• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL RDE - 09: DASAR-DASAR PERENCANAAN BANGUNAN PELENGKAP JALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL RDE - 09: DASAR-DASAR PERENCANAAN BANGUNAN PELENGKAP JALAN"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN ROAD DESIGN ENGINEER

(AHLI TEKNIK DESAIN JALAN)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN

MODUL

RDE - 09: DASAR-DASAR PERENCANAAN

BANGUNAN PELENGKAP JALAN

(2)

Modul RDE-09 : Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka menunjang fungsi jalan baik berkaitan dengan keamanan konstruksi, maupun berkaitan dengan keamanan dan keselamatan pengguna jalan, maka jalan harus dilengkapi dengan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan dan merupakan satu kesatuan dari konstruksi jalan secara keseluruhan. Bangunan pelengkap jalan merupakan bangunan yang dibuat dalam rangka pengamanan konstruksi jalan dari pengaruh dan kondisi alam sekitarnya terutama air. Sedangkan perlengkapan jalan berkaitan dengan lalu lintas baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pengetahuan mengenai pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan merupakan salah satu pengetahuan yang harus dipahami oleh para pengawas pekerjaan konstruksi guna menunjang pelaksanaan tugas pengawasan pekerjaan jalan.

Penulisan dan penyusunan modul ini didasarkan pada semua ketentuan berkaitan dengan konstruksi jalan maupun pengaturan mengenai lalu lintas yang berlaku dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.

Penulis menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya untuk kesempurnaan modul ini kami sangat mengharapkan masukan yang besifat kritik membangun dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penulisan modul ini.

Harapan kami semoga modul ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

(3)
(4)

Modul RDE-09 : Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) iii

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Teknik Desain Jalan

(Road Design Engineer)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :

Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu membuat desain jalan mencakup perencanaan geometrik dan perkerasan jalan termasuk mengkoordinasikan perencanaan drainase , bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:

1. Melaksanakan Etika Profesi, Etos Kerja, UUJK dan UU Jalan. 2. Melaksanakan Manajemen K3, RKL dan RPL.

3. Mengenal dan Membaca Peta.

4. Melaksanakan Survei Penentuan Trase Jalan. 5. Melaksanakan Dasar-dasar Pengukuran Topografi

6. Melaksanakan Dasar-dasar Survei dan Pengujian Geoteknik. 7. Melaksanakan Dasar-dasar Perencanaan Drainase.

8. Melaksanakan Rekayasa Lalu-lintas.

9. Melaksanakan Dasar-dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan.

10. Melaksanakan Perencanaan Geometrik.

11. Melaksanakan Perencanaan Perkerasan Jalan. 12. Melakukan pemilihan jenis Bahan Perkerasan Jalan.

(5)

NOMOR : RDE-09

JUDUL MODUL : DASAR-DASAR PERENCANAAN BANGUNAN

PELENGKAP

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) :

Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu melaksanakan dasar-dasar bangunan pelengkap untuk diintegrasikan ke dalam penyiapan perencanaan teknis jalan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Pada akhir pelajaran peserta diharapkan mampu : 1. Menjelaskan jenis bangunan pelengkap jalan 2. Menjelaskan jenis bangunan pengaman jalan

(6)

Modul RDE-09 : Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) v

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... i LEMBAR TUJUAN ... ii DAFTAR ISI ... iv

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN

MODUL PELATIHAN AHLI TEKNIK PERENCANAAN JALAN (Road Design

Engineer) ... v DAFTAR MODUL ... vi PANDUAN INSTRUKTUR ... vii

BAB I PENGENALAN JENIS BANGUNAN PELENGKAP JALAN... I – 1 1.1. Konstruksi Bangunan Pelengkap Jalan... I – 1

BAB II PENGENALAN JENIS BANGUNAN PENGAMAN JALAN... II – 1 2.1. Tembok Penahan Tanah………. II – 1

2.1.1. Tembok Permukaan Tanah………. II – 1

2.1.2. Patok Pengarah ... II – 3 2.1.3. Patok Kilometer ... II – 4 2.2. Rel Pengaman ... II – 4 RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA HAND OUT

(7)

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL

PELATIHAN AHLI TEKNIK DESAIN JALAN

(Road Design Engineer)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Teknik Desain

Jalan (Road Design Engineer) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli Teknik Desain Jalan (Road Design Engineer) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Ahli Teknik Desain Jalan (Road Design Engineer).

(8)

Modul RDE-09 : Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) vii

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Road Design Engineer (RDE)

Nomor

Modul Kode Judul Modul

1 RDE – 01 Etika Profesi, Etos Kerja, UUJK, dan UU Jalan

2 RDE – 02 Manjemen K3, RKL dan RPL

3 RDE – 03 Pengenalan dan Pembacaan Peta

4 RDE – 04 Survai Penentuan Trase Jalan

5 RDE – 05 Dasar-dasar Pengukuran Topografi

6 RDE – 06 Dasar-dasar Survai dan Pengujian Geoteknik

7 RDE – 07 Dasar-dasar Perencanaan Drainase Jalan

8 RDE – 08 Rekayasa Lalu Lintas

9

RDE – 09

Dasar-dasar Perencanaan Bangunan

Pelengkap

10 RDE – 10 Perencanaan Geometrik

11 RDE – 11 Perencanaan Perkerasan Jalan

(9)

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN : AHLI TEKNIK DESAIN JALAN

(Road Design Engineer )

KODE MODUL : RDE - 09

JUDUL MODUL : DASAR-DASAR PERENCANAAN BANGUNAN

PELENGKAP

DESKRIPSI : Modul ini membicarakan mengenai jenis bangunan

pelengkap jalan dan jenis bangunan pengaman jalan.

TEMPAT KEGIATAN : Di dalam ruang kelas, lengkap dengan fasilitas

yang diperlukan.

(10)

Modul RDE-09 : Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) ix

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah : Pembukaan

 Menjelaskan tujuan instruksional (TIU dan TIK)

 Merangsang motivasi peserta de-ngan pertanyaan ataupun penga-lamannya dalam melakukan pe-kerjaan jalan

Waktu : 10 menit

 Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif

 Mengajukan pertanyaan a-pabila ada yang kurang jelas

OHT.

2. Ceramah : Bab I, Jenis Bangunan Pelengkap Jalan

Memberikan gambaran umum tentang Jenis bangunanpelengkap jalan. Waktu : 90 menit

 Mengikuti penjelasan atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif

 Mengajukan pertanyaan a-pabila ada yang kurang jelas

OHT.

3. Ceramah : Bab II, Jenis Bangunan Pengaman Jalan

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai Pengenalan Jenis Bangunan Pengaman Jalan Waktu : 80 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif  Mengajukan pertanyaan

a-pabila ada yang kurang jelas

(11)

BAB I

PENGENALAN JENIS BANGUNAN PELENGKAP JALAN

1.1. KONSTRUKSI BANGUNAN PELENGKAP JALAN

Konstruksi bangunan pelengkap jalan meliputi:

1. Saluran Air Jalan

a. Saluran tepi jalan berupa saluran terbuka.

Konstruksi saluran tepi jalan dapat berupa tanah saja, dibuat dari pasangan batu atau beton.

Bentuk potongan melintang saluran dapat berupa trapesium, segitiga atau empat persegi panjang.

Gambar 1.1

(12)

Modul RDE-09 Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab I Konstruksi Bangunan Pelengkap dan Perlengkap Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) I - 2

(ii) Maksimum jarak lubang suling harus 200 cm arah horizontal dan 100 cm arah vertikal

3 Lain harus 300 cm, atau dengan panjang tertentu

supaya menjamin bahwa kesinambungan

timbunan dan lereng galian terhampar di luar dasar saluran

4 Semua ukuran dalam centimeter kecuali, ada

ketentuan lain Catatan :

1. (i) Ukuran-ukuran W dan H yang diambil sedemikian rupa sehinngga tinggi banjir 1 tahun harus dibawah puncak selokan dan puncak subgrade dan dasar saluran minimum harud dibawah lubang suling sebelah luar

(ii) Kemiringan saluran dicocokan dengan kemiringan timbunan

2. (i) Kecuali ditetapkan lain, lubang filter harus berdiameter 5 cm

Gambar 1.2

(13)

b. Saluran Tertutup

Konstruksi saluran tertutup dari beton bertulang atau pasangan batu. Bentuk potongan melintang saluran dapat berupa lingkaran atau empat persegi panjang.

Gambar 1.3

(14)

Modul RDE-09 Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab I Konstruksi Bangunan Pelengkap dan Perlengkap Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) I - 4

Gambar 1.4

Tembok Kepala Untuk Gorong-Gorong Pipa Type B

7. Tulangan haruslah sdari baja structural atau struktur kawat sesuai dengan AASHTO m33 dan M33

8. pemasangan gorong-gorong harus sesuai

dengan spesifikasi

9. sebelum konstruksi dimulai, engineer harus memeriksa dan menyetujui mengenai lokasi dan invert dari inlet dan outlet seperti yang disteak out kontraktor

Penyesuaian dengan kondisi yang ada harus sesuai dengan petunjuk engineer

10. Panjang gorong-gorong harus sesuai dengan bentuk engineer

11. semua sambungan harus berbentuk “laki-perempuan” (tangoe and gsove) seperti di gambar

12. semua sambungan harus ditutup adukan. Cara penutupan harus sesuai petunjuk Engineer Catatan :

1. Semua perincian disini tidak menurut skala, semua ukuran dalam meter, kecuali ditentukan lain.

2. Tipe lantai landasan (beddeng) untuk tipe tergantung dari kondisi pondasi tanahnya dan harus sesuai denagn petunjuk engineer

3. gorong-gorong pipa bertulang ekuavalen

dengan gorong-gorong R.C.P kelas III menurut standar AASHTO M12OH

4. setiap curuk tulangan lingkar harus disusun dalam kerangka yang harus memuat tulangan memanjang yang cukup untuk menjaga agar tulangan tersebut tetap berbentuk kuat dan dengan posisi yang tepat pada cetakan

5. selimut beton pada tulangan D kerangka sebelah dalam untuk R.C.P lebih dari Ø 100 cm harus 2.3, untuk Ø 100 cm atau lebih besar harus 2.0 cm

6. Jika selimut/timbunan antara bagian atas pipa dan bagian bawah konstruksi perkiraan kurang dari 0.30 pipa tersebut harus dapat diberi selimut beton

(15)

Tembok sayap Tembok Utama Apron Kurb Perpanjangan Inter Apron Pasangan batu apron ukuran batang 20 x 30 cm pada daerah lembah dan 30 sampai 40 cm pada daerah berbukit

Perpanjangan Outlet (buangan Apron DENAH Apron POTONGAN OUTLET Apron Koker

Koker POT INLET

CATATAN :

1. Pasangan batu kosong dari outlet apron harus disediakan sesuai petunjuk Direksi Teknik

2. Ukuran-ukuran yang diperlihatkan mungkin dapat dirubah untuk sesuaikan dengan keadaan lapangan 3. Seluruh ukuran-ukuran dalam meter kecuali ditetapkan lain dan seluruh detail tanpa sekala

OUTLET (PEMBUANGAN) DARI TEMBOK PENAHAN TANAH

Dervariasi Tepi Pasangan

Permukaan tanah yang ada

Catatan : untuk detail tembok penahan tanah lihat lembar 5.20 Tonjolan pipa yang keluar paling kurang 20 cm dari cuka tembok penahan

Pasang batu pecah pda bagian khaki talud untuk mencegah ter-jadinya pengerusan. Lihat catatan ukuran batu pasangan batu apron

Isi Timbunan

POTONGAN ELEVASI

UKURAN DAN BANYAKNYA DIA PIPA UKURAN BANYAKNYA T H W L ADUKAN 0.30 0.045 0.65 1.05 0.53 0.49 0.40 0.05 0.88 1.30 0.65 0.83 0.50 0.055 1.03 1.55 0.77 1.17 0.60 0.065 1.14 1.80 0.90 1.51 0.70 0.07 1.27 2.10 1.05 1.76 0.80 0.075 1.39 2.40 1.20 2.01 0.90 0.08 1.49 2.70 1.35 3.78 1.00 0.085 1.64 3.10 1.50 4.37 1.20 0.10 1.90 3.90 1.65 4.96 Gambar 1.5 Catatan :

1. Tembok Kepala Type B dapat dipakai di tempat tembok kepala Type A apabila ditentukan oleh Direksi Teknik

2. Umumnya tembok kepala type B dipakai dalam kondisi daerah curam dalam kondisi type A tidak dipakai

3. Semua ukuran dalam meter kecuali jika ditentukan lain,

(16)

Modul RDE-09 Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab I Konstruksi Bangunan Pelengkap dan Perlengkap Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) I - 6

Sambungan tanpa sambungan tuang Bahan penyaring

Sambungan konstruksi panjang lewatan

SOG memanjang

Gambar 1.6

(17)

DENAH

POT. A-A

POT. B-B

POT. Y-Y POT. X-X

DETAIL KEDUDUKAN ABUTMENT

DETAIL CURB Keseimbangan profil Sambungan celah Pasangan batu Apron Sayap pasangan batu

Apron Lantai kerja dari material Apron Apron

Curb

Lantai kerja Plat dasar

Dinding pasangan batu Permukaan Celah Timbunan Tulang melintang Sayap pasangan batu Tembok sayap

Ukuran dan kuantitas gorong-gorong

Gorong-gorong U k u r a n Kuantitas per m gorong-gorong Type SxH T A B L Pas batu Beton m3 Tulangan (Kg)

HF=0-60 HF=60-100 HF=100-150 HF=150-200 I 70X70 18 30 30 144 1.44 0.36 68 58 56 62 II 90X90 20 30 50 168 1.40 0.44 72 68 68 70 III 100X100 25 30 50 180 1.52 0.56 88 84 83 87 IV 100X150 25 35 65 200 2.30 0.61 91 88 88 90 V 100X200 25 50 90 240 2.52 0.75 164 131 130 133 VI 150X150 30 35 65 250 2.30 0.87 171 138 138 141 VII 150X250 30 50 110 320 5.19 1.12 183 170 170 178 VIII 200X200 30 50 90 340 3.88 1.34 207 186 186 176

Ukuran dan kuantitas dinding sayap termasuk lantai muka dan dinding haling Gorong-gorong ukuran Kuantitas

Kuantitas batu tepi per m’ batu tepi

Type S x H D E F G

Sayap satu sisi pas batu (m3) I 70X70 88 65 114 198 3.13 Beton m3 Tulangan kg II 90X90 110 74 115 223 3.57 III 100X100 125 80 136 256 4.41 0.03 2.69 IV 100X150 175 105 205 305 8.93 V 100X200 225 140 287 427 13.30 VI 150X150 180 107 210 360 9.35 VII 150X250 280 162 383 603 22.70 VIII 200X200 235 144 303 543 15.79 Gambar 1.7

Sistem Penyambungan Pada Gorong Kotak Atau Gorong-Gorong Lingkungan Yang Lama

Catatan :

1. Untuk daftar pembengkokan tulangan lihat tabel

2. Perhitungan dikenal dan kwantitas yang diberikan hanya untuk pedoman dan harus diperiksa oleh kontraktor 3. Pelaksanaan harus dibuat menurut spesifikasi

4. Sebelum dimulai pelaksanaan Direksi akan memeriksa dan menyetujui lokasi dan mengembalikan pengukuran kontraktor. Keperluan pengaturan untuk mencocokkan dengan kondisi lapangan yang ada akan dibuat atas petunjuk DIreksi

(18)

Modul RDE-09 Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab I Konstruksi Bangunan Pelengkap dan Perlengkap Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) I - 8

Gorong-gorong Lengkung yang ada

PENYAMBUNGAN GORONG-GORONG LENGKUNG LAMA DENGAN

GORONG-GORONG KOTAK BARU

Gorong-gorong kotak baru

GORONG-GIORONG KOTAK BARU GORONG-GORONG GORORNG LENGKUNG

Ukuran dan jarak tulangan baru harus sama dengan yang ada dislab kecuali ditentukan lain oleh enginer

Hancurkan beton lama dan biarkan tampak semua tulangan diflat dan dinding min. Panjang 50 Hancurkan

Bersihkan dan kasarkan permukaan beton yang ada

GORONG-GORONG KOTAK ATAU GORONG YANG ADA

Panjang barang dowel yang tampak (diameter Batang 30)

GORONG-GORONG KOTAK ATAU LENGKUNG BUKAN DARI BETON YANG BERTULANG GORONG-GORONG KOTAK BAR

Ujuran dan jarak tulangan dari sesuai dengan jawaban gorong-gorong kotak (lihat lembar 4.20 - 4.23) Panjang “lap” 40 diameter tulangan Panjang lap diameter tulangan

Berlubang kedalam slab beton dan dinding lama untuk mendapat kan jarak pemasangan tulangan dan tambahan gorong-gorong pasahuan dowel dengan panjang yang ditentukan ke dalam lubang itu ikat tulangan baru ke tulangan lama.

Bersihkan dan kasarkan permukaan beton yang ada

9. Inlet pasangan batu dan outlet diberikan atas petunjuk direksi

10. Filter yang diusulkan dan material lantai kerja harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi sebelum ditempatkan 11. Timbunan yang berdekatan dengan gorong-gorong harus terdiri dari material berbutir dari dasar sungai dilindungi

oleh lempengan rumput jadi kemiringan 1,5 : 1 dapat digunakan

Apabila volume material berbutir tidak mencukupi hanya diluar 1,0 m timbunan akan dilaksanakan dgn material ini 12. Lereng timbunan pada gorong-gorong kotak dan gorong-gorong plat 1,4 :1 dimana ini berbeda dari lereng timbunan. 13. Semua ukuran dalam meter kecuali ditentukan lain. Semua detail tidak menurut skala.

Catatan :

1. Kecuali ditunjukan lain diameter tulangan dinyatakan dalam mm dan ukuran lan dalam centimeter

2. Lokasi dan elevasi gorong-gorong yang tepat harus disetujui Direksi

3. untuk menambah panjang gorong-gorong yang ada sebagia “titik kerja”

4. sesuaikan sesuai ukuran dalam dari gorong-gorong kotak dengan gorong-gorong yang ada, dan pilih ukuran yang paling sesuai dari daftar standar (baku). Lihat lembar 4.20 sampai 4.23

5. semua penambahan panjang dan perubahan dari

gorong-gorong lama harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk engineer

6. penambahan panjang atau perubahan akan

dilaksanakan sedemikian rupa sesuai dengan pekerjaan pelebaran dan perkerasan jalan dan sesuai dengan petunjuk direksi

7. penambahan panjang atau perubahan akan dilaksanakan pada satu atau dua sisi akan tergantung pada posisi yang tepat dari as jalan

8. jika diperlukan untuk menambah panjang atau kurb baru harus dibuat dan harus sama dengan yang ada disisi lain

9. beton yang baru dibuka harus dijaga tetap kelembabannya selama paling sedikit 24 jam sebelum beton baru dipasang. Sesaat sebelum pemasangan beton baru tersebut, permukaan beton lama harus diolesi pasta semen

10. abutmen, sayap dan tembok pangkal jembatan harus ditambah atau dibuat sesuai dengan kebutuhan 11. kemiringan urugan pada gorong-gorong kotak harus 1,5 : 1. jika hal ini berbeda dengan kemiringan urugan

normal, kemiringan urugan harus disesuaikan secara berangsur-angsur sepanjang 10 dikedua sisi gorong-gorong.

Gambar 1.8

(19)

II. SALURAN PASANGAN BATU DENGAN ADUKAN (JENIS TERTUTUP)

I. SALURAN PASANGAN BATU DENGAN ADUKAN (JENIS TERBUKA) Perkerasan Pasangan batu Hamparan material Bervariasi B e rv a ri a s i

III. SALURAN BETON BERTULANG Tulangan Tulangan Tulangan Tulangan Tulangan Tulangan B e rv a ri a s i Tulangan pokok menanjang Tulangan pokok menanjang Gambar 1.9

4. Lokasi dan ukuran yang tepat dari selokan harus dibicarakan dengan Direksi Teknis 5. Kecuali ditentukan lainpada gambar minimum

penutup yang diberi baja tulangan harus 5 cm 6. Detail tidak menurut skala

CATATAN:

1. Kecuali ditentukan lain, semua ukuran dalam centimeter, ukuran tulangan dalam mm 2. Plat penutup pracetak dalam potongan 60 cm 3. Pada bagian-bagian menerus dengan panjang melebihi 40 m harus disediakan plat penutup yang bisa diangkat, penutup bidang perawatan dari beton atau jeruji baja dengan jarak antara 40 m

(20)

Modul RDE-09 Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab I Konstruksi Bangunan Pelengkap dan Perlengkap Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) I - 10

Perkerasan Saluran Profil potongan atau kerb KEMIRINGAN PERKERASAN Lapis pengikat tebal Lapisan perkerasan Bagian Atas

tanah dasar Pasangan Batu

Perkerasan dibawah saluran (c atatan 6) Pipa Drainase (diperlukan) Drainase bawah 1%(catatan 4) W (catatan7)

POTONGAN MEMANJANG GARIS TENGAH SELOKAN

Pasangan Batu Garis kemirin gan rata-rata 1% (catatan 2) Dasar Saluran Pasangan Batu 1%(catatan 2) Dasar Saluran

2. Saluran bawah permukaan

Konstruksi saluran air bawah permukaan seperti nampak pada gambar dibawah ini

Catatan :

1. Gambar tidak berskala

2. Kemiringan antara bagian-bagian penurunan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk menghindari penggerusan

3. Potongan melintang pada bagian penurunan untuk memenuhi drainase tanpa pasangan.

Gambar 1.10

Bagian Permukaan Standar Untuk Saluran Tidak Dengan Pemasangan Dan Saluran Standar Yang Dapat Dimulai

Catatan :

1. Saluran pinggir yang digunakan pada bagian yang benar-benar dibatasi dimana tidak cukup tempat untuk bahu jalan plus saluran dan pelanggaran batas tertentu oleh lalu lintas terhadap daerah saluran harus dibolehkan dengan alasan keamaan

2. Pelapisan permukaan perkerasan harus diteruskan sampai pinggir saluran

3. Pelaburan permukaan harus melebihi pinggiran saluran 75 mm 4. Bila diperintah oleh Direksi Teknik, kemiringan perkerasan harus dinaikkan minimum 4%

5. Timbunan poros pada saluran penyaring harus mencapai sisi bawah pasangan batu

6. Kedalaman total dari saluran dan perkerasan di bawah saluran bisa sama atau lebih besar daripada kedalaman total perkerasan total

(21)

ALTERNATIF TERHADAP TENUNAN

Gambar 1.11

Drainase Bawah Permukaan

Catatan :

1. Ukuran dalam sentimeter, semua detaik tidak

menurut skala

2. Jenis tenunan penjaring plastic dan material

urugan porous harus disetujui Direksi Teknik

3. Saluran harus punya kemiringan 1 : 200 atau

lebih tajam dan diteruskan ke posisi keluaran yang jelas menurut petunjuk Direksi Teknik, posisi keluaran harus diberi tanda yang jelas di lapangan dan dicatat di gambar,

4 Tujuan dari saluran bawah tanah bukan untuk

membuang air dalam jumlah besar tetapi untuk mengurangi kekuatan dari tekanan resapan dengan menurunkan permukaan air tanah.

(22)

Modul RDE-09 Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab I Konstruksi Bangunan Pelengkap dan Perlengkap Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) I - 12

½ H (Jarak minimum 150) Minimum 75 Minimum 75 50 Minimum Minimum 50

Lapis Permukaan Aspal Lapis Pondasi Bawah Lapis pondasi bawah

Max 30

H = 500 - 700

Tinggi minimal tanah didepan dinding

Bahan timbunan berpori Beton kelas -K125

Plesteran Pasangan Batu 0.5 cm Lobang -B uangan air

2. Tembok Permukaan Tanah

Konstruksi tembok permukaan tanah dapat dibuat dari pasangan batu kali, pasangan batu kali, bronjong kawat (gabion), bahkan dapat pula digunakan sheet pile baja ataupun beton

Beberapa contoh konstruksi nampak pada gambar dibawah ini :

Gambar 1.12 Tembok Penahan

(23)

Gambar 1.13 .

(24)

Modul RDE-09 Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab I Konstruksi Bangunan Pelengkap dan Perlengkap Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) I - 14

TIPE URUGAN UNTUK PELEBARAN JALAN

Catatan :

1. Jika tidak ditentukan lain yang terdapat pada gambar atau atas petunjuk Direksi, urugan

kemiringan harus 3 : 1 atau ketinggian urugan lebih dari 1.0 m, 2 : 1 m dan 1,5 : 1 untuk ketinggian urugan melebihi 2.0 m. pada tanah yang tidak teroresi kemiringan dapat dikurangi 1,5 : 1 atau 2 : 1 atas petunjuk Direksi. LIhat pada table atas untuk tipe urugan yang digunakan

2. semua dimensi dalam meter kecuali ditentukan lain, semua detail tidak menurut skala

3. lubang drainase pada perkuatan lereng 50 mm Ø 2 dan 0,30 as ke as baik memanjang dan dalam

arah lereng

4. ketebalan batu muka 0,20 dan 0,30 seperti terlihat pada rencana jalan raya atau atas petunjuk

Direksi

5. batu muka yang disiar tebal 0.30 harus disiar dengan beton dan tebal 0,20 dengan adukan

6. direksi dapat menetapkan dinding kaki dan dinding cut off dibuat dari beton

(25)

3. Jembatan

Konstruksi jembatan sangat bervariasi, dapat berupa : a. Konstruksi jembatan kayu

b. Konstruksi jembatan sederhana c. Konstruksi jembatan komposit d. Konstruksi jembatan rangka baja e. Konstruksi jembatan beton bertulang

Untuk konstruksi jembatan akan dibahas tersendiri

3.2 KONSTRUKSI PERLENGKAPAN JALAN

Telah diuraikan pada Bab I tentang fungsi dan penggunaan bangunan pelengkap jalan. Di bawah ini akan diberikan beberapa gambar perlengkapan jalan yang sering digunakan antara lain :

1. Patok dan Marka-marka Jalan

(26)

Modul RDE-09 Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab I Konstruksi Bangunan Pelengkap dan Perlengkap Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) I - 16

2. Rambu-rambu Lalu Lintas

(27)

KETERANGAN GAMBAR 1.16

1. Tikungan ke kiri : Kuning 14b. Awas ! Hewan liar

1a. Tikungan ke kanan : Hitam 15. Perbaikan jalan

1b. Tikungan tajam ke kiri 16. Lampu lalu lintas

1c. Tikungan tajam ke kanan 17. Lapangan terbang

1d. Tikungan ganda 18. Angin dari samping

1e. Tikungan ganda 19. Lalu lintas dua arah

1f. Banyak tikungan 20. Hati-hati

1g. Banyak tikungan 21. Persimpangan

2. Turunan 21a. Persimpangan

2a. Turunan 21b. Persimpangan

3. Tanjakan 21c. Persimpangan

3a. Tanjakan curam 21d. Persimpangan

4. Penyempitan kiri-kanan 21e. Persimpangan

4a. Penyempitan kiri 21f. Persimpangan

4b. Penyempitan kanan 21g. Persimpangan

4c. Jembatan sempit 21h. Persimpangan

5. Jembatan angkat 22. Persimpangan dengan prioritas

6. Tepi air 22a. Persimpangan dengan prioritas

7. Jalan tidak rata 22b. Persimpangan dengan prioritas

7a. Jalan cembung 22.c Persimpangan dengan prioritas

7b. Jalan cekung 22d. Persimpangan dengan prioritas

8. Jalan licin 22e. Bundaran

9. Kerikil lepas 23. Rintangan

10. Jatuhan batu 24. Silang-datar berpintu

11. Penyeberangan orang 25. Silang-datar tanpa pintu

12. Awas ! Anak-anak 26. Rambu tambahan menyatakan

jarak

13. Penyeberangan orang bersepeda 26a. Rambu tambahan menyatakan

jarak

14. Awas ! Ternak 26b. Rambu tambahan menyatakan

(28)

Modul RDE-09 Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab I Konstruksi Bangunan Pelengkap dan Perlengkap Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) I - 18

1 1a 1b 1c 1d 1e 2 2a 3 3a 3b 3c 3d 3e 3f 3g 3b 4 4a 4b 4c 4d 5 5a 5b 6 7 8 9 9a 9b 10 11 12 12a 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 23a 23b 23c 23d 23e 24 25 25a 26 27 28a 28b 29 29a 30

(29)

KETERANGAN GAMBAR 1.17

1. Berhenti 5. Sepeda dilarang masuk

1a. Beri kesempatan 5a. Becak dan kereta roda tiga dilarang

masuk

1b. Prioritas bagi lalu lintas dari muka 5b. Sepeda atau becak dan kereta roda

tiga dilarang masuk

1c. Prioritas atas lalu lintas dari muka 6. Pejalan dilarang masuk

1d. Silang datar dengan dua atau lebih jalur rel 7. Dilarang berhenti 1e. Silang datar dengan dua atau lebih jalur rel 8. Dilarang parkir 2. Ditutup untuk semua kendaraan dari kedua

arah

9. Dilarang membelok ke kiri

2a. Dilarang masuk 9a. Dilarang membelok ke kanan

3. Kendaraan bermotor roda empat atau lebih dilarang masuk

9b. Dilarang membalik 3a. Kendaraan bermotor roda tiga dilarang

masuk

10. Dilarang mendahului kendaraan lain 3b. Kendaraan bermotor roda dua dilarang

masuk

11. Dilarang menggunakan isyarat suara

3c. Semua kendaraan bermotor dilarang masuk 12. Kendaraan bermotor tang seluruh

panjangnya, termasuk muatannya,

melebihi …… meter

3d. Bus dilarang masuk 13. Kendaraan bermotor dilarang

beriringan kurang dari jarak …… meter

3e. Mobil barang dilarang masuk 14. Kendaraan yang seluruh lebarnya

termasuk muatannya melebihi ……

3f. Kendaraan bermotor dengan kereta

gandeng dilarang masuk

15. Kendaraan yang seluruh tingginya termasuk muatannya melebihi …… 3g. Kendaraan bermotor dengan kereta tempel

dilarang masuk

16. Kendaraan tidak bermotor yang

seluruh panjangnya, termasuk

muatannya, melebihi ….

3h. Mesin kerja dilarang masuk 17. Kendaraan yang seluruh bobotnya

pada satu sumbu melebihi …. Ton dilarang masuk

4. Dokar dilarang masuk 18. Batas kecepatan maksimum … km

4a. Gerobak dan pedati dilarang masuk 19. Wajib berhenti

4b. Gerobak dorong dilarang masuk 20. Akhir batas kecepatan

(30)

Modul RDE-09 Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab I Konstruksi Bangunan Pelengkap dan Perlengkap Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) I - 20

22. Akhir larangan mendahului 25. Wajib untuk sepeda

23. Arah yang diwajibkan 25a. Wajib untuk becak dan kereta roda

tiga

23a. Arah yang diwajibkan 26. Wajib untuk pengendara kuda

23b. Arah yang diwajibkan 27. Wajib untuk dokar

23c. Arah yang diwajibkan 28. Wajib untuk gerobak dan pedati

23d. Lewat sini 28a. Wajib untuk gerobak, pedati,

gerobak-dorong dan dokar

23e. Arah yang diwajibkan pada bundaran 29. Kecepatan minimum yang diwajibkan

24. Wajib dan khusus untuk pejalan 29a. Akhir kecepatan minimum yang

diwajibkan

30. Wajib memakai rantai ban Catatan :

Warna dasar : Putih dan/atau merah

(31)

1 1a 2 3 4 8 9 10 10a 11 12 12a 13 13a 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

(32)

Modul RDE-09 Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab I Konstruksi Bangunan Pelengkap dan Perlengkap Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) I - 22

13. Khusus untuk Kendaraan Bermotor

13a. Akhir Jalan Khusus untuk Kendaraan Bermotor

14. Tempat Perhentian Bus

15. Tempat Perhentian Trem

16. Rambu ″Jalan Terbuka Atau Tertutup“

17. Tempat Parkir

18. Balai Pertolongan Pertama

19. Reparasi

20. Telpon

21. Pompa Bahan Bakar

22. Hotel atau Motel

23. Rumah Makan 24. Kedai Kopi 25. Tempat Wisata 26. Tempat Berjalan-jalan 27. Tempat Berkemah 28. Tempat Karavan

29. Tempat berkemah dan Karavan

30. Pasanggarahan Pemuda

Catatan :

Warna dasar : Biru

Warna Petunjuk : Putih dan/atau Merah

KETERANGAN GAMBAR 1.18

1. Contoh rambu ″Pendahulu Penunjuk Jurusan“

1a. Contoh rambu ″Pendahulu Penunjuk Jurusan“

2. Contoh rambu ″Pendahulu Penunjuk Jalan Buntu“

3. Contoh rambu ″Pendahulu Penunjuk Jurusan“ (dalam kota)

4. Contoh rambu ″Pendahulu Pra-Seleksi Pada Persimpangan“

5. Contoh rambu ″Penunjuk Tempat Lewat Jalan Lintas Utama“

5a. Contoh rambu ″Penunjuk Tempat Lewat Jalan Baik untuk Kendaraan Bermotor“

5b. Contoh rambu ″Penunjuk Tempat“Lewat Jalan Kurang Baik untuk Kendaraan Bermotor“

5c. Contoh rambu ″ Penunjuk Jurusan ke Pelabuhan Udara“

5d. Contoh rambu ″ Penunjuk Jurusan ke Tempat Perkemahan“

5e. Contoh rambu ″ Penunjuk Jurusan ke Tempat Pesanggarahan Pemuda“

6. Contoh rambu ″Penegasan“

7. Contoh rambu ″Awal Daerah Kota“

7a. Contoh rambu ″ Akhir Daerah Kota “

8. Tempat Penyeberangan orang

9. Rumah Sakit

10. Jalan Satu Arah

10a. Jalan Satu Arah

11. Jalan Buntu

12. Jalan Raya Lintas Cepat

(33)

Dengan c inc in dan ring dari bahan gulvanis

1. Semua ukuran dalam meter, kecuali bila ditentukan lain

2. Semua bahan-bahan untuk rel pengaman harus cari baja galvanizer

3. Harus memakai cat yang memantulkan sinar pada semua rambu

Rel pengaman

Rel Pengaman pada tikungan

Tanpa skala Tepi perkerasan Tepi bahu jalan

As patok As patok As patok

As patok DENAH

Jarak patok Jarak patok

Jarak patok Patok beton

bertulang Bantakan Tanpa skala

Pandangan depan Permukaan bahu

Pakai adukan semen + pasir atau beton Patok beton bertulang Tanpa skala

Unsur rel pengam an Digunakan pada

pemisah daerah / sisi lalu lintas keluar

Tanpa skala Tanpa skala

Bagian a khir Patok beton bertulang

Potongan A - A Tanpa skala Potongan C - C Baut p engisi Jarak penempatan Rel pengaman 3. Rel Pengaman Gambar 1.19

(34)

Modul RDE-09 : Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab II: Pengenalan Jenis Bangunan Pengaman Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) II-1

BAB II

PENGENALAN JENIS BANGUNAN PENGAMAN JALAN

2.1. TEMBOK PENAHAN TANAH

Tembok penahan tanah / turap adalah bangunan pelengkap jalan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kelongsoran talud jalan baik pada tebing sebelah atas muka jalan maupun pada tiang sebelah bawah muka jalan.

Bangunan ini biasanya dibuat pada tempat yang terkena pengaruh gerusan air.

2.1.1. TEMBOK PERMUKAAN TANAH

Konstruksi tembok permukaan tanah dapat dibuat dari pasangan batu kali, pasangan batu kali, bronjong kawat (gabion), bahkan dapat pula digunakan sheet pile baja ataupun beton

(35)

½ H (Jarak minimum 150) Minimum 75 Minimum 75 50 Minimum Minimum 50

Lapis Permukaan Aspal Lapis Pondasi Bawah Lapis pondasi bawah

Max 30

H = 500 - 700

Tinggi minimal tanah didepan dinding

Bahan timbunan berpori Beton kelas -K125

Plesteran Pasangan Batu 0.5 cm Lobang -B uangan air

(36)

Modul RDE-09 : Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab II: Pengenalan Jenis Bangunan Pengaman Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) II-3

Gambar 2.2. Perkuatan Lereng Tepi Sungai

2.1.2. PATOK PENGARAH

Pada tempat-tempat tertentu dalam ruas jalan diperlukan patok-patok pengarah atau (guide post), seperti pada tikungan-tikungan yang relatif berbahaya, jalan masuk dan keluar pada jalan bebas hambatan, dan lain-lain.

(37)

2.1.3. PATOK KILOMETER

Untuk dapat menentukan suatu tempat yang pasti dalam suatu ruas jalan tertentu, maka pada ruas jalan tersebut diberi patok-patok kilometer.

Dengan patok kilometer tersebut, maka dapat diketahui letak jarak suatu tempat diruas jalan tersebut ke tempat lain yang telah ditentukan (biasanya jarak tersebut diukur ke ibukota kabupaten atau propinsi).

Patok kilometer ini penting juga untuk berbagai kepentingan dan petunjuk.

Di antara patok kilometer, biasanya masih dibantu pula dengan patok-patok hektometer sehingga akan lebih mudah lagi dalam menentukan letak posisi suatu tempat pada suatu ruas jalan.

2.2. REL PENGAMAN

Rel pengaman atau (guard rail) digunakan selain untuk pengaman, juga sebagai proteksi terhadap kendaraan agar tidak keluar dari jalur.

Umumnya posisi guard rail diletakkan pada daerah luar jalan yang menikung dan berbahaya dan dipasang pada tepi luar bahu jalan pada daerah timbunan atau daerah yang curam dengan kedalaman lebih dari 2 (dua) meter.

Guard rail dapat pula digunakan pada median apabila lebar median kurang dari 1,20 meter sedangkan kecepatan kendaraan rencana lebih besar dari 80 km/jam. Bahan harus dari baja dengan ketebalan tak kurang 12 „gauge“ dan sifatnya harus:

 Perpanjangan harus tidak boleh kurang dari 12 persen, apabila diadakan

pengujian tarik pada suatu baut dengan panjang kira-kira 2,5 cm.

 Mempunyai kekuatan tarik maksimum (ultimate) 5.600 kg/m2.

 Mempunyai kekuatan balok termasuk sambungan-sambungan sebesar 680 kg

dan defleksi 5 cm bila diuji pada suatu bentangan bersih sepanjang 345 cm dengan pembebanan melalui plat datar selebar 8 cm pada tengah-tengahnya.

 Jumlah, jenis dan lokasi dari rel pengaman harus menurut petunjuk Direksi

(38)

Modul RDE-09 : Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Bab II: Pengenalan Jenis Bangunan Pengaman Jalan

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) II-5

Dengan c inc in dan ring dari bahan gulvanis

1. Semua ukuran dalam meter, kecuali bila ditentukan lain

2. Semua bahan-bahan untuk rel pengaman harus cari baja galvanizer

3. Harus memakai cat yang memantulkan sinar pada semua rambu

Rel pengaman

Rel Pengaman pada tikungan

Tanpa skala Tepi perkerasan Tepi bahu jalan

As patok As patok As patok

As patok DENAH

Jarak patok Jarak patok

Jarak patok Patok beton

bertulang Bantakan Tanpa skala

Pandangan depan Permukaan bahu

Pakai adukan semen + pasir atau beton Patok beton bertulang Tanpa skala

Unsur rel pengam an Digunakan pada

pemisah daerah / sisi lalu lintas keluar

Tanpa skala Tanpa skala Bagian a khir Patok beton bertulang Potongan A - A Tanpa skala Potongan C - C Baut p engisi Jarak penempatan Rel pengaman

(39)

RANGKUMAN

Beberapa macam bangunan pelengkap jalan yang akan dibahas adalah :

1. Saluran Air Jalan

Saluran air pada hakekatnya adalah bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air permukaan agar tidak terjadi genangan air pada permukaan jalan.

Sesuai dengan fungsi dan kondisi yang dijumpai di lapangan, maka saluran air jalan dapat berupa :

a. Saluran tepi jalan (saluran terbuka) b. Saluran tertutup

c. Saluran air bawah permukaan

2. Tembok Penahan Tanah

Tembok penahan tanah / turap adalah bangunan pelengkap jalan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kelongsoran talud jalan baik pada tebing sebelah atas muka jalan maupun pada tiang sebelah bawah muka jalan.

Bangunan ini biasanya dibuat pada tempat yang terkena pengaruh gerusan air.

3. Jembatan

Konstruksi jembatan suatu proyek jalan biasanya tak dapat dielakkan, karena jalan terpotong oleh aliran air.

Beberapa macam perlengkapan jalan yang akan dibahas adalah : 1. Marka Jalan

2. Rambuk Jalan 3. Patok Pengarah 4. Patok Kilometer 5. Rel Pengaman

Perlengkapan jalan pada hakekatnya disesuaikan dengan persyaratan jalan menurut peranannya.

(40)

Modul RDE-09 : Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan Rangkuman

Pelatihan Road Design Engineer (RDE)) R - 2

1. Jalan Tol

2. Jalan Arteri Primer 3. Jalan Kolektor Primer 4. Jalan Lokal Primer 5. Jalan Arteri Sekunder 6. Jalan Kolektor Sekunder 7. Jalan Lokal Sekunder

(41)

DAFTAR PUSTAKA

1. Oglesby, Clarkson.H and Hicks, R. Gary Highways Engineering, 4nd Ed John Willey & Sons, inc, 1982.

2. Tschebotarioff, Gregory P., Foundations Retaining and Earth Structures, McGraw HillKogakusha LTD, Tokyo, 1973.

3. Duttenhoeffer, R.,Podwal, B.E., and Kirkyla, V.A., Highway Engineering, Section 16 of Standard Handbook for Civil Engineers, Second Edition, by Frederick S. Merrit, McGraw-Hill Inc.,New York, 1976

4. Direktorat jenderal Bina Marga, Spesifikasi Umum Jalan, 2005.

Gambar

Gambar  1.12  Tembok Penahan
Gambar  1.14   Perkuatan Lereng Dari Batu Muka
Gambar 1.15.  Patok dan Marka-marka
Gambar 1.16  Rambu Peringatan Suatu Bahaya
+5

Referensi

Dokumen terkait