• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL SAMARINDA. Oleh FEBRIANA PRIHATINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL SAMARINDA. Oleh FEBRIANA PRIHATINI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)

DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL SAMARINDA

Oleh

FEBRIANA PRIHATINI 100 500 200

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA 2013

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) Badan Pertanahan Nasional Samarinda

Nama : Febriana Prihatini

NIM : 100 500 200

Program Studi : GeoInformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

Lulus ujian pada tanggal : ………

Mengesahkan,

Ketua Program Studi GeoInformatika, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP NIP. 19710103 199703 2 001 Pembimbing,

Ir. Herijanto Thamrin, MP NIP. 19621107 198903 1 015

Penguji I,

Husmul Beze, S. Hut, M. Si NIP. 19790613 200812 1 003

Penguji II,

Erina Hertianti, S. Hut, MP NIP. 19700503 199512 2 002

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat berkumpul bersama-sama dalam menjalankan Praktek Kerja Lapang (PKL) hingga saat ini tanpa adanya kekurangan satu apapun. Sholawat serta salam kami aturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan apa yang telah diharapkan.

Keberhasilan dan kelancaran dalam penulisan Laporan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta bantuan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini tak lupa Penulis menyampaikan ucapan terima kasih setulus hati kepada :

1. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan dukungan, baik segi moril maupun materil kepada penulis.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan seluruh staf akademik yang tak dapat Penulis sebutkan satu-persatu.

3. Bapak Ir. Herijanto Thamrin, MP, selaku Dosen Pembimbing PKL.

4. Bapak Husmul Beze, S.Hut, M.Si, selaku Dosen Penguji PKL yang telah memberi banyak masukan dan saran-saran perbaikan.

5. Ibu Erina Hertianti, S.Hut, MP, selaku Dosen Penguji PKL yang telah memberi banyak masukan dan saran-saran perbaikan.

6. Bapak Ir Muhamad Iskandar, M.eng.Sc, selaku Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Samarinda.

7. Bapak Suprabowo, SH, selaku Kepala Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan. 8. Bapak Triyanto, selaku Pembimbing PKL.

(4)

10. Bapak Ibu dan seluruh karyawan Badan Pertanahan Nasional Samarinda.

Kami selaku mahasiswa Praktek Kerja Lapang (PKL) dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas partisipasi dan bimbingannya. Semoga apa yang telah diberikan kepada kami mendaptakan balasan pahala dari ALLAH SWT. Amin. Untuk kesempurnaan laporan ini, Penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Demikian laporan ini Penulis buat untuk dapat dijadikan acuan pada praktek yang akan datang maupun untuk panduan para pembaca laporan ini.

Penulis Kampus Sei. Keledang, Mei 2013

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………. i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ……… iii

DAFTAR TABEL ………. iv DAFTAR GAMBAR……… . v DAFTAR LAMPIRAN ………. vi I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang ………..……….. 1 B. MaksuddanTujuan PKL …………..……… ... 2

C. Hasil yang Diharapkan ………..………... 2

II. KEADAAN UMUM INSTANSI PEMERINTAH A. KeadaanUmumInstansi……….. 3

1. Wilayah danLuasKerja ……….... 4

2. VisidanMisi ……… .... 4

3. Fungsidan Agenda Kebijakan …….………... 5

4. Lambang BPN RI ………. 7

B. ManajemenInstansi……….……….... 9

C. LokasidanWaktuKegiatan PKL ………... 9

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. PeninjauanLangsungkeLapangan …..……….... 11

1. TujuanKegiatan ………..………. 11

2. DasarTeori ………..………. 11

3. AlatdanBahan ………. 11

4. ProsedurKerja ……….……… 11

5. Hasil yang Dicapai ………... 11

6. Pembahasan ……….………... 11

B. PengukuranBidang Tanah ………..………. 12

(6)

2. DasarTeori ……….………... 12

3. AlatdanBahan ………..……….... 12

4. ProsedurKerja ………. 12

5. Hasil yang Dicapai ………... 13

6. Pembahasan ……… 13 C. Pengolahan Data ……… 13 1. TujuanKegiatan ………... 13 2. DasarTeori ……….……….. 13 3. AlatdanBahan ………. 13 4. ProsedurKerja ………. 13

5. Hasil yang Dicapai ………... 14

6. Pembahasan ……… 14 D. HasilProduksi ………. 15 1. Tujuan ………...……… 15 2. DasarTeori ……….……….. 15 3. AlatdanBahan ……….. 15 4. ProsedurKerja ……….. 15

5. Hasil yang Dicapai ………..………. 16

6. Pembahasan ………. 16

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……….. 17

B. Saran ………..……… 17

DAFTAR PUSTAKA ……… 18

(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman 1. Gambar Lambang BPN RI ……… 9

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

1. Gambar Peninjauan Langsung ke Lapangan ……….... 20

2. Gambar Berdirinya Alat GPS Leica Di atas Patok ……….21

3. Gambar Penyetingan alat GPS Sebelum Dilakukan Pengukuran ………….. 21

4. Gambar GPS Leica Berdiri di Atas Patok ………... 22

5. Gambar Proses Pemindahan Data ke Dalam Buku NIB (Nomor Induk Bidang) ……….. 22

6. Gambar Contoh Buku NIB (Nomor Induk Bidang) Kelurahan Sempaja Utara ……….... 23

7. Gambar Buku Tanah dan Sertipikat ……….... 23

8. Gambar Surat Ukur ………. 24

9. Gambar Hasil Penjahitan Buku Sertipikat ………...24

10. Gambar Standarisasi Peta Daerah Sei Siring ……….25

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1. Tabel Rekapitulasi Hasil Kegiatan PKL di Kantor Badan Pertanahan

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi dan kebutuhan masyarakat akan produk-produk di bidang survey dan pemetaan, semakin hari semakin meningkat. Oleh karena itu diperlukan tenaga-tenaga profesional yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk-produk survey dan pemetaan. Tenaga-tenaga profesional di bidang survey dan pemetaan dapat dibentuk melalui pemberdayaan profesi, jalur akademik (perkuliahan atau pun sekolah tinggi), dan pelatihan di bidang survey dan pemetaan. Tenaga-tenaga professional tersebut dilatih untuk dapat bekerja sesuai keahliannya dalam bidang survey dan pemetaan sehingga akan tercipta tenaga-tenaga terdidik, terlatih dan professional.

Kampus merupakan wahana pembinaan bagi penerus bangsa dan dalam era pembangunan bangsa untuk menghadapi masa globalisasi diharapkan menghasilkan penerus bangsa yang terdidik dan terbaik. Mahasiswa Program Studi Geoinformatika bagian dari penerus bangsa yang dibina dalam lembaga pendidikan tinggi teknik, tidak dapat disangkal bahwa mahasiswa tersebut yang akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu kampus dimata masyarakat secara umum, baik regional maupun internasional. Dengan adanya dinamika masyarakat yang selalu berpacu dengan segala kompleksitas kehidupannya, program studi Geoinformatika sebagai salah satu penyelenggara pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda juga tidak terlepas dari kondisi tersebut, sehingga diperlukan pengenalan tentang kegiatan kerja di lapangan pekerjaan secara langsung dengan rangkuman khusus praktik kerja lapang

(11)

2

(PKL).PKL sendiri adalah kegiatan akademik yang wajib dilakukan di lapangan selama periode tertentu untuk menjadikan para mahasiswa lebih memahami bidang studinya.

Dengan semakin meningkatnya permintaan tenaga kerja, telah mendorong Politeknik Pertanian Negeri Samarinda untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil dan mandiri sehingga untuk mewujudkan hal tersebut maka dilaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) mahasiswa/i semester akhir sebagai salah satu syarat akhir untuk memperoleh sebutan Ahli Madya pada program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

B. Tujuan PKL

1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kegiatan yang ada di bidang pengukuran dan pemetaan.

2. Mahasiswa dapat menerapkan antara teori yang diperoleh diperkuliahan dan praktik langsung di lapangan.

3. Mahasiswa dapat memahami tata cara penggunaan alat-alat, bahan dalam pelaksanaan praktik baik di lapangan maupun di dalam ruangan seperti alat ukur, komputer, printer peta atau plotter.

4. Menambah pengetahuan mahasiswa agar mampu berpikir secara kreatif dan kritis mengenai kegiatan yang sesungguhnya di lapangan.

C. Hasil yang Diharapkan

1. Mahasiswa dapat menguasai kegiatan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah tentang Pengukuran dan Pemetaan.

2. Dapat menjadi tenagakerja yang terlatih dan terampil.

(12)

2

BAB II

KEADAAN UMUM BADAN PERTANAHAN NASIONAL

A. Keadaan Umum Instansi

Menurut Anonim (2009)

Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala. (Sesuai dengan Perpres No. 10 Tahun 2006). Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral.

Setiap harinya Badan Pertanahan Nasional Samarinda menangani berbagai macam keluhan tentang tanah, termasuk dalam hal pengukuran. Sebelum melakukan pengukuran Badan Pertanahan Nasional memerlukan titik-titik dasar teknik. Titik-titik-titik dasar teknik diperlukan sebagai kerangka dasar referensi nasional. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa titik-titik ini diperlukan untuk pemetaan bidang tanah secara nasional, di mana letak, ukuran, luas dan dimensi lain dari suatu bidang tanah dapat diketahui dan direkonstruksi secara tepat dan akurat.

Tingkatan titik dasar teknik dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu: titik dasar orde 0, orde 1, orde 2, orde 3, dan orde 4. Titik dasar orde 0 dan 1 dilaksanakan dan dibangun oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Titik dasar orde 2 dan 3 dilaksanakan oleh BPN Pusat, sedangkan titik dasar orde 3 dapat dilaksanakan oleh Kantor Wilayah BPN Propinsi, dan titik dasar orde 4 umumnya dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

Melalui pengikatan kepada titik-titik dasar orde 4, maka dilaksanakan pengukuran tanah bidang per bidang. Bidang-bidang tanah hasil pengukuran

(13)

2

kemudian dipetakan dalam Peta Dasar Pendaftaran. Peta ini berskala 1:1000 atau lebih besar untuk daerah perkotaan, 1:2500 atau lebih besar untuk daerah pertanian, dan 1:10000 atau lebih kecil untuk daerah perkebunan besar. Peta ini harus mempunyai ketelitian planimetris lebih besar atau sama dengan 0,3 mm pada skala peta.

Pengukuran titik dasar teknik orde 2, 3, dan 4 dilaksanakan dengan menggunakan metoda pengamatan satelit atau metoda lainnya. Metoda yang dimaksud adalah penentuan posisi dengan Global Positioning System (GPS). Sedangkan penetapan titik dasar teknik orde 4 umumnya dilaksanakan melalui pengukuran terestris dengan cara perapatan dari titik-titik dasar orde 3.

1. Wilayah dan luas kerja

Badan Pertanahan Nasional memiliki luas sekitar 1.951 m2sementara untuk wilayah kerjanya sendiri tidak tetap karena setiap pengukuran dilakukan ditempat yang berbeda sehingga Badan Pertanahan Nasional tidak memiliki wilayah kerja yang tetap.

2. Visi dan misi

Badan Pertanahan Nasional Samarinda mempunyai visi dan misi yang ingin dicapai yaitu:

a. Visi

Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.

(14)

2

b. Misi

Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk :

1) Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.

2) Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari.

3) Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.

4) Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.

3. Fungsi dan agenda kebijakan a. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPN menyelenggarakan fungsi:

(15)

2

1) Perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan. 2) Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan.

3) Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan.

4) Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang pertanahan.

5) Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan di bidang pertanahan.

6) Pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hokum.

7) Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah.

8) Pelaksanaan penatagunaan tanah, reformasi agraria dan penataan wilayah-wilayah khusus.

9) Penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara/daerah bekerja sama dengan Departemen Keuangan. 10) Pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah. 11) Kerja sama dengan lembaga-lembaga lain.

12) Penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan.

13) Pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan.

14) Pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan konflik di bidang pertanahan.

15) Pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan. 16) Penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan.

(16)

2

17) Pendidikan, latihan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan.

18) Pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan.

19) Pembinaan fungsional lembaga-lembaga yang berkaitan dengan bidang pertanahan.

20) Pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

21) Fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.

b. Agenda Kebijakan

1) Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional.

2) Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia.

3) Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah (land tenureship). 4) Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerah-daerah korban

bencana alam dan daerah-daerah konflik.

5) Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis.

6) Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS), dan sistem pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia. 7) Menangani masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) serta

(17)

2

8) Membangun data base pemilikan dan penguasaan tanah skala besar.

9) Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan Pertanahan yang telah ditetapkan.

10) Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional.

11) Mengembangkan dan memperbarui politik, hukum dan kebijakan pertanahan.

c. Lambang Badan Pertanahan Nasional

Lambang Badan Pertanahan Nasional adalah bentuk suatu kesatuan gambar dan tulisan terdiri dari:

1) Gambar 4 (empat) butir padi melambangkan Kemakmuran dan kesejahteraan. Memaknai atau melambangkan 4 (empat) tujuan Penataan Pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI yaitu kemakmuran, keadilan, kesejahteraan sosial dan keberlanjutan.

2). Gambar lingkaran bumi melambangkan sumber penghidupan manusia. Melambangkan wadah atau area untuk berkarya bagi BPN RI yang berhubungan langsung dengan unsur-unsur yang ada didalam bumi yang meliputi tanah, air dan udara.

3). Gambar sumbu melambangkan poros keseimbangan. 3 (tiga) Garis Lintang dan 3 (tiga) Garis Bujur memaknai atau

(18)

2

melambangkan pasal 33 ayat 3 UUD 45 yang mandasari lahirnya Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) nomor 5 tahun 1960.

4). Gambar 11(sebelas) bidang grafis bumi memaknai atau melambangkan 11 (Sebelas) agenda pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI. Bidang pada sisi sebelah kiri melambangkan bidang bumi yang berada diluar jangkauan wilayah kerja BPN RI.

5). Warna Coklat melambangkan bumi, alam raya dan cerminan dapat dipercaya dan teguh.

6). Warna kuning emas melambangkan kehangatan, pencerahan, intelektual dan kemakmuran.

7).Warna abu-abumelambangkan kebijaksanaan, kedewasaan serta keseimbangan.

Gambar 1. Lambang BPN RI

B. Manajemen Instansi

Manajemen Kantor Badan Pertanahan Nasional Samarinda memiliki struktur organisasi sebagai berikut : Kepala kantor Pertanahan Ir. Muhamad Iskandar, M.Eng.Sc, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Dra. Hj. Mardiani, Kepala Urusan Perencanaan dan Keuangan Sri Rustanti Yuliani, Kepala Urusan Umum

(19)

2

dan Kepegawaian Endang W.A,S.SiT, Kepala Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan Suprabowo, SH, Kepala Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan Triyanto, Kepala Sub Seksi tematik dan Potensi Tanah Sidiq Isnanto, ST serta staf dan karyawan/karyawati lain.

Jumlah personil yang terdapat di Kantor Badan Pertanahan Nasional Samarinda kurang lebih sebanyak 80 orang yang terdiri dari :

1. Kepala Kantor = 1 orang 2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha = 1 orang 3. Kepala Urusan = 2 orang

4. Kepala Seksi = 5 orang

5. Kepala Sub Seksi = 12 orang 6. Karyawan/staff = 59 orang

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini kami laksanakan di Kantor Badan Pertanahan Nasional Samarinda, Kecamatan Samarinda Kota. Kegiatan PKL di Kantor Badan Pertanahan Nasional dilaksanakan selama 2 bulanterhitung mulai tanggal 04 Maret 2013 – 3 Mei 2013.

(20)

2

Tabel 1.Rekapitulasi Hasil Kegiatan PKL di Kantor Badan Pertanahan Nasional Samarinda.

No Jenis Kegiatan Tanggal Lokasi Keterangan

1 Pengenalan Alat dan Software 04/03/2013 Kantor Mengenal alat ukur yang digunakan dan

softwarenya.

2 Standarisasi Peta Loa Buah 05/03/2013 Kantor Pemberian NIB (Nomor Induk Bidang) (Praktik)

3 Standarisasi Peta Perumahan

Lempake 06/03/2013 Kantor Pemberian NIB (Nomor Induk Bidang) (Praktik)

4 Standarisasi Peta Daerah

Sempaja Utara 07/03/2013 Kantor Pemberian NIB (Nomor Induk Bidang) (Praktik)

5 Standarisasi Peta Sei Siring 08/03/2013 Kantor Pemberian NIB (Nomor Induk Bidang) (Praktik)

6 Pengembalian Batas 11 dan

15/03/2013 Sei Pinang Dalam

Mengukur 4 titik/patok yang ditunjukkan oleh pemilik tanah (Praktik)

7 Penjahitan Sertipikat/Buku Tanah

19, 08, 17, 18, 22 dan 25/03/2013

Kantor Menjahit Buku Tanah (Praktik)

8 Digitasi Peta Daerah Kampung

Jawa 20/03/213 Kantor Memperbaiki data yang sudah ada (Praktik)

9 Pengecekan Batas Tanah 21/03/2013 Jl.

Gerilya

Mengecek atau melihat batas pemilik tanah (Praktik)

10 Digitalisasi Peta Bidang 22/03/2013 Kantor Memasukkan data ke Excell (Praktik)

11 Pengembalian Batas Tanah 25 dan 28 /

03/2013

Jl. Gerilya

Mengukur kembali batas yang sudah ada (Praktik)

12 Penjahitan Sertipikat/Buku Tanah

PT. Bangun Pratama Kaltim Abadi 29/04/2013 Kantor Menjahit Buku Tanah (Praktik)

13 Pemisahan / Pemecahan Tanah 01/04/2013 Sei Pinang Dalam

Pembagian tanah (Praktik)

14 Penghitungan Angka Nominal

Pada Buku Pertanahan 02/04/2013 Kantor Total perhitungan tanah per bulan (Praktik)

15 Pengukuran Tanah 04/04/2013 Harapan

Baru

Mengukur kembali tanah pemilik yang sudah ada (Praktik)

16 Manual Input NIB (Nomor Induk Bidang)

05, 12 dan

23/04/2013 Kantor

Memasukkan NIB ke dalam buku tanah sesuai dengan urutannya (Praktik)

17 Penjahitan Sertipikat/Buku Tanah 08/04/2013 Kantor Menjahit Buku Tanah (Praktik)

18 Pemisahan buku sertipikat dan surat ukur

09 – 11

/04/2013 Kantor

Memisahkan antara buku sertipikat dan surat ukur (Praktik)

19 Penjahitan Sertipikat/Buku Tanah PT Diyatama Persada Raya

15dan16

/04/2013 Kantor Menjahit Buku Tanah (Praktik)

20 Standarisasi Peta Kelurahan

Bugis 19/04/2013 Kantor Pemberian NIB (Nomor Induk Bidang) (Praktik)

21 Penjahitan Sertipikat/Buku Tanah 22 dan 25

/04/2013 Kantor Menjahit Buku Tanah (Praktik)

22 Pemindahan Data Pada Buku

Kendali 24/04/2013 Kantor

Memindahkan data tanah untuk dimasukkan ke dalam buku kendali tanah (Praktik)

23 Pemisahan buku sertipikat dan

surat ukur 26/04/2013 Kantor

Memisahkan antara buku sertipikat dan surat ukur (Praktik)

(21)

2

BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

A. Peninjauan Langsung ke Lapangan

1. Tujuan kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meninjau atau melihat langsung situasi atau kondisi di lapangan sebelum dimulainya pengukuran. Pengukuran kali ini dilakukan di Kelurahan Sei Pinang Dalam. Dengan luas kurang lebih 100m2 yang masih dalam bentuk tanah.

2. Dasar teori

Peninjauan adalah proses atau suatu kegiatan langsung untuk melihat kondisi di lapangan agar dapat diketahui medan seperti apa yang ada di lapangan yang nantinya menjadi obyek pengukuran.

3. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah berupa alat transportasi. 4. Prosedur kerja

a. Menyiapkan sketsa areal yang akan diukur. b. Melakukan peninjauan ke lapangan.

5. Hasil yang dicapai

Setelah diadakan peninjauan langsung ke lapangan di beberapa daerah termasuk di Kelurahan Sei Pinang Dalam kita dapat mengetahui kondisi di lapangan dan medan yang akan di ukur. Kondisi jalannya banyak yang masih berlubang dan rusak parah. Lokasi pengukuran di Jl. Gerilya yang luasnya kurang lebih 100m2 ini memakan waktu sekitar 3 jam dimulai dari pukul 09.00 sampai 12.00 WITA.

(22)

2

Gambar 1. Peninjauan Langsung ke Lapangan

6. Pembahasan

Peninjauan lapangan ini mempermudah untuk merencanakan pengukuran sebelum dilakukannya pengukuran. Peninjauan ini diikuti oleh beberapa orang yang berkepentingan seperti juru ukur, pemilik tanah, RT/RW setempat, para saksi atau warga pemilik tanah yang tanahnya berbatasan langsung dengan pemilik tanah yang akan diukur. B. Pengukuran Bidang Tanah

1. Tujuan kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui luas bidang tanah milik perorangan untuk kemudian dibuatkan sertipikat tanah. 2. Dasar Teori

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran bidang tanah ini dilakukan untuk mengetahui luas tanah yang akan diukur tersebut.Pengukuran bidang tanah dapat dilakukan secara terestrial.

(23)

2

Pengukuran terestris adalah pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolite berikut perlengkapannya seperti: pita ukur, rambu ukur, electronic distance measurement (EDM), GPS receiver, dan lain sebagainya.

3. Alat dan Bahan

Kegiatan pengukuran ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut :

a.

GPS, Theodolite atau Total Station sesuai keadaan permintaan pemilik tanah.

b. Tally sheet untuk mencatat hasil data pengukuran. 4. Prosedur Kerja

Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut : a. Menentukanpatok atau titik awal.

b. Kemudian meletakkan alat ukur dan dilakukan penyetingan. c. Melakukan pengukuran.

d. Mencatat hasil pengukuran. 5. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai berupa data pengukuran lapangan yang luasnya kurang lebih 100m2. Pengukuran ini memakan waktu 3 jam dimulai dari pukul 09.00 sampai 12.00 WITA. Kemudian setelah data diperoleh langsung dihitung untuk kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi khusus yang terdapat di dalam komputer.

6. Pembahasan

Kepastian batas areal/tanah yang akan diukur merupakan suatu keharusan. Batas-batas areal/tanah yang akurat akan mempengaruhi

(24)

2

juga hasil pengukuran yang dilakukan. Batas areal/tanah yang pasti akan menjamin pula keakuratan hasil.

C. Pengolahan Data Ukur 1. Tujuan kegiatan

Pengolahan data dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data x dan y dari hasil perhitungan melalui Microsoft Office Excel, yang nantinya akan dijadikan dasar dalam pembuatan buku sertipikat tanah. 2. Dasar teori

Pengolahan data ukur adalah suatu kegiatan membuat atau menghitung data dari lapangan yang telah diukur. Memasukkan data hasil pengukuran lapangan adalah langkah awal dalam proses pembuatan sertipikat tanah.

3. Alat dan bahan

Kegiatan pengolahan data menggunakan alat dan bahan sebagai berikut : a. Data hasil pengukuran.

b. Perangkat lunak dan perangkat keras komputer. 4. Prosedur kerja

Prosedur kerja kegiatan pengolahan data ukur adalah sebagai berikut : a. Persiapan alat dan bahan

b. Data hasil pengukuran lapangan berupa azimuth dan jarak lapangyang dimasukkan ke dalam Microsoft Office Excel.

5. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai berupa laporan atau informasi yang terdapat dalam buku sertipikat. Memasukkan data ke dalam komputer dengan menggunakan software atau aplikasi tertentu. Kegiatan ini dilakukan oleh

(25)

2

staf Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan Badan Pertanahan Nasional Samarinda.

6. Pembahasan

Pada kegiatan pengolah data ukur ini hasil ukur dari lapangan dijadikan sebagai acuan dalam proses pembuatan sertipikat guna melengkapi data-data tersebut.

D. Hasil Produksi Sertipikat Tanah 1. Tujuan kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk membuat dokumen berupa buku sertipikat tanah.

2. Dasar teori

Hasil produksi adalah barang jadi yang sudah melalui proses atau tahapan tertentu. Hasil produksi yang tak lain buku sertipikat tanah ini berisi nama pemilik tanah, luas tanah, juru ukur, tanggal ukur dan NIB (Nomor Induk Bidang) dan lain sebagainya.

3. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penyertipikatan tanah adalah sebagai berikut :

a. Data tanah yang meliputi nama pemilik tanah, luas tanah, juru ukur, tanggal pengukuran, dan NIB (Nomor Induk Bangunan).

b. Kertas khusus untuk percetakan buku sertipikat. c. Perangkat keras dan perangkat lunak komputer. 4. Prosedur kerja

(26)

2

a. Membaca secara detail dan teliti berkas atau data yang akan dibuat sertipikat.

b. Memasukkan data atau berkas tanah ke dalam komputer dengan aplikasi tersendiri. Kegiatan ini dilakukan oleh petugas pencetakan yang ada di Kantor Badan Pertanahan Nasional Samarinda.

c. Setelah dimasukkan kemudian dicetak.

d. Hasil penyetakan kemudian dipisah dan dijahit. 5. Hasil yang dicapai

Hasil dari produksi ini berupa buku sertipikat.

Gambar 2. Sertipikat 6. Pembahasan

Kegiatan pemisahan dan penjahitan perlu dilakukan agar antara sertipikat, buku tanah dan surat ukur tidalsoling bercampur pada saat penjahitan. Isi dari pada sertipikat dan buku tanah tersebut memiliki kesamaan antara lain terdapat nama pemilik tanah, luas tanah, nomor

(27)

2

surat ukur, NIB (Nomor Induk Bangunan), tanggl ukur, nomor peta bidang, nama kota, kecamatan dan provinsi, tanda tangan kepala kantor dan kepala seksi survei, pengukuran dan pemetaan.

Sedangkan pada surat ukur terdapat nama kota, kecamatan, kelurahan, provinsi, keadaan tanah, luas tanah dan terakhir terdapat juru ukur.

(28)

2

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama dua bulan yang dilakukan di Kantor Badan Pertanahan Nasional Samarinda dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa :

1. Kegiatan yang dilakukan meliputi peninjauan langsung ke lapangan, pengukuran bidang tanah, pengolahan data, dan hasil produksi.

2. Cara melakukan pengukuran dan penggunaan alat di Kantor Badan Pertanahan Nasional Samarinda dengan menggunakan alat Theodolite dan GPS kurang lebih sama dengan yang diterapkan dikampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

B. Saran

Mengingat bahwa kegiatan PKL ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa oleh karena itu Penulis menyarankan kepada pihak Kantor Badan Pertanahan Nasional Samarinda agar mahasiswa yang mengikuti PKL di masa yang akan datang diikutsertakan dalam kegiatan pengukuran di lapangan sehingga mendapat pengalaman yang lebih banyak dan tidak hanya di kantor saja tetapi juga aplikasi ilmu langsung di lapangan.

Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini sangat bermanfaat dan penting bagi mahasiswa/i sehingga kami perlu menambahkan saran bagi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas demi meraih kinerja yang professional dimasa mendatang agar :

(29)

2

1. Mengadakan kerjasama dengan pihak perusahaan atau instansi terkait baik pihak swasta maupun negeri bukan hanya hubungan sebagai tempat pelaksanaan PKL, namun lebih mengarah kepada hubungan kerja.

2. Meningkatkan kinerja mahasiswa dalam penggunaan alat di lapangan agar mahasiswa tersebut mampu menguasai alat yang digunakan.

(30)

2

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Nasional

Samarinda, Kalimantan Timur.

Anonim, 2009.

Badan Pertanahan Nasional

Samarindahttp://www.bpn.go.id/tentangbpn.aspx(11 Mei

2013)

Anonim, 2009.Badan Pertanahan Nasional

(31)

(32)
(33)
(34)

Gambar

Tabel  1.Rekapitulasi Hasil  Kegiatan PKL di  Kantor Badan Pertanahan Nasional    Samarinda

Referensi

Dokumen terkait

Faktor internal, yaitu keseriusan para pegawai Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah khususnya Deputi bidang Pengkajian dan Penanganan

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor

Unit kerja di lingkungan Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan

Menyelesaikan Proses Peralihan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai).. Medan,

Bahwa dalam rangka menjaring Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) yang potensial, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Banten memberi

Jangan Plagiat.. ANALISIS PELAYANAN ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN PACITAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1)

Kegiatan yang dilaksanakan Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur meliputi kegiatan pengukuran survei pemetaan tematik untuk menampikan hasil peta yang lebih jelas.

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2020 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH BADAN