NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Perkiraan IHSG dari perspektif teknikal untuk pekan ini, terkonfirmasi dari beberapa indikator mensinyalkan positif. Leading indikator dari MACD dan Stochasic mengindikasikan positif bgai pergerakan IHSG. Demikian halnya dengan lagging indikator dari MA5 dan MA20 masih mengkonfimasikan positif untuk indeks.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4775.86 +43.377 4,650.34 6,931.05
LQ-45 839.019 +9.384 2,151.50 5,657.88
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG berhasil ditutup menguat sebesar 43,38 poin (0,92%) dari level 4.732,48 ke level 4.775,86 didukung oleh aksi beli investor asing yang mencapai Rp878,35 miliar. Penguatan IHSG ini dipicu oleh katalis-katalis positif yang datang dari dalam negeri di tengah pelemahan pasr global. Dari domestik, pemerintah Indonesia meluncurkan paket kebijakan ekonomi jilid X terkait Daftar Negatif Investasi (DNI). Selain melepas 35 bidang usaha untuk asing, pemerintah juga membuka 20 bidang usaha yang sebelumnya hanya untuk investor lokal ke investor asing. Adapun bidang usaha itu, antara lain adalah jasa pelayanan penunjang kesehatan menjadi 67%, angkutan orang dengan moda darat seperti kereta api dan angkutan menjadi 49%. Selanjutnya, dalam kebijakannya, pemerintah membuka 100% industri bioskop untuk dimiliki asing, tetapi disusun dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) dan setiap bioskop wajib memutar film lokal atau Indonesia dengan porsi 60%. Sentimen positif lainnya datang ketika pemeringkat Moody`s Investor Services yang menetapkan kembali peringkat utang Indonesia di level "Baa3" atau layak investasi dengan prospek stabil, belum mampu memberikan kepercayaan pelaku pasar modal lebih tinggi sebab Indonesia masih dibayangi tekanan fiskal. Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara, menjaga perbaikan pada defisit neraca berjalan dan inflasi, sehingga dapat mendorong penaikan peringkat. Dari pasar global, sentimen minyak dunia masih membayangi pergerakan pasar global ketika minyak mentah WTI jatuh ke level USD27,01. Selanjutnya, terdapat spekulasi bahwa bank sentral AS (the Fed) tidak akan menyesuaikan suku bunga dalam waktu dekat di tengah pertumbuhan ekonomi AS yang belum menggembirakan. Selain itu, para pelaku pasar juga masih cemas dengan kondisi perekonomian China. Dari pasar regional, mayoritas bursa Asia libur, seperti bursa Jepang dan bursa China. Dari Hongkong, indeks Hang Seng ditutup melemah sebesar 742,37 poin (3,8%) dari level 19.288,17 ke level 18.545,80, mengikuti pelemahan pasar global. Dari Eropa, bursa Eropa ditutup tentatif melemah di awal perdagangan ketika kekhawatiran soal perlambatan ekonomi global.
Perlambatan ekonomi global dan penurunan harga minyak diperkirakan masih akan membayangi tekanan bagi indeks saham bursa utama Dunia. Harga minyak rentan melemah seiring pasar yang jenuh karena dibebani tingginya stok Amerika dan peningkatan output OPEC. Rilis data dari Departemen Energi AS pada Rabu, menunjukkan cadangan minyak As turun sekitar 800 ribu barel untuk pekan yang berakhir 5 Februari. Sementara itu, OPEC menunjukkan produksi naik sekitar 130.000 barel per hari sepanjang Januari. Dari laporan OPEC diperkirakan surplus minyak global akan lebih besar dari estimasi sebelumnya pada semester pertama 2016. Ditengah kekhawatiran terhadap harga minyak, potensi tekanan terhadap pasar saham Indonesia masih terbuka. Kendati, dari internal sendiri muncul sentimen positif, namun faktor tersebut diperkirakan hanya sebatas menopang bagi IHSG agar tidak terjun lebih dalam. Moody's Investors Service mengatakan laju pertumbuhan Indonesia akan stabil dekat level saat ini seiring perekonomian menyesuaikan dengan penurunan harga komoditas, meski dari sisi kebijakan telah berubah menjadi lebih akomodatif. Moody's menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah membuat kemajuan dalam memfasilitasi pengembangan infrastruktur, dan perlambatan laju inflasi telah memberikan ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter. Terlebih, cadangan devisa telah kembali pulih dalam 2 tahun terakhir seiring menurunnya tingkat permintaan domestik dan reformasi subsidi yang memperkecil defisit neraca berjalan. Dalam analisis kreditnya Moody;s, membagi dalam empat kategori, yakni untuk kekuatan perekonomian dinilai "high (+)"; kekuatan institusional "low (+)"; kekuatan fiskal "high (-)"; dan daya tahan terhadap event resiko "moderate (-)". Moody’s, menetapkan rating obligasi pemerintah Indonesia pada Baa3, yang didorong oleh ekspektasi bahwa pemerintah akan mempertahankan neraca keuangannya. Pada sisi lain, pemerintah Indonesia memastikan tax amnesty akan diterapkan pada tahun ini, sehingga penerimaan negara akan meningkat dan berkelanjutan. Dari sisi penerimaan tax amnesty akan membuat basis pajak menjadi lebih besar kedepannya. Selain itu, dengan tax amnesty ini pemerintah berharap adanya repatriasi uang Indonesia di luar negeri. Meski, faktor dari dalam terbilang positif, namun gejolak yang terjadi di pasar global, dapat menjadi kendala bagi laju IHSG. Diperkirakan IHSG bergerak
mixed berpeluang melemah pada perdagangan saham hari ini.
DAILY REPORT
12 Februari 2016
• ADHI targetkan pendapatan tahun 2016 Rp 20 T, capex Rp 1,1 T • ADHI peroleh kontrak baru Rp 1,1 T pada Januari 2016 • PTPP akan melakukan rights issue
• ACST menargetkan Rp3,5 triliun
• Alokasi belanja capex ACST sejumlah Rp100-140 miliar • SMCB dan Lafarge Indonesia selesaikan merger Rp 2,1 triliun • Belanja infrastruktur tingkatkan kinerja WTON
• BSDE bidik marketing sales Rp 6,86 triliun
• BSDE targetkan kontribusi residensial 2016 56% dari marketing sales • BUVA tambah modal Rp 29,21 miliar ke DMS
• SSIA siapkan dana Rp1,3 triliun
• Pendapatan JSMR naik 5,6% sepanjang 2015 • TLKM siapkan strategi hadapi OTT
• AUTO perbesar porsi after market • MPPA agresif ke luar Jawa
• BBNI dan Pos Indonesia bersinergi kembangkan layanan
• BBTN fokus transformasi bidang teknologi dan tata kelola perusahaan • ADMF targetkan pembiayaan baru Rp 36 triliun
• ADMF bukukan laba Rp665 miliar sepanjang 2015 • MDIA bantah rumor investor India akuisisi ANTV • TRIO serahkan proposal perdamaian kepada kreditur
• MARI targetkan bisnis digital berkontribusi 10% terhadap pendapatan • MARI mengembangkan e-commerce
• Paket Kebijakan Ekonomi X antara lain tentang revisi DNI
Support Level 4738/4700/4676
Resistance Level 4800/4824/4862
Major Trend Down
12 February 2016
12 February 2016
Adhi Karya (ADHI) menargetkan pendapatan usaha tahun 2016 sebesar Rp 20 triliun yang diperoleh dari lini bisnis konstruksi sebesar 57,5%, EPC 5,8%, properti 8,4%, precast 6,7% serta kontribusi proyek LR 21,6%. Perseroan menargetkan laba bersih tahun 2016 mencapai Rp 750 miliar dengan kontribusi dari masing-masing anak perusahaan yakni PT Adhi Persada Properti (APP) sebesar 35,8%, PT Adhi Persada Gedung (APG) 12,4%, dan PT Adhi Persada Beton (APB) 10,9%. Belanja Modal (Capex) ADHI tahun 2016 direncanakan sebesar Rp 1,1 triliun yang terdiri atas investasi aset tetap sebesar Rp 404,5 miliar, dimana di dalamnya termasuk termasuk investasi aset tetap untuk bisnis hotel sebesar Rp 280,0 miliar, dan penyertaan pada berbagai proyek investasi sebesar Rp 750,0 miliar. Optimisme ADHI sejalan dengan rencana pertumbuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan meningkatnya anggaran infrastruktur di tahun mendatang.
Pencapaian kontrak baru Adhi Karya (ADHI) sepanjang Januari 2016 mencapai Rp 1,1 triliun dengan total tender diikuti Rp 1,7 triliun. Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru bulan Januari 2016 didominasi oleh lini bisnis konstruksi sebesar 86,9% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya. Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru terdiri dari Swasta/lainnya sebanyak 46,9%, BUMN 26,6% dan APBN/APBD sebesar 26,5%. Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari pekerjaan Gedung sebanyak 67,1%, Jalan dan Jembatan 13,0%, dan dermaga serta infrastruktur lainnya sebesar 19,9%. Realisasi kontrak baru di bulan Januari 2016 antara lain proyek pembangunan Rusun Bojong senilai Rp 241,7 miliar di Bogor, Pekerjaan Struktur dan Arsitektur Pembangunan Fasilitas Produksi Gedung Pharma I dan Gedung Utility Pabrik Kimia Farma (KAEF) senilai Rp 136,5 miliar di Bandung, dan Pembangunan Takultas Tehnik UNHAS (JICA) dengan nilai Rp 129,0 miliar di Makassar.
Pembangunan Perumahan (PTPP) akan melakukan rights issue dan mengincar dana sebesar Rp 3,9 triliun. Dalam merealisasikan rencana tersebut, perseroan masih menunggu persetujuan penyertaan modal Negara (PMN) PTPP yang sebesar Rp 2 triliun. Namun, PTPP menyatakan bahwa aksi korporasi tersebut akan dilakukan tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan bisnisnya di sektor konstruksi.
Acset Indonusa (ACST) menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp3,5 triliun sepanjang tahun ini atau tumbuh 10% dibandingkan dengan realisasi sepanjang 2015. Perolehan kontrak baru tahun ini tetap menargetkan pada proyek-proyek property dan perkantoran. Selain itu, ACST juga akan mencoba masuk ke bisnis infrastruktur dan pembangkit listrik dengan mengikuti tender. Namun, ACST hanya akan membidik kontrak-kontrak di bidang pekerjaan sipil saja untuk tender infrastruktur dan pembangkit listrik.
Untuk ekspansi tahun ini Acset Indonusa (ACST) mengalokasikan capex sebesar Rp100 miliar-Rp140 miliar, meningkat 11%-55,5% dibandingkan tahun lalu Rp90 miliar. Sumber dana untuk belanja modal didominasi dari pinjaman bank dan pinjaman dari pemegang saham. Total pinjaman dari pemegang saham sebesar Rp350 miliar. Adapun, realisasi dari belanja modal bergantung pada kontrak yang didapat.
Holcim Indonesia (SMCB) menyelesaikan pembelian 1,94 juta (99,99%) saham Lafarge Cement Indonesia milik Financiere Lafarge SA senilai Rp 2,13 triliun. Transaksi ini merupakan bagian dari proses penggabungan usaha antara dua perusahaan semen tersebut. SMCB memperoleh dua fasilitas pinjaman dari Holderfin BV untuk mendanai pembelian saham tersebut. Fasilitas pinjaman pertama senilai 50 juta euro dan fasilitas pinjaman kedua senilai 100 juta euro. Transaksi ini berlaku efektif pada 10 Februari 2016, setelah terpenuhinya semua kondisi-kondisi prasyarat dalam perjanjian. Pinjaman pertama memiliki tingkat suku bunga 4,09% di atas Euribor, sedangkan pinjaman kedua memiliki suku bunga 4,29% di atas Euribor.
Wijaya Karya Beton (WTON) diperkirakan akan memperoleh keuntungan dari belanja pemerintah yang sebagian besar untuk infrastruktur pada tahun ini. Hal tersebut mengingat posisi WTON sebagai produsen beton pracetak terbesar di Indonesia berkapasitas 2,3 juta ton per tahun. Bersama dengan induk usaha yaitu Wijaya Karya (WIKA), akan memperoleh pendapatan dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Kontrak yang diperoleh WTON dari proyek ini diperkirakan Rp 6-9 triliun. Adapun WTON menargetkan perolehan kontrak baru Rp 4 triliun pada 2016, tumbuh 14,28% YoY.
Bumi Serpong Damai (BSDE) membidik pendapatan pra-penjualan sebesar Rp 6,86 triliun tahun ini. Target tersebut didukung oleh peluncuran beberapa produk baru. Produk komersial diharapkan menjadi salah satu penopang kinerja perseroan. Target pra-penjualan untuk produk tersebut sebesar Rp 3,08 triliun atau meningkat 96% YoY. Dengan demikian, kontribusi dari segmen komersial ditargetkan mencapai 46% dari total marketing sales pada 2016 atau meningkat 3 kali lipat dari kontribusi tahun lalu. BSDE akan meluncurkan sejumlah proyek komersial pada semester II tahun ini, seperti proyek Tanjung Barat, Aerium di Jakarta Barat, dan Jagir Surabaya. Perseroan mengharapkan tambahan marketing sales sekitar Rp 1,3 triliun yang berasal dari proyek-proyek tersebut.
Bumi Serpong Damai (BSDE) menargetkan penjualan
kondominium dari proyek kawasan
mixed use
Tanjung Baratmencapai Rp 250 miliar pada tahun 2016. Kawasan
mixed
use
Tanjung Barat dibangun di atas lahan seluas 5,4 ha yangterdiri dari mal, kantor, apartemen, hotel, dan kondominium. Perseroan menargetkan kontribusi dari segmen residensial pada
tahun 2016 sebesar 56% dari total
marketing sales
yangdiharapkan mencapai Rp 3,77 triliun. BSD City Serpong masih menjadi penopang utama pra penjualan dari segmen residensial pada tahun 2016 yang ditargetkan mencapai Rp 2,08 triliun, atau berkontribusi 30% dari total pra penjualan di segmen ini. Dengan adanya indikasi pemulihan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV 2015 yang mencapai 5,04%, BSDE optimis target
marketing sales
pada tahun 2016 dapat tercapai.Bukit Uluwatu Villa (BUVA) meningkatkan modal pada anak usahanya yaitu PT Dialog Mitra Sukses (DMS) dengan meningkatkan porsi kepemilikan sahamnya sebesar Rp 29,21 miliar. Peningkatan modal ini dilakukan oleh perseroan guna mendanai kegiatan operasional anak usahanya. Dengan penambahan modal itu, maka kepemilikan saham BUVA atas DMS meningkat dari sebelumnya sebanyak 10.388 saham atau sebesar 49% menjadi sebanyak 39.600 saham atau sebesar 99%.
12 February 2016
12 February 2016
Surya Semesta Internusa (SSIA) berencana mendirikan perusahaan patungan dengan modal awal Rp1,3 triliun untuk memperluas ekspansi lahan industri di Karawang. Perusahaan tengah melakukan penjajakan dengan salah satu calon mitra dalam pembentukan perusahaan patungan tersebut. Adapun, dana Rp1,3 triliun akan digunakan untuk mengakuisisi lahan sekitar 160 hektare. Perusahaan patungan yang dibentuk menargetkan dapat menggarap lahan seluar 400 hektare.
Jasa Marga (JSMR) membukukan pendapatan tol dan usaha lainnya sebesar Rp 7,63 triliun sepanjang 2015, naik 5,6% YoY. Pendapatan tersebut terdiri atas pendapatan tol Rp 7,12 triliun dan pendapatan usaha lain Rp 509,65 miliar. Khusus untuk pendapatan tol tumbuh 7,1% YoY. Pertumbuhan ditopang oleh volume lalu lintas transaksi sebesar 1,37 miliar transaksi yang tumbuh 4,5% YoY. EBITDA tumbuh 6,9% YoY menjadi Rp 4,28 triliun pada 2015 seiring dengan aktivitas investasi yang dilakukan perseroan. Perseroan dapat mempertahankan pertumbuhan laba bersih sebesar 3,14% YoY menjadi Rp 1,46 triliun pada 2015.
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) menegaskan kehadiran pemain layanan aplikasi (over the top/OTT) seperti Twitter, Facebook bukan merupakan ancaman. Layanan tersebut justru sebuah peluang untuk menggarap pasar bisnis yang luas di Indonesia. Strategi perusahaan dalam mengadapi OTT adalah dengan mempertahankan jasa layanan suara (voice existing) dan menawarkan kualitas yang lebih baik (crystal clear voice) untuk dapat menarik minat pengguna. Selain itu, TLKM juga akan menawarkan platform internet televise dan cloud computing dengan menggunakan infrastruktur milik TLKM.
Astra Otoparts (AUTO) memperbesar kontribusi penjualan produk after market pada 2016 menjadi 50% dari tahun lalu yang sekitar 45%. Bertambahnya kontribusi tersebut diharapkan dapat lebih menopang kinerja perusahaan tahun ini. Sebelumnya, AUTO lebih mengandalkan pasar original equipment manufacturer (OEM). Namun, pasar ini sangat bergantung pada penjualan mobil baru yang tahun lalu terkena dampak perlambatan ekonomi.
Matahari Putra Prima (MPPA) pada tahun ini akan melanjutkan aksi tahun lalu yang lebih condong menggarap kawasan luar pulau Jawa, sekaligus mengikuti arah bisnis grup induknya. Adapun, tahun ini, perusahaan menganggarkan belanja modal (capex) senilai Rp700 miliar atau setara dengan capex 2015. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun 10 gerai Hypermart, 10 gerai Boston, 4 gerai Smart-Club, dan 2-3 gerai Foodmart. Perusahaan menyatakan bahwa ekspasi keluar Jawa menguntungkan perusahaan karena minim kompetisi, menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dan meningkatkan infrastruktur dan jaringan distribusi perusahaan di area tersebut.
Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Pos Indonesia bekerja sama untuk saling melengkapi layanan kepada masyarakat. Perpaduan layanan yang dimiliki kedua perusahaan ini akan memperkaya service yang diberikan kepada pelanggan Pos Indonesia dan nasabah BNI.
Bank Tabungan Negara (BBTN) tahun ini fokus melakukan transformasi di bidang teknologi dan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG). Di bidang teknologi, BBTN mengembangkan layanan digital banking agar calon nasabah dapat memproses kredit pemilikan rumah (KPR) setiap saat dalam 24 jam sehari. Adapun dari segi GCG, BBTN akan memberikan persetujuan kredit berdasarkan keputusan dua orang (4 eyes principles).
Bank Victoria International (BVIC) menjalin kerja sama dengan MNC Life Assurance untuk memberikan perlindungan terhadap para deposan. Kerja sama ditandai dengan peluncuran produk V-88 Bank Victoria. V-V-88 adalah produk bundling deposito dan tabungan yang memberikan bunga tinggi hingga 10,8% kepada nasabah.
Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) telah menyalurkan pembiayaan baru Rp 30,5 triliun atau setara dengan 1,7 juta kontrak baru pada 2015. Untuk tahun ini, perseroan menargetkan pembiayaan baru sekitar Rp 35-36 triliun. Sepanjang 2015, ADMF telah menyalurkan pembiayaan untuk 1,5 juta unit sepeda motor atau setara dengan Rp 17,6 triliun. Sementara itu, penyaluran pembiayaan untuk mobil mencapai 111 ribu unit atau setara dengan Rp 12,6 triliun. Pembiayaan baru ADMF di 2015 menurun 20% YoY menjadi Rp18,6 triliun. Namun, perusahaan berhasil menumbuhkan pembiayaan kendaraan bekas sebesar 7% YoY menjadi Rp11,7 triliun. Sedangkan bisnis syariah tumbuh 90% YoY menjadi Rp4,5 triliun.
Adira Dinamika Multifinance (ADMF) mencatatkan laba bersih Rp665 miliar sepanjang 2015. Jumlah tersebut lebih rendah 16% dibandingkan dengan realisasi laba bersih 2014 sejumlah Rp792 miliar. Sepanjang 2015, industri pembiayaan menghadapi tantangan berat akibat dari penjualan kendaraan baru yang menurun. Selain itu, kenaikan biaya (cost of fund) seiring dengan tingginya suku bunga pasar, turut mempengaruhi laba.
Intermedia Capital (MDIA) membantah rumor pelaku pasar (investor) dari India mau masuk ke perusahaan (ANTV). Intermedia Capital menyatakan sama sekali belum memiliki aksi korporasi yang sangat besar, termasuk akuisisi yang datang dari investor India. Pada tahun 2016, Anteve menargetkan pertumbuhan pendapatan dari iklan sebesar 10% atau tidak jauh dari pendapatan iklan di tahun 2015.
Trikomsel Oke (TRIO) sudah menyerahkan proposal perdamaian kepada para krediturnya, dimana saat ini dalam masa penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Namun para kreditur menilai proposal tersebut masih harus disempurnakan kembali. Skema tersebut akan digunakan berdasarkan urutan yang prioritas berikut ini: pertama, untuk pembayaran biaya dan pengeluaran PKPU termasuk penasihat hukum. Kedua, untuk pembayaran lain yang diistimewakan oleh hukum seperti perpajakan dan karyawan. Ketiga, untuk pembayaran Cost of Goods Sold (COGS), biaya operasi (OPEX) dan biaya usaha (SGA) perusahaan. Keempat untuk pembayaran belanja modal (capex) yang telah dianggarkan dan disetujui. Kelima, untuk pembayaran setiap fasilitas baru yang diizinkan dan bunga. Keenam untuk cash buffer berjumlah Rp 1 miliar yang dapat digunakan untuk pembayaran pengeluaran. Ketujuh, untuk pembayaran utang kepada kreditur preferen dan utang dagang kecil tanpa jaminan. Kedelapan, baru sisanya akan dibagi dengan 25% untuk utang pemasok tanpa jaminan atas dasar pro rate serta 50% untuk utang bank dengan jaminan dan utang kompensasi atas dasar pro rate.
Mahaka Radio Integra (MARI) memperkirakan bisnis digital media tren tumbuh ke depan. Bisnis digital ditargetkan berkontribusi sebesar 10% terhadap total pendapatan tahun 2017. Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan Rp 130 miliar dan laba bersih sekitar 30% dari total pendapatan. MARI menargetkan mampu menguasai 30-40% dari total pangsa pasar 2017. Perseroan menargetkan dapat menambah satu juta user lagi tahun ini, setelah live streaming apps yang sudah di-download 2,5 juta kali dan streaming 1 juta.
12 February 2016
12 February 2016
Mahaka Radio Integra (MARI) akan fokus mengembangkan bisnis digital. Kegiatan di bidang jasa digital media termasuk Internet content dan e-commerce. Perusahaan melihat ada peluang positif dari kemunculan teknologi radio streaming untuk menjangkau pendengar radio yang menggunakan media digital. Perusahaan berencana meluncurkan aplikasi digital pada Februari 2016.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D. Hadad, mengungkapkan tidak semua bank ikut sebagai penyalur kredit usaha rakyat (KUR). Pemerintah memberikan syarat yang ketat bagi bank yang menyalurkan KUR. Syarat pertama bagi bank yang akan menyalurkan KUR adalah tingkat kredit macet atau non-performing loan (NPL) harus kurang dari 5%. Selain itu ada kriteria pengalaman dalam mengelola kredit mikro kecil dan menengah. Dari 120 bank terjaring 19 bank dengan KUR Rp 103,246 triliun.
Pemerintah telah menerbitkan paket kebijakan ekonomi X yang berisi tentang revisi Daftar Negatif Investasi (DNI). Dalam DNI sebanyak 35 bidang usaha dilepas sepenuhnya untuk asing, selain itu ada 20 bidang usaha yang baru dibuka ke asing. Salah satu investasi yang baru dibuka adalah industri perfilman. Dengan dibukanya investasi industri perfilman sebesar 100%, maka industri perfilman hilang dari DNI.
12 February 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 27,35 1,14 TLKM (US) 51 17.138 525
Natural Gas (US$)/mmBtu 1,99 0,00 ANTM (GR) 0,01 198 0
Gold (US$)/Ounce 1238,40 -8,31
Nickel (US$)/MT 7595,00 -285,00
Tin (US$)/MT 15575,00 -225,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 50,70 -11,70
Coal (RB) (US$)/MT* 51,35 -12,01
CPO (ROTH) (US$)/MT 647,50 5,00
CPO (MYR)/MT 2436,00 12,50
Rubber (MYR/Kg) 527,00 -9,00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 765,88 -7,71
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 15660,18 -1,60 -10,13 14,18 12,77 2,66 2,54 4.858,0
USA NASDAQ COMPOSITE 4266,84 -0,39 -14,79 17,86 15,08 2,91 2,65 6.743,7
ENGLAND FTSE 100 INDEX 5536,97 -2,39 -11,30 14,37 12,31 1,54 1,48 1.374,8
CHINA SHANGHAI SE A SH 2891,62 -0,63 -21,94 11,28 9,97 1,27 1,16 3.513,6
CHINA SHENZHEN SE A SH 1830,40 -1,15 -24,22 20,93 18,03 2,88 2,52 2.757,2
HONG KONG HANG SENG INDEX 18545,80 -3,85 -15,37 9,32 8,37 0,93 0,87 1.482,5
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4775,86 0,92 3,98 14,63 12,66 2,24 2,02 376,9
JAPAN NIKKEI 225 15713,39 -2,31 -17,44 15,65 13,96 1,34 1,26 2.538,4
MALAYSIA KLCI 1643,95 -0,03 -2,87 15,42 14,26 1,69 1,60 236,1
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2538,28 -1,70 -11,95 10,96 10,34 0,95 0,91 255,1
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.463,00 8,00 1000 IDR/ USD 0,07 0,0000
EUR/IDR 15.233,25 -2,02 EUR / USD 1,13 -0,0008
JPY/IDR 119,72 -0,97 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.687,35 -5,29 SGD / USD 0,72 0,0000
AUD/IDR 9.595,05 121,74 AUD / USD 0,71 0,0018
GBP/IDR 19.489,17 38,18 GBP / USD 1,45 -0,0001
CNY/IDR 2.047,84 0,02 CNY / USD 0,15 -0,0001
MYR/IDR 3.256,26 -8,02 MYR / USD 0,24 0,0006
KRW/IDR 11,21 0,01 100 KRW / USD 0,08 0,0001
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 7.60
BI Rate (%) Indonesia 7.25 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.10
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.09
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 3.04
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description January-16 December-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.51 0.00 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 4.14 3.35 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % 0.51 0.96 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 102.13 Bn 105.93 Bn SBIS (12M) 7.15
12 February 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
12 Feb US Import Price Index MoM Turun menjadi -1.5% dari -1.2%
12 Feb US Import Price Index YoY Naik menjadi -6.8% dari -8.2%
12 Feb US Business Inventories Naik menjadi 0.2% dari -0.2%
15 Feb Indonesia Trade Balance --
15 Feb Indonesia Exports YoY --
15 Feb Indonesia Imports YoY --
16 Feb US Empire Manufacturing Naik menjadi -10.00 dari -19.37
16 Feb US Mortgage Delinquencies --
17 Feb US Housing Starts Naik menjadi 1180 ribu dari 1149 ribu
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
ASII IJ 7125 4.78 12.43 TOWR IJ 4205 -4.21 -1.78 UNVR IJ 41550 1.71 5.05 ICBP IJ 15050 -1.95 -1.65 TLKM IJ 3430 1.33 4.29 MNCN IJ 1425 -5.32 -1.08 BMRI IJ 10000 1.78 3.82 GGRM IJ 61000 -0.81 -0.91 BDMN IJ 4080 7.37 2.51 LPPF IJ 16700 -1.18 -0.55 BBRI IJ 11875 0.85 2.31 MIKA IJ 2110 -1.86 -0.55 INTP IJ 19875 3.38 2.26 AALI IJ 16200 -1.97 -0.48 BBCA IJ 13350 0.56 1.73 GIAA IJ 441 -4.13 -0.46 SCMA IJ 2895 3.95 1.52 INDF IJ 6725 -0.74 -0.42 CPIN IJ 3740 2.47 1.39 BMTR IJ 750 -3.23 -0.34
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Buyung Poetra Sembada
12 February 2016
12 February 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
BJTM 43.00 Cash Dividend 05 Feb-16 09 Feb-16 11 Feb-16 03 Mar-16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
KONI Stock Split 1:2 -- TBA TBA TBA
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
GSMF Rights Issue 32:15 100.00 05 Feb’16 09 Feb’16 15 Feb – 19 Feb’16
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 05 Feb’16 09 Feb’16 15 Feb – 11 Mar’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 09 Apr’16 10 Apr’16 14 Apr – 20 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
ALKA RUPSLB
12-Feb-16
RIMO RUPSLB
12-Feb-16
SIPD RUPSLB
15-Feb-16
WOMF RUPSLB
18-Feb-16
BBNP RUPSLB 19-Feb-16
BKSW RUPST 22-Feb-16
NIPS RUPSLB 23-Feb-16
MCOR RUPSLB 24-Feb-16
SMCB RUPSLB 25-Feb-16
MAYA RUPSLB 26-Feb-16
BSIM RUPSLB 29-Feb-16
BVIC RUPSLB 29-Feb-16
EXCL RUPSLB 10-Mar-16
BBNI RUPST 10-Mar-16
MTFN RUPSLB 11-Mar-16
ISAT RUPSLB 15-Mar-16
12 February 2016
12 February 2016
WIKA
TRADING BUY
S1 2670 R1 2735 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 2605 R2 2800
Closing
Price 2700
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 2670-Rp 2800 • Entry Rp 2700, take Profit Rp 2800
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 6.84 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) -32.98 Positif
Bollinger Band (Mid) 2761 Negatif
MA5 2674 Positif 2,400 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900 3,000 3,100 3,200
Jul August September October November December 2016 February WIKA Downward Sloping Channel
2,700 2,700 2,687.5 2,674 2,640 2,352.32 2,352.32 2,700 2,761.25 2,814.86 2,820 2,885 2,885 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 WIKA - Stochastic %D(6,3,3) = 15.65, Stochastic %K = 30.31, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 15.6496 15.6496 30.3119 30.3119 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0 WIKA - MACD (5,3) = 1.34, Signal() = 7.36
1.3415 7.35976 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WIKA - TSI(3,5,3) = -32.98, Volume() = 38,166,700.00
-32.9768 -49.7096 0.00000
38,166,70
WIKA - William's % R(14) = -71.43, Volume() = 38,166,700.00 -71.4286 38,166,70
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
PTPP
TRADING BUY
S1 3890 R1 4010 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 3770 R2 4130
Closing
Price 3950
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 3890-Rp 4010 • Entry Rp 3950, take Profit Rp 4010
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 65.23 Positif
MACD 0.29 Positif
True Strength Index (TSI) -1.90 Positif
Bollinger Band (Mid) 3929 Positif
MA5 3931 Positif 3,000 3,200 3,400 3,600 3,800 4,000 4,200
Jul August September October November December 2016 February
PT PP Wedge 3,919.38 3,845.16 3,835.26 3,835.26 3,835.26 3,800 3,776 3,928.5 3,931 3,950 3,950 3,950 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 PT PP - Stochastic %D(6,3,3) = 52.28, Stochastic %K = 46.26, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
46.2622 46.2622 20 52.2842 52.2842 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 0.0 PT PP - MACD (5,3) = -2.15, Signal() = 0.85 -2.14688 0.846192 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 PT PP - TSI(3,5,3) = -1.90, Volume() = 10,611,500.00 -1.89662 -2.12391 0.00000 10,611,50 PT PP - William's % R(14) = -30.23, Volume() = 10,611,500.00 -30.2326 10,611,50
12 February 2016
12 February 2016
ADHI
TRADING BUY
S1 2615 R1 2725 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 2505 R2 2835
Closing
Price 2670
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 2615-Rp 2725
• Entry Rp 2670, take Profit Rp 2725
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 83.61 Positif
MACD 21.69 Negatif
True Strength Index (TSI) 29.05 Positif
Bollinger Band (Mid) 2511 Positif
MA5 2633 Positif 1,400 1,600 1,800 2,000 2,200 2,400 2,600 2,800
Jul August September October November December 2016 February ADHI Upward Sloping Channel
2,618.13 2,575 2,510.75 2,492.5 2,492.5 2,492.5 2,212.45 2,633 2,670 2,670 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ADHI - Stochastic %D(6,3,3) = 59.41, Stochastic %K = 51.80, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
51.8038 51.8038 20 59.4126 59.4126 80 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 ADHI - MACD (5,3) = -12.53, Signal() = -10.85
-12.5348 -10.8526 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ADHI - TSI(3,5,3) = 29.05, Volume() = 61,335,400.00
29.0542 0.00000
35.6329 61,335,40
ADHI - William's % R(14) = -16.39, Volume() = 61,335,400.00 -16.3934 61,335,40
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ICBP
TRADING BUY
S1 14775 R1 15525 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 14025 R2 16275
Closing
Price 15050
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 14775-Rp 15525 • Entry Rp 15050, take Profit Rp 15525
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 83.69 Negatif
MACD 100.90 Negatif
True Strength Index (TSI) 9.59 Negatif
Bollinger Band (Mid) 14781 Positif
MA5 15660 Negatif 11,000 12,000 13,000 14,000 15,000 16,000 17,000
Jul August September October November December 2016 February ICBP Upward Sloping Channel
15,050 15,050 14,781.3 14,641.7 14,641.7 14,175 12,811.6 15,050 15,303.1 15,660 16,600 16,848.2 16,848.2 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ICBP - Stochastic %D(6,3,3) = 69.35, Stochastic %K = 48.25, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
48.2464 48.2464 20 69.3464 69.3464 80 -300 -200 -100 0 100 200 0 ICBP - MACD (5,3) = 47.82, Signal() = -50.24
-50.237 47.8226 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ICBP - TSI(3,5,3) = 9.59, Volume() = 5,209,900.00
9.59062
0.00000
24.0081 5,209,900
ICBP - William's % R(14) = -59.62, Volume() = 5,209,900.00 -59.6154 5,209,900
12 February 2016
12 February 2016
BMRI
TRADING BUY
S1 9875 R1 10075 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 9675 R2 10275
Closing
Price 10000
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 9875-Rp 10275 • Entry Rp 10000, take Profit Rp 10275
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 68.56 Positif
MACD 73.43 Negatif
True Strength Index (TSI) 22.30 Positif
Bollinger Band (Mid) 9565 Positif
MA5 9965 Positif 7,200 7,800 8,400 9,000 9,600 10,200 10,800
Jul August September October November December 2016 February BMRI Upward Sloping Channel
9,965 9,825 9,825 9,790.63 9,565 9,350 8,941.18 10,000 10,000 10,000 10,400 10,510.9 10,510.9 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BMRI - Stochastic %D(6,3,3) = 66.85, Stochastic %K = 57.94, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
57.9365 57.9365 20 66.8534 66.8534 80 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 BMRI - MACD (5,3) = -46.25, Signal() = -57.97
-57.9683 -46.2534 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 BMRI - TSI(3,5,3) = 22.30, Volume() = 36,041,100.00
22.3011
0.00000
27.0079 36,041,10
BMRI - William's % R(14) = -35.56, Volume() = 36,041,100.00 -35.5556 36,041,10
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
TLKM
TRADING BUY
S1 3380 R1 3465 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 3295 R2 3550
Closing
Price 3430
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 3380-Rp 3465 • Entry Rp 3430, take Profit Rp 3465
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 75.01 Positif
MACD 26.30 Negatif
True Strength Index (TSI) 24.46 Positif
Bollinger Band (Mid) 3248 Positif
MA5 3408 Positif 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400 3,600
Jul August September October November December 2016 February TLKM Upward Sloping Channel
3,408 3,360 3,248.25 3,236.25 3,236.25 3,180 3,048.79 3,430 3,430 3,430 3,510 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 70.34, Stochastic %K = 65.66, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
65.6566 65.6566 20 70.3367 70.3367 80 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = -16.33, Signal() = -17.75 -17.7525 -16.3267 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 TLKM - TSI(3,5,3) = 24.46, Volume() = 109,097,104.00 24.4619 0.00000 27.5792 109,097,10 TLKM - William's % R(14) = -20.25, Volume() = 109,097,104.00 -20.2532 109,097,10
12 February 2016
12 February 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
11-02-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture
AALI Trading Buy 16200 16200 16600 15350 15975 16600 17225 Positif Positif Negatif 17450 15600
LSIP Trading Buy 1425 1425 1475 1315 1395 1475 1555 Positif Positif Negatif 1515 1210
SGRO Trading Sell 1800 1800 1780 1730 1780 1830 1880 Negatif Negatif Negatif 1850 1600
Mining
PTBA Trading Sell 4445 4445 4375 4250 4375 4500 4625 Negatif Negatif Negatif 4630 4150
ADRO Trading Buy 605 605 620 540 580 620 660 Positif Positif Negatif 655 437
MEDC Trading Sell 680 680 660 660 675 690 705 Negatif Negatif Negatif 835 675
INCO Trading Sell 1380 1380 1340 1340 1370 1400 1430 Negatif Negatif Negatif 1695 1370
ANTM Trading Buy 353 353 356 340 348 356 364 Positif Positif Positif 357 292
TINS Trading Sell 560 560 545 515 545 575 605 Negatif Negatif Positif 555 451
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 985 985 1005 945 975 1005 1035 Positif Positif Positif 1045 800
SMGR Trading Buy 10975 10975 11150 10300 10725 11150 11575 Positif Positif Positif 11500 10000
INTP Trading Buy 19875 19875 20150 18550 19350 20150 20950 Positif Positif Positif 22800 18075
SMCB Trading Buy 915 915 950 875 900 925 950 Positif Positif Positif 1025 895
Miscellaneous Industry
ASII Trading Sell 7125 7125 6925 6600 6925 7250 7575 Negatif Negatif Positif 6925 5700
GJTL Trading Sell 482 482 478 468 478 488 498 Negatif Negatif Negatif 550 482
Consumer Goods Industry
INDF Trading Sell 6725 6725 6600 6325 6600 6875 7150 Negatif Negatif Positif 6875 4905
GGRM Trading Buy 61000 61000 61575 59025 60300 61575 62850 Positif Positif Positif 61650 52550
UNVR Trading Buy 41550 41550 41900 39800 40850 41900 42950 Positif Positif Positif 41600 35300
KLBF Trading Sell 1320 1320 1310 1290 1310 1330 1350 Negatif Negatif Negatif 1505 1240
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1765 1765 1790 1680 1735 1790 1845 Positif Positif Positif 1850 1630
PTPP Trading Buy 3950 3950 4010 3770 3890 4010 4130 Positif Positif Positif 4015 3755
WIKA Trading Buy 2700 2700 2800 2605 2670 2735 2800 Positif Positif Positif 2910 2585
ADHI Trading Buy 2670 2670 2725 2505 2615 2725 2835 Positif Positif Positif 2675 2070
WSKT Trading Sell 1915 1915 1955 1775 1865 1955 2045 Negatif Negatif Positif 1860 1615
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2455 2455 2485 2375 2430 2485 2540 Positif Positif Positif 2850 2350
JSMR Trading Sell 6000 6000 5900 5725 5900 6075 6250 Negatif Negatif Positif 6075 4995
ISAT Trading Buy 5500 5500 5650 5350 5450 5550 5650 Positif Positif Negatif 5825 5050
TLKM Trading Buy 3430 3430 3465 3295 3380 3465 3550 Positif Positif Positif 3510 3045
Finance
BMRI Trading Buy 10000 10000 10275 9675 9875 10075 10275 Positif Positif Positif 10400 8700
BBRI Trading Buy 11875 11875 12250 11500 11750 12000 12250 Positif Positif Positif 12300 10750
BBNI Trading Buy 5400 5400 5600 5100 5300 5500 5700 Positif Positif Positif 5425 4835
BBCA Trading Buy 13350 13350 13525 12825 13175 13525 13875 Positif Positif Positif 13700 12750
BBTN Trading Buy 1430 1430 1450 1370 1410 1450 1490 Positif Positif Positif 1430 1280
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 16475 16475 16675 15925 16300 16675 17050 Positif Positif Negatif 17475 15350