• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II.1 Tinjauan Pustaka

Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman buah daerah tropis dan dapat juga tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan 1.000-2.000 mm/tahun dan pada suhu 23-280C di siang hari. Tanaman jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan derajat keasaman (pH) 4,5-8,2 dan pada ketinggian 5-1.200 m dpl. Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencakokan dan okulasi, dan dapat juga dengan menanam biji secara lansung. Tanaman dari biji biasanya berbuah 2-3 kali setahun. Tanaman dari okulasi dan cangkok dapat berbuah tiap bulan (Anonimus, 2010).

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jambu biji diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Psidium

(2)

Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencangkokan dan okulasi, walaupun dapat juga dilakukan dengan cara menanam biji secara langsung. Benih yang diambil biasanya dipilih dari benih-benih yang disukai oleh masyarakat konsumen yang merupakan bibit unggulan seperti jambu bangkok. Bibit yang baik antara lain yang berasal dari: buah yang sudah cukup tua, buahnya tidak jatuh sampai pecah,

Pembukaan lahan tanah yang akan dipergunakan untuk kebun jambu biji dikerjakan semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak dan rerumputan dibuang, dan benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak atau dicangkul dalam, dengan mempertimbangkan bibit yang mau ditanam. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam (30 cm), tetapi bila hasil okulasi perlu pengolahan yang cukup dalam (50 cm). Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1m dan ke dalam disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yang kurang lancar. Tanah yang kurang humus/ tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yang dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting dan dedaunan

Dalam pemeliharaan tanaman, meskipun penanaman jambu biji mampu tumbuh dan menghasilkan tanpa perlu diperhatikan keadaan tanah dan cuaca yang mempengaruhinya, tetapi akan lebih baik apabila keberadaannya diperhatikan, karena tanaman yang diperhatikan dengan baik akan memberikan imbalan hasil (produksi) yang memuaskan. Tanaman yang diperhatikan keadaan tanah dan cuaca akan menghasilkan mutu yang lebih baik dan produksi buah yang lebih banyak. Sehingga keuntungan yang diperoleh pasti juga akan lebih besar dari yang tidak diperhatikan.

(3)

Pemupukan untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan: Pada tahun 0-1 umur penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 40 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 gram ZK dengan cara ditaburkan disekeliling pohon atau dengan jalan menggali di sekeliling pohon sedalam 30 cm dan lebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya. Tanaman bisa berbuah 2 kali setahun. Pemupukan tanaman umur 1-3 tahun, setelah tanaman berbuah 2 kali. Pemupukan dilakukan dengan NPK 250 gram/pohon, dan TSP 250 gram/pohon, dan seterusnya cara seperti ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan TSP dan NPK dengan takaran sama. Pemupukan tanaman umur 3 tahun keatas, kalau pertumbuhan tanaman kurang sempurna, terutama terlihat pada pertumbuhan tuas hasil pemangkasan raning, berarti selain TSP dan NPK dengan ukuran yang sama tanaman memerlukan pupuk kandang sebanyak 2 kaleng minyak per pohon (Yusticia, 2009).

Meskipun jambu biji asal kabupaten Deli serdang, Sumatera Utara, mulai eksis di pasar lokal, namun komoditas yang satu ini belum mampu bersaing dengan Thailand yang memiliki kualitas jambu biji yang sangat digemari pasar ekspor. Kualitas jambu biji Sumatera Utara belum dapat bersaing, baik dari segi kemulusan maupun dari segi ukuran atau bobot buah, begitu juga terhadap rasa. Inilah yang harus dibenahi agar jambu biji daerah ini bisa menembus pasar ekspor, seperti Singapura dan Malaysia. Dari segi bobot misalnya, petani Thailand mampu memproduksi jambu biji seberat 600-700 gram per buah. Sementara petani Sumatera Utara rata-rata baru bisa menghasilkan 350 gram per buah.

(4)

Sedangkan pasar ekspor sendiri mengiginkan bobot yang besar seperti yang diproduksi petani Thailand, karena pada umumnya semakin besar buah maka rasanya pun akan semakin manis. (Anonimus, 2003).

II.2 Landasan Teori

Kegiatan analisis finansial dapat dikelompokkan dalam tiga kegiatan utama yaitu: 1) membuat seluruh rekap penerimaan yang dihasilkan dari hasil kajian aspek-aspek usaha, apakah termasuk penerimaan utama maupun penerimaan lain sebagai akibat dari kegiatan usaha; 2) membuat rekap dari semua biaya yang juga sudah dihasilkan atau diputuskan pada saat menganalisis aspek-aspek usaha dalam studi kelayakan usaha; 3) menguji apakah aliran arus kas masuk yang dihasilkan oleh usaha atau proyek ini layak berdasarkan kriteria finansial yang ada (Sofyan, 2004).

Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Barangkali ukuran yang sangat berguna untuk menilai penampilan usahatani kecil adalah penghasilan bersih usahatani. Angka ini diperoleh dari pendapatan bersih usahatani dengan mengurangkan bunga yang dibayarkan kepada modal pinjaman. Ukuran ini menggambarkan penghasilan yang diperoleh dari usahatani untuk keperluan keluarga dan merupakan imbalan terhadap semua sumberdaya milik keluarga yang dipakai dalam usahatani (Soekartawi dkk, 1986).

Penyusutan merupakan bagian dari biaya yang harus dihitung untuk memperoleh pendapatan bersih usahatani. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), yaitu pembagian nilai

(5)

awal setelah dikurangi nilai akhir oleh waktu pemakaian (expected life) (Prawirokusumo, 1990).

Analsis kriteria investasi adalah mengadakan perhitungan mengenai

feasible atau tidaknya usaha yang dikembangkan dilihat dari segi investasi.

Analisis ini sangat diperlukan apabila usaha yang direncanakan dalam bentuk jenis kegiatan produksi, sekurang-kurangnya dilihat dari segi Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), maupun Net Benefit Cost Ratio (Net B/C). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah perkiraan investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, serta perkiraan pendapatan. (Ibrahim, 1997).

Net Present Value (NPV) atau nilai besih sekarang merupakan

perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital

outlays) selama umur investasi. Selisih antara kedua PV tersebut yang dikenal

dengan Net Present Value (NPV). Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung dari cash flow perusahaan selama umur investasi tertentu( Kasmir dan Jakfar, 2003).

Analisis NPV ini sangat penting dilakukan terutama untuk usaha yang sifatnya jangka panjang sehingga mempertimbangkan nilai uang oleh waktu. Suatu investasi yang ditanamkan dengan selang waktu tertentu, maka uang yang ditanam itu jumlahnya akan membesar pada saat uang itu diambil pada akhir selang penanaman. Hal ini menunjukkan bahwa waktu dan suku bunga berpengaruh terhadap jumlah yang diterima pada akhir selang waktu dari hasil penanaman awal. Suku bunga diadakan untuk menyesuaikan nilai uang yang ditanamkan pada awal selang waktu tertentu dengan nilai setelah penanaman.

(6)

Dengan demikian, sejumlah uang pada saat ini tidak sama nilainya dengan uang pada jumlah yang sama jika dimiliki pada saat yang akan datang (Khotimah, dkk, 2002).

Internal Rate of Return adalah discount rate yang menyamakan nilai

sekarang (present value) dari arus kas masuk dan nilai investasi usaha. Dengan kata lain, IRR adalah discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Jika biaya modal suatu usaha lebih besar dari IRR, maka NPV menjadi negatif, sehingga usaha tersebut tidak layak untuk diambil ( Kasmir dan Jakfar, 2003).

Benefit cost ratio lebih besar dari 1 (satu) berarti manfaat (benefit) lebih

besar dari biaya (cost) yang digunakan untuk memperoleh benefit itu. Bukan hanya sekedar benefit lebih besar dari biaya, tetapi B/C ratio lebih besar dari satu sehingga benefit dapat menutupi selain dari biaya juga dapat mengembalikan (repayment) investasi. Bukan hanya sekedar dapat menutupi biaya dan pengembalian investasi, tetapi benefit juga harus dapat memberikan keuntungan (profit) bagi perusahaan (Radiks, 1997).

Benefit cost ratio (BCR) adalah perbandingan antara present value

manfaat dengan present value biaya. Dengan demikian benefit cost ratio menunjukkan manfaat yang diperoleh setiap penambahan 1 rupiah pengeluaran. BCR akan menggambarkan keuntungan dan layak dilaksanakan jika mempunyai BCR>1. Apabila BCR=1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi, sehingga terserah kepada penilai pengambil keputusan dilaksanakan atau tidak. Apabila BCR<1 maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan (Gittinger, 1986).

(7)

II.3 Kerangka Pemikiran

Perkebunan jambu biji rakyat di Deli Serdang semakin berkurang dewasa ini. Hal ini disebabkan karena adanya serangan hama dan penyakit dan harga komoditas jambu biji yang rendah. Input-input yang digunakan oleh petani jambu biji harus digunakan secara efektif dan efisien, karena input ini merupakan biaya yang nantinya akan mempengaruhi pendapatan petani. Dalam menggunakan input, petani biasanya dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonominya.

Faktor ekonomi petani seperti pendapatan diluar usahatani, curahan tenaga kerja, modal dan luas lahan akan mempengaruhi petani dalam hal membuat keputusan mengenai apakah dia bertani sebagai cara hidup atau untuk memperoleh keuntungan. Jika petani jambu biji mengusahakan usahatani jambu bijinya hanya sebagai cara hidup maka dia tidak akan terlalu memikirkan bagaimana mengembangkan usahataninya sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi yang nantinya akan memberikan keuntungan bagi dirinya. Petani ini hanya mengusahakan usahataninya secara sederhana, asalkan dia dapat menutupi kebutuhan hidupnya maka dia tidak akan berusaha untuk mengembangkan usahataninya. Namun, jika petani ingin memperoleh keuntungan maka dia akan berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas dari usaha tani jambu bijinya.

Petani jambu biji memperoleh pendapatan bersih dari hasil penerimaan penjualan jambu biji dikurangi semua biaya yang dikeluarkan selama berusahatani jambu biji. Dari hasil pendapatan bersih petani ini, akan dianalisis kelayakan usahatani jambu biji miliknya. Setelah analisis dilakukan maka dapat didefinisikan apakah usahatani jambu biji di daerah penelitian layak atau tidak

(8)

diusahakan. Usahatani jambu biji dikatakan layak apabila usahatani ini dapat mencerminkan kesejahteraan hidup petani jambu biji dan keluarganya.

Dalam penilaian kelayakan usaha maka ada beberapa komponen yang harus dilihat yaitu biaya produksi, pendapatan, serta analisis finansial (NPV, IRR,

NET B/C). Dengan menganalisa beberapa komponen ini, maka dapat diketahui

bahwa secara finansial apakah usaha jambu biji di daerah penelitian layak untuk dikembangkan.

(9)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Pengaruh Hubungan

II.4 Hipotesis Penelitian

1. Tingkat pendapatan petani jambu biji di daerah penelitian menguntungkan 2. Usahatani jambu biji di daerah penelitian layak diusahakan dari segi analisis

finansial

Petani Jambu Biji

Usahatani Jambu Biji

Produksi

Penerimaan

Harga Biaya yang dikeluarkan :

• Bibit • Pupuk • Obat-obatan • Tenaga kerja Pendapatan Biaya Produksi Analisis Finansial 1. Net B/C 2. NPV

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Pada makalah ini dipaparkan metode yang digunakan dalam menentukan nilai kemampuan ukur terbaik untuk pengukuran aktivitas sumber berbentuk titik menggunakan perangkat

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang mengenai Teknik Pembesaran Abalon (Haliotis squamata) dengan Metode Keramba Jaring Apung di Balai

BEBAN PENYUSUTAN PERIODE

Waktu Saudara melayani orang lain, menolong orang lain, kalau itu adalah ekspresi ucapan syukur, maka akan sangat berbeda dengan kalau Saudara merasa sudah

Bentuk ragam hias fauna memiliki keindahan dan keunikan yang sama dengan ragam hias flora. Jenis fauna yang biasa diambil sebagai objek gambar ragam hias, yaitu

Untuk mencapai indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Dinas Kehutanan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015,

Berbeda halnya dengan konsep kompensasi yang setara, persoalan harga yang adil muncul ketika menghadapi harga yang sebenarnya, pembelian dan pertukaran barang,

(3) Komponen tarif rawat jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk obat-obatan, tindakan medik, tindakan medik gigi, penunjang medik, keperawatan,