• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMITMEN PERNIKAHAN PADA SUAMI ISTRI YANG MENJALANI PERNIKAHAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE MARRIAGE) PADA TKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KOMITMEN PERNIKAHAN PADA SUAMI ISTRI YANG MENJALANI PERNIKAHAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE MARRIAGE) PADA TKI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KOMITMEN PERNIKAHAN PADA SUAMI ISTRI YANG MENJALANI PERNIKAHAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE MARRIAGE) PADA TKI

Lia Aulia Fachrial

Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma Abstrak

Salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia adalah pernikahan.Setiap individu yang telah menikah akan tinggal bersama dalam satu rumah, menjalani sebuah kehidupan baru yaitu berumah tangga. Namun karena berbagai alasan seperti faktor ekonomi, karir, ataupun pendidikan tak jarang pasangan suami istri yang menjalani pernikahan jarak jauh yang merupakan suatu hubungan romantis dimana kedua belah pihaknya terpisah secara geografis.

Karena keadaan tersebut, pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh harus memiliki komitmen pernikahan demi menjaga kelanggengan pernikahannya dengan cara saling terbuka terhadap pasangan serta saling mendukung dan membangun kepercayaan atau trust. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran komitmen pernikahan pada suami istri yang menjalani pernikahan jarak jauh (long distance marriage). Penelitian ini menggunakan teknik analisis dekriptif. Pengukuran komitmen pernikahan menggunakan skala Dimensions of Commitment Inventory yang disusun berdasarkan dimensi komitmen pernikahan dan skala trust yang disusun berdasarkan komponen-komponen trust. Responden dalam penelitian ini adalah 52 orang tki yang sedang menjalani pernikahan jarak jauh. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling dengan karakteristik yaitu individu yang bekerja sebagai tki, berusia minimal 20 tahun dan telah menikah sekurangkurangnya lebih dari satu tahun. Berdasarkan hasil deskripsi kedua variabel, diperoleh mean empiric komitmen pernikahan sebesar 195,09 yang menunjukkan bahwa komitmen pernikahan memiliki kategori sangat tinggi

Kata Kunci : tenaga kerja indonesia, long distance marriage, komitmen pernikahan PENDAHULUAN

Salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia adalah pernikahan. Melalui pernikahan seseorang dapat memperoleh kebahagiaan, kepuasan, cinta kasih, dan keturunan. Menurut Brake (2012), pernikahan adalah institusi hukum yang terus berkembang yang telah terstruktur dalam banyak cara yang kompleks untuk berbagai tujuan. Selain untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan memperoleh keturunan, tujuan lainnya yaitu untuk menumbuhkan rasa percaya pada pasangan dan berkomitmen untuk menjalani sebuah hubungan yang panjang bersama pasangan.

Setiap individu yang telah menikah akan tinggal bersama dalam satu rumah, menjalani sebuah kehidupan baru yaitu berumah tangga. Namun karena berbagai alasan seperti faktor ekonomi, karir, ataupun pendidikan tak jarang pasangan suami istri yang menjalani pernikahan jarak jauh (long distance marriage / commuter marriage) yang merupakan suatu hubungan romantis yang kedua belah pihaknya terpisah secara geografis atau sering disebut hubungan jarak jauh. Pisstole,

(2)

Roberts, dan Mosko (dalam Kidenda, 2002), menggunakan faktor waktu dan jarak untuk mengkategorisasikan pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh diantaranya yaitu faktor pendidikan atau pekerjaan.

Memilih pekerjaan yang sesuai dengan kondisi ekonomi dan kondisi keluarga tidaklah mudah. Salah satunya karena sulitnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Adanya kondisi tersebut dapat menyebabkan hubungan romantik antar pasangan suami istri ini harus dihadapkan dengan masalah perpisahan baik secara fisik, waktu, dan jarak yang berjauhan. Perpisahan antara suami istri secara fisik merupakan suatu hal yang berat karena tidak dapat bertemu setiap saat (Purnamasari, 2008). Menjalin hubungan pernikahan jarak jauh bukanlah persoalan yang mudah dibandingkan dengan pasangan yang tinggal serumah serta memiliki intensitas waktu bertemu hampir setiap hari. Pasangan yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh tentu memiliki resolusi konflik yang berbeda dengan pasangan yang tinggal serumah.

Hal ini dikarenakan faktor jarak, pertemuan, serta komunikasi yang terbatas. Namun, belum tentu setiap pasangan mampu menyelesaikan permasalahannya dan memiliki resolusi konflik yang baik serta mendapatkan hasil yang diinginkan. Pada umumnya dalam pernikahan jarak jauh intensitas kebersamaan menjadi berkurang. Sehingga sangat sulit untuk membangun keintiman dalam keluarga serta dapat menimbulkan konflik-konflik tertentu akibat tidak terpenuhinya kebutuhan bersama. Hal ini bisa saja mempengaruhi komitmen perkawinan yang dirasakan. Terlebih lagi ketika pasangan yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh belum memiliki anak. Komitmen yang terbentuk akan berbeda dengan pasangan yang memiliki anak (Handayani, 2016).

Di Indonesia, peneliti belum menemukan data terkait jumlah pasangan long distance marriage secara pasti. Dilansir dari Jawapos.com, fenomena long distance marriage merupakan fenomena yang cukup marak di negara ini (Rahayu, 2015) mengemukakan fenomena long distance marriage di Indonesia semakin banyak dijumpai. Hal ini sejalan dengan pendapat Swadiana (2014) yang menyatakan bahwa jumlah long distance marriage mengalami peningkatan seiring berkembangnya pendidikan dan perkerjaan.

Pasangan long distance marriage mengalami sejumlah tantangan tertentu terkait terpisahnya tempat tinggal mereka dan keterbatasan pertemuan secara langsung (Litiloly &

Swastiningsih, 2014). Berbagai tantangan tersebut berpotensi membuat harapan dan kepercayaan pasangan suami istri terhadap pernikahan menjadi terganggu. Terganggunya harapan dan kepercayaan tersebut dapat mempengaruhi komitmen dalam pernikahan.

Dalam menjalani pernikahan jarak jauh kepercayaan menjadi sangat penting agar komitmen pernikahan selalu terjaga dan terhindar dari masalahmasalah yang kemungkinan akan muncul dalam sebuah hubungan. Masalah yang sering dihadapi pasangan long distance marriage seperti yang dilansir dalam laman kompasiana antara lain; kurangnya komunikasi, rentannya perselingkuhan, kepercayaan yang kurang terhadap pasangan, anggaran yang membengkak, perbedaan ekspektasi, dan juga masalah pengurusan anak (Rahmawati, 2012).

Long distance marriage salah satunya dialami pada keluarga TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Fenomena long distance marriage pada keluarga TKI sudah banyak dijumpai di Indonesia. Salah satu desa pemasok TKI terbesar di Indonesia adalah Desa Cihonje Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas. Banyaknya warga yang menjadi TKI menyebabkan pasangan suami istri harus menjalani hubungan pernikahan jarak jauh (Maulina, Arsi, & Kismini, 2018).

(3)

Terbatasnya lapangan pekerjaan dan sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia menuntut masyarakat untuk mencari pekerjaan alternatif lainnya, yaitu bekerja sebagai TKI. Negara yang menjadi tujuan migrasi antara lain Korea, Taiwan, Singapura, Brunai Darussalam, Hongkong, Malaysia, Jepang, dan lain-lain, yang kebanyakan di negara-negara kawasan Timur Tengah.

Karena keadaan tersebut, pasangan yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh harus memiliki komitmen demi menjaga kelanggengan pernikahannya agar tetap terjaga dari masalah- masalah seperti salah paham ataupun kurangnya komunikasi antar pasangan. Pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh biasanya akan mengalami krisis dalam kedekatan yang disebabkan jarak dan letak geografis yang berbeda. Sehingga komitmen pasangan tidak hanya terbatas pada komunikasi saja, melainkan juga menjaga perasaan, pikiran dan intensitas pertemuan yang sudah dijadwalkan. Cooper dan Makin (dalam Wulandari, 2009) menyatakan bahwa komitmen pernikahan merupakan suatu keadaan batin untuk tetap mempertahankan hubungan yang meliputi ketergantungan dan rasa percaya bahwa individu tidak akan meninggalkan hubungan tersebut.

Menurut Surra dan Gray (dalam Taylor, Shelley, Peplau, & Sears 2009), individu yang sangat berkomitmen pada hubungan sangat mungkin untuk tetap bersama “mengarungi suka duka”

dan “demi tujuan bersama”. Dalam istilah teknis, commitment in a relationship (komitmen dalam suatu hubungan) berarti semua kekuatan, positif dan negatif, yang menjaga individu tetap berada dalam suatu hubungan. Oleh karenanya, Finkel, Rusbult, Kumashiro, dan Hannon (2002), menyatakan bahwa komitmen merupakan hal fundamental dalam suatu hubungan, khususnya hubungan romantis yang melibatkan perasaan yang lebih mendalam yaitu cinta, misalnya hubungan perkawinan. Komitmen sendiri oleh Finkel, Rusbult, Kumashiro, dan Hannon (2002) didefinisikan dalam tiga komponen, yaitu : kecenderungan untuk tetap ada atau bertahan dalam suatu hubungan, orientasi jangka panjang, dan kepentingan pribadi atau kelekatan psikologis.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen pernikahan menurut Rusbult (1998) yaitu, kepuasan hubungan, kualitas alternatif, dan investasi dalam hubungan. Dengan keadaan jarak jauh seperti ini, pasangan hanya dapat menyelesaikan permasalahannya melalui komunikasi via telepon karena tidak dapat bertemu langsung. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melihat gambaran komitmen pernikahan pada suami istri yang menjalani Long Distance Marriage Pada TKI.

METODE PENELITIAN

Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan peneliti adalah non-probability sampling. Menurut Jackson (2008), non- probability sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana masing-masing anggota populasi tidak memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik non-probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling.

Menurut Sugiyono (2007), accidental sampling atau sampling insidntal adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sbagai sumber data. Karakteristik sampel yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah: Usia 20 tahun – 50 tahun, Bekerja sebagai TKI, Sudah menikah lebih dari 1 tahun, Sedang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh.

(4)

Pada skala komitmen pernikahan ini, peneliti mengadaptasi dari Dimensions of Commitment Inventory yang disusun oleh Adams dan Jones (1997), untuk mengukur komitmen pernikahan pada pasangan yang mengacu pada dimensi komitmen pernikahan menurut Adams dan Jones (1997). Tiga dimensi komitmen pernikahan tersebut yaitu: Komitmen Prsonal, Komitmen Moral, dan Komitmen Struktural.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil deskripsi kedua variabel, diperoleh mean empiric komitmen pernikahan sebesar 195,09 yang menunjukkan bahwa komitmen pernikahan memiliki kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil perhitungan pada deskriptif responden menurut usia, diketahui bahwa responden pada penelitian ini berada pada kategori sangat tinggi pada kedua dengan rentang usia 29-31 tahun. Terlihat dari skala komitmen dengan nilai 208,50. Sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Dewi (2012), dimana pasangan usia muda memiliki tingkat kepercayaan (trust) dan komitmen pernikahan yang relatif berbeda dengan pasangan dengan usia yang lebih dewasa.

Karena komitmen baru mulai terbangun pada tahap perkembangan dewasa awal.

Berdasarkan hasil perhitungan data deskriptif responden menurut jenis kelamin, diketahui bahwa subjek pada penelitian ini adalah pasangan suami istri yang sedang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh pada TKI berjumlah 52 responden yang masing-masing terdiri dari 13 laki- laki dan 339 perempuan. Mean empirik dari variabel komitmen pernikahan pada responden perempuan maupun laki-laki berada dalam kategori sangat tinggi, dan untuk variabel kepercayaan (trust) pada responden perempuan berada dalam kategori sangat tinggi, sementara pada jenis kelamin laki-laki berada pada kategori tinggi. Jika dilihat dari nilainya, mean empirik pada masing- masing variable komitmen pernikahan dan kepercayaan untuk jenis kelamin perempuan memiliki nilai lebih tinggi yaitu komitmen pernikahan sebesar 199,10 dan kpercayaan sbesar 74,03. Hal ini sejalan dengan penelitian Adi dan Lestari (2019), bahwa terdapat perbedaan antara faktor-faktor yang mmpengaruhi komitmen pada istri dan suami yaitu tanggung jawab baik kepada orangtua ataupun anak menjadi suatu yang penting dalam meningkatkan dan mempertahankan komitmen suami, sedangkan istri lebih fokus untuk menjaga hubungan dalam meningkatkan dan mempertahankan komitmen. Menjaga hubungan yang dimaksud adalah saling terbuka dan percaya dengan pasangannya.

Berdasarkan hasil perhitungan data deskriptif menurut usia pernikahan responden, rentang usia pernikahan 1-5 tahun menempati mean empirik pada variabel komitmen pernikahan dan kepercayaan sama-sama berada pada kategori sangat tinggi. Dapat dikatakan bahwa kondisi jarak jauh pada responden dngan rentang usia 1-5 tahun memiliki tingkat kepercayaan dan komitmen prnikahan yang tinggi. Menurut Handayani (2015) meskipun kondisi jarak jauh memiliki beberapa kendala terutama ketika keluarga berada pada rentang usia pernikahan 5-10 tahun dan berada pada tahap families with school children.pada tahap ini pernikahan dianggap kurang memuaskan tetapi pasangan yang memilih gaya commuter marriage tetap bisa mempertahankan hubungan pernikahannya.

Berdasarkan hasil perhitungan data deskriptif responden menurut negara tempat bekerja, didapat 2 responden bekerja di Arab, 15 responden bekerja di Malaysia, 10 responden bekerja di Korea, 8 responden bekerja di Taiwan, 4 responden bekerja di Hongkong, 12 responden bekerja di Jepang, dan 1 responden bekerja di Singapura. Dari hasil analisis data diketahui bahwa komitmen pernikahan dan kepercayaan pada pasangan suami istri yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh dan bekerja sebagai TKI di beberapa negara berada pada kategori sangat tinggi dengan mean empiric sebesar 213,60 untuk komitmen pernikahan.

(5)

Berdasarkan hasil perhitungan data deskriptif responden menurut lama bekerja sebagai TKI, didapat hasil mean empirik pada variabel komitmen pernikahan berada pada kategori sangat tinggi dengan nilai 196,22 pada rentang lama bekerja sebagai TKI <1-4 tahun. Sementara variable kepercayaan berada pada kategori tinggi dengan nilai 73,44 pada rentang lama bekerja sebagai TKI <1-4 tahun . Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa rasa percaya dan komitmen cendrung memiliki nilai yang tinggi pada pasangan yang memilih commuter (Maines, 1993). Namun menjalani hubungan jarak jauh dalam waktu yang lama bisa menimbulkan stress dan gangguan kesehatan (Chang & Wood,1996).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil deskripsi variable komitmen pernikahan, berada pada kategori ssangat tinggi. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan beberapa saran yaitu Peneliti menyarankan kepada pembaca terutama kepada subjek penelitian ini yaitu pasangan suami istri yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh agar tetap memiliki kepercayaan terhadap pasangan dan mampu berkomitmen terhadap pernikahan yang telah dijalani bersama pasangan.

Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian dengan memperhatikan jumlah sampel. Lebih baik jika menggunakan sampel dengan jumlah yang lebih banyak dan dengan jumlah yang sama antara perempuan dan laki-laki sehingga mendapatkan hasil perbandingan yang lebih akurat. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat meneliti lebih lanjut kontribusi maupun perbedaan antara kepercayaan dan komitmen pernikahan, atau menggunakan variabel lain yang lebih berkontribusi terhadap komitmen pernikahan, misalnya kepuasan pernikahan.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, J. M., and Jones, W. H. (1997). The conceptualization of marital commitment: An integrative analysis. Journal of Personality and Social Psychology, 72, 1177-1196.

Adi, W. M., dan Lestari, M. D. (2019). Gambaran komitmen dalam pernikahan pasangan remaja yang mengalami ktd. Jurnal Psikologi Udayana, 2, 35- 45.

Andromeda. dan Noviajati, P. (2015). Berjuang dan terus bertahan: studi kasus kepuasan perkawinan pada istri sebagai tulang punggung keluarga. Seminar Psikologi dan Kemanusiaan. 557-563.

Arida, P. (2011). Gambaran trust pada istri yang menjalani commuter marriage tipe adjusting.

Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Azwar, S. (1999). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Sigma Alpha.

Azwar, S. (2012). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2018). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Clark, L. A., and Watson, D. (1995). Constructing validity: basic issues in objective scale development. Psychological Assesment, 7, (3), 309-319.

Brake, E. (2012). Minimizing marriage: marriage, morality, and the law. New York: Oxford University.

Brhem, S. S. (2002). Intimate relationship. New York: McGraw-Hill

(6)

Burke, P. J., and Stets, J. E. (1999). Trust and commitment through self-verification. Journal of Social Psychology Quartely, 62, (4), 347-360.

Cempakasari, D. A., dan Yoestini. (2003). Studi mengenai pengembangan hubunngan jangka panjang perusahaan dan pengecer. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, 2, (1), 67-84.

Damsar dan Indriyani. (2016). Pengantar sosiologi pedesaan. Jakarta: Prenadamdia.

Deutsch & Coleman (2006). The handbook of conflict resolution: theory and practice.

Djumialdji. (2001). Perjanjian Kerja. Jakarta: Bumi Aksara.

Dewi, K. S. (2012). Buku ajar kesehatan mental. Smarang: UPT UNDIP Press Semarang.

Falcone, R. and Castelfranchi, C. (2004). Trust dynamics: how trust is influenced by direct experiences and by trust itself. 740-747.

Finkel, E. J., Rusbult, C. E., Kumashiro, M., & Hannon, P. A. (2002). Dealing with betrayal in close relationships: Does commitment promote

forgiveness? Journal of Personality and Social Psychology, 82 (6), 956–974.

Hamptom, J. R. P. (2004). The effect of communication on satisfaction in longdistance and proximal relationship of college students. Psychology

Loyola University N.O.Handayani, A. (2015). Wanita karier atau ibu rumah tangga. Jurnal Psikologi Kesehatan, 4.

Handayani, Y. (2016). Komitmen, conflict resolution, dan kepuasan perkawinan pada istri yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh (karyawan schlumberger balikpapan). Jurnal Psikologi. 4 (3) : 518 – 529.

Hayes, M., and Webb, L. (2004). Commitment under construction: A Dyadic and communicative model of marital commitment. Journal of Family Communication, 4 (3&4), 249–260.

Hendriani, W., dan Ramadhini, S. (2015). Gambaran trust pada wanita dewasa awal yang sedang menjalani long distance marriage. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 4, (1), 15-20.

Johnson and Johnson. (1997). Emotional Intellegence, Ney Jersey, Prentice Hall Inc.

Johnson, D. W. (1993). Reaching out: interpersonal effectiveness, self actualization (5th ed).

Boston: Allyn & Bacon.

Johnson, M. P. (1973). Commitment: A conceptual structure and empirical application. The Sociological Quarterly, 14(3), 395 – 406.

Johnson, M. P. (1999). Personal, moral, and structural commitment to relationships: eperiences of choice and constraint. In Handbook of interpersonal commitment and and relationship stability. New York: Springer Science+Business Media.

Johnson, M. P., Caughlin, J. P., dan Huston, T. L. (1999). The tripartite nature of marital commitment: personal, moral and structural reason to stay

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian menunjukkan bahawa terdapat hubungan positif yang signifikan antara tahap ketagihan Facebook dan Twitter dengan kemahiran sosial remaja di rumah, di univeristi,

Lever Assy Parking Brake saat proses produksi dengan menggunakan metode Statistical Quality Control (SQC) bahwa dari 22 data proses produksi terdapat 13 data proses

Pajak dan Retribusi Daerah menurut Saragih dalam Koswara Kertapraja, 2010 : 61, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan

Menurut John A Stubin, material handling adalah suatu bagian yang integral dari proses produksi yang meliputi penyimpanan, pemuatan, penuranan, dan juga

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan taufik hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Dalam penelitian ini untuk menentukan apakah efektif atau tidak pengadaan fasilitas medis dan obat-obatan adalah dengan menggunakan pendekatan tujuan

Namun demikian Ada beberapa sumber potensi yang bisa dioptimalkan dalam pengembangan kakao di Sultra yaitu: (a) Secara umum petani di Sultra sudah terbiasa dan