• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BAHAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SAUS TOMAT DAN SAUS CABAI SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BAHAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SAUS TOMAT DAN SAUS CABAI SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BAHAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SAUS TOMAT DAN SAUS CABAI SECARA SPEKTROFOTOMETER

UV-VISIBLE

Oleh :

Purwanto Hasiholan Manurung NIM 408231037

Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

segala berkat dan anugrahNya yang selalu menyertai, menopang dan

mencukupkan serta memberi kekuatan kepada penulis dari awal perkuliahan di

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan

khususnya dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Bahan Pengawet Natrium Benzoat Pada Saus Tomat Dan Saus Cabai Secara Spektrofotometer Uv-Visible.”

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari

pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai selesainya skripsi ini antara

lain Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang begitu

sabar dalam memberikan arahan dan bimbingan, Bapak Prof. Dr. Suharta, M.Si

selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama

perkuliahan, serta Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si, Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si

dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si yang telah banyak memberikan saran dalam

penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada laboran (K’ Minda dan B’ Nizam yang terlibat dalam penyelesaian penelitian skripsi ini.

Secara khusus kepada kedua orangtua saya, Bapak P. Manurung dan Ibu

M. Br Sidabutar, tiada kata yang dapat saya rangkai untuk menyatakan setiap

dukungan, doa dan kasih sayang mereka, begitu juga kepada adik saya (Purwadhi,

Purwathomi, dan Christine Manurung). Special, buat teman special saya Dani

Tevira terimakasih buat doa dan dukungannya, juga kepada sahabat saya Eko

Samosir, Imron Pane, M.Ali dan teman seperjuangan saya selama penelitian serta

kepada semua yang terlibat dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi

ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penelitian ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat. Dan Ilmu yang telah di dapat

oleh penulis dapat diamalkan untuk kepentingan mulia dan berguna bagi orang

(4)

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi tata

bahasa maupun isi, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2012

(5)

ANALISIS BAHAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SAUS TOMAT DAN SAUS CABAI SECARA SPEKTROFOTOMETER

UV-VISIBLE

Purwanto H. Manurung (408231037) ABSTRAK

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Makanan Sehat 5

2.2. Higienis dan Sanitasi Makanan 6

2.3. Saus Tomat 7

2.4. Saus Cabai 8

2.5. Bahan Tambahan Pangan 9

2.6. Bahan Pengawet 11

2.6.1. Tujuan Penggunaan Bahan Pengawet 12

2.6.2. Sumber Bahan Pengawet 12

2.6.3. Efek Beberapa Bahan Pengawet 13

2.7. Asam Benzoat dan Natrium Benzoat 14

2.7.1. Sifat Fisika dan Kimia Asam Benzoat 16

2.7.2. Kegunaan Asam Benzoat 17

2.7.3. Dampak Natrium Benzoat Terhadapa Kesehatan 18 2.7.4. Acceptable Daily Intake (ADI) Natrium Benzoat 20 2.8. Spektrofotometri Serapan Ultraviolet - Sinar Tampak 22 2.9. Hukum Lambert-Beer

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 26

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 26

3.2. Alat dan Bahan 26

3.2.1. Alat 26

3.2.2. Bahan 26

3.3. Prosedur Penelitian 26

3.3.1. Pengambilan Sampel 26

3.3.2. Pembuatan Larutan 26

(7)

3.3.4. Uji Kualitatif Asam Benzoat 28

3.3.5. Uji Kuantitatif Asam Benzoat 28

3.3.5.1. Pengukuraran Kadar Natrium Benzoat Pada Sampel 28

3.3.6. Analisis Data Secara Statistik 29

3.4. Diagram Alir 31

3.4.1. Ekstraksi Asam Benzoat 31

3.4.2. Uji Kualitatif 32

3.4.3. Uji Kuantitatif 32

3.4.3.1. Penentuan λ maks asam benzoat 32

3.4.3.2. Penentuan Kurva Kalibrasi Larutan Standar Asam Benzoat 33

3.4.3.3. Pengukuran Kadar Natrium Benzoat 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 34

4.1. Preparasi Ekstrak Asam Benzoat 34

4.2. Uji Kualitatif 34

4.3. Uji Kuantitatif 37

4.3.1. Penentuan λ Maksimum Larutan Standar Asam Benzoat 37

4.3.2. Kurva Kalibrasi 37

4.3.3. Analisis Kadar Natrium Benzoat Pada Saus Tomat dan Saus Cabai 38

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 42

5.1. Kesimpulan 42

5.2. Saran 42

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kegunaan Turunan Asam Benzoat 17

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Saus Tomat 8

Gambar 2.2. Saus Cabai 8

Gambar 2.3. Struktur Asam Benzoat dan Natrium Benzoat 18 Gambar 2.4. Metabolisme Asam Benzoat Dalam Tubuh 20

Gambar 2.5. Berkas Sinar Melewati Medium 23

Gambar 3.1. Diagram Alir Ekstraks Asam Bezoat 31

Gambar 3.2. Diagram Alir Uji Kualitatif 32

Gambar 3.3. Diagram Alir Penentuan λ Maks Asam Benzoat 32 Gambar 3.4. Diagram Alir Penentuan Kurva Kalibrasi 33 Gambar 3.5. Diagram Alir Pengkuran Kadar Natrium Benzoat 33 Gambar 4.1. Endapan Coklat Hasil Uji Kualitatif 35 Gambar 4.2. Sampel Dengan Pengendapan Coklat Hasil Uji Kualitatif 36 Gambar 4.3. Grafik Pengukuran Lambda Maksimum Asam Benzoat 37 Gambar 4.2. Kurva Kalibrasi Larutan Standart Asam Benzoat 38 Gambar 4.3. Grafik Hubungan Antara Kandungan Natrium Benzoat

Pada Saus Tomat Dengan Absorbansi 39

Gambar 4.4. Grafik Hubungan Antara Kandungan Natrium Benzoat

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Makanan penting di dalam kehidupan manusia, karena dari makanan

manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat

bekerja dengan optimal. Makanan yang dimakan tidak harus mempunyai bentuk

yang menarik, namun memenuhi nilai gizi dan aman dalam arti tidak mengandung

mikroorganisme penyebab penyakit dan bahan-bahan kimia yang membahayakan

kesehatan tubuh. Untuk itu diperlukan adanya pengamanan di bidang pangan agar

masyarakat terhindar dari mengkonsumsi makanan yang berbahaya bagi

kesehatan.

Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin

meningkat, terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan

dalam mensintesis bahan kimia baru yang lebih praktis, lebih murah, dan lebih

mudah diperoleh. Penambahan bahan tambahan/zat aditif ke makanan merupakan

hal yang dipandang perlu untuk meningkatkan mutu suatu produk sehingga

mampu bersaing di pasaran. Bahan tambahan tersebut diantaranya pewarna,

penyedap rasa dan aroma, antioksidan, pengawet, pemanis, dan pengental

(Winarno, 1994)

Keamanan makanan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat

atau bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan zat itu

secara alami terdapat dalam bahan makanan atau makanan jadi (Moehyi, 1992).

Keamanan makanan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam prakteknya masih banyak produsen pangan yang menggunakan

bahan tambahan yang melebih kadar yang ditentukan dinas kesehatan. Kurangnya

perhatian terhadap hal ini, telah sering mengakibatkan terjadinya dampak berupa

penurunan kesehatan konsumennya, mulai dari keracunan makanan akibat tidak

higienisnya proses penyiapan dan penyajian sampai resiko munculnya penyakit

kanker akibat penggunaan bahan tambahan makanan yang berbahaya jika

(11)

2

Bahan pengawet berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroba agar

makanan dan minuman bisa bertahan lama. Keberadaan bahan pengawet pada

bahan makanan tidak bisa dipungkiri keberadaannya. Pengawet merupakan bahan

yang ditambahkan untuk mencegah atau menghambat terjadinya kerusakan atau

pembusukan minuman atau makanan (Doughari, 2007). Penggunaan pengawet

terutama dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi makanan mudah rusak.

Dengan pemberian bahan pengawet tersebut, diharapkan makanan tetap

terpelihara kesegarannya. Selain itu untuk mencegah terjadinya kerusakan bahan

makanan (Syah, 2005).

Saos merupakan penyedap makanan yang sangat digemari oleh hampir

seluruh lapisan masyarakat. Saos tomat dan saus cabai banyak dikonsumsi sebagai

bahan pelengkap saat mengkonsumsi baso, mie pangsit atau mie ayam, pizza,

burger, maupun sebagai bahan tambahan pada nasi goreng dan masih banyak

manfaat dari saos dan saus cabai (Mulyanti, 2004). Di Indonesia, penggunaan

natrium benzoat dalam makanan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI

No. 722/ Menkes/Per/IX/1988 dan SNI 01-354-1994 tentang bahan tambahan

makanan. Penggunaan natrium benzoat dalam aneka produk saus sudah

ditentukan batasannya oleh pemerintah, yaitu maksimal 1.000 mg/kg( Kumara,

1986)

Salah satu produk makanan yang sering disoroti oleh pihak adalah jenis

produk makanan hasil olahan, salah satunya adalah saus tomat dan saus cabai

yang mengandung bahan pengawet. Bahan pengawet pada sebagian besar produk

saus lokal di sejumlah daerah melebihi batas maksimum yang ditetapkan

Departemen Kesehatan. Hal ini terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan

Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ). Anggota tim peneliti LKJ mengatakan bahwa

kandungan pengawet yang terdapat pada saus adalah natrium benzoat dan kalium

sorbat. Salah satu tim peneliti yaitu Lies Pramana Sari menyebutkan bahwa bahan

pengawet pada sampel saus lokal yang diproduksi di Bali, Makasar, Yogyakarta,

Padang, Batam, dan Medan melebihi ambang batas maksimum yang diizinkan. Di

kota Medan jenis saus yang melebihi ambang batas yaitu Cap AVE (1.311mg/kg)

(12)

3

Natrium Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai

makanan dan minuman. Penambahan bahan pengawet natrium benzoat pada

bahan pangan tidak dilarang Pemerintah. Namun, produsen hendaknya tidak

menambahkan jenis bahan pengawet ini sesuka hati, karena bahan pengawet ini

akan merugikan kesehatan jika dipakai secara berlebihan (Nurcahayani, 2005).

Tanpa disadari dalam keseharian banyak zat penyebab kanker yang masuk

ke tubuh kita. Dalam situsnya, WHO (World Health Organization) menuliskan

bahwa setiap tahunnya, kankernya menyebabkan kematian sebanyak 7,1 juta jiwa

yang artinya menyumbang 12,6 persen dari total penyebab kematian di dunia.

Disebutkan pula bahwa separuh dari kasus kanker ditemukan di Negara

berkembang. Wajar saja mengingat kepedulian kesehatan sebagian masyarakat di

Negara berkembang sepertinya halnya Indonesia masih sangat minim. Salah satu

zat penyebab kanker yaitu bahan pengawet, dimana kanker yang disebabkan oleh

bahan pengawet seperti natrium benzoat ialah kanker usus, jadi sangat tidak baik

sering mengkonsumsi makanan instan karena makanan instan banyak

mengandung pengawet natrium benzoat. Meski ada beberapa pengawet alami,

produsen lebih suka memakai pengawet sintesis karena harganya lebih murah dan

keuntungannya lebih besar (Anneahira, 2010)

Tingginya kandungan natrium benzoat pada beberapa produk makanan

olahan seperti pada saus tomat dan saus cabai dapat menimbulkan gejala

kejang-kejang terus menerus, hiperaktif, penurunan berat badan dan dapat menyebabkan

kematian (Nurcahayani, 2005). Pada penderita asma dan urticaria sangat sensitif

terhadap asam benzoat dan jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi

lambung (Cahyadi, 2008).

Berdasarkan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian untuk

penentuan kadar bahan pengawet natrium benzoat pada saus tomat dan saus cabai

apakah sesuai dengan standar Permenkes No.722 tentang bahan tambahan

makanan.

1.2.Rumusan Masalah

(13)

4

1. Berapa kadar bahan pengawet natrium benzoat pada saus tomat dan

saus cabai.

2. Apakah kadar bahan pengawet natrium benzoat pada saus tomat dan

saus cabai sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Peraturan

Menteri Kesehatan RI No.722 tentang bahan tambahan pangan (yaitu

sebesar 1.000 mg/kg).

1.3.Batasan Masalah

Dalam penelitian ini hanya menganalisis bahan pengawet natrium

benzoat pada saus tomat dan saus cabai yang diperoleh dari beberapa pasar

terpadu yaitu Pasar Aksara, Pasar Sambu, Pasar Sei Sikambing dan Pasar

Kampung Lalang.

1.4.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

kandungan saus tomat dan saus cabai yang beredar di beberapa pasar di Kota

Medan terdapat bahan pengawet natrium benzoat dan mengetahui kadar natrium

benzoat yang terkandung dalam saus tomat dan saus cabai tersebut melebihi

ambang batas yang ditentukan.

1.5.Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi industri yang memproduksi saus tomat dan saus

cabai agar menggunakan bahan-bahan yang aman dalam proses produksi.

2. Sebagai masukan bagi instansi terkait yaitu Balai Pengawasan Obat dan

Makanan agar lebih memperhatikan penggunaan pengawet sebagai bahan

tambahan makanan khususnya pada saus tomat dan saus cabai yang beredar

di pasaran.

3. Sebagai informasi kepada masyarakat dalam memilih makanan olahan yang

aman untuk dikonsumsi.

4. Sebagai bahan masukan dan pengalaman bagi penulis mengenai bahan

(14)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis kandungan natrium benzoat yang dilakukan

terhadap lima sampel saus tomat dan saus cabai dapat disimpulkan :

1. Analisis kualitatif dengan uji FeCl3 terhadap lima saus tomat dan saus

cabai, seluruhnya menghasilkan endapan coklat yang menunjukkan

adanya natrium benzoat setiap sampel.

2. Analisis kuantitatif kandungan natrium benzoat dari lima sampel saus

tomat yang diperiksa ada sebanyak empat sampel yang kandungan

natrium benzoatnya memenuhi syarat Permenkes No. 722/

Menkes/Per/IX/1988 dan SNI 01-354-1994yaitu merk A (667,05 ± 1,08

mg/kg), merk B (584, 41 ± 1,48 mg/kg), merk C(431,05 ± 2,93 mg/kg),

merk E (459,42 ± 0,81 mg/kg), Sedangkan saus merk D (1009,83 ± 3,49

mg/kg) , tidak memenuhi syarat No. 722/ Menkes/Per/IX/1988 dan SNI

01-354-1994 tentang penggunaan tambahan bahan pangan.

3. Analisis kuantitatif natrium benzoat dari lima sampel saus cabai yang

diperiksa seluruhnya memenuhi Permenkes No. 722/

Menkes/Per/IX/1988 dan SNI 01-354-1994 (merk F (610 ± 1,59 mg/kg),

merk G (638,60 ± 1,01 mg/kg), merk H (193,81 ± 0,81 mg/kg), merk I

(508,42 ± 0,98 mg/kg), merk J (754,71 ± 0,55 mg/kg)).

5.2. Saran

1. Kepada Lembaga yang mengawasi tentang makanan agar mengadakan

pemantauan, pengawasan dan pembinaan terhadap pemakaian natrium

benzoat pada saus mengingat masih ada produsen saus yang kadar

natrium benzoatnya tidak memnugi syarat Permenkes No. 722/

(15)

43

2. Bagi konsumen sebaiknya lebih hati-hati dalam pemakaian saus, baik

saus tomat dan saus cabai karena pemakaia natrium benzoat melebihi

ambang batas akan mengalami akumulasi di dalam tubuh.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, tentang analisis natrium benzoat pada

olahan makanan lainnya seperti selai, kecap, dan minuman ringan

berkemasan plastik.

4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, tentang analisis terhadap penggunaan

(16)

44

DAFTAR PUSTAKA

Anneahira, (2010). Zat Penyebab Kanker dan Sumbernya. http://www.anneahira.com/zat-penyebab-kanker.htm, diakses 29 Mei 2012

Anonim, (2011), Asam Benzoat dan Penggunaanya,

http://wihans/web.id/asambenzoat.html

Anonim, (2010), Bahan Pengawet Saus dan Kecap Lebihi Ambang Batas, http://www.republika.com, diakses 22 Mei 2012.

Astawan, M., (2007). Jangan Asal Nyocol Saus Cabai !, http://kulinerkita.multiply.com/reviews/item115, diakses 29 Mei 2012.

AOAC, (2000), AOAC Official Method of Analysis,17thEdition, 960-38

Awang, Rahmat., (2003), Kesan Pengawet Dalam Makanan, diambil dari http://www.prn2.usm.my

Azwar, Asrul., (1990), Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta, Mutiara Sumber Widya.

Bateman, B., dkk., (2004), The effects of a double blind,placebo controlled,

artificial food colourings and benzoate preservativechallenge on

hyperactivity in a general population sample of preschoolchildren.

Branen, A.L., dan P.M., Davidson., (1983), Antimicrobials in Food, Marcell Dekker Inc, New York.

Cahyadi, (2008), Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, edisi 2, cetakan 1, Jakarta, Bumi Aksara.

Chandra, Budiman., (2006), Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta, EGC.

Day, R.A., dan Underwood, A.L., (1999), Analisis Kimia Kuantitatif, Penerjemah: Pudjaatmaka, A,H, Edisi kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal. 393

Department Kesehatan RI, (1988), Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesai No, 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Batas Penggunaan

BahanTambahan Makanan, Jakarta,Department Kesehatan RI.

(17)

45

Departemen Perindustrian RI, (1992), Cara Uji Bahan Pengawet Pangan dan

Bahan Tambahan Pangan yang Dilarang Untuk Pangan, SNI 01-2894-1992,

Jakarta.

Desrosier, N.W., (1988), Teknologi Pengawetan Pangan, Jakarta: UI- Press, hal. 388

Ditjen POM, (1995), Farmakope Indonesia, Jilid IV, Jakarta: Departemen Kesehatan R,I, Hal, 47-48.

Doughari, J. H., (2007), Effect Of Some Chemical Preservatives On The Shelf-Life Of Sobo Drink, Journal African of Microbiology Research, Vol. 2, pp, 037-041

Furia, T.E., 1972, CRC Handbook of Food Additives. 2nd ed Vol. 1, CRC Press, Inc, Boca Raton, Florida

Kirk, R.E. 1968 .,Othmer, D.F., Encyclopedia of Chemical Engineering

Technology. New York: John Wiley and Sons Inc.

Kokasih,,et al ,(2004), Asas Pengembangan Prosedur Analisis, Edisi pertama, Surabaya, Airlangga University Press.

Kumara, D., (1986), Analisis Mutu Kimia dan Mikrobiologik Beberapa Produk

Saos Cabe dan Cabe Giling, Skripsi, FakultasTeknologi Pertanian, IPB,

Bogor

Mulja, M., (1995), Analisis Instrumental, Surabaya, Penerbit Universitas Airlangga.

Moehyi, Sjahmien., (1992), Penyelenggaraan Makanan Institusi Dan Jasa Boga, Bhratara, Jakarta.

Mulyanti, Dwi., (2004). Studi Keamanan Pangan Pada Produk Saus Tomat, Skripsi, Teknologi Hasil Pertanian, UMM, Malang.

Nurcahyani, (2005), Analisis Kadar Natrium Benzoat dan Jenis Zat Aditif

Pewarna Pada Saus tidak Bermerk di Pasar Dinoyo Malang, (Online),

(http://digilib.umm.ac.id/go.php?id=jiptummpp-gdl-s1-2005-nurcahyani-3390

Othmer, D,F., dan Kirk, R.E.,(1968), Encyclopedia of Chemical Engineering

Technology, New York: John Wiley and Sons Inc.

Rohman, A,, dan Gandjar, I.G., (2007), Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Hal, 379-393.

(18)

46

Saparinto, Cahyo., dan Diana, Hidayati., (2006), Bahan Tambahan Pangan, Kanisius Yogyakarta.

Shargel, L., and Andrew, B. C. (1999). Applied Biopharmaceutics and

Pharmacokinetics. USA: Prentice-hall international, INC. Page. 15

Siaka, (2009), Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada Saos Tomat Yang Beredar di Wilayah Kota Denpasar. Jurnal Kimia FMIPA Universitas Udayana, Denpasar, Vol 3(2) Hal 87-92, ISSN 1907-9850.

Standar Nasional Indonesia No. 01-2976-1992, (1992), Tentang Persyaratan Pengawet pada Saus Cabai.

Sudjana, (2002), Metode Statistika, Edisi Statistika, Edisi Keenam, Penerbit Tarsito, Bandung, hal. 168-371

Suyanti, (2007). Membuat Aneka Olahan Cabai. Jakarta , Swadaya.

Syah Dahrul,, (2005), Manfaat dan Bahaya Tambahan Pangan, Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bandung.

Tarwiyah, Kemal., (2001), Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil, Dewan Ilmu Pengetahuan, Sumatera Barat.

Tranggono, (1990), Bahan Tambahan Pangan, Yogyakarta, Pusat Antar- Universitas-Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, hal 43.

Vogel, A.I., (1985), Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro, Edisi Kelima,Bagian II, Jakarta, PT, Kalaman Media Pusaka.

Widjajarta, Marius., (2006), Bahaya Makanan Berpengawet, http://www. id.wikipedia.org/wiki/Mi-instan

Winarno F.G., (1994), Bahan Tambahan Makanan dan Kontaminan, Jakarta: Penerbit Pustaka Sinar Harapan, hal 7.

WHO, (2000), Benzoic Acid and Sodium Benzoate, Geneva, World Health Organization.

Gambar

Tabel 2.1. Kegunaan Turunan Asam Benzoat

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian penetapan kadar asam benzoat dalam saus cabai secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dilakukan di Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya, Balai Besar Pengawas

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KUANTITATIF PENGAWET NATRIUM BENZOAT DALAM KECAP PRODUKSI LOKAL DAERAH SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS..

Penelitian oleh Yulinda pada tahun 2015 tentang Analisis Kadar Natrium Benzoat Pada Saos Tomat di Pasar Sekip Kota Palembang secara kuantitatif 7 dari 8 sampel saus tomat mengandung

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh natrium benzoat terhadap umur simpan manisan tomat, mengetahui pengaruh natrium benzoat terhadap kadar vitamin C dan

Bahan pengawet yang biasa digunakan dalam pengolahan minuman adalah asam benzoat, belerang oksida, kalium benzoat, kalsium benzoat, dan natrium benzoat.. Tujuan: Penelitian

Analisis kadar Natrium Benzoat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum 230 nm menunjukkan bahwa sampel J mengandung Natrium

Untuk menghindari efek buruk yang ditimbulkan oleh cabe merah giling yang mengandung bahan pengawet natrium benzoat, maka dilakukan pengujian untuk menganalisis

Bahwa saus tomat memiliki warna merah yang sudah banyak kita ketahui yang berpotensi disalahgunakan oleh pedagang yang tidak bertanggung jawab dicampur oleh rodhamin B sebagai tambahan