• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Kewajiban Pembayaran Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung-Bojonagara).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Kewajiban Pembayaran Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung-Bojonagara)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The obedience of taxpayer in increasing the obligation of tax payment has been composed by Directorate General of Taxes in General Provisions and Taxation Procedures. From the payment of Taxpayer it can be seen the obedience of Taxpayer in paying their taxes. The purpose of this research is to know the level of Taxpayer obedience in Pramata Bojonagara Tax Office. The research method used is research method of simple regression analysis with approach of questionnaires distribution in Pratama Bojonagara Tax Office. Problem identification made by the writer is how Taxpayer obey taxation procedures, provisions, rules, and Taxation Law and how far does the influence of Taxpayer obedience to the payment taxation obligation in Pratama Bojonagara Tax Office. Regression test results shows regression coefficient of 0.023. So if the influence of Taxpayer Obedience (X) rise by one denomination, then Taxpayer Obligation (Y) rise 0.023. The result is significant value of 0.917. This means the influence of Taxpayer Obedience is significant to the Obligation of Tax Payment because the significant value is bigger than 0.05 then H0 is rejected. H0 rejected means the

obedience of Taxpayer in obeying taxation procedures, provisions, rules and Taxation Bills has significant influence to the obligations of Tax Payment.

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Kepatuhan Wajib Pajak dalam meningkatkan kewajiban pembayaran pajak telah disusun oleh Direktorat Jendral Pajak di dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jika dilihat dari pembayaran Wajib Pajak dapat dilihat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajaknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara. Metode penelitian adalah deskriptif analitis yaitu metode penelitian analisis regresi sederhana dengan pendekatan penyebaran kuisioner di KPP Pratama Bojonagara. Identifikasi masalah yang dibuat oleh penulis adalah bagaimana Wajib Pajak mematuhi tata cara perpajakan, ketentuan, peraturan, dan Undang-Undang perpajakan serta sejauhmana pengaruh kepatuhan Wajib Pajak terhadap pembayaran kewajiban perpajakan di KPP Pratama Bojonagara. Hasil uji regresi menunjukkan Diperoleh koefisien regresi sebesar 0.023 Jadi apabila pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak (X) meningkat satu satuan, maka Kewajiban Pembayaran Pajak (Y) meingkat sebesar 0.023. Diperoleh nilai signifikansi 0.917. Hal ini berarti pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak signifikan terhadap Kewajiban Pembayaran Pajak karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 ditolak. H0 ditolak artinya kepatuhan Wajib Pajak dalam mematuhi tata cara perpajakan, ketentuan, peraturan, dan Undang-Undang perpajakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kewajiban pembayaran pajak.

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

2.2.2.1 Klasifikasi Objek Pajak Penghasilan ... 23

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.6.3 Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) ... 39

2.6.4 Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) ... 39

2.8.1 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) ... 43

2.8.2 Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) ... 45

2.8.3 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) ... 45

2.9 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 51

3.1 Objek Penelitian ... 51

3.2 Sejarah Singkat Direktorat Jendral Pajak ... 51

3.2.1 Uraian Tugas dan Struktur Organiasi ... 54

3.3 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 56

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

3.6.4 Analisis Regresi Sederhana ... 62

3.7 Pengembangan Hipotesis ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1 Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Ketentuan Umum, Tata Cara Perpajakan, Peraturan dan Undang-undang Perpajakan ... 64

4.2 Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Kewajiban Pembayaran Perpajakan ... 65

4.3 Pengujian Validitas ... 69

4.4 Pengujian Reliabilitas ... 71

4.5 Pengujian Normalitas ... 71

4.6 Hasil Perhitungan Analisis Regresi ... 72

4.7 Koefisien Determinasi ... 74

4.8 Pengujian Hipotesis ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 79

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel I Daftar Jumlah Wajib Pajak Terbaru Selama 5 Tahun Terakhir ... 6

Tabel II Pembayaran Masa ... 41

Tabel III Operasionalisai Variabel ... 57

Tabel IV Data Kuesioner ... 67

Tabel V Hasil Uji Validitas... 70

Tabel VI Hasil Uji Reliabilitas ... 71

Tabel VII Uji Normalitas Model One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test . 72 Tabel VIII Hasil Uji Regresi ... 73

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar I Bagan Kerangka Pemikiran ... 50

(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Penerimaan dalam negeri terdiri dari dua macam, yaitu penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak, seperti penerimaan dari minyak dan gas sangat tergantung pada pasaran minyak dunia serta kebijakan

Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), begitu pula dengan penerimaan dari ekspor non migas yang selalu dipengaruhi oleh negara. Penerimaan pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran rutin Negara, seperti menjalankan pemerintahan dan melakukan pembangunan. Pemerintah memandang pajak sebagai suatu hal yang penting bagi Negara ini oleh karena itu, pemerintah sangat mengharapkan partisipasi dari masyarakat yang telah memiliki penghasilan untuk membantu mempertahankan kelangsungan negara ini melalui pembayaran pajak yang tepat jumlah dan tepat waktu. Oleh sebab itu, negara membuat peraturan perpajakan yaitu perpajakan bagi orang pribadi maupun badan untuk melakukan kewajiban perpajakan.

(10)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha

dibanding tahun 2007 (72,36%). Sedangkan penerimaan termasuk Pajak Penghasilan minyak dan gas mencapai 86,80% dari target dan 74,98% dari pencapaian periode yang sama pada tahun 2007 (sumber:www.ORTax.org).

Langkah pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor perpajakan dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh pada tahun 1983, dan sejak saat itulah, Indonesia menganut sistem self assessment.

Drs. Safri Nurmantu, M.Si (Buku: Pengantar Perpajakan, halaman 108. 2003) mengatakan di dalam sistem self assessment Wajib Pajak sendirilah yang menghitung dan menilai sendiri pemenuhan kewajiban perpajakannya. Dalam hal ini Wajib Pajak harus mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk mendapatkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), menghitung dan atau memperhitungkan sendiri jumlah pajak yang terutang, menyetor pajak tersebut ke Bank Persepsi/Kantor Giro Pos dan melaporkan penyetoran tersebut kepada Direktur Jendral Pajak, serta terutama menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang melalui pengisian SPT (Surat Pemberitahuan) dengan baik dan benar.

(11)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha

Untuk mencapai kemandirian suatu negara maka pemerintah perlu menyelenggarakan serta melaksanakan pembangunan sehingga tidak hanya bergantung kepada pinjaman luar negeri yang semakin meningkat. Salah satu usaha pemerintah untuk mewujudkan kemandirian satu negara dalam pembiayaan pembangunan negara tersebut adalah menggali sumber dana yang berasal dari penerimaan pajak. Pajak yang dipungut ini digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.

Target penerimaan negara Indonesia di sektor pajak tahun 2006 secara nasional sebesar Rp 362 trilyun atau mengalami peningkatan 20 persen dari 2005 lalu. Angka tersebut terdiri Rp 325 trilyun dari pajak dan Rp 37 trilyun dari Pajak Penghasilan (PPh) Migas. Target penerimaan negara dari perpajakan dalam APBN 2006 mencapai Rp.402,1 triliun. Target penerimaan itu antara lain berasal dari:

1. Pajak Penghasilan (PPh) Rp.198,22 triliun

2. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM) Rp.126,76 triliun

3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Rp.15,67 triliun

4. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Rp.5,06 triliun 5. Penerimaan pajak lainnya Rp.2,76 triliun.

Pendapatan pajak itu sudah termasuk pendapatan cukai Rp.36,1 triliun, bea masuk Rp.17,04 triliun dan pendapatan pungutan ekspor Rp.398,1 miliar. Total penerimaan pajak dalam lima tahun terakhir (2001-2005) sudah mencapai 1.040 triliun.(Sumber:Wikipedia.com)

(12)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha

motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Motivasi pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Perilaku patuh wajib pajak sangat dipengaruhi oleh perilaku individu dan lingkungan.

Banyak warga masyarakat yang masih beranggapan bahwa pajak merupakan pungutan bersifat paksaan yang merupakan hak istimewa pemerintah dengan tidak memberikan kontraprestasi langsung kepada pembayar pajak. Persepsi keliru tentang perpajakan diperkuat dengan dianutnya sistem pemungutan pajak secara official assessment. Dengan sistem ini, wajib pajak ditempatkan sebagai subyek pasif perpajakan. Kondisi ini tidak mendukung upaya menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat untuk menjadi wajib pajak yang patuh membayar pajak, bahkan ada kecenderungan untuk berusaha menghindari dari kewajiban pajak.

Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi semua kewajiban maka mereka dapat dianggap sebagai wajib pajak yang tidak patuh. Namun, ada perbedaan dalam menentukan derajat ketidakpatuhan apakah kesalahan wajib pajak itu atas kesengajaan untuk tidak memenuhi kewajiban atau karena ketidaktahuan atau juga karena perbedaan intepretasi dalam memandang peraturan yang berlaku. Oleh karena itu kejelasan hukum pajak juga masuk kategori resiko yang harus dibenahi, baik dengan mengubah undang-undang atau mengubah tata cara pelaksanaannya.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

terhadap perpajakan. Kepatuhan Wajib Pajak merupakan pemeran utama yang mempengaruhi realisasi penerimaan pajak, dimana kepatuhan Wajib Pajak dalam hal ini dinilai dengan ketaatannya dalam memenuhi kewajiban perpajakan dari segi formil dan materiil. Misalnya kepatuhannya dalam hal waktu, seorang Wajib Pajak mungkin selalu membayar kewajibannya secara penuh tetapi kewajiban tersebut terlambat bayar, maka hal demikian tidak dapat dianggap sebagai patuh (sumber:Wikipedia.com).

Upaya lain untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan yaitu, dengan penyisiran wajib pajak yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Penyisiran tersebut masih dilakukan melalui 4 pendekatan, yaitu berbasis perusahaan, aset properti, asosiasi, dan belanja. Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian Ditjen Pajak Hartoyo mengatakan cara itu cukup berhasil menambah masyarakat yang memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP), di mana sampai

semester I/2010 tercatat telah mencapai 18,44 juta.

A

ngka itu terdiri dari Wajib

Pajak orang pribadi sebanyak 16,29 juta, bendaharawan sebanyak 458 ribu, dan Wajib Pajak badan sebanyak 1,68 juta. Empat pendekatan itu meliputi:

1. Berbasis pemberi kerja di mana Ditjen Pajak akan meminta data kepada perusahaan tentang siapa saja karyawan yang belum memiliki NPWP. 2. Berbasis asosiasi yang potensial, seperti asosiasi dokter, pengacara,

(14)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha Table I

Wajib Pajak terbaru selama 5 tahun terakhir

Tahun Jumlah Wajib Pajak (jiwa)

2005 4,35 juta

Pengamat perpajakan Citas Konsultan Global Ruston Tambunan mengatakan penambahan Nomor Pokok Wajib Pajak tersebut harus diiringi dengan kebijakan uji kepatuhan (complience test) agar ada kontribusi terhadap penerimaan pajak. Praktik tersebut, umum dilakukan di negara-negara di dunia yang juga menerapkan prinsip self assessment. Penambahan Wajib Pajak baru belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan penerimaan pajak.(Sumber: pajak.com).

Dengan memperhatikan keterangan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH KEPATUHAN WAJIB

PAJAK TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN PAJAK”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang dapat penulis identifikasi adalah sebagai berikut:

(15)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha

2. Sejauhmana pengaruh kepatuhan Wajib Pajak terhadap pembayaran kewajiban perpajakan?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang objektif mengenai prosedur pelaksanaan dan hasil pengaruh perilaku Wajib Pajak terhadap kewajiban pembayaran pajak sehingga diperoleh gambaran pengaruhnya terhadap peningkatan penerimaan pajak.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis akan melakukan penelitian yang bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah Wajib Pajak mematuhi tata cara perpajakan, ketentuan, peraturan, dan Undang-Undang Perpajakan. 2. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh kepatuhan Wajib Pajak

terhadap pembayaran kewajiban pajak?

1.4Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

(16)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha

pemahaman mengenai kepatuhan Wajib Pajak Badan serta pengaruhnya terhadap penerimaan pajak.

2. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk penelitian yang serupa yang memiliki topik yang sama, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan referensi.

(17)

76 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian terhadap Wajib Pajak dalam mematuhi tata cara perpajakan, ketentuan, peraturan, dan Undang-Undang perpajakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kewajiban pembayaran pajak artinya kepatuhan Wajib Pajak dengan kewajiban pembayaran pajak berbanding lurus (positf). Jadi apabila kepatuhan Wajib Pajak meningkat maka kewajiban perpajakannya meningkat.

2. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Kewajiban Pembayaran Pajak berbanding lurus (positif). Jadi apabila pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak meningkat satu satuan, maka Kewajiban Pembayaran Pajak juga meningkat. Diperoleh nilai signifikansi 0.917. Hal ini berarti pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak signifikan terhadap Kewajiban Pembayaran Pajak.

5.2 Saran

Saran yang dikemukan penulis dalam penelitian ini adalah:

(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 77

Universitas Kristen Maranatha

kewajiban pembayaran pajaknya. Dan perlu adanya peningkatan pelayanan prima kepada Wajib Pajak. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengeluarkan kebijakan mengenai penghargaan untuk memotivasi Wajib Pajak.

2. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan penelitian pada variabel lain selain kepatuhan Wajib Pajak yang diperkirakan lebih punya pengaruh terhadap kewajiban pembayaran pajak seperti tingkat penghasilan Wajib Pajak, tingkat pendidikan, pemeriksaan terhadap Wajib Pajak, penegakan hukum dan sanksi denda, kesadaran Wajib Pajak terhadap perpajakan, tingkat pemahaman Wajib Pajak terhadap

Self Assessment System.

(19)

78 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia. (2008).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Undang-Undang-Undang-Undang Pajak Penghasilan. SL Media. Jakarta

Gozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Mardiasmo. (2009). Perpajakan (edisi revisi). Edisi revisi 2009, Andi Offset. Yogyakarta.

Meliala, Tulis S dan Francisca Widianti Oetomo. (2010). Perpajakan dan Akuntansi

Pepajakan. Edisi Enam, Semesta Media. Jakarta.

Resmi, Siti. (2007). Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi Tiga. Salemba Empat. Jakarta.

Suandi, Erly. (2002). Perencanaan Pajak. Edisi pertama, Salemba 4. Jakarta.

Gambar

Tabel I Daftar Jumlah Wajib Pajak Terbaru Selama 5 Tahun Terakhir .....   6
Table I Wajib Pajak terbaru selama 5 tahun terakhir

Referensi

Dokumen terkait

Durian Dan Konsentrasi Asam Klorida Sebagai Pelarut Terhadap Sifat Kekuatan Tarik Bioplastik Pati Biji Durian Berpengisi Kitosan Dengan Pemlastis Sorbitol 46 Gambar 4.7

Menurut Sugiyono (2014) metode penelitian kausal adalah metode penelitian untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel

ABSTRAK ± Penelitian pengaruh konsentrasi pelarut asam nitrat dan asam florida untuk melarutkan paduan U-Zr dan analisis kadar zirkonium menggunakan spektrofotometri

variety of language used in Pasar Pabean make the writer interested in analyzing the request strategies used by the buyers to the sellers of different ethnicity. In brief,

pelayanan lingkungan yang hanya boleh dilewati oleh pembangunan jalur servis atau pelayanan.. 18 Pengadaan Becak Motor Sampah Berpotensi menimbulkan Kemacetan Lalulintas akibat

Isolasi dan Identifikasi Fungi Non-simbiosis di Rizosfer Bawang Merah (Allium ascalonicum L. ) pada Lahan Tercemar Logam Berat Pb di Kecamatan Wanasari Kabupaten

Pengujian dilakukan pada 5 spesimen dan setiap spesimen di tekan pada 5 titik yang berbeda, yaitu pada bagian atas, tengah, bawah. Pada uji kekerasan kali ini menggunakan gaya

Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 13 Tahun