• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Mekanika Tanah 2.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Mekanika Tanah 2.pdf"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Praktikum1 :

Praktikum1 :

UJI PENETRASI STANDARD (

UJI PENETRASI STANDARD (

S

Stan

tandar Pene

dar Penetr

tr ati

ati on T

on Te

es

st 

))

1.1.

1.1. PENDAHULUANPENDAHULUAN Uji SPT (

Uji SPT (Standar penetration test Standar penetration test ) pada Gambar 1 sangat berguna untuk) pada Gambar 1 sangat berguna untuk mendapatkan sifat mekanis berdasarkan korelasi empiris yang banyak diusulkan oleh mendapatkan sifat mekanis berdasarkan korelasi empiris yang banyak diusulkan oleh  pakar-pakar

 pakar-pakar geoteknik.. geoteknik.. Disamping Disamping korelasi korelasi empiris, empiris, uji uji SPT SPT juga juga memberikan memberikan contohcontoh tanah terganggu yang dapat digunakan untuk indentifikasi tanah serta uji laboratorium tanah terganggu yang dapat digunakan untuk indentifikasi tanah serta uji laboratorium untuk sifat indeks. Pengujian ini dilakukan dengan memukul sebuah tabung standar ke untuk sifat indeks. Pengujian ini dilakukan dengan memukul sebuah tabung standar ke dasar lubang bor sedalam 450 mm dengan menggunakan palu seberat 63,5 kg yang jatuh dasar lubang bor sedalam 450 mm dengan menggunakan palu seberat 63,5 kg yang jatuh  bebas

 bebas dengan dengan ketinggian ketinggian 760 760 mm. mm. Jumlah Jumlah pukulan pukulan untuk untuk penetrasi penetrasi 150 150 mm mm awal awal (N1)(N1) diabaikan akibat ganguan yang mungkin terjadi pada saat pengeboran. Jumlah penetrasi diabaikan akibat ganguan yang mungkin terjadi pada saat pengeboran. Jumlah penetrasi  pada

 pada 300 300 mm tmm terakhir erakhir dicatat dicatat sebagai sebagai ninilai N lai N (N-(N-valuevalue) yang sering dikorelasikan dengan) yang sering dikorelasikan dengan  berbagai sifat tanah,

 berbagai sifat tanah, antara lain kekerasan atau kepadatan tanah, kekuatan antara lain kekerasan atau kepadatan tanah, kekuatan geser tanah sertageser tanah serta modulus elastisitas tanah (E). Hasil pengujian SPT disajikan dalam bentuk diagram seperti modulus elastisitas tanah (E). Hasil pengujian SPT disajikan dalam bentuk diagram seperti  pada Gambar 2.

 pada Gambar 2.

Gambar 1.

(2)

Gambar

(3)

Gambar

(4)

1.2.

1.2. MAKSUDMAKSUD

Untuk menentukan kekuatan tanah dengan menentukan nilai N yang merupakan jumlah pukulan Untuk menentukan kekuatan tanah dengan menentukan nilai N yang merupakan jumlah pukulan  per kaki (

 per kaki (blow per foot blow per foot ).).

1.3.

1.3. PERALATANPERALATAN

a.

a. Stang SPTStang SPT  b.

 b. Split barrelSplit barrel c.

c. Penumbuk (Penumbuk ( Drive weight  Drive weight )) d.

d. Batang penghantarBatang penghantar e.

e. Kepala penumbukKepala penumbuk f.

f. TripodTripod

1.4.

1.4. PROSEDUR PROSEDUR PERCOBAANPERCOBAAN

a.

a. Buat lubang pada permukaan tanah yang akan diuji, gunakan bor dan bersihkan lubangBuat lubang pada permukaan tanah yang akan diuji, gunakan bor dan bersihkan lubang tersebut. Untuk menjamin keaslian tanah yang di uji, catat kedalaman pengambilan tersebut. Untuk menjamin keaslian tanah yang di uji, catat kedalaman pengambilan contoh tanah.

contoh tanah.  b.

 b. Pasang split barrel yang sudah bersih dengan stang.Pasang split barrel yang sudah bersih dengan stang. c.

c. Pasang tripod dengan kedudukan yang stabil. Pada bagian atas dipasang kaPasang tripod dengan kedudukan yang stabil. Pada bagian atas dipasang ka trol berikuttrol berikut tambang penariknya.

tambang penariknya. d.

d. Masukkan stang yang sudah dipasang split barrel Masukkan stang yang sudah dipasang split barrel tadi ke dasar lubang.tadi ke dasar lubang. e.

e. Pasang plat penutup lubang lalu pasang kepala penumbuk pada bagian atas stang danPasang plat penutup lubang lalu pasang kepala penumbuk pada bagian atas stang dan sambung dengan batang penghantar.

sambung dengan batang penghantar. f.

f. Tempatkan beban penumbuk pada stang penghantar dengan bantuan tambang dauTempatkan beban penumbuk pada stang penghantar dengan bantuan tambang dau katrol secara perlahan.

katrol secara perlahan. g.

g. Beri tanda pada stang yang sudah terpasang mulai dari permukaan tanah sampai 45Beri tanda pada stang yang sudah terpasang mulai dari permukaan tanah sampai 45 cm di atasnya. Pemberian tanda setiap 15 cm dimaksudkan untuk mengontrol cm di atasnya. Pemberian tanda setiap 15 cm dimaksudkan untuk mengontrol masuknya tanah ke dalam split barrel.

masuknya tanah ke dalam split barrel. h.

h. Jatuhkan beban secara Jatuhkan beban secara jatuh bebas dengan tinggi jatuh 75 cm.jatuh bebas dengan tinggi jatuh 75 cm. i.

i. CataCatatt jumlah jumlah pukulan yang menekan split barrel hingga masuk ke dalam tanah, pada pukulan yang menekan split barrel hingga masuk ke dalam tanah, pada kedalaman 15 cm pertama (N1), 15 cm kedua (N2) dan 15 cm ketiga (N3). Nilai kedalaman 15 cm pertama (N1), 15 cm kedua (N2) dan 15 cm ketiga (N3). Nilai N-SPT (kekerasan tanah) merupakan penjumlahan N2 dan

SPT (kekerasan tanah) merupakan penjumlahan N2 dan N3.N3.  j.

 j. Putar stang SPT satu kali untuk melepaskan/memotong contoh tanah pada dasar splitPutar stang SPT satu kali untuk melepaskan/memotong contoh tanah pada dasar split  barrel, kemudian angkat dengan

(5)

k.

k. Buka dengan hati-hati split barrel tersebut, diskripsikan jenis contoh tanah tersebutBuka dengan hati-hati split barrel tersebut, diskripsikan jenis contoh tanah tersebut seperti komposisi, struktur, konsistensi wama dan kondisiriya.

seperti komposisi, struktur, konsistensi wama dan kondisiriya. l.

l. Bila diperlukan, masukkan contoh tanah tersebut ke dalam tabung atau plastik danBila diperlukan, masukkan contoh tanah tersebut ke dalam tabung atau plastik dan lindun

lindungi agar gi agar tidak terjtidak terjadi penguapan.adi penguapan. m.

m. Beri tanda keterangan nomor boring, lokasi, tanggal pengambilan dan kedalamanBeri tanda keterangan nomor boring, lokasi, tanggal pengambilan dan kedalaman contoh.

contoh.

1.5. CATATAN 1.5. CATATAN

a.

a. BeratBerat penumbuk  penumbuk ((drivedrive weight weight )) standar standar adalahadalah 63,563,5 kg.kg. JanganJangan tambahkantambahkan beban lain beban lain

 pada

 pada penumbuk  penumbuk tersebut,tersebut,sehinggasehinggamenyimpangmenyimpangdaridari standar.standar.

 b.

 b. PembacaanPembacaan penetrasi penetrasi seharusnyaseharusnya dilakukandilakukan setiapsetiap setengahsetengah footfoot (0,5(0,5 xx 11 foot) ataufoot) atau

5,24

5,24 cm.cm. DalamDalamhalhaliniinidibulatkandibulatkan untuk untuk  penyederhanaan. penyederhanaan.

c.

c. PadaPada waktuwaktu melepasmelepas penumbuk  penumbuk daridari ketinggianketinggian7575 cm,cm, tambangtambang harusharus dilepas dengandilepas dengan

 bebas

 bebas supayasupaya energienergitumbukantumbukan tidak tidak  berkurang. berkurang.

1.6 PERAWATAN

1.6 PERAWATAN

a.

a. Bersihkan split barrel setelah dipergunakan, lumasi bagian dalam/luar supaya tidak Bersihkan split barrel setelah dipergunakan, lumasi bagian dalam/luar supaya tidak 

 berkarat,

 berkarat, rendamrendamdalamdalam olioli bil bilaatidak tidak dipergunakan.dipergunakan.

 b.

 b. PadaPada waktu menyambungwaktu menyambung stangstang SPT,SPT, kencangkankencangkan sambungansambungan tersebuttersebut dengan baik dengan baik 

untuk 

untuk mencegahmencegahkerusakankerusakandraaddraad pada padasaatsaat menumbuk.menumbuk.

c.

c. BersihkanBersihkan dandan lumasilumasi stangstang SPT,SPT, bil bilaa adaada kotorankotoran pada pada draadnya,draadnya, bersihkan  bersihkan terlebihterlebih

dahulu

dahuludengandengan sikatsikat baja, baja,simpansimpandalamdalam rak.rak.

d.

(6)
(7)

Lokasi Praktikum SPT Keterangan : 1 = Gedung E2 2 = Gedung E1 3 = Gedung E5 4 = Gedung E3 5 = Gedung E4 6 = Gedung E6 DB. 1 = Lokasi SPT 1 3 2 5 4 6 DB.1

(8)

1.7 HASIL PRAKTIKUM

Tanah Kohesif

 N <4 4-6 6-15 16-25 >20

Konsistensi Sangat lunak Lunak Sedang Kenyal Keras Sumber : Bowles, E. Joseph. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknik Tanah. Jakarta. Erlangga

Kedalam an 0,00-1,00 m  Nilai N-SPT  N-SPT = N2+N3 = 3+4 = 7 (Tanah sedang) Kedalam an 1,00-2,00 m  Nilai N-SPT  N-SPT = N2+N3 = 3+5 = 8 (Tanah sedang) Kedalam an 2,00-3,00 m  Nilai N-SPT  N-SPT = N2+N3 = 7+9 = 16 (Tanah kenyal) Kedalam an 3,00-4,00 m  Nilai N-SPT  N-SPT = N2+N3 = 11+13 = 24 (Tanah kenyal) 1.8 PEMBAHASAN

Dari kegiatan praktikum N-SPT yang telah dilakukan di lokasi samping gedung Dekanat Teknik Unnes, dapat diambil kesimpulan bahwa jenis tanah yang ada di lokasi N-SPT adalah sebagai berikut:

a. Pada kedalaman 0,00-1,00 meter termasuk tanah sedang dan jenis tanahnya lempung kepasiran, plastis, berwarna coklat, terdapat material pasir.

(9)

 b. Pada kedalaman 1,00-2,00 meter termasuk tanah sedang dan jenis tanahnya lempung kepasiran, plastis, berwarna coklat tua, terdapat lebih sedikit material pasir.

c. Pada kedalaman 2,00-3,00 meter termasuk tanah kenyal dan jenis tanahnya lempung kepasiran, plastis, berwarna coklat tua, terdapat lebih sedikit material pasir.

d. Pada kedalaman 3,00-4,00 meter termasuk tanah kenyal dan jenis tanahnya lempung  padu.

(10)

Praktikum 2 :

UJI KUAT GESER LANGSUNG TANAH

Cara uji kuat geser langsung tanah terkonsolidasi dan terdrainase SNI 2813:2008

2.1 TUJUAN PRAKTIKUM

Pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian laboratorium geser dengan cara uji langsung terkonsolidasi dengan drainase pada uji tanah dan bertujuan untuk memperoleh parameter kekuatan geser tanah terganggu atau tanah tidak terganggu yang terkonsolidasi, dan uji geser dengan diberi kesempatan berdrainase dan kecepatan gerak tetap.

2.2 PERALATAN

1. Alat geser langsung 2. Ring cetakan benda uji 3. Extruder

4. Pisau pemotong 5. Stop watch 6. Proving ring 7. Dial

 Untuk pembacaan horizontal  Untuk pembacaan vertikal

2.3 BENDA UJI

Benda uji yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Diameter minimum benda uji dibentuk lingkaran sekitar 50 mm.

2. Diameter benda uji tidak tergantung yang dipotong dari tabung sampel, minimal 5 mm lebih kecil dari diameter tabung sampel.

3. Tebal minimum benda uji kira-kira 12,5 mm, namun tidakl kurang dari 6 kali diameter  butiran maksimum.

(11)

2.4 BAHAN PENUNJANG

Bahan penunjang untuk pengujian diperlukan air suling atau air bersih, bebas dari limbah dan suspense lumpur.

2.5 PROSEDUR PENGUJIAN

1. Ukur diameter dalam dan tinggi dari cincin cetak (D) sampai ketelitian 0,1 mm kemudian timbang berat cincin cetak dengan ketelitian 0,01 gram.

2. Cetak benda dari tabung sampel, ratakan bagian atas dan bawah dengan pisau atau gergaji kawat.

3. Timbang benda uji tersebut dengan ketelitian 0,01 gram.

4. Keluarkan kotak geser dari bak airnya, dan pasang baut pengunci agar kotak geser  bagian bawah dan atasnya menjadi satu.

(12)

6. Pasang plat berlubang yang beralur, dengan alur menghadap ke atas serta arah alur harus tegak lurus bidang pergeseran.

7. Masukan kembali kotak geser dalam bak air dan setel kedudukan kotak geser dengan mengencangkan kedua buah baut penjepit.

8. Keluarkan benda uji dari cetakan/ ring dengan alat pengeluar, kemudian masukkan ke dalam kotak geser.

9. Pasang batu pori yang diatasnya terdapat alur landasan untuk pembebanan tepat diatas  benda uji.

10. Pasang rangka pembebanan vertikal, angkat ujung lengannya agar rangka dapat diatur dalam  posisi vertikal (posisi pengujian).

11. Pasang dial untuk penguku ran gerak vertikal, setel pada posisi nol.

12. Pasang dial untuk pengukuran gerak horizontal, setel kedudukan dial agar menyentuh bak air, jarum dial pada posisi nol.

(13)

13. Jenuhkan benda uji dengan cara mengisi bak dengan air hingga benda uji dan batu pori terendam seluruhnya.

14. Berikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang diperlukan.

15. Putar engkol pendorong, sehingga tanah mulai menerima beban geser.

Baca dial proofing ring dan dial pergeseran setiap 15 detik, sampai tercapai beban maksimum atau deformasi 10% diameter benda uji.

(14)

16. Berikan beban normal pada benda uji kedua sebesar dua kali beban normal pertama dengan mengurangi prosedur 2 s/d 15.

17. Untuk pengujian ketiga, beban normal yang diberikan tiga kali beban normal pertama dan urutan pengujian sama dengan di atas.

2.6 PERAWATAN

1. Keringkan bak perendam setelah percobaan selesai.

2. Bersihkan cincin geser terutama bidang gesernya agar tidak terjadi hambatan bial diberikan  beban horizontal.

3. Lumasi as pendorong yang menempel pada proving ring agar dapat bergerak bebas tanpa hambatan.

4. Bila engkol pemutar sulit digerakkan/berbunyi, buka box gigi penggeraknya. Hilangkan dempul yang menutup kepala baut L dikeempat sisinya lalu buka. Periksa isi box tersebut, kencangkan baut (borg) penahan gigi dan tambahkan stempet/oli secukupnya. Putar engkol maju mundur berulang-ulang sampai lancar.

(15)

2.7 HASIL PRAKTIKUM

UJI GESER LANGSUNG

DIAMETER CINCIN (cm) = 6,435

TINGGI CINCIN (cm) = 1,95

Waktu (detik)

SAMPEL 1

P = 3 kg P = 6 kg P = 9 kg Pembacaan arloji beban geser

0 0,00 0,00 0,00 15 2,00 2,10 2,20 30 3,10 3,70 4,00 45 4,30 4,60 4,90 60 5,60 5,90 6,20 75 6,80 7,10 7,20 90 8,30 8,45 8,60 105 8,20 8,60 9,20 120 9,20 9,80 135 9,15 9,80 150 10,00 165 10,20 180 10,15 195 210

BERAT SAMPEL+ CINCIN (gr) 160,13 163,37 168,95

(16)

Waktu (detik)

SAMPEL TANAH GAYA GESER (v)

P = 3 kg P = 6 kg P = 9 kg P = 3 kg P = 6 kg P = 9 kg

Pembacaan arloji beban geser kg

0 0,00 0,00 0,00 0,000 0,000 0,000 15 2,00 2,10 2,20 3,115 3,264 3,413 30 3,10 3,70 4,00 4,744 5,622 6,059 45 4,30 4,60 4,90 6,495 6,929 7,363 60 5,60 5,90 6,20 8,370 8,800 9,229 75 6,80 7,10 7,20 10,084 10,511 10,653 90 8,30 8,45 8,60 12,211 12,423 12,635 105 8,20 8,60 9,20 12,070 12,635 13,480 120 9,20 9,80 13,480 14,322 135 9,15 9,80 13,409 14,322 150 10,00 14,603 165 10,20 14,883 180 10,15 14,813 195 210

(17)

Waktu (detik)

SAMPEL TANAH TEGANGAN GESER (t )

P = 3 kg P = 6 kg P = 9 kg P = 3 kg P = 6 kg P = 9 kg Pembacaan arloji beban geser kg/cm2

0 0,00 0,00 0,00 0,000 0,000 0,000 15 2,00 2,10 2,20 0,096 0,100 0,105 30 3,10 3,70 4,00 0,146 0,173 0,186 45 4,30 4,60 4,90 0,200 0,213 0,226 60 5,60 5,90 6,20 0,257 0,270 0,284 75 6,80 7,10 7,20 0,310 0,323 0,327 90 8,30 8,45 8,60 0,375 0,382 0,388 105 8,20 8,60 9,20 0,371 0,388 0,414 120 9,20 9,80 0,414 0,440 135 9,15 9,80 0,412 0,440 150 10,00 0,449 165 10,20 0,457 180 10,15 0,455 195 210 MAKSIMUM 0,375 0,414 0,457

PERSAMAAN KALIBRASI ALAT (dalam satuan lbf) = a.x b.k

a = 3,53

 b = 0,96

(18)

UJI GESER LANGSUNG

JUDUL PEKERJAAN : PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

LOKASI PEKERJAAN : LAB. MEKTAN JURUSAN TEKNIK SIPIL

 NOMOR BORING : BH1

JENIS SAMPEL : TANAH ASLI

DESKRIPSI TANAH : TANAH LEMPUNG ANORGANIK

KEDALAMAN : -0.40 M

TANGGAL PENGUJIAN : 27 APRIL 2014

DIUJI OLEH : KELOMPOK 03 ROMBEL 01

DIA. CINCIN (cm) = 6,435

 NO. PENGUJIAN 1 2 3

GAYA NORMAL P (kg) 3 6 9

TEG. NORMAL s (kg/cm2) 0,0922 0,1844 0,2766

(19)

PERSAMAAN REGRESI y = ax + b a = 0,445  b = 0,333

KOHESI (c) 0,333 kg/cm2

SUDUT GESER DALAM (υ) 23,99 °

y = 0.4454x + 0.3336 R² = 0.9991 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50    T  e  g   a   n   g   a   n   g   e   s   e   r    (    k  g    /  c  m    2   ) Tegangan normal (kg/cm2)

(20)

2.8 LANGKAH PERHITUNGAN a. Perhitungan Gaya Geser (V)

Dengan,

a dan b = Data dari kalibrasi alat

x = Pembacaan arloji beban geser k = Faktor konversi ke kg/cm2 Contoh Perhitungan :

1. Pembacaan arloji beban geser pada pembebanan 3 kg, di waktu 15 detik adalah 2,0 , kalibrasi alat a= 3,53; b= 0,96 dan faktor konversi 0,4535924

Jawab:

   

 

    

  

b. Perhitungan Tegangan Geser (τ)

Dengan,

τ = Tegangan geser (kg/cm2) V = Gaya geser (kg)

A = Luas penampang (cm2) Contoh Perhitungan :

1. Pada pembacaan arloji beban geser dengan pembebanan 3 kg, gaya gesernya adalah 3,115 kg, diameter cincin 6,435 cm Jawab : A =

   

= 32,506 cm2 

.



.

 

  

(21)

  

 





 kg/cm2

c. Perhitungan Tegangan Normal (σ)

Dengan,

σ = Tegangan normal (kg/cm2) P = Gaya normal (kg)

A = Luas penampang (cm2) Contoh Perhitungan :

1. Uji geser langsung dengan pembebanan gaya normal 3 kg, dan diameter cincin 6,5 cm Jawab :

 

    



506

   

 



= 0,0922 Kg/cm2

d. Perhitungan Kohesi (c) dan Sudut Geser Dalam (υ)

Dari Tegangan geser dan tegangan normal didapat grafik persamaan dengan persamaan regresi:

Diketahui:

No. Tegangan Normal σ (Kg/cm2) Tegangan Geser τ (Kg/cm2)

1 0,0922 0,375

2 0,1844 0,414

3 0,2766 0,457

(22)

Persapersamaan regresi



 Mencari nilai a dan b:

  .∑  ∑  .∑

 .∑ 

 ∑  .∑ 





= 0,445



 ∑ ⁄ ∑  ⁄

 ( ⁄) ⁄

= 0,333 Jadi, Y = 0,445x +0,334 No. Xi (Tegangan Normal) Yi (Tegangan Geser) XiYi Xi 2 A b 1 0,0922 0,38 0,0346 0,0085 0,445 0,333 2 0,1844 0,41 0,0764 0,0340 3 0,2766 0,46 0,1265 0,0765 Jumlah 0,5532 1,2471 0,2375 0,1190

(23)

2.9 PEMBAHASAN

Kuat geser tanah adalah kemampuan tanah melawan tegangan geser yang terjadi pada saat terbebani. Keruntuhan geser (Shear failur) tanah terjadi bukan disebabkan karena hancurnya  butir-butir tanah tersebut tetapi karena adanya gerak relatif antara butir-butir tanah tersebut. Dengan

demikian kekuatan geser tanah tergantung pada gaya-gaya yang bekerja antara butirannya. Pada kekuatan geser tanah terdapat dua komponen yaitu:

1. Bagian yang bersifat kohesif yang bergantung kepada macam tanah.

2. Bagian yang mempunyai sifat gesekan yang sebanding dengan tegangan efektif yang bekerja  pada bidang geser.

Dari hasil praktikum didapatkan hasil sebagai berikut :   Nilai Kohesi (c) = 0,333 kg/cm2   Nilai Sudut Geser Dalam (υ) = 23,99º

Harga kohesi tanah dan sudut geser tanah merupakan parameter yang sangat penting dalam  perhitungan daya dukung tanah, perencanaan dinding penahan tanah, dsb.

(24)

Praktikum 3 :

CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO)

Cara Metode Pengujian CBR Laboratorium SNI 03-1744-1989

3.1 PENDAHULUAN

Lapisan tanah yang akan dipakai sebagai lapisan sub-base atau sub-grade suatu konstruksi  jalan pada umumnya memerlukan proses pemadatan agar mampu menerima beban sesuai dengan yang direncanakan. Salah satu cara untuk mengukur kekokohan (bearing) lapisan tanah adalah  pengujian California Bearing Ratio (CBR).

Prinsip dasar dari pengujian CBR adalah membandingkan besarnya beban (gaya) yang diperlukan untuk menekan torak dengan luas penampang 3 inch² ke dalam lapisan perkerasan sedalam 0.1 inch (2.54 mm) atau 0.2 inch (5.08 mm) dengan beban standar. Oleh karena itu, kekokohan lapisan perkerasan dinyatakan dalam “kekokohan relatif” atau persen kekokohan. Besarnya beban standar untuk penetrasi 0.1 inch adalah 3000 lbs (pound) atau sekitar 1350 kg, sedangkan besarnya beban standar untuk penetrasi 0.2 inch adalah 4500 lbs atau sekitar 2025 kg.

Satu hal yang perlu diingat bahwa pengujian CBR hanya mengukur kekokohan relatif dari lapisan permukaan tanah, karena diameter penampang torak yang dipergunakan hanya sekitar 4.96 cm, sehingga daerah (volume) lapisan tanah di bawah torak yang terpengaruh tekanan (stress bulb) hanya di permukaan.

3.2 TUJUAN

Pengujian CBR bertujuan untuk menentukan kekokohan permukaan lapisan tanah yang umumnya akan dipakai sebagai sub-base (urugan) atau sub-grade (lapisan tanah dasar) konstruksi jalan.

3.3 PENGUJIAN CBR DI LABORATORIUM

Ada dua macam pengujian CBR di laboratorium, yaitu pengujian kering (unsoaked) dan  pengujian basah (soaked)

(25)

Alat yang dipergunakan untuk pengujian CBR di laboratorium terdiri dari :

1. Tabung silinder (mold) berdiameter 15 cm (6 inch) dengan volume 2837 cm³ (1/10 ft³) yang dilengkapi dengan alas dan tabung tambahan dibagian atas yang disebut collar .

2. Penumbuk (rammer) berat 10 lbs (sekitar 4.5 kg). 3. Cawan aluminium

4. Timbangan 5. Oven

6. Mesin penekan (compression machine). Prosedur pengujian kering (unsoaked)

1. Tentukan berat-volume kering (

dry) maksimum dan kadar air optimum contoh tanah, yang diperoleh dari pengujian Standard Proctor atau Modified Proctor

2. Timbang berat tabung (mold) CBR, tanpa alas dan collar

3. Siapkan contoh tanah yang akan diuji kekokohannya dan keringkan didalam oven selama 24 jam.

4. Keluarkan contoh tanah dari oven, biarkan hingga dingin, kemudian tambahkan air sampai kadar air optimum dan aduk sampai rata

5. Masukkan tanah secukupnya ke dalam tabung silinder CBR yang telah dipasang collar, sehingga volume tanah setelah ditumbuk kira-kira tinggal 1/5 volume tabung.

6. Tumbuk tanah di dalam tabung secara merata sebanyak 56 kali dengan memakai  penumbuk (rammer) seberat 10 lbs (sekitar 4.5 kg) yang dijatuhkan dari ketinggian 45 cm

(18 inch)

7. Ulangi langkah 5 dan 6 sebanyak 5 kali sampai tanah di dalam tabung penuh dan  permukaannya rata.

8. Taruh beban standar seberat 10 lbs (berupa lempengan logam yang berlubang di tengahnya) diatas permukaan tanah didalam tabung CBR.

9. Letakkan tabung yang berisi tanah dan beban standar pada mesin penekan, dan atur ketinggian agar torak penekan yang mempunyai luas penampang 3 inch² (diameter 4.96 cm) melewati lubang beban standar dan duduk tepat diatas permukaan contoh tanah.

10. Pasang dan atur dial penurunan agar jarum penunjuk penurunan tepat pada posisi nol. 11. Jalankan mesin penekan dengan kecepatan 0.05 inch per menit

12. Lakukan pembacaan (pencatatan) gaya yang terjadi setiap penetrasi 0.025 inch

13. Gambarkan grafik hubungan antara penetrasi dan gaya tekan yang terjadi, seperti contoh  pada Gambar 7.5

(26)

14. Hitung kekokohan tanah dengan perumusan CBR0.1” =

   . 

 

100% (3.1)

Atau dengan perumusan

CBR0.2” =

   . 

 

100% (3.2)

Prosedur pengujian CBR Basah(soaked)

Pengujian CBR cara basah dilakukan pada 3 buah contoh tanah (sample) yang mempunyai kepadatan yang berbeda –  beda. Tabung pertama, ke dua, dan ke tiga dipadatkan masing masing 10 tumbukan, 25 tumbukan , dan 56 tumbukan untuk tiap lapisannya.

Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :

1. Tentukan berat-volume kering (

dry) maksimum dan kadar air optimum contoh tanah, yang diperoleh dari pengujian Standard Proctor atau Modified Proctor

2. Timbang berat tabung (mold) CBR, tanpa alas dan collar

3. Siapkan contoh tanah yang akan diuji kekokohannya dan keringkan didalam oven selama 24 jam.

4. Keluarkan contoh tanah dari oven, biarkan hingga dingin, kemudian tambahkan air sampai kadar air optimum dan aduk sampai rata

5. Masukkan tanah secukupnya ke dalam tabung silinder CBR yang telah dipasang collar, sehingga volume tanah setelah ditumbuk kira-kira tinggal 1/5 volume tabung.

6. Tumbuk tanah di dalam tabung secara merata sebanyak 56 kali dengan memakai  penumbuk (rammer) seberat 10 lbs (sekitar 4.5 kg) yang dijatuhkan dari ketinggian 45 cm

(18 inch)

7. Ulangi langkah 5 dan 6 sebanyak 5 kali sampai tanah di dalam tabung penuh dan  permukaannya rata.

8. Taruh beban standar seberat 10 lbs (berupa lempengan logam yang berlubang di tengahnya) diatas permukaan tanah didalam tabung CBR.

9. Rendam tanah dan tabung CBR di dalam air selama 4 hari (96 jam)

10. Apabila diperlukan, pengembangan tanah di dalm tabung (swelling) dapat diukur dengan memasang dial penurunan pada permukaan contoh tanah

11. Angkat tabung-tabung yang berisi tanah dari dalam air dan tiriskan selama kurang lebih 15 menit

(27)

3.4 HASIL PRAKTIKUM

UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) ASTM D1883

JUDUL PEKERJAAN : CALIFORNIA BEARING RATIO

LOKASI PEKERJAAN : E3-LAB. MAKANIKA TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL

SUMBER MATERIAL : SP 1

TANGGAL PENGUJIAN : 29 APRIL 2014

DIUJI OLEH : KELOMPOK 3 ROMBEL 2

DATA CBR

METODE PEMADATAN 10 UNSOAKED SOAKED

Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan Tinggi Mold, t mold (cm) 17.5 17.5 17.5 17.5 17.5 17.5 Diamater Mold, D mold

(cm) 15.22 15.22 15.22 15.52 15.5 15.59

Volume Mold (cm3) 3182.27 3182.27 3182.27 3308.96 3300.43 3338.87 Berat Mold, W mold (gr) 3974 3974 3974 3888.5 4023 3974.5

SEBELUM PENGUJIAN METODE PEMADATAN UNSOAKED SOAKED 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan Berat Mold+Tanah Basah

(gr) 9524.5 9498 9522.5 8180.59 8623.5 8999

(28)

JUDUL PEKERJAAN : CALIFORNIA BEARING RATIO

LOKASI PEKERJAAN : E3-LAB. MAKANIKA TANAH J URUSAN TEKNIK SIPIL

SUMBER MATERIAL : SP 1

TANGGAL PENGUJIAN : 6 MEI 2014

DIUJI OLEH : KELOMPOK 3 ROMBEL 2

UNSOAKED-TIDAK TERENDAM

Waktu Penurunan 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan

Pembacaan Arloji Load Pembacaan Arloji Load Pembacaan Arloji Load

(menit) (Inchi) (diviasi) (lbs) (Psi) (diviasi) (lbs) (Psi) (diviasi) (lbs) (Psi)

0.00 0.0000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.25 0.0250 0.300 10.694 17.569 0.500 17.785 29.218 0.500 17.785 29.218 0.50 0.0500 0.600 21.325 35.035 1.000 35.466 58.267 1.000 35.466 58.267 0.75 0.0750 1.000 35.466 58.267 1.500 53.108 87.251 1.500 53.108 87.251 1.00 0.1000 1.400 49.582 81.458 1.900 67.204 110.409 2.000 70.726 116.194 1.25 0.1250 1.600 56.634 93.043 2.200 77.767 127.763 2.300 81.287 133.545 1.50 0.1500 1.800 63.681 104.621 2.400 84.806 139.327 2.500 88.324 145.107 1.75 0.1750 1.900 67.204 110.409 2.600 91.842 150.886 2.700 95.360 156.665 2.00 0.2000 2.000 70.726 116.194 2.700 95.360 156.665 2.900 102.392 168.219 2.25 0.2250 2.100 74.247 121.979 2.800 98.876 162.443 3.000 105.908 173.995 2.50 0.2500 2.100 74.247 121.979 2.900 102.392 168.219 3.100 109.423 179.770 2.75 0.2750 2.100 74.247 121.979 3.000 105.908 173.995 3.200 112.938 185.545 3.00 0.3000 2.100 74.247 121.979 3.100 109.423 179.770 3.300 116.452 191.318 28

UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) ASTM D1883

JUDUL PEKERJAAN : CALIFORNIA BEARING RATIO

LOKASI PEKERJAAN : E3-LAB. MAKANIKA TANAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL

SUMBER MATERIAL : SP 1

TANGGAL PENGUJIAN : 6 MEI 2014

DIUJI OLEH : KELOMPOK 3 ROMBEL 2

PEMERIKSAAN KADAR AIR

Langkah Pengujian Satuan 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan

 Nomor Cawan 1 2 1 2 1 2

Cawan, W1 gr 4.87 4.92 6.96 6.99 4.88 4.88

(29)

UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) ASTM D1883

JUDUL PEKERJAAN : CALIFORNIA BEARING RATIO

LOKASI PEKERJAAN : E3-LAB. MAKANIKA TANAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL

SUMBER MATERIAL : SP 1

TANGGAL PENGUJIAN : 6 MEI 2014

DIUJI OLEH : KELOMPOK 3 ROMBEL 2

PEMERIKSAAN KADAR AIR

Langkah Pengujian Satuan 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan

 Nomor Cawan 1 2 1 2 1 2 Cawan, W1 gr 4.87 4.92 6.96 6.99 4.88 4.88 Cawan+tanah basah, W2 gr 18.88 16.72 31.66 29.54 18.71 20.62 Cawan+tanah kering, W3 gr 15.56 14.03 25.71 24.34 15.48 16.96 Tanah basah, W4=W2-W1 gr 14.01 11.8 24.7 22.55 13.83 15.74 Tanah kering, W5=W3-W1 gr 10.69 9.11 18.75 17.35 10.6 12.08 Berat air, W6=W4-W5 gr 3.32 2.69 5.95 5.2 3.23 3.66 Kadar Air, w=(W6/W5)x100% 31.06 29.53 31.73 29.97 30.47 30.30

Kadar air rata-rata waverage 30.29 30.85 30.38

Berat tanah basah gr 5550.5 5524 5548.5

Berat volume basah, ɣb gr/cm3 1.74 1.74 1.74

(30)

UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) ASTM D1883

JUDUL PEKERJAAN : CALIFORNIA BEARING RATIO

LOKASI PEKERJAAN : E3-LAB. MAKANIKA TANAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL

SUMBER MATERIAL : SP 1

TANGGAL PENGUJIAN : 6 MEI 2014

DIUJI OLEH : KELOMPOK 3 ROMBEL 2

GRAFIK UNSOAKED-10 PUKULAN

Penurunan Pembacaan beban CBR

(inchi) (Psi) (%) 0.1000 81.4581 8.1458 0.2000 116.1945 7.7463 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 0.0 0.1 0.2 0.3    T  e    k  a  n   a   n    (    P  s    i    ) Penetrasi (Inchi)

Grafik CBR 10 Pukulan

(31)

UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) ASTM D1883

JUDUL PEKERJAAN : CALIFORNIA BEARING RATIO

LOKASI PEKERJAAN : E3-LAB. MAKANIKA TANAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL

SUMBER MATERIAL : SP 1

TANGGAL PENGUJIAN : 6 MEI 2014

DIUJI OLEH : KELOMPOK 3 ROMBEL 2

GRAFIK UNSOAKED-25 PUKULAN

Penurunan Pembacaan beban CBR

(inchi) (Psi) (%) 0.1000 110.4085 11.0409 0.2000 156.6649 10.4443 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 0.0 0.1 0.2 0.3    T  e    k  a  n   a   n    (    P  s    i    ) Penetrasi (Inchi)

Grafik CBR 25 Pukulan

(32)

UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) ASTM D1883

JUDUL PEKERJAAN : CALIFORNIA BEARING RATIO

LOKASI PEKERJAAN : E3-LAB. MAKANIKA TANAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL

SUMBER MATERIAL : SP 1

TANGGAL PENGUJIAN : 6 MEI 2014

DIUJI OLEH : KELOMPOK 3 ROMBEL 2

GRAFIK UNSOAKED-56 PUKULAN

Penurunan Pembacaan beban CBR

(inchi) (Psi) (%) 0.1000 116.1945 11.6194 0.2000 168.2192 11.2146 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 0.0 0.1 0.2 0.3    T  e    k  a  n   a   n    (    P  s    i    ) Penetrasi (Inchi)

Grafik CBR 56 Pukulan

(33)

3.5 LANGKAH PERHITUNGAN

 Berat isi

γ = (berat mold-tanah basah)/Volume mold = (9524.5-3974) /3182.27

= 1.74 gr/cm3

 Berat Volume Basah

Rumus mencari berat volume basah:

γb = W/V

Dengan:

γb = Berat volume basah (gr/cm3) W = Berat tanah basah (gr)

Vmold = Volume mold (cm3)

Sampel 10 ketukan : Diketahui: W = 5550.5 gr Vmold = 3182.27 cm3 γb = W/ Vmold γb = 5550.5 / 31882.27 = 1.74 gr/cm3  Berat air

Rumus mencari berat air :

Ww = berat tanah basah –  berat tanah kering = 14.01-10.69

= 3.32 gr

 Kadar Air

Rumus mencari kadar air:

ω = (Ww / Ws) x 100% Dengan:

ω = Kadar air (%) Ww = Berat air (gr)

(34)

Sample 1 : Diketahui : Ww = 3.32 gr Ws = 10,69 gr ω = (Ww / Ws) x 100% = (2.32 / 10,69) x 100% = 31.05 %

Kadar air rata-rata = (ω sampel 1 + ω sampel 2)/2 = (31.05 + 29.53)/2 = 30.29 %

 Berat Volume Kering

γd = γb /(1+ω/100) Dengan :

γd = Berat volume kering γb = Berat Volume Basah ω = Kadar air Sampel 10 ketukan Diketahui: γb = 1.74 gr ωrata-rata = 30.29 gr γd = γb /(1+ω/100) = 1.74 / ( 1 + 30.29 /100) = 1.34 gr/cm3  Perhitungan Tekanan :

 



Dengan : P = Tekanan (lbs) X = Bacaan dial

Contoh untuk jumlah pukulan 10 x, penetrasi 0,025 inchi Bacaan dial = 0.3

(35)

 Mengkonversikan satuan tekanan lbs ke psi :

. 



.

  .   

 . 

  Nilai CBR 

Untuk penetrasi 0,1 inchi, jumlah pukulan 10 x P = 10.694 lbs

P = 17.569 Psi

  

 .

  .

 .

  . 

Untuk penetrasi 0,2 inchi, jumlah pukulan 10 x P = 70.726 lbs P = 116.194 Psi

  

 .

  .

 .

  . 

3.6 PEMBAHASAN

Dari praktikum California Bearing Ratio (CBR) yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut:

Berat isi, ɣ = 2.68 gr/cm3 Berat volume basah = 1.74 gr/cm3 Berat volume kering = 1.34 gr/cm3 Tekanan (lbs) = 3.114 Tekanan (Psi) = 5.116 Tanah basah = 14.01 gr Tanah kering = 10.69 gr Berat air = 3.32 gr Kadar air = 30.28

(36)

CBR 10 Pukulan 0.1 Inchi = 8.1458 % 0.2 Inchi = 7.7463 % CBR 25 Pukulan 0.1 Inchi = 11.0409 % 0.2 Inchi = 10.4443 % CBR 56 Pukulan 0.1 Inchi = 11.6194 % 0.2 Inchi = 11.2146 % 3.7 DOKUMENTASI

(37)
(38)

Praktikum 4 :

Konsolidasi

Cara uji konsolidasi tanah satu dimensi SNI 2812:2011

4.1 PENDAHULUAN

Bila suatu lapisan tanah mengalami tambahan beban di atasnya maka air pori akan mengalir dari lapisan tersebut dan volumenya akan menjadi lebih kecil. Peristiwa inilah yang disebut dengan konsolidasi. Pada umumnya konsolidasi ini akan berlangsung dalam satu jurusan vertikal saja karena lapisan yang mendapat beban tambahan tersebut tidak dapat bergerak dalam  jurusan horizontal (ditahan oleh tanah sekelilingnya). Dalam keadaan seperti ini pengaliran air  juga akan berjalan terutama dalam jurusan vertikal saja. Ini disebut dengan konsolidasi satu  jurusan (one dimensional consolidation) dan perhitungan konsolidasi hampir selalu didasarkan  pada teori ini. Pada waktu konsolidasi berlangsung, gedung atau bangunan di atas lapisan tersebut akan menurun. Dalam bidang teknik sipil ada dua hal yang perlu diketahui mengenai  penurunan tersebut, yaitu:

Besarnya penurunan yang akan terjadi. Kecepatan penurunan.

Bila tanahnya berjenis lempung, maka penurunan akan agak besar, sedangkan kalau tanah terdiri dari pasir, penurunannya akan kecil. Karena itu lempung dikatakan mempunyai   High Compressibility  dan pasir mempunyai  Low Compresibility. Penurunan pada lempung biasanya memakan waktu yang lama, karena daya rembesan air sangat lemah.

Sebaliknya penurunan pada pasir berjalan sangat cepat sehingga pada waktu pembangunan di atas pasir sudah selesai, maka penurunan juga dianggap selesai. Karena itu biasanya orang hanya memperhitungkan penurunan lapisan pada tanah lempung.

Ada dua istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu sifat yang penting dari lapisan lempung endapan ( sedimentary clays). Lapisan semacam ini setelah pengendapannya akan mengalami konsolidasi dan penurunan akibat tekanan dari lapisan-lapisan yang kemudian mengendap di atasnya. Endapan yang terjadi pada lapisan lempung ini lama-kelamaan mungkin menjadi hilang lagi oleh karena sebab-sebab biologi, misalnya erosi oleh air atau es. Ini berarti lapisan-lapisan bawah pada suatu saat dalam sejarah geologinya pernah mengalami konsolidasi

(39)

akibat tekanan yang lebih tinggi dari pada tekanan yang berlaku di atasnya pada masa sekarang ini.

Lapisan semacam ini disebut  Over Consolidated.  Sedangkan lapisan yang belum pernah mengalami tekanan yang lebih tinggi di atasnya daripada tekanan yang berlaku pada masa sekarang disebut Normally Consolidated.

Kecepatan penurunan pada konsolidasi tergantung kepada beberapa faktor, yaitu : Daya rembesan air tanah ( permeability),  inilah yang menentukan kecepatan air yang mengalir dari tanah. Compressibility tanah, inilah yang menentukan banyaknya air yang mengalir. Sifat tanah lempung setelah pemadatan akan bergantung pada cara atau usaha pemadatan, macam tanah dan kadar airya (penelitian seed dan chan, 1959). Kadar air tanah yang dipadatkan didasarkan pada  posisi kadar air sisi kering optimum (dry side of optimum), dekat dengan optimum, dan sisi basah

optimum (wet side of optimum).

Kering optimum didevinisikan sebagai kadar air yang kurang dari kadar air optimumnya, sedangkan basah optimum didevinisikan sebagai kadar air yang berarti kurang lebih mendekati optimumnya. Pada keadaan kering optimum tanah terflokulasi sedangkan pada keadaan basah optimum susunan tanah lebih terdispersi beraturan.

Permeabilitas akan lebih tinggi bila tanah dipadatkan pada kering optimum dibandingkan tanah dipadatkan pada keadaan basah optimum.

Kompresibilitas atau sifat mudah mampat lempung yang dipadatkan adalah fungsi dari tingkat tekanan yang dibebankan pada tanahnya.

4.2 TUJUAN

Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui kecepatan konsolidasi dan besamya penurunan tanah apabila tanah mendapatkan beban, keadaan tanah di samping tertahan dan diberi beban drainase arab vertikal.

4.3 TEORI DASAR

Dengan demikian, peristiwa konsolidasi dapat didefinisikan sebagai proses mengalimya air keluar dari ruang pori tanah dengan kemampuan lolos air (permeabilitas)  rendah, yang menyebabkan terjadinya perubahan volume, sebagai akibat adanya tegangan vertikal tambahan, yang disebabkan oleh beban luar.

(40)

Kecepatan perubahan volume pada proses konsolidasi selain tergantung pada besaran tegangan vertikal tambahan, juga sangat ditentukan oleh kemampuan lolos air   (permeabilitas tanah.

4.4 PERALATAN

a. Konsolidometer yang terdiri dari:  Tempat tanah.

 Batu pori atas dan bawah.

 Arloji pengukur perubahan tebal tanah.  b. Perlengkapan pembebanan.

c. Alat potong dan alat bubut tanah ( Extruder ).

d. Perlengkapan untuk pemeriksaan kadar air dan perlengkapan umum lainnya. e. Stopwatch.

f. Tabung air dan air suling.

4.5 PROSEDUR PERCOBAAN

a. Dengan menggunakan extruder  dorong contoh tanah undisturbed  keluar dari tabung contoh tanah masuk kecincin cetak.

 b. Kemudian potong rata, tanah bagian atas dan bawah cincin.

c. Kemudian keluarkan contoh tanah tersebut dari cincin cetak dengan hati-hati dan hindarkan dari gangguan yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan kepadatan tanah (berat isi kering).

d. Tempatkan benda uji tersebut dalam konsolidometer. Bagian atas dan bawah benda uji diletakkan batu berpori dengan terlebih dahulu  melapisinya dengan kain. Tempatkan sel konsolidasi yang telah berisi benda uji pada tempatnya pada rangkaian  pembebanan.

e. Isilah sel konsolidometer dengan air suling pada waktu antara 1 sampai 4 menit untuk penjenuhan. Jagalah agar selama percobaan benda uji selalu terendam air dengan muka air sama tinggi dengan permukaan atas benda uji.

f. Aturlah dengan sekrup pengatur penahan lengan beban sehingga lengan terangkat ke atas, tetapi bagian atas jangan sampai mati untuk memberikan kesempatan seandainya tanah itu masih mengembang.

(41)

h. Pasang beban sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0,1 kg/cm2· i. Turunkan sekrup pengatur lengan beban sehingga beban mulai bekerja.

 j. Jalankan  stopwatch  dan baca arloji pengukur penurunan pada waktu-waktu (angka yang dapat ditarik akarnya) sbb: 0 menit; 0,25 menit; 1 menit; 2,25 menit; 4 menit; 6,25 menit; 9 menit; 12,25 menit; 16 menit; 25 menit; 36 menit; 49 menit; 64 menit; 81 menit dan 100 menit, terakhir 24 jam.

k. Setelah pembacaan 24 jam tambahkan beban sehingga tekanan pada tanah menjadi 0,2 kg/cm. Amati penurunan arloji pengukur pada waktu-waktu di atas. Biarkan  beban ini bekerja selama 24 jam.

l. Lanjutkan setiap kali penambahan beban sehingga tekanan pada tanah berturut-turut menjadi 0,4 ; 0,8 kg/cm2 selang waktu 24 jam.

m. Untuk pengembangan kurangi bebannya lakukan juga pembacaan arlojinya. Pada  percobaan kami beban yang ditinggalkan hanya 6640 gram dengan tekanan  pada

tanah menjadi 0,1 kg/cm2

n. Untuk menghindarkan penggoncangan, maka pada setiap penambahan beban putarlah sekrup penahan lengan sampai menyentuh lengan yang dapat dilihat pada  bergeraknya arloji ukur.

Tujuan: tes ini dilakukan untuk menentukan besarnya dan tingkat volume penurunan yang lateral terbatas tanah spesimen mengalami ketika mengalami tekanan. vertikal yang berbedaDari diukur data, konsolidasi kurva ( pressure-void hubungan rasio ) dapat digambarkan.Data ini berguna dalam

Gambar

Gambar 2. 2.  Penyajian hasil uji SPT (  Penyajian hasil uji SPT (Standar penetration test  Standar penetration test ))
Gambar 2. 2.  Penyajian hasil uji SPT (  Penyajian hasil uji SPT (Standar penetration test  Standar penetration test ))
GRAFIK UNSOAKED-10 PUKULAN
GRAFIK UNSOAKED-25 PUKULAN
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari solusi persamaan diferensial Schr¨odinger di atas, kita tidak hanya menemukan bahwa energi partikel terkuantisasi, kita juga dapat menunjukkan bahwa distribusi kebolehjadian

Setelah menganalisis data yang diperoleh dari SMP Negeri 1 Jepara yaitu dengan melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan dan Guru

5.1 Formula optimum serbuk daun galing-galing (Cayratia trifolia L.) sebagai gelling agent pada basis gel yang memenuhi parameter fisik dan kimia yaitu formula I dengan

Pengujian hasil clustering dengan standar deviasi Setelah proses clustering dengan menggunakan k-means dan fuzzy c-means dilakukan, selanjutnya dilakukan perhitungan rata-rata

Dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.D.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu diatur mengenai jenis-jenis risiko

pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan beton. agregat dibedakan menjadi dua macam yaitu agregat halus dan agregat kasar yang didapat secara alami atau

Beberapa hal yang dapat diterapkan oleh guru dalam penanaman nilai kejujuran diantaranya; melakukan pengajaran secara terus-menerus dan terintegrasi antar setiap

Survei ini pada tahun lalu dilakukan pada 3 unit kerja yaitu Instalasi Rawat Jalan, Instalasi.. Gawat Darurat dan Instalasi Farmasi, dan pada tahun ini ada 13 unit