• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA FILING DAN ASSEMBLING BERDASARKAN TEORI WISN DI RS.PERMATA MEDIKA SEMARANG TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA FILING DAN ASSEMBLING BERDASARKAN TEORI WISN DI RS.PERMATA MEDIKA SEMARANG TAHUN 2015"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA FILING DAN

ASSEMBLING BERDASARKAN TEORI WISN

DI RS.PERMATA MEDIKA SEMARANG

TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd,

PK) dari Program Studi DIII RMIK

Oleh :

EVITA AMALINA

NIM D22.2012.01204

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2015

(2)

HALAMAN HAK CIPTA

© 2015

(3)
(4)
(5)
(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulilahhirobil alamin,panjat syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesehatan dan semangat buat aku dalam menyelesaikan karya tulis IImiah ini.

Karya tulis IImiah ini special ku persembahkan untuk :

Bapak dan mamah yang telah mendidik dan menyayangiku sampai saat ini,tak kenal lelah memberikan doa serta dukungan moral maupun material agar saya terus maju.

Mbk nita dan mas tejo yang selalu memberi semangat dan wawasan untuk bekerja,adekku fala n eza yang selalu ngangeni aku sayang kalian

Buat seseorang yang terspesial dihatiku,terima kasih atas support n semangat dalam menyusun karya tulis ilmiah ini dan tak pernah bosan mendengar keluh kesahku selama ini.

Sahabat – sahabat ku SMA Fitri,anggun,nopi,desi walau beda kampus kita tetap berkumpul dan memberi semangat terima kasih yang selalu menghibur disaat aku merasa lelah,makasih canda tawamu .

Septi,nana,diah cintami n vika terima kasih buat dukungan n support dan yang selalu menemani kekampus n perpustakaan .

Teman – teman kos Nakula 1 no 39 (ANYELIR) septi,lina,eka,diyan,ratih,dina,yunita,tika,inka kekompakan n canda tawamu tak akan bisa terlupakan.

Teman – teman seperjuangan RMIK angkatan 2012.Terima kasih atas support dan kerjasamanya.Semoga kita semua sukses.See you on top guys

(7)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Evita Amalina

Tempat & Tanggal Lahir : Pekalongan, 29 Agustus 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Gebangkerep RT 01 RW 11 Sragi Pekalongan

Riwayat Pendidikan :

1. TK Pertiwi Tahun 2000

2. SD Negeri 1 Gebangkerep Tahun 2001-2006 3. SMP Negeri 1 SiwalanTahun 2007-2009 4. SMA Negeri 1 Sragi Tahun 2010-2012

5. Program Studi D-III RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun 2012

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyusun Laporan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “analisa Kebutuhan Tenaga Kerja di Bagian Filing dan Assembling Berdasarkan teori WISN Di R.Permata Medika Semarang Tahun 2015“.

Adapun penyusunan Karya Tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat menyelesailkan Program Studi Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah Ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M. Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

3. Bapak Arif Kurniadi, M.Kom selaku Ketua Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

4. Ibu Retno Astuti Setijaningsih, SS, MM, selaku Ketua Panitia Karya Tulis Ilmiah. 5. Bapak Jaka Prasetya, S.Kep, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Karya Tulis

Ilmiah.

6. Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, Selaku Direktur di Rumah Sakit Permata Medika Semarang.

7. Ibu Sri Wahyuni.Amd selaku koordinator di Rumah Sakit Permata Medika Semarang.

8. Seluruh Dosen D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah membagi ilmu bagi kami baik secara langsung maupun tidak langsung.

9. Seluruh karyawan RS.Permata Medika Semarang serta semua pihak yang membantu selama proses pengambilan data.

10. Orang tua dan Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan serta doanya. 11. Seluruh teman-teman Rekam Medis,khususnya angkatan tahun 2012 yang telah

(9)

Sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya rekan-rekan mahasiswa Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan serta akan menjadi suatu sumbangsih bagi perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Semarang,Agustus 2015

(10)

Program Studi D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Semarang 2015 ABSTRAK

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN DAN ASSEMBLING BERDASARKAN TEORI WISN DI RS.PERMATA MEDIKA SEMARANG TAHUN 2015

EVITA AMALINA

Berdasarkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada tahun 2014 yang cenderung meningkat yaitu 84.879 pasien perhari, terdapat 18 poliklinik dengan jumlah petugas filing dan assembling berjumlah 3 orang, diketahui beban kerja masing-masing petugas terlalu tinggi. Hal ini mengakibatkan tingginya resiko kelelahan dan kecelakaan kerja pada petugas, ditambah dengan letak filing yang berada di ruang bawah tanah rumah sakit, maka perlu dilakukan perhitungan kebutuhan tenaga kerja untuk mengetahui beban kerja serta kebutuhan petugas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan jumlah tenaga kerja berdasarkan teori WISN di bagian filing dan assembling RS.Permata Medika SemarangTahun 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan menggunakan metode observasi dan wawancara serta menggunakan pendekatan secara cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah DRM tahun 2014 dan jumlah petugas filing dan assembling dan semua populasi digunakan sebagai sampel jumlah kunjungan tahun 2014 sebanyak 84.879 dan 3 petugas filing dan assembling.

Hasil pengamatan filing dan assembling didapatkan rata-rata waktu perkegiatan petugas dalam merakit DRM,menganalisa kelengkapan isi DRM,mengambil DRM,dan mengembalikan DRM sebesar petugas A 28.1, petugas B 27, petugas C 26.9. karakteristik petugas filing DAN assembling umur antara 22 – 33 tahun, pendidikan SMK,D3 RMIK,dan S1 Pendidikan, jenis kelamin laki – laki dan perempuan, lama kerja 1 – 5 tahun. Hari efektif per tahun untuk petugas tetap yaitu 262 Kuantitas pokok untuk petugas filing rawat jalan tetap yaitu 27.260 DRM dan kuantitas pokok untuk petugas assembling yaitu 11.600

Dari hasil perhitungan dengan metode WISN diketahui jumlah kebutuhan tenaga kerja filing dan assembling untuk petugas tetap yaitu 4 petugas.Maka disimpulkan perlu adanya penambahan untuk petugas filing dan assembling agar sesuai dengan beban kerja yang ada.

Kata Kunci : Tenaga kerja, beban kerja, filing, assembling WISN Kepustakaan :12 (1980 – 2015)

(11)

Program D-III Study of Medical Records and Health Information Faculty of Health Dian University Nuswantoro Semarang 2015 ABSTRACT

ANALYSIS OF LABOR IN PART AND ASSEMBLING BASED ON THEORY OF WISN IN RS.PERMATA MEDIKA Semarang 2015

EVITAAMALINA

Based on the number of outpatient visits in 2014 are likely to increase that 84 879 patients per

day, there are 18 polyclinics with the number of workers filing and assembling numbered 3,

known to the workload of each officer is too high. This results in a high risk of fatigue and

accidents at officers, coupled with the filing location is located in the basement of the hospital, it

is necessary to calculation of labor needs to know the workload and the need petugas.Penelitian

aims to determine the needs of the workforce based WISN theories in the filing and assembling

RS.Permata

Medika

SemarangTahun

2015.

This research is descriptive, using observation and interviews as well as using cross sectional

approach. The population used in this study is the number of DRM in 2014 and the number of

workers filing and assembling and all the population used as a sample number of visits in 2014

as

many

as

84

879

and

3

officers

filing

and

assembling.

Filing and assembling observations obtained an average time perkegiatan DRM officer in

assembling, analyzing the completeness of the contents of DRM, take the DRM and DRM

restore A clerk at 28.1, officer B 27, C 26.9 officer. characteristics filing clerk AND assembling

aged between 22-33 years, vocational education, D3 RMIK, and S1 Education, male gender -

men and women, working long 1-5 years. Effective days per year for workers fixed at 262

Quantity staple for filing officer outpatient DRM fixed at 27 260 and the quantity of goods to

workers

assembling

namely

11,600

From the results of calculations by the method of WISN unknown number of labor requirements

for filing and assembling fixed at 4 petugas.Maka officer concluded the need for the addition to

filing

and

assembling

personnel

to

match

the

existing

workload.

Keywords:

Labor,

workload,

filing,

assembling

WISN

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Hak Cipta ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Persembahan ... v

Halaman Riwayat Hidup ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

(13)

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Ruang Lingkup ... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis ... 6

B. Assembling ... 8

C. Filing ... 9

D. Mutu Pelayanan Kesehatan ... 10

E. Ergonomi ... 11

F. Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja ... 16

G. Time Series Data atau Trend Data(Analisa Deret Berkala) ... 17

H. Penetapan Waktu longgar dan waktu baku ... 18

I. Prosedur Perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan WISN ... 20

J. Metode sederhana untuk menetapkan jumlah pengamatan ... 26

K. Kerangka Teori ... 29

(14)

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Variabel Penelitian ... 31

C. Definisi Operasional ... 32

D. Populasi dan Sampel ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 39

F. Cara Pengumpulan Data ... 39

G. Pengolahan Data ... 40

H. Analisa Data ... 40

BAB IV : HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit ... 41

B. Gambaran Umum Pelayanan Rekam Medis ... 45

C. Job Description ... 46

D. Hasil Pengamatan ... 50

E. Hasil Perhitungan dan Analisa Beban Kerja petugas assembling dan Filling ... 53

F. Pembahasan ... 65

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Jumlah Pengamatan ... 28

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 32

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Awal Waktu Kerja Merakit ... 34

Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Awal Waktu Kerja Menganalisis atau Meneliti Kelengkapan formulir DRM rawat inap ... 35

Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Awal Waktu Kerja Mencarikan DRM rawat jalan ... 36

Tabel 3.5 Hasil Pengamatan Awal Waktu Kerja Mendistribusikan DRM rawat jalan .... 37

Tabel 3.6 Hasil Pengamatan Awal Waktu Kerja Mengembalikan DRM rawat jalan ... 38

Tabel 4.1 Kapasitas Kerja Petugas Assembling dan Filing ... 50

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Petugas assembling A ... 50

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Petugas assembling B ... 51

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Petugas assembling C... 51

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Petugas filing A ... 52

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Petugas filing B ... 52

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Petugas filing C... 53

Tabel 4.8 Standar Kelonggaran Kategori ... 56

(16)

Tabel 4.10 Perhitungan Trend dengan Menggunakan Kuadrat Terkecil ... 57

Tabel 4.11 Jumlah Pasien Rawat Inap... 58

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Telah melakukan Penelitian 2. Struktur organisasi URM Permata Medika Semarang 3. Pedoman Observasi

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Rumah sakit adalah suatu unit pelayanan kesehatan yang sangat kompleks dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan demi mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Sehingga rumah sakit di tuntut untuk professional dalam melakukan berbagai jenis pelayanan kesehatan terhadap pasien agar pasien mendapat pelayanan yang memuaskan di rumah sakit tersebut.[2]

Berdasarkan Permenkes RI No.269/Menkes/Per/III/2008 Bab I,pasal 1, menyebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien ,pemeriksaan,pengobatan,tindakan,dan pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien.Salah satu bagian yang menunjang kelancaran pelayanan di bidang rekam medis adalah bagian assembling.[2]

Dalam suatu unit rekam medis,terdapat berbagai macam sub unit yang membantu terlaksananya sistem rekam medis.salah satunya adalah sub unit assembling yang mempunyai tugas pokok diantaranya: (a) merakit kembali DRM dari rawat jalan,gawat darurat,rawat inap,untuk menjadi urut dan runtut sesuai dengan kronologi penyakit pasien yang bersangkutan,(b) meneliti kelengkapan data yang harus tercatat didalam formulir rekam medis sesuai dengan kasus rekam medisnya,(c) meneliti kebenaran pencatatatan data rekam medis sesuai dengan kasus penyakitnya,(d) mengendalikan DRM yang dikembalikan di unit pencatat data karena isinya tidak lengkap,(e) mengendalikan penggunanan nomor rekam medis dan,(f) mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan formulir rekam medis.Dokumen rekam medis pasien yang sudah selesai pelayanan kesehatannya dan sudah di isi oleh unit pencatat data

(19)

rekam medis akan di distribusikan ke sub unit assembling bersama-sama dengan sensus harian rawat inap.

Seiring dengan bertambahnya jumlah dokumen rekam medis dari tahun ke tahun,maka masalah tenaga kerja terhadap beban kerja perlu di kaji lebih lanjut.Hal ini di maksudkan untuk mengetahui kesesuaian jumlah tenaga kerja dengan beban kerja.Beban kerja yang tinggi dengan jumlah tenaga yang tidak sesuai menyebabkan produktifitas menurun .Apabila hal ini terjadi maka akan dapat mempengaruhi pelayanan di rumah sakit sub unit rekam medis.

Di Rumah Sakit Permata Medika Semarang sub unit filing yang merangkap menjadi sub unit assembling yang mempunyai tugas pokok (a) merakit kembali dokumen rekam medis (b) meneliti kelengkapan data yang seharusnya tercatat di dalam formulir rekam medis sesuai dengan kasus penyakitnya.petugas filling yang bekerja merangkap menjadi sub unit assembling sebanyak satu orang.Hari kerja di assembling 6 hari yaitu senin sampai sabtu dan jam kerja di assembling yaitu jam 07.00-14.00 WIB.Berdasarkan survey awal terlihat tumpukan dokumen rekam medis yang belum diurutkan dan di teliti ketidaklengkapannya.Petugas diassembling yang kadang tidak melihat isi dokumen rekam medis,karena dengan adanya tiga seorang petugas diassembling dan filing.Hal ini mengakibatkan berkurangnya mutu pelayanan,karena jika seorang pasien ingin berobat kembali dan dokumen rekam medisnya belum selesai diurutkan dan diteliti kembali maka tidak adanya kesinambungan informasi kesehatan pasien tersebut.Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan peneliti tentang analisis beban kerja di sub unit assembling RS.Permata Medika Semarang.

B. Rumusan Masalah

Petugas filling yang merangkap pekerjaan assembling,yang mengakibatkan dokumen menumpuk dan tidak di lihat satu persatu isi dari kelengkapan dokumen,jadi peneliti menarik kesimpulan dengan rumusan masalah.Berapakah beban kerja yang dibutuhkan di bagian sub unit assembling unit rekam medis RS.Permata Medika periode tahun 2015?

(20)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui beban kerja di bagian sub unit filing dan assembling di RS.Permata Medika Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui prosedur tetap pekerjaan di bagian assembling RS.Permata Medika Semarang.

b. Mengetahui beban kerja di bagian assembling tahun 2015 c. Memprediksi beban kerja di bagian assembling tahun 2015

d. Menghitung hari kerja selama satu tahun untuk menghitung waktu kerja efektif di bagian assembling RS.Permata Medika Semarang Provinsi Jawa Tengah.

e. Mengetahui jam kerja untuk menghitung jam kerja efektif dalam waktu satu tahun di bagian assembling RS.Permata Medika Semarang Provinsi Jawa Tengah.

f. Menghitung waktu kerja per kegiatan dan PFD (Personal Fatique Delay) untuk menghitung standar beban kerja per tahun di bagian assembling RS.Permata Medika Semarang Provinsi Jawa Tengah.

g. Menghitung beban kerja di bagian assembling tahun 2015 dengan menggunakan metode WISN.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman dalam bidang ergonomi,khususnya tentang analisa beban kerja di bagian assembling.

2. Bagi Rumah Sakit

Dapat menjadi masukan bagi rumah sakit dalam perencanaan jumlah petugas di bagian assembling sampai dengan tahun 2015.

(21)

3. Bagi Akademik

Sebagai referensi bagi pengmbangan ilmu ergonomi khususnya tentang beban kerja di perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro.

E. Ruang Lingkup 1. Lingkup Keilmuan

Lingkup keilmuan yang digunakan adalah ilmu rekam medis dan informasi kesehatan. 2. Lingkup Materi

Lingkup materi yang di gunakan adalah ilmu ergonomi,khususnya tentang analisa beban kerja di bagian assembling.

3. Lingkup Lokasi

Lokasi peneliti adalah bagian assembling RS.Permata Medika Semarang. 4. Lingkup Metode

Metode yang digunakan dalam peneliti adalah metode observasi dan wawancara. 5. Lingkup Objek

Objek atau sasaran dalam peneliti ini adalah pekerjaan petugas rekam medis bagian assembling.

6. Lingkup Waktu

(22)

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A.REKAM MEDIS

1. Pengertian Rekam Medis

Dalam Permenkes No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang di maksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien,hasil pemeriksaan,pengobatan yang telah diberikan,serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Catatatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pelayanan kesehatan.Sedangkan dokumen adalah catatan dokter,dokter gigi,dan tenaga kesehatan tertentu,laporan hasil pemeriksaan penunjang,catatan observasi dan pengobatan harian dan semua rekaman,baik berupa foto radiologi,gambar pencitraan (imaging) dan rekaman elektro diagnostik.

Rekam medis harus dibuat secara tertulis,lengkap,dan jelas dan dalam bentuk teknologi informasi elektronik yang di atur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan.Catatan-catatan tersebut sangat penting dalam pelayanan bagi pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam menentukan keputusan,baik pengobatan,penanganan,tindakan medis dan lainnya.Dokter atau dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai peraturan yang berlaku. [1]

2. Tujuan dan kegunaan Rekam Medis a. Tujuan

(23)

1) Menjelaskan tentang pentingnnya rekam medis dalam aspek pengobatan pasien dan yang di atur dalam peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008.

2) Memahami aspek hukum rekam medis.Disamping itu,perlu juga di pahami tentang aspek hukum Rahasia Medis [1]

b. Kegunaan Rekam medis 1) Administrasi

Data dan informasi yang dihasilkan rekam medis dapat digunakan manajemen untuk melaksanakan fungsinya guna pengelolaan berbagai sumber daya.

2) Legal

Rekam medis sebagai alat bukti yang dapat melindungi kepentingan hukum terhadap pasien,penyedia pelayanan kesehatan (dokter,perawat,dan tenaga kesehatan lainnya) serta pengelola dan pemilik sarana pelayanan kesehatan. 3) Financial

Setiap jasa yang di terima pasien bila di catat dengan lengkap dan benar maka dapat digunakan untuk menghitung biaya yang harus dibayar oleh pasien,selain itu jenis dan jumlah kegiatan pelayanan yang tercatat dalam formulir dapat di gunakan untuk memprediksikan pendapatan dan biaya sarana pelayanan kesehatan.

4) Research

Berbagai macam penyakit yang telah di catatdalam dokumen rekam medis dapat digunakan sebagai alat penelitian oleh dokter,mahasiswa dan tenaga kesehatan lainnya.

5) Education

Rekam medis dapat digunakan sebagai alat pendidikan bagi dokter,mahasiswa dan tenaga kesehatan lainnya.

(24)

6) Documentation

Rekam medis sebagai alat bukti tertulis tentang pelayanan yang telah di berikan oleh rumah sakit dan keperluan lainnya.[2]

B. UNIT REKAM MEDIS BAGIAN ASSEMBLING 1. Deskripsi pokok assembling

a. Merakit kembali dokumen rekam medis dari rawat jalan,gawat darurat,dan rawat inap menjadi urut atau runtut sesuai dengan kronologi pasien yang bersangkutan. b. Meneliti kelengkapan data yang seharusnya tercatat di dalam formulir rekam medis

sesuai dengan kasus penyakitnya.

c. Meneliti kebenaran pencatatan data rekam medis sesuai dengan kasus penyakitnya.

d. Mengendalikan dokumen rekam medis yang dikembalikan ke unit pencatatan data karena lainnya tidak lengkap.

e. Mengendalikan penggunaan nomor rekam medis.

f. Mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan formulir rekam medis. [12] 2. Fungsi yang terkait di assembling

a. Perakit formulir rekam medis. b. Peneliti isi data rekam medis.

c. Pengendali dokumen rekam medis tidak lengkap.

d. Pengendali penggunaan nomor rekam madis dan formulir rekam medis.

C. UNIT REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING 1. Tugas Pokok dan Fungsi Filing

a. Menyimpan DRM dengan metode tertentu dengan kebijakan rumah sakit. b. Mengambil kembali DRM untuk berbagai keperluan.

(25)

c. Meretensi DRM sesuai dengan ketetapan yang di tentukan sarana pelayanan kesehatan.

d. Memisahkan penyimpanan DRM aktif dengan DRM in aktif. e. Membantu dalam nilai guna rekam medis.

f. Menyimpan DRM yang di abadikan.

g. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis. h. penyimpanan DRM.

i. Penyedia DRM untuk berbagai keperluan.

j. Pelindung arsip-arsip dari DRM terhadap kerahasiaan isi data rekam medis. k. Pelindung DRM dari bahaya kerusakan fisik,kimiawi, dan biologi. [12]

2. Tata Cara Pengiriman DRM

Pengambilan DRM dari rak file sebelum di serahkan / digunakan untuk keperluan pelayanan.Misal : untuk control ke URJ,opname di URI dan lain –lain yang perlu dicatat.Dan sebelum masuk rak file lagi harus dicatat pula pada buku kendali.Pada dasarnya semua surat/dokumen,baik keluar ataupun masuk perlu dicatat pada kartu/buku kendali.Pencatatan surat/dokumen diperlukan untuk mempermudah pengendalian.

3. Tata Cara Pengendalian

DRM yang telah disimpan akan digunakan kembali untuk berbagai keperluan pelayanan.Agar DRM yang keluar dari rak file (penyimpanan).Dapat dikendalikan agar mudah diketahui keberadaan dan penggunaannya.Maka setiap pengembalian DRM harus disisipi tracer atau sebagai pengganti DRM dalam rak filling tersebut.Apabila DRM kembali pada rak filingnya lagi,baru tracer boleh diambil.Tracer juga bermanfaat untuk menghitung tingkat penggunaan DRM berdasarkan tujuan penggunaan atau unit pengguna.Tingkat penggunaan DRM tersebut bermanfaat untuk mengukur aktifitas filing yang digunakan untuk perencanaan tenaga dan sarana penyimpanan.

(26)

D. MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Mutu pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep manajemen berfokus pelanggan atau konsumen inovatif dan partisipatif yang mempengaruhi setiap individu individu dalam organisasi dan mutu dapat bertahan melalui transformasi budaya.Definisi mutu adalah kepatuhan pada persyaratan, ia menyatakan bahwa pihak manajemenlah yang bertanggung jawab dalam menentukan persyaratan yang harus di patuhi menurut kebutuhan nyata pelanggan.Ketidak patuhan terhadap standar mengakibatkan perlu di lakukan langkah penilaian mutu.Sekali lagi,hal itu langsung terkait dengan penekan biaya karena pelayanan yang tidak bermutu menyebabkan masalah dan akibatnya sejumlah uang harus di keluarkan untuk mengatasi masalah tersebut.Untuk peningkatan mutu pelayanan juga mengurangi angka drop-out.Mutu di terapkan secara operasional sebagai sebuah paradigma manajemen yang melingkupi empat komponen utama: (1) penataan ualng mutu (2) pelatihan mutu (3) strategi jaminan mutu(quality assurance) (4) perbaikan mutu (quality improvement).[7]

E. ERGONOMI

1. Pengertian Ergonomi

Ergonomi berasal dari kata Yunani “ERGOS” (bekerja) dan “NOMOS” (hukum alam),bermakna sebagai: ilmu yang meneliti perakitan antara orang dengan lingkungan kerjanya (the scientific study of the relationship between man and his working environment).Sasaran dari ergonomi sudah jelas yaitu bahwa agar tenaga kerja dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi (efektif) tetapi dengan suasana yang tentram ,aman,dan nyaman.

Sebagaimana telah kita ketahui,ergonomi adalah studi ilmiah tentang perakitan antara manusia dengan lingkungan kerjanya.Yang dimaksud dengan lingkungan kerja disini bukan hanya lingkungan sekitar dimana ia bekerja,melainkan juga termasuk alat,perkakas,bahan,metode kerja,penataan pekerjaan baik sebagai orang-seorang maupun

(27)

rekan sekelompok kerjanya.Semuanya itu tentu harus di perkaitkan dengan watak orangnya,kecakapannya,kapasitasnya serta keterbatasannya.[3]

2. Tujuan Ergonomi

a. Meneliti tentang kemampuan dan keterbatasan manusia secara fisik maupun psikologik. b. Penataan meja kerja di Unit rekam medis.

c. Perencanaan tenaga kerja melalui perhitungan kebutuhan jumlah tenaga kerja .

d. Perencanaan letak dan desain loket pendaftaran berperan penting dalam mendukung kecepatan pelayanan.

e. Desain dan penataan rak file di unit rekam medis. 3. Produktivitas kerja

Produktivitas menggambarkan perbandingan atau rasio antara keluaran dan masukan : Produktivitas : Keluaran

Masukan

Jelas bahwa produktivitas kita katakana meningkat apabila :

a. Volume/kuantitas keluaran bertambah besar,tanpa menambah jumlah masukan. b. Volume/kuantitas keluaran tidak bertambah,akan tetapi masukannya akan berkurang. c. Volume/kuantitas keluaran bertambah besar sedang masukannya juga berkurang. d. Jumlah masukan bertambah,asalkan volume/kuantitas keluaran bertambah berlipat

ganda.

Untuk memenuhi cita-cita meningkatkan produktivitas tersebut,berbagai upaya telah di lakukan dan diperkembangkan secara terus-menerus.

4. Kapasitas Kerja a. Umur

(28)

Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun.Pada umur 50-60 tahun,kekuatan otot menurun 25%,kemampuan sensoris-motoris menurun 60%.Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang yang berumur lebih dari 60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur orang yang berumur 25 tahun.

b. Jenis Kelamin

Secara umum wanita hanya mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari kemampuan fisik atau kemampuan otot laki-laki .Tetapi dalam hal tertentu wanita lebih teliti dari laki-laki.Untuk kerja kerja fisik wanita mempunyai VO2 maksimal 15 – 30 % lebih rendah dari laki-laki.Selain itu wanita mempunyai maksimum tenaga aerobic sebesar 2,4 L/menit,sedangkan pada laki-laki sedikit lebih tinggi yaitu 3,0L/ menit.

c. Anthropometri

Data anthropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara mengoperasikannya.Kesesuaian hubungan antara anthropometri pekerja dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja,tingkat kelelahan,kemampuan kerja dan produktivitas.

d. Status kesehatan dan nutrisi

Status kesehatan dan nutrisi atau keadaan gizi berhubungan erat satu sama lainnyadan berpengaruh pada produktivitas dan efisiensi kerja.Dalam melakukan pekerjaan tubuh memerlukan energy,apabila kekurangan baik secara kuantitatif maupun kualitatif kapasitas kerja akan terganggu.Perlu keseimbangan antara in take energy dan output yang harus di keluarkan.[11]

e. Kesegaran jasmani

Kesehatan jasmani adalah suatu kesanggupan atau kemampuan dari tubuh manusia untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap beban fisik yang di hadapi tanpa

(29)

menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki kapasitas cadangan untuk melakukan aktifitas berikutnya.

f. Kemampuan kerja fisik

Suatu kemampuan fungsional seseorang untuk mampu melakukan pekerjaan tertentu yang memerlukan aktifitas otot pada periode waktu tertentu.[4]

5. Beban Kerja

Hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai factor yang sangat komplek,baik faktor internal maupun faktor eksternal,yaitu sebagai berikut :

a. Faktor Internal

Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal.Faktor internal meliputi :

1) Faktor somatis,meliputi: umur,jenis kelamin,kondisi kesehatan,status gizi,ukuran tubuh,dll.

2) Faktor psikis

meliputi:motivasi,persepsi,kepercayaan,keinginan,kepuasan,dll b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja.Yang termasuk beban kerja eksternal adalah :

1) Tugas-tugas itu sendiri 2) Organisasi

3) Lingkungan kerja[10] 6. Waktu kerja

Waktu kerja bagi seseorang menentukan efisiensi dan produktivitasnya.Segi penting dalam persoalan waktu kerja meliputi :

a. Lamanya seseorang dapat bekerja dengan baik. b. Hubungan antara waktu kerja dengan istirahat.

(30)

c. Waktu kerja sehari menurut periode yang meliputi pagi,siang,sore dan malam.

Jam kerja untuk petugas adalah 6-8 jam perhari atau 36-48 jam perminggu.Selebihnya digunakan untuk istirahat.

7. Kelelahan Kerja

a. Definisi Kelelahan

Lelah pada umumnya di artikan dengan menurunnya efisiensi dan berkurangnya kekuatan bertahan.karena banyaknya pengertian tentang kata “lelah”,maka anda harus pandai memilih pemakaian kata lelah yang sesuai dengan peristiwanya..Fisiologi telah membedakan antara lelah ototi dan lelah umum.Lelah ototi berupa gejala kesakitan yang amat sangat ketika otot menderita tegangan berlebihan.Lelah umum adalah suatu tahap yang di tandai oleh rasa berkurangnya kesiapan untuk mempergunakan energi.[3] b. Penyebab terjadinya kelelahan

1) Aktivitas kerja fisik 2) Aktivitas kerja mental

3) Atasiun kerja tidak ergonomis 4) Sikap paksa

5) Kerja statis

F. CARA PENGUKURAN DAN PENCATATAN WAKTU KERJA

Ada tiga metode yang umum digunakan untuk mengukur elemen-elemen kerja dengan menggunakan jam henti (stop-watch),yaitu :

1. Pengukuran waktu secara terus-menerus (continous timing)

Pada pengukuran waktu secara terus menerus pengamat kerja akan menekan tombol stop-watch pada saat elemen kerja pertama kali di mulai dan membiarkan jarum jam

(31)

petunjuk stop-watch berjalan terus menerus sampai periode atau siklus kerja selesai berlangsung.

2. Pengukuran waktu secara berulang-ulang (repetitive timing)

Pada pengukuran waktu secara berulang-ulang jarum stop-watch akan selalu dikembalikan lagi ke posisi nol pada setiap akhir dari elemen kerja yang di ukur.Setelah di lihat dan di catat waktu kerja diukur kemudian tombol di tekan lagi dan segera jarum penunjuk bergerak untuk mengukur elemen kerja berikutnya.

3. Pengukuran waktu secara penjumlahan (accumulative timing)

Pada pengukuran waktu secara penjumlahan menggunakan dua atau lebih stop-watch.Apabila stop-watch pertama di jalankan ,maka stop watch nomor dua berhenti,apabila elemen kerja sudah berakhir maka terus di tekan agar menghentikan gerakan jarum dari stop-watch pertama dan menggerakan stop-watch kedua untuk mengukur elemen kerja berikutnya,selanjutnya pengamat bisa mencatat data waktu yang di ukur oleh stop-watch pertama.[5]

G. TIME SERIES DATA ATAU TREND DATA (ANALISA DERET BERKALA)

Analisa deret berkala adalah variasi variable dari waktu ke waktu dalam bentuk angka-angka indeks.Dalam analisa deret berkala,metode yang paling sering di gunakan untuk menentukan persamaan trend adalah metode kuadrat terkecil.

Persamaan garis berbentuk y= a+bx,dimana : y: nilai variabel y pada suatu waktu tertentu

a: pemotongan antara garis trend dengan sumbu tegak (y) a=nilai y, jika x=0

b: kemiringan garis trend,besarnya perubahan variable y yang terjadi pada setiap perubahan satu unit variable x

(32)

x: periode waktu deret berkala

Pada metode kuadrat terkecil langkah-langkah yang di pergunakan adalah : a. Menyusun data sesuai dengan urutan tahunnya.

b. Menentukan tahun yang terletak di tengah-tengah tahun. c. Hitung nilai xy dan x2 ,lalu cari jumlah y,jumlah xy dan jumlahx2. d. Mencari harga a dengan rumus :

a = ∑y n

dan harga b dengan rumus : b = ∑xy

∑x2

e. Menentukan nilai a dan b dalam persamaaan trend y= a+bx

f. Untuk meramaikan pada tahun yang akan datang,maka di lanjutkan bilangan atau kode tahun yang telah di buat sampai kode tahun yang akan di ramaikan.[6]

H. Penetapan Waktu longgar dan Waktu Baku

Waktu normal adalah semata-mata menunjukan bahwa seorang operator yang yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan/tempo kerja yang normal.Walaupun demikian kita akan melihat bahwa tidaklah bisa diharapkan operator tersebut akan mampu bekerja secara terus-menerus sepanjang hari tanpa adanya interupsi sama sekali.Tapi kenyataan operator akan sering menghentikan kerja dan membutuhkan waktu-waktu khusus untuk keperluan seperti personal needs,istirahat melepas lelah dan alas an-alasan lain di luar kontrolnya.Sedangklan waktu baku adalah sama dengan waktu normal kerja dengan waktu longgar.Waktu longgar yang dibutuhkan bisa di klasifikasikan menjadi :

(33)

1. Kelonggaran waktu untuk kebutuhan personal (Personal Allowance)

Jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personal dapat di terapkan dengan jalan melaksanakan aktifitas time study sehari kerja penuh atau dengan metode sampling kerja.Personal allowance untuk pekerjaan yang relative ringan dimana operator bekerja 8 jam per hari tanpa jam istirahat yang resmi sekitar 2 – 5% (10 sampai 24 menit).Sedangkan untuk pekerjaan yang berat dan kondisi kerja yang tidak untuk personil allowancenya lebih dari 5%.

2. Kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah (Fatique Allowance)

Kelelahan fisik manusia bisa disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya adalah kerja yang membutuhkan pikiran banyak (lelah mental) dan kerja fisik.Untuk menetapkan jumlah waktu yang di ijinkan untuk istirahat melepas lelah ini sangat sulit dan kompleks sekali.Waktu yang di butuhkan untuk keperluan istirahat akan sangat tergantung pada individu yang bersangkutan,interval waktu dari siklus kerja dimana pekerja akan memikul beban kerja secara penuh,kondisi lingkungan fisik pekerjaan,dan faktor-faktor lainnya.Lama waktu periode istirahat dan frekuensi pengadaannya akan tergantung pada jenis pekerjaaan yang ada tentunya.Yang paling umum di lakukan adalah memberikan satu kali periode istirahat pada pagi hari dan sekali lagi pada saat siang menjelang sore hari,lama waktu periode istirahat yang di berikan berkisar antara 5 – 15 menit.

3. Kelonggaran waktu karena keterlambatan-keterlambatan (Delay Allowance)

Keterlambatan atau delay bisa di sebabkan oleh faktor-faktor yang sangat sulit untuk dihindarkan (unavoidable delay).Untuk avoidable delay disini terjadi dari saat ke saat yang yang umumnya disebabkan oleh mesin,operator,ataupun hal-hal lain yang diluar kontrol.Macam dan lamanya keterlambatan untuk suatu aktivitas kerja dapat di tetapkan dengan teliti dengan melaksanakan aktivitas time study secara penuh ataupun bisa juga dengan kegiatan sampling kerja.Untuk mempermudah perhitungan biasanya fatique allowance juga akan di nyatakan sama (prosentase dari normal time) dan begitu pula

(34)

halnya dengan delay.Disamping itu ada kecenderungan untuk mempertimbangkan allowance time ini sebagai waktu yang di berikan/dilonggarkan untuk berbagai macam hal per hari kerja.

Dengan demikian waktu baku tersebut dapat diperoleh dengan mengaplikasikan rumus sebagai berikut :[5]

I. Prosedur Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan metode WISN (Work Load indicator Staff need/kebutuhan SDM Kesehatan berdasarkan indicator beban kerja)

Metode perhitungan kebutuhan SDM dengan metode WISN

Salah satu metode perencanaan kebutuhan tenaga adalah workload Indicator Of Staffing Need (WISN),yaitu metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada beban kerja nyata yang di laksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan ,kelebihan metode ini mudah di operasikan,mudah digunakan,secara teknis mudah di terapkan,komprehensif dan realistis.Metode WISN dapat diterapkan untuk menghitung setiap jenis tenaga di fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit Salah satu unit di rumah sakit yang berperan besar dalam menunjang kegiatan operasional kegiatan rumah sakit adalah instalasi Rekam Medis.[7]

Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini,yaitu: a. Menetapkan waktu kerja tersedia

b. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM c. Menyusun standar beban kerja

d. Menyusun standar kelonggaran

Standar time = Normal Time + (Normal Time x % Allowance) atau

Standar Time = Normal Time x 100%

(35)

e. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja[7] Langkah – langkah metodologi WISN :

1. Memilih Kategori Staf Untuk Pengembangan WISN

Metodologi WISN dapat digunakan untuk menghitung susunan kepegawaian yang di butuhkan bagi seluruh kategori staf di semua jenis unit kerja,tetapi perlu di tetapkan prioritas bagian mana yang akan digunakan dalam mengembangkan WISN.[8]

2. Menghitung Waktu Kerja Tersedia

Langkah berikutnya dalam metodologi WISN adalah menentukan banyaknya waktu yang dimiliki seorangdalam suatu kategori staf tertentu untuk melaksanakan tugasnya.Untuk menghitung waktu kerja tersedia,jumlahkan semua hari ketidak hadiran karena berbagai alasan lalu kurangkan jumlah tersebut dari keseluruhan hari kerja yang mungkin dalam setahun.

Menghitung waktu kerja tersedia dengan rumus: Waktu kerja tersedia = {A-(B+C+D) x E } dimana A = Jumlah hari kerja yang mungkin dalam setahun B= Jumlah hari libur nasional dalam setahun

C= jumlah hari cuti tahunan (termasuk cuti bersama) dalam setahun

D= jumlah hari tidak masuk karena sakit,pelatihan atau alasan lainnya dalam setahun E= Waktu kerja dalam satu hari.[8]

3. Menetapkan Komponen Beban Kerja

Komponen – komponen beban kerja dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Kegiatan utama unit kerja yang dilaksanakan oleh semua staf tersebut.Ada catatan statistik untuk kegiatan - kegiatan ini.

b. Kegiatan penunjang penting yang di lakukan oleh semua staf tersebut.Tidak ada catatan statistik untuk kegiatan - kegiatan ini.

(36)

c. Kegiatan lain yang dikerjakan oleh staf tertentu (bukan semua)dalam kategori staf ini.Tidak ada catatan statistik untuk kegiatan – kegiatan ini.

4. Menetapkan Standar Kegiatan

Suatu standar kegiatan adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang terdidik dan terlatih dengan baik,terampil,dan bededikasi untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan standar professional dalam keadaan setempat.Ada dua jenis standar kegiatan yang berbeda yaitu:

a. Standar Pelayanan

Standar pelayanan adalah standar kegiatan bagi kegiatan – kegiatan yang baginya tersedia catatan statistik tahunan.Ini diukur sebagai waktu rata-rata yang dibutuhkan seorang staf untuk melaksanakan kegiatan tersebut.Dalam menetapkan standar pelayanan,perhitungan waktunya dimulai dari saat suatu kegiatan mulai dilaksanakan hingga kegiatan yang sama berikutnya dimulai.

b. Standar Kelonggaran

Standar kelonggaran ditulis sebagai persentase dari waktu kerja atau waktu kerja sesungguhnya.Pencatatan dan pelaporan merupakan kegiatan penunjang yang penting bagi banyak tenaga kesehatan. Standar kelonggaran bagi kegiatan penunjang dapat dinyatakan sebagai “empat belas persen dari waktu kerja” atau sebagai “satu jam setiap hari kerja” (dimana rata-rata waktu kerja harian adalah 7,2 jam).[8]

5. Menyusun Beban – beban Kerja Standar

Beban kerja standar adalah banyaknya kerja (dalam satu kegiatan pelayanan utama) yang dapat dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan dalam setahun.Beban kerja standar di tetapkan untuk semua kegiatan yang utama.Perhitungan suatu beban kerja standar mengasumsikan bahwa staf tersebut hanya mengerjakan kegiatan yang sedang dibuatkan beban kerja standarnya selama setahun itu.Rumus yang digunakan untuk

(37)

menghitung beban kerja standar suatu kegiatan pelayanan tergantung kepada apakah waktu bagi standar pelayanan dinyatakan sebagai unit waktu atau kecepatan kerja.Rumus perhitungan standar beban kerja dibagi menjadi dua yaitu:

Apabila Standar Pelayanan dinyatakan dalam unit waktu :

Apabila Standar Pelayanan dinyatakan dalam kecepatan kerja :

6. Menghitung Faktor – faktor Kelonggaran

Sistem informasi kesehatan secara teratur mengumpulkan data semua kegiatan pelayanan ini. Tetapi staf juga diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penting lainnya yang datanya tidak direkam dalam statistik tahunan. Bagian pedoman ini mengajarkan kepada Kita cara memperhitungkan waktu yang dihabiskan oleh semua atau beberapa staf dalam kategori WISN Kita untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan ini. Kita akan belajar untuk mengubah Standar Kelonggaran yang telah ditetapkan sebelumnya menjadi Faktor-faktor Kelonggaran Kategori atau Individu.

Faktor Kelonggaran Kategori digunakan sebagai pengali dalam penentuan jumlah keseluruhan staf yang dibutuhkan pada langkah WISN berikutnya. FKK dihitung dengan cara sebagai berikut:

a. Ubahlah Standar Kelonggaran Kategori dari setiap kegiatan penunjang yangpenting menjadi persentase waktu kerja.

b. Jumlahkan semua Standar Kelonggaran Kategori tersebut. Beban Kerja Standar = WKT setahun : unit waktu untuk kegiatan

(38)

c. Gunakan rumus matematik dibawah ini untuk mendapatkan FKK dari jumlah persentase diatas.

Faktor Kelonggaran Individu memperhitungkan waktu kerja yang digunakan beberapa staf dalam kategori staf WISN Kita untuk kegiatan-kegiatan tambahan. FKI menghitung berapa petugas yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan ini secara “setara purna waktu” (whole time equivalent, WTE). FKI baru ditambahkan dalam perhitungan akhir dari keseluruhan kebutuhan staf. Perhitungannya sebagi berikut:

a. Kalikan masing-masing Standar Kelonggaran Individu dengan jumlah orang yang melakukan kegiatan tersebut.

b. Jumlahkan semua hasil yang diperoleh diatas.

c. Bagilah hasil tersebut dengan Waktu Kerja Tersedia (WKT).[8] 7. Menentukan kebutuhan Staf berdasarkan WISN

Menetukan berapa keseluruhan kebutuhan staf untuk mengatasi semua komponen dari beban kerja saat ini dari kategori staf WISN di Unit Kerja Kita. Untuk ini, Kita membutuhkan laporan statistik upaya pelayanan-pelayanan kesehatan utama dari tahun lalu. Kita membutuhkannya untuk semua kegiatan pelayanan utama yang dihitung Beban Kerja Standar nya.Kita menentukan kebutuhan total staf untuk tiga jenis kegiatan yang berbeda:

a. Kegiatan Pelayanan Utama: Bagilah beban kerja setahun dari setiap kegiatan dengan Beban Kerja Standar yang bersangkutan. Kita akan mendapatkan jumlah staf yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut. Jumlahkan semua kebutuhan bagi setiap kegiatan untuk mendapatkan jumlah total kebutuhan staf untuk semua kegiatan pelayanan utama. b. Kegiatan penunjang penting yang dilakukan setiap orang: Kalikan kebutuhan staf bagi kegiatan-kegiatan pelayanan utama dengan Faktor Kelonggaran Kategori. Kita akan

(39)

memperoleh jumlah staf yang dibutuhkan bagi semua kegiatan pelayanan utama dan penunjang penting.

c. Kegiatan tambahan beberapa anggota staf: Tambahkan Faktor Kelonggaran Individu (FKI) kepada kebutuhan staf diatas. Kita memperoleh jumlah total kebutuhan staf berdasarkan WISN. Disini telah ikut diperhitungkan keseluruhan staf yang dibutuhkan untuk melaksanakan ketiga jenis kegiatan. [8]

J. Metode Sederhana Untuk Menetapkan Jumlah Pengamatan

Untuk membuat estimasi mengenai jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan ,the maytag company telah mencoba memperkenalkan prosedur sebagai berikut :

1. Laksana pengamatan/pengukuran awal dari elemen kegiatan yang ingin di ukur waktunya dengan ketentuan sebagai berikut :

a. 10 kali pengamatan untuk kegiatan yang berlangsung dalam siklus sekitar 2 menit atau kurang.

b. 5 kali pengamatan untuk kegiatan yang berlangsung dalam siklus waktu yang lebih besar dari 2 menit.

2. Tentukan nilai range,yaitu perbedaan nilai terbesar (H) dan nilai terkecil (L) dari hasil pengamatan yang di peroleh.

3. Tentukan harga rata-rata (average) yaitu X yang merupakan hasil waktu (data) pengamatan yang diperoleh dibagi dengan banyaknya pengamatan (n) yang telah di laksanakan.Harga n berkisar 1/10 kali pengamatan.Harga rata-rata tersebut secara kasar bisa di dekati dengan cara menjumlahkan nilai data yang tertinggi dan data terendah dan dibagi dengan 2 atau dengan formulasi (HL)/2

4. Tentukan nilai dari range di bagi dengan harga rata-rata .Nilai tersebut bisa diformulasikan (R/X).

(40)

5. Tentukan jumlah pengamatan yang di perlukan atau seharusnya dilaksanakan dengan menggunakan table berikut (95 % convidence level dan 5% degree accuracy untuk 90% convidence level dan 10% degree accurancy maka n ditemukan di bagi 4).

6. Apabila harga (R/X) tidak bisa dijumpai persis sama seperti yang tertera di dalam table,maka diambil data yang paling dekat.[5]

Table 2.1 Jumlah Pengamatan yang diperlukan (N)

untuk 95% convidence level dan 5% degree of accurancy (precision)

R/X Data Sampel Dari R/X Data Sampel Dari R/X Data Sampel Dari 5 10 5 10 5 10

(41)

0.10 0.12 0.14 0.16 0.18 0.20 0.22 0.24 0.26 0.28 0.30 0.32 0.34 0.36 0.38 0.40 3 4 6 8 10 12 14 17 20 23 27 30 34 38 43 47 2 2 3 4 6 7 8 10 11 13 15 17 20 22 24 27 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50 0.52 0.54 0.56 0.58 0.60 0.62 0.64 0.66 0.68 0.70 0.72 52 57 63 68 74 80 86 93 100 107 114 121 129 137 145 153 30 33 36 39 42 46 49 53 57 61 65 69 74 78 83 88 0.74 0.76 0.78 0.80 0.82 0.84 0.86 0.88 0.90 0.92 0.94 0.96 0.98 1.00 162 171 180 190 199 209 218 229 239 250 261 273 284 296 93 98 103 108 113 119 125 131 138 143 149 156 162 169 J.KERANGKA TEORI

Kuantitas kegiatan per tahun:

- job description - volume kegiatan - jumlah hari kerja per tahun

(42)

Gambar 2.1 Kerangka Teori Kapasitas kerja : - Umur - Jenis kelamin - Pendidikan - Pengetahuan - Lama kerja - Kemampuan kerja fisik.

Standar beban kerja : - Jam kerja per

tahun

- Waktu kerja per kegiatan - PFD Kebutuha n tenaga kerja Kelelahan Prokdutivitas Mutu pelaya nan (beban kerja)

(43)

K. KERANGKA KONSEP

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Kuantitas kegiatan per tahun

:

- Job description - Volume kegiatan - Jumlah hari kerja per

tahun Kapasitas kerja : - Umur - Jenis kelamin - Pendidikan - Lama kerja

Standar beban kerja : - Jam kerja per tahun - Waktu kerja per

kegiatan - PFD

Kebutuhan tenaga kerja

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu jenis penelitin yang menggambarkan keadaan sebenarnya.Metode yang digunakan peneliti adalah observasi,dengan pendekatan cross sectional yaitu mengukur standar untuk pekerjaan yang dilakukan petugas assembling[9]

B. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

a. Kuantitas kegiatan per tahun 1) Job description

2) Volume kegiatan

3) Jumlah hari kerja per tahun b. Kapasitas kerja

1) Umur

2) Jenis kelamin 3) Pendidikan 4) Lama kerja

c. Standar beban kerja 1) Jam kerja per tahun 2) Waktu kerja per kegiatan 3) PFD

(45)

2. Variabel Terikat

Kebutuhan tenaga kerja di bagian assembling dan filling RS.Permata Medika Semarang Tahun 2015

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

N0. Variabel Definisi Operasional

1. a.Pendidikan

b.Umur

c.Jenis kelamin

d.Lama kerja

a. Tingkat pendidikan terakhir yang telah ditempuh seseorang.

Lama seseorang hidup dalam satu tahun dihitung dari tahun lahir sampai saat ini.

b. Jenis kelamin responden,yaitu laki-laki dan perempuan.

c. Lama seseorang bekarja dihitung dari tahun mulai bekerja sampai saat ini.

2. Kuantitas kegiatan pokok per tahun

a.Waktu kerja per kegiatan

b.PFD

a. Kuantitas kegiatan pokok pertahun adalah hari kerja efektif dalam satu tahun dikali dengan jumlah kerja per hari.

b. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan satu kegiatan.

c. Waktu longgar yang diberikan untuk kebutuhan pribadi dari responden.

d. Kegiatan yang dilakukan oleh petugas assembling dan filing.

(46)

c.Deskripsi kegiatan

e. Jumlah hari kerja petugas selama satu tahun dikurangi cuti,pendidikan,pelatihan,libur nasional dan ketidak hadiran.

3. Kuantitas kegiatan pokok per tahun

a.Volume kegiatan b.Hari kerja efektif

a. Kuantitas pokok per tahun adalah hari kerja efektif dalam satu tahun dikali dengan jumlah kerja perhari

b. Beban kerja di assembling dan filling.

c. Jumlah hari kerja petugas selama satu tahun di kurangi dengan cuti per tahun,pendidikan dan pelatihan,hari libur nasional,dan ketidakhadiran kerja

4. Kebutuhan tenaga kerja

d. Hasil yang didapatkan dari kuantitas kegiatan dibagi standar beban kerja ditambah standar kelonggaran yang didapatkan dari data-data primer dan sekunder.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah petugas assembling dan filing RS.Permata Medika Semarang Jawa Tengah yang berjumlah 3 orang .

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah total populasi yaitu petugas assembling dan filing RS.Permata Medika Semarang Provinsi Jawa Tengah yang berjumlah tiga orang

(47)

.Metode penentuan sampel adalah menggunakan metode yang dikenal oleh Maytag Company serta dengan 5 kali pengamatan adalah sebagai berikut :

a. Petugas assembling menerima dan mengecek pengembalian dokumen rawat inap dari bangsal .DRM yang telah diterima oleh petugas kemudian di buka satu per satu serta melepas formulir yang tidak terpakai kemudian diurutkan kembali sesuai dengan nomor formulir atau riwayat pelayanan pasien.

Tabel 3.2

Hasil pengamatan awal waktu kerja : Merakit Rawat Inap Di RS.permata Medika Semarang

No Waktu yang diperlukan (menit)

1. 06.45 2. 06.20 3. 06.10 4.. 06.00 5. 05.00 Total 29.75 (R) = 06.45 – 05.00 (X) = 29.75 / 5 = 5.95 = 1,45 (R/X) = 1.45 / 5.95 = 0.24 17 Sampel

b. Dokumen yang telah diurutkan selanjutnya diteliti kelengkapannya dan menulis no RM pada formulir yang belum terisi nomornya serta diberi kartu kendali

Tabel 3.3

Hasil pengamatan awal waktu kerja :Menganalisis atau meneliti kelengkapan formulir DRM rawat inap

(48)

Di RS.Permata Medika Semarang No Waktu yang diperlukan (menit)

1. 05.00 2. 06.10 3. 06.45 4. 06.20 5. 06.15 Total 29,9 (R) = 06.45 – 05.00 (X) = 29.9 / 5 = 5.98 = 1,45 (R/X) = 1.45 / 5.98 = 0.24 17 Sampel

c. Petugas filing yang telah menerima billingan dari petugas pendaftaran kemudian akan mengecek pada komputer filing kapan pasien tersebut terakhir berobat,kemudian petugas filing mencatat nomor rekam medis pada selembaran kertas untuk mencarikan DRM rawat jalan,mendistribusikan DRM rawat jalan,mengembalikan DRM rawat jalan

(49)

Tabel 3.4

Hasil pengamatan awal waktu kerja :Mencarikan DRM rawat jalan Di RS.Permata Medika Semarang

No Waktu yang diperlukan (menit)

1. 05.12 2. 05.10 3. 05.22 4. 05.21 5. 06.00 Total 26.65 (R) = 06.00 – 05.10 (X) = 26.65 / 5 = 5.33 = 0.9 (R/X) = 0.9 / 5.33 = 0.16 8 Sampel d. Mendistribusikan DRM rawat jalan

Tabel 3.5

Hasil pengamatan awal waktu kerja : Mendistribusikan DRM rawat jalan Di RS.Permata Medika Semarang

No Waktu yang diperlukan (menit)

1. 06.55

2. 06.35

3. 06.00

4. 05.66

(50)

Total 30 (R) = 06.55 – 05.44 (X) = 30 / 5 = 6 = 1,11 (R/X) = 1,11 / 6 = 0.18 10 Sampel

e. Petugas kurir akan mengembil DRM yang dari poliklinik kemudian akan diserahkan kepada petugas filing yang akan dikembalikan ke rak filing.

Tabel 3.6

Hasil pengamatan awal waktu kerja :Mengembalikan DRM rawat jalan Di RS.Permata Medika Semarang

No Waktu yang diperlukan (menit)

1. 05.11 2. 05.06 3. 05.20 4. 05.21 5. 06.00 Total 26.58 (R) = 06.00 – 05.06 (X) = 26.58 / 5 = 531.6 = 0.94 (R/X) = 0.94 / 531.6 = 0.17 10 Sampel

(51)

E. Instrument Penelitian 1. Pedoman wawancara

2. Pedoman wawancara digunakan untuk melakukan pengamatan wawancara kepada petugas filing dan assembling untuk menghasilkan karakteristik tiap petugas assembling dan dilakukan secara langsung dilapangan antara petugas pewancara dengan obyek atau responden.

3. Stop watch

Stop watch digunakan untuk menghitung lamanya petugas menyelesaikan pekerjaannya.

4. Kalkulator

Digunakan untuk menghitung beban kerkja dan kebutuhan tenaga kerja. 5. Pedoman observasi

Pedoman Observasi digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap petugas filing dan assembling.

F. Cara Pengumpulan data 1. Data Primer

Data primer yaitu materi atau kumpulan fakta yang di kumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian.Pengumpulan data dengan cara observasi yaitu meneliti,mengamati,dan mengukur waktu yang digunakan petugas assembling untuk melakukan tugasnya secara langsung dengan menggunakan stop watch.

2. Data Sekunder

Data primer yaitu data yang di peroleh oleh pihak lain,tidak langsung di peroleh lewat pihak peneliti dari subjek peneliti.Dalam peneliti ini adalah laporan jumlah pengunjung tahun 2015 dan kebijakan rumah sakit tentang jam kerja,hari kerja,dan cuti per tahun.

(52)

Langkah – langkah analisa kebutuhan tenaga kerja sebagai berikut : a. Memilih kategori staf untuk mengembangkan WISN.

b. Menghitung waktu kerja tersedia. c. Menetapkan komponen beban kerja. d. Menetapkan standar kegiatan.

e. Menyusun beban-beban kerja standar. f. Menghitung faktor-faktor kelonggaran.

g. Menentukan kebutuhan staf berdasarkan WISN. G. Pengolahan Data

1. Editing

Suatu cara pengelolahan data yang dilkakukan dengan cara meneliti atau mengoreksi data dan memperbaikinya jika ada kekeliruan,pengisian tidak lengkap,sehingga data yang di hasilkan dapat member informasi yang dapat di pertanggung jawabkan dengan sesuai kebutuhan.

2. Tabulasi

Berupa bentuk tabel yang terdiri dari beberapa baris dan beberapa kolom,yang digunakan untuk memaparkan sekaligus beberapa variabel hasil observasi,survey, atau penelitian sehingga mudah di baca dan di mengerti.

3. Penyajian Data

Setelah data diproses dengan langkah-langkah diatas maka data telah siap disajikan dalam bentuk yang lebih informatif.

H. Analisa Data

Dalam penelitian ini analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif yaitu menganalisa hasil penelitian berdasarkan teori yang dikemukakan dalam tinjauan pustaka,agar diperoleh suatu gambaran yang jelas tentang kebutuhan tenaga kerja berdasarkan WISN.

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Permata Medika Semarang

1. Sejaran Singkat Rumah Sakit Permata Medika Semarang

Rumah Sakit Permata Medika (RSPM) dibuka pada tanggal 9 Agustus 2007 di bawah naungan PT. Permata Panca Utama. Lokasi rumah sakit terletak di Jl. Moch. Ichsan No. 93-97 Ngaliyan, Semarang.Rumah Sakit Permata Medika berdiri di atas lahan seluas 13.000 m2denganluas bangunan 7500 m2. Rumah sakit ini berkapasitas 144 tempat tidur dengan beberapa spesifikasi kamar, yaitu kelas VVIP, VIP, Teladan, I, II, IIIA, dan IIIB, ICU/PICU. Rumah Sakit Permata Medika merupakan rumah sakit swasta dengan klasifikasi Madya Plus atau setara dengan Type “C Plus” yang mempunyai 43 dokter spesialis,gigi 4 beberapa 4 dokter subspesialis, 20 dokter umum serta lebih dari 100 orang tenaga keperawatan. Rumah sakit ini terus berbenah diri seiring dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan pelayanan dengan melengkapi sarana, seperti Ultra Sono Graphy (USG) 4 dimensi, TACI, Echo cardiography dan Computerized Tomo Graphy-scan (CT Scan), Program Pengembangan Pegawai, serta Program Quality Asurance untuk menjamin kualitas pelayanan serta keslamatan bagi pasien.

Rumah Sakit Permata Medika dibangun dalam upaya melaksanakan pemerataan pelayanan kesehatan untuk masyarakat dan membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat di daerah Semarang Barat khususnya serta masyarakat di wilayah kota Semarang dan sekitarnya pada umumnya. Selain itu terdapat beberapa ruang

(54)

pelayanan antara lain ruang rawat jalan, rawat inap dan fasilitas penunjang, antara lain masjid, mini market, kafe/kantin, wisma tamu, salon, butik dan ATM.

2. Tujuan Pelayanan Rekam Medis di RS Permata Medika Semarang

Menjadi rumah sakit yang mampu melayani secara efektif ,efisien dan inovatif dengan mengutamakan keamanan dan keselamatan serta didukung sumber daya manusia yang professional dengan tujuan :

a. Untuk peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang ditandai semakin menurunnya angka kematian,kesakitan dan kecatatan serta meminimasir angka ketidakpuasan dan ketidaknyamanan pengguna jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

b. Untuk peningkatan cakupan pelayanan dan efesiensi pengelolaan rumah sakit. c. Dapat digunakan bukti tentang proses pelayanan medis kepada pasien yang

memuat informasi yang cukup akurat tentang identitas pasien,diagnosis,perjalanan penyakit,proses pengobatan dan tindakan medis serta dokumentasi hasil pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan.

3. Visi,Misi,dan Motto RS. Permata Medika Semarang

Adapun RS Permata Medika Semarang Memiliki visi,misi dan motto yang unggul yang wajib dicermati oleh semua petugas RM antara lain :

a. Visi

Menjadi Rumah Sakit yang unggul, manusiawi dan terpilih. b. Misi

1) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu.

2) Mengutamakan keamanan dan keselamatan dalam proses pelayanan. 3) Menerapkan nanajemen profesional yang efektif dan efisien.

4) Senantiasa melengkapi dan meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

(55)

c. Motto

Pelayanan prima untuk semua. Nilai-nilai dasar “medika:

1) Manusiawi : melayani dengan mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan. 2) Empati : ikut merasakan apa yang sedang di alami oleh paisen. 3) Dedikasi : melayani dengan penuh pengabdian untuk kemajuan RS dan

kesejahteraan seluruh karyawan.

4) Ikhlas : bekerja tidak semata mata berorientasi pada keuntungan materi tapi dengan penuh ketulusan hati dalam melayani.

5) Kreatif : mendorong pengembangan ide ide baru di bidang pelayanan rumah sakit sehingga dapat bekerja dengan lebih efektif dan efisien.

6) Adaptif : selalu berusaha mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kesehatan serta terbuka saran dan masukan.

4. Jenis – Jenis Pelayanan di Rumah Sakit Permata Medika

a. URJ (Unit Rawat Jalan) di RS Permata Medika sebagai berikut: 1) Poliklinik Bedah Orthopedi

2) Poliklinik Dalam 3) Poliklinik Jantung

4) Poliklinik Kulit dan Kelamin 5) Poliklinik Anak 6) Poliklinik Bedah 7) Poliklinik Gigi 8) Poliklinik Kebidanan 9) Poliklinik Mata 10) Poliklinik Umum 11) Poliklinik Syaraf

(56)

12) Poliklinik THT 13) Psikiatri/Jiwa 14) Psikologi 15) Radiologi 16) Rehabilitasi Medik 17) Urolologi 18) Catlab

b. IGD (Instalasi Gawat Darurat) c. URI (Unit Rawat Inap)

d. IPP (Instalasi Pemeriksaan Penunjang). Terdiri dari Laboraturium, Fisioteraphy, Radiologi, Hemodialisa, TACI, Echo cardiography.

B. Gambaran Umum Pelayanan Rekam Medis di RS.Permata Medika Semarang 1. Struktur organisasi URM Permata Medika Semarang

Terlampir

2. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan a. Ka. Instalansi Rekam Medis

1) Merencanakan kegiatan, mengatur, memantau, mengawasi system kerja Rekam Medis mulai dari pendaftaran pasien, pengelolaan data, penyimpanan DRM serta menganalisa/ pelaporan evaluasi dan menilai hasil kerja RekamMedis.

2) Melakukan pengolahan data serta menganalisa data pasien Rawat Inap. 3) Melakukan kegiatan pelaporan Rumah sakit.

b. Koordinator Petugas Pendaftaran

Melaksanakan tugas untuk prosedur pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.

(57)

c. Koordinator Petugas koding dan assembling dan pengelohan rawat inap.

1) Melaksanakan tugas-tugas koding dan assembling untuk rekam medis rawat inap. 2) Melaksanakan proses morbiditas pasien rawat inap.

3) Memeriksa kelengkapan berkas RM.

4) Melayani peminjaman berkas RM atau persetujuan. d. Koordinator Petugas Filing

1) Menyimpan Dokumen Rekam Medik ( DRM ) di rak filing, menyatukan formulir dalam satu folder dengan system satu pasien satu nomor Rekam Medik.

2) Penilaian nilai guna Rekam Medik ( RM ), yaitu kegiatan menilai formulir terhadap nilai penyakit atau hukam dan sejarah.

3) Retensi DRM, yaitu memisahkan DRM inaktif dari DRM aktif ke dalam ruang dan rak filling secara terpisah.

e. Koordinator Pelaporan

Mengumpulkan, menganalisa dan menyusun data laporan Rekam Medik ( RM ) serta melaporkan jenis laporan ke unit terkait.

C. Job Description

1. Job Description petugas assembling RS.Permata Medika Semarang Provinsi Jawa Tengah sesuai dengan tupoksi yang telah di tentukan adalah :

a. Menerima kumpulan sensus harian per / hari tanggal dari sensus harian. b. Menulis pasien keluar sesuai sensus harian di buku kendali pasien rawat inap. c. Menerima kartu indeks utama pasien rawat inap.

d. Menyusun kartu indeks utama pasien rawat inap,berurutan abjad.

e. Menerima rekam medis rawat inap beserta expedisinya dari unit pelayanan / bangsal.

(58)

g. Menyerahkan rekam medis rawat inap ke meja assembling.

h. Mengelompokkan rekam medis sesuai dengan masing – masing komponen. i. Menyusun rekam medis rawat inap sesuai dengan urutan kronologisnya. j. Menjilid rekam medis rawat inap.

k. Menyerahkan rekam medis yang telah selesai di assembling di meja analisa. l. Menganalisa rekam medis rawat inap.

m. Menulis kekurang lengkapan rekam medis rawat inap di slip.

n. Mengingatkan kepada dokter yang bersangkutan untuk mengisi kelengkapan berkas DRM.

o. Menulis di buku kendali bagi rekam medis yang kurang lengkap.

p. Meletakkan rekam medis di tempat penyimpanan rekam medis yang belum lengkap. q. Menyerahkan rekam medis yang telah komplit kemeja koding.

2. Job description petugas assembling dilapangan :

a. Menerima pengambilan DRM dari ruang rawat inap.

b. Merakit DRM rawat inap dan melihat ketidaklengkapan isi DRM,serta memisahkan formulir antara formulir rawat jalan dan formulir rawat inap.

c. Bila terdapat formulir yang kurang lengkap maka petugas akan mengembalikannya kepada dokter yang bersangkutan untuk mengisi dalam kurun waktu 2x24 jam. d. Setelah diisi lengkap DRM ditata kembali untuk dianalisa dsan diserahkan kebagian

filling (penyimpanan).

e. Menginput register rawat inap dan laporan ketepatan dan kelengkapan kedalam komputer.

3. Job Description petugas filing RS.Permata Medika Semarang Provinsi Jawa Tengah sesuai dengan tupoksi yang telah di tentukan adalah :

(59)

a. Petugas filing menerima rekam medis yang telah di koding dari petugas koder rawat jalan dan rawat inap.

b. Mengoreksi kelengkapan identitas pasien antara berkas rekam medis dengan map rekam medis.

c. Membagi dokumen rekam medis per kelompok angka akhir dari angka 0 (nol) s/d angka akhir 9 (Sembilan).

d. Menulis nama serta nomor register dan tahun terakhir periksa untuk pasien baru rawat jalan dan rawat inap (lama/baru).

e. Menulis nomor register di tepi kanan dari map rekam medis.

f. Menulis tanda (+) dengan spidol warna merah pada tepi kanan bawah map rekam medis bagi pasien pasien yang keluar RS dalam keadaan meninggal dunia.

g. Menyusun map yang teklah selesai di koreksi sesuai dengan kelompok angka akhir,angka tengah dan angka depan.

h. Menyimpan rekam medis di masing-masing rak sesuai dengan kelompok dan urutan nomor rekam medis.

4. Job description petugas filing dilapangan :

a. Petugas mencatat nomor rekam medis di selembaran kertas yang telah di billing dari tempat pendaftaran.

b. Setelah itu petugas akan mencarikan DRM pasien.

c. Apabila DRM pasien sudah ketemu akan ditaruh ditangga,dari petugas pendaftaran yang akan mengambil DRM tersebut.

Gambar

Table 2.1 Jumlah Pengamatan yang diperlukan (N)
Gambar 2.1  Kerangka Teori Kapasitas kerja : -Umur  -Jenis kelamin -Pendidikan  -Pengetahuan -Lama kerja -Kemampuan kerja fisik
Gambar 2.2  Kerangka Konsep Kuantitas kegiatan per tahun
Tabel 3.1  Definisi Operasional

Referensi

Dokumen terkait

Alamat : Jalan Cut Nyak Dien Telp. Adiwerna, Talang, Tarub, dan Dukuhturi Tahun Anggaran 2015. Adapun Penyedia Jasa yang ditetapkan sebagai pemenang sebagai berikut :.

Berdasarkan pernyataan informan utama terkait dengan relasi interpersonalnya, sebagian besar hubungan informan dengan teman dan tetangga kurang baik, karena

DAMPAK KEBIJAKAN PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP PENDAPATAN SOPIR ANGKOT YANG MELEWATI KAWASAN KOTA KABUPATEN JEMBER (Studi Kasus Dampak Perubahan Arus Lalu Lintas di

[r]

Hilir Seberang. 3) Tidak ada terdapat pertanyaan dari peserta pada paket pekerjaan ini. 4) Proses pelelangan dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya. Demikian Berita Acara ini

[r]

Bila pada waktu yang ditentukan Saudara tidak dapat menyerahkan bukti tersebut maka perusahaan saudara dinyatakan “GUGUR”. Demikian kami sampaikan atas perhatiannya di ucapkan

Foreign and second language learning: language- acquisition research and its implications for the classroom.. Students’ Attitudes towards Corrective Feedback in