauh adalah perasaan cinta yang dimiliki oleh seorang istri yang diwujudkan dengan menghubungi suami, memiliki rasa percaya

Makna cinta pada istri yang menjalani pernikahan jarak jauh adalah perasaan cinta yang dimiliki oleh seorang istri yang diwujudkan dengan menghubungi suami, memiliki rasa percaya

Commuter marriage sebagai pernikahan yang diidentikkan dengan kurangnya waktu yang dihabiskan bersama pasangan membuat peneliti tertarik untuk meneliti. mengenai gambaran

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk mengatahui gambaran penyesuaian pernikahan pada wanita yang menjalani commuter marriage.. Penelitian

Beberapa karakteristik yang membedakan pasangan commuter marriage dengan pernikahan lainnya adalah : lama pasangan tinggal di rumah yang berbeda bervariasi,

Pada hasil tabel di atas, ditemukan bahwa sebagian besar tingkat kepuasan hubungan subjek yang menjalani commuter marriage masuk dalam kategori sedang dengan nilai

Makna Cinta pada Istri yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh (long distance marriage) .... Pertanyaan