• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL RDE - 10: PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

N/A
N/A
eduward klinton

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL RDE - 10: PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

Format: Font: Times New Roman, 10 pt Format: Font: Times New Roman, 10 pt Format: Font: Times New Roman, 10 pt. Setelah mempelajari modul ini, peserta mampu menerapkan prinsip-prinsip desain jalan geometris dalam rangka penyusunan rencana teknis jalan. Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta diharapkan mampu menerapkan ilmunya dan memahami prinsip-prinsip perancangan jalan geometri.

Menjelaskan ketentuan umum penerapan prinsip perencanaan geometrik jalan untuk menentukan tinggi dan kemiringan suatu ruas jalan (allinyemen horizontal/vertikal dan sebagainya) sehingga dapat memenuhi kriteria standar geometrik jalan. Diformat: Font: Arial, 16 pt Diformat: Heading 1, di tengah Diformat: Font: Arial, 16 pt Diformat: Font: (default) Arial, 14 pt Diformat: Poin dan penomoran Diformat: Font: (default) Arial. Diformat: spasi tambahan: 0 pt, spasi baris: 1,5 baris Diformat: font: (default) Arial, Bahasa Inggris (Amerika Serikat) Diformat: font: (default) Arial.

Formatted: Space after: 0 pt, Line spacing: 1.5 lines Formatted: Font: (Default) Arial, German (Germany) Formatted: Bullets and numbering. Formatted: Font: Times New Roman, 10 pt. Formatted: Font: Times New Roman, 10 pt. Formatted: Font: Times New Roman, 10 pt.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

RUANG LINGKUP

PENGERTIAN

Kecepatan Rencana (VJ) adalah kecepatan maksimum yang aman dan dapat dipertahankan di sepanjang suatu ruas jalan tertentu jika kondisi pada ruas tersebut mendukung dan disediakan oleh fitur desain jalan. Jalur lalu lintas adalah bagian jalur lalu lintas yang dilalui oleh kendaraan bermotor dengan 4 roda atau lebih dalam satu arah. Mobil penumpang adalah kendaraan sedan atau van beroda 4 yang berfungsi sebagai alat angkut penumpang dengan kapasitas tempat duduk 4 sampai 6 orang.

Satuan Mobil Penumpang (SMP) adalah jumlah mobil penumpang yang digantikan oleh kendaraan jenis lain berdasarkan kondisi jalan, lalu lintas, dan pengawasan yang berlaku. Strip tepi adalah bagian datar dari median, yang perkerasannya dipasang dengan cara yang sama seperti pada jalur lalu lintas dan dipelihara untuk menjamin jarak bebas lateral pada jalur tersebut. Volume per jam yang direncanakan (VJR) adalah perkiraan volume lalu lintas per jam pada jam sibuk pada tahun perencanaan, dinyatakan dalam satuan PCU/jam, dihitung dengan mengalikan VLHR dengan faktor K.

Rata-rata Volume Lalu Lintas Harian (LHR) adalah jumlah volume yang melintasi suatu titik atau bagian fasilitas jalan untuk kedua arah, selama setahun dibagi dengan jumlah hari dalam setahun. Volume lalu lintas harian yang direncanakan (VLHR) adalah perkiraan atau prakiraan volume lalu lintas harian di masa depan pada suatu ruas jalan tertentu.

KETENTUAN-KETENTUAN

KLASIFIKASI JALAN

  • KLASIFIKASI MENURUT FUNGSI JALAN
  • KLASIFIKASI MENURUT KELAS JALAN
  • KLASIFIKASI MENURUT MEDAN JALAN
  • KLASIFIKASI MENURUT WEWENANG PEMBINAAN JALAN

Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi kemiringan medan yang diukur tegak lurus terhadap garis kontur. Keseragaman kondisi tanah yang diperkirakan harus mempertimbangkan keseragaman kondisi tanah sesuai dengan rencana alinyemen jalan, dengan mengabaikan perubahan pada bagian-bagian kecil dari segmen rencana jalan. Penggolongan jalan menurut kewenangan pembangunannya sesuai PP.No.26/1985 adalah Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kota, Jalan Desa, dan Jalan Khusus.

KRITERIA PERENCANAAN

  • KENDARAAN RENCANA
  • VOLUME LALU LINTAS RENCANA
  • VOLUME LALU LINTAS RENCANA
  • KECEPATAN RENCANA

Volume Lalu Lintas Harian Rencana (VLHR) merupakan prakiraan volume lalu lintas harian pada akhir tahun rencana, lalu lintas dinyatakan dalam PCU/hari. Volume per jam terjadwal (SVJR) adalah perkiraan volume lalu lintas pada jam sibuk dan jadwal lalu lintas, yang dinyatakan dalam Kecepatan desain, VR, pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca cerah, lalu lintas lancar, dan dampak samping jalan yang dapat diabaikan.

Untuk kondisi off-road yang sulit, VR pada ruas jalan tersebut dapat dikurangi, asalkan pengurangannya tidak lebih dari 20 km/jam.

Tabel II.3.Dimensi Kendaraan Rencana
Tabel II.3.Dimensi Kendaraan Rencana

BAGIAN BAGIAN JALAN

  • RUANG MANFAAT JALAN
  • RUANG MILIK JALAN
  • RUANG PENGAWASAN JALAN

PENAMPANG MELINTANG

  • KOMPOSISI PENAMPANG MELINTANG
  • JALUR LALU LINTAS
  • LAJUR
  • BAHU JALAN
  • FASILITAS PEJALAN KAKI

Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang digunakan untuk lalu lintas kendaraan dan secara fisik berupa perkerasan jalan.

Gambar II.10. Penampang Melintang Jalan Tipikal Yang dilengkapi median  .
Gambar II.10. Penampang Melintang Jalan Tipikal Yang dilengkapi median .

JARAK PANDANG

  • JARAK PANDANG HENTI
  • JARAK PANDANG MENDAHULUI
  • DAERAH BEBAS SAMPING DI TIKUNGAN

1) Jd adalah jarak dimana suatu kendaraan dapat dengan aman menyalip kendaraan lain di depannya hingga kendaraan tersebut kembali ke jalur semula (11 pada Gambar 11.17). Pelatihan Perancang Jalan (RDE) II-19. d3 = jarak antara kendaraan yang menyalip dengan kendaraan yang datang dari arah berlawanan setelah proses menyalip selesai m). Gambar 12 memuat nilai E dalam meter yang dihitung menggunakan persamaan (II.5) dengan pembulatan Jh

Tabel II.10. Jarak Pandang Henti (J h ) minimum
Tabel II.10. Jarak Pandang Henti (J h ) minimum

ALINEMEN HORISONTAL

  • UMUM
  • PANJANG BAGIAN LURUS
  • TIKUNGAN
  • PELEBARAN JALUR LALU LINTAS DI TIKUNGAN
  • TIKUNGAN GABUNGAN

Pelatihan Insinyur Perancang Jalan (RDE) II-26. 4) Ls ditentukan dengan 3 rumus berikut dan diambil nilai terbesarnya: (1) Berdasarkan waktu tempuh maksimum pada kurva transisi. Panjang kurva peralihan (Ls) dan panjang jangkauan overhang (Le) untuk jalan 1 lajur-2 lajur-2 arah. 6) Kurva dengan R lebih besar atau sama dengan yang disajikan pada tabel II. Radius belok yang tidak memerlukan kurva transisi. TS) yang terbentuk pada ruas jalan lurus, kemudian dilanjutkan hingga overshoot penuh di ujung kurva transisi (SC).

Dalam semua kasus, pelebaran pada tikungan harus sesuai dengan pergerakan rotasi kendaraan yang direncanakan sehingga proyeksi kendaraan tetap pada kecepatan.

Tabel II.16.  Panjang Jari-jari Minimum (dibulatkan).
Tabel II.16. Panjang Jari-jari Minimum (dibulatkan).

ALINEMEN VERTIKAL

  • LANDAI MAKSIMUM
  • LENGKUNG VERTIKAL
  • LAJUR PENDAKIAN
  • KOORDINASI ALINEMEN

Pelatihan Insinyur Perancang Jalan (RDE) II-35. 5) Panjang kurva vertikal dapat ditentukan langsung dari tabel H.24 berdasarkan penampakannya. Kesatuan bentuk ketiga elemen jalan tersebut diharapkan dapat memberikan kesan atau petunjuk kepada pengemudi tentang bentuk jalan di depannya, sehingga pengemudi dapat memperkirakannya terlebih dahulu. Pelatihan Insinyur Perancangan Jalan (RDE) II-38. e) tikungan tajam antara 2 ruas jalan lurus dan panjang harus dihindari.

Tabel II. 23. Penentuan Faktor Penampilan Kenyamanan, Y
Tabel II. 23. Penentuan Faktor Penampilan Kenyamanan, Y

CARA PENGERJAAN

  • LINGKUP PENGERJAAN PERENCANAAN GEOMETRIK
  • DATA DASAR
  • IDENTIFKASI LOKASI JALAN
  • KRITERIA PERENCANAAN
  • PENETAPAN ALINEMEN JALAN
    • ALINEMEN HORIZONTAL
    • ALINEMEN VERTIKAL
    • POTONGAN MELINTANG
    • PEMILIHAN ALINEMEN YANG OPTIMAL
  • PENYAJIAN RENCANA GEOMETRIK

Dengan menggunakan data dasar, dibuat beberapa alternatif alinyemen horizontal (lebih dari satu) yang dianggap memenuhi kriteria perencanaan (Gbr. Dengan memperhatikan kriteria perencanaan dan Damija (III.5.3), pada peta dasar perencanaan, rencanakan alinyemen horizontal. alinyemen jalan untuk beberapa jalur alternatif 3) Pada setiap gambar alinyemen alternatif dicantumkan “nomor stasiun” disingkat Sta. Setiap bagian alinyemen harus diuji kesesuaian visibilitasnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian II.5.

Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah di sini meliputi volume galian, volume timbunan, dan volume pergerakan serta pengerjaan tanah galian dan galian; Dan. Dalam alternatif yang paling efisien, perlu dilakukan evaluasi koordinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal (II.7.5). Perubahan kecil dapat dilakukan pada alinyemen yang dipilih, namun apabila perubahan alinyemen menyebabkan penambahan pekerjaan tanah besar, maka proses pemilihan alinyemen harus diulang.

RANGKUMAN

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel II.1:  Klasifikasi menurut kelas jalan
Tabel II.2:  Klasifikasi menurut medan jalan
Tabel II.3.Dimensi Kendaraan Rencana
Tabel II.4. Ekivalen Mobil Penumpang (EMP)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kecepatan rencana (V R ) pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan- kendaraan bergerak dengan

Kecepatan rencana (VR) adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan, yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak dengan aman dan nyaman

Kecepatan rencana adalah kecepatan pada suatu ruas jalan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak pandang, dan

1) Kecepatan rencana > 40 km/jam. 3) Kapasitas jalan lebih besar atau sama dengan volume lalu lintas rata-rata. 4) Jalan masuk dibatasi secara efisien sehingga

Kecepatan rencana (VR) pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan- kendaraan bergerak dengan

Kecepatan rencana (Vr) pada ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai. dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan

Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan

Modul ini berisi pemahaman tentang Dasar Dasar Perencanaan Geometrik