• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) Menggunakan Leap Motion Controller dan Algoritma Data Mining Naïve Bayes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengenalan Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) Menggunakan Leap Motion Controller dan Algoritma Data Mining Naïve Bayes"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pengenalan Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) Menggunakan

Leap Motion Controller dan Algoritma Data Mining Naïve

Bayes

Ridwan

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ridwaneinstein@uin-alauddin.ac.id

AbstrakGesture Recognition adalah topik dalam ilmu komputer dan teknologi bahasa dengan tujuan menafsirkan gerakan manusia melalui algoritma matematika. Dalam hal ini dapat digunakan sebagai media penerjemah bagi penyandang tunarungu untuk berkomunikasi. Hambatan utama dari penyandang tunarungu saait ini sulitnya berkomunikasi dengan masyarakat normal, hal itu terjadi karena tidak adanya pembelajaran wajib pada jenjang pendidikan bagi masyarakat normal untuk bahasa isyarat. Metode pada penelitian ini yaitu menggunakan algoritma naive bayesn untuk mengklasifikasikan huruf alfabet bahasa isyarat menggunakan fitur yang berasal dari data Leap Motion Controller.

Keywords: Sign Language, Naïve Bayesn, Leap Motion Controller.

1. Introduction

Bahasa isyarat adalah salah satu media komunikasi utama bagi para penderita tuna-rungu di seluruh dunia. Pengguna bahasa isyarat di seluruh dunia cukup banyak. Setiap negara bahkan setiap daerah mempunyai bahasa isyarat masing-masing yang berbeda. Di satu sisi jumlah masyarakat umum yang mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa isyarat sangat terbatas. Masalah akan muncul ketika penderita tuna-runguatau tuna-wicara ingin berkomunikasi dengan orang normal yang tidak mengerti bahasa isyarat. Bagi orang yang dapat mendengar, mereka dapat mempelajari dan memahami bahasa tulis sebagai representasi bahasa lisan dengan menggunakan tulisan untuk menyandikan fonem. Namun bagi penderita tuna-rungu, korespondensi ini tidak dapat dilakukan, karena tulisan hanya terlihat sebagai suatu simbol tanpa makna. Maka dari itu penderita tuna-rungu

mempunyai kesulitan besar dalam

membaca dan menulis karena pada kenyataannya tidak ada korenspondensi langsung antara bahasa alami mereka (bahasa isyarat) dengan bahasa tulisan.

Kesulitan dalam berkomunikasi akan berpengaruh pada kehidupan dan hubungan interpersonal dalam komunitas tuna-rungu. Kesulitan dalam berkomunikasi antara penderita tuna-rungu dengan orang yang dapat mendengar dapat membawa permasalahan dalam proses integrasi penderita tuna-rungu ke dalam masyarakat luas. Tentu saja permasalahan ini perlu dicari solusi agar proses komunikasi dengan orang yang normal dapat dilakukan secara

lancar, yang pada akhirnya akan

meningkatkan hubungan yang harmonis antar komponen masyarakat. sehingga kebutuhan akan suatu penerjemah dari bahasa isyarat ke dalam bahasa tulisan menjadi sangat besar [1]. Penerjemah bahasa isyarat ini akan dapat digunakan untuk membantu proses komunikasi antara masyarakat umum dengan masyarakat penderita tuna-rungu, meskipun hal ini masih sulit diwujudkan karena terbatasnya ketersediaan alat penerjemah dan besarnya variasi bahasa isyarat di dunia [2].

Adapun penelitian sebelumnya oleh Ching-Hua Chuan et al [3], American Sign Language Recognition Using Leap Motion Sensor menggunakan metode k-nearest neighbour (kNN) dan Support

(2)

Vektor Machine (SVM) untuk mengenali 26 huruf alphabet Inggris dalam bahasa isyarat Amerika (American Sign Language) yang menghasilkan rata-rata keakuratan klasifikasi untuk metode kNN adalah 72,78% dan metode SVM 79,83%. Pengenalan bahasa isyarat Amerika huruf E, K, M, N, O, R, T, X kurang akurat dengan metode k-NN, sedangkan untuk metode SVM huruf A, E, K, M, N, O, T. Mohandes M et al [4], Arabic Sign Language Recognition Using Leap Motion Sensor menggunakan metode Multilayer Perception (MLP) neural network untuk mengenali 50 kata bahasa isyarat arab menghasilkan keakuratan rata-rata 88%.

Data bahasa isyarat yang diambil

menggunakan 4 orang yang berbeda, dua set bahasa isyarat dari dua orang yang berbeda dijadikan data training, dan dua orang yang lain di gunakan untuke testing. Abidatul I dan Nanik S [5] menggunakan metode GFD and KNN dengan media web cam dengan judul Translation Of Sign Language Using Generic Fourier Descriptor And Nearest Neighbour menghasilkan

keakuratan rata-rata 81,39% dalam

pencocokan polanya. Endang S dan Mohammad I [6] dalam jurnalnya dengan judul Recognition System of Indonesia Sign Language based on Sensor and Artificial Neural Network algoritma yang

digunakan ANMBP (Adaptive

neighborhood based modified dengan alat

Flex sensor dan accelerometer

menghasilkan keakuratan rata-rata 91,60%. Marin et al [7] menyelidiki kinerja Leap Sensor dengan melatih SVM Classifier untuk mengenali 10 tanda statik yang berbeda dengan jumlah sampel 1.400 mampu mencapai akurasi rata-rata 80% dan juga penelitian berfokus pada tantangan yang mencakup fitur untuk memasukkan isyarat isyarat yang akurat, dan berpendapat

mengenai cara normalisasi untuk

mengakomodasi sistem yang handal bagi pengguna dengan berbeda ukuran tangan.

Melalui latar belakang dan permasalahan di atas. Sehingga, dibutuhkan suatu sistem otomatis yang berguna sebagai media penerjemah dari bahasa isyarat ke dalam bahasa tulisan. Adapun Penelitian ini berbasis sensor dengan menggunakan Leap

Motion Controller (LMC) dan

memfokuskan pada huruf statis alphabet bahasa isyarat Indonesia (SIBI) melalui algoritma klasifikasi Naïve Bayesn.

2. Research Method

2.1. Leap Motion Controller

Leap Motion Controller (LMC) adalah alat berukuran kecil yang berbasis perangkat USB yang dapat memungkinkan

seorang pengguna komputer untuk

mengontrol atau bermain komputer

menggunakan gerakan. Leap Motion Controller menangkap dari gerakan tangan dan gerakan jari kita secara independen, serta benda-benda seperti pena. Bahkan, Leap Motion 200x lebih sensitif daripada teknologi sentuhan bebas pada produk dan teknologi yang ada saat ini. Leap motion controller mendeteksi dan mengikuti jejak/arah dari tangan, jari dan benda mirip dengan jari melaporkan nilai diskrit posisi dan gerakan/isyarat.

Leap motion controller

beroperasi/bekerja perkiraan mendekati 200 frame perdetik. Figure 1 Bidang pandang sekitar 150 derajat. Jarak efektif Pengontrol Leap Motion sekitar 25-600 milimeter di atas perangkat (1 inci sampai 2 kaki) [8]. Proses deteksi dan pelacakan akan bekerja dengan sangat baik dengan syarat perangkat controller bersih, memiliki pandangan siluet objek dengan kontras yang tinggi. Perangkat lunak leap motion sensor mengkombinasikan data sensor dengan model internal dari tangan manusia untuk membantu mengatasi proses pelacakan pada kondisi menantang (pelacakan objek menantang yang dimaksud mungkin adalah objek masih samar atau sulit untuk ditrack tanpa model atau alat bantu) [9].

(3)

Figure 1. Leap Motion Controller

right-handed coordinate system

Perangkat leap motion sensor controller disertai dengan dukungan API oleh penyedia [10]. Melalui API data tangan dan jari dapat dikirim kepada orang

yang membuat program untuk

menggunakan sensor sebagai alat antar muka alternative komputer. Tabel 1 menampilkan daftar fitur dari tangan dan jari yang diperoleh dari API dalam penelitian ini. Fitur dari telapak tangan normal (vector satuan arah), posisi (posisi tengah telapak tangan), dan kecepatan

(dalam millimeter perdetik). API LMS juga

telah menangani Analisis gambar di balik layar, hal ini mengurangi pengembang dari tugas rumit untuk mengekstrak fitur dari

data masukan mentah. Hal ini

memungkinkan peneliti untuk lebih fokus pada Seleksi fitur, bukan ekstraksi, dan hasil akurasi penerapan mesin pembelajaran untuk klasifikasi tanda/isyarat yang berbeda.

Table 1. Features obtained from the API

PALM FINGERS

Name Type Name Fingers

Ha nd Fe at ur es *

Normal vector Direction vector

Position vector Length in mm

Velocity vector in mm/sec Tip position vector Confidence a float in [0, 1] Tip velocity mm/sec Pinch strength a float in [0, 1] Dip position vector Grab strength a float in [0, 1] Pip position vector Sphere center vector Mcp position vector Sphere radius In mm

2.2. Naïve Bayesn Classifier

Naïve bayes [11] merupakan salah satu metode machine learning yang

menggunakan konsep probabilitas. Metode

ini melakukan klasifikasi dengan

menghitung nilai probabilitas P(a|b), yaitu probabilitas kelas a jika diketahui suatu b, berdasarkan teorema bayes. Klasifikasi dapat dilakukan untuk menentukan suatu kelas a Є A dari suatu dokumen b Є B dengan A = { a1, a2, …., ap } dan B = { b1,

b2, …., bq }. Penentuan kelas dalam

klasifikasi dokumen tersebut dilakukan dengan cara memilih nilai maksimum dari P(a|b) dari distribusi probabilitas P = {p(a|b) | a Є A dan b Є B }. Suatu dokumen b ke i dapat direpresentasikan sebagai vector dari nilai-nilai fitur yang ada pada dokumen tersebut sehingga b = [ fil, fi2, ….,

fin ]. Nilai dari elemen vector merupakan

nilai untuk fitur fj pada himpunan fitur F =

{ f1, f2, …., fn } dengan fij adalah nilai dari

fitur j pada dokumen b ke i. berdasarkan

teorema bayes perhitungan nilai

probabilitas P(a|b) dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan.

𝑃 𝑎 𝑏 =! ! ! ! !

! !

Dengan P(b|a) merupakan nilai probabilitas dari kemunculan dokumen b pada kelas a, P(a) merupakan nilai probabilitas kemunculan kelas a dan P(b) merupakan nilai probabilitas kemunculan dokumen b.

2.3. Feature Extraction

Teknik pencocokan sekarang akan

didukung oleh algoritma mesin

pembelajaran. Menerapkan pendekatan

matematis untuk klasifikasi,

memungkinkan seseorang untuk

menyimpan data numerik dari model kerangka LMC. Hal ini kemudian mengurangi kebutuhan discretization nilai dan masalah yang potensial muncul, di samping memberikan pendekatan statistik

untuk menetapkan tingkat toleransi

kesalahan. Mengekstrak data yang relevan

sangat penting untuk memecahkan

permasalahan mesin pembelajaran.

Mengumpulkan sejumlah informasi dan kelas yang tidak mencukupi mungkin tidak dapat dibedakan. Melakukan sebaliknya

dan algoritma pembelajaran dapat

(4)

membedakan input dengan fitur yang sama sekali berbeda [12], yang menyebabkan hasil yang salah.

Dalam upaya awal untuk

menciptakan perangkat lunak pengenalan isyarat, dengan menggunakan analisis video, tantangan utama bukanlah fitur yang harus dikemukakan, namun ekstraksi itu sendiri [13]. Namun, dalam kasus Leap Motion, API menyediakan kerangka kerja (framework) dengan model kerangka (skeleton) untuk masing-masing tangan, dan mengurangi pengembang individual dari tugas berat untuk menganalisis gambar IR untuk mendapatkan informasi yang relevan.

Setiap obyek tangan dibangun dari jari dan obyek telapak tangan, dan masing-masing jari terbentuk oleh satu set tulang.

Figure 2 Setiap objek memiliki vektor 3

dimensi yang sesuai, merujuk arah dan posisinya pada ruang euclidian dalam tampilan sensor. Fitur pertama yang akan diekstraksi adalah koordinat 3D dari posisi tengah masing-masing jari distal phalange, tulang paling atas, untuk mewakili ujung setiap jari. Hanya lekukan jari dan pitch yang awalnya dikumpulkan, membuat sistem mengabaikan terhadap semua isyarat/tanda dengan berbagai ruang

interstisial, yang ditegaskan dengan

mengumpulkan ketiga koordinat per jari. Namun, karena semua koordinat relatif terhadap sensor, posisinya tergantung pada jangkauan pandang sensor sesuai penempatan tangan. Sebagai persyaratan

implementasi pertama, SLI perlu

mengabaikan terhadap posisi sensor relatif.

Oleh karena itu, untuk melatih

pengklasifikasi untuk mengenali tanda-tanda yang terlepas dari posisinya di ruang sensor, Figure 3 setiap koordinat jari

dinormalisasi dengan mengurangkan

koordinat pusat telapak tangan sebagai origo.

Figure 2. Output 3D LMC Figure 3.

Normalisasi 2.4. Data Acquisition

Terdapat twenty-four huruf

alphabet bahasa isyarat Indonesia (SIBI) yang digunakan pada penelitian ini statis seperti yang ditunjukkan pada Figure 4. Adapun jumlah data latih yang digunakan berjumlah total 720 sampel yang berasal dari 30 sampel untuk setiap kelas huruf dari 24 huruf Alfabet yang bersumber dari 3 tangan kanan responden yang berbeda dimana setiap responden membuat 10 data latih. Perlu dicatat bahwa huruf alphabet bahasa isyarat Indonesia yang digunakan bersifat statis dan dilakukan menggunakan satu tangan.

(5)

Figure 4. Sign Languange Indonesia (SIBI) 2.5. Desain System

Perancangan sistem pada penulisan

ini, terdapat dua komponen utama yaitu

AppDatatraining dan AppInterpreter.

Adapun AppDatatraining merupakan

bagian dari aplikasi yang disediakan agar

pengguna dapat membuat dan

mendistribusikan kumpulan isyarat mereka sendiri tanpa harus memiliki pengalaman memprogram atau bergantung pada pihak ketiga. AppDatatraining juga merupakan

perangkat untuk membuat dataset.

Pengguna dapat merekam data isyarat huruf yang sesuai menggunakan API LMC kemudian menyimpannya dalam Dataset.

AppDatatraining juga memanfaatkan

Utilities untuk mengekstrak fitur yang akan dibuat menjadi Vektor yang digunakan oleh Classifier nanti.

Selanjutnya AppInterpreter

merupakan output sederhana dari aplikasi yang nerguna bagi masyarakat yang ingin

belajar bahasa isyarat. AppInterpreter terhubung dengan layanan leap motion yang sedang berjalan melalui API leap motion dan menerjemahkan isyarat yang dibuat dalam tampilan sensor. Setelah data training klasifier dibuat menggunakan dataset yang sudah disediakan. Ketika aliran data input diterima dari API LMC, urutannya data diektrasi untuk fitur dan dikompres oleh utilities sebelum diklasifasi oleh klasifer. Jika data inputan dikenali akan memunculkan huruf alphabet di layar aplikasi. Figure 5 merupakan rancangan sistem pada penulisan ini.

Figure 5. Desain System 3. Result Classification of Indonesian Sign Language

Berdasarkan tahapan yang

ditunjukkan pada desain sistem, maka dilakukan pengembangan sistem sebagai hasil pada penulisan ini yang dapat dilihat pada Figure 6 sebagai AppDatatraining dan

Figure 7 AppInterpreter, untuk pengenalan

pola bahasa isyarat Indonesia dengan menggunakan Leap Motion Controller dan Naïve Bayesn Classifier.

AppInterpter AppDatatraining

Dataset

Leap API Utilities Clasifier

(6)
(7)

3.1. Experiments

Pada tahap pengujian dilakukan dengan mengklasifikasikan 24 huruf alphabet bahasa isyarat Indonesia (SIBI) menggunakan tangan responden selain responden yang dijadikan data latih.

Melalui proses pengujian dengan

perulangan sebanyak 5 kali untuk menguji 24 huruf alphabet SIBI yaitu A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, Q, R, T, U, V, W, X, Y. Sehingga total data uji berjumlah 120 sampel dan Jarak tangan responden terhadap perangkat leap motion sensor adalah 11,5 cm. vector ini akan diolah menggunakan naïve bayesn classifier.

3.2. Classification Results

Pada proses klasifikasi untuk penelitian ini menggunakan 1.80 untuk euclidean distance dengan tingkat akurasi 95%. Hasil klasifikasi dapat dilihat Table

2, ada beberapa huruf pengujian yang salah

dalam mengidentifikasi huruf yang

dilakukan sebanyak 5 kali antara lain: huruf M dikenali sebagai huruf O sebanyak 1 kali, huruf N dikenali sebagai huruf M 2 kali, huruf N dikenali sebagai huruf T sebanyak 1 kali, Huruf P dikenali sebagai huruf G 1 kali, Huruf S dikenali sebagai huruf M sebanyak 1 kali.

Table 2. Classification Result

Alphabet Experiments Know as other letters True False A 5 0 B 5 0 C 5 0 D 5 0 E 5 0 F 5 0 G 5 0 H 5 0 I 5 0 K 5 0 L 5 0 M 4 1 O N 2 3 M,T O 5 0 P 4 1 G Q 5 0 R 5 0 S 4 1 M T 5 0 U 5 0 V 5 0 W 5 0 X 5 0 Y 5 0 4. Conclusion

Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa desain prototipe sistem penerjemah 24 alfabet bahasa isyarat Indonesia (SIBI) statis sebaiknya menggunakan leap motion controller dan mechine learning naïve bayes classifier dengan euclidean distance 1.80.. Sehingga penelitian ini memiliki kontribusi

Figure 7. Result AppInterpreter with LMC Visualizer Figure 6. Result AppDatatraining

(8)

terhadap sistem penerjemah dengan tingkat akurasi yang tinggi yaitu 95%.

References

[1] L.E. Potter, J. Araullo, L. Carter, Proceedings of the 25th Australian Computer-Human Interaction Conference: Augmentation, Application, Innovation, Collaboration, The Leap Motion controller: A view on sign language, Griffith University, Brisbane, Australia, November 25 – 29, 2013; 175-178.

[2] Elons ,A.S. Ahmed, Menna. Shedid, Hwaidaa and Tolba, M.F. Arabic Sign Language Recognition Using Leap Motion Sensor. Industrial Electronics (ISIE), IEEE 23rd International Symposium on. 2014

[3] Chuan, Ching-Hua. Regina, Eric. Guardino, Caroline. American Sign Language Recognition Using Leap Motion Sensor. 2014 13th International Conference on Machine Learning and Applications. 2014

[4] M. Mohandes, S. Aliyu, M. Deriche, International Multi-Conference on Systems, Signals & Devices, Prototype Arabic Sign Language Recognition using Multi-Sensor Data Fusion of Two Leap Motion Controllers, King Fahd University, Saudi Arabia. 2015

[5] Izzah ,Abidatul. Suciati ,Nanik. 2014. Translation Of Sign Language Using Generic Fourier Descriptor And Nearest Neighbour. International Journal on Cybernetics & Informatics ( IJCI) Vol.3, No.1, February 2014.

[6] Supriyati, Endang. Iqbal , Mohammad. Recognition System of Indonesia Sign Language based on Sensor and Artificial Neural Network. Makara Seri Teknologi, 2013; 17(1): 25-31.

[7] G. Marin, F. Dominio, P. Zanuttigh. Hand Gesture Recognition with Leap Motion and Kinect Devices. ), Image Processing (ICIP), 2014 IEEE International Conference on, University of Padova, Italy, 2014:1565-1569

[8] H.Wang, M. Leu, C. Oz, American Sign Language Recognition Using Multi- Dimensional Hidden Markov Models, Journal of Information Science and Engineering 22, 2005:1109-1123

[9] F. Weichert, D. Bachmann, B. Rudak and D. Fisseler, Sensors 13, Analysis of the Accuracy and Robustness of the Leap Motion Controller, Technical University Dortmund, Germany, May 14, 2013:6380-6393

[10] M. Khademi, H. M. Hondori, A. McKenzie, L. Dodakian, C. V. Lopes, S. C. Cramer, CHI ’14 Extended Abstracts on Human Factors in Computing Systems, Freehand interaction with leap motion controller for stroke rehabilitation, University of California, USA, 2014:1663-1668

[11] J. Wachs, M. K¨olsch, H. Stern, Y. Edan, Communications of the ACM Vol 54, No.2, Vision-Based Hand-Gesture Applications, 62-71. 2011

[12] J.Sutton, ACM SIGGRAPH Studio Talks, no. 21, Airpainting with Corel Painter Freestyle and the

Leap Motion Controller: A Revolutionary New Way to Paint. 2013

[13] N. Xu, W. Wang, X. Qu, Image and Graphics: 8th International Conference, Recognition of In-Air Handwritten Chinese Character Based on Leap Motion Controller, Tianjin, China, August 13-16. 2015;160-168 35

Gambar

Table 1. Features obtained from the API
Figure  2  Setiap  objek  memiliki  vektor  3  dimensi  yang  sesuai,  merujuk  arah  dan  posisinya  pada  ruang  euclidian  dalam  tampilan  sensor
Figure 4. Sign Languange Indonesia (SIBI)  2.5. Desain System
Table 2. Classification Result

Referensi

Dokumen terkait

Rasa dari sampel kulit batang Kalangkala segar cenderung agak pahit, sedangkan simplisianya lebih pahit dan agak kelat yang memiliki kemiripan dengan hasil uji

Dalam melakukan pengendalian biaya bahan baku, sebaiknya perusahaan menggunakan perhitungan model tiga sebaiknya perusahaan menggunakan perhitungan model tiga selisih agar

Konfusianisme sebagai suatu ide filsafat yang menekankan pada keteraturan sosial dan etika selama ribuan tahun telah mengakar dan melebur menjadi satu dalam pranata

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2012), bahwasanya ketika seseorang merasa diakui, melalui adanya kesempatan untuk mengembangkan diri dalam

[r]

Dari hasil skrining fitokimia dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol dari buah kiwi ( Actinidia deliciosa ) positif mengandung flavonoid, saponin dan alkaloid

Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik, Praktek Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Risiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan

Selain itu perbedaan hasil mungkin juga disebabkan oleh perbedaan jenis usaha perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian, penelitian ini menggunakan sampel