• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KONSEP PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH KONSEP PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK

“ Konsep Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan ”

Mata Kuliah : PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Dosen Pengampu : DR. SITI ROCHANAH, MM

Disusun Oleh:

Kelompok 2 PPKN C 2015

 BIMO STANZA PUTRA (4115151598)  EDWINA INEKE JULIYANI (411512179)  RIZKA AMALIA (4115153309)

Program Studi PPKn

FAKULTAS ILMU SOSIAL – UNJ

(2)

KATA PENGANTAR

Puji sukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan” ini dengan tepat waktu walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Dan kami juga berterima kasih kepada Ibu Dr. Siti Rochanah, MM selaku dosen mata kuliah Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya.

Jakarta, September 2016

(3)

DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi ii Bab 1 Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 1 1.3 Tujuan Penulisan 2 1.4 Manfaat Penulisan 2

Bab 2 Tinjauan Pustaka 3

2.1 Pengertian Kualifikasi dan Kompetensi 3

Bab 3 Pembahasan 5

3.1 Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik 5

3.2 Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Kependidikan 7

3.3 Kompetensi Pendidik Abad 21 (dalam Perspektif KKNI) 17

3.4 Kompetensi Tenaga Kependidikan Abad 21 (dalam Perspektif KKNI) 21

BAB 4 Penutup 22

4.1 Simpulan 22

4.2 Saran 22

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abad ke-21 yang ditandai dengan globalisasi teknologi dan informasi, telah membawa dampak yang luar biasa bagi peran guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, persoalan tentang mutu pendidikan di Indonesia telah lama menjadi sorotan dari berbagai perspektif dan cara pandang. Salah satu sorotan terhadap rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, sebagiannya dikaitkan dengan profesionalisme guru. Dugaan ini memang beralasan karena studi-studi yang pernah dilakukan memperlihatkan, bahwa guru merupakan salah satu faktor dominan yang memengaruhi belajar siswa.

Deklarasi guru sebagai bidang pekerjaan profesional yang dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 Desember 2004, menjadi sebuah indikasi awal adanya komitmen serius dari pemerintah Indonesia untuk meningkatkan mutu guru. Sejak perancangan pekerjaan guru sebagai pekerjaan profesional yang dilanjutkan dengan disediakannya perangkat-perangkat hukumnya dan kebijakan-kebijakan operasional, upaya peningkatan profesionalisme guru semakin serius digalakkan. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualifikasi dan standarisasi pendidik dan tenaga kependidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas mengenai kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik dan tenaga kependidikan.

1.2 Rumusan Masalah

 Apakah pengertian kualifikasi dan kompetensi?

 Apa saja kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan?  Apa saja kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan abad 21 (dalam

perspektif KKNI)?

1.3 Tujuan Penulisan

(5)

 Untuk mengetahui tentang kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

 Untuk mengetahui tentang kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan abad 21 (dalam perspektif KKNI)

1.4 Manfaat Penulisan

Agar pembaca dan penulis dapat menambah wawasan mengenai kualifikasi dan kompetensi seorang pendidik dan tenaga kependidikan serta Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan abad 21 (dalam perspektif KKNI).

(6)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kualifikasi dan Kompetensi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu.

Dalam definisi lain kualifikasi diartikan sebagai hal-hal yang dipersyaratkan baik secara akademis dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu.

Kualifikasi dan kompetensi menjadi seorang guru menjadi satu syarat penting untuk menunjukkan bahwa pekerjaan profesional itu memiliki basis keilmuan dan teori tertentu. Kualifikasi akademik diperoleh melalui proses pendidikan dan persiapan yang cukup lama yang dilakukan melalui seleksi secara terus-menerus.

Ada perbedaan antara kualifikasi dan kompetensi. Kualifikasi merujuk kepada syarat formal yang harus diselesaikan melalui aktivitas akademik tertentu dan itu dibuktikan dengan adanya ijazah atau srtifikat yang dimiliki setelah yang bersangkutan menyelesaikan studi pada jenjang pendidikan tertentu. Kualifikasi bersifat statis, artinya pengakuan terhadap kemampuan akademik seseorang yang dibuktikan dengan pemberian ijazah akademik yang sesuai. 1

Sebaliknya kompetensi di definisikan sebagai dalam Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang, akibat dari pendidikan maupun pelatihan, atau pengalaman belajar informal tertentu yang didapat, sehingga menyebabkan seseorang dapat melaksanakan tugas

1 Dr.Marselus R.Payong, M.Pd., Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika,

(7)

tertentu dengan hasil yang memuaskan. Orang yang memiliki kualifikasi akademik tertentu, meskipun secara formal dapat diasumsikan memiliki kompetensi yang memadai namun tidak selamanya demikian.2

Sehingga dapat dikatakan bahwa kualifikasi merupakan syarat formalnya sedangkan kompetensi adalah kemampuan inheren yang bersifat potensial dan akan digunakan dalam situasi yang sesungguhnya untuk memecahkan masalah profesional yang dihadapi. Atau bisa dikatakan bahwa kualifikasi mendorong seseorang untuk memiliki suatu “keahlian atau kecakapan khusus”. Sedangkan kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik

Dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab IV Bagian Kesatu Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi Pasal 8 dan 9 sebagai berikut :

“Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmai dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional” (Pasal 8). “Kualifikasi akademik 2 Ibid.

(8)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat” (Pasal 9).3

Selanjutnya, kualifikasi guru diperjelas kembali dalam Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, Poin A beriku ini:

1. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal

Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/ Taman Kanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK*), sebagai berikut.

Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

 Harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Kualifikasi Akademik Guru SD/MI

 Harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTS

 Harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA

 Harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata

(9)

pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB

 Harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK

 Harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan

Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

Kualifikasi Dosen

 Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.  Kualifikasi akademik dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45

diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian.

 Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana; dan lulusan program doctor untuk program pascasarjana.

Selain itu terdapat pula kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Dan di dalam makalah ini kami mengambil salah satu contoh yaitu

(10)

“Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru mata pelajaran PPKn pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK”, antara lain:4

 Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

 Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan (civic disposition), dan ketrampilan kewarganegaraan (civic skills).

 Menunjukkan manfaat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

3.2 Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Kependidikan 1. Kualifikasi Kepala Sekolah

 Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-4) kependidikan/non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi.

 Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun.

 Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di taman kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 tahun di TK/RA; dan

 Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) & bagi Non PNS disertakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

Kompetensi Kepala Sekolah, berikut kompetensi yang harus dimiliki

oleh Kepala Sekolah:5

Kompetensi Manajerial

Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

4 Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

5 Prof. Dr. Sudarwan Danim dan Dr. H. Khairil, Profesi Kependidikan, (Bandung: ALFABETA, 2010), P. 86.

(11)

Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.

Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif.

Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

Kompetensi Kewirausahaan

Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.

Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.

Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.

Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

Kompetensi Supervisi

 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Kompetensi Kepribadian

 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.

(12)

 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah.

 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

 Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah.

 Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

Kompetensi Sosial

 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah  Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

2. Kualifikasi Pengawas Satuan Kependidikan

 Memiliki pangkat minimal Penata golongan ruang III/c

 Berusia maksimal 50 tahun sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan.

 Pernah menyandang predikat guru atau kepala sekolah berprestasi  Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan

 Menempuh pendidikan profesi pengawas

Kompetensi Pengawas Satuan Pendidikan

 Kompetensi Kepribadian: Memiliki tanggungjawab sebagai pengawas satuan pendidikan; Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas jabatannya; Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder pendidikan.

 Kompetensi Supervisi Manajerial: Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah; Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah; Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melak-sanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah; Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah; Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah.

 Kompetensi Supervisi Akademik: Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang

(13)

pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah; Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah; Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP; Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah; Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah.  Kompetensi Evaluasi Pendidikan: Menyusun kriteria dan indikator

keberhasilan pendidikan dalam bidang pengembangan di TK/RA dan pembelajaran/bimbingan di sekolah/madrasah; Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah; Menilai kinerja kepala sekolah, guru, dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah.

 Kompetensi Penelitian dan Pengembangan: Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam pendidikan; Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan karirnya sebagai pengawas; Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif.

 Kompetensi Sosial; Bekerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya; Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan

(14)

3. Kualifikasi Jabatan Tenaga Administrasi

 Kepala Tenaga Administrasi SD/MI/SDLB SLTA sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah.

 Kepala Tenaga Administrasi SMP/MTs/SMPLB lulusan D3 atau yang sederajatsebagai tenaga administrasi sekolah/ madrasah minimal 4 (empat) tahun. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah.

 Kepala Tenaga Administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun, atau D3 dan yang sederajat, program studi yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 8 (delapan) tahun. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah.

 Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat, dan dapat diangkat apabila jumlah pendidik dan tenaga kependidikan minimal 50 orang.  Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan berpendidikan minimal

lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan, atau SMA/MA dan memiliki sertfikat yang relevan.

 Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat.

 Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat, dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.

 Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan.

 Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat dan dapat diangkat

(15)

apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.

 Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 12 rombongan belajar.  Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk SD/MI/SDLB

berpendidikan minimal SMK/MAK/SMA/MA atau yang sederajat.  Petugas Layanan Khusus

Penjaga Sekolah/Madrasah berpendidikan minimal lulusan

SMP/MTs atau yang sederajat.

Tukang Kebun berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang

sederajat dan diangkat apabila luas lahan kebun sekolah/madrasah minimal 500 m2.

Tenaga Kebersihan berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau

yang sederajat.

Pengemudi Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang

sederajat, memiliki SIM yang sesuai, dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki kendaraan roda empat.

Pesuruh Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang

sederajat.

Kompetensi Tenaga Administrasi

Dimensi kompetensi kepribadian meliputi: kompetensi memiliki integritas dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas, ketelitian, kedisiplinan, kreatif dan inovasi, tanggung jawab.

Dimensi kompetensi sosial meliputi: kompetensi untuk bekerja dalam tim, pelayanan prima, kesadaran berorganisasi, berkomunikasi efektif, dan membangun hubungan kerja.

Dimensi kompetensi teknis meliputi: kompetensi untuk melaksanakan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaaan, administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

(16)

Dimensi kompetensi manajerial (khusus bagi kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah) meliputi kompetensi untuk: mendukung pengelolaan standar nasional pendidikan, menyusun program dan laporan kerja, mengorganisasikan staf, mengembangkan staf, mengambil keputusan, menciptakan iklim kerja yang kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya, membina staf, mengelola konflik, dan menyusun laporan.

4. Kualifikasi Tenaga Perpustakaan

a. Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah yang melalui Jalur Pendidik, berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4)

atau sarjana (S1); Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah; Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.

b. Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah yang melalui Jalur Tenaga Kependidikan, berkualifikasi diploma dua (D2) Ilmu

Perpustakaan dan Informasi bagi pustakawan dengan masa kerja minimal 4 tahun; atau Berkualifikasi diploma dua (D2) non-Ilmu Perpustakaan dan Informasi dengan sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah dengan masa kerja minimal 4 tahun di perpustakaan sekolah/madrasah.

c. Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah, Setiap perpustakaan

sekolah/madrasah memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga perpustakaan sekolah/madrasah yang berkualifikasi SMA atau yang sederajat dan bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kompetensi Tenaga Perpustakaan

 Pustawakan harus mampu berbahasa sesuai dengan masanya

 Harus memiliki sikap ramah, terampil, bertanggung jawab, memiliki sikap daya tanggap yang cukup, serta memiliki sikap peduli.

 Menguasai teori dan konsep komunikasi interpersonal  Memahami psikologi pengunjung dan pemustaka

(17)

5. Kualifikasi Tenaga Laboran

Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah Kualifikasi kepala laboratorium Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:

a. Jalur guru

 Pendidikan minimal sarjana (S1);

 Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum;

 Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

b. Jalur laboran/teknisi

 Pendidikan minimal diploma tiga (D3);

 Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi;

 Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:

 Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah;

 Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Laboran Sekolah/Madrasah Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:

 Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah;

 Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kompetensi Laboran

A Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah mencakup subkompetensi:

a. Menyusun rencana pengembangan laboratorium b. Merencanakan pengelolaan laboratorium.

c. Mengembangkan sistem administrasi laboratorium.

d. Menyusun prosedur operasi standar (POS) kerja laboratorium.

B Mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah, mencakup subkompetensi:

(18)

b. Menyusun jadwal kegiatan laboratorium. c. Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium. d. Mengevaluasi kegiatan laboratorium.

e. Menyusun laporan kegiatan laboratorium.

C Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/madrasah, mencakup subkompetensi:

a. Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran. b. Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran. c. Mensupervisi teknisi dan laboran.

d. Membuat laporan secara periodik.

D Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah/madrasah mencakup subkompetensi:

a. Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat laboratorium. b. Memantau kondisi dan keamanan bangunan laboratorium.

c. Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan pemanfaatan laboratorium.

E Mengevaluasi kinerja teknisi dan bahan laboran serta kegiatan laboratorium sekolah/madrasah, mencakup subkompetensi:

a. Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium. b. Menilai hasil kerja teknisi dan laboran.

c. Menilai program dan kegiatan laboratorium.

6. Kualifikasi Konselor

 Sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling.  Berpendidikan profesi konselor.

Kompetensi Konselor

 Dimensi pedagogik: Menguasai teori dan praksis pendidikan, Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli, Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan.

 Dimensi sosial: Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja, Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling, Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi.

 Dimensi kepribadian: Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih, Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat, Menampilkan kinerja berkualitas tinggi.

(19)

 Dimensi professional: Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli, Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling, Merancang program Bimbingan dan Konseling, Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif.

3.3 Kompetensi Pendidik Abad 21 (Dalam Perspektif KKNI)

UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV dan memiliki empat standar kompetensi yakni kompetensi pendagodis, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial (Pasal 10). Keempat kompetensi tersebut kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28.6

A. Kompetensi Pedagogis

Secara etimologis, kata pendagogi berasal dari kata Bahasa Yunani,

paedos dan agogos (paedos = anak, agoge = mengantar atau

membimbing). Karena itu pedagogi berarti membimbing anak. Pedagogi berarti segala usaha yang dilakukan pendidik untuk membimbing anak muda menjadi manusia yang dewasa dan matang.

Kemampuan pedagogis pada dasarnya adalah kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang harus dikuasai guru. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi khas yang membedakan guru dengan profesi lainnya. Kompetensi pedagogik diperoleh melalui upaya belajar secara terus menerus, dan sistematis, baik pada masa pra jabatan maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh minat, bakat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.

Ketika peran pendidik dari orang tua digantikan dengan peran guru di sekolah maka tuntutan kemampuan pendagogis ini juga beralih kepada 6 Dr. Iskandar Agung, M.Si, Menghasilkan Guru Kompeten & Kompeten Profesional, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2012), P. 73.

(20)

guru. Karena itu guru tidak hanya sebagai pengajar yang mentransfer ilmu, pengetahuan dan keterampilan kepada siswa tetapi juga merupakan pendidik dan pembimbing yang membantu siswa untuk mengembangkan segala potensinya terutama terkait dengan potensi akademis maupun non akademis. Melalui peran ini, para guru secara spesifik haruslah menjadi orang yang dapat membuat siswa belajar. Dengan demikian kompetensi pendagogis terkait erat dengan kemampuan didaktik dan metodik yang harus dimiliki guru sehingga dia dapat berperan sebagai pendidik dan pembimbing yang baik.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru telah menggarisbawahi 10 kompetensi inti yang harus dimiliki oleh guru yang terkait dengan standar kompetensi pendagogis, yaitu sebagai berikut:

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, kultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

B. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional terkait penguasaan terhadap struktur keilmuan dari mata pelajaran yang diasuh secara luas dan mendalam, sehingga dapat membantu guru membimbing siswa untuk menguasai pengetahuan atau

(21)

keterampilan secara optimal. Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidikan seperti yang tercantum dalam kompetensi guru yang profesional. Secara lebih spesifik menurut Permendiknas No. 16/2007, standar kompetensi ini mencakup 5 kompetensi inti, yaitu:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Mengetahui standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

C. Kompetensi Kepribadian

Menurut Permendiknas No. 16/2007, kemampuan dalam standar kompetensi ini mencakup 5 kompetensi utama, yaitu:

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

(22)

Kompetensi ini nampak dalam kemampuannya untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain secara efektif (siswa, rekan guru, orang tua, kepala sekolah, dan masyarakat pada umumnya). Menurut Permendiknas No. 16/2007, kemampuan dalam standar kompetensi ini mencakup 4 kompetensi utama, yaitu:

1. Bersikap inklusif dan bertindak objektif serta tidak disktiminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang, dan status sosial ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

3.4 Kompetensi Tenaga Kependidikan Abad 21 (Dalam Perspektif KKNI)

Kompetensi Pedagogik, yaitu menguasi teori dan praktis pendidikan,

mengaplikasikan konsep-konsep yang terkait dengan bidang pekerjaanya tersebut.

Kompetensi Kepribadian, yaitu memiliki integritas dan akhlak mulia,

etos kerja, pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas, ketelitian, kedisiplinan, kreatif dan inovasi, tanggung jawab.

Kompetensi Sosial, yaitu mampu bekerja dalam tim, pelayanan prima,

kesadaran berorganisasi, berkomunikasi efektif, dan membangun hubungan kerja.

Kompetensi Profesional, yaitu menguasai dengan baik secara konseptual

maupun secara praktik pada bidang pekerjaan yang dilakukannya tersebut, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.7

(23)

BAB 4 PENUTUP

4.1 Simpulan

Kualifikasi akademik diperoleh melalui proses pendidikan dan persiapan yang cukup lama yang dilakukan melalui seleksi secara terus-menerus. Sedangkan kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang, akibat dari pendidikan maupun pelatihan, atau pengalaman belajar informal tertentu yang didapat, sehingga menyebabkan seseorang dapat melaksanakan tugas tertentu dengan hasil yang memuaskan.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik dan tenaga kependidikan di abad 21 ini yaitu kompetensi professional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.

4.2 Saran

Menjadi seorang pendidik dan tenaga kependidikan yang profesinal seharusnya mampu memenuhi kualfikasi dan kompetensi yang berlaku. Bahkan kualifikasi dan kompetensi tersebut telah diatur dalam Undang-Undang maupun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Sehingga perlu sekali bagi pendidik maupun tenaga kependidikan untuk dapat memenuhi kualifikasi dan kompetensi yang berlaku demi kelancaran jalannya pendidikan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

(24)

Agung, Iskandar. 2012. Manghasilkan Guru Kompeten dan Profesional. Jakarta: Bee Media Indonesia.

R. Payong, Marselus. 2011. Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika,

dan Implementasinya. Jakarta: PT Indeks.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu penginderaan jauh yang digunakan dalam metode penelitian adalah citra satelit Landsat 7 ETM + Data Citra Satelit ASTER yang mampu

Perkara Uraian kegiatan Tanda Tangan

Padahal dengan adanya fasilitas- fasilitas yang mendukung pembelajaran multimedia ini, dapat digunakan sebagai variasi dalam mengajar sehingga dapat menarik minat

[r]

Hasil uji regresi kedua variabel bebas (X 1 dan X 2 ) terhadap variabel terikat (Y) diperoleh nilai R-square sebesar 0.374, maka dapat dijelaskan bahwa pengaruh keterampilan

persimpangan jalan Jenderal Urip, jalan Merdeka, jalan HOS Cokroaminoto dan jalan Johar dengan perencanaan simpang bersinyal, diperlukan perhitungan awal berupa arus

Indeks pertanaman merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi beras secara nasional di Sulawesi Tengah. Hal ini menggambarkan bahwa

Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana manajemen pendidikan sekolah menengah pertama berbasis pondok pesantren (studi pada SMP