• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Tarbiyah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Tarbiyah."

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI PEMBELAJARAN MELALUI MODEL

INQUIRY TERHADAP KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR

BIOLOGI MATERI EKOSISTEM DI MTS NU AL-SYAIRIYAH

LIMPUNG BATANG TAHUN AJARAN 2009/2010

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh : SUPRIYANTI NIM: 063811010

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

ii ABSTRAK

SUPRIYANTI (NIM: 063811010), Pengaruh Motivasi Pembelajaran Melalui Model Inquiry Terhadap Keaktifan Siswa dalam Belajar Biologi Materi Ekosistem di MTs Nu Al-Syairiyah Limpung Batang Tahun Ajaran 2009/2010, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2011.

Studi ini membahas tentang pengaruh motivasi pembelajaran mealui model inquiry terhadap keaktifan siswa kelas VII dalam belajar materi ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mengetahui apakah model pembelajaran inquiry akan berpengaruh terhadap keaktifan siswa dalam belajar biologi materi ekosistem di MTs Nu Al-Syairiyah Limpung Batang dan 2). Mengetahui apakah motivasi pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar biologi materi ekosistem di Mts Nu Al-Syairiyah Limpung Batang.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena hasil penelitian ini berupa pengujian hipotesis melalui rumus regresi yang didapat data-datanya melalui penelitian lapangan yang berupa angket dan lembar observasi. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penliti adalah dengan: 1). Metode angket atau kuesioner ini dalam observasi digunakan untuk memperoleh data motivasi siswa dalam belajar materi ekosistem. 2). Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data keaktifan dalam proses belajar mengajar melalui lembar observasi. 3). Metode dokumentasi, dalam penelitian ini dokumentasi yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data-data berupa dokumen (profil sekolah) serta foto-foto kegiatan siswa dalam pembelajaran inquiry.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dengan model inquiry yang diterapakan dalam proses pembelajaran matei ekosistem di kelas VII MTs Nu Al-Syairiyah Limpung Batang ini menunjukkan dari hasil angket yang disebar kepada siswa bahwa 100% siswa merasa termotivasi. Sedangkan dari segi keaktifan dari aspek affektif 90% siswa menjadi aktif dan dari aspek psikomotorik 80% siswa juga terlihat aktif dalam proses pembelajaran

(3)

iii

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax 7615387 PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : Pengaruh Motivasi Pembelajaran Melalui Model Inquiry Terhadap Keaktifan Siswa dalam Belajar Biologi Materi Ekosistem di MTs Nu Al-Syairiyah Limpung Batang Tahun Ajaran 2009/2010

Nama : SUPRIYANTI

NIM : 063811010

Jurusan : Tadris Biologi Program Studi : Tadris Biologi

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi.

Semarang, 13 Juni 2011 DEWAN PENGUJI Ketua, Dr. Ruswan, M.A. NIP: 19680424 199303 1 004 Sekretaris, Lianah, M.Pd. NIP: 19590313 198103 2 007 Penguji I,

Nur Khasanah, S.Pd., M.Kes NIP.1975111 320050 1 2001

Penguji II,

Drs. Achmad Suja’i, M.Ag NIP:19511005 197612 1 001

Pembimbing I,

Lianah, M.Pd.

NIP: 19590313 198103 2 007

Pembimbing II,

Drs. Sajid Iskandar Setyohadi NIP: 19480212 198703 1 001

(4)

iv NOTA PEMBIMBING

Semarang, April 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Pengaruh Motivasi Pembelajaran Melalui Model Inquiry Terhadap Keaktifan Siswa dalam Belajar Biologi Materi Ekosistem di MTs NU Al-Syairiyah Limpung Batang Tahun Ajaran 2009/2010

Nama : Supriyanti

NIM : 063811010

Jurusan : Pendidikan Biologi Program Studi : Pendidikan Biologi

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.

Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Pembimbing I,

Lianah M.Pd. NIP. 19590313198103 2007

(5)

v NOTA PEMBIMBING

Semarang, April 2011 Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Pengaruh Motivasi Pembelajaran Melalui Model Inquiry Terhadap Keaktifan Siswa dalam Belajar Biologi Materi Ekosistem di MTs NU Al-Syairiyah Limpung Batang Tahun Ajaran 2009/2010

Nama : Supriyanti

NIM : 063811010

Jurusan : Pendidikan Biologi Program Studi : Pendidikan Biologi

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.

Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Pembimbing II,

Drs. Sayid Iskandar Setyohadi NIP. 19480212198703 1001

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Supriyanti

NIM : 063811010

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Biologi

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 22 April 2011 Saya yang menyatakan,

Supriyanti NIM: 063811010

(7)

vii

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.

a

t}

b

z}

t

s|

gh

j

f

h}

q

kh

k

d

l

z|

m

r

n

z

w

s

h

sy

s}

y

d}

Bacaan madd: Bacaan diftong:

a> = a panjang

ﻭﹶﺍ

= au

i> = I panjang

ﻱﹶﺍ

= a

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan penuh kebahagiaan skripsi ini penulis persembahkan kepada mereka yang telah membuat hidup ini lebih berarti.

1. Kepada kedua orang tuaku, Bapak Sukadri dan Ibu Sri mulyati yang selalu senantiasa penuh kesabaran dan cinta kasihnya selalu menyayangi dan mengasihiku, yang selalu mendukung dalam pembuatan skripsi ini.

2. Kakakku Agus supriyanto yang walaupun jauh tetap memberiku semangat serta dorongan untuk maju.

3. Adikku yang paling aku sayangi yang selalu memberikan tawa cerianya kepadaku.

4. Suamiku tercinta Yuda yang selalu memberiku semangat dan dukungan kapanpun dan dimanapun.

5. Semua keluargaku (nenek, paman, bibi dan sepupuku) yang sealau mendoakan untuk keberhasilanku.

6. Penghuni kos marina (mami Ririn, Ashaqi, Diar, Jupe, Anif, Khusnul, Mbak Dini, Rissa, dan Meli) yang sealu memberiku motivasi dalam pembutan skripsi ini. 7. Teman-teman TB ’06 (Eka, Hanief, Linda .H, Nining, Titin, Budi, Andi, Mbae

Ali, Sukron, Romdon, Mahrus, Ulil, Mutakin, serta teman lainnya yang belum tertulis disini) yang selalu memberiku semangat.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim

Alhamdulillahirabil’alamin, segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis berupa kekuatan, kesabaran dan kemampuan berfikir sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa ada hambatan yang berarti. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan keluarga-Nya. Berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya serta usaha yang sungguh-sungguh, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "PENGARUH MOTIVASI PEMBELAJARAN MELALUI MODEL INQUIRY TERHADAP KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR BIOLOGI MATERI EKOSISITEM DI MTS NU AL-SYAIRIYAH LIMPUNG BATANG TAHUN AJARAN 2009/2010”

Penulis hanyalah lembaran kosong yang butuh banyak goresan pena, tanpa adanya bimbingan dari pihak-pihak yang selama ini memberikan fatwanya penulis kesulitan dalam menampakkan langkahnya, tanpa mengurangi rasa terima kasih mendalam penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Dr. Sujai, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan segenap Bapak dan Ibu Dosen serta pegawai Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah mendidik dan melayani penulis dengan ikhlas.

2. Ibu Lianah M. Pd dan bapak Drs. Sajid Iskandar Setyohadi selaku dosen pembimbing yang dengan tulus ikhlas dan meluangkan waktu untuk mengarahkan dan memberi petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

3. Kepala sekolah MTs Nu Al-Syairiyah Limpung Batang bapak Akhmad Makhali yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian disana

4. Bapak, Ibu, nenek, kakak, adik dan suamiku tercinta yang senantiasa memberikan semangat dan do’a demi tercapainya cita-cita penulis.

(10)

x

Semoga amal baik mereka diterima oleh Allah SWT dan semoga mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT baik di dunia maupun kelak di akhirat. Amiin.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif dan inovatif dari pihak manapun sangatlah penulis harapkan sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT tempat kembali, disertai harapan semoga skripsi ini dapat menambah khasanah keilmuan umat Islam dan memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amiin.

Semarang, 22 April 2011 Penulis

SUPRIYANTI NIM: 063811010

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ABSTRAK ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... ... iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... vi

HALAMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... xi

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 3 C. Pembatasan Masalah ... 3 D. Perumusan Masalah ... 9 E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka... 10

1. Motivasi... .... 10

2. Belajar dan Pembelajaran... . 15

3. Materi Ekosistem... 20

4. Model Inquiry... . 27

(12)

xii

B. Kajian Pustaka ... 34

C. Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 38

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38

C. Variabel Penelitian ... 38

D. Metode Penelitian ... 40

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Penyusunan Alat Pengumpul Data... 44

H. Teknik Analisis Data ... . 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 51

B. Pengujian Hipotesis ... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

D. Keterbatasan Penelitian ... 56 BAB V PENUTUP A. Simpulan……….….………... 58 B. Saran–saran………..…………... 58 C. Penutup……….………... 60 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT PENDIDIKAN LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inquiry ... 31 Tabel 3.1 Interpretasi Koefisisen Korelasi Nilai r ... 47 Tabel 4.1 Analisis Uji Regresi Motivasi Dan Keaktifan Siswa dengan

Menggunakan Model Inquiry ... 53 Tabel 4.2 Taraf signifikan dengan taraf kesalahan 1% dan 5% serta n=40 .. 54

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Hierarki Kebutuhan Maslow ... 12 Gambar 2.2Model Sederhana Tentang Siklus Materi dan Arus Energi

dalam Ekosistem ... 24 Gambar 2.3Jaring-Jaring Makanan ... 25 Gambar 2.4Hubungan Guru Dan Siswa Sebagai Output ... 34 Gambar 2.5Peranan Aktif dan Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran. 34

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: Silabus LAMPIRAN 2: RPP

LAMPIRAN 3: Penggantian Nama Siswa Uji Coba dengan Kode Siswa LAMPIRAN 4: Kisi-Kisi Lembar Angket Uji Coba

LAMPIRAN 5: Lembar Angket Uji Coba

LAMPIRAN 6: Hasil Analisis Hasil Uji Coba Soal Angket

LAMPIRAN 7: Penggantian Nama Siswa yang Diteliti dengan Kode Siswa LAMPIRAN 8: Kisi-Kisi Lembar Angket Motivasi

LAMPIRAN 9: Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa

LAMPIRAN 10: Analisis Hasil Angket Motivasi Pembelajaran LAMPIRAN 11: Rubrik Aktivitas Siswa pada Aspek Afektif

LAMPIRAN 12: Lembar Observasi Keaktifan Siswa pada Aspek Afektif LAMPIRAN 13: Rubrik Aktivitas Siswa pada Aspek Psikomotorik

LAMPIRAN 14:Lembar Observasi Keaktifan Siswa pada Aspek Psikomotorik LAMPIRAN 15: Lembar Keaktifan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar LAMPIRAN 16: Lembar Diskusi 1

LAMPIRAN 17: Lembar Diskusi 2 LAMPIRAN 18: Analisis Uji Regresi

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan bangsa. Agar dapat cerdas perlu pendidikan yang berkualitas. Peningkatan kualitas pendidikan, harus selalu diusahakan dari waktu ke waktu dari segi sarana dan prasarana, profesionalisme guru, maupun manajemen sekolah. Berdasarkan kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah atau kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), pembelajaran harus dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Untuk dapat menggali potensi yang dimiliki oleh siswa, pembelajaran harus dapat membuat siswa aktif di kelas.

Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam kemungkinan potensi yang hidup dan berkembang. Di dalam diri seseorang terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif itulah yang mengendalikan perilaku siswa. Pendidikan perlu mengarahkan perilaku dan perbuatan menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang hidup itu perlu mendapat kesempatan yang luas untuk berkembang. Tanpa pengarahan dikhawatirkan terjadinya penyimpangan, yang berakibat terganggunya bahkan rusaknya perkembangan siswa.1

Berdasarkan hasil observasi awal proses belajar mengajar (PBM) di MTs NU Al-Syairiyah Limpung Batang terdapat kecenderungan perilaku guru dalam pembelajaran yang lesu dan pasif. Perilaku semacam ini diakibatkan suatu proses pembelajaran yang tidak banyak melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena waktu tersita dengan penyajian materi yang serius, tidak mempergunakan media pembelajaran dalam penyampaian materi, siswa tidak termotivasi, dan tidak terdapat suatu interaksi dalam proses belajar mengajar (PBM).

1

Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), cet. 1, hlm. 76.

(17)

2

Perlu diketahui bahwa pelajaran biologi terutama materi ekosistem, merupakan materi yang membutuhkan hafalan oleh siswa. Serta apabila metode pengajaran yang digunakan tidak bervariasi, akan mengakibatkan hilangnya motivasi belajar siswa dan sikap kepastian siswa di kelas. Padahal motivasi merupakan aspek penting dari pengajaran dan pembelajaran, karena siswa yang tidak punya motivasi tidak akan berusaha keras untuk belajar.2 Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.3

Dengan termotivasinya siswa dalam proses belajar mengajar (PBM), maka secara otomatis akan terbangun keaktifan siswa di kelas. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya,siswa mampu berpikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Martinis Yamin, 2007 diungkapkan ada tujuh aspek terjadinya keaktifan siswa, yaitu: 1. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran 2. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.

3. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa.

4. Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar. 5. Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa.

6. Kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran.

7. Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.4

Untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas serta menggali seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa, guru dapat menggunakan model pembelajaran inquiry sebagai metode mengajar, karena pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa jika selalu dikaitkan dengan dunia nyata dan dengan pendekatan yang mampu mendudukkan siswa sebagai pusat perhatian utama.

2

John. W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), cet. 1, hlm. 509.

3

Ibid., hlm. 510.

(18)

3

Melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik.5 Sasaran utama kegiatan pembelajaran inquiry adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inquiry.6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, terdapat permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1. Untuk dapat menggali potensi yang dimiliki oleh siswa, pembelajaran harus dapat membuat siswa aktif.

2. Adanya kelesuan dan dan kepasifan dalam pembelajaran disebabkan karena penggunaan metode pembelajaran yang kurang variasi.

3. Proses pembelajaran di MTs Nu Al-Syairiyah Limpung Batang tidak banyak melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

4. Motivasi sangat penting dalam menentukan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

5. Model pembelajaran memiliki peranan penting dalam menentukan tingkat keaktifan siswa, sehingga perlu adanya model pembelajaran yang tepat.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari salah pengertian atau kerancuan dalam penelitian ini, peneliti memberikan batasan istilah yang digunakan sebagai judul penelitian, sebagai berikut.

5

Nuryani Y. Rustaman, et.al, Strategi Belajar Biologi, (Universitas Pendidikan Indonesia: Fakultas MIPA, 2003), hlm. 110-111.

6

(19)

4

1. Pengaruh motivasi pembelajaran

Berasal dari kata pengaruh, motivasi dan pembelajaran. Pengertian dari masing-masing katanya adalah sebagai berikut.

Pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatau (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.7

Berikut ini adalah beberapa pengertian dari motivasi:

a. Motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. 8

b. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.

c. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan.

d. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

e. Motivasi adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dulu.9 f. Menurut MC. Donal dalam Sardiman menyatakan bahwa motivasi

adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.10

7

Tim Penyusun Kamus Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesis, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet. 3, hlm.849.

8

John W Santrock, Op. Cit., hlm. 510.

9

Hamzah B Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. 4, hlm. 1.

10

(20)

5

Sedangkan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada guru.

Jadi pengaruh motivasi pembelajaran adalah suatu daya yang ikut membentuk watak atau perbuatan seseorang melalui proses untuk mencoba mempengaruhi siswa yang dilakukan oleh guru agar siswa memperoleh ilmu pengetahuan,menguasai kemahiran dan tabiat, serta membentuk sikap agar menjadi lebih baik.

2. Model Inquiry

Model inquiry berasal dari kata model dan inquiry, yang dimaksud model disini adalah model pembelajaran, pengertian dari masing-masing katanya yaitu.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.11

Pengertian inquiry menurut Sund (dalam Trianto, 2007), inkuiri yang dalam bahasa Inggrisnya Inquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan, inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.12

Inquiry merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas, yaitu dengan cara siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru.13

11

Trianto, Op. Cit., hlm. 5.

12

Ibid., hlm. 35.

13

(21)

6

Model pembelajaran inquiry adalah pembelajaran yang dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat.14

3. Keaktifan siswa

Berasal dari kata keaktifan dan siswa. Pengertian dari masing-masing katanya adalah.

Keaktifan berasal dari kata aktif, aktif dalam pembelajaran maksudnya adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh siswa. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru dituntut harus mampu menciptakan suasana yang memungkinkan siswa secara aktif menemukan, memproses dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan baru.15

Siswa adalah suatu organisme yang hidup, didalam dirinya beranekaragam kemungkinan potensi yang hidup dan berkembang.16

Jadi keaktifan siswa adalah suatu organisme yang mempunyai kemungkinan potensi yang hidup dan berkembang secara aktif untuk menemukan, memproses, mengkontruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan baru.

4. Belajar biologi

Berasal dari kata belajar dan biologi, pengertian dari masing-masing katanya adalah.

Berikut merupakan beberapa pengertian belajar.

a. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.17

14

Trianto, Op. Cit., hlm. 136.

15

Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2008), hlm. 46.

16

Martinis Yamin, Op. Cit., hlm. 76

(22)

7

b. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak.

c. Belajar merupakan proses aktif konstruktif yang terjadi melalui mental proses. Mental proses adalah serangkaian proses kognitif yang meliputi persepsi (perception), perhatian (attention), mengingat (memory), berpikir (thinking, reasoning), memecahkan masalah dan lain-lain.18

d. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman.19

e. Menurut Cronbach dalam Sardiman menyatakan “Learning is shown by a change in behaviour as a result of experience”.20

(Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu siswa menggunakan panca inderanya).

Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur fisik dan fungsi alat-alat tubuh manusia dengan segala keingintahuan yang ada di sekitar atau lingkungannya.21

Belajar biologi berarti berupaya mengenali proses kehidupan nyata di lingkungan, atau belajar biologi dari aspek empiris (purpose in empirical evidence). Belajar biologi berarti berupaya mengenali diri sendiri sebagai makhluk atau belajar biologi dari aspek evaluasi (purpose in human institution).22

5. Materi Ekosistem

Berikut ini pengertian ekosistem, yaitu:

a. Ekosistem yaitu suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan adalah berhubungan dengan keanekaragaman species (species diversity).

18

Ismail, op.cit., hlm. 9.

19

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), cet. 2, hlm. 34.

20

Sardiman, Op. Cit., hlm. 20.

21

Nuryani Y. Rustaman, et.alla, op.cit., hlm. 14.

(23)

8

b. Ekosistem yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat tumbuhan dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi.

c. Ekosistem yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.23

d. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh–menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup ( UU RI No. 32 tahun 2009 Bab I Pasal 1 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup).24

e. Ekosistem yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk dengan lingkungannya.25

Di SMP atau di MTs materi ekosistem merupakan suatu materi dalam mata pelajaran biologi yang diajarkan di kelas VII pada semester genap. Materi ekosistem ini merupakan materi yang mempelajari hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya.

6. MTs NU Al-Syairiyah Limpung Batang

Merupakan sekolah yang dibentuk oleh Yayasan NU, terletak di desa Plumbon Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Letak sekolah ini strategis, karena terletak di sebelah jalan raya yang menghubungkan 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Limpung dan Kecamatan Tersono. Dengan kondisi lingkungannya yang masih alami yaitu sebagai berikut: di sisi kiri terdapat lapangan bola yang cukup luas, sebelah kanan dan bagian belakang merupakan persawahan penduduk.

23

Indriyanto, Ekologi Hutan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), cet. 1, hlm. 19-20.

24

http: // akhdian. Net/ 2009/ 10/17/ download undang-undang-lingkungan-hidup-no-32-tahun-2009/, diunduh pada hari minggu pukul 12: 00 tanggal 1 agustus 2010.

25

(24)

9

7. Tahun ajaran 2009/ 2010

Merupakan tahun ajaran yang dimulai dari bulan juli 2009 dan berakhir pada bulan Juni 2010.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah model pembelajaran inquiry akan berpengaruh terhadap keaktifan siswa dalam belajar biologi materi ekosistem di MTs NU Al-Syairiyah Limpung Batang tahun ajar 2009/ 2010?

2. Apakah motivasi pembelajaran siswa tersebut akan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar biologi materi ekosistem di MTs NU Al-Syairiyah Limpung Batang tahun ajar 2009/ 2010?

E. Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian adalah: 1. Bagi Siswa

a. Membiasakan siswa belajar secara mandiri, sehingga mampu bersikap dan berfikir kritis.

b. Menumbuhkan rasa keterkaitan siswa dalam belajar siswa, karena materi dikaitkan dengan kehidupan nyata dan keseharian siswa.

2. Bagi Guru

Memotivasi guru untuk meningkatkan kreativitasnya menyajikan metode belajar dalam proses belajar mengajar (PBM), sehingga dapat memperbaiki pembelajaran dan pengajaran yang ada.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses kegiatan belajar mengajar, agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan tercapainya suatu tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kelulusan berdasarkan kurikulum yang ada.

(25)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Motif dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.1 Menurut Eysenck dan kawan-kawan (dalam Slameto, 1995) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, serta arah umum dari yang tingkah laku manusia.2 Menurut Gates dan kawan-kawan (dalam Djaali, 2008) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis dan terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Adapun Greenberg (dalam Djaali, 2008) menyebutkan bahwa motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.

1

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hlm. 3.

2

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), cet. 3, hlm. 170.

(26)

11

Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan).3 Motivasi merupakan suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy), atau suatu keadaan yang kompleks (a complex state). Dan kesiapsediaan (prepararoty sel) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.4

Menurut Mc. Donald (dalam Oemar Hamalik, 2009) menyebutkan “Motivation is an energi change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”. (motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan).5

Berdasarkan uraian di atas, pengertian motivasi adalah suatu proses membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku baik secara fisiologis maupun psikologis untuk mencapai suatu tujuan.

b. Komponen-komponen motivasi

Motivasi memiliki dua komponen, yaitu:

1) komponen dalam (inner component), ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan psikologis. Komponen dalam ialah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan.6

3

Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. 3, hlm. 101.

4

Alan Syamsuddin, Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. 5, hlm. 37.

5

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. 9, hlm. 158.

(27)

12

2) komponen luar (outer component), ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Komponen luar ialah tujuan yang hendak dicapai.7

c. Fungsi Motivasi

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. 2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan

perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.8 d. Perspektif tentang motivasi

1. Perspektif humanistis

Menekankan pada kapasitas siswa untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka. Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow.9 Dan dikenal sebagai teori kebutuhan (needs) yang digambarkan secara hierarki sebagai berikut.

Gambar 2. 1 Hierarki kebutuhan Maslow.10

7 Ibid., hlm. 159. 8 Ibid., hlm. 161. 9

John. W. Santrock, op.cit., hlm. 511.

10

Kebutuhan Fisiologis Perasaan Aman dan Tenteram Rasa memiliki dan rasa cinta / sayang

Penghargaan / penghormatan Aktualisasi diri

(28)

13

Dalam dunia pendidikan, teori ini dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan siswa, agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal dan sebaik mungkin.11

2. Perspektif Kognitif

Menekankan arti penting dari penentuan, tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan. Perspektif kognitif merekomendasikan agar siswa diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung jawab untuk mengontrol hasil prestasi mereka sendiri.12

3. Perspektif Sosial

Di sini siswa dapat berhubungan dengan orang lain, misalnya teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru. Siswa sekolah yang punya hubungan penuh perhatian dan suportif biasanya memiliki sikap akademik yang positif dan lebih senang bersekolah.13

e. Jenis-jenis motivasi 1) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa. Motivasi ini timbul dalam diri siswa sendiri. Misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, serta keinginan diterima oleh orang lain.14

Motivasi intrinsik berisi: (a) penyesuaian tugas dengan minat, (b) perencanaan yang penuh variasi, (c) umpan balik atas

11

Ibid., hlm. 6-7.

12

John. W. Santrock, op.cit., hlm. 513.

13

Ibid.

(29)

14

respons siswa, (d) kesempatan respons siswa yang aktif, dan (e) kesempatan siswa untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya.15 2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah dan persaingan.16

Motivasi ekstrinsik berisi: (a) penyesuaian tugas dengan minat, (b) perencanaan yang penuh variasi, (c) respon siswa, (d) kesempatan siswa yang aktif, (e) kesempatan siswa untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya, dan (f) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.17

f. Prinsip-prinsip Motivasi

1) Pujian lebih efektif daripada hukuman.

2) Semua mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat mendasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan.

3) Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar.

4) Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain. 5) Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang

motivasi.

6) Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru.

7) Motivasi yang besar erat kaitannya dengan kreativitas siswa.18 g. Teknik-teknik motivasi dalam pembelajaran

1) Pernyataan penghargaan secara verbal.

2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. 3) Menimbulkan rasa ingin tahu.

4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. 5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa.

15

Hamzah B. Uno, op.cit., hlm. 9.

16

Oemar Hamalik, op.cit., hlm. 163.

17

Hamzah B. Uno, op.cit., hlm. 9.

(30)

15

6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar.

7) Menggunakan kaitan yang unik dan tidak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami.

8) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya.

9) Menggunakan simulasi dan permainan.

10) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum.

11) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar.

12) Memahami iklim sosial dalam sekolah.

13) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. 14) Memadukan motif-motif yang kuat.

15) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. 16) Merumuskan tujuan-tujuan sementara.

17) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai.

18) Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa. 19) Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri.

20) Memberikan contoh yang positif.19

2. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.20

Menurut Clifford T. Morgan yang dikutip oleh Mustaqim dalam Psikologi Pendidikan dijelaskan “learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience” (belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu).21

Belajar merupakan suatu proses, dan bukan hasil yang hendak dicapai semata. Proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian

19

Hamzah B. Uno, op.cit., hlm. 34-37.

20

Slameto, op.cit., hlm. 2.

(31)

16

pengalaman, sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang telah dimiliki sebelumnya.22

Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.23

Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, dan mengajar berorentasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran.24

Menurut Usman (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2009) pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Rancangan pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1) Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik.

2) Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik siswa.

3) Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan.

4) Penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara formatif sebagai diadgnosis untuk menyediakan pengalaman belajar secara berkesinambungan dan dalam tingkat belajar sepanjang hayat.25

Berdasarkan uraian di atas, belajar merupakan proses untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang merupakan hasil pengalamannya sendiri. Sedangkan pembelajaran merupakan proses

22

Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 2, hlm. 106.

23

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 117.

24

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), cet. 3, hlm. 11.

(32)

17

interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada satu lingkungan yang sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.

b. Jenis-jenis Belajar

1) Menurut Robert M. Gagne (dalam Mustaqim, 2001)yaitu: a) keterampilan motorik

b) sikap c) kemahiran d) informal verbal

e) pengetahuan kegiatan intelektual.26

2) Menurut Prof. Dr. Nasution (dalam Mustaqim, 2001)yaitu: a) belajar berdasarkan pengamatan

b) belajar berdasarkan gerak c) belajar berdasarkan hafalan

d) belajar karena masalah (pemecahan masalah) e) belajar berdasarkan emosi.27

3) Menurut Benyamin S. Bloom dkk, dikenal dengan sebutan “taxonomy of education objective”, yang dikutip oleh Mustaqim dalam Psikologi Pendidikan ada tiga jenis belajar yaitu:

a) ranah kognitif b) ranah afektif c) ranah psikomotor.28

c. Teori-teori Belajar 1) Aliran skolastik

Beranggapan bahwa belajar tidak lain adalah mengulang-ulang bahan yang dipelajari, makin sering dimengulang-ulang makin dikuasai.29

26

Mustaqim, Op. Cit., hlm. 35.

27

Ibid., hlm. 36.

28

Ibid., hlm. 36-39.

(33)

18

2) Teori koneksionisme

Torndike berpendapat bahwa belajar adalah pembentukan atau penguatan hubungan antara stimulus dan respons.30

3) Teori Gestalt

Dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight.31 Insight artinya: dimengertinya persoalan, hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu, hingga hubungan tersebut jelas dan akhirnya didapatkan kemampuan memecahkan problem.

Insight ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a) sikap dan taraf kompleksitas situasi

b) pengalaman

c) integritas dan kematangan individu.32 4) Teori Belajar Menurut J. Bruner

Menurutnya belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah.33

5) Teori dari R. Gagne

Gagne memberikan dua definisi yaitu:

a) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

b) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.34

6) Teori Bandura 30 Ibid., hlm. 48-49. 31 Slameto, op.cit., hlm. 9. 32 Mustaqim, op.cit., hlm. 58. 33 Slameto, op.cit., hlm. 11. 34

(34)

19

Bandura berpendapat bahwa proses belajar dengan mengalami dan meniru apa yang ada di sekitarnya. Ia menamakan teorinya dengan “social learning” dengan menggunakan prinsip “modeling” dan “imitation”.35

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.36

1) Faktor-faktor Intern a) Faktor Jasmaniah

(1) Faktor kesehatan (2) Cacat tubuh. b) Faktor Psikologis

Ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis, yaitu: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.37

c) Faktor Kelelahan

(1) Kelelahan jasmani, terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.38

(2) Kelelahan rohani, terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.39

2) Faktor-faktor Ekstern

a) Faktor-faktor nonsosial dalam belajar 35 Mustaqim, op.cit., hlm. 54. 36 Slameto, op.cit., hlm. 54. 37 Ibid., hlm. 54-55. 38 Ibid., hlm. 59. 39

(35)

20

Misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar.40

b) Faktor-faktor Sosial dalam Belajar

Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun tidak langsung hadir.41

3. Materi Ekosistem

Istilah ekosistem pertama kali diusulkan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris bernama A.G. Tansley pada tahun 1935. Beberapa definisi tentang ekosistem, yaitu:

a. Menurut A.G. Tansley (dalam Indriyanto, 2006)menyatakan ekosistem yaitu suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat struktur dan fungsi.42

b. Ekosistem yaitu tataran kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi.

c. Ekosistem yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya dan di antara keduanya saling mempengaruhi.43

d. Ekosistem yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

e. Ekosistem yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan keduanya saling mempengaruhi.44

40

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), cet. 2,hlm. 233. 41 Ibid., hlm. 234. 42 Indriyanto, op.cit., hlm. 19. 43 Ibid., hlm. 20. 44

(36)

21

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, dan diantara keduanya saling mempengaruhi.

a. Satuan-satuan Ekosistem

1) Komponen-komponen ekosistem

Berdasarkan atas segi struktur dasar ekosistem, maka komponen ekosistem terdiri atas dua jenis, yaitu:

a) Komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tetumbuhan, dan mikroba.

b) Komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara, tanah dan energi.45

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hijr ayat 19-20 sebagai berikut.

uÚö‘F{$#uρ

$yγ≈tΡ÷Šy‰tΒ

$uΖøŠs)ø9r&uρ

$yγŠÏù

zÅ›≡uρu‘

$uΖ÷Fu;/Ρr&uρ

$pκŽÏù

ÏΒ

Èe≅ä.

&óx«

5βρã—öθ¨Β

∩⊇∪

$uΖù=yèy_uρ

ö/ä3s9

$pκŽÏù

|·ÍŠ≈yètΒ

tΒuρ

÷Λäó¡©9

…çµs9

tÏ%Η≡tÎ/

∩⊄⊃∪

Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rizki kepadanya. (QS. Al-Hijr: 19-20)46 Berdasarkan segi trofik atau nutrisi, maka komponen biotik dalam ekosistem terdiri atas dua jenis, yaitu:

a) Komponen autotrof, yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri. Yang termasuk ke dalam komponen autotrof adalah golongan tetumbuhan.

45

Indriyanto, op.cit., hlm. 21.

46

(37)

22

b) Komponen heterotrof, yaitu organisme yang hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik yang disediakan oleh organisme lain. Yang termasuk ke dalam komponen heterotrofik adalah binatang, jamur dan jasad renik.47

Berdasarkan dari segi penyusunnya, ekosistem terdiri dari empat komponen, yaitu:

a) Komponen abiotik (benda mati, atau nonhayati), yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari dan lain sebagainya.

b) Komponen produsen, yaitu organisme autotrofik yang pada umumnya berupa tumbuhan hijau.48

c) Komponen konsumen, yaitu organisme heterotrofik misalnya binatang dan manusia yang makan organisme lain.

(1) Konsumen pertama adalah golongan herbivora.

(2) Konsumen kedua adalah golongan karnivora kecil dan omnivora.

(3) Konsumen ketiga adalah golongan karnivora besar (karnivora tingkat tinggi).

(4) Mikrokonsumen adalah tumbuhan atau binatang yang hidupnya sebagai parasit atau saproba.

d) Komponen pengurai, yaitu mikroorganisme yang hidupnya bergantung kepada bahan organik dari organisme mati (binatang, tumbuhan dan manusia yang telah mati).49

b. Saling Hubungan antarkomponen ekosistem

Hubungan antarkomponen dalam ekosistem menjelaskan terjadinya proses pemindahan dan energi. Tentang siklus materi dan arus energi di dalam ekosistem, dapat dilihat pada gambar 2. 2 berikut.

47 Indriyanto, op.cit., hlm. 21. 48 Ibid., hlm. 22. 49

(38)

23

Gambar 2. 2 Model sederhana tentang siklus materi dan arus energi dalam ekosistem.50

1) Hubungan Trofik dalam ekosistem

Setiap ekosistem memiliki suatu struktur trofik (tropic structure) dari hubungan makan memakan. Para ahli ekologi membagi spesies dalam suatu komunitas atau ekosistem ke dalam tingkat trofik berdasarkan nutriennya.

Tingkat trofik yang secara mendasar mendukung yang lainnya dalam suatu ekosistem terdiri dari organisme autotrof atau produsen primer dan organisme heterotrof yang secara langsung atau tidak langsung bergantung pada hasil fotosintetik produsen primer.51

a) Rantai Makanan

Rantai makanan adalah jalur di sepanjang perpindahan makanan dari tingkat trofik satu ke tingkat trofik yang lain, dan dimulai dengan produsen primer.

50

http:// shifadini9. Files. Wordpress. Com/ 2010/ 94/ untiled31. Jhpg. Diunduh pada pukul 13: 22,m hari selasa tanggal 17 agustus 2010.

(39)

24

Misalnya:

Tumbuhan → hewan herbivora → hewan karnivora kecil → (belalang) (tikus)

hewan karnivora besar (ular)

b) Jaring-jaring makanan

Jaring-jaring makanan adalah hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem dan umumnya saling menjalin.52 Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada gambar 2. 3 berikut.

Gambar 2.3 jaring-jaring makanan.53

c. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Makhluk Hidup 1) Ancaman dan Kerusakan Ekosistem di Indonesia

Kerusakan dan perubahan habitat akibat kegiatan dan populasi manusia yang semakin meningkat dengan segala aspeknya merupakan faktor utama pemacu berbagai bentuk

52

Ibid., hlm 389.

53

(40)

25

kepunahan spesies dan menurunnya keanekaragaman sumber daya hayati alami secara meluas.54

Kegiatan-kegiatan manusia yang dapat merusak ekosistem, di antaranya adalah penebangan illegal, kebakaran hutan, perusakan hutan bakau yang kemudian dijadikan pembuatan tambak ikan dan udang, adanya pertambangan lepas pantai, serta dijadikannya laut dan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.55

Kerusakan alam karena ulah manusia ini sudah ditulis di dalam QS. Ar-Rum ayat 41-42 yang berbunyi

tyγsß ßŠ$|¡xø9$# ’Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#uρ $yϑÎ/ ôMt6|¡x. “ω÷ƒr& Ĩ$¨Ζ9$# Νßγs)ƒÉ‹ã‹Ï9 uÙ÷èt/ “Ï%©!$# (#θè=ÏΗxå öΝßγ‾=yès9 tβθãèÅ_ötƒ ∩⊆⊇∪ ö≅è% (#ρ玍ř ’Îû ÇÚö‘F{$# (#ρãÝàΡ$$sù y#ø‹x. tβ%x. èπt7É)≈tã tÏ%©!$# ÏΒ ã≅ö6s% 4 tβ%x. ΟèδçŽsYò2r& tÏ.Ύô³•Β ∩⊆⊄∪

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”

(QS. Ar-Rum: 41-42).56

2) Usaha manusia dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati Pemerintah Indonesia telah menetapkan kawasan-kawasan yang dilindungi sebagai tempat pelestarian keanekaragaman hayati. Berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1990, kawasan yang dilindungi (kawasan konservasi) bagi pelestarian alam terbagi atas dua kelompok utama, yaitu kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.

54

Indrawan, et.al, Biologi Konservasi, (Jakarta: Yayasan Obor, 2004), hlm. 486.

55

Ibid., hlm. 488-489.

(41)

26

a) Kawasan Suaka Alam

Merupakan kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun perairan, yang memiliki fungsi utama sebagai penyangga kehidupan. Terdapat dua kawasan, yaitu:

(1) Cagar alam, yaitu tempat yang hanya dapat dilakukan kegiatan-kegiatan terbatas untuk kepentingan penelitian, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan yang menunjang budidaya.57

(2) Suaka margasatwa, yaitu tempat yang berfungsi untuk melestarikan keanekaragaman atau keunikan jenis satwa, sehingga dimungkinkan dilakukan kegiatan pembinaan habitatnya untuk tujuan penelitian, pendidikan dan juga wisata terbatas.58

b) Kawasan Pelestarian Alam

Merupakan kawasan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya hayati dan ekosistemnya secara lestari. Yang termasuk dalam kelompok kawasan ini adalah:

(1) Taman Nasional, yaitu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi serta dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan penelitian, pendidikan, serta menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.59

(2) Taman Hutan Raya, yaitu kawasan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan bukan asli, yang dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.

57

Indrawan, et. al, Op. Cit., hlm. 512.

58

Ibid., hlm. 512.

(42)

27

(3) Taman Wisata Alam, yaitu kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi.60

c) Hutan Lindung

Hutan lindung adalah hutan-hutan yang fungsinya untuk melindungi kawasan hutan sebagai sumber daya air, tanah dan ekosistem, sehingga dapat memberikan perlindungan pada sistem penyangga kehidupan.61

Upaya nyata manusia dalam melestarikan keanekaragaman hayati adalah: a) Melakukan reboisasi terhadap lahan yang telah gundul salah satunya

dengan pelaksanaan penanaman 1000 pohon disekitar kita.

b) Melakukan penanaman hutan bakau disekitar pantai yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya abrasi.

c) Melindungi tumbuhan maupun hewan langka yaitu dengan cara membuat tempat perlindungan khusus berupa cagar alam maupun suaka margasatwa.

d) Adanya pelarangan penangkapan biota laut dengan pukat harimau maupun bahan kimia misalnya dengan racun atau bom.

4. Model Inquiry

Inquiry merupakan perluasan proses discovery. Inkuiri yang dalam bahasa Inggrisnya inquiry berarti pertanyaan, pemeriksaan atau penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.

Menurut Edmund “inquiry is an intellectual activity in which we seek to find out something not yet known or clearly understood”. 62

Inquiry adalah sebuah aktivitas intelek yang kita cari untuk menemukan sesuatu yang belum tahu atau secara jelas tidak dipahami). 60 Ibid., hlm. 512. 61 Ibid., hlm. 512. 62

(43)

28

Menurut Gulo (dalam Trianto, 2007) menyatakan bahwa strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.63

Inquiry berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian.64

Tujuan model pembelajaran inquiry adalah agar siswa tertantang untuk melakukan tugas, aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah, mencari sumber sendiri dan mereka belajar bersama dalam kelompok, siswa mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya, serta siswa diharapkan dapat berdebat, menyangga dan mempertahankan pendapatnya.

Keunggulan penggunaan model pembelajaran inquiry adalah. a. Dapat membentuk dan mengembangkan “sel concept” pada diri siswa,

sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.

b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.

e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. f. Situasi proses belajar menjadi lebih tertantang.

g. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

i. Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.

j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga merupakan dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.65

63

Trianto, op.cit., hlm. 135.

64

Nuryani Y. Rustaman, et.al, op.cit., hlm. 110-111.

(44)

29

Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inquiry bagi siswa adalah.

a. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi.

b. Inkuiri berfokus pada hipotesis

c. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta).66 Peran guru dalam pembelajaran model inquiry adalah.

a. Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir. b. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan. c. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat. d. Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas. e. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

f. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi kelas. g. Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.67

Langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut.

a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan b. Merumuskan hipotesis

c. Mengumpulkan data d. Analisis data

e. Membuat kesimpulan.68

Berikut ini adalah tabel pembelajaran inquiry.

Tabel 2.1 : Tahap Pembelajaran Inquiry.69

No Fase Perilaku Guru

1. Menyajikan

pertanyaan atau masalah

Guru membimbing siswa mengidentifikasi dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok

2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa

66 Trianto, op.cit., hlm. 135. 67 Ibid., hlm. 136. 68 Ibid., hlm. 138. 69

(45)

30

untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan. 3. Merancang

Percobaan

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan, guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.

4. Melakukan

percobaan untuk memperoleh

informasi

Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan

5. Mengumpulkan dan menganalisis data

Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul

6. Membuat kesimpulan

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

Ada tiga komponen yang dianggap esensial bagi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran inquiry, yaitu:

a. Fungsi-fungsi kepemimpinan spesifik yang harus dilakukan di dalam kelompok.

b. Peran-peran khusus bagi setiap anggota kelompok harus ditugaskan. c. Suasana emosional yang efektif dan bermakna harus dibangunkan dan

dipelihara.70

70

(46)

31

Dengan cara pembelajaran inquiry ini siswa diharapkan meneliti berbagai masalah sosial sehingga mereka memperoleh:

a. Pengetahuan

b. Ketrampilan akademis c. Sikap dan nilai yang baik d. Keterampilan social.71

5. Keaktifan

Keaktifan berasal dari kata aktif, aktif dalam pembelajaran maksudnya adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh siswa. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru dituntut harus mampu menciptakan suasana yang memungkinkan siswa secara aktif menemukan, memproses dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan baru.72

Keaktifan dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Mc. Keachie (dalam Martinis Yamin, 2007) ada tujuh aspek terjadinya keaktifan siswa, yaitu:

a. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. b. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.

c. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa.

d. Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar. e. Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa.

f. Kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran.

g. Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.73

71

Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003), cet. 3, hlm. 18-19.

72

Ismail, op.cit., hlm. 46.

(47)

32

Di dalam kelas guru bertindak sebagai pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar, dan tercapainya suatu indikator yang dikehendaki. Di kelas siswa sebagai aktor / subyek, yang banyak berperan dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, siswa tidak hanya pasif saja akan tetapi berperan juga membuat perencanaan, pelaksanaan, dan tercapainya suatu hasil (output) yang bertitik tolak pada kreativitas dan partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran. Skema hubungan ini sebagai berikut:

Gambar 2. 4 Hubungan guru dan siswa sebagai output.74

Peran aktif dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran adalah untuk tercapainya suatu indikator dari kompetensi dasar yang telah dikembangkan dari materi pokok. Sebagaimana dalam gambar 5 berikut ini

Gambar 2. 5 Peranan aktif dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.75 74 Ibid., hlm. 79 75 Guru Siswa Merangsang peran aktif dan partisipasi

Peran aktif dan partisipasi siswa Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator

(48)

33

Raka Joni dan Martinis Yamin menjelaskan bahwa peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala.

a. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa.

b. Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar.

c. Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar).

d. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya dan mencipta siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep.

e. Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan.76

Teknik menjadikan siswa aktif sejak awal, yaitu dengan cara.

a. Pembentukan tim: membantu siswa menjadi lebih mengenal satu asma lain atau menciptakan semangat kerjasama dan kesalingtergantungan. b. Penilaian serentak, mempelajari sikap, pengetahuan dan pengalaman

siswa.

c. Pelibatan belajar secara langsung; menciptakan minat awal terhadap pelajaran.77

Menurut Gagne dan Briggs dalam Martinis Yamin ada sembilan aspek untuk menumbuhkan aktivitas partisipasi siswa, yaitu.

a. Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b. Menjelaskan tuh instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. c. Mengingatkan kompetensi prasyarat.

d. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari.

e. Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

f. Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

g. Memberikan umpan balik (feed back).

76

Ibid., hlm. 80-81.

77

(49)

34

h. Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.

i. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.78

Belakangan secara aktif, walaupun menggunakan metode apa pun tetap saja menyita waktu. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk menghemat waktu ketika proses pembelajaran.

a. Memulai proses pembelajaran pada waktunya. b. Memberikan instruksi yang jelas.

c. Memberikan informasi visual semenjak awal. d. Membagikan materi pelajaran secara cepat. e. Mempercepat pelaporan sub kelompok.79

Bentuk kegiatan belajar aktif, menurut curriculum guiding comite of the Winsconsin Cooperative Educational Planning Program(dalam Oemar Hamalik, 2003) adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan penyelidikan b. Kegiatan penyajian c. Kegiatan latihan mekanis d. Kegiatan apresiasi

e. Kegiatan observasi dan mendengarkan f. Kegiatan ekspresi kreatif

g. Bekerja dalam kelompok h. Percobaan

i. Kegiatan pengorganisasian dan menilai.80

B. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini peneliti telah melaksanakan penelusuran dan kajian sebagai sumber atau referensi yang memiliki kesamaan topik atau relevansi materi pokok permasalahan ini. Hal tersebut dimaksud agar tidak terjadi pengulangan terhadap penelitian sebelumnya untuk mencari sisi lain yang penting untuk diteliti, maka peneliti mencoba menelaah skripsi

78

Martinis Yamin, op.cit., hlm. 57.

79

Melvin L. Silberman, op.cit., hlm. 57.

Gambar

Gambar 2. 1  Hierarki kebutuhan Maslow. 10
Gambar  2.  2  Model  sederhana  tentang  siklus  materi  dan  arus  energi  dalam ekosistem
Gambar 2.3 jaring-jaring makanan. 53
Gambar 2. 5 Peranan aktif dan partisipasi siswa dalam proses  pembelajaran. 75                                                   74  Ibid., hlm
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran tutor sebaya (Peer Tutoring) terhadap hasil belajar dalam pembelajaran Al-Quran Hadits di MTs Darul

Dari beberapa penjelasan di atas maka arti seutuhnya dari judul skripsi ini adalah suatu upaya/usaha meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas VIII A dalam

Sedangkan tujuan yang akan dicapai adalah: (1) untuk mengetahui pemberian motivasi orang tua, (2) untuk mengetahui prestasi belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak di MI

Keaktifan siswa merupakan suatu proses yang sangat penting dalam proses belajar mengajar karena dapat menunjang keberhasilan proses belajar, dalam

Judul : Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Materi Tanda Baca Waqaf Dan Wasal Melalui Strategi Index Card Match Pada Siswa Kelas II

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil pengamatan situasi pembelajaran dan hasil peningkatan perhatian, keaktifan dan hasil prestasi belajar di akhir pembelajaran. Berdasarkan

Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Islam Asy-Syafi’iyah Pekalongan Batealit Jepara dalam Pembelajaran PAI Materi Meningkatkan Keimanan

Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih Pokok Materi Makanan dan Minuman Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Kelas VIIIA MTs Asy-Syarifiyah