• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan yaitu penelitian Research and Development

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan yaitu penelitian Research and Development"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Model pengembangan

Jenis penelitian yang di gunakan yaitu penelitian Research and Development

(R&D) yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Sukmadinata (2010). Menurut Sugiyono (2017) metode penelitian Research and Development (R&D) yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian rancang bangun yaitu rancang bangun media pembelajaran keterampilan untuk peserta didik tunarungu berat, hal ini dapat meningkatkan minat belajar peseta didik. Peserta didik berkebutuhan khusus pada kelas tunarungu berat dalam penelitian ini adalah peserta didik yang kurang memahami pelajaran karena keterbatasan mendengar dan bicara. Perangkat media pembelajaran yang dirancang merupakan perangkat media yang memenuhi kriteria valid dan efektif serta dapat meningkatkan minat Peserta didik.

Model penelitian yang digunakan adalah penelitian 4D yaitu tahap pendefinisian (Define), tahap perancangan (Design), tahap pengembangan (Develompment) dan penyebaran (Disseminate). Thiagarajan (Wardoyo ,Ma’arif, 2015).

(2)

B. Prosedur Rancang Bangun

Prosedur rancang bangun dalam penelitian rancang bangun media pembelajaran yang digunakan peneliti meliputi beberapa langkah-langkah model 4D berbagai tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap pendefinisian ( Define)

Tahap ini bertujuan untuk menentukan dan mendefinisikan syarat-syarat yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan menganalisis tujuan dan batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: a. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan dalam rancang bangu media pembelajaran pada materi pengolahan dilakukan melalui observasi dan teknik wawancara. Proses perancangan media pembelajaran dalam penelitian ini diawali dengan mengamati dan mencari informasi mengenai pembelajaran keterampilan untuk peserta didik tunarungu berat dengan teknik wawancara. Setelah mencari dan mendapatkan informasi melalui wawancara dari salah satu tenaga pendidik yang ada di SLB Aisyiyah Kawalu, peneliti memperoleh informasi bahwa media pembelajaran masih belum ada khususnya pembelajaran keterampilan materi pengolahan pada mata pelajaran keterampilan sesuai KI dan KD. Media yang berbasis IT atau berbasis Adobe Animate masih terbatas pada materi pegolahan dalam mata pelajaran keterampilan.

b. Analisis peserta didik

Berdasarkan Informasi awal dari salah satu tenaga pendidik yang ada di SLB Aisyiyah Kawalu diperoleh fakta bahwa kelas tunarungu berat sulit mempelajari

(3)

hal-hal baru, sulit juga berpikir secara logika dan peserta didik akan jauh lebih mudah jika di beri contoh dan melihat secara nyata. Contohnya dengan kata renang, bagi peserta didik kata renang itu abstrak, tenaga pendidik menjelaskan kata renang dengan membaca ujar bibir dan menggunakan bahasa isyarat menghabiskan waktu pembelajaran karena peserta didik tidak bisa berpikir dan tidak mengetahui apa itu renang, setelah peserta didik di beri lihat secara nyata melalui gambar akhirnya peserta didik tahu apa itu renang.

c. Analisis Tugas

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tenaga pendidik tunarungu berat, diperoleh informasi bahwa peserta didik terkadang tidak mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan. alasannya karena faktor emosional. Rancangan tugas-tugas perlu dibuat sederhana dan menarik dalam menyelesaikannya.

d. Analisis Konsep

Pada tahap ini aplikasi yang digunakan untuk merancang media pembelajaran adalah Adobe Animate. Materi yang disiapkan dalam tahap awal pembuatan media pembelajaran adalah materi pengolahan dalam mata pelajaran keterampilan. Desain media disesuaikan dengan kondisi kelas tunarungu berat, perancangan media pembelajaran disini meliputi

Gambar 3. 1 Konsep tampilan animasi.

Background

(4)

Terdapat beberapa fitur yang dibuat di dalam media pembelajaran diantaranya fitur Petunjuk, Profil, tujuan pembelajaran, materi dan Quiz. Tahapan pada fitur petunjuk yaitu menyiapkan petunjuk penggunaan dari media pembelajaran, tahapan pada fitur profil yaitu menyiapkan data diri dari peneliti, validator materi, media, bahasa, dosen pembimbing 1 dan 2, tahapan fitur tujuan pembelajaran adalah menyiapkan kompetensi inti atau kompetensi dasar. Tahapan pada pembuatan Quiz yaitu menyiapakan soal yang akan di jadikan pertanyaan didalam fitur Quiz yang didapat berdasarkan komptensi inti dan kompetensi dasar SLB Aisyiyah Tasikmalaya, selanjutnya tahapan – tahapan pada fitur materi yaitu :

1) Tahap pertama akan di buat opening.

2) Tahap kedua karakter animasi memperkenalkan diri.

3) Tahap ketiga karakter animasi menanyakan kabar pada peserta didik tunarungu berat.

4) Tahap keempat karakter animasi mengajak semua peserta didik tunarungu berat untuk memperhatikan media pembelajaran.

5) Tahap kelima mulai memasuki mataeri pengolahan dalam matapelajaran keterampilan sesuai dengan KI/KD yang ada di SLB Aisyiyah yaitu Mengenalkan alat – alat memasak pangan dari telur dan menjelaskan fungsi dari alat – alat memasak.

Dengan adanya media ini diharapkan peserta didik tunarungu berat mampu memahami materi pengolahan dalam matapelajaran keterampilan dengan baik, sehingga peserta didik setelah keluar dari SLB mampu mengamalkan atau mengaplikasikan materi pengolahan di rumah ataupun di masyarakat.

(5)

e. Perumusan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran dengan dikembangkannya media ini adalah agar peserta didik pada kelas tunarungu berat dapat memahami materi pengolahan dalam mata pelajaran ketermapilan.

2. Tahap perancangan (Design)

Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap pendefinisian, selanjutnya dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan ini bertujuan untuk merancang suatu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan Tahap perancangan ini meliputi:

a. Penyusunan materi

1) Penyusunan materi sesuai tujuan pembelajaran pada media pembelajaran menggunakan aplikai Adobe Animate.

2) Penyusunan tes untuk Quiz. 3) Penyusunan lembar validasi ahli.

4) Penyusunan lembar penilaian tenaga pendidik. 5) Penyusunan lembar respon peserta didik. b. Pemilihan media yang sesuai tujuan

Berdasarkan karakteristik peserta didik tunarungu berat peneliti ingin merancang media dalam pembelajaran keterampilan karena peserta didik tunarungu berat di kelas penelitian lebih diutamakan dengan mata pelajaran keterampilan (Life

skil). Media pembelajaran yang digunakan adalah media pembelajaran interaktif

yang di khususkan untuk peserta didik tunarungu berat. Media pembelajaran disusun dengan menggunakan bantuan Laptop atau komputer yang didalamnya

(6)

terdapat pembelajaran. Media dibuat dengan menggunakan Adobe Animate yang didalamnya terdapat pembelajaran. Penyusunan media pembelajaran ini dilakukan dengan rancangan media pembelajaran.

c. Pemilihan Format

Pemilihan format dilakukan pada langkah awal agar format yang di pilih sesuai dengan karakter pada media pembelajaran yang akan di kembangkan oleh peneliti, selain itu pemilihan format akan disesuaikan dengan kebutuhan media pembelajaran diantaranya pemilihan background, gambar, jenis font dan warna. d. Desain awal

Perancangan media pembelajaran yang akan di kembangkan oleh peneliti untuk peserta didik tunarungu berat di SLB Aisyiyah yaitu media pembelajaran menggunakan aplikasi Adobe Animate pada materi pengolahan untuk peserta didik tunarungu berat. Untuk menghasilkan produk akhir diperlukan validasi oleh para ahli, penilaian tenaga pendidik dan respon peserta didik.

3. Tahap pengembangan (Develop) a. Mengembangkan Media

Media yang akan di kembangkan oleh peneliti untuk peserta didik tunarungu berat di SLB Aisyiyah yaitu media pembelajaran interaktif. Dimana media pembelajaran akan di rancang sesederhana mungkin agar dapat digunakan oleh tenaga pendidik dan mudah di mengerti untuk peserta didik tunarungu berat.

(7)

b. Melakukan validasi ahli

Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan media pembelajaran yang layak digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik tunarungu berat. Validasi dilakukan oleh validasi materi, validasi media dan validasi bahasa.

1) Ahli Materi

Validasi oleh ahli materi bertujuan untuk mendapatkan informasi, kritik serta saran agar media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti menjadi produk yang berkualitas sesuai dengan penyusunan media pembelajaran yang baik yang meliputi aspek kesesuaian materi dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang menjadi tujuan pembelajaran.Validasi ahli materi dilakukan oleh salah satu tenaga pendidik dari peserta didik tunarungu berat di SLB Aisyiyah Tasikmalaya.

2) Ahli Media

Validasi oleh ahli media bertujuan untuk mendapatkan masukan tentang media pembelajaran yang nantinya digunakan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan sebelum uji penggunaan media oleh tenaga pendidik dan peserta didik. Validasi ahli media dilakukan oleh Dosen Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.

(8)

3) Ahli Bahasa

Validasi oleh ahli Bahasa bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian kaidah bahasa dan kemudahan membaca dalam media pembelajaran. Validasi bahasa di validasi oleh salah satu tenaga pendidik dari peserta didik tunarungu berat di SLB Aisyiyah Tasikmalaya.

c. Simulasi (penggunaan media pembelajaran)

Setelah media pembelajaran divalidasi oleh para ahli, selanjutya media pembelajaran diujicoba keterbacaan untuk melihat penilaian tenaga pendidik dan respon peserta didik.

4. Tahap penyebaran (disseminate)

Pada tahap ini produk yang telah diimplementasikan di SLB Aisyiyah kemudian dilakukan penilaian hasil belajar peserta dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan media. Setelah semua tahapan terlewati maka produk ini dapat dipublikasikan dengan harapan mampu meningkatkan minat belajar peserta dan hasil belajar peserta didik. Publikasi produk dilakukan dengan penyebaran

Flashdisk (FD).

B. Desain uji coba produk

uji coba media perancangan dalam penelitian ini dimaksud untuk mengumpulkan data yang digunakan uji coba keterbatasan. Uji coba produk di bagi menjadi 2 diataranya uji coba keterbacaan dan lapangan. Tahap uji keterbacaan dan lapangan pada media pembelajaran yang sudah dirancang akan di ujicobakan kepada peserta didik tunarungu berat untuk mendapatkan saran dan masukan dari peserta didik tunarungu berat. Peserta didik tunarungu berat yaitu Ilham dan Iqbal.

(9)

Uji coba dilakukan hanya ke dua responden dikarenakan peserta didik tunarungu berat di SLB Aisyiyah hanya berjumlahkan dua orang.

C. Subjek uji coba

Menurut Sugiyono (2017:80) populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik SMP tunarungu berat SLB Aisyiyah. Sampel yang digunakan yaitu peserta didik yang terdiri dari 3 orang laki-laki namun di karenakan pada bulan maret - juli 2020 adanya wabah virus corona dan pada bulan juli 2020 salah satu dari peserta didik tunarungu berat SMP naik kelas menjadi SMA, untuk itu sampel yang digunakan dalam penelitian ini tersisa 2 orang laki – laki.

D. Tempat dan waktu.

Tempat penelitian yaitu SLB Aisyyah yang beralamat di JL Perintis Kemerdekaan, Karsamenak, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmlaya Provinsi Jawa Barat.

E. Teknik dan instrumen pengumpulan data 1. Validasi

a. Validasi ahli materi

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan validasi materi yaitu lembar validasi ahli materi. Adapun kisi – kisi instrumen validasi dari ahli materi yaitu sebagai berikut :

(10)

Tabel 3. 1

Kisi – kisi instrumen validasi ahli materi

No Aspek yang dinilai No Butir

1 Media yang disajikan tidak menyimpang dari materi pengolahan.

1

2 Media yang disajikan sesuai dengan materi pengolahan.

2

3 Media yang disajikan menggunakan tata bahasa yang mudah di mengerti.

3

4 Isi dari materi pengolahan sudah sesuai 4 5 Materi yang disajikan sesuai dengan KI dan KD. 5 b. Validasi ahli media

Pada intrumen ini berisikan tentang aspek – aspek yang berkaitan dengan media pembelajaran untuk menguji kelayakan dari media pembelajaran menggunakan aplikasi Adobe Animate pada materi pengolahan untuk peserta didik tunarungu berat. Adapun kisi – kisi untuk instrumen ini antara lain :

Tabel 3. 2

Kisi – kisi intrumen validasi ahli media

No Aspek penilaian Indikator No Butir

1 Tampilan Kesesuaian Layout dan warna. 1

Kejelasan dan kesesuaian gambar dengan materi.

2

Kejelasan Teks. 3

2 Isi Ketetapan penyajian materi. 4

Kemudahan memahami materi. 5

(11)

No Aspek penilaian Indikator No Butir Kesesuain contoh dengan materi. 7 Kesesuaian dengan KI/KD 8

c. Validasi ahli bahasa.

Pada instrumen ini berisikan tentang aspek – aspek yang berkaitan dengan bahasa dalam media pembelajaran. Adapun kisi – kisi untuk instrumen ini antara lain :

Tabel 3. 3

Tabel Validasi ahli bahasa

No Aspek yang dinilai No Butir

1 Tulisan pada sampul sesuai EYD 1 2 Kesesuaian tulisan dengan materi

pengolahan

2

3 Bahasa yang digunakan sesuai EYD 3

4 Bahasa yang digunakan formal 4

5 Bahasa yang digunakan mudah dipahami.

5

d. Instrumen penilaian tenaga pendidik.

Instrumen penilaian tenaga pendidik digunakan untuk menilai hasil media pembelajaran menggunakan aplikasi Adobe Animate pada materi pengolahan untuk peserta didik tunarungu berat yang meliputi beberapa aspek. Adapun kisi – kisi instrumen untuk penilaian tenaga pendidik dapat dilihat dari tabel berikut :

(12)

Tabel 3. 4

Kisi – kisi intrumen penilaian tenaga pendidik.

No Aspek yang dinilai No Butir

1 Kesesuaian dengan KI dan KD 1

2 Memfasilitasi peserta didik dalam memahami materi.

2

3 Ilustri gambar menarik 3

4 Keserasian warna 4

5 Kejelasan animasi 5

6 Kesesuaian huruf 6

7 Kesesuaian penempatan tata letak animasi

7

8 Kreatif dalam menuangkan materi 8 9 Penggunaan animasi secara

keseluruhan menarik.

9

10 Secara keseluruhan media

pembelajaran interaktif bagi peserta didik.

10

11 Bahasa yang digunakan mudah dipahami.

11

12 Kemudahan dalam penggunaan media animasi dalam proses pembelajaran.

12

e. Angket respon peserta didik.

Instrumen respon peserta didik digunakan untuk menilai hasil respon pengguna yaitu peserta didik, sebelumnya intrumen ini akan digunakan sebagai instrumen keterbacaan oleh peserta didik tunarungu berat tingkat SMP. Adapun kisi – kisi instrumen respon peserta didik dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

(13)

Tabel 3. 5

Angket respon peserta didik.

No Aspek Indikator No Butir

1 Pemahaman materi ketampilan

Saya mudah memahami materi pengolahan dengan

menggunakan media pembelajaran animasi ini.

1

Saya mudah memahami materi mengenalkan jenis olahan pangan telur dan mengenalkan alat – alat sederhana pada pengolahan telur

2

Saya memahami materi pengolahan dengan menggunakan media pembejalaran ini.

3

Media pembelajaran ini berguna untuk saya.

4

Saya tertarik dengan ilustrasi gambar yang digunakan dalam media pembelajaran ini.

5

2 Desain media pembelajaran

Saya merasa nedia animasi mudah saya pahami.

8

Saya merasa adanya media animasi dapat mempermudahn saya dalam belajar.

9

Saya menyukai penggunaan warna pada media pembelajaran ini.

10

Saya merasa media animasi yang digunakan tidak menarik

(14)

Saya tidak tertarik dengan jenis

Font yang digunakan dalam

media ini. 12 3 Pembelajaran pengolahan menggunakan media animasi interaktif

Saya sukar memahami animasi pengolahan.

2. Wawancara

Sugiyono (2017) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

Pada teknik wawancara ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

(15)

F. Teknik analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Adapun teknik analisi data yang digunakannya sebagai berikut ini :

1. Mendeskripsikan media pembelajaran pada materi pengolahan dalam mata pelajaran keterampilan digunakan analisis kualitatif deskriptif mengenai media pembelajaran yang dirancang kembangkan.

2. Untuk mengetahui tingkat kelayakan dari media pembelajaran,digunakan kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria Kevalidan

Kriteria kevalidan dinilai dari ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Nilai yang diperoleh kemudian diidentifikasi tingkat kelayakan media berdasarkan kriteria berikut :

Tabel 3. 6

Kriteria kevalidan ahli media, materi dan keterbacaan peserta didik.

Rumus Kriteria Klasifikasi

X > 𝑋̅i + 1,8 x sbi > 32,06 Sangat Baik 𝑋̅i + 0,6 x sbi < X ≤ 𝑋̅i + 1,8 x sbi >24,02 – 32,06 Baik 𝑋̅i – 0,6 x sbi < X ≤ 𝑋̅i + 0,6 x sbi >15,98 – 24,02 Cukup

𝑋̅i – 1,8 x sbi < X ≤ 𝑋̅i – 0,6 x sbi >7,94 – 15,98 Kurang X ≤ 𝑋̅i – 1,8 x sbi ≤ 7,94 Sangat Kurang

Sumber: widoyoko (2018: 238) Keterangan :

𝑋̅i (Rerata ideal ) = 12 ( skor maksimum ideal + skor minimum ideal)

(16)

X = Skor empiris.

Rancang bangun media pembelajaran menggunakan aplikasi Adobe

Animate pada materi pengolahan untuk peserta didik tunarungu berat dikatakan

layak jika penilaian dari ahli berada pada kriteria minimal baik. Tabel 3. 7

Kriteria kevalidan ahli bahasa.

Rumus Kriteria Klasifikasi

X > 𝑋̅i + 1,8 x sbi > 12,86 Sangat Baik 𝑋̅i + 0,6 x sbi < X ≤ 𝑋̅i + 1,8 x sbi >9,62 – 12,86 Baik 𝑋̅i – 0,6 x sbi < X ≤ 𝑋̅i + 0,6 x sbi >6,38 – 9,62 Cukup

𝑋̅i – 1,8 x sbi < X ≤ 𝑋̅i – 0,6 x sbi >3,14 – 6,38 Kurang X ≤ 𝑋̅i – 1,8 x sbi ≤3,14 Sangat Kurang

Sumber: Widoyoko (2018: 238) Keterangan :

𝑋̅i (Rerata ideal ) = 12 ( skor maksimum ideal + skor minimum ideal)

sbi ( Simpangan baku ideal ) = 16 (skor maksimum ideal – skor minimun ideal)

X = Skor empiris.

b. Kriteria penilaian tenaga pendidik

Kriteria penilaian tenaga pendidik dinilai dari aspek kesesuaian materi pengolahan dengan materi di SLB Aisyiyah, desain dan kemudahan dalam penggunaan media pembelajaran animasi interaktif. Instumen penilaian tenaga pendidik digunakan untuk melihat hasil penilaian dari seluruh instrumen yang telah dinilai dengan tujuan apakah layak atau tidak layak media pembelajaran

(17)

digunakan, adapun kriteria penilaian tenaga pendidik dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3. 8

Kriterian Penilaian tenaga pendidik.

Rumus Kriteria Klasifikasi

X > 𝑋̅i + 1,8 x sbi >44,74 Sangat baik 𝑋̅i + 0,6 x sbi < X ≤ 𝑋̅i + 1,8 x sbi >33,58 – 44,74 Baik 𝑋̅i – 0,6 x sbi < X ≤ 𝑋̅i + 0,6 x sbi >22,42 – 33,58 cukup

𝑋̅i – 1,8 x sbi < X ≤ 𝑋̅i – 0,6 x sbi >11,26 – 22,42 kurang X ≤ 𝑋̅i – 1,8 x sbi ≤11,26 Sangat kurang

Sumber: widoyoko (2018: 238) Keterangan :

𝑋̅i (Rerata ideal ) = 12 (skor maksimum ideal + skor minimum ideal)

sbi ( Simpangan baku ideal ) = 16 (skor maksimum ideal – skor minimun ideal)

X = Skor empiris

c. Kriteria respon peserta didik.

Kriteria respon digunakan untuk melihat hasil penilaian dari respon peserta didik sebagai penggunaan media pembelajaran interaktif. Kriteria respon peserta didik ini dinilai dari intrumen, seluruh intrumen yang telah dinilai oleh peserta didik akan digunakan dengan tujuan apakah layak atau tidak layak digunakan. adapun kriteria respon peserta didik sebagai berikut :

(18)

Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul penelitian 2 Penyusunan proposal penelitian 3 Seminar proposal penelitian 4 revisi

5 Pengajuan surat izin penelitian 6 penyusunan instrumen 7 Validasi instrumen Bulan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 8 pengumpulan data 9 Analisis Data 10 Penyusunan Laporan 11 Revisi/konsultasi penelitian 12 Persiapan sidang akhir 13 sidang akhir

14 Revisi / Perbaikan Laporan 15 Yudisium

No Kegiatan

Bulan

No Kegiatan April mei juni juli agustus september

Oktober November Januari Februari

Tabel 3. 9

Kriteria respon peserta didik.

Rumus Kriteria Klasifikasi

X > 𝑋̅i + 1,8 x sbi > 41,66 Sangat Baik 𝑋̅i + 0,6 x sbi < X 𝑋̅i + 1,8 x sbi >31,22 – 41,66 Baik 𝑋̅i – 0,6 x sbi < X ≤ 𝑋̅i + 0,6 x sbi >20,78 – 31,22 Cukup 𝑋̅i – 1,8 x sbi < X ≤ 𝑋̅i – 0,6 x sbi >10,34 – 20,78 Kurang

X ≤ 𝑋̅i – 1,8 x sbi ≤ 10,34 Sangat Kurang

Keterangan :

𝑋̅i (Rerata ideal ) = 12 ( skor maksimum ideal + skor minimum ideal)

sbi ( Simpangan baku ideal ) = 16 (skor maksimum ideal – skor minimun ideal) X = Skor empiris.

G. Agenda kegiatan

Tabel 3. 10 Agenda kegiatan

(19)

Gambar

Gambar 3. 1   Konsep tampilan animasi.
Tabel Validasi ahli bahasa

Referensi

Dokumen terkait

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang kan diteliti.. sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Pada

Wawancara yang dimaksud disini adalah teknik untuk mengumpulkan data yang akurat untuk keperluan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan data. Pencarian data dengan

Tes pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi matematika siswa kelas X MAN Insan Cendekia Tanah Laut dalam menyelesaikan

Menganalisis kepraktisan dari LKS bercirikan 4C bermuatan soal HOTS ditinjau dari keterlaksanaan LKS berdasarkan hasil angket respon peserta didik, dengan cara

Pada tahap ini dilakukan uji ahli yakni penelaahan instrumen yang ditujukan pada dosen pendidikan fisika. Uji ahli dilakukan untuk mengukur apakah instrumen yang dikembangkan

Berdasarkan uraian diatas maka analisa kelayakan investasi yang akan dilakukan adalah berada pada Painting Shop. Didalam proses painting sendiri terdapat banyak

Perayaan hari-hari penting, seperti Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan, dan Festival Budaya merupakan praktik baik dalam menumbuhkembangkan pemahaman dan kesadaran bagi

Teknik Analisis Accidental Sampling hanya dapat dilakukan apabila peneliti tidak mengetahui sampling frame dan sulit menemui anggota populasi yang dapat dipilih menjadi