A.
A. PERATURAN PRAKTEKPERATURAN PRAKTEK 1.
1. Tata TertibTata Tertib
a. Tidak dibenarkan memakai sandal, sepatu sandal, dan sejenisnya.
b. Tas dan barang-barang yang digunakan selama praktek harus disimpan ditempat yang telah disediakan.
c. Dilarang melakukan praktek tanpa seizin instruktur (asisten) yang bersangkutan. d. Selama berada dilaboratorium dilarang merokok makan, dan minum.
e. Praktek harus menjaga keamanan dan ketenangan selama berada dilaboratorium. f. Diwajibkan memakai savety selama berada dalam laboratorium dan tidak dibenarkan
berambut gonrong.
g. Apabila dalam pelaksanaanya belum diatur maka akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.
2.
2. KehadiranKehadiran
a. Praktek yang tidak mengikuti satu kali praktek dianggap gagal dan harus mengulang pada semester berikutnya.
b. Waktu pelaksanaan praktek diatur dengan jadwal yang ditentukan kemudian. c. Praktek harus menyerahkan formulir kehadiran kepada asisten pada setiap melakukan
praktek. 3.
3. Pemakaian AlatPemakaian Alat
a. Sebelum melakukan praktek periksa kelengkapan alat. b. Pemakaian alat harus seizin asisten.
c. Kerusakan alat atau kehilang peralatan menjadi tanggung jawab kelompok peserta pratikan.
d. Setiap akhir praktek alat-alat yang digunakan harus dibersihkan kemudian disimpan pada tempat yang telah ditentukan.
e. Sebelum meninggalakan laboratorium, pratikan harus melaoprkan pada asisten untuk dilakukan kros chek terhadap alat yang dipinjam dan dipakai.
4.
4. Tugas dan LaporanTugas dan Laporan
a. Laporan praktek diisi padalogbook yang telah disediakan.
b. Sebelum dan sesudah praktek akan diadakan response dan ujian akhir praktek. Adapun waktu dan tempat ditentukan kemudian.
c. Setiap praktek harus mengumpulkan dan mengisisi logbook praktek secara perorangan setelah seluruh praktek diselesaikan.
5.
5. PenilaianPenilaian
Sistem penilaian mengikuti atauran sebagai berikut : a. Nilai kehadiran = 35 %
b. Nilai laporan = 30 % c. Nilai ujian (seminar) = 35 %
B.
B. KESELAMATAN KERJAKESELAMATAN KERJA 1.
1. Keselamatan KerjaKeselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan unsur utama dalam proses produksi terutama proses pengelasan logam, karena dalam proses ini akan berhadapan dengan bahaya-bahaya
yang mungkin terjadi diantaranya :
a. Terkena percikan terak, flux dari elektroda las.
b. Terkena percikan api atau panas elektroda dan benda kerja. c. Dapat terjadi resiko kebakaran.
2.
2. Ketentuan dan Procedural KeselamatanKetentuan dan Procedural Keselamatan
a. Pastikan keadaan lingkungan kerja dan peralatannya siap untuk dipakai, dan periksa kembali peralatan sebelum bekerja.
b. Pakailah pakaian kerja dengan alat pelindung diri sesuai dengan standar.
c. Bekerja sesuai dengan petunjuk yang telah disiapkan.
d. Tanyakan pada asisten anda, bila kurang jelas atau pahami dalam bekerja.
e. Berhati-hatilah dalam menggunakan alat-alat perlengkapan serta posisi dalam bekerja.
g. Usahakan benda kerja yang akan dilas, dalam keadaan bersih bebas dari air, oli, dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan percikan api atau ledakan.
h. Bersihkan lantai tempat dimana anda akan mengelas sperti oli, air, kotoran dan sebagainya.
i. Jaga jarak aman anda tempat proses pengelasan dimana elektroda akan mengeluarkan percikan apai.
j. Gunakan selalu alat-alat pelindung seperti helm, apron, jacket, sarung tangan, kacamata las/topeng las, tang penjepit dsb.
k. Tidak diperkenankan memegang dengan tangan terbuka pada saat mengelas atau selesai mengelas.
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG 1.1.LATAR BELAKANG
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang disambung.
Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat menahan kekuatan yang tinggi, mudah pelaksanaannya, serta cukup ekonomis. Namun kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari bahan yang dilas.
Perkembangan teknologi pengelasan logam memberikan kemudahan umat manusia dalam menjalankan kehidupannya. Saat ini kemajuan ilmu pengethuan di bidang elektronik melalui penelitian yang melihat karakteristik atom, mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap penemuan material baru dan sekaligus bagaimanakah menyambungnya.
Jauh sebelumnya, penyambungan logam dilakukan dengan memanasi dua buah logam dan menyatukannya secara bersama. Logam yang menyatu tersebut dikenal dengan istilah
fusion. Las listrik merupakan salah satu yang menggunakan prinsip tersebut. Cara lain yang paling utama digunakan untuk memanasi logam yang dilas adalah arus listrik. Arus listrik
dibangkitkan oleh generator dan dialirkan melalui kabel ke sebuah alat yang menjepit elektroda diujungnya, yaitu suatu logam batangan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Ketika arus listrik dialirkan, elektroda disentuhkan ke benda kerja dan kemudian ditarik
ke belakang sedikit, arus listrik tetap mengalir melalui celah sempit antara ujung elektroda
dengan benda kerja. Arus yang mengalir ini dinamakan busur (arc) yang dapat mencairkan
logam.
Terkadang dua logam yang disambung dapat menyatu secara langsung, namun terkadang masih diperlukan bahan tambahan lain agar deposit logam lasan terbentuk dengan baik, bahan tersebut disebut bahan tambah(filler metal). Filler metal biasanya berbentuk batangan, sehingga biasa dinamakanwelding rod(Elektroda las).Pada proses las,welding roddibenamkan ke dalam cairan logam yang tertampung dalam suatu cekungan yang disebut welding pooldan secara bersama-sama membentuk deposit logam lasan, cara seperti ini dinamakan Las Listrik atau
1.2.MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTEK 1.2.MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTEK
Praktek teknik pengelasan logam merupakan penerapan teori-teori yang pernah diberikan dalam perkuliahan. Tujuan utama dari praktek ini adalah sebagai berikut : a. Mahasiswa mengetahui beberapa proses atau teknik mengelas logam dalam suatu
proses teknik produksi dalam manufaktur.
b. Mahasiswa mengetahui besaran-besaran atau parameter yang terlibat dan berpengeruh terhadap kualitas lasan yang dihasilkan.
c. Mahasiswa mengetahui cacat yang terjadi dalam proses pengelasan logam.
d. Mahasiswa dapat merencanakan dan membuat barang jadi melalui teknik pengelasan logam.
e. Mahasiswa memiliki pengalaman praktek dan proses produksi dalam manufaktur melalui teknik pengelasan logam.
1.3.MANFAAT PRAKTEK 1.3.MANFAAT PRAKTEK
Setelah mengikuti praktek di Laboratorium mahasiswa diharapkan : a. Mampu mengoprasikan dan menggunakan berbagai jenis las.
b. Mampu merencanakan sambungan konstruksi yang tepat dengan pengelasan. c. Dapat mengembangkan berbagai jenis teknik penyambungan logam dengan las. d. Mahasiswa dapat lebih disiplin dan kerjasama.
1.4.
1.4.METODE PRAKTEKMETODE PRAKTEK
Metodelogi penelitian yanng akan di lakukan dan di pergunakan dalam melakukan praktikum proses produksi ini adalah sebagai berikut :
a. Studi Pustaka
Bersamaan di laksanakan praktek, dilakukan juga suatu studi kepustakaan yang berkaitan dengan teori-teori yang akan di gunakan dalam proses praktek.
b. Studi Lapangan
Para peserta praktek mengadakan studi pada obyek yang berhubungan dengan masalah yang akan di kerjakan, yaitu pengelasan.
1.5.
1.5.SISTEMATIKA PENULISANSISTEMATIKA PENULISAN
Di dalam memudahkan memahami pokok bahasan, maka penulisan laporan ini disusun menurut sistematika sebagai berikut :
BAB
BAB I I : : PENDAHULUANPENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, metode praktek, sistematika penulisan.
BAB
BAB II II : : LANDASAN LANDASAN TEORITEORI
Berisi tentang teori-teori dari berbagai literatur yang di gunakan sebagai dasar untuk menentukan model/cara pemecahan masalahnnya.
BAB
BAB III III : : METODE METODE PENELITIANPENELITIAN BAB
BAB IV IV : : PEMBAHASANPEMBAHASAN
Berisi tentang langkah-lanngkah dalam pembuatan rencana kerja, yang meliputi peralatan, bahan bakunya, gambar benda kerja, dan tahapan-tahapan penngerjaannya.
BAB
BAB V V : : PENUTUPPENUTUP
Berisi tentang kesimpulan secara keseluruhan proses pembahasan dan saran-saran sebagai masukan yang dapat membuat hasil penyelesaian laporan ini menjadi lebih baik.
BAB II BAB II TEORI DASAR TEORI DASAR
2.1.LAS BUSUR LISTRIK 2.1.LAS BUSUR LISTRIK
Mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan bahan lasansampai cair/leleh sehingga bahan las tersambungdengan atau tanpa kawat las sebagai bahanpengisi.
Pengelasan busur listrik adalah cara pengelasan menggunakan busur listrik atau percikan bunga api listrik akibat hubungan singkat antara dua kutub listrik yang teionisasi dengan udara melalui penghantar batang elektroda yang sekaligusdapat digunakan pula sebagai bahan tambah atau bahan pengisi dalam pengelasan.Seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini
Ada beberapa macam proses las busur listrik berdasarkan elektroda yangdigunakannya, antara lain:
1. Las busur dengan elektroda karbon, misalnya: a. Las busur dengan elektroda karbon tunggal b. Las busur dengan elektroda karbon ganda
2. Las busur dengan elektroda logam, misalnya: a. Las busur dengan elektroda berselaput/SMAW b. Las TIG (Tungsten Inert Gas)/GTAW
c. Las MIG/GMAW
d. Las Submerged
Las busur listik dengan elektroda berselaput/terbungkus atau SMAW (Shielded Metal Arc Welding ). Proses las busur ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan tambah, busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akanmencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar, selaput elektroda yangturut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujungelektroda, kawah las, busur listrik dan daerah las sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Gambar 2.1 meperlihatkan las busur dengan elektroda berselaput.
Bungkus/selaput (coating electrode) yang berfungsi sebagai fluks akanterbakar pada waktu proses berlangsung, dan gas yang terjadi akan melindungi proses terhadap pangaruh udara luar. Cairan pembungkus akan terapung danmembeku pada permukaan las yang disebut slag , yang kemudian dapatdibersihkan dengan
Gambar 2. Las busur listrik dengan elektroda selaput
2.2.MESIN LAS LISTRIK 2.2.MESIN LAS LISTRIK
Persyaratan dari proses SMAW adalah persediaan yang kontinyu padaelectric current(arus listrik), dengan jumlah ampere dan voltage yang cukup baik kestabilan api las( Arc)akan tetap terjaga.
Gambar 3. Skema prose SMAW
Dimanaelectric power (tenaga listrik) yang diperoleh dari welding machine menurut jenis arus yang dikeluarkannya terdapat 3 (tiga) jenismachineeyaitu :
a.Mesin dengan arus searah (DC)
Padamesin arus searah (DC)dilengkapi dengan komponen yang merubahsifat arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) yaitu generator, karena aruslistrik yang dipakai disini bukan berasal dari baterei, melainkan daru generator listrik.
Gambar 4. Mesin las dengan arus searah
b. Mesin dengan arus bolak-balik (AC)
Mesin arus bolak balik tidak perlu dilengkapi dengan generator, tetapicukup dengan transformator.Karakteristikelectric efficiency sekitar 80-85%.
c. Mesin dengan kombinasi arus yaitu searah dan bolak-balik
Untuk mesin kombinasi AC dan DC dilengkapi dengan transformator danrectifier , dimanarectifier ini mempunyai fungsi untuk meratakan arus.
Gambar 6. Mesin las kombinasi arus searah dan bolak balik
2.3.PARAMETER PENGELASAN 2.3.PARAMETER PENGELASAN
Panjang Busur ( Arc Length)yang dianggap baik lebih kurang sama denganelektrode yang dipakai. Untuk besarnya tegangan yang dipakai setiap posisi pengelasan tidak sama. Misalnya elektrode 3 mm ± 6 mm, mempunyai tegangan 20 ± 30 volt pada posisi datar, dan tegangan ini akan dikurangi antara 2 ± 5 volt pada posisi diatas kepala. Kestabilan tegangan ini sangat menentukan mutu pengelasan dan kestabilan juga dapat didengar melalui suara selama pengelasan.
Besarnya arus juga mempengaruhi pengelasan, dimana besarnya aruslistrik pada pengelasan tergantung dari bahan dan ukuran lasan, geometrisambungan pengelasan, macam elektrode dan inti elektrode.Untuk pengelasan pada daerah
listrik yang besar dan mungkin juga diperlukan tambahan panas.Sedang untuk pengelasan baja paduan, yang daerah HAZ-nya dapat mengerasdengan mudah akibat pendinginan yang terlalu cepat, maka untuk menahan pendinginan ini diberikan masukan panas yang tinggi yaitu dengan arus pengelasan yang besar.Pengelasan logam paduan, agar untuk menghindariterbakarnya unsur-unsur paduan sebaiknya digunakan arus las yang sekecilmungkin.Juga pada pengelasan yang kemungkinan dapat terjadi retak panas,misalnya pada pengelasan baja tahan karat austenitik maka penggunaan panasdiusahakan sekecil mungkin sehingga arus pengelasan harus kecil.
Kecepatan pengelasan tergantung dari bahan induk, jenis elektrode, intielektrode, geometri sambungan, ketelitian sambungan, agar dapat mengelas lebihcepat diperlukan arus yang lebih tinggi.Polaritas listrik mempengaruhi hasil dari busur listrik. Sifat busur listrik pada arus searah (DC) akan lebih stabil daripada arus bolak-balik (AC). Terdapatdua jenis polaritas yaitupolaritas lurus,dimana benda kerja positif dan electrode negatif (DCEN).Polaritas balik adalah sebaliknya. Karakteristik dari polaritas balik yaitu pemindahan logamterjadi dengan cara penyemburan,maka polaritasinimepunyai hasil pengelasanyang lebih dalam dibanding dengan polaritas lurus (DCEN).Dari keterangan diatas dapat disimpulkan seperti padatabel dan gambar dibawah ini.
2.4.TEKNIK PENGELASAN 2.4.TEKNIK PENGELASAN
Ada dua cara penyalaan busur las yaitu: a.Cara goresan
Caranya yaitu dengan menggoreskan ujung elektroda pada permukaan benda kerja las, kemudian elektroda diangkat sampai ada jarak sebesar diameter elektroda antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja sehingga terbentuk nyala busur yang stabil.
b.Cara sentuhan
Caranya yaitu ujung elektroda disentuhkan ke permukaan benda kerjasehingga menimbulkan busur las, kemudian diangkat sampai jarak sebesar diameter elektroda.Setelah terjadi penyalaan, maka selanjutnya dilakukan penarikan.Penarikan dilakukan dengan menjaga kekonstanan lebar rigi las sebesar 2xdiameter elektroda.Dengan sudut elektroda terhadap sumbu mendatar adalah70-80º. Posisi pengelasan dalam las busur ada 4 yaitu:
1. Dibawah Tangan
Posisi bawah tangan merupakan posisi pengelasan yang paling mudahdilakukan.Oleh sebab itu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan pengelasansedapat meungkin di usahakan pada posisi dibawah tangan.Kemiringan elektroda10 derajat ± 20 derajat terhadap garis vertical kearah jalan elektroda dan 70derajat-80 derajat terhadap benda kerja.
2. Tegak (vertical)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatasatau ke bawah.Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10-15 derajat terhadap vertikal dan 70-85 derajat
3. Datar (horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimanakedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal.Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5-10 derajat terhadapgaris vertical dan 70 derajat ± 80 derajat kearah benda kerja.
4. Di atas kepala
Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapan yangserba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat ± 20 derajat
terhadap garisvertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
2.5.PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA 2.5.PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA
1.Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka danmata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulitmaupun mata, Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat danganmata langsung sampai jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khususyang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut.Ukuran kaca las yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan.
Gambar 8. Helm las
2.Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkanmemegang pemegang elektroda.Pada waktu mengelas harus selalu di pakaisepasang sarung
tangan.
Gambar 9. Sarung tangan las
3.Baju Las
Baju las terbuat dari kulit atau dari asbes.Baju las yang lengkap dapat melindungi badan dan sebagian kaki, bila mengelas pada posisi diatas kepala,
Gambar 10. Baju las
4.Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bilatidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
BAB III BAB III
METODELOGI PRAKTEK METODELOGI PRAKTEK
3.1.Waktu dan Tempat 3.1.Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan pada laboratorium Teknologi Mekanik Dan MaterianFakultas Teknik UHO pada….
3.2. Alat Dan Bahan 3.2. Alat Dan Bahan
1. Alat. 1. Alat.
alat yang digunakan pada praktek las yaitu sebagai berikut : 1. Mesinelectric arc welding(kegunaan dan gambar) 2. Meja kerja 3. Mesin gurinda 4. Helm las 5. Sarung tangan 6. Baju las 7. Sepatu las 8. Palu las 9. Sikat baja 10. Tang 2.Bahan 2.Bahan
Bahan yang digunakan pada praktek las yaitu sebagai berikut : 1. Pelat baja karbon ukuran 1200 mm x 2400 mm x 3 mm 2. Elektroda Ø 2,6 AWS E 6013
3.3.Prosedur Pengerjaan. 3.3.Prosedur Pengerjaan.
1.
1. Langkah Kerja Sebelum PengelasanLangkah Kerja Sebelum Pengelasan a. Menyalakan busur
1. Memakai alat-alat keselamatan kerja
2. Menyiapkan mesin las dan setel arus sesuai dengan diameter elektroda. 3. Menyiapkan alat bantu seperti sikat las, palu las, dan tang penjepit. 4. Tempatkan benda kerja diatas meja las dan klem kabel masa sebaik
mungkin. Pasang elektroda pada tang las dan siap melakukan pengelasan.
Faktor pengelasan adalah temperatur (arus listrik) dan panjang busur (voltage), untuk menaikan temperatur ini pada awal pengelasan,elektroda dihubungkan singkat lebih dahulu dengan cara menyentuhkanelektroda pada benda kerja, dan selanjutnya dengan cepat ditarik kembalidan dijaga agar panjang busur listriknya normal. Cara penyentuhan iniada dua cara, yaitu
 Jobbing startin (diketukkan)
Elektroda dipasang secara tegak lurus dan diketukkan /disentuhkan naik turun hingga terjadi busur listrik.
 Matching starting (digoreskan)
Elektroda dipegang secara menyudut dan ujung elektrodadigoreskan pada permukaan benda saja sehingga terjadi busur listrik.
Gambar 13. Penyalaan busur dengan cara digoreskan
b. Melakukan Pengelasan
1. Pada waktu melakukan pengelasan, usahakan busur listrik terbentuk dengan jarak 1 x Ø elektroda.
2. Sudut elektroda dibuat menyudut 5Û - 10Û kearah gerak pengelasan. 3. Mengusahakan kubangan las dibuat melebar sampai 1,5 ± 2 kali Øelektroda. c. Menyambung pada Jalur Las
1. Jika terjadi las terputus, maka dilakukan penyambungan penyambungan kembali yang disebut dengan restarting.
2. Nyalakan busur kembali pada jarak kurang lebih 25 mm dimuka las berhenti. 3. Elektroda digerakkan kebawah las dan di isi hingga sama besar dengan jalur
Gambar 14. Cara penyalaan alur
d. Mematikan Busur Listrik
Untuk mematikan busur listrik dapat dilakukan dengan dua cara : 1. Elektroda diangkat dan diturunkan sedikit sambil ditarik keluar.
2. Elektroda diangkat sedikit dan diturunkan kembali sambil dilepasdengan cara mengayunkan ke kiri atas.
e. Menggerakkan elektroda
Ada tiga macam gerakan elektroda pada manual welding yitu gerakan 1, 2dan 3 seperti gambar.
2.
2. Langkah-langkah Rencana KerjaLangkah-langkah Rencana Kerja Rencana Kerja I
Rencana Kerja I
1.Siapkan bahan plat 250 x 30 x mm, sebanyak 2 lembar 2.Letakkan benda kerja diatas meja las (buatlah Jig jika perlu)
3.Ukur dan tandai atau gores pada permukaan benda kerja dengan pena penggores atau kapur.
Gambar 16. Rencana kerja I
4.Pilih arus (ampere) dan elektroda yang sesuai dengan tebal plat.
5.Pengelasan dilakukan dari arah kiri ke kanan dengan posisi flat (horizontal). 6.Petunjuk pengelasan, lihat Gambar.
7.Bila kampuh pertama selesai, bersihkan dulu teraknya.
8.Lanjutkan ke baris yang lain dari sisi plat sebelahnya hingga selesai. 9.Bersihkan teraknya.
10.Ulangi tahapan proses pengelasan diatas terhadap plat yang lain dengan posisi pengelasan dari arah atas ke bawah.
Rencana Kerja II Rencana Kerja II
1.Bahan plat 250 x 30 x 3 mm, sebanyak 2 lembar. 2.Letakkan benda kerja seperti terlihat pada gambar 8 3.Ikat kedua ujungnya dengan pengelasan (tack welding) 4.Bersihkan teraknya.
Gambar 18. Gambar kerja II
Rencana Kerja III Rencana Kerja III
1.Bahan plat 250 x 30 x 3 mm, sebanyak 2 lembar.
2.Letakkan benda kerja seperti yang terlihat pada Gambar 15 3.Ikat kedua ujungnya dengan pengelasan.
Gambar. 20. Gambar rencana kerja III
4.Elektroda, arus (ampere) dan tebal benda kerja harus sesuai. 5.Mengelas dari kiri ke kanan.
6.Posisi elektroda, lihat Gambar 17. 7.Bersihkan teraknya.
BAB IV BAB IV
ANALISIS DAN PERHITUNGAN ANALISIS DAN PERHITUNGAN
4.1. Analisis 4.1. Analisis
4.2.Perhitungan 4.2.Perhitungan
BAB V BAB V PENUTUP PENUTUP A. A.KESIMPULANKESIMPULAN
Setelah melaksanakan praktek mahasiswa dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan dari tujuan kegiatan praktek yang dilaksanakan.
B.
B.SARANSARAN
Saran dapat disebutkan beberapa dari kendala ataupun temuan yang didapatkan dari kegiatan praktek yang bersifat konstruktif/membangun guna lebih baik dan efektifnya kegiatan praktek.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Dieter, G.E. (1983). E ngineering Design: A Materials and Processing Approach. Tokyo: McGraw-Hill International Book Company.
Graham E. (1990). Maintenance Welding, Prentice-Hall Inc: New Jersey.
Smith, F.J.M. (1992).Basic Fabrication and Welding E ngineering, Hong Kong: Wing Tai Cheung Printing Co. Ltd.