• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit

A. Kualifikasi Tenaga Gizi Rumah Sakit 1. Kepala Unit Pelayanan Gizi (UPG)

Kepala UPG adalah penanggung jawab umum organisasi UPG yang ditunjuk oleh pimpinan rumah sakit berdasarkan ketentuan dan peraturan kepegawaian yang berlaku. Fungsi dan tugas kepala UPG rumah sakit adalah :

 Menyusun perencanaan pelayanan gizi  Menyusun rencana evaluasi pelayanan gizi  Melaksanakan pemantauan

 Melaksanakan pengkajian data kasus

 Melaksanakan penelitian dan pengembangan

Untuk melaksanakan tugas diatas, seorang kepala UPG rumah sakit harus memenuhi criteria sebagai berikut :

 Rumah Sakit kelas A : Lulusan S2-Gizi/Kesehatan atau S1-Gizi/Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau minimal lulusan D4-Gizi dengan pengalaman kerja tertentu.

 Rumah Sakit kelas B : Lulusan S2-Gizi/Kesehatan atau S1-Gizi/Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau minimal lulusan D4-Gizi.

 Rumah Sakit kelas C : S1-Gizi/Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau lulusan D4-Gizi, atau minimal lulusan D3-Gizi dengan pengalaman kerja tertentu.

2. Koordinator Unit-Unit

Hal-hal yang menjadi tugas koordinator unit adalah :  Perencanaan dan evaluasi pelayanan gizi

 Pengawasan dan pengendalian dalampenyelenggaraan pelayanan gizi  Pemantauan proses pelayanan

 Pengkajian data kasus

 Penelitian dan pengembangan

Untuk melaksanakan tugas diatas, seorang koordinator unit harus memenuhi criteria sebagai berikut :  Rumah Sakit kelas A dan B : Lulusan S2-Gizi/Kesehatan atau S1-Gizi/Kesehatan dengan

(2)

 Rumah Sakit kelas C : S1-Gizi/Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau lulusan D4-Gizi, atau minimal lulusan D3-Gizi.

3. Supervisor

Seorang supervisor bertugas mengawasi dan mengendalikan proses penyelenggaraan pelayanan gizi rumah sakit mulai dari perencanaan sampai pendistribusian dan pelayanan pasca rawat dan rujukan. Ruang lingkup yang diawasi dapat mencakup aspek diatetik dan non-dietetik. Untuk melaksanakan tugas pengawasan tersebut, seorang supervisor UPG rumah sakit harus memenuhi criteria sebagai berikut :

 Rumah Sakit kelas A dan B: Lulusan S1-Gizi/Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau lulusan D4-Gizi, atau minimal D3-Gizi/Perhotelan.

 Rumah Sakit kelas C : Lulusan S1-Gizi/Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau lulusan D4-Gizi, atau D3-Gizi/Perhotelan, atau minimal lulusan SMK Tataboga dengan pengalaman di bidang penyelenggaraan makanan minimal 3 tahun.

Supervisor bersifat tidak menetap atau dapat ditukar/digantikan (rolling) bergiliran sesuai kemampuan teknis,keterampilan, maupun masa tugas.

4. Pelaksana a. Juru masak

Juru masak adalah tenaga pengolah bahan makanan yang bertugas mulai dari persiapan hingga pendistribusian. Kriterianya adalah

 Rumah Sakit kelas A dan B:Lulusan SMK Tataboga/SMU + Kursus masak.  Rumah Sakit kelas C : Lulusan SMU/SLTP + Kursus masak

b. Urusan gudang/perbekalan

Tenaga ini bertugas pada unit penyimpanan bahan makanan untuk menjamin ketersediaan dan kesiapan bahan makanan sesuai dengan menu harian, serta kondisi fisik bahan makanan yang bermutu sesuai dengan spesifikasi (standar) yang telah ditentukan. Kriteria petugas gudang adalah :

 Rumah Sakit kelas A dan B:Lulusan D3-Gizi,D1-Gizi, atau SMU  Rumah Sakit kelas C : Lulusan D1-Gizi,SMU/sederajat

(3)

Operator computer terutama bertugas dalam memformulasi dan mengakurasi perencanaan anggaran serta kebutuhan bahan makanan mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Selain itu juga bertugas dalam mengorganisasikan data untuk mendukung efektifitas pelaporan. Pendidikan dasar untuk tenaga ini adalah SMU atau D3-Gizi+kursus computer.

d. Tata usaha

Tugas bagian ini meliputi regsitrasi pesanan,pembukuan keuangan, penyiapan laporan berkala, penyiapan laporan khusus, serta pengaturan mengenai kepagawaian. Pendidikan yang diperlukan pada bagian ini adalah D3-Gizi, D1-Gizi, SMU+kursus administrasi ketatausahaan, atau SMK-administrasi.

e. Juru masak ruangan

Juru masak ruangan adalah pelaksana penyajian makanan di ruang-ruang rawat inap, mulai dari penataan di dapur ruangan sampai menyajikan ke pasien. Kriterianya adalah :

 Rumah Sakit kelas A dan B:Lulusan SMK Tataboga atau SMU+kursus masak  Rumah Sakit kelas C : Lulusan SMU/SLTP+kursus masak

f. Pekarya

Pekarya adalah pelaksana yang membantu pelaksanaan tugas operasional di dapur penyelenggaraan makanan dan dapur ruang rawat inap.

B. Kenutuhan Tenaga

Sampai saat ini, formulasi kebutuhan tenaga kerja di UPG rumah sakit masih dalam proses penyusunan. Kebutuhan tenaga gizi dapat dihitung berdasarkan ISN maupun beban kerja di masing-masing UPG rumah sakit. Namun demikian, di bawah ini merupakan tabel yang berisi beberapa kategori tenaga untuk tiap kelas rumah sakit berdasarkan pengalaman beberapa ahli gizi :

(4)

Tabel 1. Kebutuhan Tenaga Menurut Kelas Rumah Sakit

Kategori Tenaga Kelas Rumah Sakit

A/Utama B/Madya C/Pratama S2-Gizi/Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-Gizi

SKM dengan pendidikan dasar D3-Gizi D4-Gizi Klinik D3-Gizi D3-Perhotelan D1-Gizi Operator computer SMK Aministrasi SMU+kursus administrasi SMK Tataboga SMU/SLTP+kursus tataboga V v v v v v v v v v - V v v v v v v v v v - - v v v v v v v v v v

Tabel 2. Kebutuhan Tenaga Untuk Penyelenggaraan Makanan

Kategori Tenaga Tugas Pokok Kelas A Kelas B Kelas C

Magister bidang Gizi/Kesehatan Sarjana Gizi/Kesehatan D3-Gizi/Tataboga/Perhotelan SMK Tataboga SMU+kursus masak Operator computer SLTP/sederajat -Perencanaan menu -Perencanaan anggaran,SDM,pelatihan -Perhitungan kebutuhan BM -Pemilihan&pembelian BM -Penerimaan,penyimpanan,&penyaluran BM -Persiapan,pengolahan,& pendistribusian Makanan Pemasak Asisten pemasak Administrasi Penyelenggaraan makanan V V V V V V v V V V V V V v - - V V V - v

(5)

Sarana, Peralatan Dan Perlengkapan Di Ruang penyelenggaraan Makanan

A. Fasilitas Ruangan

1. Tempat penerimaan bahan makanan

Ruangan ini berfungsi untuk menerima dan mengecek kuantitas serta kualitas bahan makanan yang baru tiba. Letak ruangan ini sebaiknya mudah dicapai kendaraan, dekat dengan ruang penyimpanan serta persiapan bahan makanan. Luasnya tergantung dari jumlah bahan makanan yang akan diterima. Peralatan yang sebaiknya ada dalam ruangan ini adalah timbangan 100-300kg, rak bahan makanan beroda, kereta angkut, pisau, penusuk beras, dan sebagainya.

2. Ruang penyimpanan bahan makanan

Terdapat dua jenis ruang penyimpanan bahan makanan yaitu penyimpanan bahan makanan segar (pendingin) dan kering. Luasnya tergantung pada jumlah bahan makanan yang akan disimpan, cara pembelian dan frekuensi pemesanan bahan makanan. Peralatan yang sebaiknya ada dalam ruangan ini adalah timbangan 20-100kg, rak bahan makanan, lemari pendingin (freezer atau chiller).

3. Tempat persiapan bahan makanan

Ruangan ini berfungsi untuk mempersiapkan bahan makanan dan bumbu yang akan diolah. Kegiatan yang terjadi pada ruangan inimeliputi kegiatan membersihkan,mencuci, mengupas, menumbuk, menggiling, memotong,mengiris, dll sebelum bahan makanan dimasak/diolah. Ruangan ini sebaiknya dekat dengan ruang penyimpanan serta pengolahan/pemasakan serta harus cukup untuk menampung bahan, alat, pegawai, dan alat transportasi (mis. Kereta angkut). Peralatan yang harus ada pada ruangan ini adlah meja kerja, meja daging, meja sayuran, mesin pemarut kelapa, mesin pemotong dan penggilingan daging, timbangan meja, talenan, bangku, penggiling dari batu, dan bak cuci.

4. Tempat pemasakan

Tempat pemasakan dilengkapi dengan cerobong asap di atas kompor agar asap yang berasal dari pengolahan dapat keluar ruangan dan tidak menumpuk di dalam, biasanya makanan dikelompokan menurut kelompok bahan makanan yang dimasak (mis.makanan biasa dan khusus). Peralatan yang sebaiknya ada : ketel uap 10-250lt, tungkku masak, oven,penggorengan,mixer, blender, lemari es, meja pemanas, pemanggang sate, toaster, meja kerja, bak cuci, kereta dorong, rak alat, bangku, dan meja pembagi.

(6)

5. Tempat pendistribusian makanan

Ruangan ini berfungsi untuk mendistribusikan makanan sesuai dengan pesanan (menu tiap kelas ruang rawat inap). Terdapat dua system distribusi yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Distribusi sentralisasi ialah mendistribusikan makanan langsung dari dapur ke ruang rawat inap (pasien). Sedangkan pada distribusi desentralisasi, makanan didistribusikan ke ruang distribusi sementara (pantry), lalu menuju ruang rawat inap (pasien). Peralatan yang harus ada pada ruangan ini adalah alat pemanas (bain marie), meja pembagi, plastic pembungkus,dll.

6. Tempat pencucian alat

Pencucian alat masak hendaknya :

 Terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan

 Menyediakan fasilitas pengering/rak dan peyimpanan sementara yang bersih  Dilengkapi alat untuk mengatasi sumbatan dan vector

 Dilengkapi air mengalir dalam jumlah cukup dengan tekanan +15psi (1.2kg/cm3)

Sedangkan tempat pencucian alat makan disyaratkan :

 Terletak terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan dan peralatan  Tersedia air mengalir dalam jumlah cukup dengan tekanan +15psi (1.2kg/cm3)  Tersedia air panas dan alat pembersih seperi sabun,detergen, sikat.

7. Tempat penyimpanan alat

8. Tempat pembuangan sampah

Harus segera dikosongkan apabila sampah sudah banyak terkumpul.

9. Ruang pegawai

Ruangan ini diperuntukkan bagi pegawai sebagai tempat berganti pakaian, istirahat, dan makan. Ruangan ini terpisah dari tempat kerja tetapi tidak terlalu jauh. Pada ruangan ini terdapat kamar mandi,kamar kecil,locker, meja kursi, tempat sampah, tempat sholat, tempat tidur, dan rak sepatu.

(7)

Ruangan ini berfungsi untuk membantu pengawas melakukan pengawasan dalam proses penyelenggaraan makanan di dapur. Pada ruangan ini terdapat meja kursi, filling cabinet, lemari buku, lemari es, alat peraga, alat tulis, computer, printer, lemari kaca, mesin ketik, AC, dll.

B. Sarana Fisik

1. Letak tempat penyelenggaraan makanan haruslah :

 Mudah dicapai ari semua ruang perawatan agar pelayanan dapat diberikan dengan baik dan merata untuk semua pasien

 Kebisingan dan keributan di ruang pengolahan tidak mengganggu ruangan lain

 Mudah dicapai kendaraan dari luar, untuk memudahkan pengiriman bahan makanan sehingga perlu mempunyai jalan langsung dari luar

 Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah, kamar jenazah, laundry, dan lingkungan yang dapat mencemari makanan

 Mendapat udara dan sinar yang cukup

2. Bangunan

Belum ada standar yang tetap untuk sebuah tempat pengolahan makanan, akan tetapi disarankan 1-2m per tempat tidur.

3. Konstruksi

 Lantai : harus kuat, mudah dibersihkan, tidak licin, tidak menyerap air, tahan terhadap asam, an tidak memberikan suara keras. Beberapa macam bahan yang dapat dijadikan lantai : bata keras, teraso tegel, dll.

 Dinding : harus halus, mudah dibersihkan, dapat memantulkan cahaya yang cukup bagi ruangan, tahan terhadap cairan. Semua kabel dan pipa harus berada dalam keadaan terbungkus atau tertanam dalam lantai atau dinding

 Langit-langit : harus bertutup, dilengkapi dengan bahan peredam suara untuk bagian tertentu dan disediakan cerobong asap. Jarak antara langit-langit dengan lantai harus tinggi agar udara panas dapat bersirkulasi dengan baik

 Penerangan dan ventilasi : harus cukup, baik penerangan langsung maupun distrik. Ventilasi harus cukup sehingga dapat mengeluarkan asap, bau makanan, bau uap lemak, bau air, dan panas,untuk itu dapat digunakan exhause fan.

(8)

C. Arus Kerja

Arus kerja adalah urut-urutan kegiatan kerja dalam memproses bahan makanan menjadi hidangan. Hal ini meliputi penerimaan bahan makanan, persiapan, pemasakan, dan distribusi makanan.

Sumber : Buku Pedoman PGRS (1991) Penerimaan Penyimpanan BM Kering Persiapan Penyimpanan BM Segar/Dingin Fasilitas Pegawai Pemasaka n Pembuangan sampah sementara Pembagia n Pencucia n Pembuangan sampah

(9)

Gambar

Tabel 2. Kebutuhan Tenaga Untuk Penyelenggaraan Makanan

Referensi

Dokumen terkait

Sektor publik mengharapkan efisiensi anggaran pembangunan infrastruktur dan peningkatan layanan publik kepada masyarakat yang bisa diperoleh dari teknologi, inovasi

Dalam fenomena yang ada banyak sekali orang yang keluar dari penjara, tetapi mereka tetap tidak jera sehingga mereka terjerat dan masuk penjara serta banyaknya para orang dewasa

Kepada perangkat Wali Nagari diharapakan lebih giat lagi dalam memajukan daerah-daerah yang memiliki potensi bisa dikenal oleh masyarakat luar dan perlu adanya

Metode pembelajaran daring akan menjadi lebih efisien ketika dicampur dengan pembelajaran tradisional (Hameed, Badii, & Cullen, 2008), Permasalahan penelitian

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan modal utama sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Jadi, pengaruh penggunaan Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIKADU) terhadap motivasi belajar mahasiswa Jurusan Tarbiyah Prodi PAI angkatan 2013 STAIN Pekalongan adalah

ada pasien krisis hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah yang mencolok tinggi, umumnya ada pasien krisis hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah yang mencolok

Namun mulai hari ke-30 sampai hari ke-60 pertumbuhan benih ikan peres ini terlihat mulai meningkat secara dratis terutama pada perlakuan dosis >200 mg/kg pakan,