Bagian-bagian Konstruksi
Bangunan, dari Pondasi sampai
Atap
Konstruksi bangunan terdiri dari bagian-bagian yang saling mendukung satu sama lain. Masing-masing bagian bangunan tersebut memiliki karakteristik tersendiri karena memang dibuat untuk tujuan tertentu. Bahan baku pembuatan bagian bangunan tersebut juga berbeda-beda sesuai dengan peruntukan awalnya. Pada dasarnya, bagian-bagian konstruksi bangunan meliputi bangunan bawah dan bangunan atas. Bangunan bawah adalah bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah. Sedangkan bangunan atas merupakan bagian bangunan yang berada di atas permukaan tanah.
Bagian-bagian Bangunan
1. Bangunan Bawah
Bangunan bawah adalah bagian suatu bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah. Bangunan bawah berguna untuk
menopang bangunan bawah sehingga harus mempunyai struktur yang kuat, tidak mudah bergerak, dan kondisinya stabil. Yang termasuk bagian bangunan bawah meliputi pondasi dan balok beton. Di bawah ini penjelasan singkat mengenai bagian-bagian dari bangunan bawah tersebut.
Pondasi
Pondasi ialah bagian dari bangunan bawah yang berhubungan langsung dengan tanah yang keras. Kegunaan pondasi yang utama yaitu menahan seluruh beban bangunan dan meneruskannya ke tanah di sekitarnya. Oleh sebab itu, konstruksi pondasi harus benar-benar kokoh.
Menurut kedalaman pembuatannya, pondasi ada 2 macam yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Sedangkan berdasarkan
bahan bakunya, pondasi terdiri atas pondasi bata, pondasi batu kali, dan pondasi beton. Pembuatan pondasi yang tepat harus memperhatikan aspek-aspek pendukung kekuatan pondasi tersebut.
Balok Beton
Balok beton/balok sloof merupakan bagian dari bangunan bawah yang berada di atas pondasi. Balok sloof ini berfungsi untuk
meneruskan beban bangunan menuju ke pondasi. Adanya sloof juga memudahkan pekerja dalam membangun dinding di atasnya. Balok beton terbuat dari campuran baja dan beton. Baja berperan sebagai penguat struktur dan beton berguna untuk meredam gaya geser. Balok beton biasanya dibuat dalam model beton bertulang yang banyak diaplikasikan dalam pendirian rumah, gedung, jalan, dan jembatan. Terdapat dua macam sloof yakni sloof struktur untuk mengikat bagian bawah kolom dan sloof praktis untuk dudukan pasangan dinding yang belum diikat sloof struktur.
2. Bangunan Atas
Bangunan atas yaitu bagian bangunan yang berada di atas permukaan lantai. Bangunan atas merupakan bagian yang berfungsi mendukung maksud pendirian bangunan tersebut. Bagian-bagian bangunan atas di antaranya dinding, kolom,
ventilasi, balok latei, balok ring, kuda-kuda, dan atap. Di bawah ini uraian singkat mengenai bagian-bagian dari bangunan atas
tersebut selengkapnya.
Dinding
Dinding/tembok adalah bagian dari bangunan atas yang terletak tepat di atas sloof. Dinding berguna sebagai penutup interior
bangunan, partisi ruangan, dan pendukung estetika. Posisinya yang berada tepat di tengah-tengah bangunan juga membuat dinding sekaligus berperan menopang beban bangunan yang ada di atasnya.
Ada 3 jenis dinding menurut bahan pembuatnya yakni dinding
tradisional, dinding semi-permanen, dan dinding permanen. Dinding tradisional terbuat dari bahan-bahan murni alam seperti kayu dan
bambu. Dinding semi-permanen dibangun dari kombinasi dinding tradisional dan dinding modern. Dinding modern merupakan istilah lain dari dinding beton. Saat ini juga tengah dikembangkan dinding futuristik yang dilengkapi dengan teknologi canggih.
Kolom
Kolom adalah bagian dari bangunan atas yang terletak di atas sloof dan di sela-sela dinding. Kolom memiliki kegunaan sebagai
penyangga utama dari beban yang ada di atasnya. Kolom juga berguna untuk mengikat dinding supaya kondisinya tetap stabil. Selain kolom utama, dikenal pula kolom praktis yang turut
membantu menahan beban bangunan. Umumnya kolom utama memiliki ukuran diameter 20/20 dengan jarak pembuatan 3,5 meter. Sedangkan kolom praktis mempunyai diameter berukuran 15/15 dengan jarak maksimum pembuatan yaitu 3,5 meter.
Ventilasi
Yang dimaksud ventilasi antara lain pintu, jendela, dan lubang udara. Penentuan posisi ventilasi-ventilasi ini akan berpengaruh besar terhadap kenyamanan, keindahan, dan keamanan bangunan. Perlu diperhatikan, sebaiknya penentuan letak ventilasi ini harus memperhatikan satu kesatuannya dengan dinding.
Balok Latei
Balok latei/lintel ialah balok yang dibuat persis menempel di atas pintu dan jendela. Tujuannya yakni untuk menghindarkan kusen agar tidak menerima beban bangunan secara langsung. Dengan demikian, kondisi kusen pun tetap kokoh dan tidak melengkung. Balok ini juga dapat berfungsi untuk menjaga kusen tetap berdiri jika sewaktu-waktu terjadi gempa, sehingga penghuni bangunan dapat melewati pintu untuk menyelamatkan diri.
Balok Ring
Balok ringan merupakan balok yang terbuat dari beton dan berada tepat di atas dinding. Fungsi balok ini yaitu untuk mengikat dinding yang ada di bawahnya sehingga terus stabil, serta mengunci ujung
atas kolom. Konstruksi balok ring juga berguna meneruskan beban bangunan dari atap menuju ke kolom lalu akhirnya ke pondasi.
Kuda-kuda
Rangka kuda-kuda adalah bagian dari bangunan atas yang ada di antara balok ring dan atas. Bagian ini berguna sebagai penahan dari struktur atap di antaranya genteng, usuk, dan reng supaya tetap stabil. Selain material kayu, saat ini juga telah tersedia rangka atap baja ringan yang memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri.
Atap
Atap bisa dibilang sebagai konstruksi bangunan yang terletak di posisi paling atas. Pada dasarnya, atap berguna untuk melindungi bagian dalam bagian dari suhu ekstrim seperti terik panas, hujan, salju, angin, dan sebagainya. Atap sekaligus berperan pula sebagai pelindung privasi dan keamanan seluruh penghuni bangunan. Pada perkembangannya, desain atap turut mempengaruhi keindahan suatu bangunan.
9 Fungsi Dinding Pada Bangunan
Apakah fungsi-fungsi dari dinding pada bangunan? Seperti kita tahu, dinding adalah penutup sisi samping (penyekat) ruang, rumah, bilik, dan sebagainya. Biasanya dinding dibuat dari papan kayu, anyaman bambu, tembok beton, dan bahan bangunan lainnya.
Ditinjau dari letak posisinya, dinding bangunan bisa dibedakan menjadi dua macam yaitu dinding eksterior dan dinding interior. Berikut ini penjelasannya dari masing-masing dinding tersebut!
1. Dinding Eksterior
Dinding eksterior adalah dinding yang posisinya berada di
lingkungan terluar bangunan. Fungsi dari dinding ini yaitu untuk melindungi seisi bangunan dari gangguan serta ancaman dari luar misalnya cuaca ekstrim, binatang buas, dan penjahat. Oleh karena itu, dinding eksterior yang baik harus kuat, kokoh, dan indah. Yap, aspek keindahan ini harus dipenuhi untuk mendukung kenyamanan suatu bangunan.
2. Dinding Interior
Dinding interior adalah dinding yang terletak di bagian dalam
suatu bangunan. Dinding ini berguna untuk membagi bangunan ke dalam beberapa ruangan dan menjaga privasi setiap ruangannya. Kadang-kadang dinding interior juga dilengkapi dengan fitur khusus seperti peredam suara dan penghalang cahaya matahari.
Selain itu, dinding pun dapat dikelompokkan menjadi 3 macam menurut sifatnya, antara lain :
1. Dinding permanen yaitu dinding yang bersifat tetap dan tidak berubah-ubah dalam jangka waktu yang lama. Keunggulan dari dinding permanen yakni strukturnya yang kokoh, tahan lama, dan mampu melindungi bangunan dengan baik. Material yang lumrah dipakai untuk membuat dinding ini di antaranya batubata, batako, dan bata ringan.
2. Dinding non-permanen yaitu dinding yang sifatnya tetap dan bisa diubah-ubah dengan mudah. Dinding non-permanen biasanya terbuat dari kayu, bambu, dan kain. Kelebihannya, dinding ini mempermudah kita untuk memperbaharui desain bangunan setiap waktu.
3. Dinding semi-permanen yaitu dinding yang dibikin dari campuran material permanen dan non-permanen. Kelebihan dari dinding semi-permanen ialah tingkat kekuatannya yang tinggi dan posisinya bisa disesuaikan dengan keinginan. Karena mampu menciptakan nuansa yang meneduhkan, dinding ini mulai banyak digemari lagi terutama oleh masyarakat perkotaan.
Fungsi dan Kegunaan Dinding
Lantas, apa sajakah fungsi dan kegunaan dinding? Di bawah ini rangkuman selengkapnya!
1. Melindungi seisi bangunan dari ancaman marabahaya 2. Memisahkan antar-ruangan yang ada di dalam bangunan 3. Membagi interior bangunan menjadi ruang pribadi dan ruang
umum
4. Mencegah cuaca yang ekstrim
5. Menahan konstruksi bangunan bagian atas 6. Meredam kebisingan dan cahaya yang berlebih 7. Menahan radiasi yang berbahaya
8. Menyediakan fungsi media penyimpanan 9. Mendukung nilai keindahan bangunan
Dinding
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk rasi bintang Cina, lihat Dinding (rasi bintang Cina).
Dinding dari batu bata
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.
Jenis dinding :
1. Dinding Partisi : Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Terbuat dari gypsum, fiber, tripleks atau Duplex
2. Dinding Pembatas : Untung menandakan batas lahan. Atau bisa disebut dinding Privasi 3. Dinding Penahan : Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan struktur tambahan untuk menahan tekanan tanah.
4. Dinding Struktural : Untuk menopang atap dan sama sekalitidak menggunakan cor beton untuk kolom. Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batubata dan semen
5. Dinding Non-Struktural : Dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas apabila dinding di robohkan, maka bangunan tetap berdiri. beberapa material dinding non-struktural diantaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu dan kaca.
Dinding merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan rumah. Keberadaan dinding pada rumah memiliki beberapa fungsi penting, diantaranya:
1. Pemikul beban di atasnya 2. Penutup dan pembatas ruangan
3. Perlindungan bagi penghuni, misalnya melindungi dari panas matahari dan dinginnya udara.
Namun adakalanya kita dipusingkan dengan timbulnya masalah pada dinding rumah yang ditempati. Salah satunya adalah retak pada dinding. Meskipun tidak semua retakan pada dinding berbahaya, namun kita harus tetap mewaspadainya.
Retak yang timbul pada dinding rumah ada berbagai bentuk. Ada yang membentuk sudut 45 derajat, ada yang berbentuk lurus dan mengarah ke bawah serta ada pula retakan yang sangat lembut dengan jumlah yang banyak serta memiliki arah yang tidak beraturan. Anda tidak perlu bingung. Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah memantau dan
memperhatikan retaknya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis retakan yang terjadi serta bagaimana pula solusinya.
Secara umum ada 2 jenis retak pada dinding yaitu retak struktur dan retak nonstruktur. Kedua jenis retak ini memiliki penyebab dan karakteristik yang berbeda.
1. Retak Struktur
Retak struktur merupakan jenis retak yang berbahaya terhadap kekokohan sebuah bangunan. Ciri utamanya adalah terjadi keretakan dengan lebarnya lebih dari 2 mm dan tembus pada sisi dinding lainnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya retak struktur ini, diantaranya:
1. Adanya penurunan atau pergeseran pada pondasi karena daya dukung tanah yang kurang baik. Penyebabnya bisa bermacam-macam antara lain karena terjadinya perubahan karakteristik tanah akibat kejadian alam seperti banjir, pergerakan tanah ataupun gempa.
2. Ukuran pondasi yang tidak sesuai dengan beban yang dipikulnya atau kekurangsempurnaan pada saat proses pengerjaan bangunan.
3. Kerusakan pada kolom (tiang) serta balok yang disebabkan adanya keretakan atau bengkok karena kurangnya jumlah atau ukuran tulangan besi utama dan besi pengikat (sengkang). Faktor penyebab lain adalah rendahnya kualitas/mutu beton yang digunakan serta kekurangsempurnaan pada saat proses pengerjaan.
Retak struktur
Retak struktur memerlukan penanganan serius, bahkan tidak jarang membutuhkan dana yang cukup banyak untuk membuat perkuatan agar struktur bangunan tidak mengalami
pergerakan. Retak struktur bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
– Retak Tarik
Penyebab utama retak tarik yaitu adanya penurunan permukaan tanah. Sebenarnya proses penurunan pada bangunan merupakan hal yang lumrah, namun bisa menjadi masalah jika penurunan ini terjadi tidak secara bersamaan (serentak). Kondisi tersebut mengakibatkan perubahan elevasi pada bangunan yang tidak sama (seragam). Karakteristiknya yang bisa dikenali yaitu keretakan akan lebih lebar pada bagian atas dan semakin menyempit pada bagian bawahnya. Faktor penyebabnya antara lain, pemadatan yang tidak merata, erosi tanah di bawah pondasi akibat adanya aliran air di dalamnya, pembebanan pada dinding yang tidak merata sehingga menimbulkan beban terkonsentrasi pada satu bagian serta dapat pula
disebabkan karena adanya getaran gempa ringan.
– Retak Tekan
Retak tekan terjadi karena adanya tekanan dari atas (beban berat yang harus dipikul oleh dinding) dan dari bawah dinding (desakan dari atas tanah) yang berkerja secara bersama-sama. Terjadinya retak tekan bermula karena kolom pada bangunan yang tidak bisa bekerja secara maksimal. Kondisi ini berakibat sebagian bebannya harus dipikul oleh dinding (seharusnya beban tersebut didistribusikan oleh ringbalk menuju kolom-kolom dinding dan diteruskan oleh sloof yang ada di bawahnya) sementara dari bawah ada desakan ke atas karena adanya pergerakan dari tanah. Proses inilah yang menyebabkan terjadinya retak tekan.
Ada beberapa solusi apabila terjadi retak struktur yaitu :
– Apabila keretakan terjadi akibat pondasi yang mengalami penurunan maka Anda dapat membuat pondasi baru di dekatnya dengan terlebih dahulu mendeteksi keretakan terparah pada dinding di atasnya. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memadatkan tanah di bawah pondasi baru kemudian buatlah kolom/tiang baru untuk membantu
penyaluran beban dari sloof serta balok lantai di atasnya.
– Apabila keretakan terjadi karena rusaknya struktur pada balok maka jika kondisinya memungkinkan bisa ditambahkan kolom/ tiang di bawahnya sehingga penyaluran beban balok menjadi berkurang . Jika tidak memungkinkan maka balok dapat
disuntik/digrouting dengan epoxy (cairan kimia khusus yang memiliki sifat mengikat dan cepat kering) kemudian dilakukan pembesaran ukuran (dimensi) balok dengan perkuatan dari luar.
Proses grouting pada balok
– Apabila keretakan terjadi karena rusaknya struktur pada kolom maka Anda dapat membuat kolom tambahan di dekat kolom yang retak. Kolom tambahan tersebut berfungsi untuk membagi pembebanan pada kolom yang rusak. Cara lain yang bisa dilakukan yaitu memperkuat kolom melalui cara menyuntiknya dengan cairan epoxy kemudian memperlebar ukuran (dimensi) kolom.
– Apabila terjadi keretakan kecil pada kolom dan balok, Anda cukup menutupnya dengan plesteran agar tulangan besi yang ada di dalamnya tidak berhubungan dengan udara luar dan menyebabkan terjadinya perkaratan.
– Melakukan kontrol terhadap aliran air di sekitar pondasi, agar tidak menyebabkan erosi tanah di bawah pondasi yang berakibat timbulnya retak pada dinding di atasnya.
Proses grouting pada dinding dengan memasukkan cairan kimia khusus (epoxy)
2. Retak Non Struktur
Retak non struktur umumnya tidak membahayakan namun terkadang mengurangi nilai estetis dari bangunan. Ciri utamanya adalah timbulnya garis lembut dengan arah yang tidak
beraturan. Menurut Syarif Hidayat dalam Semen, Jenis & Aplikasinya ,retak non struktur terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
– Crazing
Retak jenis ini terjadi karena plesteran yang terlalu banyak di trowel serta pasir yang digunakan banyak mengandung butiran halus. Ciri-ciri retak crazing adalah :
1. Membentuk jaringan retak yang halus, dangkal dan tidak bersambung 2. Membentuk pola hexagonal denga jarak retak 5 mm-75 mm
3. Terjadi dalam selang waktu beberapa jam setelah aplikasi plesteran
Solusi mengatasi retak jenis crazing ini adalah dengan mengorek retakannya kemudian menutupnya dengan dempul.
– Map cracking
Retak jenis ini terjadi karena penggunaan semen yang terlalu banyak serta plesteran yang dibiarkan terlalu cepat mengering. Ciri-ciri retak jenis map cracking adalah :
1. Pola retakan menyerupai peta (map)
2. Membentuk pola heksagonal dengan jarak hingga 200 mm 3. Struktur retak cenderung lebih dalam dan bersambung
Map Cracking pada dinding karena penggunaan semen yang terlalu banyak
– Retak susut (shrinkage)
Retak ini terjadi akibat kandungan semen yang tinggi, mutu pasir yang buruk serta plesteran yang diaplikasikan terlalu tebal. Solusi perbaikannya adalah dengan menggunakan dempul. Berdasarkan faktor penyebabnya, retak susut dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, diantaranya:
Retak susut plastis yang terjadi pada sudut jendela
a. Susut Plastis
Susut plastis terjadi akibat hilangnya kadar air yang berlebih saat plaster masih dalam kondisi plastis atau awal aplikasi. Retak ini biasa terjadii pada sudut jendela.
b. Susut Kering (drying shrinkage)
Retak susut terjadi akibat kandungan semen yang tinggi, mutu pasir yang buruk serta plester yang diaplikasikan terlalu tebal
1. Susut yang disebabkan karena perubahan volume plesteran maupun beton pada saat terjadi proses reaksi kimia antara semen dan air
2. Susut karena karbonasi
Susut ini terjadi pada saat dinding/beton yang sudah mengeras akibat masuknya gas karbondioksida (CO2) ke dalam pori plesteran/beton
Semoga dengan mengenal dan memahami berbagai jenis retak pada dinding serta bagaimana pula solusinya, rumah yang kita tempati akan tetap terjaga kekuatan dan
keindahannya. (Gambar diolah dari berbagai sumber)
*Tulisan ini telah dimuat di Tabloid Hunianku edisi 28, November 2011. Tulisan yang termuat silakan klik di sini.
PENGERTIAN, FUNGSI
DAN SYARAT-SYARAT
PLESTERAN DINDING
IN TEORI BANGUNAN - ON 12:22 AM - NO COMMENTSPlesteran, mungkin kita sudah sering mendengar istilah tersebut, bahkan mungkin saja sudah paham betul tentang fungsi dan cara pengerjaannya. Plesteran dalam dunia bangunan memang identik dengan dinding atau tembok, namun, banyak pekerjaan yang lain yang juga menggunakan pekerjaan plesteran, misalkan saja saluran air, talud, dll.
Lalu, apa sih sebenarnya plesteran itu?, plesteran adalah suatu lapisan yang biasa di pakai sebagai lapisan penutup pasangan. Jika kita kerucutkan ke pengertian plesteran dinding, maka plesteran merupakan lapisan yang di gunakan untuk penutup pasangan dinding/tembok.
Sebagai pelindung tembok/dinding dari pengaruh
cuaca
Menambah kekokohan atau kekuatan dinding/tembok
Meratakan permukaan dinding/tembok
Itu beberapa fungsi atau manfaat dari plesteran dinding/tembok, masih ada manfaat lainnya, tapi tiga poin di atas merupakan fungsi yang bisa di bilang sebagai fungsi pokok. Untuk pasangan plesteran tembok/dinding, ada beberapa syarat, diantaranya adalah:
Permukaan harus rata dan tegak
Ketebalan plesteran antara 11 mm - 16 mm
Tidak ada retak-retak pada plesteran
Dengan mengetahui serba serbi seputar plesteran seperti
diatas, harapannya dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan dapat menghasilkan plesteran yang bagus. Karena sangat sering ditemukan ketika seorang tukang tidak tahu teorinya hanya berdasarkan kebiasaan sehingga dalam pengerjaan plesteran asal-asalan. Hal yang paling mudah ditemukan adalah kurangnya siraman pada permukaan dinding sebelum di plester sehingga berakibat pada retak-retak bahkan plesteran yang kurang melekat.
konstruksi dinding bangunan
Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara
lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi –
clayding wall/ beton pra cetak)
DINDING
BATU
BUATAN
A. DINDING BATA
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi
dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi
untuk mengikat pasangan bata dan menahan/
menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)
B. DINDING BATAKO
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari
campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah
PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan
dinding dari pasangan bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan
terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip. d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut
pertemuan dan berakhir di tengah – tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.
DINDING
KAYU
A. DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.
B. DINDING PAPAN Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan susut.
C. DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku
kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 –
60 cm).
DINDING
BATU
ALAM
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis,
hanya diperlukan.
Pengertian Dinding
Dinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang.Teknologi menghadirkan fungsi baru dari dinding dan menyuguhkan berbagai macam jenis finishing-nya. Fungsi lain dari dinding yaitu sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara, pelindung bagian dalam bangunan dari cuaca dan sebagainya. Berdasarkan fungsinya, dinding terbagi menjadi beberapa bagian. Di antaranya dinding partisi, dinding pembatas (boundary wall), dinding penahan (retaining wall) dan sebagainya.
Dinding mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut:
1. Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar tempat kita tinggal dan beraktifitas.
2. Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping,depan dan belakang.
3. Penambah keindahan pada bangunan, pada rumah dan bangunan modern seringkali tampilan dinding luar diekspose sedemikian rupa untuk menambah daya tarik suatu bangunan tersebut
4. Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan. Ruang tidur dengan ruang dapur dan ruang-ruang lainnya dipisahkan oleh dinding dan masing-masing ruangan memiliki funsi yang berbeda.
5. Pada struktur bangunan tertentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban (shear wall), Umumnya terdapat pada bangunan dengan denah yang tidak teratur dan bertingkat, hal ini untuk mengurangi gaya geser berlebihan yang akan diterima struktur bangunan sehingga bangunan tersebut aman terhadap bahaya roboh.
1. Dinding Bata Kapur (Struktural & non Struktural)
Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat,pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung.
Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan diplester dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.
2. Dinding Bata Hebel Atau Celcon (Struktural & non Struktural )
Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik.Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi.
Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang.
Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen khusus. Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen ini hanya d icampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti pemasangan batako.
Kelebihan dinding bata hebel/celcon:
1. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
2. Pemasangan lebih cepat dengan pemotongan yang lebih mudah dengan menggunakan gergaji.
3. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 - 12.
4. Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik.
Kekurangan dinding bata hebel/celcon: 1. Harga relatif lebih mahal.
2. Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini.
3. Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya dalam jumlah m3.
3. Dinding Partisi (non Struktural)
Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang. Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain. Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar.
Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran. Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. Dari segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan.
Untuk dinding partisi yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat bahan mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering terkena air. Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas ruangan. Jenis bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.
4. Dinding Batako (Struktural & non Struktur)
Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar,bahannya dari tras dan kapur, juga dengan sedikit semen portland. Pemakaiannya lebih hemat dalam beberapa segi, misalnya: per m2 Luas tembok lebih sedikit jumlah batu
yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan. Bentuk batu batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jikakualitas batu
batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batu batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau mesin yang sederhanadan tidak perlu dibakar.
Kelebihan dinding batako:
a. Pemasangan relatif lebih cepat. b. Harga relatif murah.
Kekurangan dinding batako:
a. Rapuh dan mudah pecah.
b. Menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok lembab.
c. Dinding mudah retak.
d. Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, antara 7,5 – 9 m2.
Dinding bata merupakan dinding yang paling lazim digunakan dalam pembangunan gedung baik perumahan sederhana sampai pembangunan gedung-gedung yang ukurannya besar. Karena itu pasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam sistem pemasangannya dalam konstruksi dinding. Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah sebagai bahan bangunan NI-10.
Kelebihan dinding bata merah:
1. Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan.
2. Keretakan relatif jarang terjadi. 3. Kuat dan tahan lama.
4. Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Kekurangan dinding bata merah:
1. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan dinding lainnya.
6. Batako Semen Pc / Batako Pres (Struktural & non Struktural)
Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu. Ada yang dibuat secara manual (menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan mesin. Pembuatannya menggunakan cetakan yang dipres secara maksimal, dan dibakar dengan tungku khusus, dengan panas yang tinggi. Ukuran harus tepat sehingga pemasangannya tidak perlu diadakan plesteran.
Kelebihan dinding batako pres:
1. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
2. Pemasangan lebih cepat.
3. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Kekurangan dinding batako pres:
1. Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras. 2. Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
3. Mudah dilubangi karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.
7. Jenis Dinding lainnya
a. Dinding pemisah, yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua area. Salah satu dinding pemisah yang terkenal yaitu tembok Berlin yang memisahkan Berlin Timur dan Barat.
b. Dinding tirai atau curtain wall, yaitu dinding yang digunakan bangunan tinggi sebagai pelindung dari cuaca. Kaca digunakan sebagai material non-struktur yang ringan, sehingga bangunan tak harus menanggung beban berat.
c. Shared wall yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua buah bangunan. Movable partition, yaitu partisi yang dapat digerakkan atau dipindahkan sesuai kebutuhan.
KIRIMKAN INI LEWAT EMAILBLOGTHIS!BERBAGI KE TWITTERBERBAGI KE FACEBOOK
LABEL: PENDIDIKAN
0 K O M E N T A R :
Pengertian Dinding
Dinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang.Teknologi menghadirkan fungsi baru dari dinding dan menyuguhkan berbagai macam jenis finishing-nya. Fungsi lain dari dinding yaitu sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara, pelindung bagian dalam bangunan dari cuaca dan sebagainya. Berdasarkan fungsinya, dinding terbagi menjadi beberapa bagian. Di antaranya dinding partisi, dinding pembatas (boundary wall), dinding penahan (retaining wall) dan sebagainya.
Dinding mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut:
1. Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar tempat kita tinggal dan beraktifitas.
2. Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping,depan dan belakang.
3. Penambah keindahan pada bangunan, pada rumah dan bangunan modern seringkali tampilan dinding luar diekspose sedemikian rupa untuk menambah daya tarik suatu bangunan tersebut
4. Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan. Ruang tidur dengan ruang dapur dan ruang-ruang lainnya dipisahkan oleh dinding dan masing-masing ruangan memiliki funsi yang berbeda.
5. Pada struktur bangunan tertentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban (shear wall), Umumnya terdapat pada bangunan dengan denah yang tidak teratur dan bertingkat, hal ini untuk mengurangi gaya geser berlebihan yang akan diterima struktur bangunan sehingga bangunan tersebut aman terhadap bahaya roboh.
1. Dinding Bata Kapur (Struktural & non Struktural)
Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat,pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung.
Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan diplester dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.
2. Dinding Bata Hebel Atau Celcon (Struktural & non Struktural )
Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik.Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi.
Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang.
Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen khusus. Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen ini hanya d icampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti pemasangan batako.
Kelebihan dinding bata hebel/celcon:
1. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
2. Pemasangan lebih cepat dengan pemotongan yang lebih mudah dengan menggunakan gergaji.
3. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 - 12.
4. Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik.
Kekurangan dinding bata hebel/celcon: 1. Harga relatif lebih mahal.
2. Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini.
3. Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya dalam jumlah m3.
3. Dinding Partisi (non Struktural)
Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang. Karena di desain sebagai
sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain. Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar.
Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran. Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. Dari segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan.
Untuk dinding partisi yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat bahan mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering terkena air. Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas ruangan. Jenis bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.
Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar,bahannya dari tras dan kapur, juga dengan sedikit semen portland. Pemakaiannya lebih hemat dalam beberapa segi, misalnya: per m2 Luas tembok lebih sedikit jumlah batu
yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan. Bentuk batu batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jikakualitas batu batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batu batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau mesin yang sederhanadan tidak perlu dibakar.
Kelebihan dinding batako:
a. Pemasangan relatif lebih cepat. b. Harga relatif murah.
Kekurangan dinding batako:
a. Rapuh dan mudah pecah.
b. Menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok lembab.
d. Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, antara 7,5 – 9 m2.
5. Dinding Batu Bata (Struktural & non Struktural)
Dinding bata merupakan dinding yang paling lazim digunakan dalam pembangunan gedung baik perumahan sederhana sampai pembangunan gedung-gedung yang ukurannya besar. Karena itu pasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam sistem pemasangannya dalam konstruksi dinding. Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah sebagai bahan bangunan NI-10.
Kelebihan dinding bata merah:
1. Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan.
2. Keretakan relatif jarang terjadi. 3. Kuat dan tahan lama.
4. Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Kekurangan dinding bata merah:
1. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan dinding lainnya.
2. Biaya lebih tinggi.
6. Batako Semen Pc / Batako Pres (Struktural & non Struktural)
Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu. Ada yang dibuat secara manual (menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan mesin. Pembuatannya menggunakan cetakan yang dipres secara maksimal, dan dibakar dengan tungku khusus, dengan panas yang tinggi. Ukuran harus tepat sehingga pemasangannya tidak perlu diadakan plesteran.
Kelebihan dinding batako pres:
1. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
3. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Kekurangan dinding batako pres:
1. Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras. 2. Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
3. Mudah dilubangi karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.
7. Jenis Dinding lainnya
a. Dinding pemisah, yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua area. Salah satu dinding pemisah yang terkenal yaitu tembok Berlin yang memisahkan Berlin Timur dan Barat.
b. Dinding tirai atau curtain wall, yaitu dinding yang digunakan bangunan tinggi sebagai pelindung dari cuaca. Kaca digunakan sebagai material non-struktur yang ringan, sehingga bangunan tak harus menanggung beban berat.
c. Shared wall yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua buah bangunan. Movable partition, yaitu partisi yang dapat digerakkan atau dipindahkan sesuai kebutuhan.
KIRIMKAN INI LEWAT EMAILBLOGTHIS!BERBAGI KE TWITTERBERBAGI KE FACEBOOK
LABEL: PENDIDIKAN
0 K O M E N T A R :
P O S T I N G K O M E N T A R
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
P O P U L A R P O S T S
o
Kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk
Allah yang lainnya
o
Pengertian, Penyebab, dan Patofisiologi Tifus (
Typhoid ) Menurut Para Ahli
o
PENGERTIAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN
o
Defenisi Protokol
o
Contoh Metode Penelitian Teknik Informatika
oJenis garis yang digunakan dalam menggambar
teknik
o
Bagian - Bagian Seni Rupa Serta Keterangannya
oPengertian Pendapatan Daerah dan Penjelasannya
oPengertian Inovasi Menurut Para Ahli
o
Contoh Surat Keputusan Hukuman Disiplin
DINDING
A. Pengertian Dan Fungsi Dinding
Dalam pengertian umum, dinding adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai pemisahantara ruangan luar dengan ruangan dalam, melindungi terhadap intrusi dan cuaca, penyokong atap dansebagai pembatas ruang satu dengan ruangan lainnya, berfungsi pula sebagai penahan cahaya panas darimatahari, menahan tiupan angin dari luar, dan untuk menghindari gangguan binatang liar.Serta dalam pengenalan pengertin kamus teknik, dinding adalah struktur solid yangmenahan/membatasi dan melindungi suatu area. Dalam kesimpulannya, dinding adalah bagianbangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding
membentuk danmelindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan.Secara umum fungsi dinding adalah:1.
Sebagai pemikul beban di atasnya.2.
Sebagai Pembatas ruang, mempunyai sifat : privasi, indah dan bagus dalam skala, warna, tekstur,dapat dibuat transparan, sebagai peredam terhadap bunyi baik dari dalam maupun dari luar.3.
Perlindungan terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap suhu, air hujan
dankelembapan, hembusan angin, serta gangguan dari luar lainnya)Fungsi dinding dilihat dari nilai kenyamanan, kesehatan dan keamanan:1.
Sebagai pemisah antar ruangan.2.
Sebagai pemisah ruang yang bersifat pribadi, dan bersifat umum3.
Sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir dan lain-lain yang bersumber dari alam.4.
Sebagai pembatas dan penahan struktur (untuk fungsi tertentu seperti dinding, lift, resovoar danlain-lain)5.
Sebagai penahan kebisingan6.
Sebagai penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti pada ruang radiologi, ruang operasi,laboratorium, dan lain-lain.7.
Sebagai fungsi artistik tertentu dan penyimpan surat-surat berharga seperti brankas di bank danlain-lain.Fungsi dinding dalam konstruksi adalah:1.
Dinding berfungsi sebagai pemikul. Itullah sebabnya konstruksinya harus kuat dan kokoh agarmampu menahan beban super struktur, bebannya sendiri serta beban horizontal2.
Dinding berfungsi sebagai pembatas/partisi, tidak perlu kokoh tetapi harus kaku sehingga perlukolom penguat (kolom praktis)
DINDING
4.1 FUNGSI DINDINGa. Sebagai pelindung / keamanan bagi penghuni dari kondisi alam sekitar b. Sebagai penyekat dan pembatas ruangan sekaligus sebagai pembeda fungsi ruangan c. Membantu menahan sebagian atau keseluruhan beban dari super struktur pada bangunan
semi permanen
d. Meneruskan beban ke pondasi melalui kolom untuk disebarkan ke tanah dasar pada bangunan permanen
e. Sebagai jalur penempatan jaringan instalasi yang diperlukan : Air bersih, air kotor, listrik,AC maupun pekerjaan utilitas sanitasi dan ME lainnya
f. Sebagai penghambat atau peredam suara g. Menambah keindahan
4.2 JENIS DINDING
4.2.1 Dinding Konstruksi
Adalah dinding yang dalam perencanaan dan pelaksanaan diperhitungkan kekuatannya guna menahan beban dan gaya yang disebabkan baik oleh kondisi alam lingkungan ataupun konstruksi lain yang ada
Shear wall
Adalah untuk penahan tanah pada ruang Basement, Subway, Ruang khasanah Bank atau pada bangunan bertingkat yang perhitungan strukturnya masih timbul beban gaya geser yang dapat ditahan oleh dindingbeton bertulang
Double wall
Adalah dinding yang biasa yang digunakan pada bangunan genset, ruang pompa dan berguna untuk peredam dan penghambat suara
4.2.2 Dinding Arsitektur
Adalah dinding yang perencanaan dan pelaksanaannya diperhitungkan guna mengkamuflase atau menyamarkan konstruksi yang harus timbul dalam mendukung dinding tersebut sesuai syarat yang diijinkan
Curtain wall
Adalah dinding yang untuk menampilkan keindahan arsitektur, dari luar bangunan akan nampak seperti berdiri sendiri secara vertikal, bahannya terdiri dari rangka aluminium/stainless steel dsb
Skatsel
Adalah dinding yang digunakan sebagai pembatas ruangan, batas pandangan juga terpenting sebagai penampilan keindahan bahan dari rotan, anyaman bambu, anyaman kayu dsb.
4.2.3 Dinding biasa
Adalah dinding yang dalam pelaksanaanya memakai bahan dan perhitungan yang lazim dalam bangunan, biasanya pemakaian bahan betul-betul disesuaikan dengan fungsi ruangan ataupun fungsi bangunan.
Dinding batu merah
Biasa dipakai pada setiap bangunan baik untuk bagian luar maupun dalam untuk menambah keindahan dinding batu merah, dapat dipasang dengan limestone/batu tempel
Biasa dipakai sebagai pembatas ruangan yang bersifat non permanen, dapat dipasang secara tetap atau buka tutup. Bahannya biasa digunakan Gypsum rangka aluminium, ply wood rangka kayu, kaca rangka aluminium dsb
Dinding bataco
Digunkan biasanya untuk pagar pembatas, dinding gudang, dinding pabrik dsb.
4.3 DINDING BATU BUATAN
4.3.1 Bahan yang digunakan
Sesuai dengan perkembangan pembangunan, kebutuhan dan peningkatan kualitas bahan yang dibutuhkan.
Batu bata / batu merah
Dibuat tanah liat, dicetak dipadatkan, dikeringkan dan dibakar sampai matang, biasanya diproduksi secarahome indusri
Bataco, Roster dsb
Terbuat dari campuran PC, pasir, kapur dan tras yang dicetak dan dikeringkan secara alami
Cone block
Terbuat dari beton tak bertulang yang mempunyai sifat sebagai Block beton yang secara fabrifikasi
4.3.2 Pelaksanan dinding batu buatan
Setiap sambungan antara batu buatan diberi perekat dari spesi atau mortar, pada setiap luasan tertentu ± 9 m2 pasangan dinding batu buatan harus diperkuat dengan
perkuatan tertentu yakni pilar dari pasangan batu buatan atau dari beton bertulang contohnya ring balk, kolom dan sloof
Syarat-syarat pemasangan :
Hubungan antar batu buatan dibuat sesederhana mungkin namun susunannya kuat
Pada lapisan yang berurutan siar atau sambungan vertikal tidak boleh disusun dalam satu baris
Menghindari pemakaian potongan batu buatan jika tiak terpaksa
Jika terpaksa menggunakan potongan yang dipasang tidak lebih kecil sepanjang batu buatan
Setiap luasan tertentu pasangan batu buatan perlu diperkuat dengan perkuatan lain
4.3.3 Dinding buatan batu bata
Ukuran batu bata : - Tinggi 5 – 6 cm - Lebar 11 – 13 cm - Panjang 23 – 27 cm
Ukuran dinding pasangan batu bata
- ¼ bata tebal 5 – 6 cm atau 8 – 10 cm finishing - ½ bata tebal 11 – 13 cm atau 15 cm finishing - ¾ bata tebal 16 – 19 cm atau 20 – 22 cm finishing - 1 bata tebal 23 – 27 cm atau 25 – 30 cm finishing
Hubungan batu bata
- Pada dinding ½ bata dapat digunakan : * Hubungan bujur
* Hubungan seperempat
- Pada dinding 1 bata dapat digunakan : * Hubungan tegak
* Hubungan silang * Hubungan vlam
Dalam sisitem tegak maupun horisontal maka untuk penghentian sementara supaya dibuat bergerigi sesuai dengan pola atau macam sambungan yang digunakan
Lubang dinding
Lubang dinding berfungsi sebagai penghubung antar ruangan, transportasi barang, jalan masuk keluar bangunan, jendela, bouvent, ventilasi
4.3.4 Dinding buatan bataco
Keuntungan :
Setiap m2 pasangan dinding memerlukan lebih sedikit jumlah bataco
Mempunyai ukuran yang relatif sama sehingga lebih rapi
Ukurannya lebih besar sehingga pelaksanaannya lebih cepat
Mempunyai lubang sehingga dapat berfungsi sebagai isolasi / penghambat udara
Lubang pada bataco dapat berfungsi sebagai tempat perkuatan
Kerugian :
Tidak dapat bervariasi sehingga kurang bagus untuk dinding biasa
Tebalnya juga tidak dapat bervariasi
Cara Membuat
Dinding Semen Kuat
Dan Tanpa Retak
Dengan 10 Hal Yang
Harus Dilakukan Dan
6 Yang Tidak Boleh
Dilakukan
Hal yang penting untuk acian dan plasteran
yang semua orang inginkan adalah yang
awet dan tahan lama. Jadi, dengan ini SCG
akan memberikan beberapa teknik yang
hebat dari insinyur-insinyur dan ahli
konstruksi kepada Anda dengan
menghadirkan “10 Hal Yang Harus
Dilakukan & 6 Hal Yang Tidak Boleh
Dilakukan”.
1. Merendam Batu Bata Di Dalam Air,
1 Jam Sebelum Penggunaan
Sering kita lihat bahwa pekerja konstruksi
biasanya merendam batu bata di dalam
tangki air, atau menggunakan selang air
untuk membasahi batu bata. Ngomong
-ngomong, sebelum memulai pekerjaan,
diharuskan untuk membasahi permukaan
hingga menjadi lembab terlebih dahulu.
2. Perlu Membuat Garis Pedoman
Pemasangan
Garis pedoman dalam pemasangan adalah
untuk membuat pengikat diantara lapisan
batu bata, dengan tujuan untuk
menguatkan tembok. Ada banyak c ara
untuk membuat pedoman pemasangannya,
tapi pada umumnya yang digunakan adalah
bentuk “setengah batu bata”. Apapun
bentuk pemasangannya, biasanya alasan
utamanya tetap sama, yaitu untuk membuat
tembok menjadi kuat.
3. Buatlah Ketebalan Pemasangan
Kurang Dari 1.5 cm
Dalam penggunaan batu bata atau bata
blok, ketebalan lapisan pemasangan semen
tidak boleh melebihi 1.5 cm dikarenakan
akan menggunakan terlalu banyak semen,
bahkan semen akan jatuh lebih banyak
daripada yang dibutuhkan saat mengering
(proses jatuh yang normal dan tidak
berbahaya), dan juga cenderung membuat
dinding menjadi tidak lurus. Terkecuali
pada saat kita menggunakan mortar
tertentu untuk beton ringan yang memiliki
penguat daya rekat, formasinya biasanya
mencapai 2-3 mm.
4. Membuat Kolom Dan Palang Balok
Setiap kolom dan palang balok harus
memiliki lebar 2.5 meter dan tinggi 1.5
meter karena ini berfungsi untuk
meratakan berat dinding bata dan
membantu menghindari dindingnya untuk
terjatuh. Lebar kolom dan lebar palang
balok tidak boleh kurang dari 15 cm dan
ketebalannya harus sama dengan ketebalan
batu bata. Strukturnya harus diperkuat
sebelum mengecor untuk memperkuat
dinding juga.
5. Membuat Kolom Di Pintu Dan
Jendela
Semua lubang bor harus memiliki kolom
dan palang balok yang dikelilingi oleh
bingkai, untuk membantu membingkai
pintu atau jendela, yang akan selalu
bergerak masuk dan keluar. Hal ini juga
akan membantu untuk meratakan kekuatan
yang dibebankan ke dinding bata. Jangan
lupa untuk menempelkan kawat baja pada
kusen untuk membantu penyebaran beban
ke lantai dengan plesteran.
6. Membuat Kolom Di Sudut Dinding
Seperti tiang yang disisipkan di antara
dinding, kolom akan berfungsi sebagai
bingkai untuk pemasangan dinding. Kita
tidak boleh memiliki sudut dinding tanpa
pilar bata, jika tidak batu bata akan
berbaris tidak teratur dan tidak bisa untuk
menahan beban. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kekuatan dinding dalam jangka
panjang.
Dinding bata yang kuat harus memiliki
sesuatu untuk menahan lantai dengan pilar
batu bata, itulah alasan mengapa kita harus
menyambungkan kawat berdiameter 6mm
ke dalam pilar beton. Buatlah panjang
minimal 40 cm untuk menjaga dinding bata
kuat agar tidak jatuh ke bawah.
8. Basahi Batu Bata Sebelum Memulai
Plesteran
Setelah pembentukan selesai, diamkan
beberapa saat sebelum memulai plesteran.
Kemudian, satu hari sebelum plesteran,
kita harus mebasahi dinding, kemudian
sekali lagi di pagi hari pada tanggal
plesteran. Hal ini untuk mencegah air
menyerap yang dapat menyebabkan
dinding retak nantinya.
9. Gunakan Mixer Untuk Mencampur
Mortar Untuk Plesteran
Walaupun cara tradisional juga bisa
digunakan untuk mencampur mortar,
namun kita bisa mendapatkan hasil mortar
yang lebih baik saat menggunakan mixer
dimana hal ini lebih efisien untuk
dilakukan daripada menggunakan cara
tradisional.
10. Tetap Basahi Dinding Untuk
Menjaga Plesteran Tetap Baik
Karena air adalah kunci untuk
mengembangkan kekuatan semen, maka,
untuk memberi air yang cukup pada
semen, pengairan harus dilakukan setelah
melakukan plesteran, setidaknya satu hari
sekali hingga 3-7 hari. Airnya bisa saja
mengotori area lainnya, tapi proses ini
tidak boleh tidak dilakukan. Langkah
pengairan ini akan membantu menghindari
retak yang berpengaruh pada kekuatan
dinding.
1. Jangan Memaksa Proses
Pemasangan Untuk Selesai Dalam Satu
Hari
Pemasangan batu bata adalah pekerjaan
yang mempengaruhi kekuatan dinding.
Meskipun hal itu bisa dilakukan dalam
satu hari, tapi mortar yang kita gunakan
untuk pemasangan butuh waktu untuk
mengatur dan mengembangkan kekuatan.
Bahkan air dari mortar akan menguap,
meskipun hanya beberapa milimeter, tetapi
dapat mengakibatkan retak juga. Jadi, kita
harus merencanakan untuk membangun
dinding dan memberikan waktu untuk
kolom cor dan palang balok pada
ketinggian tertentu. Bisa juga diberi jarak
menyentuh balok, agar semen dapat
mengisi ruang sebelum lapisan terakhir
pada proses pemasangan bata.
Ketika kita lanjutkan pemasangan ke
beberapa titik, diharuskan untuk
menempatkan balok dan tiang untuk
membantu menopang berat batu bata.
Sebelum melanjutkan ke atas, kita h arus
membuat beberapa ruang untuk semen
mengisi dalam 3-4 hari.
2.Jangan Melakukan Pemasangan Batu
Bata Terlalu Dekat Dengan Beton
Dilapisan Berikutnya
Pemasangan batu bata yang menyentuh
beton. Tekanan di atas dinding dapat
menyebabkan retakan di dinding.
3.Jangan Memasang Batu Bata Di Atas
Lantai Beton Atau Lantai Tanpa
Adanya Palang Balok
Alasannya adalah lantai beton bisa saja
tidak cukup kuat untuk menopang berat
dinding yang dapat menyebabkan lekukan
pada lantai.
Terlebih lagi, masalah serius yang
disebabkan yaitu dinding yang terlalu
berat bisa saja merusak lantai. Insinyur
harus merancang dinding bata diatas
struktur palang dengan diperkuat baja dan
campuran beton untuk menambah berat
dengan benar.
4.Jangan Melakukan Plesteran Terlalu
Cepat
Plester merupakan pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian tinggi, sehingga
hal ini memerlukan konsentrasi yang
tinggi dan tidak bisa dilakukan dengan
buru buru agar cepat selesai. Langkah ini
seperti menyesuaikan tekstur dan
menyiapkan langkah berikutnya. Hal ini
dikarenakan tidak ada seorang pun yang
menginginkan dindingnya kasar.
5.Jangan Memplester Terlalu Tebal
Meskipun lapisan plaster adalah lapisan
yang melapisi dinding agar indah
terlalu tebal. Hal ini akan membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk kering,
membuat pekerjaan tertunda dan
menimbulkan masalah berat.
Jika memang dibutuhkan, seperti
menyesuaikan area yang tidak rata, akan
lebih baik mengisi semen hanya di area
tersebut, dan biarkan semennya mengeras
sebelum melanjutkan memlester semua
area.
6.Jangan Memilih Bahan Hanya
Berdasarkan Harga
Gunakanlah bahan bangunan untuk bagian
dari rumah atau bangunan yang
membutuhkan masa pakai yang tahan lama.
Namun perihal harga dapat membuat orang
memilih bahan yang murah dan berfokus
hanya pada dekorasi saja. Terkadang,
bahan yang murah memiliki kualitas yang
jelek pula, dan hal ini tentu saja berpotensi
tinggi untuk menimbulkan masalah pada
konstruksi bangunan dan menimbulkan
biaya perbaikan yang tinggi di masa
sangatlah penting, kinerja yang handal dan
standar kualitas haruslah diperhatikan.
Penyebab Bahan Material
Dinding Bangunan Rumah Retak
28 April 2015 | Hunian Impian | 29814 views
Penyebab dinding rumah retak ada dua macam
yakni dinding retak struktur dan dindingretak rambut :
1. Dinding retak struktur : • Retakan lebar
• Ukuran retakan > 1mm
• Terjadi akibat pergerakan tanah dibawah pondasi.
• Bila retakan > 2 mm, harus dilakukan perbaikan dengan
merenovasi konstruksi fisik bangunan rumah
2. Dinding retak rambut • Retakan bercabang-cabang
• Ukuran retakan < 1mm
• Terjadi akibat:
• Pekerjaan acian yang tidak sempurna misalnya aplikasi
saat dinding dalam kondisi panas sehingga ikatan acian belum
sempat menyatu dengan plesteran sudah kering terlebih dahulu • Acian semen yang tipis dan belum kering kemudian dilapisi lagi dengan acian
Mengatasi dinding rumah retak diatas dengan lakukan penyiraman air sampai jenuh terlebih dahulu pada
bidang-bidang yang akan di aci agar kondisi dinding lembab.
Dinding retak rumah akibat penyusutan pada dinding
Dinding retak ini disebabkan oleh :
1. Beton, plesteran dan acian yang dibuat terlalu
banyak air sehingga pada saat pengeringan akan terjadi proses penyusutan.
2. Dalam jangka waktu lama batu bata mengalami pemuaian 3. Retak akibat muai susut seperti ini sering terjadi pada sambungan-sambungan yang lemah seperti sudut-sudut pada jendela.
Dinding rumah retak akibat pergerakan pondasi
atau dinding
Pergerakan struktur akan terjadi apabila :
1. Pondasi bangunan rumah tidak stabil, seperti satu bagian
menurun akibat dari bagian lain yang kondisinya tidak baik.
2. Karena pergerakan struktur ditandai dengan retak secara
diagonal.
Tembok rumah retak akibat pergerakan struktur
Dinding retak ini disebabkan oleh :
1. Bangunan tersebut menerima beban terlalu berat.
2. Batas toleransi berubahnya balok struktur adalah maksimum L/360 bentang yang banyak terjadi pada struktur.
3. Retak akibat balok struktur yang melengkung ditandai
oleh retak horizontal sepanjang pasangan bata ringan diantara
bentang balok.
4. Pergerakan dinding dapat juga terjadi oleh akar pohon yang
mengangkat pondasi bangunan rumah tersebut atau terjadi
penurunan pada tanah yang bersebelahan
dengan bangunan tersebut.
Plaster dinding retak
Dinding retak ini disebabkan antara lain oleh :
1. Pasir dengan kadar lumpur dan organik yang tinggi. 2. Terlalu banyak/sedikit semen
3. Terlalu banyak/sedikit air
4. Persiapan substrate yang buruk 5. Dinding terlalu kering
6. Aplikasi pada cuaca panas yang sangat terik dan tiupan angin kencang.
Masalah dinding retak pada pertemuan dinding
Dinding retak ini disebabkan oleh :
Plesteran menutupi dua bidang yang berbeda, seperti misalnya pasangan bata dan permukaan beton.
Solusi dinding retak karena pertemuan dinding adalah :
1. Diantara kedua permukaan yang berbeda tersebut harus dibuat dilatasi.
2. Pada tempat yang dibuat dilatasi tersebut diisikan besi strip, fiber glass atau rubber sealent untuk memperkuat plester.
3. Daya rekat spesi pasangan bata pada sudut-sudut
pertemuan dinding harus kuat karena pada tempat-tempat
seperti ini rawan terjadi retak.
Penyebab dinding rumah retak karena pemasangan conduit
Dinding retak ini disebabkan oleh :
Chapping untuk menanam kabel (conduit).
Solusi dinding retak karena conduit adalah :
1. Sebaiknya conduit dibuat paling tidak satu hari
sebelum dinding diplester dan chapping dilakukan pada
2. Pastikan pekerjaan conduit telah selesai sebelum memulai
pleteran dinding bangunanrumah pada kedua sisinya.
Sebab dinding rumah retak karena ketebalan plesteran
Dinding retak ini disebabkan oleh :
Perbedaan ketebalan plesteran akan menyebabkan penyusutan dan pengeringan yang berbeda dan akibatnya akan
terjadi retak pada plesteran yang paling tipis terutama pada
sudut.
Solusi dinding retak karena plesteran adalah :
Plesteran dibuat dengan ketebalan yang sama pada semua bagian.