• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan kasus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan kasus"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.

1. Latar Latar BelakangBelakang  Dry

 Dry eye eye syndromesyndrome (sindroma mata kering) adalah penyakit multifaktorial(sindroma mata kering) adalah penyakit multifaktorial dengan gejala berkurangnya cairan air mata dan gangguan pada permukaan mata dengan gejala berkurangnya cairan air mata dan gangguan pada permukaan mata akibat perubahan permukaan epitel sehingga menurunkan jumlah air mata dan akibat perubahan permukaan epitel sehingga menurunkan jumlah air mata dan sensitifitas permukaan mata dimana hal ini menyebabkan reaksi inflamasi. sensitifitas permukaan mata dimana hal ini menyebabkan reaksi inflamasi. Kondisi ini dapat menyebabkan berkurangnya fungsi visual, perubahan jaringan Kondisi ini dapat menyebabkan berkurangnya fungsi visual, perubahan jaringan secara kronis, kelainan struktur atau fungsi dari kelopak mata. Komplikasi

secara kronis, kelainan struktur atau fungsi dari kelopak mata. Komplikasi dry eyedry eye adalah risiko terjadinya infeksi dan peradangan kronis sehingga mengakibatkan adalah risiko terjadinya infeksi dan peradangan kronis sehingga mengakibatkan  penurunan penglihatan.

 penurunan penglihatan.(1,2)(1,2)

Berdasarkan studi epidemiologi internasional terdapat sekitar 20 juta jiwa Berdasarkan studi epidemiologi internasional terdapat sekitar 20 juta jiwa atau lebih penderita

atau lebih penderita dry eyedry eye  di Amerika Serikat. Dan besarnya prevalensi angka  di Amerika Serikat. Dan besarnya prevalensi angka kejadian

kejadian dry eyedry eye di Taiwan 33,7%, Jepang 33%, Kanada 25%, Australia 7,4% dan di Taiwan 33,7%, Jepang 33%, Kanada 25%, Australia 7,4% dan di Indonesia 27,5% dengan peningkatan prevalensi terkait usia, kebiasaan di Indonesia 27,5% dengan peningkatan prevalensi terkait usia, kebiasaan merokok, dan pterigium.

merokok, dan pterigium.(3,4)(3,4) Faktor resiko

Faktor resiko dry eye syndromedry eye syndrome meliputi usia lanjut, ras Asia, kehamilan,meliputi usia lanjut, ras Asia, kehamilan,  beberapa

 beberapa penyakit penyakit seperti seperti kekurangan kekurangan vitamin vitamin A, A, infeksi infeksi hepatitis hepatitis C, C, diabetesdiabetes mellitus, infeksi HIV, diet asam lemak omega 3 dan omega 6, obat-obatan seperti mellitus, infeksi HIV, diet asam lemak omega 3 dan omega 6, obat-obatan seperti antihistamin, antidepresan

antihistamin, antidepresan trisiklik, diuretik, βtrisiklik, diuretik, β-bloker, antikolinergik, ankiolitis,-bloker, antikolinergik, ankiolitis, antipsikosis, kontrasepsi oral, kemoterapi sistemik, terpapar laser, terapi radiasi, antipsikosis, kontrasepsi oral, kemoterapi sistemik, terpapar laser, terapi radiasi, merokok, alkohol, dan lingkungan dengan kelembaban rendah. Faktor resiko merokok, alkohol, dan lingkungan dengan kelembaban rendah. Faktor resiko lainnya adalah ketidaknormalan kelopak mata atau permukaan mata. Selain itu, lainnya adalah ketidaknormalan kelopak mata atau permukaan mata. Selain itu, dry eye syndrome

dry eye syndrome dapat diakibatkan oleh aktifitas visual seperti membaca,dapat diakibatkan oleh aktifitas visual seperti membaca, menggunakan komputer, dan berkendara pada saat malam hari.

menggunakan komputer, dan berkendara pada saat malam hari.(5,6)(5,6)

Manajemen terapi sindroma mata kering dilakukan dengan edukasi oleh Manajemen terapi sindroma mata kering dilakukan dengan edukasi oleh dokter mata kepada pasien tentang penyebab alami dan kronik dari

dokter mata kepada pasien tentang penyebab alami dan kronik dari dry eyedry eye dandan tujuan terapi sehingga manajemen terapi dapat tercapai. Terdapat beberapa tujuan terapi sehingga manajemen terapi dapat tercapai. Terdapat beberapa kategori perawatan untuk

kategori perawatan untuk dry eye syndromedry eye syndrome  berdasarkan berdasarkan  International  International Dry Dry eyeeye Workshop

Workshop tahun 2007 yaitu perawatan lingkungan, pengobatan topikal dantahun 2007 yaitu perawatan lingkungan, pengobatan topikal dan sistemik, pembedahan, dan lainnya. Penanganan yang paling penting dan paling sistemik, pembedahan, dan lainnya. Penanganan yang paling penting dan paling

(2)

sering diberikan adalah

sering diberikan adalah  Artificial tears  Artificial tears atau air mata buatan bertujuan untukatau air mata buatan bertujuan untuk mengurangi osmolaritas, homeostasis normal dari permukaan mata, mengurangi osmolaritas, homeostasis normal dari permukaan mata, membersihkan kotoran pengiritasi dan toksik pada lapisan air mata dan membersihkan kotoran pengiritasi dan toksik pada lapisan air mata dan melindungi permukaan mata. Pemakaian

melindungi permukaan mata. Pemakaian artificial tearsartificial tears sampai saat inisampai saat ini merupakan terapi yang paling penting dan paling banyak diberikan pada penderita merupakan terapi yang paling penting dan paling banyak diberikan pada penderita dry eye.

(3)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

1. Unit Fungsi Lakrimasi 1. Unit Fungsi Lakrimasi

 Lacrimal Functional

 Lacrimal Functional Unit Unit  (LFU) terdiri dari kelenjar lakrimal, permukaan (LFU) terdiri dari kelenjar lakrimal, permukaan mata yang terdiri dari kornea, konjungtiva, kelenjar meibomian, serta saraf mata yang terdiri dari kornea, konjungtiva, kelenjar meibomian, serta saraf sensorik dan motorik. LFU mengontrol sekresi komponen utama dari lapisan air sensorik dan motorik. LFU mengontrol sekresi komponen utama dari lapisan air mata, transparansi kornea dan kualitas gambar yang diproyeksikan ke retina. Unit mata, transparansi kornea dan kualitas gambar yang diproyeksikan ke retina. Unit fungsi lakrimal bertanggung jawab dalam regulasi, produksi, dan kesehatan fungsi lakrimal bertanggung jawab dalam regulasi, produksi, dan kesehatan lapisan air mata.

lapisan air mata.(8)(8)

Gambar 2.1

Gambar 2.1 Unit Fungsional LakrimalUnit Fungsional Lakrimal(9)(9)

1.2 K

1.2 Ke

ele

lenj

nja

ar

r LLa

akr

kr iim

ma

all

Kelenjar lakrimal adalah kelenjar serosa dengan bentuk sebesar 20 x 12 x Kelenjar lakrimal adalah kelenjar serosa dengan bentuk sebesar 20 x 12 x 5 mm, strukturnya unik terdiri dari jaringan epitel dan limfoid. Fungsi kelenjar ini 5 mm, strukturnya unik terdiri dari jaringan epitel dan limfoid. Fungsi kelenjar ini diatur oleh saraf sekretomomotorik yang berasal dari superior

diatur oleh saraf sekretomomotorik yang berasal dari superior  salivary  salivary pontinepontine nucleus

nucleus. Serat post ganglionik menuju ke cabang saraf maksilaris dan. Serat post ganglionik menuju ke cabang saraf maksilaris dan meninggalkannya lagi untuk bergabung dengan cabang lakrimal dari saraf meninggalkannya lagi untuk bergabung dengan cabang lakrimal dari saraf mata.

(4)

1.2 K

1.2 Ko

orrne

nea

a

Kornea mudah terpapar oleh lingkungan karena terletak pada fisura Kornea mudah terpapar oleh lingkungan karena terletak pada fisura interpalpebral. Kornea memiliki nosiseptor-nosiseptor sensoris yang tersebar interpalpebral. Kornea memiliki nosiseptor-nosiseptor sensoris yang tersebar merata pada permukaan epitel guna untuk melindungi diri.

merata pada permukaan epitel guna untuk melindungi diri.(10)(10)

1.3 K

1.3 Ko

onj

njungti

ungtiva

va

Konjungtiva merupakan membran mukosa yang terdiri dari epitel Konjungtiva merupakan membran mukosa yang terdiri dari epitel squamous nonkeratinisasi, mengandung banyak sel goblet yang mensekresi squamous nonkeratinisasi, mengandung banyak sel goblet yang mensekresi musin, susbtantia propia yang kaya akan vascular, pembuluh limfatik, sel plasma, musin, susbtantia propia yang kaya akan vascular, pembuluh limfatik, sel plasma, makrofag dan sel mast.

makrofag dan sel mast.(10)(10)

2. Komponen Lapisan Air Mata 2. Komponen Lapisan Air Mata

Permukaan mata yang sehat meliputi suatu struktur unit fungsional yang Permukaan mata yang sehat meliputi suatu struktur unit fungsional yang terdiri dari lapisan air mata, kornea, epitel konjungtiva, meibomian, kelenjar terdiri dari lapisan air mata, kornea, epitel konjungtiva, meibomian, kelenjar lakrimal, dan kelopak mata. Komponen antimikroba yang terkandung didalamnya lakrimal, dan kelopak mata. Komponen antimikroba yang terkandung didalamnya meliputi peroksidase, laktoferin, lisozim, dan immunoglobulin A. Lapisan ini meliputi peroksidase, laktoferin, lisozim, dan immunoglobulin A. Lapisan ini merupakan larutan protein yang sama dengan serum namun memiliki konsentrasi merupakan larutan protein yang sama dengan serum namun memiliki konsentrasi  berbeda.

 berbeda. Konsentrasi Konsentrasi glukosanya glukosanya lebih lebih rendah rendah dibandingkan dibandingkan dalam dalam plasma plasma (25(25 mg/L dibandingkan dengan 85 mg/L), sedangkan klorin dan potasiumnya lebih mg/L dibandingkan dengan 85 mg/L), sedangkan klorin dan potasiumnya lebih tinggi. Komponen elektrolit lain meliputi kalsium, magnesium, bikarbonat, nitrat, tinggi. Komponen elektrolit lain meliputi kalsium, magnesium, bikarbonat, nitrat, fosfat, dan sulfat.

fosfat, dan sulfat.(11)(11)

Secara terus menerus air mata diisi ulang dengan cara mengedipkan mata Secara terus menerus air mata diisi ulang dengan cara mengedipkan mata.. Pada saat mata terbuka, lapisan air mata

Pada saat mata terbuka, lapisan air mata (aquous)(aquous) akan berkurang akibat dariakan berkurang akibat dari evaporasi serta aliran keluar melalui pungtum dan duktus nasolakrimal. Apabila evaporasi serta aliran keluar melalui pungtum dan duktus nasolakrimal. Apabila mata mulai terasa kering dan terjadi

mata mulai terasa kering dan terjadi dry spotdry spot pada kornea, mata  pada kornea, mata akan terasa akan terasa perih,perih, menimbulkan rangsangan pada saraf sensoris dan terjadi refleks mengedip menimbulkan rangsangan pada saraf sensoris dan terjadi refleks mengedip sehingga lapisan airmata terbentuk lagi dan seterusnya. Produksinya kira-kira 1,2 sehingga lapisan airmata terbentuk lagi dan seterusnya. Produksinya kira-kira 1,2 μl per menit dengan volume total 6 μl. Tebal

μl per menit dengan volume total 6 μl. Tebal   lapisan air mata diukur dengan  lapisan air mata diukur dengan interferometri adalah 6,0 μm ± 2,4 μm pada

interferometri adalah 6,0 μm ± 2,4 μm pada  mata normal dan menurun menjadi  mata normal dan menurun menjadi 2,0μm ±1,5 μm pada pasien

(5)

 2.1

 2.1 FF ungs

ungsi L

i La

ap

pisa

isan

n A

Air M

ir Ma

atta

a

Lapisan air mata berfungsi sebagai lubrikan untuk menjaga ketajaman Lapisan air mata berfungsi sebagai lubrikan untuk menjaga ketajaman mata, melindungi kornea, dan sel epitel konjungtival

mata, melindungi kornea, dan sel epitel konjungtival.. Selain itu, lapisan ini dapatSelain itu, lapisan ini dapat melindungi permukaan mata dari iritan, alergen, temperatur, patogen, dan polutan. melindungi permukaan mata dari iritan, alergen, temperatur, patogen, dan polutan. Lapisan air mata mensuplai glukosa, elektrolit, dan

Lapisan air mata mensuplai glukosa, elektrolit, dan  growth factors growth factors, serta mencuci, serta mencuci dan menghilangkan radikal bebas. Terdapat antioksidan seperti vitamin C, tisosin, dan menghilangkan radikal bebas. Terdapat antioksidan seperti vitamin C, tisosin, dan glutation yang berfungsi meredam radikal bebas sehingga membantu dan glutation yang berfungsi meredam radikal bebas sehingga membantu meminimalisir reaksi oksidasi. Selain komponenkomponen tersebut, komponen meminimalisir reaksi oksidasi. Selain komponenkomponen tersebut, komponen lain seperti

lain seperti growth factors growth factors, neuropeptida, dan penghambat protease sangat penting, neuropeptida, dan penghambat protease sangat penting untuk merawat kesehatan kornea dan menstimulasi penyembuhan luka. Lapisan untuk merawat kesehatan kornea dan menstimulasi penyembuhan luka. Lapisan ini memiliki permukaan refraksi yang lembut diatas mikrovili pada epitel kornea. ini memiliki permukaan refraksi yang lembut diatas mikrovili pada epitel kornea. Jika terjadi ketidakstabilan dan pengeringan lapisan air mata maka mata akan Jika terjadi ketidakstabilan dan pengeringan lapisan air mata maka mata akan mengalami degradasi, fluktuasi, kehilangan kontras dan ketidak nyamanan.

mengalami degradasi, fluktuasi, kehilangan kontras dan ketidak nyamanan.(11)(11)

 2.2

 2.2 K

Ko

om

mp

po

osisi La

sisi Lap

pisa

isan

n A

Air M

ir Ma

atta

a

Gambar 2.2

Gambar 2.2 Komposisi lapisan air mataKomposisi lapisan air mata(12)(12)

Selama beberapa dekade, komposisi air mata dipercaya terdiri dari 3 Selama beberapa dekade, komposisi air mata dipercaya terdiri dari 3 lapisan air mata. Lapisan paling luar adalah lapisan lipid anterior sebagai lapisan air mata. Lapisan paling luar adalah lapisan lipid anterior sebagai  perlindungan terhadap

(6)

sebagai penyedia volume terbanyak air mata. Dan bagian paling dalam adalah sebagai penyedia volume terbanyak air mata. Dan bagian paling dalam adalah lapisan musin yang memberi perlindungan dan lubrikasi terhadap epitel kornea lapisan musin yang memberi perlindungan dan lubrikasi terhadap epitel kornea dan konjungtiva. Sedangkan model lapisan air mata terbaru terdiri dari dan konjungtiva. Sedangkan model lapisan air mata terbaru terdiri dari musin/

musin/aqueousaqueous glycocalyx gel yang meliputi semua volume air mata ditambahglycocalyx gel yang meliputi semua volume air mata ditambah dengan perlindungan eksternal berupa lapisan lipid yang berfungsi untuk dengan perlindungan eksternal berupa lapisan lipid yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan.

mencegah terjadinya penguapan.(12)(12)

Campuran heterogen dari lipid disekresi oleh kelenjar meibomian, yang Campuran heterogen dari lipid disekresi oleh kelenjar meibomian, yang terletak di posterior garis atas dan bawah bulu mata. Fungsi lipid adalah terletak di posterior garis atas dan bawah bulu mata. Fungsi lipid adalah mencegah penguapan dari lapisan

mencegah penguapan dari lapisan aqueousaqueous dan mempertahankan ketebalandan mempertahankan ketebalan lapisan air mata, dan berperan sebagai surfaktan sehingga lapisan air mata lapisan air mata, dan berperan sebagai surfaktan sehingga lapisan air mata menyebar merata. Defisiensi lipid menyebabkan mata kering karena proses menyebar merata. Defisiensi lipid menyebabkan mata kering karena proses  penguapan.

 penguapan. Lapisan Lapisan lipid lipid mempunyai mempunyai tegangan tegangan permukaan permukaan rendah rendah yang yang mampumampu menyeragamkan penyebaran dari lapisan air mata sehingga permukaan air mata menyeragamkan penyebaran dari lapisan air mata sehingga permukaan air mata menjadi halus. Penghubung antara lapisan lipid dan

menjadi halus. Penghubung antara lapisan lipid dan aqueousaqueous terdiri dari lipidterdiri dari lipid  polar,

 polar, meliputi meliputi seramid, seramid, serebrosid, serebrosid, dan dan fosfolipid. fosfolipid. Sedangkan Sedangkan penghubung lipidpenghubung lipid dengan udara meliputi beberapa komponen meliputi kolesterol ester, trigliserida, dengan udara meliputi beberapa komponen meliputi kolesterol ester, trigliserida, dan asam lemak bebas

dan asam lemak bebas..(12)(12) Lapisan

Lapisan aqueousaqueous terdiri dari musin/terdiri dari musin/aqueousaqueous gel yang mengandung protein,gel yang mengandung protein, elektrolit, oksigen dan glukosa. Konsentrasi elektrolit dari lapisan

elektrolit, oksigen dan glukosa. Konsentrasi elektrolit dari lapisan ini sama denganini sama dengan serum, dengan osmolaritas 300 mOsm/L. Osmolaritas air mata berhubungan serum, dengan osmolaritas 300 mOsm/L. Osmolaritas air mata berhubungan dengan sindrom mata kering dan kebanyakan dipakai sebagai dasar penentuan dengan sindrom mata kering dan kebanyakan dipakai sebagai dasar penentuan diagnosa dan klasifikasi penyakit. Osmolaritas yang normal penting untuk diagnosa dan klasifikasi penyakit. Osmolaritas yang normal penting untuk menjaga volume sel, aktivitas enzim, dan homeostasis sel. Sekresi

menjaga volume sel, aktivitas enzim, dan homeostasis sel. Sekresi aqueousaqueous sebesar 95% berasal dari kelenjar lakrimalis sedangkan sisanya disekresi oleh sebesar 95% berasal dari kelenjar lakrimalis sedangkan sisanya disekresi oleh kelenjar Krause dan Wolfring.

kelenjar Krause dan Wolfring. Sekresi dapat bekurang dengan penggunaan topikalSekresi dapat bekurang dengan penggunaan topikal anestesi dan ketika sedang tidur. Namun, dapat meningkat sebesar 500% ketika anestesi dan ketika sedang tidur. Namun, dapat meningkat sebesar 500% ketika terdapat luka pada permukaan mata. Lapisan

terdapat luka pada permukaan mata. Lapisan aqueousaqueous  berfungsi  berfungsi menyediakanmenyediakan suplai oksigen untuk epitel kornea, komponen antimikroba seperti IgA, lisozim suplai oksigen untuk epitel kornea, komponen antimikroba seperti IgA, lisozim dan lactoferrin. Selain itu, untuk menghilangkan debris, iritan, alergen dan dan lactoferrin. Selain itu, untuk menghilangkan debris, iritan, alergen dan memfasilitasi leukosit setelah terjadi luka.

memfasilitasi leukosit setelah terjadi luka. (12) (12)

Komponen musin pada lapisan air mata glycocalyx gel disekresi oleh Komponen musin pada lapisan air mata glycocalyx gel disekresi oleh kelenjar lakrimalis dan sel goblet konjungtiva. Musin terdiri dari bermacam jenis kelenjar lakrimalis dan sel goblet konjungtiva. Musin terdiri dari bermacam jenis

(7)

glikoprotein yang berperan untuk mencegah perlekatan dan interaksi dari glikoprotein yang berperan untuk mencegah perlekatan dan interaksi dari mikroba, debris dan sel-sel inflamasi terhadap sel epitel. Musin juga berperan mikroba, debris dan sel-sel inflamasi terhadap sel epitel. Musin juga berperan memberikan viskositas sehingga dapat melindungi epitel kornea dari kerusakan memberikan viskositas sehingga dapat melindungi epitel kornea dari kerusakan karena kedipan mata berulang. Selain itu, musin juga mencegah lapisan air mata karena kedipan mata berulang. Selain itu, musin juga mencegah lapisan air mata membentuk gumpalan pada kornea dan memastikan bahwa lapisan air mata membentuk gumpalan pada kornea dan memastikan bahwa lapisan air mata melembabkan seluruh permukaan kornea dan konjungtiva.

melembabkan seluruh permukaan kornea dan konjungtiva.(12)(12)

3.

3.

D

Drry E

y Eye

ye SSynd

yndrro

om

me

e

 3.1

 3.1 D

De

efifinisi

nisi

 Dry

 Dry eye eye syndromesyndrome (sindroma mata kering) juga biasa disebut(sindroma mata kering) juga biasa disebut keratokonjungtivitis sicca atau sindroma disfungsi lapisan air mata didefinisikan keratokonjungtivitis sicca atau sindroma disfungsi lapisan air mata didefinisikan oleh

oleh National Eye  National Eye InstituteInstitute pada tahun  pada tahun 1995 merupakan 1995 merupakan sebuah gangguan sebuah gangguan lapisanlapisan air mata akibat defisiensi air mata atau penguapan air mata yang berlebihan yang air mata akibat defisiensi air mata atau penguapan air mata yang berlebihan yang mana kondisi tersebut menyebabkan kerusakan permukaan interpalpebral mata mana kondisi tersebut menyebabkan kerusakan permukaan interpalpebral mata dan berhubungan dengan gejala ketidaknyamanan mata. Sedangkan menurut dan berhubungan dengan gejala ketidaknyamanan mata. Sedangkan menurut  International

 International Dry Dry Eye Eye WorkshopWorkshop  pada  pada tahun tahun 2007 2007 mendefinisikanmendefinisikan dry eyedry eye  syndrome

 syndrome sebagai penyakit multifaktorial pada lapisan air mata dan permukaansebagai penyakit multifaktorial pada lapisan air mata dan permukaan mata dengan gejala ketidaknyamanan, gangguan ketajaman mata, dan mata dengan gejala ketidaknyamanan, gangguan ketajaman mata, dan ketidakstabilan lapisan air mata dengan kerusakan potensial pada permukaan ketidakstabilan lapisan air mata dengan kerusakan potensial pada permukaan mata. Kondisi tersebut disertai dengan hiperosmolaritas pada lapisan air mata dan mata. Kondisi tersebut disertai dengan hiperosmolaritas pada lapisan air mata dan inflamasi pada permukaan mata.

inflamasi pada permukaan mata.(9)(9)

 3.2

 3.2 EE p

piid

de

em

miol

iolo

ogi

gi

Sindroma mata kering (

Sindroma mata kering (dry eye syndromedry eye syndrome) pada populasi Asia lebih banyak) pada populasi Asia lebih banyak dibandingkan populasi kulit putih (

dibandingkan populasi kulit putih ( CaucasianCaucasian). Diperkirakan dari 5 miliyar). Diperkirakan dari 5 miliyar  penduduk Amerika berumur diatas 50 tahun menderita

 penduduk Amerika berumur diatas 50 tahun menderita dry eye syndromedry eye syndrome dan 25%dan 25% diantaranya mengalami ketidaknormalan pada permukaan mata. Di beberapa diantaranya mengalami ketidaknormalan pada permukaan mata. Di beberapa  Negara

 Negara di di Asia Asia seperti seperti di di Taiwan Taiwan pada pada tahun tahun 1999-2000 1999-2000 pasien pasien mata mata keringkering sebesar 33,7% dari 2038 partisipan. Di Korea dari 1654 partisipan terdapat 33,2% sebesar 33,7% dari 2038 partisipan. Di Korea dari 1654 partisipan terdapat 33,2%  penderita

 penderita dry eyedry eye. Di Jepang dari 3294 partisipan terdapat 21,6% pasien wanita. Di Jepang dari 3294 partisipan terdapat 21,6% pasien wanita dan 12,5% laki-laki.

(8)

Sedangkan di Indonesia pada tahun 2001 tercatat jumlah pasien sindroma Sedangkan di Indonesia pada tahun 2001 tercatat jumlah pasien sindroma mata kering berumur <21 tahun sebesar 27,5%,

21-mata kering berumur <21 tahun sebesar 27,5%, 21-29 tahun 19,2%, dan ≥6029 tahun 19,2%, dan ≥60  tahun tahun sebanyak 30,0% dari sejumlah 1.058 penderita.

sebanyak 30,0% dari sejumlah 1.058 penderita.(4)(4)

 3.3

 3.3 FF a

akto

ktor R

r Re

esiko

siko

Faktor-faktor yang dapat memicu terhadap resiko terjadinya

Faktor-faktor yang dapat memicu terhadap resiko terjadinya dry eyedry eye baik baik  pada

 pada wanita wanita maupun maupun pria pria dan dan beberapa beberapa diantaranya diantaranya tidak tidak dapat dapat dihindaridihindari adalah:

adalah:(13)(13) (1)

(1) Usia lanjut.Usia lanjut. Dry eye Dry eye dialami oleh hampir semua penderita usia lanjut, 75%dialami oleh hampir semua penderita usia lanjut, 75% di atas 65 tahun baik laki maupun perempuan.

di atas 65 tahun baik laki maupun perempuan. (2)

(2) Hormonal yang lebih sering dialami oleh wanita seperti saat kehamilan,Hormonal yang lebih sering dialami oleh wanita seperti saat kehamilan, menyusui, pemakaian obat kontrasepsi, dan menopause.

menyusui, pemakaian obat kontrasepsi, dan menopause. (3)

(3) Beberapa penyakit seringkali dihubungkan denganBeberapa penyakit seringkali dihubungkan dengan dry eyedry eye seperti: artritisseperti: artritis rematik, diabetes, kelainan tiroid, asma,

rematik, diabetes, kelainan tiroid, asma, lupus erythematosus, pemphigus,lupus erythematosus, pemphigus, Stevens-johnsons syndrome, Sjogren syndrome, scleroderma, polyarteritis Stevens-johnsons syndrome, Sjogren syndrome, scleroderma, polyarteritis nodosa, sarcoidosis,Mickulick.s syndrome.

nodosa, sarcoidosis,Mickulick.s syndrome. (4)

(4) Obat-obatan dapat menurunkan produksi air mata seperti antidepresan,Obat-obatan dapat menurunkan produksi air mata seperti antidepresan, dekongestan, antihistamin, antihipertensi, kontrasepsi oral, diuretik, dekongestan, antihistamin, antihipertensi, kontrasepsi oral, diuretik, obat-obat tukak lambung,

obat tukak lambung, tranquilizerstranquilizers, beta bloker, antimuskarinik, anestesi, beta bloker, antimuskarinik, anestesi umum.

umum. (5)

(5) Pemakai lensa kontak mata Pemakai lensa kontak mata terutama lensa kontak lunak yang mengandungterutama lensa kontak lunak yang mengandung kadar air tinggi akan menyerap air mata sehingga mata terasa perih, iritasi, kadar air tinggi akan menyerap air mata sehingga mata terasa perih, iritasi, nyeri, menimbulkan rasa tidak nyaman/intoleransi saat menggunakan lensa nyeri, menimbulkan rasa tidak nyaman/intoleransi saat menggunakan lensa kontak, dan menimbulkan deposit protein.

kontak, dan menimbulkan deposit protein. (6)

(6) Faktor lingkungan seperti, udara panas dan kering, asap, polusi udara,Faktor lingkungan seperti, udara panas dan kering, asap, polusi udara, angin, berada diruang ber-AC terus menerus akan meningkatkan evaporasi angin, berada diruang ber-AC terus menerus akan meningkatkan evaporasi air mata.

air mata. (7)

(7) Mata yang menatap secara terus menerus sehingga lupa berkedip sepertiMata yang menatap secara terus menerus sehingga lupa berkedip seperti saat membaca, menjahit, menatap monitor TV, komputer, ponsel

saat membaca, menjahit, menatap monitor TV, komputer, ponsel (8)

(8) Pasien yang telah menjalani operasi refraktif sepertiPasien yang telah menjalani operasi refraktif seperti  Photorefractive Photorefractive keratectomy

keratectomy (PRK),(PRK), laser-assited in situ keratomileusislaser-assited in situ keratomileusis (LASIK) akan(LASIK) akan mengalami

(9)

 3.4

 3.4 K

Kla

lasifi

sifika

kasi

si

Gambar 2.3

Gambar 2.3 KlasifikasiKlasifikasi Dry Eye Dry Eye BerdasarkanBerdasarkan National Eye Institute /Industry National Eye Institute /Industry Workshop

Workshop(14)(14) Berdasarkan

Berdasarkan  National  National Eye Eye Institute Institute / / Industry Industry WorkshopWorkshop  padatahun  padatahun 19951995 dry eye syndrome

dry eye syndrome diklasifikasikan menjadi dua yaitudiklasifikasikan menjadi dua yaitu  Aqueous  Aqueous Deficient Deficient Dry Dry EyeEye (ADDE) dan

(ADDE) dan  Evaporative  Evaporative Dry Dry EyeEye (EDE). Pada ADDE terjadi gangguan fungsi(EDE). Pada ADDE terjadi gangguan fungsi lakrimal sehingga mengakibatkan suatu pengurangan arus dan volume cairan lakrimal sehingga mengakibatkan suatu pengurangan arus dan volume cairan mata. Pada kondisi ini air mata memiliki komposisi tertentu sehingga mata. Pada kondisi ini air mata memiliki komposisi tertentu sehingga menyebabkan terjadi penguapan dengan cepat. Pada pasien

menyebabkan terjadi penguapan dengan cepat. Pada pasien dry eye syndromedry eye syndrome hanya ditemukan 10% yang mengalami ADDE, 35% mengalami EDE sedangkan hanya ditemukan 10% yang mengalami ADDE, 35% mengalami EDE sedangkan sisanya adalah campuran atau termasuk golongan yang tidak dikenali.

sisanya adalah campuran atau termasuk golongan yang tidak dikenali. (14) (14)

Tabel 2.1

Tabel 2.1 Klasifikasi Klasifikasi Dry eye syndrome Dry eye syndrome BerdasarkanBerdasarkan International Dry Eye International Dry Eye Workshop Workshop (14)(14) Tingkat Tingkat Keparahan Keparahan  Dry Eye  Dry Eye 1 2 3 4 1 2 3 4 Ketidaknya Ketidaknya manan, manan, keparahan, keparahan, dan dan frekuensi frekuensi Ringan

Ringan (mild)(mild) dan/atau dan/atau episodik; terjadi episodik; terjadi akibat stres akibat stres lingkungan lingkungan Sedang Sedang (moderate) (moderate),, episodik atau episodik atau kronik, stress kronik, stress atau tidak stres atau tidak stres

Berat dan sering Berat dan sering atau konstan atau konstan tanpa adanya tanpa adanya stress stress Berat

Berat (severe)(severe) dan/atau

dan/atau sangatsangat mengganggu mengganggu dan konstan dan konstan Gejala Gejala visual visual Tidak Tidak mengalami mengalami atau atau Menggangg Menggangg u dan/atau u dan/atau membatasi membatasi Mengganggu, Mengganggu, kronik dan/atau kronik dan/atau konstan, konstan, Konstan Konstan dan/atau dan/atau sangat sangat

(10)

mengalami mengalami kelelahan kelelahan ringan yang ringan yang episodic episodic aktifitas aktifitas episodic episodic membatasi membatasi aktifitas aktifitas mengganggu mengganggu Injeksi Injeksi konjungtiva konjungtiva Tidak ada Tidak ada hingga ringan hingga ringan ((mild mild )) Tidak ada Tidak ada hingga hingga ringan ringan ((mild mild )) +/- +/++ +/- +/++ Pewarnaan Pewarnaan konjungtiva konjungtiva Tidak ada Tidak ada hingga ringan hingga ringan ((mild mild )) Variable Sedang Variable Sedang ((moderatemoderate)) hingga berat hingga berat Berat Berat Pewarnaan Pewarnaan kornea kornea (tingkat (tingkat keparahan / keparahan / lokasi) lokasi) Tidak ada Tidak ada hingga ringan hingga ringan ((mild mild )) Variable

Variable Lokasi di Lokasi di sentral sentral Erosi Erosi punctatapunctata yang berat yang berat (( severe severe)) Kornea/tan Kornea/tan da air mata da air mata Tidak ada Tidak ada hingga ringan hingga ringan ((mild mild )) Debris Debris ringan, ringan, meniscus meniscus Keratitis Keratitis filament, ↓ filament, ↓  penggumpa  penggumpalanlan mukus, ↑ mukus, ↑ teartear debris debris Keratitis Keratitis filament, filament,  penggumpa  penggumpalanlan mukus, ↑ mukus, ↑ teartear debris

debris, ulkus, ulkus Kelopak/ke Kelopak/ke lenjar lenjar meibomian meibomian Variabel Variabel Meibomian Meibomian Gland Disease Gland Disease (MGD) (MGD) variabel variabel MGD MGD Sering Trikiasis, Sering Trikiasis, keratinisasi, keratinisasi, simblefaron simblefaron Tear Film Tear Film  Break Up  Break Up Time Time (TFBUT) (TFBUT) (detik) (detik) Variabel

Variabel ≤10≤10 ≤5≤5 SegeraSegera

 Nilai tes  Nilai tes schirmer schirmer (mm/5 min) (mm/5 min) Variable Variable ≤10 ≤10 ≤5 ≤5 ≤2≤2

*harus ada tanda dan gejala *harus ada tanda dan gejala

Berdasarkan

Berdasarkan  International  International Dry Dry eye eye WorkshopWorkshop yang dilaksanakan padayang dilaksanakan pada tahun 2007,

tahun 2007, dry eye syndromedry eye syndrome dibagi menjadi tiga berdasarkan gejalanya yaitudibagi menjadi tiga berdasarkan gejalanya yaitu ringan (

ringan (mild),mild), sedangsedang (moderate)(moderate) dan beratdan berat (severe)(severe). Pada kasus ringan. Pada kasus ringan (mild),(mild), gejala yang muncul adalah

gejala yang muncul adalah  scratchiness scratchiness, terbakar, atau menyengat, dan, terbakar, atau menyengat, dan  pengaburan

 pengaburan ringan ringan ketika ketika lapisan lapisan air air mata mata terganggu. terganggu. Pada Pada kasus kasus sedangsedang (moderate)

(moderate) ditandai dengan ketidak nyamanan mata, dan ketajaman mata secaraditandai dengan ketidak nyamanan mata, dan ketajaman mata secara visual terganggu. Sedangkan pada kasus berat

visual terganggu. Sedangkan pada kasus berat (severe)(severe) keadaan mata keringkeadaan mata kering semakin parah, lapisan air mata cepat terputus, lapisan air mata mengalami debris, semakin parah, lapisan air mata cepat terputus, lapisan air mata mengalami debris, kelopak mata terlihat lebih meniskus, meningkatnya mukosa dalam air mata, kelopak mata terlihat lebih meniskus, meningkatnya mukosa dalam air mata,

(11)

 pewarnaan

 pewarnaan kornea kornea dan dan konjungtiva, fikonjungtiva, filament lament mengalami mengalami keratitis keratitis dan dan kehilangankehilangan corneal cluster 

corneal cluster ..(2,14)(2,14)

 3.5

 3.5 D

Diagno

iagnosis

sis

 Dry

 Dry eye eye syndromesyndrome didiagnosis dengan gejala klinis, anamnesis yangdidiagnosis dengan gejala klinis, anamnesis yang lengkap tentang keluhan pasien, usia, pekerjaan, penyakit serta pemakaian lengkap tentang keluhan pasien, usia, pekerjaan, penyakit serta pemakaian obat-obatan yang mungkin dapat menjadi penyebab (ex : antidepresan, antihistamin, obatan yang mungkin dapat menjadi penyebab (ex : antidepresan, antihistamin, antihipertensi, beta bloker). Pemeriksaan klinis segmen anterior mata termasuk antihipertensi, beta bloker). Pemeriksaan klinis segmen anterior mata termasuk kelopak, sistem lakrimal, konjungtiva, epitel kornea, serta tekanan intraokuler. kelopak, sistem lakrimal, konjungtiva, epitel kornea, serta tekanan intraokuler. Pemeriksaan khusus lainnya penting dilakukan untuk menilai fungsi air mata Pemeriksaan khusus lainnya penting dilakukan untuk menilai fungsi air mata secara kualitas maupun kuantitas seperti:

secara kualitas maupun kuantitas seperti:(13)(13)

 Schirmer’s Test   Schirmer’s Test 

Gambar 2.4

Gambar 2.4 LokasiLokasi schirmer’s te schirmer’s testst Schirmer’s test

Schirmer’s test dilakukan untuk menilai kuantitas produksi air mata yangdilakukan untuk menilai kuantitas produksi air mata yang dihasilkan kelenjar lakrimal. Kertas filter schirmer 30 x 5 mm diletakkan pada dihasilkan kelenjar lakrimal. Kertas filter schirmer 30 x 5 mm diletakkan pada sakus inferior 1/3 temporal agar tidak menyentuh kornea tanpa anestesi topikal sakus inferior 1/3 temporal agar tidak menyentuh kornea tanpa anestesi topikal selama 5 menit. Bagian kertas yang basah sebesar >10 mm dianggap normal, selama 5 menit. Bagian kertas yang basah sebesar >10 mm dianggap normal, dibawah nilai tersebut dianggap mengalami

dibawah nilai tersebut dianggap mengalami dry eyedry eye. Tes juga dapat dilakukan. Tes juga dapat dilakukan menggunakan anestesi topikal untuk menilai sekresi dasar air. Penelitian menggunakan anestesi topikal untuk menilai sekresi dasar air. Penelitian dilakukan di dalam ruang tertutup tanpa hembusan kipas angin. Kedua mata dilakukan di dalam ruang tertutup tanpa hembusan kipas angin. Kedua mata diperlakukan secara serentak. Tes ini dapat dilakukan dengan mata terbuka atau diperlakukan secara serentak. Tes ini dapat dilakukan dengan mata terbuka atau tertutup, walaupun beberapa merekomendasikan dengan mata tertutup untuk tertutup, walaupun beberapa merekomendasikan dengan mata tertutup untuk menghilangkan kedipan mata. Jika tes ini dilakukan tanpa anestesi topikal, menghilangkan kedipan mata. Jika tes ini dilakukan tanpa anestesi topikal, dinamakan tes Schirmer I untuk mengukur refleks sekresi air mat

dinamakan tes Schirmer I untuk mengukur refleks sekresi air mat a.a. (13) (13)  Namun, jika dilakukan dengan

 Namun, jika dilakukan dengan menggunakan anestesi topikal, dinamakanmenggunakan anestesi topikal, dinamakan tes Schirmer II, untuk mengukur sekresi basal air

(12)

Te

Tea

ar B

r B rre

ea

ak-U

k-Up

p Ti

Tim

me

e (T

(TB

BUT

UT))

Tear break-up time (TBUT)

Tear break-up time (TBUT) dilakukan untuk menilai stabilitas lapisan airdilakukan untuk menilai stabilitas lapisan air mata. Lapisan air mata diberi pewarnaan fluoresin dan dilakukan pemeriksaan mata. Lapisan air mata diberi pewarnaan fluoresin dan dilakukan pemeriksaan kornea dengan menggunakan lampu biru. Apabila interval waktu antara mengedip kornea dengan menggunakan lampu biru. Apabila interval waktu antara mengedip dan terbentuknya

dan terbentuknya dry spotdry spot  pada  pada kornea kornea kurang kurang dari dari 10 10 detik detik dianggap dianggap abnormalabnormal (nilai normal 15 detik).

(nilai normal 15 detik). (13) (13) Pewarnaan

Pewarnaan

Pewarnaan fluoresin dapat mendeteksi adanya kerusakan epitel kornea Pewarnaan fluoresin dapat mendeteksi adanya kerusakan epitel kornea  pada penderita

 pada penderita dry eyedry eye berupa pungtata,  berupa pungtata, defek atau defek atau ulkus kornea. ulkus kornea. Pewarnaan rosePewarnaan rose  bengal, lissamin green dapat

 bengal, lissamin green dapat menilai keadaan sel-smenilai keadaan sel-s el konjungtiva dan kornea yangel konjungtiva dan kornea yang  patologis,

 patologis, yang tidak yang tidak dilapisi dilapisi musin musin serta serta filament. filament. Ketiga Ketiga pewarna pewarna ini ini mewarnaimewarnai seluruh permukaan mata, termasuk untaian mucus, filamen, dan area epitel yang seluruh permukaan mata, termasuk untaian mucus, filamen, dan area epitel yang tidak terlindungi oleh komponen musin dari glycocalyx. Terdapat beberapa skor tidak terlindungi oleh komponen musin dari glycocalyx. Terdapat beberapa skor  penilaian

 penilaian untuk untuk tes tes pewarnaan pewarnaan ini. ini. Namun, Namun, yang yang sering sering digunakan digunakan adalah adalah skalaskala  penilaian

 penilaian daridari The Van Bijsterveld The Van Bijsterveld , yang mengevaluasi intensitas pewarnaan, yang mengevaluasi intensitas pewarnaan dengan skala 0-3 dalam 3 area permukaan mata yaitu konjungtiva nasalis, dengan skala 0-3 dalam 3 area permukaan mata yaitu konjungtiva nasalis, konjungtiva temporalis dan kornea dengan maksimum skor

konjungtiva temporalis dan kornea dengan maksimum skor adalah 9.adalah 9. (13) (13)

Pada pewarnaan rose bengal, pewarnaan konjungtiva lebih intens Pada pewarnaan rose bengal, pewarnaan konjungtiva lebih intens dibandingkan kornea. Namun, pada kasus yang berat dapat mewarnai seluruh dibandingkan kornea. Namun, pada kasus yang berat dapat mewarnai seluruh kornea. Lokasi klasik pewarnaan rose bengal pada defisiensi

kornea. Lokasi klasik pewarnaan rose bengal pada defisiensi aqueousaqueous adalah padaadalah pada konjungtiva interpalpebral, yang berbentuk seperti dua segitiga (nasal dan konjungtiva interpalpebral, yang berbentuk seperti dua segitiga (nasal dan temporal) dengan basis terdapat pada limbus. Intensitas pewarnaan rose bengal temporal) dengan basis terdapat pada limbus. Intensitas pewarnaan rose bengal  berhubungan

 berhubungan dengan dengan derajat derajat keparahan keparahan dari dari defisiensidefisiensi aqueousaqueous, instabilitas air, instabilitas air mata, dan berkurangnya produksi mukus oleh sel goblet konjungtiva dan sel epitel mata, dan berkurangnya produksi mukus oleh sel goblet konjungtiva dan sel epitel non goblet. Pada penderita Sindrom Sjögren, skor pewarnaan Rose bengal lebih non goblet. Pada penderita Sindrom Sjögren, skor pewarnaan Rose bengal lebih  besar

 besar dibandingkan dibandingkan penderita penderita non non Sjögren, Sjögren, penyakit penyakit kelenjar kelenjar meibomian meibomian dandan orang normal.

(13)

 3.6

 3.6 M

Me

eka

kanism

nisme

e D

Drry

y e

eye

ye sy

synd

ndrro

om

me

e

Gambar 2.5

Gambar 2.5 MekanismeMekanisme Dry Eye Dry Eye(14)(14)

Gambar tersebut menunjukkan bahwa hiperosmolar dapat menyebabkan Gambar tersebut menunjukkan bahwa hiperosmolar dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan epithelium dengan mengaktifkan aliran inflammatory kerusakan pada permukaan epithelium dengan mengaktifkan aliran inflammatory di permukaan mata dan melepaskan mediator inflamasi kedalam air mata.

di permukaan mata dan melepaskan mediator inflamasi kedalam air mata. Dry eye Dry eye dapat menstimulasi saraf mata sehingga menyebabkan luka pada epitel. Hilangnya dapat menstimulasi saraf mata sehingga menyebabkan luka pada epitel. Hilangnya normal musin pada permukaan mata menyebabkan naiknya resistensi friksi antara normal musin pada permukaan mata menyebabkan naiknya resistensi friksi antara kelopak mata dan bola mata. Selama periode ini terjadi inflamasi neurogenik di kelopak mata dan bola mata. Selama periode ini terjadi inflamasi neurogenik di dalam kelenjar. Penyebab utama hiperosmolar pada air mata adalah penurunan dalam kelenjar. Penyebab utama hiperosmolar pada air mata adalah penurunan aliran air mata (

aliran air mata (low lacrimal flowlow lacrimal flow) akibat kegagalan kerja kelenjar lakrimal dan) akibat kegagalan kerja kelenjar lakrimal dan  peningkatan

 peningkatan penguapan penguapan cairan cairan air air mata. mata. Meningkatnya Meningkatnya penguapan penguapan dapatdapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dengan kelembapan rendah, aliran udara dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dengan kelembapan rendah, aliran udara yang tinggi dan keadaan pasien yang mengalami

yang tinggi dan keadaan pasien yang mengalami  Meibomian  Meibomian Gland Gland DysfunctionDysfunction (MGD), kondisi tersebut menyebabkan ketidakstabilan lapisan air mata. (MGD), kondisi tersebut menyebabkan ketidakstabilan lapisan air mata. Gangguan penghantaran dari kelenjar lakrimal ke kantung konjungtiva Gangguan penghantaran dari kelenjar lakrimal ke kantung konjungtiva menyebabkan menurunny

menyebabkan menurunnya aliran a aliran air mata.air mata. (14) (14)

Penghantaran air mata dapat terhalangi oleh jaringan parut konjungtiva Penghantaran air mata dapat terhalangi oleh jaringan parut konjungtiva atau hilangnya reflek sensoris yang menuju jaringan lakrimal dari permukaan atau hilangnya reflek sensoris yang menuju jaringan lakrimal dari permukaan

(14)

mata. Kerusakan kronis pada permukaan mata kering menyebabkan sensitifitas mata. Kerusakan kronis pada permukaan mata kering menyebabkan sensitifitas kornea dan reflek sekresi air mata menurun. Berbagai etiologi dapat menyebabkan kornea dan reflek sekresi air mata menurun. Berbagai etiologi dapat menyebabkan mata kering melalui mekanisme blok reflek sekretoris termasuk bedah refraktif mata kering melalui mekanisme blok reflek sekretoris termasuk bedah refraktif (LASIK mata kering), memakai kontak lensa, dan penyalahgunaan anestesi (LASIK mata kering), memakai kontak lensa, dan penyalahgunaan anestesi topikal.

topikal. (14) (14)

 3.7

 3.7 Pe

Pena

natta

ala

laksa

ksana

naa

an

n

Tabel 2.3

Tabel 2.3 Kategori terapi Kategori terapi dry eye syndromedry eye syndrome berdasarkan International berdasarkan International  Dry Eye

 Dry Eye WorkshopWorkshop(7)(7)

Macam Terapi

Macam Terapi PerlakuanPerlakuan

Lingkungan / Eksogen

Lingkungan / Eksogen  Edukasi dan modifikasi lingkunganEdukasi dan modifikasi lingkungan 

 MengeliminasMengeliminasi i efek pengobatan topikal atau efek pengobatan topikal atau sistemiksistemik Pengobatan topical

Pengobatan topical  Air mata buatan (artificial Air mata buatan (artificial tears), gel/saleptears), gel/salep 

 Antiinflamasi (siklosporin dan kortikosteroidAntiinflamasi (siklosporin dan kortikosteroid topikal)

topikal) 

 Agen mukolitikAgen mukolitik

 SerumSerum autologousautologous Pengobatan sistemik

Pengobatan sistemik  Asam lemak omega 3 (dapat meningkatkan resikoAsam lemak omega 3 (dapat meningkatkan resiko kanker prostat pada laki-laki)

kanker prostat pada laki-laki) 

 Tetrasiklin (untuk disfungsi kelenjar meibomian,Tetrasiklin (untuk disfungsi kelenjar meibomian, rosacea)

rosacea) 

 Antiinflamasi sistemikAntiinflamasi sistemik

 SecretagoguesSecretagogues Pembedahan

Pembedahan  Pemasangan sumbat punktumPemasangan sumbat punktum 

 Pemasangan sumbat punktum secara permanenPemasangan sumbat punktum secara permanen

 Penjahitan sepertiga kelopak mata (tarsorafi)Penjahitan sepertiga kelopak mata (tarsorafi)

 Perbaikan posisi kelopak mataPerbaikan posisi kelopak mata

 Selaput lendir, Selaput lendir, kelenjar saliva dan kelenjar saliva dan pencangkpencangkokanokan selaput amniotic

selaput amniotic Lainnya

Lainnya  Terapi pada kelopak mata (kompres air hangat)Terapi pada kelopak mata (kompres air hangat) 

 Kontak lensaKontak lensa

(15)

Pada kasus

Pada kasus dry eyedry eye ringan pengobatan cukup denganringan pengobatan cukup dengan artificial tearsartificial tears pada pada malam hari, kompres hangat dan

malam hari, kompres hangat dan massagemassage kelopak mata jika disertai radang tepikelopak mata jika disertai radang tepi kelopak mata (bleparitis). Pada kasus berat (pasca

kelopak mata (bleparitis). Pada kasus berat (pasca Stevens Johnson.s syndromeStevens Johnson.s syndrome,, trauma kimia/luka bakar) dapat dipertimbangkan pemakaiaan kontak lensa, serum trauma kimia/luka bakar) dapat dipertimbangkan pemakaiaan kontak lensa, serum autologus

autologus, terapi hormonal, siklosporin, oklusi pungtum bahkan tindakan operasi, terapi hormonal, siklosporin, oklusi pungtum bahkan tindakan operasi  bila terjadi komplikasi kornea.

(16)

BAB III BAB III LAPORAN KASUS LAPORAN KASUS 1. Identifikasi 1. Identifikasi  Nama

 Nama : : Ny. CANy. CA Umur

Umur : : 64 64 tahuntahun Alamat

Alamat : : Prada, Prada, Banda Banda AcehAceh Pekerjaan

Pekerjaan : : PensiunanPensiunan Agama

Agama : : IslamIslam

Status

Status : : Sudah Sudah MenikahMenikah CM

CM : : 0-84-72-280-84-72-28 Tanggal

Tanggal Pemeriksaan Pemeriksaan : 16 : 16 November November 20172017

2. Anamnesis

2. Anamnesis (Autoanamnesis, 16 November 2017) (Autoanamnesis, 16 November 2017)

Keluhan Utama: Keluhan Utama:

Mata kanan dan kiri berair Mata kanan dan kiri berair

Riwayat Perjalanan Penyakit: Riwayat Perjalanan Penyakit:

Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh dengan keluhan utama mata kanan dan kiri sering berair sejak 1 ± tahun yang lalu, dengan keluhan utama mata kanan dan kiri sering berair sejak 1 ± tahun yang lalu,  pasien

 pasien juga juga mengeluhkan mengeluhkan terkadang terkadang mata mata terasa terasa perih perih ketika ketika membaca. membaca. PasienPasien mempunyai riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan hiperlipidemia. Riwayat mempunyai riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan hiperlipidemia. Riwayat operasi pada mata (-), kelainan pada permukaan mata (-), mata perih (-), operasi pada mata (-), kelainan pada permukaan mata (-), mata perih (-),  pandangan

 pandangan berkabut berkabut (-), (-), riwayat riwayat penggunaan penggunaan obat obat amlodipin, amlodipin, diamicrondiamicron (gliclazide), simvastatin dan hyaloph ED (Sodium Hyaluronate).

(gliclazide), simvastatin dan hyaloph ED (Sodium Hyaluronate). Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat Penyakit Dahulu:

 Riwayat operasi pada mata (-)Riwayat operasi pada mata (-) 

 Riwayat memakai kacamata (+)Riwayat memakai kacamata (+) 

 Riwayat hipertensi (+)Riwayat hipertensi (+) 

(17)

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga: Riwayat Penyakit Dalam Keluarga:

 Riwayat kedua orang tua memakai kacamata (+)Riwayat kedua orang tua memakai kacamata (+)

Riwayat Pemakaian Obat : Riwayat Pemakaian Obat :

 Amlodipin, Diamicron (gliclazide), Simvastatin dan Hyaloph EDAmlodipin, Diamicron (gliclazide), Simvastatin dan Hyaloph ED

(Sodium Hyaluronate) (Sodium Hyaluronate) Riwayat Kebiasaan Sosial : Riwayat Kebiasaan Sosial :

 Sering membaca bukuSering membaca buku

3.

3. Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik Status Generalis Status Generalis Keadaan

Keadaan umum umum : : BaikBaik Kesadaran

Kesadaran : : Compos Compos MentisMentis Tekanan

Tekanan Darah Darah : : 130/80 130/80 mmHgmmHg  Nadi

 Nadi : : 80 x/menit, reguler, isi dan tegangan cuk80 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukupup Pernafasan

Pernafasan : : 20 20 x/menitx/menit Suhu

Suhu : : 36,736,7ooCC

Foto Klinis Foto Klinis

(18)

Status Oftalmologikus Status Oftalmologikus OD OS OD OS Visus 5/9 Visus 5/9 Add +3.00 Add +3.00 5/9 5/9 Add +3.00 Add +3.00 Kedudukan

Kedudukan Bola Bola Mata Mata OrthoforiaOrthoforia

Gerakan Bola Mata Gerakan Bola Mata

Segmen Anterior Segmen Anterior silia silia Palpebra superior Palpebra superior Palpebra inferior Palpebra inferior

Konjungtiva tarsus superior Konjungtiva tarsus superior Konjungtiva tarsus inferior Konjungtiva tarsus inferior Konjungtiva bulbi Konjungtiva bulbi Kornea Kornea Trichiasis (-) Trichiasis (-) Hiperemis (-) edema (-) Hiperemis (-) edema (-) Hiperemis (-) edema (-) Hiperemis (-) edema (-) Papil (-) folikel (-) Papil (-) folikel (-) Papil (-) folikel (-) Papil (-) folikel (-) Injeksi (-) Injeksi (-) Jernih Jernih Trichiasis (-) Trichiasis (-) Hiperemis (-) edema (-) Hiperemis (-) edema (-) Hiperemis (-) edema (-) Hiperemis (-) edema (-) Papil (-) folikel (-) Papil (-) folikel (-) Papil (-) folikel (-) Papil (-) folikel (-) Injeksi (-) Injeksi (-) Jernih Jernih

(19)

Bilik Mata Depan Bilik Mata Depan Iris Iris Pupil Pupil Lensa Lensa Sedang, jernih Sedang, jernih Kripta iris normal Kripta iris normal

Bulat, RC (+) Bulat, RC (+) Keruh Keruh Sedang, jernih Sedang, jernih Kripta iris normal Kripta iris normal

Bulat, RC (+) Bulat, RC (+) Keruh Keruh Pemeriksaan slitlamp Pemeriksaan slitlamp Cilia Cilia Konjungtiva Konjungtiva Kornea Kornea COA COA Iris Iris Lensa Lensa

Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Injeksi (-) Injeksi (-) Jernih Jernih Darah (-) pus (-) Darah (-) pus (-)

Warna coklat,kripta iris normal Warna coklat,kripta iris normal Keruh

Keruh

Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Injeksi (-) Injeksi (-) Jernih Jernih Darah (-) pus (-) Darah (-) pus (-)

Warna coklat,kripta iris normal Warna coklat,kripta iris normal Keruh

Keruh

Pemeriksaan

Pemeriksaan Tonometri Tonometri : : Tidak Tidak dilakukandilakukan Pemeriksaan

Pemeriksaan Gonioskopi Gonioskopi : : Tidak Tidak dilakukandilakukan

4.

4. Diagnosis Diagnosis KerjaKerja

Dry eyes + Presbiopi ODS Dry eyes + Presbiopi ODS

5. Penatalaksanaan 5. Penatalaksanaan

 Hyaloph (Sodium Hyaluronate) ED 3x1gtt ODSHyaloph (Sodium Hyaluronate) ED 3x1gtt ODS 

 Cendo Lyteers (Sodium Chloride + Kalium Cendo Lyteers (Sodium Chloride + Kalium Chloride) ED 3x1gtt ODSChloride) ED 3x1gtt ODS

(pemakaian selang 1 menit) (pemakaian selang 1 menit) 6. Prognosis

6. Prognosis Quo

Quo ad ad vitam vitam : : BonamBonam Quo

(20)

BAB IV BAB IV PEMBAHASAN PEMBAHASAN

Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh dengan keluhan utama mata kanan dan kiri sering berair sejak 1 ± tahun yang lalu, dengan keluhan utama mata kanan dan kiri sering berair sejak 1 ± tahun yang lalu,  pasien

 pasien juga juga mengeluhkan mengeluhkan terkadang terkadang mata mata terasa terasa perih perih ketika ketika membaca. membaca. PasienPasien mempunyai riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan hiperlipidemia. Riwayat mempunyai riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan hiperlipidemia. Riwayat operasi pada mata (-), kelainan pada permukaan mata (-), mata perih (-), operasi pada mata (-), kelainan pada permukaan mata (-), mata perih (-),  pandangan

 pandangan berkabut berkabut (-), (-), riwayat riwayat penggunaan penggunaan obat obat amlodipin, amlodipin, diamicrondiamicron (gliclazide), simvastatin dan hyaloph ED (Sodium Hyaluronate). Dari (gliclazide), simvastatin dan hyaloph ED (Sodium Hyaluronate). Dari  pemeriksaan

 pemeriksaan fisik fisik tidak tidak tampak tampak adanya adanya tanda-tanda tanda-tanda peradangan peradangan pada pada segmensegmen anterior mata. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik maka pasien ini diagnosis anterior mata. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik maka pasien ini diagnosis dengan

dengan Dry eye Dry eye..  Dry

 Dry eye eye syndromesyndrome (sindroma mata kering) adalah penyakit multifaktorial(sindroma mata kering) adalah penyakit multifaktorial dengan gejala berkurangnya cairan air mata dan gangguan pada permukaan mata dengan gejala berkurangnya cairan air mata dan gangguan pada permukaan mata akibat perubahan permukaan epitel sehingga menurunkan jumlah air mata dan akibat perubahan permukaan epitel sehingga menurunkan jumlah air mata dan sensitifitas permukaan mata dimana hal ini menyebabkan reaksi inflamasi. Di sensitifitas permukaan mata dimana hal ini menyebabkan reaksi inflamasi. Di Indonesia, angka kejadian

Indonesia, angka kejadian dry eyedry eye  sebesar 27,5%, dimana peningkatan  sebesar 27,5%, dimana peningkatan  prevalensinya berkaitan dengan usia, kebiasaan merokok,

 prevalensinya berkaitan dengan usia, kebiasaan merokok, dan pterigium.dan pterigium.(1-4)(1-4)  Dry

 Dry eye eye syndromesyndrome didiagnosis dengan gejala klinis, anamnesis yangdidiagnosis dengan gejala klinis, anamnesis yang lengkap tentang keluhan pasien, usia, pekerjaan, penyakit serta pemakaian lengkap tentang keluhan pasien, usia, pekerjaan, penyakit serta pemakaian obat-obatan yang mungkin dapat menjadi penyebab. Pemeriksaan klinis segmen obatan yang mungkin dapat menjadi penyebab. Pemeriksaan klinis segmen anterior mata termasuk kelopak, sistem lakrimal, konjungtiva, epitel kornea, serta anterior mata termasuk kelopak, sistem lakrimal, konjungtiva, epitel kornea, serta tekanan intraokuler. Pemeriksaan khusus lainnya penting dilakukan untuk menilai tekanan intraokuler. Pemeriksaan khusus lainnya penting dilakukan untuk menilai fungsi air mata secara kualitas maupun kuantitas seperti

fungsi air mata secara kualitas maupun kuantitas seperti Schirmer’s Test Schirmer’s Test  , , TBUTTBUT dan pewarnaan fluoresin.

dan pewarnaan fluoresin.(13)(13)

Manajemen terapi sindroma mata kering dilakukan dengan edukasi oleh Manajemen terapi sindroma mata kering dilakukan dengan edukasi oleh dokter mata kepada pasien tentang penyebab alami dan kronik dari

dokter mata kepada pasien tentang penyebab alami dan kronik dari dry eyedry eye dandan tujuan terapi sehingga manajemen terapi dapat tercapai. Terdapat beberapa tujuan terapi sehingga manajemen terapi dapat tercapai. Terdapat beberapa kategori perawatan untuk

kategori perawatan untuk dry eye syndromedry eye syndrome  berdasarkan berdasarkan  International  International Dry Dry eyeeye Workshop

Workshop tahun 2007 yaitu perawatan lingkungan, pengobatan topikal dantahun 2007 yaitu perawatan lingkungan, pengobatan topikal dan sistemik, pembedahan, dan lainnya. Penanganan yang paling penting dan paling sistemik, pembedahan, dan lainnya. Penanganan yang paling penting dan paling sering diberikan adalah

(21)

mengurangi osmolaritas, homeostasis normal dari permukaan mata, mengurangi osmolaritas, homeostasis normal dari permukaan mata, membersihkan kotoran pengiritasi dan toksik pada lapisan air mata dan membersihkan kotoran pengiritasi dan toksik pada lapisan air mata dan melindungi permukaan mata.

(22)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA 1.

1. Alkozi Hanan Awad, Colligris Basilio, Pintor Jesus. 2013. RecentAlkozi Hanan Awad, Colligris Basilio, Pintor Jesus. 2013. Recent Developments on Dry Eye Disease Treatment Compounds.

Developments on Dry Eye Disease Treatment Compounds. USA.USA. Elsevier B.V. Elsevier B.V. on behalf of Saudi Ophthalmological Society, King 

on behalf of Saudi Ophthalmological Society, King  Saudi University.Saudi University. www.sciencedirect.com.

www.sciencedirect.com. p. 19 p. 19 2.

2. Catania Louis J., Scott Clifford A., Larkin Michael, et al. 2011. Care of theCatania Louis J., Scott Clifford A., Larkin Michael, et al. 2011. Care of the Patient with Ocular Surface Disorders. the AOA Board of Trustees

Patient with Ocular Surface Disorders. the AOA Board of Trustees. American. American Optometric Association 243 N. Lindbergh Blvd., St. Louis, MO 63141-7881. Optometric Association 243 N. Lindbergh Blvd., St. Louis, MO 63141-7881.  p. p. 8

8 –  –  85 85 3.

3. Uchino M, Nishiwaki Y, Michikawa T, et al. 2011. Prevalence and risk factorsUchino M, Nishiwaki Y, Michikawa T, et al. 2011. Prevalence and risk factors of dry eye disease in Japan Koumi study.

of dry eye disease in Japan Koumi study. Ophthalmology 118(12)Ophthalmology 118(12). p. 2361. p. 2361 –  –  2367

2367 4.

4. Lee AJ, Lee J, Saw S-M, Gazzard G, et al. 2002. Prevalence and Risk FactorsLee AJ, Lee J, Saw S-M, Gazzard G, et al. 2002. Prevalence and Risk Factors Associated with Dry Eye Symptoms: A Population Based Study in Indonesia. Associated with Dry Eye Symptoms: A Population Based Study in Indonesia.  Br J Ophthalmol 86.

 Br J Ophthalmol 86. p. 1347 p. 1347 –  –  1351 1351 5.

5. Chan Colin, Stapleton Fiona, Garrett Qian, et al. 2015. The Epidemiology ofChan Colin, Stapleton Fiona, Garrett Qian, et al. 2015. The Epidemiology of Dry Eye Disease.

Dry Eye Disease.  Berlin.  Berlin. Dry Dry Eye: Eye: A A Practical Practical Approach, Approach, Essentials Essentials inin Ophthalmology. Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Ophthalmology. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. p. 25 p. 25 –  –  27 27 6.

6. Mahmood Ammar M. Al, Al-Swailem Samar A. 2014Mahmood Ammar M. Al, Al-Swailem Samar A. 2014 .. Essential Fatty Acids inEssential Fatty Acids in The Treatment of Dry Eye Syndrome: A Myth or Reality?.

The Treatment of Dry Eye Syndrome: A Myth or Reality?.  Elsevier  Elsevier B.V. B.V. onon behalf of Saudi Ophthalmological Society, King Saud University

behalf of Saudi Ophthalmological Society, King Saud University . p. 195. p. 195 7.

7. Coleman Anne L., Emptage Nicholas P., Collins Nancy, et al. 2013Coleman Anne L., Emptage Nicholas P., Collins Nancy, et al. 2013 .. Dry EyeDry Eye Syndrome.

Syndrome. USA. American Academy of Ophthalmology.USA. American Academy of Ophthalmology. p. 4 p. 4 –  –  30 30 8.

8. Weisenthal Robert W., Natalie A. Afshari, Charles S. Bouchard, et al. 2014.Weisenthal Robert W., Natalie A. Afshari, Charles S. Bouchard, et al. 2014. Clinical Approach to Ocular Surface Disorders, in External Disease and Clinical Approach to Ocular Surface Disorders, in External Disease and Cornea.

Cornea. San Fransisco. American Academy of OSan Fransisco. American Academy of Ophthalmology.phthalmology. p. 45 - 79. p. 45 - 79. 9.

9. Perry Henry D. 2008. Dry Eye Disease: Pathophysiology, Classification, andPerry Henry D. 2008. Dry Eye Disease: Pathophysiology, Classification, and Diagnosis. Volume 14 Number 3.

Diagnosis. Volume 14 Number 3. USA. The American Journal of ManagedUSA. The American Journal of Managed Care

Care. p. 79. p. 79 –  –  85 85 10.

10. Lawrence M.Levine, Vikram S. Brar, Michael H. Goldstein, et al. 2014.Lawrence M.Levine, Vikram S. Brar, Michael H. Goldstein, et al. 2014. Biochemistry and Metabolism: Tear Film, in Fundamentals and Principles of Biochemistry and Metabolism: Tear Film, in Fundamentals and Principles of Ophthalmology, American Academy of

Ophthalmology, American Academy of Ophthalmology.Ophthalmology. San FransiscoSan Fransisco. p. 30. p. 30 11.

11. Hosaka E., Kawamorita T., Ogasawara Y., 2011. Interferometry in theHosaka E., Kawamorita T., Ogasawara Y., 2011. Interferometry in the evaluation of precorneal tear film thickness in dry eye.

evaluation of precorneal tear film thickness in dry eye. Am J Ophthalmol. Am J Ophthalmol. p. 18 p. 18  – 

 –  23 23 12.

12. Essa Laika. 2014. What is The Optimum Artificial Tears Treatment for DryEssa Laika. 2014. What is The Optimum Artificial Tears Treatment for Dry Eye?.

Eye?. Aston University. USA Aston University. USA. p. 52-56. p. 52-56 13.

13. Asyari Fatma. 2007. Dry Eye Syndrome (Sindroma Mata Kering). Volume 20Asyari Fatma. 2007. Dry Eye Syndrome (Sindroma Mata Kering). Volume 20  Number 4.

 Number 4. Indonesia. Dexa Media Indonesia. Dexa Media. p. 162. p. 162 –  –  166 166 14.

14. Lemp Michael A., Baudouin Christophe, Baum Jules, et al. 2007. TheLemp Michael A., Baudouin Christophe, Baum Jules, et al. 2007. The Definition and Classification of Dre Eye Disease : Report of the Definition and Definition and Classification of Dre Eye Disease : Report of the Definition and Classification Subcommittee of the International Dry Eye Workshop (2007). Classification Subcommittee of the International Dry Eye Workshop (2007). Volume 5 No. 2.

Volume 5 No. 2. Washington. Ethis Communications, Inc. The Ocular SurfaceWashington. Ethis Communications, Inc. The Ocular Surface  ISSN: 1542-0124

(23)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

Halaman Halaman LEMBAR

LEMBAR JUDUL JUDUL ... ... ii

LEMBAR

LEMBAR PENGESAHAN PENGESAHAN ... ... iiii DAFTAR

DAFTAR ISI ISI ... ... iiiiii BAB

BAB I I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... ... 11 BAB

BAB II II TINJAUAN TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA ... ... 33 BAB

BAB III III LAPORAN LAPORAN KASUS KASUS ... .... 1616 BAB

BAB IV IV PEMBAHASAN PEMBAHASAN ... ... 2020 DAFTAR

(24)

Laporan Kasus

Laporan Kasus

Dry Eyes

Dry Eyes

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik

Senior pada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Mata Senior pada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin

Banda Aceh Banda Aceh

Oleh: Oleh:

NADYA IZZATY AWAY

NADYA IZZATY AWAY

1307101030118

1307101030118

Pembimbing:

Pembimbing:

dr. SAIFUL BASRI, Sp.M

dr. SAIFUL BASRI, Sp.M

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN MATA BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN

BANDA ACEH BANDA ACEH

2017 2017

(25)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Assalamualaikum Wr.Wb Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatukan kepada Allah SWT atas berkat Puji dan syukur penulis panjatukan kepada Allah SWT atas berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus

rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “yang berjudul “ DRY EYE  DRY EYE ”” ini.

ini.

Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang dalam kepada Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang dalam kepada  pembimbing

 pembimbing dr. dr. Saiful Saiful Basri, Basri, Sp.M Sp.M atas atas bimbingan bimbingan yang yang diberikan diberikan sehinggasehingga  penulis dapat

 penulis dapat menyelesaikan menyelesaikan laporan laporan kasus kasus ini, ini, serta serta kepada berkepada berbagai pihabagai pihak k yangyang telah membantu.

telah membantu.

Penulis sangat menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, Penulis sangat menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna,  penulis

 penulis mengharapkan mengharapkan adanya adanya kritik kritik dan dan saran saran membangun membangun dari dari pembaca. pembaca. AtasAtas  perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih

 perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih Wassalamualaikum Wr.Wb

Wassalamualaikum Wr.Wb

Banda Aceh, November 2017 Banda Aceh, November 2017

 Nadya Izzaty Away  Nadya Izzaty Away

Gambar

Gambar 2.3 Klasifikasi Klasifikasi Dry Eye  Dry Eye Berdasarkan Berdasarkan National Eye Institute /Industry  National Eye Institute /Industry Workshop
Foto KlinisFoto Klinis

Referensi

Dokumen terkait

Banyak diantara penyebab sindrom mata kering mempengaruhi lebih dari satu komponen film air mata atau berakibat perubahan permukaan mata yang secara sekunder menyebabkan

Seringkali penyakit tertentu tidak hanya menyebabkan timbulnya satu gejala, tetapi serangkaian gejala yang disebut sindroma (syndrom). Suatu penyakit dapat menimbulkan gejala

Gangguan penghidu pada penyakit sinonasal seperti rinosinusitis kronik atau rinitis alergi disebabkan inflamasi dari saluran nafas yang menyebabkan berkurangnya aliran udara dan

Abstrak: Frailty Syndrome (FS) adalah suatu sindroma geriatrik dengan karakteristik berkurangnya kemampuan fungsional dan fungsi adaptasi yang diakibatkan oleh degradasi

◦ Gejala: nyeri, atau kering, sekitar mata, dan ada yang menganjal di dalam mata dengan penglihatan yang buram. ◦ Pengobatan: obat tetes mata yang mengandung cairan yang dibuat

◦ Gejala: nyeri, atau kering, sekitar mata, dan ada yang menganjal di dalam mata dengan penglihatan yang buram. ◦ Pengobatan: obat tetes mata yang mengandung cairan yang dibuat

• Efusi pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura.. • Penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan

KESIMPULAN Kambing sapera yang mengalami penyakit pink eye ditandai dengan adanya air atau cairan keputihan yang keluar dari mata, kebengkakan pada mata, kemerahan pada konjungtiva