• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

 PENDAHULUAN  PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah

Kita sering mendengar ungkapan “ susah mencari orang jujur pada jaman Kita sering mendengar ungkapan “ susah mencari orang jujur pada jaman sekarang”. Kita banyak mendengar kabar tentang korupsi, tawuran antara sekarang”. Kita banyak mendengar kabar tentang korupsi, tawuran antara pelajar, orang

pelajar, orang yang tidak bertanggungjawab, kenakalan remaja, seks bebas.yang tidak bertanggungjawab, kenakalan remaja, seks bebas. Sebenarnya apa yang salah dengan manusia

Sebenarnya apa yang salah dengan manusia zaman sekarang. Orang-orang yangzaman sekarang. Orang-orang yang berkualitas secara akademis tapi tidak memiliki moral. ada masa ini kita

berkualitas secara akademis tapi tidak memiliki moral. ada masa ini kita harusharus mengakui bahwa karakter manusia mulai

mengakui bahwa karakter manusia mulai menurun kualitasnya. !ukan hal yangmenurun kualitasnya. !ukan hal yang baru, pada

baru, pada saat ini saat ini meningkatnya kemeningkatnya kekerasan di kalangan remaja, penggunaankerasan di kalangan remaja, penggunaan bahasa dan

bahasa dan kata-kata yang memburuk, meningkatnya perilakkata-kata yang memburuk, meningkatnya perilaku merusak diri,u merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas.

seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas. Semakin kaburnyaSemakin kaburnya pedoman moral baik dan

pedoman moral baik dan buruk, menurunnya etos kerja, semakin rendahnyburuk, menurunnya etos kerja, semakin rendahnya rasaa rasa hormat kepada orang tua dan guru,

hormat kepada orang tua dan guru, rendahnya rasa tanggung jawab indi"idu danrendahnya rasa tanggung jawab indi"idu dan warga negara, membudayanya ket

warga negara, membudayanya ketidakjujuran, dan adanya idakjujuran, dan adanya rasa saling curigarasa saling curiga dan kebencian di antara sesama.

dan kebencian di antara sesama.

Sistem pendidikan yang ada sekarang ini terlalu

Sistem pendidikan yang ada sekarang ini terlalu berorientasi padaberorientasi pada pengembangan otak kiri

pengembangan otak kiri #kogniti$#kogniti$% dan % dan kurang memperhatikkurang memperhatikan pengembanganan pengembangan otak kanan #a$ekti$, empati, dan

otak kanan #a$ekti$, empati, dan rasa%. adahal, pengembangan karakter lebihrasa%. adahal, pengembangan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi $ungsi otak kanan. &ata pelajaran

berkaitan dengan optimalisasi $ungsi otak kanan. &ata pelajaran yang berkaitanyang berkaitan dengan pendidikan akhlak dan karakter pun #seperti budi

dengan pendidikan akhlak dan karakter pun #seperti budi pekepekerti dan agama%rti dan agama% ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri #ha$alan, atau ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri #ha$alan, atau hanya sekedar “tahu”%.

hanya sekedar “tahu”%.

'alam buku Seni membentuk Karakter Kristen, '(. Stephen )ong mengatakan 'alam buku Seni membentuk Karakter Kristen, '(. Stephen )ong mengatakan sekolah-s

sekolah-sekolah sudah tidak ekolah sudah tidak lagi mementingkan pendidikan karakter, yanglagi mementingkan pendidikan karakter, yang dipentingkan hanyalah pengetahuan akademik dan gelar. endidikan akademik dipentingkan hanyalah pengetahuan akademik dan gelar. endidikan akademik yang tidak diimbangi

yang tidak diimbangi oleh pendidikan karakter, bukanlah pendidikan.oleh pendidikan karakter, bukanlah pendidikan.

'engan keadaan seperti sekarang ini, seharusnya kita lebih menyadari bahwa 'engan keadaan seperti sekarang ini, seharusnya kita lebih menyadari bahwa tujuan pendidikan Kristen adalah

tujuan pendidikan Kristen adalah pendidikan karakter kristiani berdasarkanpendidikan karakter kristiani berdasarkan *lkitab. *lkitab. BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN 2.1 Pengertian agama 2.1 Pengertian agama

Secara etimologi, kata agama berasal dari

Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa Sangsekerta, yang berasalbahasa Sangsekerta, yang berasal dari akar kata

dari akar kata gamgam artinya pergi. Kemudian akar kata artinya pergi. Kemudian akar kata gamgamtersebut mendapattersebut mendapat awalan a dan akhiran a,

awalan a dan akhiran a, maka terbentukmaka terbentuklah katalah kata agamaagamaartinya jalan.artinya jalan. &aksudnya, jalan untuk mencapai kebahagiaan. 'i samping i

&aksudnya, jalan untuk mencapai kebahagiaan. 'i samping itu, ada pendapattu, ada pendapat yang menyatakan bahwa kata

yang menyatakan bahwa kata agamaagama berasal dari  berasal dari bahasa Sangsekerta yang akarbahasa Sangsekerta yang akar katanya adalah a dan

katanya adalah a dan gama.gama. * artinya tidak dan gama artinya kacau. +adi,* artinya tidak dan gama artinya kacau. +adi, agama artinya tidak kacau atau

agama artinya tidak kacau atau teraturteratur. &aksudnya, agama adalah . &aksudnya, agama adalah peraturanperaturan yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan yang dihadapi dalam yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan menjelang matinya.

hidupnya, bahkan menjelang matinya.

  Kata

  Kata religi–religionreligi–religion dandan religio,religio, secara etimologi  msecara etimologi  menurut enurut inkler inkler rinsrins dalam

(2)

dari kata religere atau religare yang berarti terikat, maka dimaksudkan bahwa setiap orang yang ber-religi adalah orang yang senantiasa merasa terikat dengan sesuatu yang dianggap suci. Kalau dikatakan berasal dari

kata religere yang berarti berhati-hati, maka dimaksudkan bahwa orang yang ber-religi itu adalah orang yang senantiasa bersikap hati-hati dengan sesuatu yang dianggap suci. Sedangkan secara terminologi, agama dan religi ialah suatu tata kepercayaan atas adanya yang *gung di luar manusia, dan

suatu tata penyembahan kepada yang *gung tersebut, serta suatu tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan yang *gung, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam yang lain, sesuai dengan tata kepercayaan dan tata penyembahan tersebut.

!erdasarkan pengertian tersebut, maka pada agama dan religi terdapat empat unsur penting, yaitu/ 0% tata pengakuan atau kepercayaan terhadap adanya 1ang *gung, 2% tata hubungan atau tata penyembahan terhadap yang *gung itu

dalam bentuk ritus, kultus dan pemujaan, 3% tata kaidah4doktrin, sehingga muncul balasan berupa kebahagiaan bagi yang berbuat baik4jujur, dan

kesengsaraan bagi yang berbuat buruk4jahat, 5% tata sikap terhadap dunia, yang menghadapi dunia ini kadang-kadang sangat terpengaruh #in"ol"ed%

sebagaimana golongan materialisme atau menyingkir4menjauhi4uzlah #isolated% dari dunia, sebagaimana golongan spiritualisme.

Selanjutnya, kata din–secara etimologi6berasal dari bahasa *rab, artinya/ patuh dan taat, undang-undang, peraturan dan hari kemudian. &aksudnya, orang yang berdin ialah orang yang patuh dan taat terhadap peraturan dan undang-undang *llah untuk mendapatkan kebahagiaan di hari kemudian. Oleh karena itu, dalam din terdapat empat unsur penting, yaitu/ 0% tata pengakuan terhadap adanya  1ang *gung dalam bentuk iman kepada *llah, 2% tata hubungan terhadap 1ang

*gung tersebut dalam bentuk ibadah kepada *llah, 3% tata kaidah4doktrin yang mengatur tata pengakuan dan tata penyembahan tersebut yang terdapat dalam al-7ur8an dan Sunnah 9abi, 5% tata sikap terhadap dunia dalam bentuk ta:wa, yakni mempergunakan dunia sebagai jenjang untuk mencapai kebahagiaan akhirat. Sedangkan menurut terminologi, din adalah peraturan )uhan yang membimbing manusia yang berakal dengan kehendaknya sendiri untuk kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

!erdasarkan pengertian din tersebut, maka din itu memiliki empat ciri, yaitu/ 0% din adalah peraturan )uhan, 2% din hanya diperuntukkan bagi manusia yang berakal, sesuai hadis 9abi yang berbunyi/ al-din huwa al-aqlu la dina liman la aqla lahu, artinya/ agama ialah akal tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal, 3% din harus dipeluk atas dasar kehendak sendiri, ;rman *llah/ la ikraha f al-din, artinya/ tidak ada paksaaan untuk memeluk din #agama%, 5% din

bertujuan rangkap, yakni kebahagiaan dan kesejahteraan dunia akhirat. 2.2 Pengertian Karakter

- Karakter merupakan totalitas ciri pribadi membentuk penampilan

seseorang atau obyek tertentu. <iri-ciri personal mempunyai karakter terdiri dari kualitas moral dan etis= kualitas kejujuran, kebranian, integritas, reputasi yang baik, semua nilai tersebut di atas merupakan sebuah kualitas yang melekat pada kekhasan indi"idu.

(3)

- *dalah sesuatu yang telah dipahat dalam hati sehingga merupakan tanda yg khas, karakter mengacu pada moralitas kehidupan sehari-hari. Karakter

bukan merupakan kegiatan sesaat, melainkan kegiatan konsisten muncul baik secara batiniah dan rohaniah.

- Karakter mengacu pada kebiasaan berpikir, berperasaan, bersikap, berbuat, membentuk tekstur dan moti"asi kehidupan seseorang. Karakter erat dengan pola tingkah laku, kecenderungan pribadi utk berbuat baik.

- Karakter sebagai suatu yang melekat pada personal yaitu totalitas ide, aspirasi, sikap, yang terdapat dlm indi"idu dan telah mengkristal pada pikiran dan tindakan. >anya indi"idu itu sendiri yang tahu dirinya.

2. 3 Pendidikan Agama Kristen

 )ujuan endidikan *gama Kristen di erguruan )inggi secara spesi;k adalah/ “&embantu terbinanya sarjana beragama, dan berta:wa kepada )uhan yang &aha ?sa, berbudi pekerti luhur, ber;kir ;loso;s, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas, ikut seta dalam kerjasama antar umat beragama dalam pengembangan dan peman$aatan @)?KS untuk kepentingan nasional #1usri angabean, 2AAA/ 0%” Sedang tujuan endidikan *gama Kristen secara umum adalah agar mahasiswa sebagai generasi penerus mampu menghayati dan

mengerti sebagai Bmat *llah mempunyai tugas hakiki untuk menjadi berkat bagi dunia, negara dan bangsa @ndonesia.

 )ujuan pendidikan Kristen secara khusus adalah usaha untuk membentuk dan membimbing peserta didik agar tumbuh berkembang mencapai kepribadian utuh yang mencerminkan sebagai gambar *llah yang memiliki si$at kasih dan

ketaatan kepada )uhan, memiliki kecerdasan, ketrampilan, berbudi pekerti yang luhur, kesadaran dan memelihara lingkungan hidup, serta ikut bertanggung  jawab dalam pembangunan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

 &enurut 1usri anggabean tujuan endidikan *gama Kristen #*K% adalah/ “&ahasiswa diharapkan mengenal atau menghayati kasih *llah dalam 1esus Kristus dalam bimbingan (oh Kudus sehingga dapat bertumbuh dalam

membentuk diri pribadi seutuhnya sebagai manuisa ciptaaan baru yang dewasa dan bertanggung jawab kepada *llah, sesama manusia dan lingkungan serta bersedia mengabdikan seluruh hidup dan pekerjaan demi kepentinggan

sesamanya dalam segala aspek lapangan hidup dimana dia berada untuk hormat dan kemulyaan bagi9ya #1usri angabean, 2AAA/ 0%

 +adi pada prinsipnya konsep belajar kristen ditekankan pada keakti$an setiap pribadi untuk membentuk diri atau menjadi pelaku ;rman *llah dan

mengabdikan seluruhnya untuk bangsa dan negara termasuk cinta tanah air sebagai perwujudan kasihnya kepada )uhan. Oleh karena konsep belajar dengan semangat pembaruan akan membawa kepada kemajuan yang sangat berarti bagi hakekat kemanusiaan. Sedang interaksi dalam akti"itas pembelajaran merupakan upaya pencarian diri sendiri agar lebih dewasa dan manusiawi.

(4)

&embicarakan agama dalam kohesi sosial atau kajian $ungsionalatas agama yaitu hubungan antara agama dengan sub sistem yang lain, ada tujuh hal yang disebut oleh OC'ea mengenai $ungsi agama yaitu= “Pertama:agama merujuk suatu apa yang ada di luar, ia dapat menjadi semangat atau suport, memberi hiburan #pengharapan% dan rekonsiliasi. &anusia memerlukan suport dalam menghadapi masa depan yang tidak pasti, memberikan pengharapan untuk berjalan dengan iman, atau hiburan ketika menghadapi kekecewaan, dan rekonsiliasi dengan masyarakat bila mengalami keterpencilan dari tujuan dan norma sosial. edua!agama memberikan hubungan transendental melalui upacara-upacara persembayangan sehingga memberikan rasa aman dan identitas yang kokoh dalam menghadapi perubahan. etiga= agama

mensakralkan norma dan nilai dalam masyarakat, menjaga kelestarian dominasi tujuan dan disiplin kelompok atas keinginan dan dorongan-dorongan indi"idual #sebagai sosial kontrol%. eempat: agama sebagai kritik sosial, dimana norma-norma yang sudah melembaga ditinjau ulang, sesuai dengan $ungsi kenabiannya # prophetic agama%. elima= agama memberikan identitas dan menyadarkan

tentang “siapa” mereka dan “apa” mereka. Keenam/ agama ber$ungsi dalam hubungannya dengan kematangan seseorang indi"idu dalam

masyarakat.etu"uh= agama ber$ungsi dalam membentuk social

solidarity #solidaritas sosial% dan terakhir agama dapat berperan dalam pemerataan pendapatan #Kuntowijoyo, 0DEE/ E%.

 +adi kajian $ungsi agama sangat berperan dalam memembentuk watak bangsa, nilai-nilai agama bisa memberi semangat bagi indi"idu dan kelompok

masyarakat dalam menghadapi krisis multidimensional yang tak kunjung selesai, menghadapi disintegrasi bangsa seperti kasus Ferakan *ceh &erdeka #F*&%, Organisasi apua &erdeka #O&%, korupsi kolusi dan nepotisme #KK9% yang menggurita. 9ilai-nilai agama memberi penghiburan dan harapan untuk

menghadapi ketidak pastian dan meyakini ada saatnya krisis akan berakhir dan bangsa bisa bersatu mewujudkan tujuan nasionalnya.

2..1 Peran Agama dalam ka#ian $"ngsi%nal

- &emberi semangat #suport% memberi hiburan dan rekosiliasi. &anusia perlu supor menghadapi masa depan tidak pasti, harapan dalam iman, hiburan ketika kecewa.

- >ubungan transendental melalui upacara persembayangan, merasa aman, identitas yang kokoh dalam menghadapi perubahan.

- *gama mensakralkan norma #Sebagai sosial kontrol%

- Sebagi kritik sosial #noma yang ada ditinjau ulang, sesuai $ungsi kenabiannya%.

- &emberi identitas= menyadarkan tentang siapa, mereka dan apa mereka. - Sebagai solidaritas sosial.

(5)

- Gungsi agama dapat membentuk watak bangsa, memberi semangat

indi"idu dan kelompok dalam hadapi krisis, disintegrasi bangsa. &emberi hiburan dan ketidak pastian masa depan, saatnya krisis akan berakhir.

2..2 Pendidikan Agama Kristen di Perg"r"an &inggi

- &embentuk sarjan beragama, berta:wa, berbudi pekerti luhur, ber;kir ;loso;s, rasional, dinamis, pandangannya luas, kerjasama antar umat dalam pengembangan @)?KS untuk kepentingan nasional.

- )ujuan umum mempunyai tugas hakiki menghayati dan mengerti sebagai umat *llah mempunyai tugas hakiki untuk menjadi berkat bagi dunia.

- *K 1usril= &engenal kasih *llah dan menghayati kasih *llah dalam 1esus Kristus pribadi seutuhnya sebagai manusia ciptaan baru yang dewasa dan

bertanggung jawab kepada *llah dan manusia, bersedia mengabdikan seluruh hidupnya untuk kemulyaannya.

- Kesimpulan/ membentuk pribadi Kristus menjadi pelaku ;rman untuk mengabdi bagi sesama.

- Semangat belajar memperbaharui diri untuk membawa ke arah kemajuan bagi hakekat kemanusiaan. @nteraksi dalam pembelajaran upaya mencari diri agar lebih dewasa dan manusiawi.

2..' Pentingn(a Pendidikan Nilai Kristen

- &oderat dan merenungkan ;rman )uhan siang dan malam &az 0.

- &enstran$er nilai berulang-ulang. &engimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari ?tika Kristen

- roses tran$er nilai bagaimana seseorang sampai pada suatu pemilihan nilai

- rinsip peserta didik harus diberi kesempatan untuk menjadi pelaku ;rman, akti$ secara ;sik dan mental. Girman itu harus menjadi daging.

- !entuk pendidikan nilai budi pekerti untuk menjadi warganegara yang baik harus diintegrasikan setiap pelajaran penanaman nilaili#erty, eqalitity, $rienternity, unity, demokratisasi, ke#angsaan, ke#hinekaan, pluralisme.

- 1esus meneladani lintas S*(* #orang samaria yang baik hati%, kita harus mengasihi sesama secara totalitas, oleh karena itu pendidikan pluralisme

penting untuk memgawa kabar damai.

- @a peduli= sakit disembuhkan, lapar dicukupkan, mati dibangkitkan,

lumpuh berjalan, buta melihat, &enolak agama Herbalistik, $ormalisme, iman dan perbuatan. ?Ipresi iman dlm perbuatan thd sesama membutuhkan. Syalom *llah ad. >akekat Kristen.

(6)

2.) S"m!angan Pendidikan Agama Kristen dalam Pengem!angan Nilai E*alitarian

'alam mensosialisasikan endidikan agama di masyarakat perlu dikembangkan nilai-nilai kebersamaan. >al yang sangat penting dalam mengembangkan hidup bersama sebagai warga bangsa adalah menanamkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama, bahwa bangsa @ndonesia merupakan masyarakat yang

majemuk dan heterogin.

Sikap saling menghormati dan mengharagai perbedaan yang ada harus senantiasa dikembangkan. Oleh karena itu sikap eksklusi$ dan pemahaman terhadap agama, dan agama sering dijadikan alat legitimasi untuk melakukan kekerasan terhadap pemeluk agama lain harus dihindari. )indakan antagonis ini sangat counter producitive dengan hakekat kemanusiaan uni"ersal.

emahaman agama yang berada dalam tataran institusi, hanya menghasilkan hal yang $ormalitas, dan belum mengenai makna yang esensial. Sedang

pemahaman makna yang esensial, nilai-nilai agama akan dapat dijadikan

moti"asi kebersamaan, kesetaraan dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu sangat penting artinya pendidikan agama bagi generasi muda, nilai agama tidak hanya sebagai ritualitas tetapi diharapkan dapat mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan. enghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama secara baik akan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, dan dapat dijadikan landasan spiritual, moral, etika bagi pembangunan nasional, sehingga dapat memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa.

eringatan bagi para pakar ilmu agama sebagaimana dengan paradigma modern peradaban saat ini telah mendorong rasionalisasi memasuki primordialistik,

trasdisi keagamaan dan dalam kehidupan bersama.

Sasaran yang semula menjadi akar peradaban mulai bergeser ke arah bangun dasar negara yang menjaga stabilitas bangsa. Kehidupan bersama saat ini bagi generasi muda mempunyai makna berbeda, karena situasi dan tantangan zaman berbeda.

erlu dimengerti bahwa kepribadian generasi muda terbentuk oleh jiwa jaman dan untuk membentuk kepribadian global. *nak-anak jaman dimasa yang akan datang adalah generasi yang memiliki kesadaran kemanusiaan, dan nilai-nilai moral yang terkandung secara intrensik di dalamnya. Oleh karena itu bagi generasi tua perlu mewariskan butir-butir kemanusiaan secara uni"ersal dan e:alitarian, bukan hanya $ormat struktur kebangsaan melainkan moralitas dan roh yang dapat membangun hidup bersama.

entingnya bagi generasi penerus, pewaris cita-cita bangsa agar

menumbuhkembangkan komitment kebangsaan dan kemanusiaan dalam sebuah masyarakat modern suatu orde generasi dengan kemampuan kreati$ dan tidak terbatas pada logika $ormal yang dangkal.

2.+ K%ntri!"si Nilai Kekristenan dalam Mem!ent"k Mas(arakat Si,il &enurut endeta >artoyo nilai-nilai subtansial sebagai akar budaya masyarakat sipil di *merika dan ?ropa !arat adalah nilai kasih yang diimplementasikan dalam segala aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh orang !arat sangat

(7)

patuh sekali dalam tatatertib berlalu lintas, karena pada prinsipnya jika

melanggar berarti akan menyusahkan orang lain, di negeri barat juga dijunjung tinggi nilai-nilai kehidupan orang lain atau sangat menghargai perbedaan dan pendapat orang lain sebagai wujud dari masyarakat sipil.

Sedangkan menurut dt. Sangadi &ulya peran orang Kristen dalam mewujudkan masyarakat sipil adalah sebagai garam dan terang yang menggarami dalam segenap hidup manusia. rinsip Kekristenan adalah ibadah yang holistik tidak hanya ibadah ritual tetapi diterapkan dalam segenap aspek kehidupan manusia sehingga menghasilkan buah yang nyata menjadi berkat bagi orang lain . <ontoh kongkrit “elayanan Kristiani” telah dilakukan oleh *lmarhum @bu )heresia dari @ndia, *lmarhum 'r. 1ohanes emena, 1os Sudarso, (omo 1! &angun ijoyo yang memiliki kepekaan sosial terhadap lingkungannya dengan memberikan hidupnya untuk masayarakat marginal #@ndra )renggono, Kedaulatan (akyat, 2D Oktober 2AAJ= hal 02%. &enurut ro$. 'r. Bsman *bubakar masyarakat sipil akan terwujud jika bangsa @ndonesia mengedepankan pendidikan $ormal bagi seluruh warga bangsa, jika terjadi kesenjangan pendidikan dan kesenjangan

sosial-ekonomi maka bangsa ini mudah terpro"okasi untuk melakukan kekerasan terhadap sesama warga bangsa.

'alam sosialisasi pendidikan nilai secara uni"ersal dan holistik, perlu dipahami pendidikan $ormal. Oleh karena kesuksesan pendidikan $ormal dalam

mewujudkan masyarakat sipil yang modern diukur dengan penguasaan nilai-nilai @)?KS dan so$t skils yaitu kemampuan untuk bekerja dengan kelompok, bekerja dalam tekanan, kemampuan memimpin, kemampuan berkoordinasi,

berkomunikasi dalam bahasa @ndonesia dan asing, tabah dan gigih, percaya diri, memiliki kemampuan meman$aatkan teknologi in$ormasi untuk mendapatkan dan meman$aatkan in$ormasi dan memiliki nasionalisme tinggi tidak banyak tuntutan . 9ilai-nilai kebersamaan perlu dijunjung tinggi seperti

kosep “manunggaling kawulo gusti ” yang menekankan kebersamaan dan keteladanan pemimpin terhadap rakyatnya seperti *lmarhum Sultan >! @ mengorbankan tahta untuk rakyatnya.

'alam mewujudkan peradaban yang baik perlu strategi perjuangan kultural dan struktural secara bersama, struktural dalam arti politik, perbaikan struktural ini sarana yang paling e$ekti$ adalah melalui parpol . Semantara kultural itu

merupakan perjuangan panjang. erjuangan membangun mentalitas melalui nilai-nilai kedadilan dan demokrasi yang berorientasi pada Girmn *llah. Sedang 9ilai-nilai di atas dapat diujudkan karena @njil adalah kekuatan *llah yang hidup dan memberikan kemampuan, kesanggupan dan kekuatan bagi penganutnya.

2.- S%sialisasi Pendidikan Karakter - 'ibentuk sejak usia dini

- eran Ortu dan lingkungan dominan

- &engembangkan suara hati anak peke terhadap lingkungan - Komitment orang tua membentuk karakter dgn nilai kekristenan - emimpin harus punya komitment untuk meniru Kristus

(8)

- Karakter harus dikonsep secara ideal untuk generasi muda - &emberi 9orma yang dibakukan

- &emodelkan orang tua sebagai anutan - 'iajarkan secara berulang-ulang

- Keakti$an anak untuk memilih 9ilai - &enjadi habit

- @nteraksi keladanan dan membentuk kondisi lingkungan yang kondusi$  - Orang tua harus memberi hidupnya bagi anaknya.

BAB III PENU&UP

Kesim,"lan

eran *gama Kristen diharapkan menghasilkan dapat menghasilkan indi"idu-indi"idu yang menjadi garam dan terang ditengah-tengah masyarakat yang ditekankan dalam bentuk pendidikan nilai #budi pekerti atau %alue education%, memeliki kesadaran berani mengambil sikap positi$ demi masa depan bangsa yang bertujuan untuk mewujudkan warga negara yang baik #&ood 'eti(en% dengan kriteria bersedia memberikan hidupnya untuk kepentingan bangsa dan negara sesuai dengan pro$esinya masing-masing.

 9ilai agama yang diberikan, harus diintegrasikan dalam seluruh jiwa dan

melekat pada setiap indi"idu seperti nilai kebebasan, persamaan, persaudaraan, kesatuan #li#erty, equality, $raternity, unity %, demokrasi-demokratisasi,

kebangsaan, kebhinekaan, pluralisme.

'emikian juga dengan peran agama dalam pembentukan karakter indi"idu itu sendiri merupakan hal yang sangat penting guna menumbuhkembangkan iman kerohanian masing-masing pribadi agar sesuai dengan karakter )uhan itu

bagaimana sebenarnya.

 1esus sendiri merupakan tokoh pluralisme sejati, @a sendiri telah meneladani murid-muridnya untuk mengasihi sesama manusia seperti dirnya sendiri. &elalui perumpamaan Orang Samaria yang baik hati, @a telah menjelaskan sikapnya

(9)

bahwa sebagai warga masyrakat pengikutnya harus mengasihi sesama dengan totalitas hidupnya, tidak memandang suku, antar golongan, ras dan agama.  Oleh karena itu pendidikan pluralisme merupakan tututan yang harus

ditindaklanjuti oleh setiap orang Kristen dalam rangka misi sebagai pembawa kabar damai sejahtera dan damai sejahtera dalam hidupnya. engajaran9ya sangat peduli terhadap manusia= yang sakit disembuhkan, yang lapar

dicukupkan, yang mati dibangkitkan, dan yang lumpuh bisa berjalan serta yang buta melihat. @njil pada dasarnya monolak agama "erbalistik, $ormalisme, tetapi mengutamakan iman dan perbuatan. *jaran 1esus memerintahkan agar setiap murid9ya= mempu mengekspresikan imannya dalam kepedulian terhadap sesama manusia yang paling membutuhkan . 'engan demikian setiap

pengikutnya terpanggil untuk mengahdirkan syalom *llah dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu hakekat iman Kristen.

DA$&A PUS&AKA http/44erly-educationcare.blogspot.com http/44abdain.wordpress.com42A0A4A04A34pengertian-agama4 http/44wikipedia.com4pengertian karakter4 http/44staL.uny.ac.id4sites4de$ault4;les4SB&!*9F*9M2A?9'@'@K*9M2A*F*&* M2AM2ASigitM2A'KM2Aa.pd$  http/44www.google.co.id4Nsclientpsy-abPhlidPsitePsourcehpP:KO9)(@!BS@Q?9'@'@K*9Q*F*&*QK(@S)?9Q' **&Q&?&!?9)BKQ*)*KQ*9*KQBS@*Q'@9@PpbI0Po:KO9)(@!BS@Q?9'@ '@K*9Q*F*&*QK(@S)?9Q'**&Q&?&!?9)BKQ*)*KQ*9*KQBS@*Q'@9@Pa: $Pa:iPa:lPgsRsmePgsRupl0552l0552lAl0El0l0lAlAlAlAlAlAllAlAPba"on .2,or.rRgc.rRpw.,c$.osbP$pcTd2AbDTcTJ$bD0aPbiw03PbihJ52

Referensi

Dokumen terkait

Peran orang tua Kristen yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai moral sebagai pembentukan karakter untuk mencegah degradasi moral anak di Sekolah Menengah

Pengajaran agama Kristen sangat diperlukan dalam pembentukan dan menjadi media pembimbing bagi orang tua dan keluarga agar hidup sesuai dengan teladan Kristus.

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN PERAN PENDETA DENGAN PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT GSJA KALIMANTAN TENGAH by Djoys Anneke Rantung Submission date: 24-Jun-2022 01:25PM UTC+0700 Submission

“Peran Keluarga Sangat Penting Dalam Pendidikan Mental, Karakter Anak Serta Budi Pekerti Anak”, Jurnal Dinamika Pendidikan, 2015, 8.. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasi