MAKALAH PERAWATAN DAN PERBAIKAN
MULTIMETER ANALOG
Disusun Oleh:
1. Edwin Prasetyo C NIM. 1431110097 2. Feisal Abdi NIM. 1431110008 3. Milla Syahiya NIM. 1431110009 4. Riang Ariaji NIM. 1431110091
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG
DAFTAR ISI
BAB I... 1.1. Latar belakang... 1.2. Rumusan Masalah... 1.3. Tujuan Penulisan... 1.4. Manfaat Penulisan... BAB II... 2.1. Definisi Multimeter... 2.2 Pengelempokan Multimeter Analog ...62.2.1.Ampere Meter Arus Searah(DC)...6
2.2.2.Volt Meter Arus Searah (DC)...9
2.3. Penyebab Kerusakan Multimeter Analog ...13
2.4 Perawatan Multimeter Analog...13
BAB III...14
3.1. Kesimpulan...14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakangPelaksanaan peawatan dan perbaikan adalah kegiatan yang harus dalam menjaga keoptimalan alat-alat elektronika. Kegiatan perawatan dan perbaikan yang bersifat teratur atau dilakukan secara rutin adalah kegiatan yang direncanakan. Sedangkan kegiatan yang mengharuskan untuk memperbaiki maupun mengganti alat yang terjadi secara tiba- tiba atau tidak terduga, misalnya kerusakan alat akibat kecelakaan baik dari kerusakan alat secara internal, kerusakan akibat faktor lingkungan, maupun kerusakan karena human error atau kesalahan penggunaan oleh yang mengoperasikan alat tersebut. Kecelakaan -kecelakaan semacam ini seharusnya bisa dicegah, dengan melakukan perawatan yang dapat mempengaruhi nilai reliabilitas alat tersebut..
Subjek utama yang akan dibahas pada makalah ini adalah multimeter analog. Multimeter adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk menguji atau mengukur parameter nilai tegangan, arus, maupun resistansi. Multimeter bisa juga disebut voltmeter, amperemeter, atau ohm meter.
Pada umumnya, multimeter memiliki parameter-parameter sebagai berikut:
a) Saklar, yang berfungsi untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari intsrumen tersebut (tegangan, arus, atau resistansi)
b) Range untuk membatasi tegangan masukan pada nilai yang diinginkan.
c) Baterai internal dan rangkaian tambahan, untuk melengkapi kemampuan pengukuran tambahan
d) Penguat dc jembatan setimbang dan skala baca pada multimeter. 1.2. Rumusan Masalah
Definisi Multimeter?
Apa saja penyebab kerusakan multimeteranalog?
Bagaimana cara pemeliharaan multimeter analog ? 1.3. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui definisi multimeter
Untuk mengetahui cara memelihara multimeter analog.
Untuk mengetahui penyebab kerusakan multimeter analog. 1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat dari disusunya makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang cara memelihara multimeter analog dengan baik dan benar dan dapat memberikan arahan tentang bagaiamana mengatasi kerusakan pada multimeter. Makalah ini juga ditujukan sebagai rujukan agar penggunaan multimeter analog dapat digunakan secara benar dan bisa diapakai dalam jangka waktu yang lama.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi multimeter
Multimeter adalah sebagai alat bantu yang digunakan untuk mengukur arus listrik, tegangan listrik, dan resistansi suatu benda yang juga biasa disebut dengan avometer.. Pada setiap multimeter kita jumpai, struktur yang dimilikinya memiliki bagian-bagian yang kompleks dan memiliki berbagai macam fungsi atau kegunaan masing-masing dalam multimeter tersebut. Multimeter memiliki 2 jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital, yang memiliki fungsi yang sama tetapi memiliki tingkat ketelitian yang berbeda serta tingkat kesulitan yang berbeda dalam menggunakannya .
Ampere meter, volt meter, dan ohm meter adalah alat ukur yang tersusun dalam multimeter , semuanya menggunakan gerak d’Arsonval yaitu gerakan dasar kumparan putar magnet permanen PMMC(Permanent Magnet Moving Coil). Perbedaan antara masing-masing alat ukur tersebut adalah rangkaian di dalamya dimana tiap alat ukur memiliki pengaplikasian gerak d’Arsonval yang berbeda-beda. Dengan dasar gerak d’Arsonval ini, dapat disimpulkan bahaw alat ukur tunggal dapat direncanakan untuk melakukan ketiga fungsi pengukuran , yaitu terhadap keriga besaran (arus, tegangan dan tahanan)seperti halnya multimeter analog. Multimeter analog ini dilengkapi dengan sebuah saklar posisi untuk menghubungkan rangkaian-rangkaian yang sesuai dengan gerak d’Arsonval.
2.2.1.Ampere meter arus searah (DC Ammeters) 2.1.1.1 Tahanan Shunt (Shunt resistor).
Gerakan dasar dari sebuah ampermeter arus searah adalah galvanometer PMMC(Permanent Magnet Moving Coil). Karena gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil dan ringan dia hanya dapat mengalirrkan arus yang kecil. Bila yang akan diukur adalah sebuah arus besar, maka sebagian besar dari arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah tahanan yang disebut shunt.
Gambar 2.1. Rangkaian Dasar Arus Searah
Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian konvensional terhadap gambar 2.1. diatas, dimana :
Rm = tahanan dalam alat ukur Rs = tahanan shunt
Im = arus defleksi skala penuh dari alat ukur Is = arus shunt
I = arus skala penuh ampermeter termasuk arus shunt.
Karena tahanan shunt paralel terhadap alat ukur (ampermeter), penurunan tegangan pada tahanan shunt dan alat ukur harus sama dan dituliskan:
Vshunt = Valat ukur IsRs=ImRm
Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur dasar bisa terbuat dari sebuah kawat tahana bertemperatur konstan yang ditempatkan di
dalam instrumen atau sebuah shunt luar yang memiliki tahanan yang sangat rendah.
2.2.1.2 Shunt Ayrton (Universal)
Shunt Ayrton(Universal) disebut ampermeter rangkuman ganda. Rangkaian ini memiliki empat shunt Ra, Rb, Rc, dan Rd yang dihubungkan paralel terhadap alat ukur agar menghasilkan empat batas ukur yang berbeda. Saklar S adalah sebuah sakelar posisi ganda dari jenis menyambung sebelum memutuskan (make-before break), sehingga mencegah alat pencatat agar tidak rusak.
Gambar 2.2, Skema Ampere meter Rangkuman Ganda Sederhana
Gambar 2.3. Rangkaian Shunt Ayrton atau Universal
Tindakan pencegahan yang harus diperhatikan bila menggunakan sebuah ampermeter adalah:
a. Sebuah ampermeter harus selalu dihubungkan seri terhadap beban yang mampu membatasi arus. Jangan sekali-kali menghubungkan amperemeter ke sumber tegangan. Karena tahanannya yang rendah, amperemeter akan mengalirkan arus yang tinggi sehingga merusak alat tersebut.
b. Memeriksa polaritas dengan tepat. Polaritas yang terbalik menyebabkan defleksi yang berlawanan yang dapat merusak jarum penunjuk.
c. Bila menggunakan alat ukur rangkuman ganda, pertama- tama gunakan range yang tertinggi; kemudian turunkan sampai diperoleh defleksi yang sesuai. Agar dapat memperbesar ketelitian pengukuran, gunakan range pada amperemeter yang menghasilkan pembacaan terdekat ke skala penuh.
2.2.1.4 Cara mengecek amperemeter yang terjadi kerusakan
Sebelum memperbaiki ampere meter terlebih dahulu lihat gejalanya apakah sebagai berikut :
a. Jarum meter tidak menunjuk
- Melakukan pengecekan pada probenya (test lead). Apakah probe tersebut masih normal atau tidak. Mengukur probe tersebur dengan menggunakan ohmmeter, jika ada yang putus maka harus disambung atau ganti dengan yang baru.
- Melakukan pengecekan apakah meter menggunakan fuse atau tidak. Jika menggunakan fuse , lakukan pengecekan apakah fuse masih normal atau tidak.
- Melakukan pengecekan moving koilnya, apakah masih beroperasi dengan normal atau tidak. Jika tidak maka periksa rangkaiannya.
- Melakukan pengecekan resistansi shunt apakah masih beroperasi normal atau tidak. Jika sudah tidak normal maka ganti dengan harga resistansi yang sama.
- Melakukan pengecekan hubungan/sambungan pada saklar putar (rotary switch). Jika renggang maka kencangkan kembali.
b. Penunjuk jarum meter tidak normal
-Melakukan pengecekan posisi jarum pada koreksi indicator nol (indicator zero corrector), jika normal maka lakukan pengecekan pada rangkaian, apakah sudah sesuai atau tidak.
-Melakukan pengecekan pada moving coil. Jika tidak normal maka harus diganti. Jika masih normal, maka cek pegas jarum penunjuknya.
- Melakukan cek pada pegas jarum penunjuk putar kiri dan putar kanan apakah masih normal atau tidak. jika tidak maka harus diganti. c. Jarum meter tidak mau kembali ke posisi nol setelah menunjuk
Jika terjadi kondisi seperti ini maka kerusakan pada bagian pegas pembalik putar kiri yang tidak normal. Maka solusinya harus mengganti jarum meter.
2.2.2 Voltmeter Arus Searah (DC Volt meter) 2.2.2.1. Tahanan pengali
Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), yaitu mengubah gerakan d'arsonval menjadi sebuah voltmeter arus searah. Tahanan pengali membatasi arus kealat ukur agar tidak melebihi arus sakala penuh (Idp). Sebuah voltmeter arus searah mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan dengan demikian dihubungkan paralel terhadap sebuah sumber tegangan atau komponen rangkaian. Nilai tahanan pengali yang diperlukan untuk memperbesar batas ukur tegangan ditentukan dari Gambar 1, dimana :
Im =arus defleksi dari alat ukur Rm =tahanan dalam alat ukur Rs =tahanan pengali
V =tegangan
V rangkuma instrumen = Im (Rs + Rm) Gambar 1. Rangkaian dasar voltmeter
Biasanya untuk batas ukur sampai 500 V pengali dipasang didalam kotak voltmeter. Untuk tegangan yang lebih tinggi, pengali tersebut dipasang
pada sepasang apitan kutub diluar kotak yakni untuk mencegah kelebihan panas dibagian dalam voltmeter.
2.2.2.2 Voltmeter rangkuman ganda
Penambahan sejumlah pengali beserta sebuah saklar rangkuman membuat instrumen mampu digunakan bagi sejumlah rangkuman tegangan. Sebuah voltmeter rangkuman ganda yang menggunakan sebuah sakelar empat posisi (V1, V2, V3, dan V4 ) dan empat pengali (R1, R2, R3, dan R4). Nilai dari pada tahanan-tahanan pengali dapat ditentukan dengan metoda sebelumnya, atau dengan metoda sensitivitas.
Gambar 2. Voltmeter rangkuman ganda a. Sensitivitas voltmeter
Sensitivitas S, adalah kebalikan dari defleksi skala penuh alat ukur yaitu : S = 1 / IdpSensitivitas S dapat digunakan pada metode sensitivitas untuk menentukan tahanan pengali voltmeter arus searah . R = (S x V) - Rm
Dimana : S = sensitivitas voltmeter,ohm/volt
V = tegangan rangkuman yang ditentukan oleh posisi sakelar Rs = tahanan pengali
Rm = tahanan-dalam alat ukur (ditambah tahanan seri) b. Efek pembebanan
Bila sebuah voltmeter dihubungkan antara dua titik di dalam sebuah rangkaian tahanan tinggi, dia bertindak sebagai shunt bagi bagian rangkaian sehinga memperkecil tahanan ekivalen dalam bagian rangkaian tersebut. Berarti voltmeter akan menghasilkan penunjukan tegangan yang lebih rendah dari yang sebenarnya sebelum dihubungkan. Efek ini disebut efek pembebanan instrumen yang terutama disebabkan oleh sensitivitas rendah.
2.2.2.3 Tindakan pencegahan yang umum bila menggunakan sebuah voltmeter - Periksa polaritas yang benar. Polaritas yang salah (terbalik) akan menyebabkan pengukuran voltmeter menyimpang secara mekanis dan hal ini dapat merusak jarum.
- Hubungkan voltmeter paralel terhadap rangkaian atau komponen yang akan diukur tegangannya.
- Bila menggunakan rangkuman ganda, gunakan selalu rangkuman tertinggi dan kemudian turunkan sampai diperoleh pembacaan naik yang baik.
- Selalu hati-hati terhadap efek pembebanan. Efek ini dapat diperkecil dengan menggunakan rangkuman setinggi mungkin (dan sensitivitas paling tinggi). Ketepatan pengukuran berkurang bila penunjukan berada pada skala yang lebih rendah.
2.2.2.4. Perbaikan Volt meter
Sebelum memperbaiki volt meter terlebih dahulu dapat dilihat gejalanya apakah sebagai berikut :
a. Jarum Voltmeter tidak menunjuk
- Melakukann cek pada moving koilnya, apakah masih normal. Jika tidak maka periksa kembali rangkaiannya.
- Melakukann cek pada resistansi shunt apakah masih normal atau tidak. Jika tidak normal maka ganti dengan harga resistansi yang sama.
- Melakukann cek pada hubungan/sambungan pada saklar putar (rotary switch). Jika renggang maka kencangkan kembali.
b. Penunjukkan jarum voltmeter tidak normal
- Melakukann cek probenya (test lead) apakah masih normal atau tidak. Gunakan ohmmeter, jika ada yang putus maka harus disambung atau ganti dengan yang baru.
-Melakukann cek apakah meter menggunakan fuse atau tidak. Jika menggunakan fuse cek apakah fuse masih normal atau tidak.
- Melakukann cek pada resistansi seri sesuai batas ukur apakah masih normal atau tidak. Jika tidak maka harus diganti dengan harga yang sama dengan yang aslinya. Jika normal maka cek resistansi shunt. - Melakukann cek resistansi shunt apakah masih normal atau tidak. Jika tidak normal maka ganti dengan harga resistansi yang sama.
- Melakukann cek diode proteksi apakah masih normal atau tidak. Jika tidak normal ganti dengan spesifikasi yang sama dengan yang aslinya.
c. Jarum Voltmeter tidak mau kembali ke posisi nol setelah menunjuk
Jika terjadi kondisi seperti ini maka kerusakan pada bagian pegas pembalik putar kiri yang tidak normal. Maka harus diganti.
langkah-langkah perbaikan bagian voltmeter dc maupun amperemeter DC pada multimeter dapat disesuaikan dengan flowchart berikut ini.
2.3.Penyebab kerusakan
Kerusakan-kerusakan yang biasa kita jumpai pada Multimeter Analog biasanya terdapat pada pernyataandi bawah ini :
Fuse-nya putus
Kabel baterai putus
Skala ohm rusak tidak bisa diputar atau bila skala ohm diputar tidak jalan maka kerusakannya pada potensiometer
Selector switch tidak berfungsi dengan baik.
Kabel probe (+) dan (–) ada yang putus hubung
Sering terkena goncangan seperti terjatuh, terlempar dan sebagainya
Kesalahan dalam penggunaan (Human Error)
Salah memutar saklar selektor saat mengukur tegangan tinggi.
Probe terbalik saat mengukur
Terlalu cepat memutar selector
Terkena air
Faktor lingkungan
2.4 Perawatan Multimeter Analog
2.4.1. Perawatan-perawatan terhadap multimeter analog
1. Meletakkan multimeter analog pada lingkungan yang tidak keras atau terkondisikan
2. Menggunakan multimeter analog sesuai dengan prosedur
3. Jangan menggunakan power supply lebih dari batas kemampuan
4. Meakukan pengecekan berkala pada komponen-komponen yang ada pada rangkaian multimeter analog (Pengecekan berkala ditujukan agar identifikasi kegagalan dapat diketahui lebih awal sebelum kegagalan yang lebih parah dan total).
5. Jangan menempatkan multimeter dalam medan magnet yang kuat.
6. Jika mengukur besaran listrik yang tidak diketahui nilainya, maka memulailah dengan jangkauan atau range yang terbesar
7. Jangan menempatkan multimeter di tengah terik matahari 8. Jangan dicuci dengan cairan pelarut.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kegagalan yang terjadi pada multimeter analog rata-rata dikarenakan pengguanan yang tidak sesuai prosedur. Namun lebih dari itu kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada multimeter analog diantara adalah
1. Multimeter analog mati total
2. Skala tidak ssuai dengan yang di ukur 3. Timbul karena gejala kerusakan lain
Apabila multimeter analogsudah dipastikan rusak maka hal pertama yang harus dilakukan pemeriksaan secara berturut mulai dari fisik komponen sampai pemeriksaan komponen-komponen yang dicurigai rusak menggunakan multimeter.
1. Meletakkan multimeter analog pada lingkungan yang tidak keras 2. Menggunakan multimeter analog sesuai dengan prosedur
3. Jangan menggunakan power supply lebih dari kemampuan
4. Lakukan pengecekan berkala pada komponen-komponen yang ada pada rangkaian multimeter analog
5. Pengecekan berkala ditujukan agar identifikasi kegagalan dapat diketahui lebih awal sebelum kegagalan yang lebih parah dan total.
DAFTAR PUSTAKA
Sugihartono, S.Pd, dkk, Memperbaiki Instrumen Pada Produk Elektronika, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Bogor, 2005.