Bauksit
Bauksit (bahasa Inggris: bauxite) adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous aluminium oksida dan aluminium hidroksida yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O), mineral gibsit (Al2O3 .3H2O), dan diaspore α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida besi goethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil anatase Tio 2. Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 – 12%, Fe2O3 2 – 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 – 36%. Bauksit pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernama Pierre Berthier pemberian nama sama dengan nama desa Les Baux di selatan Perancis. Di Indonesia Bauksit pertama kali ditemukan pada tahun 1924 di Kijang, pulau Bintan, di provinsi Kepulauan Riau.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
Kegunaan Bauksit: Bahan Industri Keramik, Logam, Abrasive, Kimia dan Metelurgi
Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu. Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan.
Bauksit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa
Bauksit dengan inti batu
Bauksit, Les Baux di selatanPerancis
Bauksit (bahasa Inggris: bauxite) adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite Al (OH) 3, boehmite γ-ALO (OH),
dan diaspore α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida besi goethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil anatase Tio 2 . Pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernama Pierre Berthier pemberian nama sama dengan nama desa Les Baux di selatan Perancis.
Proses Pemurnian Refinery Pembuatan Aluminium
[
sunting
|
sunting
sumber
]
Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:
Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium
oksida (alumina), dan
Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk menghasilkan
Bauksit
Bauksit (bahasa Inggris: bauxite) adalah bijih utama aluminium terdiri dari hydrous aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite Al (OH) 3, boehmite γ-ALO (OH), dan diaspore α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida besi goethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil anatase Tio 2 . Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 – 12%, Fe2O3 2 – 25%, TiO2 >3%,dan H2O 14 – 36%.
Pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernama Pierre Berthier pemberian nama sama dengan nama desa tempat dimana Bauksit pertamakali ditemukan, Les Baux di bagian selatan Perancis. Pembentukan bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dimana kondisi yang menunjang pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan bebas atau sedikit sekali mengandung kadar kuarsa (SiO2). Batuan tersebut
(misalnya sienit dan nefelin) berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi kemudian proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar dan tidak terlalu dalam. Biasanya banyak terdapat di hutan biomas, oleh karena itu penambangannya biasanya merusak hutan.
Potensi dan cadangan endapan bauksit di Indonesia terdapat di:
Sumatera utara : Kota Pinang (kandungan Al2O3 = 15,05 – 58,10%).
Riau : P.Bulan, P.Bintan (kandungan SiO2 = 4,9%, Fe2O3 = 10,2%, TiO2 = 0,8%, Al2O3 = 54,4%), P.Lobang (kepulauan Riau), P.Kijang (kandungan SiO2 = 2,5%, Fe2O3 = 2,5%, TiO2 = 0,25%, Al2O3 = 61,5%, H2O = 33%),merupakan akhir pelapukan lateritic setempat, selain ditempat tersebut terdapat juga diwilayah lain yaitu, Galang, Wacokek, Tanah Merah,dan daerah searang. Kalimantan Barat : Tayan Menukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah, Kendawangan dan Munggu
Besar.
Bangka Belitung : Sigembir.
Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan land clearing dan kemudian diikuti dengan pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovel loader yang sekaligus memuat bijih bauksit tersebut kedalam dump truck untuk diangkut ke instalansi pencucian.
Bijih bauksit tersebut kemudian dicuci dan dipisahkan dari unsur lain yang tidak diinginkan. Pencucian dapat dilakukan dengan semprotan air berkekuatan tinggi (water jet) diikuti penyaringan (screening). Disamping itu dapat sekaligus dilakukan proses pemecahan (size reduction) dengan menggunakan jaw crusher.
Cara-cara Pencucian: A. Cara Asam (H2SO4)
Hanya dilakukan untuk pembuatan Al2(SO4)3 untuk proses pengolahan air minum dan pabrik kertas. Reaksi dapat dipercepat dengan menaikkan temperatur sampai 180 C (Autoclaving)
KalsinasiCocok untuk lowgrade Al2O3 tetapi high SiO2 yang tidak cocok dikerjakan dengan cara basa.
Hasil Basic-Al-Sulfat dikalsinansi menjadi Al2O3, kelemahan cara ini adalah Fe2O3ikut larut. B. Cara Basa (NaOH), Proses Bayers (Th 1888)
The Bayer Proses adalah suatu cara untuk memurnikan Bauksit untuk memperoleh Alumina (Aluminium Oxide). Persamaan Kimianya:
Al2O3 + 2 NaOH + 3 H2O → 2 NaAl(OH)4
Proses ini melarutkan kotoran (termasuk Silica) dengan cairan panas Sodium Hydroxide, NaOH pada 175º C dengan tekanan tinggi. Hasil pencucian berupa lumpur merah kemudian disaring lagi dengan menggunakan saringan pasir dan kemudian didinginkan. Larutan Alkaline kemudian ditambahkan disertai Carbon Dioxide. Proses ini menghasilkan endapan yang mengandung sekitar 30%-54% Alumunium Oxide dan sisanya berupa beberaja jenis besi dan Titanium. Aluminium Oxide harus dimurnikan lagi untuk memperoleh
Aluminium murni. Ada 2 macam produk alumina yang bisa dihasilkan yaitu Smelter Grade Alumina (SGA) dan Chemical Grade Alumina (CGA). 90% pengolahan bijih bauksit di dunia ini dilakukan untuk
menghasilkan Smelter Grade Alumina yang bisa dilanjutkan untuk menghasilkan Al murni. Berikut block diagram pengolahan bauksit melalui proses SGA:
Untuk Bauksit yang mempunyai kadar silika lebih dari 10%, proses ini menjadi kurang dimungkinkan dikarenakan Sodium Alumunium Silika yang terbentuk. Alternatif nya adalah Proses "Hall–Héroult". C. Cara Sintering dengan Na2CO3 (Deville-Pechiney)
Sintering dilakukan dalam Rotary Kiln 1000 C selama 2-4 jam, cocok untuk bijih dengan high Fe2O3 dan SiO2.
Reaksi-reaksi:
Al2O3 + Na2CO3 = NaAlO2 + CO2(g) Fe2O3 + Na2CO3 = Na2O∙Fe2O3 + CO2(g) TiO2 + Na2CO3 = Na2O∙TiO2 + CO2(g) SiO2 + Na2CO3 = Na2O∙SiO2 + CO2(g) D. Dengan proses elektolisa/ electrolysis
Aluminium oxide dilarutkan dalam cairan Kriolit (cryolite) yang kemudian di didihkan menjadi metal murni. Suhu pendidihan pada umunya adalah 950 sampai dengan 980 °C. Aluminium oxide yang dihasilkan berupa pasir putih halus.
Bahan utamanya adalah bauksit yang mengandung aluminium oksida. pada katoda terjadi reaksi reduksi, ion aluminium (yang terikat dalam aluminium oksida) menerima electron menjadi atom aluminium, 4 Al(3+) + 12 e(1-) ————–> 4 Al
pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana ion-ion oksida melepaskan elektron menghasilkan gas oksigen.
6 O(2-) ——————> 3 O2 + 12 e(1-)
logam aluminium terdeposit di keping katoda dan keluar melalui saluran yang telah disediakan.
pengertian bauksit
pengertian bauksit adalah barang tambang campuran
yang menjadi bahan dasar alumunium. Bauksit berwarna
putih kekuning-kuningan, merah, maupun cokelat, (bila
bercampur besi), bersifat mudah larut dalam air, dan tidak
mudah terbakar. Bijih bauksit diolah menjadi alumina dan
diolah lagi menjadi alumunium. Penghasil bauksit di
Indonesia adalah wilayah Kepualauan Riau, Pulau Bangk
Belitung, dan Kalimantan Barat.
A. Tentang Bauksit
Bauksit (Inggris:bauxite) adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite Al (OH)3, boehmite γ-ALO (OH), dan diaspore α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida besi goethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil
anatase Tio 2 .
Pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernama Pierre Berthier pemberian nama sama
dengan nama desa Les Baux di selatan Perancis.
B. Sumber Bijih Bauksit
Bijih bauksit merupakan mineral oksida yang sumber utamanya adalah:
1. Al2O3.3H2O, Gibbsit yang sifatnya mudah larut
2. Al2O3.3H2O, Bohmit yang sifarnya susah larut dan Diaspore yang tidak larut.
Sumber lain nya adalah :
1. Nephelin : (Na,K)2O.Al2O3.SiO2
2. Alunit : K2SO4.Al2(SO4)3.4Al(OH)3
3. Kaolin & Clay : Al2O3.2SiO2.2H2O
C. Proses Pengolahan Bauksit
Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan land clearing. Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama diadakan pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovelloader yang sekaligus
memuat bijih bauksit tersebut kedalam dump truck untuk diangkut ke instalansi pencucian. Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian dimaksudkan untuk meningkatkan kualitasnya dengan cara mencuci dan memisahkan bijih bauksit tersebut dari unsur lain yang tidak diinginkan, missal kuarsa, lempung dan pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat dibebaskan dari yang besar melalui pancaran air (water jet) yang kemudian dibebaskan melalui penyaringan (screening). Disamping itu sekaligus melakukan proses pemecahan (size reduction) dengan menggunakan jaw crusher.
Cara-cara Leaching :
1. Cara Asam (H2SO4)
Hanya dilakukan untuk pembuatan Al2(SO4)3 untuk proses pengolahan air minum dan pabrik kertas.
• Reaksi dapat dipercepat dengan menaikkan temperatur sampai 180 C (Autoclaving) • KalsinasiCocok untuk lowgrade Al2O3 tetapi high SiO2 yang tidak cocok dikerjakan dengan cara basa. • Hasil Basic-Al-Sulfat dikalsinansi menjadi Al2O3, kelemahan cara ini adalah Fe2O3 ikut larut.
2. Cara Basa (NaOH), Proses Bayers (Th 1888)
Ada 2 macam produk alumina yang bisa dihasilkan yaitu Smelter Grade Alumina (SGA) dan Chemical Grade Alumina (CGA). 90% pengolahan bijih bauksit di dunia ini dilakukan untuk menghasilkan Smelter Grade Alumina yang bisa dilanjutkan untuk menghasilkan Al murni.
Reaksi Pelindian:
• Mineral Bijih:
Al2O3∙3H2O + 2 NaOH = Na2O∙Al2O3 + 4 H2O (T =140 C, P= 60 psi)
• Impurities:
SiO2 + 2 NaOH = Na2O∙SiO2 + H2O (Silika yang bereaksi adalah silika reaktif) 2(Na2O∙SiO2) + Na2O∙Al2O3+2H2O = Na2O∙Al2O3∙SiO2 (Tidak larut) + 4 NaOH Dalam proses ini dibatasi jumlah silika reaktifnya karena sangat mengganggu dengan menghasilkan doubel Na-Al-Silikat yang mempunyai sifat tidak larut. Fe2O3 dan TiO2 tidak bereaksi dengan NaOH dan tetap dalam residu (Red Mud), sedangkan V2O5, Cr2O3, Ga2O3 larut sebagai by product.
Dilakukan dengan memanfaatkan hidrolisa karena pendinginan T=60-65 C sampai 38-43 C, t = 100 jam
Na2O3∙3H2O + 4 H2o = Al2O3∙3H2O(s) + 2 NaOH
- Kalsinasi:
Al2O3∙3H2O = Al2O3(pure) + 3 H2O(g) (T=1200 C)
3. Cara Sintering dengan Na2CO3 (Deville-Pechiney)
Sintering dilakukan dalam Rotary Kiln 1000 C selama 2-4 jam, cocok untuk bijih dengan high Fe2O3 dan SiO2.
Reaksi-reaksi:
Al2O3 + Na2CO3= NaAlO2 + CO2(g)
Fe2O3 + Na2CO3 = Na2O∙Fe2O3 + CO2(g)
TiO2 + Na2CO3 = Na2O∙TiO2 + CO2(g)
SiO2 + Na2CO3 = Na2O∙SiO2 + CO2(g)
4. Dengan proses elektolisa
Bahan utamanya adalah bauksit yang mengandung aluminium oksida. pada katoda terjadi reaksi reduksi, ion aluminium (yang terikat dalam aluminium oksida) menerima electron menjadi atom aluminium,
4 Al(3+) + 12 e(1-) ————–> 4 Al
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana ion-ion oksida melepaskan elektron menghasilkan gas oksigen.
6 O(2-) ——————> 3 O2 + 12 e(1-)
logam aluminium terdeposit di keping katoda dan keluar melalui saluran yang telah disediakan.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Bauksit
GENESA BAHAN GALIAN
8:18 PMhttp://learnmine.blogspot.com/2013/05/genesa-bahan-galian.html
Isya Ansyari
GENESA BAHAN GALIAN
Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian (geologic controls).
Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah sebagai pegangan dalam
menemukan dan mencari endapan-endapan baru, mengungkapkan sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta membantu dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut.
Sumber daya minerals merupakan bagian dari sumber daya alam atau biasa disebut juga BAHAN GALIAN , proses pembentukannya berlangsung dalam jangka waktu lama (jutaan tahun). Keberadaannya jika dibandingkan dengan masa hidup di alam seperti manusia maka bahan galian digolongkan kepada sumber daya alam yang tidak terbarukan (Un renewable).
Keberadan mineral yang berbentuk bahan galian di alam dijumpai dalam dua bentuk yaitu yang pertama dalam bentuk ASLI nya atau native element, serta bahan galian tersebut dapat langsung diambil serta digunakan untuk keperluan manusia, sedangkan bentuk kedua berbentuk SENYAWA dengan unsur lain, serta untuk mendapatkan mineral yang diinginkan bahan galian tersebut harus diolah lebih dahulu.
Berdasarkan jenisnya BAHAN GALIAN secara garis besar digolongkan menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Bahan Galian LOGAM
a. Logam Mulia ( Au, Ag, Pt dan Hg ) b. Logam Besi ( Fe, Ni, Mn, Cr, Wo dan Mo )
c. Logam Bukan Besi ( Sn, Al, Cu, Pb, Zn, Bi, Sb dan Ti ) d. Mineral Jarang (Cr, Co, Mg)
2. Bahan Galian BUKAN LOGAM a. Mineral Industri
b. Batu Mulia
3. Bahan Galian BATUAN / Konstruksi
4. Bahan Galian RADIO AKTIF a. Uranium
b. Rhadium, Thorium dll
Berdasarkan UU PMB Nomor 4 Tahun 2009, Tgl 12 Januari 2009
Emas (Au), Mineral Emas dialam bijihnya dapat diperoleh sebagai emas murni (Native Gold) , Elektum
(Au,Ag). Biasanya emas terdapat dalam cebakan pada berbagai macam batuan seperti batuan sedimen, batuan volkanik, batuan beku dan batuan metamorf.
Perak (Ag), kebanyakan perak berasal dari cebakan hidrotermal tipe pengisian ( Fisure filling) pada urat-urat
(Vein) .
Platina (Pt), Bijih platina terjadi secara konsentrasi magmatik didalam batuan beku ultra basa. Bijih platina
placer (Endapan sekunder) terbentuk karena proses pengendapan kembali dari hasil pelapukan / erosi terhadap endapan bijih primer.
Air Raksa (Hg), hampir semua bijih air raksa terjadi dari larutan hydrothermal sebagai aktifitas pengisi
rongga (Cavity Filling) dan alih tempat (Replacement).
Bauksit (Al), bijih bauksit terjadi karena proses pelapukan (Residual Concentration ) dari batuan yang kaya
akan mineral feldspar atau mineral alumina silikat lainnya. Adapun batuan induknya tersebut antara lain Granit, Granodiorit, Syenit, Dasit , Riolit dll.
Besi (Fe), bijih besi seperti logam yang lainnya terbentuknya akibat proses magmatik, kontak metasomatik
dan replacemen. Bijih besi yang didapat dialam antara lain Magnetit, Hematit, Pirit dan Siderit.
Tembaga (Cu), Hampir sebagian besar cebakan Tembaga terjadi dari Proses larutan Hidrothermal, dengan
tipe alih tempat (Replacemen) dan pengisian rongga (Cavity filling) pada batuan beku, sedimen maupun metamorf.
Timah Hitam (Pb), Dialam timah hitam selalu bersosiasi dengan mineral seng, yang terjadi karena proses
hydrothermal suhu rendah dengan type endapan pengisian rongga ( Cavity filling ) dan alih tempat (Replacemen ). Bahan tambangnya di alam antara lain didapat sebagai mineral Galena, Serusit dan Anglesit.
Antimoni (Sb), Kebanyakan bijih antimoni terjadi dari larutan Hidrothermal temperatur rendah dan dangkal,
mengalami pengayaan oleh residu pelapukan, membentuk bijih oksida.
Mangan (Mn), Kebanyakan endapan mangan yang prospek merupakan endapan sedimenter dan residual.
Secara primer bisa terjadi akibat proses Hidrothermal dan Metamorfosa (Malihan ).
Barit , Secara primer merupakan hasil endapan larutan hydrothermal dalam bentuk pengisian rekahan
(Fissure filling), pengisian antar breksi (Breccia filling) atau merupakan hasil alih tempat (Replacemen deposits).
Feldspar, Mineral feldspar merupakan mineral pembentuk batuan beku terutama batuan beku dalam, terjadi
selama proses kristalisasi magma baik melalui proses pneumatolitic ataupun proses hydrothermal dalam urat pegmatite.
Garam Alam, Yodium atau Garam Alam sebagai bahan galian berasosiasi dengan cekungan minyak bumi dan
gas bumi ataupun pada mata air garam. Biasanya Yodium berasosiasi dengan Bromium.
Batugamping, Batugamping terjadinya dilaut karena proses biologi, yakni sisa-sisa binatang laut seperti
koral, foram, kerang yang mati dan terkumpul . Atau karena proses kimiawi yakni pengendapan secara kimiawi larutan-larutan karbonat yang terbawa sungai kelaut dan pada kedalaman tertentu mengendap.
Kalsit, Kalsit biasa terdapat dalam batugamping atau batuan sedimen lainnya yang merupakan hasil
rekristalisasi larutan kalsium karbonat dari batugamping atau batuan karbonat lainnya, mengisi celah-celah atau goa didalam tanah.
Batu Sabak, Terjadi akibat proses metamorfosa regional pada batuan sedimen (Batu lanau dan Batu
Lempung) dan mengakibatkan kekerasannya cukup tinggi.
Intan (C), Terjadinya karena proses metamorfosa dibawah permukaan bumi yang sangat dalam sekali. Intan
Primer terdapat sebagai Xenocryst pada batuan Kimberlit. Endapan Intan Placer/Alluvial terjadi karena “Rework” dari endapan primer.
Agate, Agate merupakan kelompok Kalsedon atau mineral yang terjadi oleh pembekuan larutan magma
http://teknik-tambang.blogspot.com/2011/04/pengetahuan-dasar-bauksit.html
PENGETAHUAN DASAR BAUKSIT Bauksit (Al2O3.2H2O) bersistem octahedral terdiri dari 35 – 65 % Al2O3 , 2 – 10 % SiO2, 2 - 20 % Fe2O3, 1 - 3 % TiO2 dan 10 - 30 % air. Sebagai bijih alumina, bauksit mengandung sedikitnya 35 % Al2O3, 5 % SiO2, 6 % Fe2O3, dan 3 % TiO2. Sebagai mineral industri % silica kurang penting, tetapi besi dan titanium oksida tidak lebih dari 3 %. Sebagai abrasive diperlukan silika dan besi oksida lebih dari 6 %. Merupak suatu campuran bahan-bahan yang kaya akan hidrat oksida aluminium, dan bahan-bahan tersebut dapt diambil logam aluminium secara ekinomis. Istiah abuksit di kaitkan dengan laterit. Laterit adalah suatui bahan yang berupa konkresi berwarna
kemeraahan, bersifat porous, menutupi hamper sebagian besar daerah tropis dan subtropics, merupakan lapisan yang kaya akan aluminium dan besi. Jika kadar aluminiumnya lebih besar dibandingkan dengan kadar besi, sehingga warnanya menjadi agak muda, kekuning-kuningan sampai keputih-putihan, maka latrit semacam ini dinamakan aluminious laterit atau laterit bauksit. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium tinggi, kadar Fe rendah dan sedikit kadar kuarsa bebas. Mineral silikat yang terubah akibat pelapukan, mengakibatkan unsure silika terlepas dari ikatan Kristal dan sebagian unsure besi juga terlepas. Pada proses ini terjadi penambahan air, sedangkan alumina, bersam dengan titanium den ferric oksida (dan mungkin manganis oksida) menjadi terkonsentrasi sebagai endapan residu aluminium. Batuan yang memenuhi persyaratan itu antara lain nepelin syenit, dan sejenisnya dan berasal dari batuan beku, batuan lempung/serpih. Batuan itu akan mengalami proses lateritisasi (proses
pertukaran suhu secara terus menerus sehingga batuan mengalami pelapukan). Secara komersial baukist terjadi dalam 3 bentuk: 1.Pissolitic atau Oolitik disebut pua ‘kernel’ yang berukuran diameter dari sentimeter sebagai amorfous tryhidrate 2. Sponge Ore (Arkansas), porous, merupakan sisa dari batuan asal dan komposisi utama gigsite 3. Amorphous atau bijih lempung PROSES PEMBENTUKAN DAN GENESA BAUKSIT Genesa bijih bauksit, alumina dpat bersumber dari batuan primer (magmatic dan hidrotermal) maupun dari batuan sekunder (pelapukan dan metamorphosis). Namun, secara luas yang berada dipermukaan bumi ini berasal dari batuan sekunder hasil proses pelapukan dan pelindian. Genesa dari bauksit sendiri dapt terbentuk dari 4 proses yaitu : magamatik, Hidrotermal, metamorfosa, dan pelapukan (lebih jelas silahkan download DISINI). KLASIFIKASI BAUKSIT Berdasarkan genesanya, bijih bauksit terbagi atas 5 yaitu, bauksit pada batuan klastik kasar, bauksit pada terrarosa, bauksit pada batuan karbonat, bauksit pada batuan sedimen klastik dan bauksit pada batuan fosfat. Sedangkan berdasarkan letak depositnya bauksit terbadi atas 4 yaitu deposit bauksit residual, deposit bauksit koluvial, deposit bauksit alluvial pada perlapisan dan deposit bauksit alluvial pada konglomerat kasar. SYARAT TERBENTUKNYA BAUKSIT 1. Iklim humid tropis dan subtropics 2. Batuan sumber
mengandung alumina tinggi 3. Reagent yang sesuai pH dan Eh, sehingga mampu merubah silikat 4. Infiltrasi air meteoric prmukaan secara lambat 5 kondisi bawah permukaan (larutan bawah permukaan) yang mampu melarutkan unsure batuan yang dilaluinya 6. Sublitas tektinik yang berlangsung lama 7. Preservation METODE EKSPLORASI BAUKSIT Tahapan eksplorasi bauksit meliputi pengukuran dan pemetaan, pembuata sumur uji, pengambilan conto laterit bauksit, perhitungan cadangan, ketebalan tanah penutup (OB) swell factor dan factor konkresi. METODE PENAMBANGAN Tambang bauksit berupa surface mining. Endapan bauksit di setiap lokasi mempunyai kadar yang berbeda-beda, sehingga penambangannya dilakukan secara selektif dan pencampuran (blending) merupakan salah satu cara untuk memenuhi persyaratan ekspor. SISTEM PENAMBANGAN Metode dan urutan penambangan bijih bauksit secara umum adalah : 1. Pembersihan local (land clearing) dari tumbuh – tumbuhan yang terdapat diatas endapan bijih bauksit. 2. Pengupasan lapisan penutup (stripping OB) yang umumnya memiliki ketebalan 0.2 meter. Untuk pengupasan lapisan digunkan bulldozer. 3. Penggalian (digging) endapan bauksit dengan excavator dan pemuatan bijih digunakan dump truck. Untuk processing, sampai kegunaan dari bijih bauksit ini dapat di download DISINI…!!!!
http://aguseka1991.blogspot.com/2012/12/bauksit.html
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mineralogi adalah ilmu yang
mempelajari tentang mineral. Mineral merupakan komponen penyusun batuan.
Mineral adalah sebagian besar zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat
homogeny fisik maupun kimiawi. Setipa jenis mineral menunjukkan sikap yang
berbeda-beda terhadap gaya pelapukan dari luar karena terdapat mineral yang
mudah lapuk dan terdapat juga mineral yang sulit lapuk. Setiap mineral memiliki
kandungan Kristal dan unsure penyusun yang berbeda-beda. Pengamatan ini
mengamati dan mempelajari tentang struktur Struktur, Tekstur, Senyawa Kimia
penyusun mineral, Jenis, Warna, Kegunaan dan penyebaran mineral Bauksit dan
Mineral Magnetit. Hal ini dimaksudkan agar dapat menambah pengetahuan secara
real (nyata) terhadap bentuk mineral yang dipelajari secara teori. B. Tujuan
Pengamatan : Adapun tujuan dari pengamatan ini adalah : 1. Mengetahui
Struktur, Tekstur, Senyawa Kimia penyusun mineral, Jenis, Warna, Kegunaan dan
penyebaran Mineral Bauksit dab Mineral Magnetit. BAB 2 HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka : Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui
proses geologis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mineral adalah benda
padat homogen bersifat takorgis yang terbentuk secara ilmiah dan mempunyai
komposisi kimia tertentu dengan jumlah yang banyak. Mineral termasuk dalam
komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks.
Mineral tersusun atas unsur-unsur yang berbeda-beda antra mineral yang satu
dengan mineral yang lainnya baik dari jenis, warna, struktur, tekstur sampai
kegunaannya. Begitu juga dengan mineral Bauksit dengan mineral Batubara.
Mineral dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yakni mineral organik yang
merupakan semua senyawa kimia yang ada secara alami kecuali senyawa organik
dan mineral anorganik yang umumnya beupa senyawa karbon kecuali karbobat dan
karbida yang dimasukkan kelompok mineral anorganik. B. Proses : 1. Proses
Pengamatan / Prosedur Pengamatan : 1. Meletakkan permukaan batuan yang
paling pipih/tipis di atas lensa pengamat pada mikroskop, kemudian mengatur
pencahayaannya dengan cara menyorot permukaan mineral yang pipih tersebut
dengan lampu (senter). 2. Membidik melalui lubang pengamat (lensa okuler) dan
mengatur pembesarannya melaui sekerup penyetel sampai batuan dapat terlihat
dengan jelas. Setelah itu melakukan pengamatan. 3. Proses terbentuknya
mineral Bauksit dan mineral Magnetit Mineral bauksit terbentuk karena adanya
endapan dari pelapukan batuan induk. Bauksit terbentuk dari bahan baku aluminia
dan aluminium. Bauksit mempunyai rumus kimia A Bauksit terjadi dari hasil
pelapukan prapis yang efektif pada batuan beku alumunial. Miberal magnetit
dihasilkan dari peridoties dan dunite oleh serpentinization. Magnetit mempunyai
rumus kimia Magenetit larut dalam air asam. Mineral magnetit bereaksi dengan
oksigen untuk memproduksi bijih besi. C. Hasil dan Pembahasan : 1. Mineral
Bauksit : Mineral bauksit dilihat dengan menggunakan mikroskop. Mineral
Bauksit dilihat dengan mata telanjang. Struktur : Mineral bauksit merupakan
mineral yang tersusun oleh mineral anorganik yakni merupakan senyawa kimia
yang ada secara alami. Tekstur : Secara alami, alumunium oksida terdapat dalam
Kristal corundum. Terdapat adanya kristal-kristal berwarna hitam dengan lebih
banyak bintik merah agak orange. Senyawa Kimia penyusun mineral : Mineral
Magnetit tersusun atas unsur alumina dan aluminium dengan rumus kimia .
Alumunium yang merupakan golongan III A yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan. Jenis : Bauksit merupakan jenis mineral sekunder karena bauksit
terbentuk dari mineral-mineral primer yang mengalami pelapukan. Warna : Jika
dilihat dengan menggunakan mata telanjang bauksit memiliki warna coklat orange
agak kekuning-kuningan. Namun apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop
akan terlihat adanya Kristal yang berwarna kehitaman. Tempat : Lokasi penemuan
bauksit yakni banyak terdapat di Pulau Bintan, Riau, Tanjung Sauh, Pulau Kijang,
Angkut, Temebling dan Kelong. Kegunaan : Bauksit memiliki banyak manfaat bagi
kehidupan sehari-hari. Kandungan alumina yang terdapat di dalam mineral bauksit
dapat dimanfaatkan sebagai penyangga (buffer) katalis yang digunakan dalam
proses Hydrotreating yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang
masih terdapat pada minyak bumi seperti senyawa sulfur, nitrogen dan logam.
Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk membuat perabotan rumah tangga
seperti wajan, panci dan lain-lain. Bauksit juga dapat digunakan sebagi bahan
industry, keramik, logan dan abrasive. 2. Mineral Magnetit dilihat dengan mata
telanjang. Mineral Magnetit : Magnetit dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Besi merupakan kimia penyusun utama dari mineral magnetit. Magnetit mempunyai
rumus kimia . Magnetit akan bereaksi dengan oksigen () untuk memproduksi bijih
besi dan mineral penyangga yang dapat mengendalikan oksigen pugacity. Struktur :
Magnetit mempunyai struktur mineral anorganik yakni senyawa kimia yang ada
secara alami. Artinya senyawa tersebut terjadi di alam bukan di laboratorium.
Dalam magnetit ditemukan semacam mineral pasir atau pasir besi atau pasir hitam.
Tekstur : Mineral magnetit mempunyai tekstur dengan sistem Kristal isometrik.
Mempunyai sistem Kristal isometric karena ketiga sumbu Kristal terletak tegak lurus
datu dengan yang lain yang mempunyai panjang yang sama. Senyawa Kimia
Penyusun Batuan : Mineral magnetit merupakan mineral yang penyusun utamanya
dalah senyawa besi (Fe) sehingga magnetit mempunyai rumus kimia . Besi
penyusun magnetit merupakan unsure dengan golongan VII A yakni mudah beraksi
dengan unsur lain. Jenis : Jenis mineral yang merupakan salah satu oxides besi.
Magnetit merupakan mineral aksesor yakni mineral yang tidak terdapat dalam
jumlah yang banyak. Mineral magnetit terdapat terdapat dalam batuan beku. Warna
: Mineral magnetit mengandung besi sehingga magnetit berwarna hitam. Jika dilihat
dengan menggunkan mikroskop akan nampak warna gabungan abu-abu, coklat
sampai hitamnya yang sedikit berkilau. Tempat : Magnetit dapat ditemukan di
Atanunu, Pulau Timor dan tersebar dalam batuan beku pada daerah lainnya.
Kegunaan : Magnetit meskipun jumlahnya yang tidak banyak namun magnetit
mempunyai banyak sekali manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Magnetit paling
banyak digunakan sebagai bahan baku industry tentunya segala bentuk produk
yang berhubungan dengan besi, sesui dengan senyawa yang terkandung dalam
batuan ini. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Bauksit merupakan mineral sekunder
karena terbentuk dari hasil pelapukan mineral – mineral primer. Bauksit memiliki
rumus kimia . 2. Bauksit mempunyai memiliki warna coklat orange agak
kekuning-kuningan. Penyusun utama bauksit adalah alumunium yang mempunyai
rumus kimia Al merupakan unsure golongan III A. 3. Magnetit merupakan mineral
aksesor karena mineral ini tidak terdapat banyak di bumi namun terdapat pada
hampir semua batuan. Magnetit umumnya terdapat pada batuan beku. Magnetit
tersusun atas penyusun utama berupa besi sehingga magnetit mempunyai rumus
kimia . 4. Megnetit mempunyai sistem ksirtal yang isometric karena ketiga
sumbu Kristal terletak tegak lurus datu dengan yang lain yang mempunyai panjang
yang sama. 5. Maagnetit dan bauksit merupakan jenis mineral anorganik.
DAFTAR PUSTAKA Sudarmi.2008.Mineralogi dan Petrologi.Bandar Lampung :
Universitas Lampung J. A Katili dan P. Marks. Geologi. Jakarta :Departemen Urusan
Research Nasional Tim Penyusun Kamus.1990.Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka http://www.google.co.id/bauksit
http://www.wikipedia.org/magnetit
Copy and WIN :
http://ow.ly/KNICZ
BAUKSIT A. Sejarah Bauksit Bauksit ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog
bernama”Pierre Berthier” pemberian nama sama dengan nama Desa Les Baux di
selatan Perancis. Bauksit adalah bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral
dengan susunan terutama dari Hidroksida aluminium,yaitu berupa mineral buhmit
(Al2O3H2O); mineral gibsit (Al2O3.3H2O) dan diaspora (Al2O3H2O)
3.
B. Mineral Penyusun Bauksit Bauksit adalah tanah merah yang kaya dengan
alumunium logam. Bauksit mengandung Al2O3 sebanyak (45 – 65%) , SiO2 (1 – 12%) ,
Fe2O3 ( 2 – 25% ), ( TiO2 >3% ), dan H2O (14 – 36%) . mempunyai warna putih susu
atau kekuningan dalam keadaan murni,merah atau coklat apa bila terkontaminasi oleh
Besi oksida atau bitumen, bauksit relative sangat lunak (kekerasan 1-3 skala mohs),
relative ringan dengan berat jenis 2,3-2,7,mudah patah dan tidak
4.
C. Asal-mula Bauksit Terjadi proses pelapukan (laterisasi) batuan induk,erat kaitannya
dengan penyebaran granit dan bochmit.
Bauksit terjadi di daerah tropika dan
subtropika serta membentuk perbukitan yang landai dengan memungkinkan pelapukan
sangat kuat.
5.
Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al relatif tinggi,
kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak
mengandung sama sekali. (misalnya sienit dan nefelin) yang berasal dari batuan beku,
batu lempung-lempung dan serpih Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses
lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman
tertentu.
6.
D. Sumber Bauksit Di Indonesia 1. 2. 3. 4. Sumatera Utara : Kota Pinan (bauksit dan
kandungannya Al2O3 = 15,05 – 58,10%). Riau : Pulau Bulan, Pulau Bintan (bauksit dan
kandungannya SiO2 = 4,9%, Fe2O3 =10,2%, TiO2 = 0,8%, Al2O3 = 54,4%), Pulau
Lobang (kepulauan Riau), Pulau Kijang (kandungan SiO2 = 2,5%,Fe2O3 = 2,5%, TiO2 =
0,25%, Al2O3 = 61,5%, H2O = 33%), merupakan akhir pelapukan lateritic setempat,
selain ditempat tersebut terdapat juga diwilayah lain yaitu, Galang, Wacokek,Tanah
Merah,dan daerah searang. Kalimantan Barat : Tayang Mebukung, Sandai, Pantus,
Balai Berkuah,Kendawangan dan Munggu Besar Bangka Belitung : Sigembir
7.
E. Tahap Penambangan Bauksit a. Pembersihan lahan (land clearing) dari
tumbuh-tumbuhan yang terdapat diatas endapan bijih bauksit. b. Pengupasan lapisan penutup
(Strepping of overburden) yang umumnya memeliki ketebalan 0,2 meter. Untuk
pengupasan lapisan penutup digunakan bulldozer. c. Penggalian (digging) endapan
bauksit dengan excavator dan pemuatan bijih dengan dump truck. d. Pencucian e.
Pengangkutan bijih bauksit bersih f. Penimbunan dan pengapalan g. Penanganan Tailing
dan Air Limbah h. Reklamasi dan Revegetasi
8.
E. Tahap Pengolahan Bauksit(continued)
9.
E.Tahap pengolahan bauksit(continued)
10.
Kegunaan bauksit(aluminium)dalam kehidupan sehari-hari Aluminium digunakan
untuk bingkai jendela, gagang pintu, dan untuk membuat berbagai peralatan di dapur
Mode transportasi meliputi udara, air dan darat. Aluminium digunakan secara luas untuk
membuat kapal
Aluminium banyak digunakan dalam mobil. Aluminium untuk mobil
memiliki sifat termal sekaligus estetika
11.
Bagian-bagian mobil seperti pelek, blok mesin, komponen suspensi, dan
transmisi terbuat dari aluminium Kemasan adalah salah satu penggunaan paling umum
dari aluminium. Minuman kaleng, tutup botol, foil, nampan, dll semuanya terbuat dari
logam ini. Aluminium banyak digunakan sebagai bahan konstruksi. Atap, casting,
fabrikasi, pipa, tangki, batang aluminium, kawat, bingkai jendela, pagar, pegangan
tangga merupakan bagian penting konstruksi yang
12.
Alumunium juga digunakan untuk membuat benda yang harus ringan bebannya,
seperti pesawat terbang atau bahan-bahan untuk atap
10 Manfaat Bauksit Bagi Kehidupan
Sehari-Hari
http://manfaat.co.id/10-manfaat-bauksit-bagi-kehidupan-sehari-hari
Bauksit merupakan biji utama alumunium yang terdiri dari alumunium hidroksida dan alumunium oksida. Bauksit ini pertama di temukan di tahun 1821 di les baux, oleh karena itu penamaannya adalah bauxite atau bauksit. Mineral bauksit merupakan mineral yang tersusun dari mineral anorganik dimana merupakan senyawa kimia yang terbentuk secara alami.
Fungsi Bauksit
Untuk membuat alumunium dari bauksit ini biasanya menggunakan 2 tahap, proses bayer dan proses hall-heroult. Pembentukan biji bauksit ini terjadi di daerah tropis dan subtropics, karena daerah tersebut mendukung adanya proses pelapukan. Bauksit sering ditemukan dalam lapisan datar dan tidak terlalu dalam. Lebih mudah di jumpai di hutan biomas. Oleh sebab itu penambangannya sering mengorbankan untuk merusak hutan, padahal manfaat hutan sangat vital juga untuk manusia.
Karakteristik Bauksit
Warna bauksit jika dilihat dengan mata telanjang, mineral bauksit berwarna coklat orange kekuning-kuningan. Tetapi, jika dilihat dengan menggunakan mikroskop akan nampak adanya Kristal berwarna kehitaman.
Bagaimana dengan sifat Bauksit? bauksit termasuk sangat lunak dengan angka kekerasan 1-3 skala mohs. Selain itu juga relative ringan dengan berat jenis 2,3-2,7. Bauksit mudah patah dan tidak dapat larut dalam air serta tidak akan terbakar.
Daerah Penghasil Bauksit
Bauksit mudah di temukan di daerah-daerah tropis yang dekat dengan garis khatulistiwa. Di Indonesia sendiri, potensi dan cadangan dari endapan bauksit ini cukup melimpah. Terdapat di Sumatra Utara kota Pinang, di Riau terdapat di pulau bulan dan pulau bintan, untuk daerah Kalimantan Barat terdapat di Sandai, tayang Mebukung, balai berkuah, Pantus, Kndawangan, Munggu besar, terakhir di propinsi
Bangka Belitung bisa di temui di daerah Sigembir. Namun sampai saat ini proses penambangan bauksit di Pulau Bintan merupakan satu-satunya penambangan yang terbesar di Indonesia.
Agar biji bauksit dapat dimanfaatkan, pada proses penambangan membutuhkan proses yang cukup panjang dan sulit. Setelah “babat alas”, tanah yang menjadi titik tambang bauksit di gali dan setelah ditemukan bauksit lalu di lakukan proses pencucian. Pencucuian tersebut dilakukan agar biji bauksit terpisah dari kototoran-kotorn yang tidak di butuhkan.
Pemecahan biji bauksit dalam proses penambangan sejauh ini menggunakan 4 cara. Diantaanya adalah cara asam, cara basa, sintering dengan deville-pechiney, dan dengan proses elektolisa.
Lalu Apa manfaat bauksit bagi kehidupan kita? Bauksit merupakan batuan alam yang di ciptakan tuhan untuk turut membantu kehidupan manusia. Berikut manfaat Bauksit bagi kehidupan sehari-hari.
Pemanfaatan aluminium
Utamanya biji bauksit akan di lelehkan dan kemudian di olah untuk menjadi alumunium. Proses tersebut memakan proses yang panjang dan memerlukan tenaga listrik yang banyak sekali. Sejauh ini Negara yang memproses pengolahan bauksit menjadi alumunium adalah Australia. Negeri kanguru tersebut menjadi produsen bauksit dan alumina terbesar di dunia.
Sejauh ini Negara tujuan yang membutuhkan alumunium dari Australia adalah Negara-negara asia seperti jepang dan termasuk Indonesia. Cukup ironi memang, mengingat kita memiliki bahan biji bauksit namun kita tidak mampu mengolahnya dengan optimal untuk di jadikan alumunium. Sifat yang dimiliki alumunium sangat khas yaitu mampu mengahantar panas dengan efisien.
Pemanfaatan Untuk Pembuatan Peralatan Sehari-Hari
Dari alumunium tersebut akan di buat berbagai perlatan yang dibutuhkan manusia sehari-harinya seperti.
1. Bahan utama pembuatan wajan
2. Pembuatan lapisan luar panci
3. bahan paling luar pada kaleng makanan
Selain tu sifat yang dimiliki alumunium adalah memiliki berat yang ringan namun memiliki kerapatan yang cukup baik, secara kekuatan juga besar. Sehingga di gunakan untuk pembuatan teknologi di zaman modern ini, seperti.
4. Pembuatan badan pesawat terbang
5. Pembuatan atap sebuah pabrik atau rumah.
Pemanfaatan di Berbagai Keperluan Lainnya
Selain pemanfaat utama untuk dijadikan alumunium, bauksit juga memiliki banyak kegunaan untuk industry lainnya. Biji bauksit bisa di ubah menjadi sesuatu yang selama ini ada di sekitar kita, seperti:
6. Dala industry logam, dijadikan bahan baku pembuatan besi
7. di jadikan bahan dasar untuk pebuatan tinta kering dan tinta laser, pada mesin fotokopi.
8. Di Industry rekaman, bauksit menjadi bahan utama untuk pembuatan pita kaset
9. Bahan dasar pembuatan keramik
10. Kandungan alumina pada bauksit juga di jadikan penyannga katalis pada proses penambangan lain untuk menghilangkan kotoran pada hasil tambang seperti minyak bumi, nitrogen, dan sulfur.
Bauksit dan tembaga
Di buat oleh: Jessica Novia Sherly Sevvina
Yayasan Perguruan Chandra Kusuma Medan, Deliserdang
Bauksit
1. Definisi Bauksit
Bauksit adalah batuan-batuan yang rupanya seperti lempung kering, putih kemerahan yang mengandung 55% – 65% Al. Sehingga merupakan bijih dari alumunium. Alumunium termasuk salah satu logam yang mempunyai sifat-sifat yang sangat menguntungkan inilah yang menyebabkan pemakaiannya laju dan cepat. Jika dibandingkan dengan logam lainnya, maka alumunium merupakan logam yang termudah digunakan oleh manusia yaitu mulai pada tanggal 1825. produksi bauksit Indonesia pada tahun 1971 adalah 1.237.610 ton sebagian besar di ekspor ke jepang.
2. Proses pembentukan Bauksit
Bijih bauksit terjadi di daerah tropis dan subtropis yang memungkinkan pelapukan yang sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar alumunium nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO¬2) bebas atau tidak mengandung sama sekali. Bentuknya menyerupai cellular atau tanah liat dan kadang-kadang berstruktur pisolitic. Secara makroskopis bauksit berbentuk amorf. Kekerasan bauksit berkisar antara 1 – 3 skala Mohs dan berat jenis berkisar antara 2,5 – 2,6.
Kondisi – kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum adalah ; 1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium
2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah 4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami pelapukan, mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral – mineral alkali, sedangkan mineral – mineral yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.
Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu yang cukup dan produk pelapukan terhindar
dari erosi, akan menghasilkan endapan lateritik.
Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses laterisasi.
Kondisi – kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum adalah ; 1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium
2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah 4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
3. Kandungan pada Bauksit
Bahan galian ini terdapat pada lapukan (residual soil) dari batuan yang mengandung oksida alumunium monohidrat dan oksida besi yang membentuk mineral diaspal (Al2O3OH) dan gipsit (Al2O3H2O. Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 – 12%, Fe2O3 2 – 25%, TiO2 >3%,dan H2O 14 – 36%.
4. Penyebaran Bauksit
Bahan galian ini terdapat pada lapukan (residual soil) dari batuan yang mengandung oksida alumunium monohidrat dan oksida besi yang membentuk mineral diaspal (Al2O3OH) dan gipsit (Al2O3H2O) pada formasi Jambu (Ruj). Penyebaran Bauksit terdapat di :
Al – 1. terdapat di Kecamatan Sungai Raya kepulauan (Batu Payung dan Sungai Merah) dengan sebaran cadangan 2 x 106 ton.
Al – 3. terdapat di Kecamatan Seluas ; dengan sebaran cadangan belum diketahui (terindikasi).
5. Cara penambangan bauksit
Kegunaan Bauksit
Kegunaan bauksit adalah sebagai *Bahan Industri keramik,
* logam, * abrasive, * kimia, dan * metalurgi
Persebaran Barang Tambang di Indonesia
http://geoenviron.blogspot.com/2013/02/persebaran-barang-tambang-di-indonesia.html
Ada peribahasa yang mengatakan "Gemah ripah Loh Jinawi" yang artinya kekayaan hasil bumi yang melimpah. Itulah negara Indonesia, negeri timur seberang yang sejak abad ke 16 diserbu oleh negara-negara barat dalam rangka merkantilisme, kolonialisme dan imperialisme. Tentu saja yang mereka incar adalah kekayaan negeri timur tersebut. Sudah berjuta-juta ton rempah-rempah dan barang tambang diangkut ke Eropa. Dan inilah bukti kekayaan barang tambang ada di Indonesia. Barang tambang dan persebarannya itu
meliputi :
(1.) Minyak bumi
Ada banyak tambang minyak bumi di Indonesia. Daerah-daerah penghasil tambang minyak sebagai berikut : 1. Tambang minyak di pulau Sumatera terdapat di Aceh (Lhoksumawe dan Peureula); Sumatera Utara (Tanjung Pura); Riau (Sungaipakning, Dumai); dan Sumatera Selatan (Plaju, Sungai Gerong, Muara Enim). 2. Tambang minyak di pulau Jawa terdapat di Wonokromo, Delta (Jawa Timur); Cepu, Cilacap di (Jawa
Tengah); dan Majalengka, Jatibarang (Jawa Barat).
3. Tambang minyak di pulau Kalimantan terdapat di Balikpapan, Pulau Tarakan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (Kalimantan Timur) serta Amuntai, Tanjung, dan Rantau (Kalimantan Selatan)
4. Maluku (Pulau Seram dan Tenggara), serta
5. Irian Jaya (Klamono, Sorong, dan Babo).
(2.) Bauksit (bijih aluminium)
Penambangan bauksit berada di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).
(3.) Batu bara
Penambangan batu bara terdapat di Sumatera Barat (Ombilin, Sawahlunto), Sumatera Selatan (Bukit Asam, Tanjungenim), Kalimantan Timur (Lembah Sungai Berau, Samarinda), Kalimantan Selatan (Kotabaru/Pulau
Laut), Kalimantan tengah (Purukcahu), Sulawesi Selatan (Makassar), dan Papua (Klamono).
(4.) Besi
Penambangan besi terdapat di daerah Lampung (Gunung Tegak), Kalimantan Selatan (Pulau Sebuku), Sulawesi Selatan (Pegunungan Verbeek), dan Jawa Tengah (Cilacap).
(5.) Timah
Penambangan timah terdapat di daerah Pulau Bangka (Sungai Liat), Pulau Belitung (Manggara), dan Pulau
Singkep (Dabo).
(6.) Emas
Penambangan emas terdapat di daerah Nangroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Riau (Logos), Bengkulu (Rejang Lebong), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Kalimantan Barat (Sambas), Jawa Barat
(Cikotok, Pongkor), dan Freeport (Timika, Papua).
(7.) Tembaga
Penambangan tembaga terdapat di daerah Irian Jaya (Tembagapura).
(8.) Nikel
Ditambang dari daerah Sulawesi Tenggara (Soroako).
(9.) Marmer
Ditambang dari daerah Jawa Timur (Tulungagung), Lampung, Makassar, Timor.
(10.) Mangan
Ditambang dari daerah Yogyakarta (Kliripan), Jawa Barat (Tasikmalaya), dan Kalimantan Selatan (Martapura).
(11.) Aspal
Ditambang dari daerah Sulawesi Tenggara (Pulau Buton).
(12.) Belerang
Ditambang dari daerah Jawa Barat (Gunung Patuha), Jawa Timur (Gunung Welirang).
(13.) Yodium
Ditambang dari daerah Jawa Tengah (Semarang), Jawa Timur (Mojokerto).
Sumber : http://www.crayonpedia.org
Persebaran bahan Tambang di Indonesia
Sumber: http://piterwijayakesuma.blogspot.com
Menurut perkiraan para ilmuwan, minyak bumi mulai terbentuk selama jutaan tahun. Indonesia merupakan
salah satu negara penghasil minyak bumi.
Kualitas minyak bumi Indonesia cukup baik. Kadar sulfur (belerang) minyak bumi Indonesia sangat rendah,
sehingga mengurangi kadar pencemaran udara.
Daerah-daerah penghasil minyak bumi di Indonesia adalah sebagai berikut:
a)
Sumatera, terdapat di Aceh (Lhoksumawe dan Peureula); SumUt (Tanjung Pura);
Riau (Sungaipakning, Dumai); SumSel (Plaju, Sungai Gerong, Muara Enim)
b)
Jawa, terdapat di Wonokromo, Delta (JaTim); Cepu, Cilacap (JaTeng); Majalengka,
Jatibarang (JaBar).
c)
Kalimantan, terdapat di Balikpapan, Pulau Tarakan, Pulau Bunyu dan Sungai
Mahakam (KalTim) serta Amuntai, Tanjung, dan Rantau (KalSel)
d)
Maluku (Pulau Seram dan Tenggara)
e)
Irian Jaya (Klamono, Sorong, Babo).
Minyak bumi diambil dalam bentuk minyak mentah, sebelum dapat digunakan, minyak mentah tersebut harus diolah. Pengolahan minyak bumi menghasilkan avgas, avtur, premium, minyak tanah, solar dll. Manfaat dari produk-produk tersebut adalah sebagai berikut:
Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor;
Minyak Tanah untuk bahan baku lampu minyak;
Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel;
LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas;
Oli ialah bahan untuk pelumas mesin;
Vaselin ialah salep untuk bahan obat;
Parafin untuk bahan pembuat lilin; dan
Aspal untuk bahan pembuat jalan (dihasilkan di Pulau Buton)
Sebagai salah satu negara penghasil utama minyak bumi, Indonesia menjadi anggota Organization Petroleum Exportir Countries (OPEC), yang bergerak dalam bidang ekspor minyak bumi.
b. Gas Alam
Di Indonesia terdapat banyak sumber gas alam. Gas alam dapat digunakan sebagai bahan bakar. Ada 2 macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG dan LPG. Apa bedanya? LNG (Liquified Natural Gas) atau Gas alam cair dibuat dari gas alam yang terbentuk secara alami. LNG terdiri atas gas metan dan gas etan. LNG membutuhkan suhu sangat dingin supaya dapat disimpan sebagai cairan. Gas alam cair diproduksi di Arun dan Badak, selanjutnya diekspor antara lain di Jepang.
LPG (Liquified Petrolium Gas) atau gas hasil olahan minyak bumi yang dicairkan. Elpiji inilah yang digunakan
sebagai bahan bakar kompor gas di rumah kita.
c. Batu Bara
Sebagian besar batu bara terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang hidup berjuta-juta tahun yang lalu. Tubuh-tumbuhan tersebut termasuk jenis paku-pakuan. Tumbuhan itu tertimbun hingga berada dalam lapisan-lapisan batuan sedimen yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut juga inkolen (proses pengarangan).
Daerah tambang batu bara di Indonesia adalah sebagai berikut:
Ombilin dekat sawahlunto (sumatera Barat) menghasilkan batu bara muda yang sifatnya mudah hancur.
Bukit asam dekat Tanjung Enim (palembang) enghasilkan batu bara muda yang sudah menjadi antrasit karena pengaruh magma.
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan (Pulau laut/Sebuku)
Jambi, Riau, Aceh, Papua (Irian Jaya)
Batu bara memiliki berbagai penggunaan yang penting di seluruh dunia. Penggunan yang paling penting adalah untuk :
bahan bakar pembangkit listrik
produksi besi dan baja
bahan bakar pembuatan semen
bahan bakar cair.
Penggunaan batu bara yang penting lainnya mencakup pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, dan industri kimia serta farmasi. Beberapa produk kimia dapat diproduksi dari hasil-hasil sampingan batubara. Ter batu bara yang dimurnikan digunakan dalam pembuatan bahan kimia seperti minyak kreosot, naftalen, fenol dan benzene. Gas amoniak yang diambil dari tungku kokas digunakan untuk membuat garam amoniak, asam nitrat dan pupuk tanaman. Ribuan produk yang berbeda memiliki komponen batu bara atau hasil sampingan batu bara:sabun, aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik dan fiber, seperti rayon dan nylon.
Batu bara juga merupakan suatu bahan yang penting dalam pembuatan produk-produk tertentu, seperti :
Serat karbon (bahan pengeras yang sangat kuat namun ringan yang digunakan pada konstruksi, sepeda gunung dan raket tenis).
Metal silikon – digunakan untuk memproduksi silikon dan silan, yang pada gilirannya digunakan untuk membuat pelumas, bahan kedap air, resin, kosmetik, shampo dan pasta gigi.
Dewasa ini penggunaan batu bara sebagai bahan bakar mulai berkurang, salah satu penyebabnya adalah karena karena bahan bakar yangsatu ini menimbulkan pencemaran udara yang cukup banyak.
d. Tanah Liat
Tanah Liat adalah tanah yang mengandung lempung (65%), butir-butirnya sangat halus, sehingga rapat dan sulit menyerap air. Tanah liat banyak terdapat di dataran rendah di Pulau Jawa dan sumatera. Tanah liat dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan gerabah.
e. Kaolin
Kaolin terbentuk dari pelapukan batuan granit. Batuan ini banyak terdapat di daerah sekitar pegunungan di sumatera. Kaolin banyak dipakai sebagai bahan pengisi (filler), pelapis (coater), barang-barang tahan api dan isolator. Kaolin juga dipakai pada proses pembuatan keramik, obat, melapisi kertas, sebagai bahan tambahan makanan, odol, sebagai bahan menyebarkan sinar di bola lampu pijar agar berwarna putih, serta sebagai bahan kosmetik.
f. Gamping (Batu Kapur)
Batu kapur terbentuk dari pelapukan sarang binatang karang. Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indonesia. Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia terdapat di Sumatera Barat. Beberapa daerah lain yang merupakan penghasil utama batu kapur adalah Jawa Timur. Berbagai wilayah di daerah ini antara lain Pacitan, Trenggalek, Tulungagug, Ponorogo, ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Nganjuk, Jember, Bondowoso,Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, pamekasan, Sumenep dan Gresik. Bahkan di wilayah provinsi Jawa Timur sendiri, potensi yang saat ini masih tersedia adalah sebesar ±1.259.438.298 M³. Selanjutnya di wilayah Kalimantan, potensi batuan gamping atau batuan kapur ini yang terbesar adalah di provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur ( http://edukasi.kompasiana.com).
Fondasi rumah/pengeras jalan dan bangunan fisik lainnya
Pembuatan kapur tohor dan kapur padam
Bahan bangunan
Bahan penstabil jalan raya
Bahan baku pembuatan semen Portland
Bahan pembuatan karbid
Bahan tambahan dalam proses peleburan dan pemurnian baja
Bahan pemutih
Bahan pembuatan senyawa alkali
Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian
Bahan keramik, Glasir, industri kaca, bata silica, bahan tahan api
Penjernihan air
g. Pasir Kuarsa
Pasir Kuarsa terbentuk dari pelapukan batu-batuan yang hanyut lalu mengendap di daerah sekitar sungai, pantai, dan danau. Pasir kuarsa banyak terdapat di Banda Aceh, Bangka, Belitung dan Bengkulu. Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung ( http://www.purewatercare.com ). Manfaat pasir kuarsa atau biasa disebut Pasir Silika (SiO2) antara lain adalah
untuk menghilangkan kandungan lumpur atau tanah dan sedimen pada air minum atau air tanah atau air PDAM atau air gunung pada industri pengolahan air. Sebagai bahan baku utama dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sebagai bahan ikutan dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya ( http://www.purewatercare.com ).
h. Pasir Besi
Pasir Besi adalah batuan pasir yang banyak mengandung zat besinya. Pasir besi banyak terdapat di Pantai Cilacap, Jawa Tengah. Pasir besi selain digunakan untuk industri logam besi, juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen dan bahan dasar tinta kering (toner) pada mesin fotokopi dan tinta laser, bahan utama untuk pita kaset, pewarna serta campuran (filter) untuk cat, bahan dasar untuk industri magnet permanent
(http://www.lumajang.go.id).
i. Marmer/Batu Pualam
Marmer/batu pualam adalah batu kapur yang telah berubah bentuk dan rupanya sehingga merupakan batuan yang sangat indah setelah digosok dan dilicinkan. Marmer banyak terdapat di Trenggalek, JawaTimur dan
daerah Bayat Jawa Tengah.
j. Batu Aji/Batu Akik
Batu aji/batu akik adalah batuan atau mineral yang cukup keras. Warna batu akik bermacam-macam, antara lain merah, hijau,biru,ungu,putih,kuning, dan hitam. Batu ini digunakan untuk perhiasan dan banyak terdapat di
daerah pegunungan dan di sekitar aliran sungai.
k. Bauksit
Bauksit di Indonesia banyak terdapat di Pulau Bintan dan Riau.Bauksit dari Bintan diolah di Sumatera utara di Proyek Asahan.Proyek Asahan juga merupakan pusat tenaga air terjun di sungai Asahan.
l. Timah
Daerah-daerah penghasil timah di Indonesia adalah Pulau Bangka, Belitung,dan Singkep yang menghasilkan lebih dari 20% produksi timah putih dunia. Di Muntok terdapat pabrik peleburan timah.Ada dua macam timah yaitu timah primer dan timah sekunder (aluvial). Timah primer adalah timah yang mengendap pertama kali pada batuan granit. Timah sekunder (aluvial) adalah endapan timah yang sudah berpindah dari tempat asalnya
akibat proses pelapukandan erosi.
m. Nikel
Nikel terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti, dan di Kolaka (Sulawesi Selatan).
n. Tembaga
Tembaga terdapat di Tirtomoyo dan wonogiri (Jawa Tengah), Muara Sipeng (Sulawesi) dan Tembagapura
o. Emas dan perak Emas dan Perak merupakan logam mulia. Pusat tambang emas dan perak terdapat di daerah-daerah berikut:
Tembagapura di Papua (Irian Jaya)
Batu hijau di Nusa Tenggara Barat
Tasikmalaya dan Jampang di Jawa Barat
Simao di Bengkulu
Logos di Riau
Meulaboh di Naggroe Aceh Darusalam
p. Belerang
Belerang terdapat di kawasan Gunung Talaga Bodas (Garut) dan di kawah gunung berapi, seperti di Dieng
(Jawa Tengah)
q. Mangaan
Belerang terdapat di Kliripan (Daerah Istimewa Yogyakarta), Pulau Doi (Halmahera), dan Karang nunggal
(sebelah selatan Tasikmalaya)
r. Fosfat
Fosfat terdapat di cirebon, Gunung Ijen dan Banyumas (fosfat hijau.
s. Besi
Di dalam temperatur tinggi,bijih besi dicampur dengan kokas dan besi tua. Percampuran diatur sedemikian rupa, sehingga proses pembakarannya merata. Kotoran dalam bijih besi dapat di hilangkan dengan jalan reduksi (mengambil unsur oksigen dari biji besa). Prases pembakaran dalam suhu tinggi menghasilkan cairan. Kemudian cairan tersebut dicetak dalambentuk tertentu. Besi baja adalahbesi yang kandungan / campuran
karbonya rendah.
Mika terdapat di Pulau Peleng, Kepulauan Banggai di Sulawesi Tengah
u. Tras
Tras terdapat di pegunungan Muria,Jawa tengah.
v. Intan
Intan terdapat di Martapura, Kalimantan Selatan
Referensi : http://piterwijayakesuma.blogspot.com/2011_05_01_archive.html http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/proses-pembentukan-minyak-bumi/ http://ajigudboy.wordpress.com/2012/01/18/bedanya-lpg-lng-cng/ http://www.linkedin.com/groups/Apa-bedanya-LPG-dan-LNG-4159434.S.86139452 http://klastik.wordpress.com/2010/06/17/pengertian-mineral/ http://lovegeografi-geografiku.blogspot.com/2009/11/jenis-jenis-dan-persebaran-sumber-daya.html http://id.shvoong.com/exact-sciences/1971320-sda-yang-dapat-diperbaharui-dan/ http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam http://www.prasko.com/2012/06/sumber-daya-alam-yang-dapat.html http://maslatip.blogspot.com/2012/05/batubara-dan-manfaatnya.html http://id.scribd.com/doc/68321585/Batu-Gamping http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/30/gampang-memanfaatkan-potensi-gamping-di-indonesia/ http://www.purewatercare.com/kegunaan_pasir_silika.php?id=kegun http://www.lumajang.go.id
Bauksit Indonesia
Ditulis pada 17 Oktober 2009 oleh Riki Gana
https://regest.wordpress.com/2009/10/17/bauksit-indonesia/ 1. KONDISI SUMBER DAYA DAN CADANGAN
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3.3H2O).
Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 – 12%, Fe2O3 2 – 25%,
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali.
Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi,yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu.
Di Indonesia bauksit diketemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya, Pulau Bangka dan Kalimantan Barat. Sampai saat ini penambangan bauksit di Pulau Bintan satu-satunya yang terbesar di Indonesia. Beberapa tempat antara lain:
o Sumatera utara : Kota Pinang (kandungan Al2O3 = 15,05 – 58,10%).
o Riau : P.Bulan, P.Bintan (kandungan SiO2 = 4,9%, Fe2O3 = 10,2%, TiO2 = 0,8%, Al2O3 = 54,4%), P.Lobang (kepulauan Riau), P.Kijang (kandungan SiO2 = 2,5%, Fe2O3 = 2,5%, TiO2 = 0,25%, Al2O3 = 61,5%, H2O = 33%),merupakan akhir pelapukan lateritic setempat, selain ditempat tersebut terdapat juga diwilayah lain yaitu, Galang, Wacokek, Tanah Merah,dan daerah searang.
o Kalimantan Barat : Tayan Menukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah, Kendawangan dan Munggu Besar.
o Bangka Belitung : Sigembir.
Gambar bauksit serta Peta Potensi Bauksit di Indonesia ditunjukan Gambar 1 dan Gambar 2.
Gambar.2. Potensi Bauksit di Indonesia [Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral
dan Batubara, 2005].
2.TEKNOLOGI PENGOLAHAN
Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan land clearing. Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama diadakan pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovel loader yang sekaligus memuat bijih bauksit tersebut kedalam dump truck untuk diangkut ke instalansi pencucian.
Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian dimaksudkan untuk meningkatkan kualitasnya dengan cara mencuci dan memisahkan bijih bauksit tersebut dari unsur lain yang tidak
diinginkan, missal kuarsa, lempung dan pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat
dibebaskan dari yang besar melalui pancaran air (water jet) yang kemudian dibebaskan melalui penyaringan(screening). Disamping itu sekaligus melakukan proses pemecahan (size
reduction) dengan menggunakan jaw crusher. Cara-cara Leaching:
a. Cara Asam (H2SO4)
Hanya dilakukan untuk pembuatan Al2(SO4)3 untuk proses pengolahan air minum dan pabrik
kertas.
o Reaksi dapat dipercepat dengan menaikkan temperatur sampai 180 C (Autoclaving) o KalsinasiCocok untuk lowgrade Al2O3 tetapi high SiO2 yang tidak cocok dikerjakan dengan
cara basa.
o Hasil Basic-Al-Sulfat dikalsinansi menjadi Al2O3, kelemahan cara ini adalah Fe2O3 ikut larut.
Ada 2 macam produk alumina yang bisa dihasilkan yaitu Smelter Grade Alumina
(SGA) danChemical Grade Alumina (CGA). 90% pengolahan bijih bauksit di dunia ini dilakukan untuk menghasilkan Smelter Grade Alumina yang bisa dilanjutkan untuk menghasilkan Al murni. Berikut block diagram pengolahan bauksit melalui proses SGA:
Gambar 3. Block Diagram Pengolahan Bauksit c. Cara Sintering dengan Na2CO3 (Deville-Pechiney)
Sintering dilakukan dalam Rotary Kiln 1000 C selama 2-4 jam, cocok untuk bijih dengan high Fe2O3 dan SiO2. Reaksi-reaksi: Al2O3 + Na2CO3 = NaAlO2 + CO2(g) Fe2O3 + Na2CO3 = Na2O∙Fe2O3 + CO2(g) TiO2 + Na2CO3 = Na2O∙TiO2 + CO2(g) SiO2 + Na2CO3 = Na2O∙SiO2 + CO2(g)
d. Dengan proses elektolisa
Bahan utamanya adalah bauksit yang mengandung aluminium oksida. pada katoda terjadi reaksi reduksi, ion aluminium (yang terikat dalam aluminium oksida) menerima electron menjadi atom aluminium,
4 Al(3+) + 12 e(1-) ————–> 4 Al
pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana ion-ion oksida melepaskan elektron menghasilkan gas oksigen.
6 O(2-) ——————> 3 O2 + 12 e(1-)
logam aluminium terdeposit di keping katoda dan keluar melalui saluran yang telah disediakan. ……….