• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

N/A
N/A
eki survey

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

Modul ini memberikan pembahasan gambaran survei untuk menentukan alinyemen jalan, meliputi: survei pendahuluan, pengukuran topografi untuk menentukan alinyemen jalan, penggunaan data survei geoteknik, penggunaan hasil survei hidrologi, penggunaan data hasil pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan hidup. dan penggunaan data ini menentukan rute. Modul ini hanya menyoroti salah satu poin yang diperlukan untuk menyiapkan dokumen pembangunan jalan baru, yaitu “membuat alinyemen baru”, yang tentunya dimulai dengan pemilihan alinyemen baru. Kesalahan dalam pemilihan jaringan jalan baru akan membawa dampak yang cukup besar, karena tidak hanya berkaitan dengan masalah pembiayaan pembangunan jalan saja, namun juga mempengaruhi fungsi jaringan jalan pada tingkat lokal, regional, dan nasional.

Oleh karena itu, penentuan alinyemen jalan memerlukan standar yang terukur, selain itu prosedur dan batas yang digunakan tidak boleh menyimpang dari kriteria teknis yang berlaku dalam pengelolaan jalan di Indonesia. Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna dari segi sistematika materi penulisan dan tata bahasa. Setelah mempelajari modul ini, peserta mampu membuat desain jalan, termasuk perencanaan geometrik dan pengerasan jalan, termasuk koordinasi perencanaan drainase, bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan.

Setelah mempelajari modul ini, peserta dapat menerapkan pengetahuannya tentang survei pendahuluan, pengukuran topografi dan penggunaan data geodesi: geoteknik, hidrologi, hasil pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan untuk menentukan rencana alinyemen jalan. 6 RDE – 06 Dasar-dasar Survei dan Pengujian Geoteknik 7 RDE – 07 Dasar-dasar Desain Drainase Jalan 8 RDE – 08 Rekayasa Lalu Lintas. DESKRIPSI: Modul ini membahas tentang penelitian yang diperlukan untuk persiapan rute baru sebagai bagian dari proses pembuatan rencana teknis jalan.

Mitigasi dampak lingkungan serta pembuatan rencana rute jalan setelah seluruh data terkumpul dijadikan masukan dan pertimbangan.

RENCANA PEMBELAJARAN

Cara menuangkan rencana alinyemen jalan yang dipilih pada gambar rencana mengikuti standar geometri yang berlaku.

LATAR BELAKANG DAN LINGKUP PEKERJAAN

LATAR BELAKANG

Membutuhkan perencanaan teknis yang memadai, dalam artian ada kejelasan umur pelapisan yang ingin dicapai, misalnya 10 tahun. Memberikan dampak positif terhadap perkembangan jaringan jalan dalam arti dapat mendorong peningkatan kapasitas pada ruas-ruas jalan pada jaringan jalan terkait. Modul ini hanya menyoroti satu poin dari pekerjaan besar tersebut di atas, yaitu “pembuatan jalan baru atau alinyemen baru”, yang tentunya akan diawali dengan pemilihan alinyemen jalan baru.

Kesalahan dalam pemilihan jalur jalan baru akan berdampak besar karena tidak hanya berkaitan dengan masalah pembiayaan pembangunan jalan tetapi juga fungsi jaringan jalan, baik dalam skala lokal, regional, maupun nasional. Tepatnya untuk dapat menentukan rute suatu jalan baru, perencana tidak cukup hanya melihat dari aspek pengukuran topografi saja, namun harus juga dijadikan masukan dari aspek lain yaitu data geoteknik, Hasil hidrologi dan AMDAL.

LINGKUP PEKERJAAN

SURVEI PENDAHULUAN

UMUM

LINGKUP KEGIATAN

Tarif tenaga kerja satuan untuk jumlah jalur pembayaran yang berbeda untuk proyek yang sedang berjalan di sekitar lokasi pekerjaan. Harga dasar satuan/sewa komponen, material, dan peralatan energi harus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan sehingga asumsi nilai proyek tidak jauh dari kenyataan yang terjadi. Identifikasi lintasan di lapangan dilakukan berdasarkan gambar rencana lintasan yang ditetapkan pada huruf a, b, c dan d di atas.

Pada saat pemeriksaan titik awal dan akhir pekerjaan, hendaknya diambil data  200 m sebelum titik awal dan  200 m setelah titik akhir pekerjaan, seperti terlihat pada gambar berikut. Untuk mencapai kemiringan yang memenuhi persyaratan desain geometrik jalan, langkah-langkah berikut harus dilakukan. Pada setiap ruas jalan yang diperkirakan mempunyai kemiringan lebih besar dari kemiringan maksimum, maka kemiringan ruas jalan tersebut harus diperiksa dengan alat pengukur Helling beserta pembacaan jaraknya.

Apabila persyaratan kemiringan tidak terpenuhi, maka rencana alinyemen ruas harus diganti dengan ruas yang memenuhi persyaratan.

Gambar Koridor Pengambilan Data
Gambar Koridor Pengambilan Data

PENGUKURAN TOPOGRAFI

  • UMUM
  • LINGKUP KEGIATAN
  • PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN
  • PELAPORAN

Untuk setiap titik poligon dan tepi rata, sebaiknya digunakan tiang kayu lurus yang cukup kuat, diameter sekitar 5 cm, panjang minimal 50 cm, bagian bawah diruncingkan, bagian atas diratakan dan dipaku. bagian yang masih terlihat ditempatkan. Pada tempat-tempat khusus yang tidak memungkinkan untuk memasang tiang, misalnya pada permukaan jalan beraspal atau pada permukaan batu, titik poligon dan tiang datar ditandai dengan paku seng yang dikelilingi cat kuning dan diberi nomor. Pengukuran titik kendali horizontal dilakukan dengan menggunakan sistem poligon dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan titik poligon.

Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum adalah 100 meter, diukur dengan meter atau dengan alat ukur optik atau elektronik. Pengukuran situasi dilakukan dengan menggunakan sistem takimetri, yang meliputi seluruh benda yang dibentuk oleh alam dan manusia di sepanjang jalur pengukuran, seperti saluran air, sungai, bukit, jembatan, rumah, bangunan dan lain sebagainya. Di tempat-tempat khusus (misalnya sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan pada kepadatan yang lebih tinggi.

Pengukuran khusus diperlukan pada beberapa kondisi khusus, misalnya persimpangan alinyemen jalan yang direncanakan dengan sungai dan/atau jalan eksisting. Koridor pengukuran hulu dan hilir masing-masing berjarak 200 m dari perkiraan simpang, dengan interval pengukuran melintasi sungai 100 meter. Koridor pengukuran searah alinyemen jalan rencana masing-masing berjarak 100 m dari kedua tepian sungai dengan interval pengukuran terhadap alinyemen jalan rencana 100 m.

Koridor pengukuran pada setiap arah kaki silang masing-masing adalah 100 m dan estimasi simpang dengan interval pengukuran penampang adalah 100 m.Pengukuran situasional lengkap menunjukkan seluruh benda yang dibentuk oleh alam dan manusia di sekitar simpang proyek. Pendaftaran data observasi dan perhitungan azimuth matahari menggunakan formulir yang telah disiapkan atau biasa digunakan untuk keperluan tersebut dan mengacu pada tabel kalender matahari yang diterbitkan oleh Direktorat Topografi TNI-AD untuk tahun berjalan dan harus dilakukan di tempat pekerjaan.

Koreksi sudut tidak boleh diberikan berdasarkan nilai rata-rata, namun harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar) dan harus dilakukan di lokasi. Perhitungan tepi lurus harus dilakukan tepat hingga 4 tempat desimal (akurasi 0,5 mm), dan perhitungan kontrol harus dilakukan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan perbedaan ketinggian. Seluruh hasil perhitungan detail titik pengukuran, situasi dan bagian harus ditampilkan pada gambar poligonal yang membentuk gambar situasional dengan jarak lapisan 1 meter.

MEMANFAATKAN DATA HASIL SURVEI GEOTEKNIK

UMUM

RINCIAN JENIS DATA

Kondisi kestabilan badan jalan ditentukan oleh gejala struktur geologi yang ada, jenis dan karakteristik batuan, kondisi lereng dan kekerasan batuan. Penilaian kestabilan badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu pergerakan tanah atau longsor yang sudah ada di permukaan tanah, penilaian terhadap longsor yang mungkin terjadi akibat jenis, arah dan struktur lapisan batuan ( hasil analisis) dan tanah longsor yang mungkin terjadi akibat pembangunan jalan. Selama proses penyiapan rencana alinyemen jalan, data lokasi penggalian harus diidentifikasi, baik untuk perkerasan jalan maupun untuk bahan pengisi jalan (borrow pit), sebaiknya yang berada di sekitar badan jalan.

Penjelasan mengenai penggalian meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak dari lokasi tapak jalan, serta kesulitan yang mungkin timbul dalam proses ekstraksi. Biasanya data dari penyelidikan tanah dan bahan mencakup data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan uji laboratorium. Informasi mengenai tanah dan material jalan secara umum perlu diketahui guna menentukan alinyemen jalan.

Sumur uji dibor untuk setiap jenis tanah yang berbeda atau maksimal 5 km jika jenis tanahnya sama, dengan kedalaman minimal 2 m. Pekerjaan pengeboran tangan dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun (untuk perhitungan penurunan) dengan tinggi tiang lebih dari 4 meter dan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk perhitungan kestabilan lereng) dengan kedalaman penggalian. lebih dari 6 meter, dengan interval paling sedikit 1000 meter dan/atau setiap perubahan jenis tanah dengan kedalaman paling sedikit 4 meter. Semua contoh tanah harus diamankan baik pada saat penyimpanan di lapangan maupun pada saat pengangkutan ke laboratorium.

DATA APA YANG HARUS DIMANFAATKAN?

MEMANFAATKAN DATA HASIL SURVAI HIDROLOGI

JENIS DATA

CAKUPAN DATA

MANFAAT DATA HIDROLOGI UNTUK PENENTUAN TRASE JALAN

Dapat digunakan untuk menganalisis pola aliran air pada suatu area rencana alinyemen jalan untuk memberikan masukan dalam menentukan alinyemen jalan yang aman. RDE Modul 04: Survei Penentuan Alignment Jalan, Bab VI. Penggunaan data hasil pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan.

MEMANFAATKAN DATA HASIL PENGELOLAAN/

MITIGASI DAMPAK LINGKUNGAN

UMUM

JENIS DATA YANG PERLU DIMANFAATKAN

MENGOLAH DATA

PENENTUAN TRASE JALAN

  • UMUM
  • STANDAR PERENCANAAN GEOMETRIK
  • PENGGAMBARAN
  • PENYIAPAN LAPORAN DAN GAMBAR TRASE RENCANA JALAN
  • PENUTUP

Lokasi dan batas objek penting seperti rawa, kebun, hutan lindung, rumah tinggal, sungai dan lain-lain. Untuk setiap titik STA, penampang melintang digambar dengan interval 200 meter, tetapi pada segmen khusus, misalnya kurva, penampang tersebut harus digambar pada jarak yang lebih kecil. Laporan-laporan pada poin 7.4 di atas merupakan produk Survei Penetapan Jejak Jalan yang disusun sebagai masukan dalam penyusunan Rancangan Rekayasa Detail.

RANGKUMAN

Rencana jalan yang akan disurvei merupakan alinyemen terbaik yang diperoleh berdasarkan kajian terhadap beberapa alternatif alinyemen jalan. Masih terkait survei pendahuluan, modul juga menjelaskan identifikasi lintasan, pencitraan koridor, pengumpulan data, pengendalian kemiringan, pencatatan data khusus (lokasi jembatan, gorong-gorong, kuari, dll), pembuatan foto dokumenter. Perintisan arah penampang alinyemen jalan dilakukan dengan menggunakan masing-masing tiang yang dijadikan acuan pengukuran penampang jalan.

Penjelasan tentang: prosedur kerja pengukuran, pemeriksaan dan koreksi alat ukur, penempatan tiang pancang, pengukuran titik kendali horizontal, situasi pengukuran, pengukuran penampang, pengukuran khusus (misalnya persimpangan dengan sungai), perhitungan dan penjabaran hasil pengukuran, dengan menggunakan data penelitian geoteknik , menggunakan data penelitian hidrologi, menggunakan data pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan. Meskipun “kita baru pada tahap penyiapan alinyemen jalan”, namun sebaiknya rencana alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal ditentukan sesuai dengan standar geometrik yang berlaku, sehingga nantinya proses pembuatan alinyemen jalan akhir tidak terjadi. menjadi rumit. Ruas jalan yang dipilih ditampilkan pada lembar kerja standar yang cakupannya hanya mencakup denah dan profil.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar Koridor Pengambilan Data

Referensi

Dokumen terkait

These errors came from the influence of their first language rules interlingual, some errors occurred because students generalized the rule and applied it incompletely intralingual and

Teachers and Head teachers and the Ministry of Education, Arts, Sport and Culture officers indicated that teachers concentrated on the cognitive domain of learning and deliberately