KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan penjaminan mutu Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan penjaminan mutu pendidikan di satuan pendidikan dasar dan menengah. Tujuan pendidikan di satuan pendidikan dasar dan menengah. Tujuan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah untuk penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah untuk memastikan penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah oleh memastikan penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah oleh satuan pendidikan di Indonesia berjalan sesuai dengan Standar satuan pendidikan di Indonesia berjalan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
Nasional Pendidikan.
Sistem Penjaminan Mutu yang dikembangkan oleh Direktorat Sistem Penjaminan Mutu yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri atas Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Kebudayaan terdiri atas Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPMI dilaksanakan dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPMI dilaksanakan oleh satuan pendidikan, sedangkan SPME dilaksanakan oleh institusi oleh satuan pendidikan, sedangkan SPME dilaksanakan oleh institusi di luar satuan pendidikan seperti pemerintah pusat, pemerintah di luar satuan pendidikan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Standar Nasional Pendidikan, dan Badan Akreditasi daerah, Badan Standar Nasional Pendidikan, dan Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah.
Sekolah/Madrasah.
Untukmembantuimplementasi SPMI dan SPME Direktorat Jenderal Untukmembantuimplementasi SPMI dan SPME Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyalurkan bantuan pemerintah Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyalurkan bantuan pemerintah Pengembangan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan. Adanya Pengembangan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan. Adanya dukungan bantuan pemerintah tersebut diharapkan dapat dukungan bantuan pemerintah tersebut diharapkan dapat memperkuat upaya satuan pendidikan dalam memberikan pelayanan memperkuat upaya satuan pendidikan dalam memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu sesuai kebutuhan nyata di lapangan.
pendidikan yang bermutu sesuai kebutuhan nyata di lapangan.
Cirebon, 24 Maret 2017 Cirebon, 24 Maret 2017 Kepala Sekolah Model Kepala Sekolah Model
Drs. Ucu Suprayogi M.kom NIP. 19650602 199412 1 002
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Kata Pengantar i Daftar Isi ii Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Hukum C. Tujuan
D. Hasil yang diharapkan E. Sasaran
Bab. II. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Mekanisme Kegiatan
B. Rincian Peruntukan Bantuan Pemerintah ………...
C. Peserta, Pendamping, dan Petugas Supervisi D. Tempatdan WaktuPelaksanaan Kegiatan Bab. III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan disebut sebagai Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). SPMI mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sistem penjaminan mutu ini dievaluasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh satuan pendidikan dan juga ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk dituangkan dalam pedoman pengelolaan satuan pendidikan serta disosialisasikan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan. Agar pelaksanaan SPMI dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan optimal, dikembangkan satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, yang selanjutnya disebut sekolah model, sebagai gambaran langsung kepada satuan pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan sehingga terjadi pola pengimbasan pelaksanaan penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan pendidikan di Jawa Barat.
Maksud dari pengembangan sekolah model dan pengimbasannya adalah meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan serta menciptakan budaya mutu pendidikan di satuan pendidikan. Sekolah model diharapkan menjadi percontohan sekolah berbasis SNP melalui penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri dan melakukan pengimbasan penerapan penjaminan mutu pendidikan kepada sekolah lain hingga seluruh sekolah mampu menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri pada tahun 2019. Untuk mencapai hal tersebut, secara bertahap LPMP Jawa Barat telah menjalankan program dan kegiatan pengembangan sekolah model.PengembanganSekolah Model dan pengimbasannya dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan, yaitu; (1) Penyediaan fasilitator sekolah
model, (2) Penetapan rintisan sekolah model, (3) Pelatihan SPMI untuk sekolah model, (4) Implementasi sekolah model, (5) Pendampingan sekolah model dan pengimbasan, (6) supervisi (7) Monitoring dan evaluasi, dan(8) Penyusunan laporan pengembangan sekolah model dan pengimbasan.
Sekolah yang melaksanakan model SPMP LPMP Jawa Barat ini diharapkan dapat menciptakan budaya mutu berkelanjutan untuk pencapaian prestasi akademik dan non-akademik peserta didik. Setiap kegiatan mulai dari tahapan input hingga out come akan diawasi dan dikendalikan mutunya oleh LPMP, dan/atau TPMPD, dan/atau Dikdasmen.
Salah satu upaya untuk membina sekolah model dalam mengimplementasikan SPMI dan membantu mengatasi berbagai kendala yang muncul pada saat pelaksanaan SPMI di sekolah model perlu dilakukan kegiatan pendampingan yang difasilitasi oleh fasilitator daerah yang telah dilatih oleh LPMPJawa Barat. Pelaksanaan pendampingan di sekolah dapat dilaksanakan optimal dengan dukungan pembiayaan dalambentukbantuan pemerintah.
Jumlah sekolah model yang mendapatkan bantuan pemerintah melalui DIPA LPMP Jawa Barat berjumlah 440 sekolah untuk jenjang SD,SMP,SMA, SMK yang tersebar di 27 Kab/kotaProvinsi Jawa Barat terbagi ke dalam 2 kelompok yaitu 72 sekolah model yang telah melaksanakan SPMI di tahun 2016 dan 368 sekolah model yang ditetapkan di tahun 2017.
Mengingat pentingnya program pengembangan sekolah model di tahun 2017 maka LPMP Jawa Barat perlu menyusun Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Pengembangan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan. Petunjuk pelaksanaan ini dapat digunakan sebagai acuan oleh Sekolah Model dalam merealisasikan dana bantuan pemerintah untuk kegiatan implement tasi SPMI.
SMK AL-Hidayah Kota Cirebon diusulkan oleh Pengawas BP3 Wilayah V Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat dan ditetapkan oleh LPMP Jawa
Barat sebagai Sekolah Model Sistem Penjaminan Mutu Internal dan ditetapkan oleh LPMP Jawa Barat dalam kerangka Pengembangan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan
Nasional(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 78, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelola dan Penyelenggaraan Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Keuangan No. 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/ Lembaga;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 6 Tahun 2016
tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah Dilingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 28 Tahun 2016
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.
C. Tujuan
Bantuan pemerintah pengembangan sekolah model secara umum dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal pada sekolah model. Secara khusus, bantuan pemerintah pengembangan sekolah model bertujuan untuk membantu memfasilitasi pelaksanaan pendampingan sistem penjaminan mutu internal pada sekolah model, dengan lingkup yang dicantumkan pada petunjuk pelaksanaan ini.
D. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari pemanfaatan dana bantuan pemerintah ini adalah terimplementasikan SPMI yang ditunjukkan dengan adanya dokumen-dokumen sebagai berikut.
1. Terlaksananya siklus SPMI di satuan pendidikan
2. Terbentuknya Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Tingkat Sekolah (TPMPS)
a. Dokumen pemetaan mutu pendidikan b. Dokumen perencanaan pemenuhan mutu c. Dokumen pelaksanaan pemenuhan mutu d. Dokumen monitoring dan evaluasi
e. Dokumen strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi.
4. Terlaksananya kegiatan ekspose hasil implementasi SPMI di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi
E. Sasaran
Sasaran pemanfaatan dana bantuan pemerintah ini adalah sekolah model dan sekolah imbas dengan total 10 orang dari sekolah model, 1 Orang Komite Sekolah Model, 10 orang yang berasal dari sekolah imbas, 1 orang pengawas pendamping sekolah model dan 1 orang perwakilan pengawas dari sekolah imbas.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. MekanismeKegiatan
Jumlah bantuan pemerintah sebesar Rp. 25.000.000. (dua puluh lima juta rupiah). Penggunaan Bantuan Pemerintah Pengembangan Sekolah Model digunakan untuk mendukung aktivitas pendampingan pelaksanaan SPMI di sekolah model dan pengimbasan SPMI olehsekolah model sesuai dengan yang tertera dalam Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) terlampir.
Pola pemanfaatan dana bantuan pemerintah adalah berupa model pendampingan. Bagi sekolah model SPMI yang ditetapkan pada tahun 2017 pendampingan akan dilakukan sebanyak dua kali. Tabel 1 di bawah ini menggambarkan aktivitas pendampingan bagi sekolah model SPMI yang ditetapkan pada tahun 2017.
Tabel 1. Aktivitas Pendampingan Penerapan SPMI untuk Pengembangan Sekolah Model yang ditetapkan pada tahun 2017 PENDAMPINGAN 1
NO MATA DIKLAT ALOKASI
WAKTU KETERANGAN
1 Penguatan Konsep SPMI 2 JP ● Fasilitator:
Pengawas Pembina/Fasda SPMI ● Peserta: Komite Sekolah, Pengawas Sekolah Imbas, Kepala Sekolah, Guru, Perwakilan sekolah imbas ● TPPM : Petugas LPMP Jawa Barat 2 Pemetaan Mutu 5 JP
3 Perencanaan Pemenuhan Mutu 5 JP 4 Penyusunan Program dan
Instrumen Monev
5 JP
5 RTL 1 JP
Jumlah 18 JP
PENDAMPINGAN 2
NO MATA DIKLAT ALOKASI
WAKTU KETERANGAN
1 Budaya Mutu 2 JP ● Fasilitator:
Pengawas 2 Pelaksanaan Pemenuhan Mutu 3 JP
Standar Kompetensi Lulusan, Isi, Proses, dan Penilaian
Pembina/Fasda SPMI ● Peserta: Komite Sekolah, Pengawas Sekolah Imbas, Kepala Sekolah, Guru, Perwakilan sekolah imbas ● TPPM : Petugas LPMP Jawa Barat 3 Pelaksanaan Pemenuhan Mutu
PTK, Sarpras, Pengelolaandan Pembiayaan
3 JP
4 Monitoring dan Evaluasi 6 JP 5 Strategi Peningkatan Mutu 3 JP
6 RTL 1 JP
Jumlah 18 JP
KEGIATAN EKSPOS SEKOLAH MODEL
NO URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
1. Persiapan kegiatan Ekspos Sekolah model
PetugasEkspos:
● Pengawas Sekolah ● Kepala Sekolah
● 8 orang TPMPS sekolah model
2. Pelaksanaan kegiatan Ekspos sekolah model
Jadwal Kegiatan Pendampingan I adalah sebagai berikut. No
.
Waktu Hari
Hari I Hari II Hari III
1 09:00-10:00 1 2 4
2 10:00-11:00 1 3 4
3 11:00-12:00 2 3 4
12:00-12:30 Istirahat Istirahat Istirahat
4 12:30-13:30 2 3 4
5 13:30-14:30 2 3 4
6 14:30-15:30 2 3 5
Jadwal Kegiatan Pendampingan II adalah sebagai berikut. No
.
Waktu Hari
Hari I Hari II Hari III
1 09:00-10:00 1 3 4
2 10:00-11:00 1 3 4
3 11:00-12:00 2 4 5
12:00-12:30 Istirahat Istirahat Istirahat
4 12:30-13:30 2 4 5
5 13:30-14:30 2 4 5
B. Rincian Peruntukan Bantuan Pemerintah
Bantuan dialokasikan untuk pendampingan dan pengimbasan SPMI dan digunakan sesuai dengan RAB (terlampir) yang telah disetujui oleh LPMP. Standar biaya kegiatan berpedoman kepada peraturan perundangan-undangan. Rincian peruntukan bantuan pemerintah untuk sekolah model SPMI yang ditetapkan pada tahun 2017 adalah seperti yang ada pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Peruntukan Bantuan Pemerintah Berdasarkan Bentuk Kegiatan Penerapan SPMI untuk Pengembangan Sekolah Model yang
ditetapkan pada tahun 2017 N o Kegiatan Peruntukan 1 Pendampingan 1 dan Pendampingan 2 1. ATK Kegiatan 2. Penggandaan 3. Transport (fasilitator/pengawas pembina, pengawas imbas,
perwakilan komite sekolah dan perwakilan sekolah imbas)
4. Konsumsi (fasilitator dan seluruh peserta)
5. Biaya perjalanan petugas TPPM LPMP Jawa Barat (uang harian, transport dan biaya penginapan) 6. Honorarium Fasilitator Daerah/pengawas Pembina 2 Kegiatan Ekspos sekolah model 1. Biaya operasional - Belanja ATK - Penggandaan - Banner, Spanduk 2. Transport petugasekspos 3 Penyusunan laporan 1. Penggandaan dan jilid
C. Peserta, Pendamping, dan Petugas Supervisi
Perwakilan sekolah imbas diundang untuk ikut mendapatkan pendampingan di sekolah model. Perwakilan sekolah imbas mengikuti seluruh kegiatan pendampingan yang berlangsung di sekolah model.Anggota tim penjaminan mutu sekolah model diharapkan mampu memfasilitasi sekolah imbas dalam mengimplementasikan SPMI seperti yang diterapkan pada sekolah model. Rincian peserta pada kegiatan
pendampingan adalah seperti pada Tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3.Peserta Pendampingan Sekolah Model SPMI
No Peserta Instansi Model /Imba s Kab/Kot a Keteranga n 1. Drs. H. SUTADI, MM Pengawas BP3 Wil.V - Kota Cirebon Fasilitator Daerah
2. Drs. H. A. Mujayyin Komite Sekolah Model Kota
Cirebon
Ketua Komite 3. Drs. Ucu Suprayogi,
M.Kom
SMK AL-Hidayah Model Kota
Cirebon
Kepala Sekolah 4. Asep Gugun Gunardi ,
S.Pd
SMK AL-Hidayah Model Kota
Cirebon
Guru
5. Udin Syafrudin, S. Kom SMK AL-Hidayah Model Kota
Cirebon
Guru
6. Dulharis, M.Pd. SMK AL-Hidayah Model Kota
Cirebon
Guru
7. Ahmad Fauzan, S.S SMK AL-Hidayah Model Kota
Cirebon
Guru
8. Drs. Asep Sumpena SMK AL-Hidayah Model Kota
Cirebon
Guru
9. Tedi Setiadi, S. Kom SMK AL-Hidayah Model Kota
Cirebon
Guru
10. Evi Yulia, SE. SMK AL-Hidayah Model Kota
Cirebon
Guru
11. Arum Sari, A.Md SMK AL-Hidayah Model Kota
Cirebon Staf Tu
12. Wisnu Dodi Wijaya, S.Kom
SMK AL-Hidayah Model Kota
Cirebon
Operator 13. Drs. H. Wawan
Guna-wan, MM
Pengawas Imbas Kota
Cirebon
Pengawas
14. Astuty AR, ST SMK Pelayaran
Buana Bahari
Imbas Kota
Cirebon
Kepala Sekolah
Buana Bahari Cirebon
16 Drs. Mohamad Supardan SMK TKMT Imbas Kota
Cirebon
Kepala Sekolah
17 Drs. Ratmono SMK TKMT Imbas Kota
Cirebon
Guru
18 Abdurachim, S.Kom SMK Informatika
AL-Irsad
Imbas Kota
Cirebon
Kepala Sekolah
19 Agung Gumilar, S.ST SMK Informatika
AL-Irsad
Imbas Kota
Cirebon
Guru
20 Drs. Kurnia, MM SMK Gracika Imbas Kota
Cirebon
Kepala Sekolah
21 Drs. Heri Subagyo, MM. SMK Gracika Imbas Kota
Cirebon
Guru
22 Edah Sukaedah, M.PD SMK Veteran Imbas Kota
Cirebon
Kepala Sekolah
23 Asmari, S.Pd SMK Veteran Imbas Kota
Cirebon
Guru
Selain itu sekolah model SPMI juga harus melakukan kegiatan ekspose di Tingkat Kabupaten/Kota/Wilayah. Tabel 4 di bawah ini menggambarkan
distribusi peserta dalam kegiatan ekspose sekolah model SPMI.
Tabel 4.Peserta Kegiatan Ekspose Sekolah Model SPMI
No Peserta Instans
i
Kab/Kot a
Keterangan
1. Drs. Ucu Suprayogi, M.Kom SMK AL-Hidayah
Kota Cirebon
TPMPS
2. Asep Gugun Gunardi , S.Pd SMK
AL-Hidayah
Kota Cirebon
TPMPS
3. Udin Syafrudin, S. Kom SMK
AL-Hidayah Kota Cirebon TPMPS 4. Dulharis, M.Pd. SMK AL-Hidayah Kota Cirebon TPMPS
5. Tedi Setiadi, S. Kom. SMK
AL-Hidayah
Kota Cirebon
TPMPS
6. Drs. Asep Sumpena SMK
AL-Hidayah
Kota Cirebon
TPMPS
7. Evi Yulia, SE. SMK
AL-Hidayah
Kota Cirebon
8. Ahmad Fauzan, S.S. SMK AL-Hidayah
Kota Cirebon
TPMPS
9. Arum Sari, A.Md SMK
AL-Hidayah
Kota Cirebon
TPMPS
10. Wisnu Dodi Wijaya, S.Kom SMK
AL-Hidayah
Kota Cirebon
TPMPS
Kegiatan pendampingan akan dipandu oleh pengawas pembina/ Fasilittaor Daerah sekolah model SPMI. Tabel 5 di bawah ini menyatakan data Fasilitator Daerah Sekolah Model SPMI.
Tabel5.Fasilitator Daerah Sekolah Model SPMI
No Nama Jabatan Unit Kerja
1. Drs.H. SUTADI, MM Pengawas/ Fasda BP3 Wilayah V Dinas Pendidikan Prov.Jabar
Pada saat kegiatan pendampingan di sekolah model SPMI sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan maka akan hadir petugas supervisi dari LPMP Jawa Barat sebagai pendamping. Tabel 6 di bawah ini menyatakan rincian jumlah petugas supervisi LPMP Jawa Barat.
Tabel 6.PetugasSupervisi
No Petugas Unit Kerja
D. Tempat dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
SMK AL-Hidayah Kota Cirebon sebagai Sekolah Model SPMI yang ditetapkan tahun 2017 harus melaksanakan 2 kali pendampingan dan 1 kali kegiatan ekspose sebagai bagian pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah. Tabel 6 di bawah ini menggambarkan tempat dan jadwal pelaksanaan kegiatan sebagai berikut.
Tabel 6.Tempat dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No . Tempat Waktu Pendampinga n 1 Pendampinga n 2 Ekspose SMK AL-Hidayah Kota Cirebon Juli 2017 September 2017 Dinas Pendidikan Kota Cirebon/ SMK Al-Hidayah Kota Cirebon Nopember 2017
BAB III PENUTUP
Pelaksanaan SPMI oleh sekolah model memerlukan keterlibatan semua unsur sekolah untuk saling mendukung dan berperan serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Agar pelaksanaan SPMI sesuai dengan kebijakan dan konsep yang diinginkan maka sekolah yang telah dibimbing perlu mendapatkan pendampingan dalam mengimplementasikan hasil workshop. Fasilitasi selama pendampingan kepada sekolah diharapkan dapat memperkuat pelaksanaan SPMI di sekolah model. Keberhasilan pengembangan sekolah model dalam melaksanakan SPMI sangat dipengaruhi oleh komitmen sekolah dan pemangku kepentingan yang terlibat mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi dan pelaporan untuk bersama-sama mengupayakan keberhasilan keseluruhan kegiatan sesuai dengan tugas,fungsidan kewenangan masing-masing.
Melalui Bantuan Pemerintah ini Sekolah model diharapkan dapat mengembangkan lebih lanjut kegiatan pendampingan sesuai dengan kebutuhannya dengan tetap mengikuti rambu-rambu yang ada dalam petunjuk pelaksanaan ini.
Lampiran :
1. SK Penetapan Sekolah Model SPMI(Oleh LPMP Jawa Barat) 2. RAB
3. Fotokopi rekening bank (BJB) atas nama sekolah yang masih aktif 4. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
5. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Bantah SPMI 6. Surat Perjanjian Pemberian dan Penggunaan Bantah SPMI 7. Kuitansi Pembayaran Dana Bantah
8. Foto copy rekening Bank
9. Foto-copy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama sekolah
10. Foto-copy pengangkatan Kepala Sekolah 11. Foto copy ijin pendirian sekolah
12. Foto copy Akte pendirian yayasan 13. Foto copy ijin operasional sekolah