• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu R&D (Research and Development)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu R&D (Research and Development)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

11 METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu R&D (Research and Development) merupakan metode penelitian yang menghasilkan produk, dalam produk tersebut di uji keefektifan, kevalidan, dan kepraktisannya. Penelitian yang digunakan model desain ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluate), model ADDIE digunakan karena tahapan pembuatan dan perencanaan produk dijelaskan secara detail (Piawi, Kalmar Nizar, & Mawardi, 2018). Model desain ADDIE merupakan model pembelajaran yang membutuhkan suatu desain untuk menghasilkan suatu produk , produk tersebut diuji cobakan dan memerlukan revisi produk (Widyastuti & Susiana, 2019). Pendekatan penelitian ini menggunakan R&D dimana pengembangan dan penelitian proses mengembangan produk yang baru dengan cara mengembangkan serta menyempurnakan dari produk sebelumnya supaya produk yang dikembangkan lebih efisien dan efektif untuk diterapkan (Prihanto &

Yunita, 2018)

2. Tempat Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN Negeri 2 Pujon, yang beralamat di Tawangsari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2020.

3. Subjek dan Objek Produk Pengembangan

Sekolah yang dipilih karena terdapat suatu masalah yaitu bahan ajar yang digunakan sudah menggunakan soal HOTS, namun belum terlatih semaksimal mungkin dan belum mengacu pada kemampuan 4C dalam pembelajaran berlangsung. Subjek yang diambil dalam penelitian kelas VIII-A dengan subjek sebanyak 12 orang dikarenakan penelitian pada saat pandemi wabah virus COVID 19, dalam pengambilan sampel digunakan untuk mengujui kevalidan, keefektifan, dan kepratisan produk LKS. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2020 dengan waktu yang telah ditentukan oleh pihak sekolah dan guru pengampu pelajaran

(2)

12

Matematika kelas VIII-A. Objek produk yang digunakan pada pengembangan ini yaitu LKS Bercirikan 4C Bermuatan soal HOTS.

4. Prosedur Penelitian

Pengembangan LKS yang terdiri dari lima tahap dalam model desain ADDIE, langkah-langkah yang terdapat pada desain ADDIE (Yusnaeni, Lika, & Hiul, 2019) sebagai berikut :

a. Tahap Analysis

Langkah pertama dari penelitian pengembangan LKS ini yaitu menganalisis kurikulum, dan analisis kebutuhan. Tujuan menganalisis kurikulum karena terdapat suatu pada pembelajaran matematika yang belum menerapkan kemampuan 4C pada peserta didik dalam pembelajaran. Tujuan analisis kebutuhan diterapkan untuk memantau kemampuan awal peserta didik (Yahya, Ummah, & Mahfud, 2020).

Permasalahan itu juga muncul dari bahan ajar yang digunakan belum mencakup soal HOTS dan pembelajaran masih kurang menggunakan konteks yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kepada peserta didik. Meninjau dari permasalahan yang ada maka solusi untuk menangani hal tersebut yaitu peneliti membuat pengembangan LKS yang bercirikan 4C bermuatan soal HOTS. LKS menggunakan soal HOTS agar peserta didik terbiasa belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan mempunyai level tingkat tinggi dalam menangani kemajuan globalisasi dimasa depan. Penggunaan bahasa dalan LKS menggunakan kontekstual yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari agar peserta didik mudah memahami dalam pemecahan masalah, dan memotivasi peserta didik belajar dengan menggunakan berdasarkan pengalamannya.

b. Tahap Design

Pengembangan pada LKS terdiri dari 3 tahap desain. Tahap pertama yaitu memuat desain LKS yang identititas peserta didik, petunjuk penggunaan LKS, menarik, bergambar, serta berwarna supaya peserta didik tertarik dan tidak membosankan untuk membaca

(3)

13

materi statistika. Tahap yang kedua yaitu memuat kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam pembelajaran. Tahap ketiga memuat bagian isi bercirikan 4C bermuatan soal HOTS, pada 4C yaitu peserta didik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi, kerjasama, kreatif, dan kritis. Pembuatan desain produk LKS berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil pengumpulan data. Hasil data yang terkumpul terdiri dari materi yang digunakan pada LKS yaitu materi statistika kelas VIII dan disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013.

c. Tahap Development

Tahap pengembangan yaitu mengembangkan LKS bercirikan 4C bermuatan soal HOTS. Produk yang dikembangkan diberi penilaian kepada validator yang sesuai dengan bidangnya dengan menggunakan lembar validasi. Lembar validasi dalam pengembangan ini yaitu memerlukan validator yang berpengalaman menilai produk LKS yang terdiri dari lembar validasi materi, lembar validasi bahasa, serta lembar validasi kegrafikan. Validatornya yaitu dosen Pendidikan Matematika, serta guru pengampu matematika.

Tabel 6.Komponen LKS sebelum dan sesudah pengembangan

Komponen LKS sebelum Komponen LKS sesudah 1. Bersifat instan, tidak ada langkah strukur

dalam Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran

Terdapat langkah terstruktur dalam Kompetensi Dasar dan tujuan pembelajaran.

2. Uraian materi terlalu singkat, dan belum menampakkan ilustrasi

Uraian materi diperjelas, dan terdapat ilustrasi

3. Contoh soal ada yang beberapa belum

kontekstual dan bermuatan soal HOTS Contoh soal kontekstual dan bermuatan soal HOTS

4. Latihan soal belum kontekstual dan soal HOTS, dan belum menujukkan kemampuan 4C

Latihan soal kontekstual dan soal HOTS, dan bercirikan kemampuan 4C

5. Tampilan LKS tidak ada gambar, sehingga peserta didik bosan

Tampilan LKS terdapat gambar, sehingga peserta didik tidak bosan

Pada tabel 6 diatas, menyajikan komponen LKS yang ada disekolah, dan komponen LKS yang dikembangkan oleh peneliti.

(4)

14

Perbedaan komponen sebelum dan sesudah yaitu langkah terstruktur pada kompetensi Dasar dan tujuan pembelajaran, terdapat ilustrasi, soal yang disajikan menggunakan soal HOTS, latihan soal mencakup kemampuan 4C dengan memuat soal HOTS, terdapat gambar agar tidak membosankan peserta didik belajar.

d. Tahap Implementation

Tahap implementasi merupakan tahap hasil validasi LKS apabila terdapat kekurangan maka merevisi LKS. LKS yang dikembangkan di uji cobakan ke peserta didik SMP Negeri 2 Pujon. Implementasi dilakukan disekolah SMP Negeri 2 Pujon, peserta didik setelah menggunakan produk LKS kemudian peserta didik memberikan penilaian dengan mengisi angket respon. Hal ini digunakan untuk melihat LKS yang dikembangkan apa sudah sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran.

e. Tahap Evaluation

Tahap evaluasi dilaksanakan untuk melihat kelebihan dan kekurangan pada LKS yang telah dikembangkan dan diimplementasikan. Terdapatnya evaluasi ini supaya dapat menganalisis keefektifan, kepraktisan dan kevalidan pada LKS yang telah dikembangkan.

Bagan yang digunakan pada tahapan model pengembangan ADDIE sebagai berikut:

(5)

15

Gambar 1. 1 Bagan Tahapan Model Pembelajaran ADDDIE 5. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam pengembangan LKS bercirikan 4C bermuatan soal HOTS yang digunakan terdiri dari lembar validasi untuk validator, pemberian lembar angket kepada peserta didik, dan pemberian tes pada soal evaluasi.

a. Pemberian Angket

Pemberian angket pada validator digunakan untuk mendapatkan penilaian LKS oleh validator. Validator LKS diajukan kepada dua dosen dan satu guru pengampu pembelajaran matematika kelas VIII.

Hasil yang diperoleh dari validator dibuat acuan dalam perbaikan LKS yang lebih baik lagi.

(6)

16

Pemberian angket respon peserta didik berfungsi sebagai melihat kepraktisan LKS yang dikembangkan. Angket respon diberikan terhadap peserta didik setelah menggunakan LKS atau saat tahap implementasi pada pengisan angket peneliti mendampinginya.

b. Pemberian Tes Soal Evaluasi

Pemberian tes pada tahap implementasi berbentuk soal esai yang berjumlah sebanyak lima soal essay, waktu pengerjaan 40 menit.

Tujuan pemberian tes yaitu untuk melihat keefektifan pada pengembangan LKS bercirikan 4C bermuatan soal HOTS.

Keefektifannya dapat dilihat berdasarkan hasil tes yang diperoleh.

6. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat mengukur suatu objek, pada instrumen ini peneliti untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan, serta kepraktisan terhadap LKS yang telah dikembangkan. Berikut ini bentuk instrumen pengembangan LKS.

Tabel 7. Bentuk Instrumen, Data, dan Subjek Data

Bentuk Instrumen Data Subjek Data

Lembar Validasi Ahli Skor Validasi LKS Ahli Pakar Lembar Tes Skor hasil penilaian tes pada

peserta didik Peserta Didik

Angket Respon Peserta

Didik Skor hasil anket respon peserta

didik pada LKS Peserta Didik

Tabel 7 diatas menyajikan bentuk instrumen yang terdiri dari lembar validasi ahli, lembar tes, dan angket. Lembar Validasi Ahli dalam mengolah data memberikan angket kepada validasi ahli pakar untuk melihat kevalidan LKS. Lembar tes yang digunakan dalam mengolah data menggunakan tugas dengan subjek peserta didik untuk melihat keefektifan. Lembar Angket Respon peserta didik diberikan setelah diberikan tugas untuk melihat kepraktisan LKS yang dikembangkan.

(7)

17 a. Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan untuk mengukur kevalidan produk LKS, peneliti menggunakan tiga lembar validasi LKS yang terdiri dari lembar validasi materi, kegrafikan, dan bahasa. Aspek penilaian yang digunakan sebagai berikut ini.

Tabel 1. Aspek, Indikator, dan Pernyataan Lembar Validasi Materi

Aspek Indikator Pernyataan

Kelayakan Isi

a. Kesesuaian isi LKS pada Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi, dan Tujuan Pembelajaran

1,2,4,5,7,8,11,13

b. Keterkaitan dan keakuratan soal HOTS 6,14 Manfaat dan

Fungsi

a. Membantu peserta didik memahami materi matematika, LKS berpusat pada peserta didik dengan menciptkan kemampuan 4C, dan mendukung tujuan pembelajaran

3,9,10,15

Layout a. Ukuran, tulisan, dan gambar gambar

yang digunakan proposional 12

Tabel 8 diatas menyajikan aspek validasi materi mencakup tiga macam yang terdiri dari kelayakan fungsi, tujuannya untuk melihat fungsi LKS yang diterapkan, manfaat dan fungsi LKS tujuannya untuk melihat kemanfaatan LKS tersebut sesuai tidaknya untuk peserta didik, dan yang terakhir yaitu aspek layout tujuannya untuk melihat pengukuran LKS pada materi yang telah diterapkan di LKS.

Tabel 2. Aspek, Indikator, dan Pernyataan Lembar Validator Kegrafikan

Aspek Indikator Pernyataan

Struktur dan Format LKS

a. Mencantumkan tabel identitas 1 b. Mencantumkan Kompetensi Inti,

Kompetensi Dasar, dan Indikator

Pencapaian 2,3,4

c. Mencantumkan pertanyaan untuk

menggali informasi 5

Syarat teknis penulisan LKS

a. Menggunakan informasi pendukung

pada LKS 8

b. Penggunaan huruf cetak, petunjuk, dan

huruf tebal 6,7,9

(8)

18

c. Penggunaan kalimat sesuai peserta didik

SMP 10

Desain LKS

a. Ukuran sesuai dengan standart, terdapat

petunjuk, serta penggunaan huruf tebal 11,12,13 b. Kerapian spasi bagian isi LKS 15 c. Kombinasi gambar dan huruf menarik

menarik perhatian 14

Pada tabel 9 diatas menyajikan aspek, indikator, dan pernyataan validator kegrafikan. Validasi kegrafikan tujuannya memberikan format penulisan, desain untuk menarik siswa agar tidak bosan pada LKS yan dikembangkan. Kontruksi sendiri mencakup tiga macam yang terdiri dari struktur dan format LKS, syarat teknik penulisan LKS, dan desain LKS.

Selanjutnya dijelaskan validasi bahasa.

Tabel 10. Aspek, Indikator, dan Pernyataan Lembar Validasi Bahasa

Aspek Indikator Pernyataan

Kelayakan Isi

a. Penggunaan bahasa pada isi 1

b. Penggunaan kalimat sesuai dengan pesan

yang diinginkan 5

c. Memberikan penekanan pada proses 9

Kebahasaan

a. Menggunakan kalimat sederhana, struktur kalimat yang tepat, menggunakan bahasa sesuai EYD, dan penggunaan bahasa sesuai dengan peserta didik SMP

2,6,8,3,11

b. Bahasa yang digunakan mendorong peserta didik belajar, dan memiliki kemampuan 4C dalam menyelesaikan soal HOTS

7,1

c. Tidak menggunakan kalimat ganda 4

Pada tabel 10 menyajikan aspek validasi materi mencakup dua macam yang terdiri dari kelayakan isi dan kebahasaan tujuannya lebih dalam pengaturan penggunaan bahasa yang mudah dipahami peserta didik.

b. Lembar Angket

Angket respon peserta didik berfungsi untuk mengetahui data terkait respon peserta didik dalam penyajian LKS yang dikembangkan.

Aspek penilaian yang digunakan sebagai berikut ini :

(9)

19

Tabel 11. Aspek, Indikator, dan Pernyataan Lembar Angket Respon Peserta Didik

Aspek Indikator Pernyataan

Kelayakan Isi

a. Materi pada LKS bercirikan 4C bermuatan soal HOTS terdiri isi, ilustrasi, contoh soal HOTS, latihan soal

HOTS, dan soal evaluasi 2,3,4,6,8,15 b. Isi LKS bermanfaat dalam kehidupan

dunia nyata 4

Penyajian a. Penyajian gambar ilustrasi, dan

penggunaan jenis huruf 5

b. Terdapat petunjuk, daftar isi, dan

rangkuman 9,12,14

c. Penyajian soal HOTS menggunakan

kemampuan 4C 10

Kebahasaan

a. Bahasa LKS mudah dipahami, dan

mudah dibaca 1,11

b. Penggunaan bahasa tidak mengandung

kalimat ganda 13

Pada tabel 11 diatas menyajikan aspek angket respon peserta didik yang terdiri dari tiga aspek yaitu kelayakan isi, penyajian, dan kebahasaan.

Tujuan diberikan angket respon peserta didik untuk mengambil data kepraktisan pada LKS yang telah dikembangkan.

c. Lembar Tes

Lembar tes merupakan alat untuk mengukur keefektivan LKS, tes yang digunakan adalah soal evaluasi dikerjakan secara individual maka tidak melibatkan kemampuan 4C. Terdapat 5 soal esai, kisi-kisi yang diberikan kepada peserta didik sebagai berikut:

Tabel 12. Kisi-kisi Soal Tes dalam LKS

Indikator

HOTs Indikator Soal Nomor

Soal Analyze-C4

(Menganalisis)

Merinci, menganalisis, dan menyimpulkan dari menganalisis jumlah pengunjung

4

Mendeteksi, menganalisis, menyimpulkan hasil yang diperoleh ulangan Abi

2

Evaluate-C5 (Mengevaluasi)

Mengevaluasi, merinci, mendeteksi, dan menyimpulkan pernyataan dari kebenaran soal median

3

(10)

20

Mendeteksi, menganalisis, mengevaluasi, mencipta diagram dan menyimpulkan jangkauan

5

Create-C6 (Menciptakan)

Mendeteksi, menganalisis, mengevaluasi, mencipta diagram dan menyimpulkan

jangakauan 1

Jumlah Soal 5

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses untuk mengukur kevalidan, kepraktisan dan keefektifan LKS, diperoleh dengan memberikan angket, sehingga dapat diinformasikan kepada orang lain hasil penelitiannya.

Berikut ini instrumen untuk menganalisis kevalidan, kepraktisan dan keefektifan LKS:

a. Kevalidan LKS

Kevalidan LKS diperoleh berdasarkan hasil penjumlahan dari skor yang diberikan lembar validasi LKS kepada validator ahli pakar, Menentukan analisis data kevalidan LKS dengan cara sebagai berikut (Wulandari, 2018) : 1) Menentukan data uji validasi dan validator, 2) Menentukan rata-rata nilai validasi dari semua validator dengan rumus persentase sebagai berikut:

Validitas (V) =

LKS dikatakan valid dalam kategori valid atau sangat valid, maka langkah berikutnya diuji cobakan kepada peserta didik. Berikut ini kriteria kevalidan LKS (Nisa, Widyastuti, & Hamid, 2018) :

(11)

21

Tabel 13. Skor Penilaian Kevalidan LKS

No Persentase Kategori

1 0 ≤ V ≤ 25 Sangat tidak valid 2 25 < V ≤ 50 Kurang Valid 3 50 < V ≤ 75 Cukup Valid 4 75 < V ≤ 100 Sangat Valid

Tabel 13 diatas menyajikan skor penilaian kevalidan LKS yang terdiri dari empat kategori. Empat kategori tersebut terdiri dari sangat tidak valid, kurang valid, cukup valid, dan sangat valid. LKS dikatakan valid yang dikembangkan peneliti mempunyai syarat dengan minimal cukup valid.

b. Kepraktisan LKS

Menganalisis kepraktisan dari LKS bercirikan 4C bermuatan soal HOTS ditinjau dari keterlaksanaan LKS berdasarkan hasil angket respon peserta didik, dengan cara yang telah diadaptasi (Wulandari, 2018) sebagai berikut: 1) Menjumlahkan skor keseluruhan pada setiap peserta didik untuk setiap indikator, 2) Menghitung rata-rata dari setiap indikator. 3) Pemberian nilai kepraktisan dapat digunakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini:

Kepraktisan (P) =

Pengembangan LKS dalam penelitian ini dikatakan praktis jika kategori yang diperoleh yaitu praktis atau sangat praktis. Berikut ini kriteria skor penilaian praktis (Irsalina & Dwiningsih, 2018) :

Tabel 14. Skor Penilaian Kepraktisan LKS

No Persentase Kategori

1 0 ≤ P ≤ 20 Tidak Praktis

2 20 < P ≤ 40 Kurang Praktis 3 40 < P ≤ 60 Cukup Praktis

4 60 < P ≤ 80 Praktis

5 80 < P ≤ 100 Sangat Praktis

(12)

22

Tabel 14 diatas menyajikan skor penilaian kepraktisan LKS yang terdiri dari lima kategori. Lima kategori tersebut terdiri dari tidak praktis, kurang praktis, cukup praktis, praktis dan sangat praktis. LKS dikatakan praktis yang dikembangkan peneliti mempunyai syarat dengan minimal cukup praktis.

c. Keefektifan LKS

Keefektifan LKS dilihat dari soal-soal yang telah disajikan pada LKS sebagai tolak ukur pencapaian pemahaman peserta didik terrhadap materi statistika. Tingkat keefektifan dilihat dari ketuntasan peserta didik berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan.

Melakukan analisis diperlukan pedoman penskoran, nilai ketuntasan peserta didik dihitung. Langkah-langkah analisis keefektifan secara rinci sebagai berikut (Wulandari, 2018): 1) Menghitung hasil skor penguasaan materi pserta didik berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat. 2) Menentukan KKM dengan standart sekolah. 3) Melihat hasil peserta didik terhadap kemampuan penguasaan materi dapat dilihat dengan hasil yang didapatkan diatas KKM. 4) Menetukan persentase ketuntasan kelas berdasarkan standart KKM yang ditentukan menggunakan rumus klasikal.

5) Menyimpulkan hasil belajar peserta didik dengan berdasarkan ketuntasan. Berikut ini rumus ketuntasan klasikal

Mendeskripsikan hasil yang telah diperoleh berdasarkan ketuntasan klasikal dapat dilihat dengan tingkat pencapaian keefektifan LKS yang telah dikembangkan, Berikut ini skor penilaian keefektifan LKS (Irsalina

& Dwiningsih, 2018) :

(13)

23

Tabel 15. Skor Penilaian Keefektifan LKS

No Persentase Kategori

1 0 ≤ E ≤ 20 Tidak Efektif

2 20 < E ≤ 40 Kurang Efektif 3 40 < E ≤ 60 Cukup Efektif

4 60 < E ≤ 80 Efektif

5 80 < E ≤ 100 Sangat Efektif

Tabel 15 diatas menyajikan skor penilaian efektif LKS yang terdiri dari lima kategori. Lima kategori tersebut terdiri dari sangat tidak efektif, kurang efektif, cukup efektif, dan sangat efektif. LKS dikatakan efektif yang dikembangkan peneliti mempunyai syarat dengan minimal cukup efektif.

Gambar

Tabel 6.Komponen LKS sebelum dan sesudah pengembangan
Gambar 1. 1 Bagan Tahapan Model Pembelajaran ADDDIE  5.  Teknik Pengumpulan data
Tabel 7. Bentuk Instrumen, Data, dan Subjek Data
Tabel 1. Aspek, Indikator, dan Pernyataan Lembar Validasi  Materi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Teknik Analisis Accidental Sampling hanya dapat dilakukan apabila peneliti tidak mengetahui sampling frame dan sulit menemui anggota populasi yang dapat dipilih menjadi

Uji heteroskedastisitas merupakan uji yang digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual antara satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis butir. Uji validitas di sini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor pada item dengan skor

Karena penelitian ini bertujuan untuk menciptakan produk baru yaitu media interaktif yang dibuat berdasarkan buku sakura jilid 2, maka penulis menggunakan metode penelitian

Hasil analisis menunjukkan pemasangan filter pasif menyebabkan kandungan THD arus dan tegangan telah sesuai dengan standar IEEE 519-1992 yang ditentukan yaitu ≤

Tidak jelas apakah perlakuan dalam suatu siklus dilakukan secara terus-menerus selama periode tertentu, sampai data pengamatan bersifat jenuh (menunjukkan pola yang menetap)

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat serta hidayah-Nya serta berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak sehingga saya dapat

Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan sebagai alat ukur suatu objek. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar validasi dan tes. Lembar