• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

3.1. Decision Support System

Decision Support System (DSS) atau sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, et al, 2001). DSS bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih.

2.1.1. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Dari pengertian Sistem Pendukung Keputusan diatas maka dapat ditentukan enam karakteristik dan nilai guna (Turban, et al, 2001) antara lain :

1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management

by perception.

2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang proses pengambilan keputusan.

3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.

4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan. 5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat

(2)

6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.

2.1.2. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Adapun tujuan sistem pendukung keputusan sebagai berikut (Turban, et al, 2001) : 1. Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur

2. Mendukung manajer dalam mengambil keputusan

3. Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan

Dalam pemrosesannya, DSS dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert Systems, Fuzzy Logic, dll.

2.1.3. Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu database Management, Model Base dan Software System / User Interface (Sprague, 1993). Komponen DSS dapat dilihat seperti Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Komponen Decision Support System (Turban, et al , 2001 ) a. Database Management

Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun

(3)

dalam lingkungan. Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.

b. Model Base

Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permasalahan (objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif.

c. User Interface / Pengelolaan Dialog

Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan antara dua komponen sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti computer. User Interface menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan.

2.1.4. Manfaat Sistem Pendukung Keputusan

DSS dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan (Turban, et al, 2001). Manfaat yang dapat diambil dari DSS adalah :

1. DSS memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.

2. DSS membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur. 3. DSS dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat

(4)

4. Walaupun suatu DSS mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

3.2. Naïve Bayes

Thomas Bayes menemukan pendekatan penalaran statistik yang jauh lebih maju dibandingkan dengan pola pikir matematis tradisional pada saat itu (Kusumadewi, 2003). Fokus matematika pada saat itu adalah pada tingkah laku sampel dari populasi yang diketahui. Akan tetapi, Bayes mengemukakan ide untuk menentukan properti dari populasi berdasarkan sampel tersebut.

Teori probabilitas bayes digunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pengaruh yang didapat dari pengujian. Probabilitas bayes menerangkan hubungan antara probabilitas terjadinya hipotesis Hi dengan terdapat fakta (evidence) E telah terjadi dan probabilitas terjadinya evidence B dengan syarat hipotesis Hi telah terjadi. Teorema ini didasarkan pada prinsip bahwa jika terdapat tambahan informasi atau evidence maka nilai probabilitas dapat diperbaiki, sehingga teorema ini bermanfaat untuk mengubah atau memperbaiki nilai kemungkinan yang ada menjadi lebih baik dengan didukung informasi atau evidence-evidence tambahan. Selanjutnya, teorema ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan modern (Sutojo, 2010). Formula Bayes dinyatakan dalam persamaan 2.1 :

)

(

)

(

)

|

(

)

|

(

E

p

H

p

x

H

E

p

E

H

p

(2.1) Dimana:

p(H|E) = Probabilitas hipotesis H terjadi jika diberikan evidence / bukti E terjadi.

p(E| H) = Probabilitas sebuah evidence E jika hipotesis H terjadi.

(5)

evidence apapun.

 p(E) = probabilitas evidence E tanpa memandang apapun.

Bentuk teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis ganda H1, H2, ……..Hn adalah sebagai berikut :

  n K i i i k k p H H E p H p H E p E H p 1 ) ( * ) | ( ) ( * ) | ( ) | ( (2.2) Dimana:

 P(Hi|E) = Probabilitas posterior bersyarat (Conditional Probability) suatu hipotesis Hi terjadi jika diberikan evidence / bukti E terjadi.  P(E| Hi) = Probabilitas sebuah evidence E jika hipotesis Hi terjadi.

 P(Hi) = Probabilitas awal (priori) hipotesis Hi terjadi tanpa memandang evidence apapun.

 n = jumlah hipotesis yang terjadi.

3.3. Penyakit Ginjal

Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang berfungsi sebagai sistem ekskresi pada manusia yakni untuk mengeluarkan atau mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme tubuh dalam bentuk urin. Lama kelamaan fungsi ginjal tersebut dapat menurun dan akhirnya fungsi ginjal pun dapat terganggu (timbulnya penyakit ginjal), gangguan tersebut bisa di sebabkan oleh racun, infeksi atau obat – obatan yang memiliki efek samping yang dapat merusak ginjal. Apabila ginjal tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka sisa

(6)

metabolisme yang tidak di keluarkan tubuh akan menjadi racun bagi tubuh kita sendiri (Gray,M. 2008).

Ada banyak penyakit ginjal yang menyerang manusia, namun dalam penelitian ini penyakit ginjal yang akan diteliti hanya beberapa penyakit saja. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya.

2.3.1. Hidronefrosis Definisi:

Hidronefrosis merupakan suatu keadaan dimana terjadi pembesaran ginjal yang biasanya terjadi akibat tekanan dari aliran air kemih yang terhambat (Tauxe, et al, 1989).

Penyebab:

Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada saluran kemih, misalnya karena :

 Kelainan struktural

 Penekanan (misalnya oleh tumor atau jaringan fibrosa)

 Adanya batu, tumor, atau bekuan darah pada saluran kemih

 Penyempitan saluran kemih, misalnya akibat cedera, infeksi, atau terapi radiasi Kadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan karena rahim yang membesar menyebabkan penekanan pada ureter. Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan ini karena mengurangi kontraksi ureter yang normalnya mengalirkan air kemih ke kandung kemih.

Gejala:

Gejala-gejala yang ada tergantung pada penyebab, lokasi, serta lama sumbatan. Jika sumbatan terjadi dengan cepat, bisa timbul nyeri hebat di daerah pinggang pada sisi ginjal yang terkena. Bisa ditemukan adanya darah dalam air kemih. Penderita juga bisa merasa mual, muntah, dan berkeringat.

(7)

Namun, jika sumbatan terjadi secara perlahan, maka mungkin tidak ditemukan adanya gejala atau hanya berupa nyeri tumpul di daerah pinggang. Misalnya, akibat tumor di rongga panggul.

Pada sekitar 10% penderita, terdapat darah di dalam air kemih. Sering ditemukan infeksi saluran kemih, demam dan rasa nyeri di daerah kandung kemih atau ginjal. Jika tidak diatasi, maka pada akhirnya hidronefrosis akan menyebabkan kerusakan ginjal dan bisa terjadi gagal ginjal.

2.3.2. Gagal Ginjal Kronis Definisi:

Gagal Ginjal Kronis adalah kemunduran fungsi ginjal secara perlahan (dalam waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun) yang menyebabkan gangguan penyaringan zat sisa metabolik dari dalam darah (Sudoyo, et al, 2009).

Penyebab:

Banyak penyakit yang bisa menyebabkan kerusakan ginjal menetap. Gagal ginjal akut juga bisa menjadi kronis jika fungsi ginjal tidak pulih kembali setelah mendapatkan terapi. Oleh karena itu, segala sesuatu yang bisa menyebabkan gagal ginjal akut bisa menyebabkan gagal ginjal kronis.

Berbagai penyakit dan kondisi yang sering kali menyebabkan gagal ginjal kronis :

Diabetes melitus (kencing manis)

 Tekanan darah tinggi

 Penyakit atau gangguan ginjal, misalnya infeksi ginjal, penyakit ginjal polikistik

 Sumbatan saluran kemih untuk waktu lama, misalnya akibat pembesaran prostat, batu ginjal, atau kanker

Kelainan autoimun, misalnya pada sistemik lupus eritematosus, dimana antibodi menyebabkan kerusakan pada ginjal

Selain itu, ada faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal kronis :

(8)

 Merokok

 Kegemukan

 Kolesterol tinggi

 Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal

 Berusia 65 tahun atau lebih Gejala:

Pada gagal ginjal kronis, gejala-gejalanya berkembang secara perlahan. Pada awalnya tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemeriksaan laboratorium.

Seiring dengan perkembangan penyakit, maka lama-lama zat sisa metabolic yang tertimbun di darah semakin banyak. Pada stadium ini, penderita menunjukkan gejala-gejala seperti :

 Letih, mudah lelah, kurang siaga

 Penurunan nafsu makan, mual, muntah, rasa tidak enak di mulut

 Penurunan berat badan atau malnutrisi

 Mudah memar atau berdarah untuk waktu yang lebih lama

 Kelemahan otot, kram, nyeri

 Rasa seperti tertusuk jarum pada anggota gerak atau hilang rasa

 Kejang atau penurunan kesadaran, akibat gangguan di otak

 Sesak nafas

 Nyeri dada dan penurunan tekanan darah 2.3.3. Gagal Ginjal Akut

Definisi:

Gagal Ginjal Akut merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan kemampuan ginjal yang cepat dalam menyaring produk sisa metabolisme dari dalam darah (Sudoyo, et al, 2009). Jika ginjal berhenti bekerja, maka produk sisa, cairan, dan elektrolit akan

(9)

menumpuk di dalam tubuh. Kondisi ini akan menyebabkan berbagai gangguan yang bisa mengancam nyawa.

Penyebab:

 Berkurangnya aliran darah ke ginjal perdarahan, dehidrasi atau, cedera fisik yg menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah

 Daya pompa jantung menurun (gagal jantung)

 Tekanan darah yg sangat rendah (syok)

 Kegagalan hati (sindroma hepatorenalis)

 Obat-obat yang menurunkan aliran darah ke ginjal

 Sumbatan aliran kemih sumbatan kandung kemih, misalnya akibat pembesaran prostat, penyempitan uretra, atau kanker kandung kemih

 Tumor yg menekan saluran kemih

 Batu di ureter atau kandung kemih

 Sumbatan di ginjal, misalnya akibat kristal atau batu

 Kerusakan ginjal karena penurunan suplai darah ke ginjal yang cukup lama hingga menyebabkan kerusakan ginjal

 Reaksi alergi, misalnya alergi terhadap antibiotik tertentu

 Zat toksik, misalnya obat-obatan, zat pewarna yang digunakan untuk pemeriksaan pencitraan, atau racun

 Gangguan yg mempengaruhi unit penyaringan ginjal (nefron), misalnya glomerulonefritis akut

 Infeksi berat yang luas di tubuh Gejala:

Gejala-gejala yang bisa ditemukan pada gagal ginjal akut yaitu berupa :

 Tertahannya cairan, yang mengakibatkan berat badan bertambah, pembengkakan, dan sesak nafas

 Produksi air kencing berkurang atau sama sekali tidak ada. Namun, beberapa orang dengan gagal ginjal akut masih tetap menghasilkan air kemih dalam jumlah normal

(10)

 Gejala-gejala akibat penumpukan produk sisa metabolisme di dalam tubuh, seperti kelelahan, kemampuan untuk berkonsentrasi menurun, hilang nafsu makan, mual, dan gatal-gatal.

 Kejang

 Nyeri dada

2.3.4. Diabetes Mellitus Definisi:

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat (Sudoyo, et al, 2009). Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas. Insulin merupakan zat utama yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadargula darah.

Penyebab:

Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.

Penderita diabetes mellitus tipe I (diabetes yang tergantung kepada insulin) menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin. Sebagian besar diabetes mellitus tipe I terjadi sebelum usia 30 tahun. Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan (seperti infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Terjadinya hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor genetik.

Pada diabetes mellitus tipe II (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin), pankreas tetap menghasilkan insulin, dengan jumlah yang terkadang lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efek insulin, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif. Sekitar 90% penderita diabetes menderita diabetes tipe II. Faktor risiko untuk diabetes tipe II adalah obesitas. 80-90% penderita diabetes tipe II mengalami obesitas. Diabetes tipe II juga cenderung bersifat diturunkan.

(11)

Penyebab diabetes lainnya adalah:

 Obat-obatan yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin, antara lain kortikosteroid dan furosemid

 Kehamilan (diabetes gestasional). Hormon - hormon yang dihasilkan saat kehamilan bisa membuat sel - sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin.

Gejala:

Gejala yang bisa ditemukan antara lain :

 Peningkatan frekuensi berkemih

 Haus yang berlebihan

 Penurunan berat badan, sehingga penderita seringkali merasa sangat lapar dan menjadi lebih banyak makan

 Rentan terkena infeksi

 Gejala lain, seperti pandangan kabur, mual, pusing, dan berkurangnya ketahanan saat olahraga

2.3.5. Pielonefritis Definisi:

Pielonefritis adalah infeksi bakteri pada salah satu atau kedua ginjal (Tauxe, et al, 1989).

Penyebab:

Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih, misalnya oleh bakteri Escherichia coli. Infeksi juga bisa dibawa keginjal dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah. Berbagai keadaan yang bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi ginjal adalah kehamilan, kencing manis (diabetes), atau keadaan lain yang menyebabkan turunnya sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.

Gejala:

Gejala biasanya timbul secara tiba-tiba, antara lain berupa :

(12)

 Mual, muntah

 Nyeri punggung bagian bawah

 Sering berkemih

 Desakan untuk berkemih

 Rasa panas atau nyeri saat berkemih

 Adanya nanah atau darah pada air kemih 2.3.6. Penyakit Ginjal Polikistik

Definisi:

Penyakit ginjal polikistik merupakan suatu kelainan herediter yang menyebabkan terbentuknya kantong-kantong berisi cairan (kista) pada kedua ginjal (Gray, et al, 2008). Ginjal bertambah besar, tetapi memiliki lebih sedikit jaringan yang dapat berfungsi. Penyakit ginjal polikistik tidak terbatas pada ginjal, meskipun biasanya ginjal merupakan organ yang mengalami gangguan paling berat. Penyakit ini juga bisa menyebabkan terbentuknya kista pada hati dan bagian tubuh lainnya.

Penyebab:

Penyakit ginjal polikistik disebabkan oleh adanya kelainan genetik, sehingga penyakit ini diturunkan dalam keluarga (herediter). Pada kasus yang jarang, penyakit ini juga bisa terjadi akibat adanya mutasi genetik.

Kelainan genetik ini menyebabkan terbentuknya kista - kista pada kedua ginjal. Kista semakin membesar seiring dengan bertambahnya usia, disertai dengan penurunan aliran darah ke ginjal dan terbentuknya jaringan parut pada ginjal. Selain itu, bisa terbentuk batu ginjal dan pada akhirnya bisa terjadi gagal ginjal.

Kelainan genetik ini juga bisa menyebabkan terbentuknya kista di bagian tubuh lainnya, misalnya hati dan pankreas.

Gejala:

Penyakit ginjal polikistik bentuk resesif yang mulai terjadi sejak masa kanak - kanak bisa menimbulkan gejala - gejala seperti pembesaran perut, akibat terbentuknya kista - kista

(13)

pada ginjal yang semakin membesar. Bayi baru lahir dengan penyakit yang berat bisa meninggal segera setelah dilahirkan, karena gagal ginjal bisa terjadi sejak masih dalam kandungan. Selain itu, bisa terjadi gangguan pada organ lain, seperti hati. Sekitar usia 5-10 tahun, penderita cenderung mengalami peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah yang menghubungkan usus dengan hati (sistem portal). Dan pada akhirnya, bisa terjadi gagal ginjal dan gagal hati.

Penyakit ginjal polikistik bentuk dominan yang lebih sering terjadi menyebabkan pembentukan kista pada ginjal secara perlahan. Penyakit biasanya baru mulai menimbulkan gejala saat awal atau pertengahan masa dewasa. Terkadang gejala-gejala yang ada sangat ringan, sehingga penderita hidup tanpa mengetahui bahwa dirinya memiliki penyakit tersebut.

Gejala yang muncul bisa berupa :

 Rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut atau sisi tubuh

 Adanya darah di dalam air kemih

 Sering berkemih

 Rasa nyeri kram yang hebat (kolik) akibat adanya batu ginjal

 Gejala-gejala lain akibat penurunan fungsi ginjal yang perlahan - lahan terjadi, misalnya kelelahan dan rasa mual.

 Infeksi saluran kemih berulang

 Tekanan darah tinggi, yang terjadi pada sedikitnya setengah penderita. 2.3.7. Kanker Ginjal

Definisi:

Seperti organ tubuh lainnya, ginjal kadang bisa mengalami kanker. Pada orang dewasa, jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (Gray, et al, 2008). Hampir semua kanker ginjal adalah karsinoma selginjal (renal cell carcinoma). Jenis kanker ginjal lainnya adalah tumor Wilms' yang terjadi pada anak - anak.

(14)

Dalam keadaan normal, sel - sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan menghasilkan sel-sel baru meskipun tubuh tidak memerlukannya.

Penyebab mengapa sel - sel ginjal menjadi bersifat ganas tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menemukan ada faktor - faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal. Kanker ini paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria memiliki resiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita. Selain itu faktor resiko lainnya :

 Merokok

 Kegemukan

 Tekanan darah tinggi ( hipertensi )

 Paparan terhadap bahan kimia toksik, seperti asbes, kadmium, penyamakan kulit, dan produk minyak tanah

 Dialisa

 Radiasi

 Penyakit Von Hippel-Lindau Gejala:

 Adanya darah dalam air kemih

 Nyeri di antara pinggang dan tulang rusuk bagian belakang

 Demam

 Penurunan berat badan

 Adanya pembesaran atau benjolan di daerah perut

 Jumlah sel darah merah yang tinggi atau turun (anemia)

 Peningkatan kadar kalsium dalam darah, sehingga bisa timbul kelemahan, kelelahan, respon melambat, dan konstipasi

2.3.8. Medullary Sponge Kidney Definisi:

(15)

Medullary sponge kidney merupakan suatu penyakit yang jarang terjadi, dimana tubulus ginjal yang mengandung air kemih melebar dan terbentuk kista-kista kecil pada ginjal bagian dalam (medula), sehingga jaringan ginjal tampak seperti spons (Gray, et al, 2008).

Penyebab:

Penyebab pasti terjadinya medullary sponge kidney belum diketahui. Gangguan ini biasanya disebabkan oleh kelainan non-genetik yang terjadi saat masa perkembangan janin. Pada kasus yang lebih jarang, kelainan ini bisa diturunkan dalam keluarga (herediter).

Gejala:

Penyakit medullary sponge kidney seringkali tidak menimbulkan gejala, tetapi orang-orang dengan gangguan ini rentan untuk mengalami batu ginjal. Tanda awal penyakit biasanya berupa batu ginjal atau infeksi saluran kemih, dimana keduanya bisa menimbulkan gejala - gejala yang mirip, seperti :

 Rasa panas atau nyeri saat berkemih

 Nyeri di pinggang, perut bagian bawah, atau selangkangan

 Air kemih yang tampak keruh, berwarna gelap, atau mengandung darah

 Air kemih berbau busuk

 Demam dan menggigil

 Muntah

2.3.9. Sindroma Nefrotik Definisi:

Sindroma Nefrotik adalah sekumpulan gejala - gejala yang terjadi akibat gangguan pada ginjal yang menyebabkan adanya protein dalam air kemih, menurunnya kadar albumin dalam darah, penimbunan garam dan air yang berlebihan, dan meningkatnya kadar lemak dalam darah (Tauxe, et al, 1989).

Sindroma ini bisa terjadi pada segala usia. Pada anak-anak, paling sering terjadi pada usia antara 18 bulan sampai 4 tahun, dan lebih banyak menyerang anak laki-laki.

(16)

Penyebab:

Sindroma nefrotik biasanya disebabkan oleh adanya kerusakan yang terjadi pada kelompokan pembuluh darah kecil pada ginjal, yang berfungsi untuk menyaring darah. Penyebab sindroma nefrotik yang paling sering pada anak-anak adalah minimal change disease, yang menyebabkan gangguan fungsi ginjal pada anak. Penyebab terjadinya gangguan ini belum bisa ditentukan. Selain itu, penyakit yang paling sering menyebabkan terjadinya sindroma nefrotik adalah diabetes mellitus, SLE (Systemic lupus erythematosus), dan infeksi virus tertentu (terutama hepatitis B, hepatitis C, atauHIV). Kegemukan (obesitas) juga meningkatkan risiko untuk terjadinya sindroma nefrotik. Penyakit lain yang juga mungkin menimbulkan sindroma nefrotik antara lain kanker (misalnya limfoma atau leukemia), infeksi protozoa (misalnyamalaria), pre-eklampsia, dan beberapa jenis glomerulonefritis.

Selain itu, sindroma nefrotik juga bisa disebabkan oleh pemakaian obat-obat tertentu (misalnya NSAID, preparat emas, atau heroin) yangdisuntikkan ke pembuluh darah, atau alergi (misalnya terhadap gigitanserangga, serbuk sari, atau poison ivy). Beberapa jenis sindroma nefrotik juga bersifat diturunkan.

Gejala:

Tanda dan gejala sindroma nefrotik yang bisa ditemukan berupa :

 Hilang nafsu makan

 Rasa tidak enak badan

 Gejala retensi cairan, misalnya berat badan bertambah, sesak nafas,dan pembengkakan, terutama di sekitar mata, pergelangan kaki dan kaki.

 Nyeri perut

Air kemih berbusa 2.3.10. Sindroma Nefritik Akut Definisi:

(17)

Sindrom Nefritik Akut adalah suatu peradangan pada glomeruli yang menyebabkan adanya darah dan protein dalam air kemih dalam tingkatyang bervariasi (Gray, et al, 2008).

Penyebab:

Sindroma nefritik akut biasanya disebabkan oleh respon kekebalan tubuhyang dipicu oleh infeksi atau penyakit lainnya. Sindroma nefritik akut bisa timbul setelah adanya infeksi streptokokus, dimana glomeruli mengalami kerusakan akibat penimbunan antigen bakteri streptokokus yang mati dan antibodi yang menetralisirnya.

Glomerulonefritis pasca streptokokus paling sering terjadi pada anak-anak yang berusia diatas 3 tahun dan orang dewasa muda. Sekitar 50% kasus terjadi pada usia diatas 50 tahun.

Beberapa penyebab yang sering terjadi pada orang dewasa antara lain :

 Abses pada organ perut

 Hepatitis B atau C

 Vaskulitis atau endokarditis bakterialis

 Lupus nephritis

 Penyakit akibat virus, seperti mononukleosis atau mumps Gejala:

Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala. Jika ada, gejala yang pertama kali muncul biasanya berupa :

 Adanya darah dalam air kemih

 Berkurangnya volume air kemih

 Retensi cairan yang menyebabkan terjadinya pembengkakan, misalnya pada wajah, engan, tungkai, tangan, kaki, perut, atau bagian tubuh lainnya.

 Gejala-gejala lain yang bisa terjadi antara lain penglihatan kabur, batuk, penurunan kesadaran, nyeri sendi dan otot, rasa tidak enak badan,sakit kepala, dan sesak nafas.

(18)

Definisi:

Sindroma Nefritik Progresif adalah suatu penyakit yang berkembang dengan sangat cepat dan jarang terjadi, dimana sebagian besar glomeruli mengalami kerusakan parsial sehingga terjadi gagal ginjal yang berat disertai adanya protein dan darah dalam air kemih (Gray, et al, 2008).

Penyebab:

Sekitar sepertiga kasus disebabkan oleh adanya reaksi kekebalan tubuh (antibodi) terhadap glomeruli, beberapa kasus disebabkan oleh endapan antibodi dan antigen yang terbentuk di bagian tubuh lainnya dan terbawa ke dalam ginjal, dan sisanya tidak diketahui penyebabnya.

Pembentukan antibodi terhadap glomeruli tidak diketahui penyebabnya. Pembentukan antibodi ini mungkin berhubungan dengan infeksi virus atau penyakit autoimun (misalnya lupus eritematosus sistemik).

Hidrokarbon (misalnya etilen glikol, karbon tetraklorid, kloroform dantoluen) juga bisa menyebabkan kerusakan pada glomeruli, tetapi tidak menyebabkan reaksi kekebalan atau pembentukan antibodi.

Gejala:

Gejala-gejala penyakit biasanya tidak jelas, misalnya berupa kelelahan, lemas, demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, nyeri sendi, dan nyeri pada perut. Beberapa penderita bisa mengalami adanya darah dalam air kemih.

Sekitar 50% penderita mengalami pembengkakan jaringan dan riwayat penyakit seperti influenza dalam waktu 4 minggu sebelum onset gagal ginjal, biasanya diikuti oleh produksi air kemih yang sangat sedikit.

3.4. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan sistem paakr. Penelitian yang pertama dilakukan mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rosiawati (2010) menggunakan metode pelacakan Forward Chaining dan Backward

(19)

Chaining. Kelemahan pada sistem pakar tersebut belum dilengkapi dengan metode ketidakpastian atau belum didukung oleh probabilitas hasil diagnosa yang diperoleh.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian Admaja (2012) dengan menggunakan metode Certainty Factor untuk menghitung nilai ketidakpastian. Dengan menggunakan metode certainty factor sistem mampu mendeteksi penyakit dengan baik dan hasilnya sama dengan masukan gejala fisik.

Selanjutnya ada Hardika (2013) menggunakan naive bayes classifier untuk identifikasi hama dan penyakit tebu. Proses identifikasi hama dan penyakit tebu dilakukan dengan memasukkan fakta gejala dari serangan hama/penyakit tebu. Fakta gejala tersebut akan dilakukan perhitungan dengan metode Multinominal Naïve Bayes untuk mendapatkan nilai Probabilitas akhir pada setiap jenis hama / penyakit tebu. Jenis hama/penyakit tebu dengan nilai probabilitas tertinggi akan di ambil sebagai hasil Identifikasi sistem.

Yuliadji, et al (2012) menerapkan metode naive bayes dalam aplikasi sistem pakar. Pada penelitian tersebut mencari nilai probabilitas dengan cara memprioritaskan gejala pertama yang dipilih user sehingga membuat kurang efektifnya proses kerja naive bayes.

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Peneliti (Tahun) Teknik Yang

Digunakan Keterangan

1 Indrias Rosiawati (2010)

Forward Chaining dan Backward Chaining

Belum adanya metode ketidakpastian

2 Rama Tri Admaja (2012)

Certainty Factor Mampu mendeteksi penyakit dengan baik dan hasilnya sama 3 Angga Hardika (2013) Multinominal Naive

Bayes

Mengitung nilai probabilitas berdasarkan kondisi prior 4 Ivan Eroka Yuliadji,

et al (2012)

Naive Bayes Menjadikan gejala yang pertama dipilih oleh user sebagai acuan pengambilan keputusan

Gambar

Gambar 2.1 Komponen Decision Support System (Turban, et al , 2001 )  a.  Database Management

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan

Alhamdulillah, setelah melalui perjuangan panjang menaklukkan segala rintangan, melewati berbagai goncangan keputus-asaan dan tenggelam dalam samudra kegagalan yang

129 Jurnal Pengabdian Mitra Masyarakat (JPMM) Vol. Pemateri pengabdian kepada masyarakat sedang menjelaskan tentang produk – produk wirausaha kepada siswa – siswi SMK Karya

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik observasi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung tentang objek yang

1) Putusan sela yakni putusan yang berkaitan dengan tindakan- tindakan yang harus dilakukan dipersidangan yang belum menyentuh pokok perkara. Putusan sela pun

Pertumbuhan bagian atas tanaman, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang terbaik dihasilkan oleh tanaman yang mendapatkan perlakuan dosis pupuk nitrogen

Keuntungan dari plate and frame filter press yaitu pekerjaannya mudah hanya memerlukan tenaga terlatih biasa karena cara operasi alatnya sederhana, dapat