• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

TAHUN 2013-2017

DINAS PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN

PROVINSI DKI JAKARTA

(2)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangannya, berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah sesuai dinamika pembangunan.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan kepada Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra), dengan koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan daerah. Dokumen Rencana Strategis (Renstra) berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta dengan memperhatikan RPJM Nasional.

Dokumen Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) berfungsi sebagai dokumen kerja Kepala SKPD untuk masa kerja lima tahun mendatang. Dokumen ini menjadi penting karena selain amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala SKPD harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan dokumen perencanaan ini kepada Gubernur serta akan menjadi acuan bagi lembaga audit internal dan eksternal dalam menilai kinerja SKPD

Renstra SKPD juga merupakan penjabaran dari Visi dan Misi SKPD, selain harus mengacu pada Visi dan Misi Daerah yang dijabarkan dalam RPJMD, juga harus memperhatikan dokumen perencanaan lain, seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), RAD MDGs, RAD pangan dan gizi dan Renstra Kementerian/Lembaga yang terkait.

Berdasarkan hal tersebut maka Dinas Pertamanan dan Pemakaman bersama-sama dengan para pejabat struktural dan staf Dinas Pertamanan dan Pemakaman

(3)

2 menyusun Rencana Strategis Tahun 2013-2017 yang merupakan dokumen perencanaan lima tahunan Dinas Pertamanan dan Pemakaman; yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di bidang Pertamanan dan Pemakaman berdasarkan kondisi dan potensi daerah di Provinsi DKI Jakarta.

Tahapan Umum (Proses) Penyusunan Renstra

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) disusun dengan tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Orientasi Renstra SKPD

b. Pembentukan Tim Penyusun Renstra SKPD

c. Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan dokumen Renstra SKPD d. Identifikasi Stakeholder

e. Penentuan Stakeholder untuk konsultasi publik 2. Tahap Penyusunan Rancangan Pra-Renstra SKPD

a. Pengumpulan Data/Informasi Kondisi Pelayanan SKPD b. Tupoksi SKPD

c. Evaluasi Renstra SKPD periode lalu d. Review RPJPD

e. Review Renstra K/L

f. Identifikasi capaian keberhasilan, permasalahan dan isu strategis

g. Perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan SKPD

3. Tahap Penyusunan Rancangan Awal Renstra SKPD

a. Identifikasi Visi, Misi dan Program Prioritas dari Rancangan Awal RPJMD b. Penyusunan dokumen Rancangan Awal Renstra: Penyempurnaan Visi, Misi,

Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan SKPD c. Pembahasan Forum SKPD

d. Berita Acara Hasil Kesepakatan Forum SKPD

e. Penyerahan Renstra SKPD untuk Penyempurnaan RPJMD

f. Musrenbang RPJMD (SKPD mengidentifikasi masukan Musrenbang untuk Penyempurnaan Renstra)

g. Naskah Kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD (Rancangan Akhir RPJMD) untuk Penyempurnaan Renstra SKPD

4. Tahap Penyusunan Rancangan Akhir Renstra SKPD

(4)

3 5. Tahap Penetapan Renstra SKPD

Penetapan Renstra SKPD melalui Perka SKPD 1.2 Landasan Hukum

Dasar hukum penyusunan Renstra Dinas Pertamanan dan Pemakaman, mencakup:  Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008;

 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744);

 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupatern/Kota;

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diatur beberapa kali, diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara

(5)

4 Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemakaman

 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2008 Nomor 5);

 Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 14 tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Terpadu.

 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta.

 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017  Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 173 Tahun 2009 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman 1.3 Maksud dan Tujuan

Secara garis besar maksud dan tujuan Renstra SKPD minimal mencakup:  Acuan dalam melaksanakan rencana pembangunan

 Pedoman dalam menyusun Renja SKPD

 Acuan dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja SKPD  Kontrak kinerja antara Kepala SKPD dengan Gubernur (jika dibutuhkan) 1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Renstra Dinas Pertamanan dan Pemakaman 2013-2017 ini terdiri dari 7 (tujuh) bagian sesuai dengan Permendagri No 54 tahun 2010, yaitu: BAB I Pendahuluan mencakup: Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan

Tujuan, Sistematika Penulisan

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD mencakup : Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD, Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi mencakup : Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD dan Penentuan Isu-isu Strategis

(6)

5 Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan mencakup: Visi dan Misi SKPD, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD, Strategi dan Kebijakan SKPD

Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif

Bab VI Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Bab VII Kaidah Pelaksanaan

(7)

6

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

Dinas Pertamanan dan Pemakaman dibentuk sejak diberlakukannya Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Gubernur Nomor 173 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Laksana Dinas Pertamanan dan Pemakaman.

2.1.1. Tugas dan Fungsi

Dinas Pertamanan dan Pemakaman berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Perangkat Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pengelolaan pertamanan dan pemakaman di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Dinas Pertamanan dan Pemakaman mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pertamanan dan pemakaman. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Pertamanan dan Pemakaman mempunyai fungsi :

a. penyusunan, dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dinas pertamanan dan pemakaman;

b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pengelolaan pertamanan dan pemakaman;

c. pembangunan taman, jalur hijau, pemakaman, dan keindahan kota;

d. penataan, pemeliharaan dan perawatan taman, jalur hijau, keindahan kota dan makam;

e. pengawasan dan pengendalian pemanfaatan makam, taman, jalur hijau, dan keindahan kota;

f. pelayanan, pembinaan, dan pengendalian rekomendasi, perizinan, standarisasi dan/atau sertifikasi di bidang pertamanan dan pemakaman; g. pengembangan peran serta masyarakat di bidang pertamanan, keindahan

kota dan pemakaman;

h. penyediaan tanah makam, pemetakan tanah makam, dan tata keindahan taman pemakaman umum;

i. pelayanan, perawatan/pengurusan, pengangkutan dan pemakaman jenazah termasuk jenazah orang terlantar;

j. penyelenggaraan penggalian dan atau pemindahan jenazah;

k. pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi pertamanan dan pemakaman;

(8)

7 l. penegakan peraturan perundang-undangan di bidang pertamanan dan

pemakaman;

m. penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana pertamanan dan pemakaman;

n. pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah; o. pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan dinas

pertamanan dan pemakaman; dan

p. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.

2.1.2. Struktur Organisasi Dinas Pertamanan dan Pemakaman

Gambar Struktur Organisasi Dinas Pertamanan dan Pemakaman

Tugas Pokok dan Fungsi 1. Sekretariat

a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat;

b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sekretariat;

c. pengoordinasian penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pertamanan dan Pemakaman;

d. pelaksanaan monitoring, pengendalian, dan evaluasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pertamanan dan Pemakaman oleh Unit Kerja Dinas;

e. pengoordinasian penyusunan rencana strategis Dinas;

f. pembinaan dan pengembangan tenaga fungsional dan tenaga teknis pertamanan dan pemakaman;

(9)

8 g. pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang Dinas Pertamanan dan

Pemakaman;

h. pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan Dinas; i. pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Dinas;

j. pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman;

k. pengelolaan teknologi informasi Dinas;

l. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pertamanan dan pemakaman yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Sekretariat;

m. pengoordinasian penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas) Dinas Pertamanan dan Pemakaman;

n. penyiapan bahan laporan Dinas yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat;

o. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat.

2. Bidang Taman Kota

a. penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) bidang taman kota;

b. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) bidang taman kota; c. penyusunan kebijakan teknis pengelolaan taman kota, taman lingkungan,

taman bangunan dan taman pemakaman;

d. penyusunan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan pengelolaan taman kota, taman lingkungan, taman bangunan dan taman pemakaman; e. penyusunan rencana pengembangan, pembangunan, penataan,

pemeliharaan, dan pengendalian taman kota, taman lingkungan, taman bangunan dan taman pemakaman;

f. pelaksanaan pengembangan dan pembangunan taman kota, taman lingkungan, dan taman bangunan;

g. pelaksanaan penataan dan pemeliharaan taman kota, taman lingkungan, dan taman bangunan;

h. pelaksanaan pengendalian taman kota, taman lingkungan, taman bangunan dan taman pemakaman;

i. pelaksanaan koordinasi pengelolaan taman kota, taman lingkungan, dan taman bangunan;

j. pelaksanaan pengembalian fungsi taman; k. pelaksanaan kegiatan budidaya tanaman;

l. pelaksanaan monitoring, bimbingan teknis, konsultasi dan memfasilitasi pengembangan, pembangunan, penataan, pemeliharaan, pengendalian dan pembinaan taman kota, taman lingkungan, taman bangunan dan taman pemakaman terhadap masyarakat/swasta/ perangkat daerah;

m. penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi bidang taman kota;

n. penyusunan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi bidang taman kota.

3. Bidang Jalur Hijau Kota

a. penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) bidang jalur hijau kota;

b. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) bidang jalur hijau kota;

c. penyusunan kebijakan teknis pengelolaan jalur hijau kota;

d. penyusunan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan pengelolaan jalur hijau kota;

(10)

9 e. penyusunan rencana pengembangan, pembangunan, penataan,

pemeliharaan, dan pengendalian jalur hijau kota;

f. pelaksanaan pengembangan dan pembangunan jalur hijau kota; g. pelaksanaan penataan dan pemeliharaan jalur hijau kota;

h. pelaksanaan pengendalian jalur hijau kota;

i. pelaksanaan koordinasi pengelolaan jalur hijau kota; j. pelaksanaan pengembalian fungsi jalur hijau kota;

k. pelaksanaan penghijauan/penanaman pohon di jalur hijau kota;

l. pelaksanaan monitoring, bimbingan teknis, konsultasi dan fasilitasi pengembangan, pembangunan, penataan, pemeliharaan, pengendalian dan pembinaan jalur hijau kota terhadap masyarakat/swasta/ perangkat daerah;

m. penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang jalur hijau kota;

n. penyusunan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi bidang jalur hijau kota.

4. Bidang Prasarana dan Sarana Pemakaman

a. penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) bidang prasarana dan sarana pemakaman;

b. pelaksanaan kegiatan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) bidang prasarana dan sarana pemakaman;

c. penyusunan kebijakan teknis perencanaan pengadaan tanah, pemetaan, pengukuran, perpetakan, penggunaan, pembangunan, perawatan, pemeliharaan prasarana dan sarana pemakaman;

d. penyusunan rencana induk pemakaman daerah;

e. pelaksanaan koordinasi perencanaan pengadaan tanah, pemetaan, pengukuran, perpetakan, penggunaan, pembangunan, perawatan, pemeliharaan prasarana dan sarana pemakaman;

f. perencanaan pengadaan tanah; g. pelaksanaan pengadaan tanah;

h. perencanaan pemetaan, perpetakan dan penggunaan tanah makam; i. pemetaan dan pengukuran tanah makam;

j. perpetakan dan penggunaan petak makam; k. pengendalian dan pengelolaan tanah makam;

l. penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana makam;

m. penghimpunan, pengolahan, penyajian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan data dan informasi tanah makam;

n. penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi bidang prasarana dan sarana pemakaman;

o. penyusunan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi bidang prasarana dan sarana pemakaman.

5. Bidang Pelayanan Pemakaman

a. penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) bidang pelayanan pemakaman;

b. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) bidang pelayanan pemakaman;

c. penyusunan kebijakan teknis pelaksanaan pelayanan pemakaman;

d. pembuatan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan pelayanan pemakaman;

e. pelaksanaan koordinasi pelayanan pemakaman;

f. pelaksanaan administrasi perizinan pelayanan pemakaman; g. pelaksanaan perawatan dan pengurusan jenazah terlantar;

h. pelaksanaan angkutan kendaraan jenazah dalam kota, keluar kota dan jenazah terlantar;

(11)

10 i. pengadaan prasarana dan sarana teknis pelayanan dan pengurusan

jenazah;

j. penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi bidang pelayanan pemakaman;

k. penyusunan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi bidang pelayanan pemakaman.

6. Bidang Keindahan Kota

a. penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) bidang keindahan kota;

b. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) bidang keindahan kota;

c. penyusunan kebijakan teknis pengembangan, pembangunan, penataan, pemeliharaan, pengendalian, pembinaan ornamen kota;

d. pembuatan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan pengelolaan keindahan kota;

e. pelaksanaan koordinasi pengembangan, pembangunan, penataan, pemeliharaan, pengendalian, dan pembinaan ornamen kota;

f. penyusunan rencana pengembangan, pembangunan, penataan, pemeliharaan, pengendalian, pembinaan ornamen kota meliputi instalasi air mancur, sprinkler, lampu, patung, tugu, prasasti, jam kota; tata hias kota meliputi dekorasi tanaman, umbul-umbul, baliho, gapura hias dan elemen keindahan kota lainnya;

g. pelaksanaan pengembangan, pembangunan, penataan, pemeliharaan, pengendalian dan pembinaan ornamen kota, tata hias kota dan elemen keindahan kota lainnya;

h. pelaksanaan penelitian dan pengembangan keindahan kota;

i. penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi bidang keindahan kota;

j. penyusunan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi bidang keindahan kota.

7. Bidang Peran Serta Masyarakat

a. penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) bidang peran serta masyarakat ;

b. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) bidang peran serta masyarakan;

c. penyusunan kebijakan teknis pengembangan peran masyarakat dalam bidang pertamanan dan pemakaman;

d. penyusunan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan peran masyarakat dalam bidang pertamanan dan pemakaman;

e. pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengembangan peran masyarakat dalam bidang pertamanan dan pemakaman;

f. pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pertamanan dan pemakaman;

g. pelaksanaan pembinaan usaha dan kemitraan bidang pertamanan dan pemakaman;

h. pelaksanaan pengamanan taman, jalur hijau sarana keindahan kota dan pemakaman;

i. pelaksanaan kegiatan pemantauan lapangan, penertiban dan penindakan terhadap pelanggaran dalam bidang pertamanan dan pemakaman;

(12)

11 j. pengawasan dan pengendalian usaha atau kegiatan di bidang pelayanan

pemakaman yang dilakukan oleh masyarakat/swasta;

k. penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi bidang peran serta masyarakat;

l. penyusunan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi bidang peran serta masyarakat.

8. Suku Dinas Pertamanan Kota Administrasi

a. penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) suku dinas;

b. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) suku dinas;

c. penyusunan rencana pengembangan, pembangunan, pemeliharaan dan perawatan taman pada lingkup wilayah kota administrasi;

d. perencanaan teknis pertamanan;

e. pelaksanaan pengembangan, pembangunan, pengawasan, pemeliharaan dan perawatan taman pada lingkup wilayah kota administrasi;

f. pengumpulan, pengolahan, penyajian dan pemanfaatan data dan informasi pertamanan pada lingkup kota administrasi;

g. pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi dan denda administrasi pelayanan pertamanan;

h. penegakan peraturan perundang-undangan di bidang pertamanan;

i. pelaksanaan pembinaan dan pengembangan peran masyarakat dalam pertamanan;

j. penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja suku dinas;

k. pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan suku dinas;

l. pemanfaatan dan pengendalian prasarana dan sarana taman, jalur hijau dan sarana keindahan kota;

m. pelaksanaan supervisi pelaksanaan pertamanan dan keindahan kota oleh seksi dinas pertamanan kecamatan;

n. penyiapan bahan laporan dinas pertamanan dan pemakaman dan kota administrasi yang terkait dengan tugas dan fungsi suku dinas;

o. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas.

9. Suku Dinas Pemakaman Kota Administrasi

a. penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) suku dinas ;

b. pelaksanaan kegiatan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) suku dinas ; c. pelaksanaan koordinasi pemakaman pada lingkup wilayah kota

administrasi;

d. pengumpulan, pengolahan, penyajian dan pemanfaatan data dan informasi pemakaman pada lingkup kota administrasi;

e. pelaksanaan perawatan dan pengurusan jenazah;

f. pelaksanaan angkutan jenazah di dalam provinsi DKI jakarta; g. pelaksanaan pemakaman jenazah;

h. pelaksanaan penggalian dan pemindahan kerangka jenazah; i. pelaksanaan penggalian jenazah;

(13)

12 k. pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan mengenai pengurusan jenazah dan pemakaman atau pengabuan dalam rangka mendukung peran serta masyarakat di bidang pelayanan pemakaman;

l. pemeliharaan dan penataan prasarana dan sarana pemakaman;

m. pelaksanaan pengawasan dan penertiban terhadap pelayanan pemakaman, prasarana dan sarana pemakaman;

n. pelaksanaan pengawasan dan pembinaan terhadap masyarakat yang menyelenggarakan usaha atau kegiatan di bidang pelayanan pemakaman; o. pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan

pertanggungjawaban penerimaan retribusi dan denda administrasi pelayanan pemakaman;

p. penegakan peraturan perundang-undangan di bidang pemakaman pada lingkup kota administrasi;

q. pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam bidang pemakaman;

r. penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja suku dinas;

s. pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan suku dinas;

t. penyiapan bahan laporan dinas pertamanan dan pemakaman dan kota administrasi yang terkait dengan tugas dan fungsi suku dinas;

u. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas.

2.2 Sumber Daya SKPD

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Pertamanan dan Pemakaman didukung oleh sumber daya yang mencakup sumber daya manusia dan asset/modal. Pegawai sebagai sumber daya manusia disusun sesuai Struktur Organisasi Dinas Pertamanan dan Pemakaman yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008.

Susunan kepegawaian dan perlengkapan pendukung memuat :

1. Kondisi eksisting pegawai dari tingkat pendidikan, golongan dan jenis kelamin. 2. Kondisi eksisting perlengkapan kerja yang dimiliki

Tabel

Kondisi Pegawai Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta Menurut Golongan-Tingkat Pendidikan-Jenis Kelamin Per Juli 2012

No Unit Jumlah Jenis Pegawai : Golongan/Pendidikan/Jenis Kelamin Golongan Tot al Pendidikan Status I II III I V PN S SD SLT P SLT A D 3 S1 S 2 L P 1 Dinas Pertamanan dan Pemakaman - 97 11 4 8 21 9 39 18 67 7 77 1 1 15 2 67 2 Suku Dinas Pertamanan Kota Administrasi Jakarta Pusat - 7 20 1 28 3 1 7 3 11 3 19 9

(14)

13 3 Suku Dinas Pertamanan Kota Administrasi Jakarta Utara - 8 18 1 27 2 2 8 2 12 1 21 6 4 Suku Dinas Pertamanan Kota Administrasi Jakarta Barat - 11 15 1 27 3 4 5 1 13 1 19 8 5 Suku Dinas Pertamanan Kota Administrasi Jakarta Selatan - 20 24 3 47 14 2 11 2 15 3 37 10 6 Suku Dinas Pertamanan Kota Administrasi Jakarta Timur - 9 24 2 35 2 1 13 2 13 4 22 13 7 Suku Dinas Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Pusat 1 13 16 1 31 9 2 10 2 5 3 28 3 8 Suku Dinas Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Utara - 22 11 1 34 5 8 12 2 5 2 26 8 9 Suku Dinas Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Barat - 21 18 1 40 13 7 10 0 9 1 37 3 10 Suku Dinas Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Selatan - 45 19 1 65 29 7 20 1 6 2 62 3 11 Suku Dinas Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Timur - 27 25 2 54 14 9 20 1 6 4 46 8 TOTAL 1 28 0 30 4 2 2 60 7 13 3 61 183 2 3 17 2 3 5 46 9 13 8 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

2.3.1 Kinerja Pelayanan Berdasarkan Tupoksi

Dinas Pertamanan dan Pemakaman sampai dengan Tahun 2012 mengelola RTH Pertamanan dan Pemakaman sebesar 2725,74 ha atau sebesar

(15)

14 4.21 % dari luas wilayah Provinsi DKI Jakarta (± 64.895Ha). RTH Pertamanan dan Pemakaman yang dikelola terdiri dari RTH Taman 1.495,27 Ha, RTH Jalur Hijau 640,02 Ha dan RTH Makam sebesar 590,45 Ha. Target penambahan RTH Pertamanan berdasarkan Renstra 2007-2012 sebesar 55 Ha dan realisasi dari target penambahan RTH sebesar 122.03 Ha. sedangkan Target penambahan RTH Pemakaman sebesar 14.77 Ha.

Kondisi pencapaian kinerja ini menggambarkan bahwa Dinas Pertamanan dan Pemakaman perlu meningkatkan target penambahan RTH dalam perencanaan pembangunan lima tahun ke depan.

Pencapaian kinerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman sesuai dengan Renstra 2007-2012 secara keseluruhan disajikan dalam Tabel 2.1.

(16)

1 5 T ab el 2 .1 P en ca p ai an K in er ja P el ay an an D in as P er ta m an an d an P em ak am an N O In d ik at o r K in er ja s es u ai T u ga s d an F u n gs i S K P D T ar ge t SP M T ar ge t In d ik at o r L ai n n y a T ar ge t R e n st ra S K P D T ah u n k e-R ea lis as i C a p ai a n T a h u n k e-R as io C ap a ia n p ad a T ah u n k e-1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 -1 -2 -5 -6 -7 -8 -9 -1 0 -1 1 -1 2 -1 3 -1 4 -1 5 -1 6 -1 7 -1 8 -1 9 -2 0 1 Ju m la h p e n a m b a h a n L u a s R T H P er ta m an a n ( P e m b e b as an L ah an ) 3 .3 1 1 .6 5 H a 5 5 h a 6 .0 0 2 1 .0 0 1 6 .0 0 6 .0 0 6 .0 0 0 .2 3 1 0 .3 3 1 8 .4 3 2 6 .0 2 6 .0 0 3 .9 0 4 9 .2 0 1 1 5 .1 7 4 3 3 .7 2 1 0 0 .0 0 2 Ju m la h ta m a n y a n g T er b an gu n - 3 0 H a 6 .0 0 6 .0 0 6 .0 0 6 .0 0 6 .0 0 1 .6 6 0 .5 2 5 .4 0 1 3 .7 8 5 .0 0 2 7 .6 7 8 .7 2 9 0 .0 0 2 2 9 .7 1 8 3 .3 3 3 Ju m la h ta m a n y a n g t er p e lih ar a ( p en am b ah an lu a sa n ta m a n y a n g te rp el ih ar a s et ia p ta h u n ) - 2 5 0 H a 5 0 .0 0 5 0 .0 0 5 0 .0 0 5 0 .0 0 5 0 .0 0 7 1 .5 4 1 3 1 .5 4 1 4 8 .7 4 7 6 .9 3 5 0 .0 0 1 4 3 .0 8 2 6 3 .0 8 2 9 7 .4 8 1 5 3 .8 7 1 0 0 .0 0 4 Ju m la h ja lu r h ija u y an g te rb an gu n - 3 0 H a 6 .0 0 6 .0 0 6 .0 0 6 .0 0 6 .0 0 - - - - - 5 Ju m la h P o h o n y a n g te rt a n a m - 5 0 0 .0 0 0 p h n 1 0 0 ,0 0 0 .0 0 1 0 0 ,0 0 0 .0 0 1 0 0 ,0 0 0 .0 0 1 0 0 ,0 0 0 .0 0 1 0 0 ,0 0 0 .0 0 1 7 ,0 6 7 .0 0 8 ,2 3 9 . 0 0 7 2 ,2 6 7 .0 0 6 2 8 ,1 9 3 .0 0 1 0 0 ,0 0 0 .0 0 1 7 .0 7 8 .2 4 7 2 .2 7 6 2 8 .1 9 1 0 0 .0 0 6 Ju m la h ja lu r h ija u y an g te rp el ih ar a - 2 5 0 H a 5 0 .0 0 5 0 .0 0 5 0 .0 0 5 0 .0 0 5 0 .0 0 1 1 8 .4 0 1 3 6 .9 3 7 6 .4 6 1 2 7 .4 0 5 0 .0 0 2 3 6 .8 0 2 7 3 .8 6 1 5 2 .9 2 2 5 4 .8 1 1 0 0 .0 0 7 ju m la h ta m an d a n ja lu r y a n g te rt at a - 2 9 5 H a 5 9 .0 0 5 9 .0 0 5 9 .0 0 5 9 .0 0 5 9 .0 0 1 0 .3 6 2 3 .8 8 9 .6 6 1 7 .6 2 1 5 .0 0 1 7 .5 6 4 0 .4 8 1 6 .3 7 2 9 .8 6 2 5 .4 2 8 ju m la h p en am b ah an lu a s a re a T P U - - - 1 4 .2 9 8 .8 0 0 .6 5 - - 1 3 .7 3 1 .0 4 - 9 6 .0 6 - 1 5 9 .9 1 - 1 0 Ju m la h ja lu r p e d es tr ia n y a n g te rt at a - 1 0 H a 2 .0 0 2 .0 0 2 .0 0 2 .0 0 2 .0 0 0 .8 3 1 .0 0 0 .7 1 0 .5 3 0 .7 7 4 1 .5 0 5 0 .0 0 3 5 .4 1 2 6 .4 8 3 8 .3 5 1 1 Ju m la h s ar a n a p e n y ir a m an y an g te rb an gu n - 5 lo k as i 3 .0 0 2 .0 0 - - - 4 .0 0 2 .0 0 1 .0 0 2 .0 0 1 3 3 .3 3 1 0 0 .0 0 - 1 2 ju m la h s ar an a a ir m an cu r y a n g te rb an gu n - 1 0 u n it 2 .0 0 2 .0 0 2 .0 0 2 .0 0 2 .0 0 - 4 .0 0 1 .0 0 1 .0 0 - 2 0 0 .0 0 - 5 0 .0 0 5 0 .0 0 1 3 ju m la h s ar an a l a m p u ta m an y an g te rb an gu n - 2 0 lo k as i 4 .0 0 4 .0 0 4 .0 0 4 .0 0 4 .0 0 - - 3 2 .0 0 1 .0 0 4 .0 0 - - 8 0 0 .0 0 2 5 .0 0 1 0 0 .0 0 1 4 ju m la h o rn a m e n t d a n s ar a n a k ei n d a h a n k o ta y a n g te rt at a - 4 6 lo k as i 7 .0 0 8 .0 0 1 0 .0 0 1 1 .0 0 1 0 .0 0 5 .0 0 5 .0 0 3 .0 0 8 .0 0 5 .0 0 7 1 .4 3 6 2 .5 0 3 0 .0 0 7 2 .7 3 5 0 .0 0

(17)

16 1 5 ju m la h o rn a m e n t d a n s ar a n a k ei n d a h a n k o ta y a n g t er p el ih ar a - 3 9 lo k as i 1 3 .0 0 1 3 .0 0 1 1 .0 0 1 1 .0 0 1 1 .0 0 2 3 5 .0 0 2 6 5 .0 0 6 1 .0 0 5 5 .0 0 1 1 .0 0 1 ,8 0 7 .6 9 2 ,0 3 8 .4 6 5 5 4 .5 5 5 0 0 .0 0 1 0 0 .0 0 1 6 ju m la h m itr a /p en gu sa h a y a n g m e n ge lo la R T H - 1 2 m itr a 2 .0 0 3 .0 0 2 .0 0 3 .0 0 2 .0 0 - 1 .0 0 4 .0 0 3 .0 0 3 .0 0 - 3 3 .3 3 2 0 0 .0 0 1 0 0 .0 0 1 5 0 .0 0 1 7 ju m la h p en y u lu h an k e p a d a m as y ar a k at - 1 0 0 x 2 0 .0 0 2 0 .0 0 2 0 .0 0 2 0 .0 0 2 0 .0 0 9 .0 0 8 .0 0 1 6 .0 0 1 1 .0 0 1 1 .0 0 4 5 .0 0 4 0 .0 0 8 0 .0 0 5 5 .0 0 5 5 .0 0 1 8 ju m la h b im b in ga n te k n is k e p a d a m as y ar a k at - 1 0 0 an g k at an 2 0 .0 0 2 0 .0 0 2 0 .0 0 2 0 .0 0 2 0 .0 0 9 .0 0 7 .0 0 1 6 .0 0 8 .0 0 1 5 .0 0 4 5 .0 0 3 5 .0 0 8 0 .0 0 4 0 .0 0 7 5 .0 0 1 9 ju m la h je n aza h y a n g d ila y an i - - - 2 ,5 0 0 . 0 0 2 ,5 0 0 .0 0 3 ,0 0 0 .0 0 - - 1 ,8 3 9 . 0 0 1 ,6 6 3 .0 0 1 ,6 9 1 .0 0 7 3 .5 6 6 6 .5 2 5 6 .3 7 - 2 0 Ju m la h izi n y a n g d ib er ik an k e p e m o h o n ( y ay as an ) - - 1 3 ,0 2 9 .0 0 2 ,0 0 0 .0 0 1 ,0 0 0 .0 0 - - 1 3 ,0 2 9 .0 0 1 ,7 0 8 .0 0 1 5 ,6 2 3 . 0 0 1 0 0 .0 0 8 5 .4 0 1 ,5 6 2 .3 0 - 2 1 ju m la h d o k u m e n p er en ca n a an / ev al u as i p ro gr a m k er ja 2 5 p a k et 5 .0 0 5 .0 0 5 .0 0 5 .0 0 5 .0 0 5 .0 0 4 .0 0 4 .0 0 4 .0 0 5 .0 0 1 0 0 .0 0 8 0 .0 0 8 0 .0 0 8 0 .0 0 1 0 0 .0 0 2 2 ju m la h d o k u m e n k aj ia n /s tu d i p er ta m a n a n 2 5 p a k et 5 .0 0 5 .0 0 5 .0 0 5 .0 0 5 .0 0 1 2 .0 0 2 .0 0 5 .0 0 5 .0 0 5 .0 0 2 4 0 .0 0 4 0 .0 0 1 0 0 .0 0 1 0 0 .0 0 1 0 0 .0 0 K e te ra n ga n : 1 . T ar ge t p en ca p ai an S P M b er d as ar k an P er at u ra n M en te ri P ek er ja an U m u m No m o r : 1 4 / P RT /M /2 0 1 0 T en ta n g St an d ar P el ay an an M in im al B id an g P ek er ja an U m u m D an P en at aa n Ru an g. Y ai tu P en y ed ia an R T H P u b lik d en ga n in d ik at o r T er se d ia n y a lu as an RT H p u b lik s eb es ar 2 0 % d ar i l u as w ila y ah k o ta /k aw as an p er k o ta an . Ni la i S P M 2 5 % d en ga n b at as w ak tu p en ca p ai an t ah u n 2 0 1 4 . 2 . T ar ge t i n d ik at o r l ai n n y a m er u p ak an t ar ge t p ad a Re n ca n a S tr at eg is D in as P er ta m an an T ah u n 2 0 0 7 -2 0 1 2 .

(18)

17 2.3.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD

untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan khusus pada aspek pendanaan pelayanan SKPD pada level program, selanjutnya, kinerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman akan di analisis pengelolaan pendanaan pelayanan SKPD melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode perencanaan sebelumnya yang dituangkan dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Pertamanan dan Pemakaman

Uraian

Anggaran pada Tahun ke-

Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-

Rata-rata Pertumbuhan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Angg aran Realis asi 20 08 200 9 201 0 201 1 201 2 200 8 2009 201 0 201 1 201 2 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 Belanja Langsung 166, 047, 666, 948. 00 472, 503, 488, 505. 00 636, 668, 240, 022. 00 855, 749, 422, 085. 00 772, 232, 243, 225. 00 76,1 42,1 49,0 23.0 0 360,6 93,86 4,083. 00 413, 541, 433, 551. 49 491, 414, 472, 345. 88 472, 164, 789, 303. 86 45.8 6 76.3 4 64.9 5 57.4 3 61.1 4 580,64 0,212, 157.00 362,79 1,341,6 61.45 Belanja Tidak Langsung 11,5 69,7 46,9 96.0 0 15,7 96,2 42,0 52.0 0 58,7 50,7 00,2 68.0 0 62,3 07,2 83,7 80.0 0 67,7 80,2 93,7 37.0 0 10,3 76,7 50,9 78.0 0 7,713, 385,7 77.00 55,2 79,9 70,7 97.0 0 57,7 18,9 70,9 46.0 0 55,1 13,4 46,2 64.2 5 89.6 9 48.8 3 94.0 9 92.6 4 81.3 1 43,240 ,853,3 66.60 37,240, 504,95 2.45 Total 177, 617, 413, 944. 00 488, 299, 730, 557. 00 695, 418, 940, 290. 00 918, 056, 705, 865. 00 840, 012, 536, 962. 00 86,5 18,9 00,0 01.0 0 368,4 07,24 9,860. 00 468, 821, 404, 348. 49 549, 133, 443, 291. 88 527, 278, 235, 568. 11 623,88 1,065, 523.60 400,03 1,846,6 13.90

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD 2.4.1 Tantangan

a. Tingginya harga tanah di wilayah Provinsi DKI Jakarta

b. Tingginya tingkat alih fungsi Ruang Terbuka Hijau menjadi Ruang Terbangun,

c. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga RTH Pertamanan dan Pemakaman (Vandalisme)

(19)

18 d. Belum cukupnya industri yang bergerak di bidang Pertamanan dan

Pemakaman untuk mendukung kinerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman e. Adanya keinginan masyarakat untuk membangun lahan untuk kepentingan

ekonomi dibandingkan kepentingan lingkungan jangka panjang

2.4.2 Peluang

1. Adanya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pembangunan RTH yang berkelanjutan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan ekspektasi masyarakat untuk mendapatkan RTH Kota yang berkualitas baik dan berkuantitas cukup

2. Banyaknya lahan Taman Pemakaman Umum (TPU) yang berpotensi untuk dijadikan RTH

3. Adanya fungsi lain dari RTH sebagai titim evakuasi dalam rangka penanggulangan bencana

4. Masih diperlukannya peningkatan kualitas dan kuantitas RTH 5. Tingginya animo masyarakat untuk memakamkan di Jakarta

(20)

19

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Pada Bab ini, akan dijelaskan isu-isu strategis berdasarkan permasalahan yang ada pada SKPD Dinas Pertamanan dan Pemakaman beserta unit-unit kerja dibawahnya yaitu Suku Dinas Pertamanan dan Suku Dinas Pemakaman di Lima Wilayah Kota Administrasi.

Penelaahan dan penentuan isu-isu strategis dilakukan berdasarkan sistematika berikut ini.

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Berdasarkan gambaran pelayanan SKPD pada Bab II, Kajian terhadap Visi Misi Gubernur terpilih, Kajian terhadap Renstra K/L, Kajian terhadap RTRW, maka berikut adalah permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Identifikasi permasalahan didasarkan pada hasil analisa kondisi internal maupun eksternal dan disajikan pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Aspek Kajian Capaian/Kondisi

Saat ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan SKPD INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Luas lahan yang dibebaskan

61.02 Ha 55 Ha  Tersedianaya APBD  Belum tersedianya SOP

 Tingginya nilai lahan  Kurang tersedianya

lahan yang sesuai untuk RTH  Belum optimalnya pembebasan lahan Pembangunan RTH Taman 131.83 Ha 30 Ha  Tersedianya APBD  Tersedianya SDM  Fee Perencanaan yang

rendah < 2%  Belum ada SOP yang

jelas

 Persepsi rekanan yang menganggap pekerjaan Pemerintah tidak berkualitas tinggi  Belum optimalnya pembangunan taman Penambahan Pemeliharaan RTH Taman 250 Ha 478.76  Tersedianya APBD  Pembagian tugas dinas

dan sudin yang belum jelas

Kesadaran masyarakat yang masih kurang

 Belum optimalnya kegiatan pemeliharaan jalur hijau yang

terbangun

30 Ha -

 Belum tersedia SOP

Persepsi rekanan yang menganggap pekerjaan Pemerintah tidak berkualitas tinggi Belum optimalnya kegiatan pembangunan jalur hijau Penanaman Pohon 500.000 phn 825,766.00 phn Pendorong :  Ada anggaran yang

tersedia  Adanya perencanaan penghijauan Tantangan Peluang :  Adanya kontribusi penghijauan dari Kurang optimalnya fasilitasi penghijauan dari masyarakat

(21)

20 Aspek Kajian Capaian/Kondisi

Saat ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan SKPD INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Penghambat : masyarakat yang antusias  Mekanisme

birokrasi yg agak rumit ketika ada masyarakat yang ingin melakukan penghijauan penambahan

jalur hijau yang terpelihara

250 Ha 509.19 Pendorong :

 Adanya Peraturan dari Bappeda

Penghambat :  Belum ada SOP

pemeliharaan Jalur  Blum tersedianya

sumber air yang resmi untuk

 Belum jelasnya alur pengelolaan sampah dalam pemeliharaan penyiraman tanaman  Belum adanya asuransi

keselamatan kerja bagi pekerja lapangan (untuk swakelola)

Tantangan :

 Kompetensi pihak ketiga sebagai pelaksana dan pengawas pekerjaan

Peluang

 Cukup banyaknya area yang potensial untuk dikembangkan menjadi RTH Jalur Hijau Belum optimalnya kegiatan pemeliharaan jalur hijau

taman dan jalur yang tertata

295 Ha 76.52

penambahan luas area TPU

- 14.77 Pendorong :

 Luasan TPU yang masuk ke dalam SK gubernur tentang Penguasaan Lahan TPU adalah ± 1.621 Ha

Penghambat :

 Terbatasnya APBD untuk pembebasan lahan TPU  Kurangnya jumlah tenaga

ahli hukum dan tenaga ahli dibidang pertanahan yang kompeten  Batasan beberapa

wilayah TPU belum jelas

Tantangan :

 Tingginya harga tanah (sedangkan lahan yang bisa dibebaskan harus di bawah NJOP)

 Masih belum tertibnya administrasi

kepemilikan lahan  Dokumen kepemilikan

lahan masih girik bukan sertifikat

 Kurangnya koordinasi dengan instansi terkait Peluang :

 Pentingya pembebasan TPU sebagai bagian dari pemenuhan RTH publik 20%

 Masih luasnya lahan TPU yang belum di bebaskan

Belum optimalnya penambahan lahan TPU

(22)

21 Aspek Kajian Capaian/Kondisi

Saat ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan SKPD INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) pedestrian yang tertata gubernur yg mengatur ttg penataan pedestrian  Belum terdapat SPM  Belum terdapat SOP

 Masyarakat/ Pemilik kavling jalur pedestrian Peluang

 Cukup banyaknya area yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi jalur pedestrian masyarakat masih blum optimal sehingga masih banyak masyrakat yang tidak setuju jika sebagian lahannya dipinjam untuk penataan  Pembangunan jalur pedestrian belum optimal Jumlah sarana penyiraman yang terbangun

5 lokasi 9.00 Belum terdapat SPM Belum terdapat SOP

Tantangan :  Sulitnya menentukan lokasi Belum meratanya jumlah sarana penyiraman

jumlah sarana air mancur yang terbangun

10 unit 6.00 Belum terdapat SPM Belum terdapat SOP

Belum optimalnya pembangunan sarana air mancur jumlah sarana

lampu taman yang terbangun

20 lokasi 37.00 Belum terdapat SPM Belum terdapat SOP

Kurang nya kesadaran masyarakat untuk menjaga

Belum optimalnya pembangunan lampu taman jumlah sarana keindahan kota yang tertata

46 lokasi 26.00 Belum terdapat SPM Belum terdapat SOP

Kurang nya kesadaran masyarakat untuk menjaga

Belum optimalnya penataan sarana keindahan jumlah sarana keindahan kota yang terpelihara

39 lokasi 627.00 Belum terdapat SPM Belum terdapat SOP

Kurang nya kesadaran masyarakat untuk menjaga

Belum optimalnya pemeliharaan sarana keindahan kota jumlah mitra/pengusaha yang mengelola RTH Pertamanan

12 mitra 11.00  Kurangnya media komunikasi dan informasi dan edukasi dalam hal

pengembangan kemitraan

Meningkatnya minat pengusaha untuk bermitra

Belum optimalnya kegiatan kemitraan jumlah penyuluhan kepada masyarakat 100 x 55.00  Keterbatasan anggaran  Kurangnya tenaga

penyuluh dan pengajar yang berkompeten  Belum adanya panduan

penyuluhan dan pedoman pelaksanaan teknis Tingginya minat masyarakat Belum optimalnya kegiatan penyuluhan jumlah bimbingan teknis kepada masyarakat

100 angkatan 55.00  Keterbatasan anggaran  Kurangnya tenaga

penyuluh dan pengajar yang berkompeten Belum adanya panduan penyuluhan dan pedoman

Tingginya minat masyarakat

Belum optimalnya kegiatan bimbingan teknis

(23)

22 Aspek Kajian Capaian/Kondisi

Saat ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan SKPD INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) pelaksanaan teknis jumlah jenazah yang dilayani - 5,193.00 Pendorong :

 Jumlah TPU yang tersebar di lima wilayah sebanyak 109 TPU

 Telah disediakan makam khusus untuk jenazah tunawan

Penghambat :

 Biaya retribusi

pemakaman murah sesuai dengan Perda Nomor 3 Tahun 2007

 Ketersediaan lahan matang untuk petak makam baru di beberapa TPU

 Beberapa TPU sudah padat makam

 Jumlah ambulance yang kurang

Tantangan :

1. Angka kematian penduduk yang tinggi 2. Tingginya animo

masyarakat untuk menguburkan anggota keluarganya di TPU DKI Jakarta

3. Adanya praktek calo di TPU yang membuat biaya pemakaman menjadi mahal 4. Kurangnya animo masyarakat terhadap makam tumpang Peluang :

 Masih luasnya lahan TPU yang belum dibebaskan

 Pelayanan pemakaman berbiaya tinggi  Belum optimalnya pelayanan kepada masyarakat

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Berdasarkan RPJMD Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 – 2017, maka visi dan misi dalam RPJMD adalah:

Visi:

JAKARTA BARU, KOTA MODERN YANG TERTATA RAPI, MENJADI TEMPAT HUNIAN YANG LAYAK DAN MANUSIAWI, MEMILIKI MASYARAKAT YANG BERKEBUDAYAAN, DAN DENGAN PEMERINTAHAN YANG BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK

Misi:

1. Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan rencana Tata Ruang Wilayah.

2. Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain.

3. Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau bagi warga kota.

(24)

23 4. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus

memiliki kesadaran dalam memelihara kota.

5. Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik.

Berdasarkan pada visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017, maka Dinas Pertamanan dan Pemakaman akan mendukung pelaksanaan misi Menjamin Ketersediaan Hunian dan Ruang Publik yang Layak serta Terjangkau bagi Warga Kota sebagai bentuk tanggungjawab mendukung pencapaian Visi dan pelaksanaan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

Selanjutnya dari misi yang telah dipilih tersebut, maka Dinas Pertamanan dan Pemakaman menyajikan faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur tersebut dalam tabel 3.1

Tabel 3.2

Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah

Visi: JAKARTA BARU, KOTA MODERN YANG TERTATA RAPI, MENJADI TEMPAT HUNIAN YANG LAYAK DAN MANUSIAWI, MEMILIKI MASYARAKAT YANG BERKEBUDAYAAN, DAN DENGAN PEMERINTAHAN YANG BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK

No

Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1 Misi 3 Menjamin Ketersediaan Hunian dan Ruang Publik yang Layak serta Terjangkau bagi Warga Kota

1. Terhambat nya kegiatan pembangun an taman, jalur dan makam 2. Kurang 1. Belum tersedianya regulasi di tingkat daerah mengenai teknis pengelolaan pertamanan 2. Belum 1. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang 2. Undang2 no 2 tahun 2012 tentang pengadaan

(25)

24 optimalnya pelayanan terhadap masyarakat 3. Pemberday aan masyarakat belum optimal 4. Belum optimalnya pemahama n aparatur terhadap tugas pokok dan fungsi Dinas tersedianya standar operasional prosedur di bidang pertamanan dan pemakaman 3. Sumber Daya Manusia (Pegawai) kurang memadai baik dari kuantitas maupun kualitas 4. Masyarakat meminta harga lahan yang lebih tinggi dari ketentuan 5. Belum tersedianya Prasarana sarana Pertamanan dan Pemakaman yang memadai 6. Peran serta masyarakat belum terfasilitasi dengan optimal 7. Belum adanya rencana induk pengembangan dan pengelolaan untk peningkatan luas RTH Lahan untuk kepentingan umum 3. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030 4. Adanya program kemitraan kepada pihak swasta untuk turut serta membangun RTH Pertamanan dan Pemakaman

(26)

25 3.3. Telaahan Renstra K/L (RENSTRA KEMEN PU)

Berdasarkan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum 201-2014, stratregi pembangunan diarahkan pada pembangunan berwawasan lingkungan. Pada pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) II 2010-2014 sudah tidak dapat dipungkiri bahwa dalam perkembangannya akan dihadapkan dengan tantangan terjadinya degradasi kualitas lingkungan yang saat ini pun telah mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Oleh karenanya, kebijakan pembangunan ke depan harus mampu mendorong peningkatan kualitas lingkungan termasuk dalam pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman, baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian, maupun dalam proses pemeliharaan bangunan-bangunan konstruksi dan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman. Infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang berwawasan lingkungan tersebut harus memenuhi karakteristik keseimbangan dan kesetaraan, pandangan jangka panjang, dan sistemik. Kebijakan pembangunan tersebut diantaranya adalah menerapkan konsep pengembangan infrastruktur yang ramah lingkungan (green building dan green infrastructure), mempertahankan dan mendorong peningkatan prosentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) terhadap kawasan budidaya lainnya, mempertahankan kawasan konservasi terutama di kawasan perkotaan, mewujudkan ecocity, serta meningkatkan pengawasan dan pengendalian lingkungan dalam setiap aspek pelaksanaan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman.

Tabel 3.3

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Renstra K/L

Aspek Kajian

Capaian/Kon disi Saat Ini

Standar Yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasala han Pelayanan SKPD Internal (Kewenangan SKPD) Eksternal (Diluar Kewenanga n SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) peningkatan prosentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) terhadap kawasan 4.1 % dari luas Wilayah Kota 20% RTH dari Luas Wilayah Kota 1. Belum terdapat Rencana Induk (Master Plan) RTH Pertamanan 1. Tingginya nilai tanah di wilayah Provinsi DKI Jakarta 2. Tingginya tingkat alih Terhambat dan lambannya penyediaan lahan RTH Pertamanan dan

(27)

26 Aspek

Kajian

Capaian/Kon disi Saat Ini

Standar Yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasala han Pelayanan SKPD Internal (Kewenangan SKPD) Eksternal (Diluar Kewenanga n SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) budidaya lainnya dan Pemakaman 2. Belum tersedianya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pertamanan dan Pemakaman 3. Belum tersedianya SOP yang memadai fungsi Ruang Terbuka Hijau menjadi Ruang Terbangun, 3. Adanya keinginan untuk membangu n lahan untuk kepentinga n jangka pendek dibandingk an keuntungan lingkungan jangka panjang Pemakaman

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah

Selanjutnya dibawah ini akan diuraikan faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang wilayah 2030 dan disajikan dalam tabel 3.4.

(28)

27 Tabel 3.4.

Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

Aspek Kajian Capaian/Kon disi Saat Ini

Standar Yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasala han Pelayanan SKPD Internal (Kewenangan SKPD) Eksternal (Diluar Kewenangan SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pengembangan RTH untuk mencapai 30% (tiga puluh persen) dari luas daratan Provinsi DKI Jakarta terdiri dari RTH Publik dan RTH Privat yang didedikasikan sebagai RTH bersifat publik seluas 20% (dua puluh persen) dan RTH Privat seluas 10% (sepuluh persen) sebagai upaya peningkatan kualitas kehidupan kota; 4.1 % dari luas Wilayah Kota 20% RTH dari Luas Wilayah Kota 1. Belum terdapat Rencana Induk (Master Plan) RTH Pertamanan dan Pemakaman 2. Belum tersedianya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pertamanan dan Pemakaman 3. Belum tersedianya SOP yang memadai 1. Tingginya nilai tanah di wilayah Provinsi DKI Jakarta 2. Tingginya tingkat alih fungsi Ruang Terbuka Hijau menjadi Ruang Terbangun, 3. Adanya keinginan untuk membangu n lahan untuk kepentinga n jangka pendek dibandingk an keuntungan lingkungan jangka panjang Terhambat dan lambannya penyediaan lahan RTH Pertamanan dan Pemakaman

(29)

28 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada, maka alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan metode SWOT dengan melakukan analisa baik lingkungan internal maupun eksternal.

3.5.1. Analisis lingkungan internal dan eksternal

Analisis lingkungan internal pada dasarnya proses identifikasi yang menguraikan kekuatan dan kelemahan yang meliputi struktur organisasi, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana dan prasarana. Analisis Lingkungan Internal dikelompokkan atas hal-hal yang merupakan kelemahan (weakness) atau kekuatan (strength) organisasi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran. Analisis lingkungan eksternal pada dasarnya adalah identifikasi terhadap kondisi lingkungan luar organisasi yang menguraikan peluang dan tantangan/ancaman yang terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, sosial budaya, politik, ekologi dan keamanan. Identifikasi ini akan menghasilkan indikasi mengenai peluang (opportunity) dan tantangan (threats) organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan Dengan menggunakan pendekatan USG (Urgency, Seriousness, Growth) maka diperoleh beberapa hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :

A. FAKTOR INTERNAL : 1. KEKUATAN (strength) :

a. Tersedianya Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

b. Status Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara

c. Tersedianya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

d. Tersedianya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup

e. Adanya keinginan Pemerintah untuk menciptakan Pertamanan dan Pemakaman yang berkualitas baik dan cukup

2. KELEMAHAN (weakness) :

a. Belum tersedianya Peraturan Daerah tentang Pertamanan

b. Belum terdapat Rencana Induk (Master Plan) RTH Pertamanan dan Pemakaman

(30)

29 c. Belum tersedianya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pertamanan dan

Pemakaman

d. Belum tersedianya SOP yang memadai

e. Kualitas dan kuantitas SDM yang masih rendah

B. FAKTOR EKSTERNAL : 1. PELUANG (opportunity)

a. Adanya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pembangunan RTH yang berkelanjutan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan ekspektasi masyarakat untuk mendapatkan RTH Kota yang berkualitas baik dan berkuantitas cukup

b. Belum optimalnya penataan TPU

c. Belum cukupnya titik evakuasi dalam rangka penanggulangan bencana d. Rendahnya kualitas dan kuantitas RTH Perkotaan

e. Tingginya tingkat kematian penduduk

2. TANTANGAN/Ancaman (threats)

a. Tingginya nilai tanah di wilayah Provinsi DKI Jakarta

b. Tingginya tingkat alih fungsi Ruang Terbuka Hijau menjadi Ruang Terbangun,

c. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga RTH Pertamanan dan Pemakaman (Vandalisme)

d. Belum cukupnya industry yang bergerak di bidang Pertamanan dan Pemakaman

e. Adanya keinginan untuk membangun lahan untuk kepentingan jangka pendek dibandingkan keuntungan lingkungan jangka panjang

Identifikasi tersebut selanjutnya dianalisa dengan menggunakan alat analisa yakni SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threats). Analisa SWOT dilakukan untuk mengkaji kekuatan (Strenght) dan peluang (Opportunity) yang dimiliki Dinas Pertamanan dan Pemakaman kemudian dibandingkan dengan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats) yang dihadapi Dinas Pertamanan dan Pemakaman untuk mendapatkan hasil akhir yakni strategi yang akan dipakai oleh organisasi dalam mengatasi masalah yang ada. Berikut ini dijelaskan pembobotan dan komparasi sampai dengan memperoleh strategi dengan menggunakan analisa SWOT sebagai berikut :

(31)

30 IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

FAKTOR INTERNAL Kekuatan (S)

a. Tersedianya Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta tentang Rencana Tata Ruang Wilayah b. Status Provinsi DKI Jakarta sebagai

Ibukota Negara

c. Tersedianya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

d. Tersedianya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup

e. Adanya keinginan Pemerintah untuk menciptakan Pertamanan dan

Pemakaman yang berkualitas baik dan cukup

Kelemahan (W)

a. Belum tersedianya Peraturan Daerah tentang Pertamanan

b. Belum terdapat Rencana Induk (Master Plan) RTH Pertamanan dan Pemakaman

c. Belum tersedianya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pertamanan dan Pemakaman

d. Belum tersedianya SOP yang memadai e. Kualitas dan kuantitas SDM yang

masih rendah

FAKTOR EKSTERNAL Peluang (O)

a. Adanya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pembangunan RTH yang berkelanjutan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan ekspektasi masyarakat untuk mendapatkan RTH Kota yang berkualitas baik dan berkuantitas cukup

b. Belum optimalnya penataan TPU c. Belum cukupnya titik evakuasi

dalam rangka penanggulangan bencana

d. Rendahnya kalitas dan kuantitas RTH Perkotaan

e. Tingginya tingkat kematian penduduk

Ancaman (T)

a. Tingginya nilai tanah di wilayah Provinsi DKI Jakarta

b. Tingginya tingkat alih fungsi Ruang Terbuka Hijau menjadi Ruang Terbangun,

c. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga RTH Pertamanan dan Pemakaman (Vandalisme)

d. Belum cukupnya industry yang bergerak di bidang Pertamanan dan Pemakaman

e. Adanya keinginan untuk membangun lahan untuk kepentingan jangka pendek dibandingkan keuntungan lingkungan jangka panjang

(32)

31 Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta

jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).

2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;

3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.

NO STRENGTH SKOR BOBOT TOTAL

1 Tersedianya Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

10 5 50

2 Status Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara 9 4 36 3 Tersedianya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang 8 3 24 4 Tersedianya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup 7 2 14

(33)

32 5 Adanya keinginan Pemerintah untuk menciptakan Pertamanan dan Pemakaman yang berkualitas baik dan cukup

8 3 24

6 Tersedianya Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

6 1 6

Status Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara

154

NO WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL

1 Belum tersedianya Peraturan Daerah tentang Pertamanan

9 5 45

2 Belum terdapat

Rencana Induk (Master Plan) RTH Pertamanan dan Pemakaman 8 4 32 3 Belum tersedianya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pertamanan dan Pemakaman 7 3 21

4 Belum tersedianya SOP yang memadai

6 2 12

5 Kualitas dan kuantitas SDM yang masih rendah

5 1 5

Total Kelemahan 115

Selisih Total Kekuatan-Total Kelemahan = 154-115 =39(x)

NO OPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL

1 Adanya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pembangunan RTH yang berkelanjutan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan ekspektasi masyarakat untuk mendapatkan RTH Kota yang berkualitas baik dan berkuantitas cukup 10 5 5 0 2 Belum optimalnya penataan TPU 9 4 3 6 3 Belum cukupnya titik

evakuasi dalam rangka penanggulangan

bencana

8 3 2

4

(34)

33 kuantitas RTH Perkotaan 4 5 Tingginya tingkat kematian penduduk 6 1 6 Total Peluang 154

NO TREATH SKOR BOBOT TOTAL

1 Tingginya nilai tanah di wilayah Provinsi DKI Jakarta

9 5 45

2 Tingginya tingkat alih fungsi Ruang Terbuka Hijau menjadi Ruang Terbangun, 8 4 32 3 Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga RTH Pertamanan dan Pemakaman (Vandalisme) 7 3 21 4 Belum cukupnya

industry yang bergerak di bidang Pertamanan dan Pemakaman

6 2 12

5 Adanya keinginan untuk membangun lahan untuk kepentingan jangka pendek dibandingkan keuntungan lingkungan jangka panjang 5 1 5 Total Tantangan 115

Selisih Total Peluang-Total Tantangan = 154-115= 39 (y)

Berdasarkan hasil analisa SWOT Dinas Pertamanan dan Pemakaman berada di posisi Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

(35)

34 Berdasarkan pada gambaran pelayanan SKPD; visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, sasaran jangka menengah pada Renstra K/L, implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD; dan identifikasi masalah tersebut diatas dan hasil analisis SWOT, selanjutnya diidentifikasi isu strategis sebagai berikut:

1. Rencana Induk (Masterplan) RTH Pertamanan dan Pemakaman 2. Rencana Pencapaian SPM Pertamanan

3. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pemakaman 4. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia 5. Penyediaan Lahan RTH Pertamanan dan Pemakaman 6. pengamanan RTH Pertamanan dan Pemakaman

Gambar

Gambar Struktur Organisasi Dinas Pertamanan dan Pemakaman

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan pelaksanaan pempelajaran di sisi adalah pelaksanaan komponen-komponen pokok pembelajaran yang meliputi komponen tujuan pembelajaran, materi

mendukung pengembangan teknologi dalam akti%itas operasional Amazon seperti&amp; infrastruktur - dan ofware *evelopment  &amp; memungkinkan setiap akti%itas operasional

Perancangan alat pengendali jemuran otomatis yang dibuat oleh penulis, menggunakan mikrokontroler Atmega16 sebagai sistem pengendali yang membaca masukkan dari

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, inayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini

Dalam pembangunan jaringan jalan disuatu daerah harus melibatkan masyarakat yang ada di daerah tersebut karena motiasi dan partisipasi aktif masyarakat sangat membantu

Apabila selisih sebesar Rp 35.025 tersebut ditanggung oleh pemberi kerja/pemotong pajak maka jumlah tersebut bukan merupakan biaya yang dapat dikurangkan dalam menghitung

Berdasarkan pada hasil penelitian bahwa dengan adanya sistem pengelompokkan ini Dapat melakukan pengklasifikasian kematangan buah jeruk keprok dengan menggunakan