• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran yang baik pada anak usia dini harus sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif diperlukan anak dalam rangka mengembangkan pengetahuannya melalui panca indra yang dimiliki. Di Taman Kanak-kanak kemampuan kognitif anak tercermin dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menyangkut pemahaman dan penalaran. Salah satunya adalah pemahaman tentang penggolongan benda.

Penggolongan benda merupakan bagian dari pembelajaran matematika. Mengenai pentingnya penggolongan dalam pembelajaran matematika, Seefeldt & Wasik (2008:394) berpendapat, “Penggolongan (klasifikasi) - mengelompokkan benda-benda yang serupa atau memiliki kesamaan adalah suatu proses yang penting untuk mengembangkan konsep bilangan”. Konsep bilangan merupakan dasar dalam pengembangan kemampuan matematika. Oleh karena itu, penggolongan harus diajarkan agar anak dapat dengan mudah mengembangkan konsep bilangan yang merupakan dasar pengembangan kemampuan matematika.

Penggolongan benda dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak bertujuan untuk mengasah kecerdasan logika matematika anak dan membekali anak berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan kerjasama. Pembelajaran penggolongan benda pada anak tidak hanya tampilan bahasa lisan saja tetapi harus dengan metode, strategi, model, dan media yang tepat dalam pembelajaran. Selaras dengan apa yang telah dikemukakan oleh Ginsburg & Seo (1999) dalam Seefeldt & Wasik (2008: 394) bahwa, “Supaya anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun mampu menggolongkan atau menyortir benda-benda, mereka harus mengembangkan pengertian tentang “saling memiliki kesamaan”, “keserupaan”, “kesamaan”, dan “perbedaan”. Penyampaian tentang penggolongan tersebut guru tidak bisa menyampaikan secara abstrak dan tanpa menggunakan metode yang tepat. Senada dengan pernyataan (Sutikno, 2013) bahwa dalam

(2)

commit to user

mendidik anak, seorang guru tidak hanya menguasai materi pembelajaran saja, tetapi harus juga menguasai metode penyampaiannya.

Kenyataan yang terjadi dari hasil observasi yang dilakukan pada anak dan guru kelompok A2 TK Eka Puri Mandiri Surakarta dan hasil wawancara yang dilakukan pada guru kelompok A2 TK Eka Puri Mandiri Surakarta ditemukan adanya kesulitan anak melakukan kegiatan pembelajaran terutama tentang pemahaman penggolongan benda dalam suatu bentuk, warna, dan ukurannya. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran pemahaman penggolongan benda yang dilakukan di kelompok A2 TK Eka Puri Mandiri Surakarta tidak menggunakan media yang dapat menarik perhatian anak sehingga anak merasa bosan dan ramai sendiri. Berdasarkan hasil pretest pemahaman penggolongan benda kelompok A2 TK Eka Puri Mandiri Surakarta dapat dilihat bahwa masih banyak anak yang tidak tuntas berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kenyataan yang ada berdasarkan pemahaman penggolongan benda berdasarkan bentuk, warna, dan ukurannya dari 14 anak hanya 8 anak yang mampu menguasai pemahaman penggolongan benda atau tuntas dalam pembelajaran dan 6 anak yang tidak tuntas. Sekitar 57,14% anak tuntas dalam pemahaman penggolongan benda. Dari data ini tingkat pemahaman anak tentang penggolongan benda masih tergolong rendah karena tingkat ketuntasan belum mencapai 85%.

Hal ini disebabkan tidak sesuainya proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Pada proses pembelajaran di sekolah, khususnya pada pembelajaran mengenai penggolongan benda di kelompok A2 TK Eka Puri Mandiri Surakarta masih menggunakan metode ceramah. Kegiatan pembelajaran pemahaman penggolongan benda dilaksanakan tanpa menggunakan media yang konkret dan kegiatan yang kurang bervariasi, sehingga anak merasa cepat bosan dan tidak antusias dalam pembelajaran.

Tidak sesuainya antara metode dan media yang diterapkan pada pembelajaran pemahaman penggolongan benda kelompok A2 TK Eka Puri Mandiri Surakarta bertentangan dengan pendapat Arsyad (2010: 15) yang menyatakan, “Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran karena kedua aspek ini saling

(3)

commit to user

berkaitan”. Pemilihan metode dan media pembelajaran berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara optimal. Oleh karena itu, salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan metode dan media sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran yang sama pentingnya dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen pendidikan.

Salah satu metode yang menunjang pemahaman penggolongan benda adalah metode demonstrasi. Berdasarkan studi yang dilakukan Corpus & Eisbach (2005) bahwa evaluasi langsung demonstrasi menunjukkan keuntungan kognitif yang signifikan dalam pemahaman pada perkembangan anak usia dini. Selain itu, menurut pendapat Gordon dan Jeanette (2000) dalam Yus (2011: 163) disimpulkan bahwa anak yang belajar dengan metode demonstrasi akan memberi peluang 90% berhasil dalam pembelajaran karena melalui metode demonstrasi anak diminta untuk menunjukkan apa yang telah diketahuinya.

Pendapat Gordon dan Jeanette diperkuat dengan simpulan Smith & Price (2012) bahwa Piaget menggunakan balok kayu dengan variasi warna dan bentuk, dan Vygotsky menggunakan balok kayu dengan variasi warna, bentuk, ukuran, dan area dalam pembelajaran penggolongan benda untuk anak usia dini. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi dapat menunjang anak dalam pemahaman penggolongan benda.

Selain penerapan metode yang tepat dalam proses pembelajaran peran media juga besar untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Media yang mudah diterima dalam proses pembelajaran adalah video interaktif, karena dalam pembelajarannya mudah diterima dan menarik perhatian anak. Hal ini selaras dengan pendapat Sovocom Company dalam Sutikno (2013: 105), “Tingkat kemampuan daya ingat manusia dengan menggunakan media: Audio = 10%, Verbal = 20%, Audio Visual = 50%”. Studi lain yang senada dengan pendapat diatas, Computer Technologi Research (CTR) dalam Winarno, dkk (2009) menunjukkan bahwa seseorang hanya dapat mengingat apa yang dilihatnya sebesar 20%, 30% dari yang didengarnya, 50% dari yang didengar dan dilihatnya,

(4)

commit to user

dan 80% dari yang didengar, dilihat, dan dikerjakannya secara simultan. Hal ini berarti penggunaan media berupa video interaktif dalam penerapan metode demonstrasi memungkinkan anak untuk meraih hasil belajar sebesar 80% dari yang dipelajarinya. Sehingga dengan metode demonstrasi berbantuan video interaktif ini anak lebih mudah dan jelas dalam memahami penggolongan benda. Hal ini dikarenakan dalam pembelajarannya anak diminta untuk menunjukkan apa yang diketahuinya dari video yang ditampilkan.

Berdasarkan paparan di atas penelitian ini berjudul “Peningkatan

Pemahaman Penggolongan Benda melalui Metode Demonstrasi berbantuan Video Interaktif pada Anak Kelompok A TK Eka Puri Mandiri Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu:

1. Apakah penerapan metode demonstrasi berbantuan video interaktif dapat meningkatkan pemahaman penggolongan benda pada anak kelompok A TK Eka Puri Mandiri Surakarta tahun ajaran 2013/2014?

2. Bagaimanakah implementasi metode demonstrasi berbantuan video interaktif dalam meningkatkan pemahaman penggolongan benda pada anak kelompok A TK Eka Puri Mandiri Surakarta tahun ajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan pemahaman penggolongan benda melalui metode demonstrasi berbantuan video interaktif pada anak kelompok A TK Eka Puri Mandiri Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

2. Mendeskripsikan implementasi metode demonstrasi berbantuan video interaktif dalam meningkatkan pemahaman penggolongan benda pada anak kelompok A TK Eka Puri Mandiri Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

(5)

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat yaitu:

1. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan keaktifan anak dalam melaksanakan pembelajaran penggolongan benda dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan video interaktif.

2) Memudahkan anak untuk memahami penggolongan benda dalam pembelajaran matematika yang dilakukan.

b. Bagi Guru

Menambah wawasan tentang metode dan media yang tepat dalam merangsang dan meningkatkan pemahaman anak terhadap penggolongan benda dalam pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan prestasi belajar khususnya pemahaman penggolongan benda dalam pembelajaran, yaitu dengan cara pihak sekolah mengambil kebijakan yang dapat mendukung terciptanya proses pembelajaran yang mudah, efektif, menyenangkan.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan memberi- kan efek sitotoksik dan mampu meng- induksi apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

[r]

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula

Sesuai dengan tugas utama UPT Balai Informasi Teknologi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yaitu melaksanakan pengembangan, pelayanan informasi teknologi dan