• Tidak ada hasil yang ditemukan

126926681 Pendekatan Diagnosis Demam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "126926681 Pendekatan Diagnosis Demam"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PE NDE KAT AN DI AGNOS IS DE MAM

Pendahuluan

Demam merupakan salah satu gejala yang dapat menyertai berbagai penyakit dan merupakan manifestasi penting dari penyakit tersebut. Sering gejala demam ini dihubungkan dengan penyakit infeksi, tetapi kenyataan banyak pula penyakit non infeksi dapat menimbulkannya.1,2,3

Seiring maraknya penggunaan anti mikroba ( antibiotika, anti virus, anti jamur, anti protozoa ) seringkali para klinisi, paramedis, bahkan pasien sendiri menggunakan obat-obat tersebut bila demam. Tidak jarang mereka menkombinasikan anti mikroba tersebut tanpa meangeksplorasi etiologinya. Terapi empiris dan terapi ajuvan yang diberikan dokter sebaiknya harus memahami betul epidemiologi, etiologi dan patologi yang secara empiris memang sering terbukti. Dalam hal ini meskipun terapi empiris diperbolehkan namun direkomendasikan untuk secepatnya mampu mengidentifikasi etiologi yang definitive agar meaandapatkan drug of choice .

Selain infeksi , demam bisa ditimbulkan oleh keganasan, inflamasi alergi & nonalergi, serta sebab-sebab lain yang tidak jelas. Demam merupakan manifestasi respon tubuh dalam menjaga keutuhan tubuh ( homeostasis ) terhadap benda asing ( mikroba, debu anorganik, zat-zat kimia ) atau yang dianggap benda asing ( auto antigen/ autoantibodi )

Dalam menegakkan diagnosis dengan gejala demam perlu mengetahui riwayat perjalan penyakit, epidemiologi, mengidentifikasi tipe demam dan didukung pemeriksaan fisik & laboratorium penunjang , meskipun pada beberapa kasus kita tidak mampu menegakkan dan kita

mengkategorikannya dalam FUO ?.

II. DEFINISI DAN KLASIFIKASI

Demam ( febris, fever )

Adalah kenai kan s uhu tubuh di atas vari as i sirkadi an yang normal sebagai

(2)

ant erior. Suhu tubuh manusia berdasarkan irama sirkadi an t erendah pada suhu

37,2 C pada pukul 06.00 dan t ert inggi pada suhu 37,7 C pada pukul 16.00 s/ d

18.00.

Suhu penderit a bi as an ya di ukur bi as an ya diukur dengan termomet er ai r raks a dan t empat pengam bil ann ya dapat diaksil a, oral, at au rekt um. Dal am

keadaan bi as an ya perbedaan ini berkis ar 0,5 C; suhu rektal lebih ti nggi dari

suhu oral .

Hiperpereksia adalah:

adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setinggi 41C atau lebih.

Hipertermia adalah:

Kenaikan suhu tubuh diatas set poin ( pusat pengatur) di hipotalamus akibat pembuangan

panas yang tidak adekwat/ insufisiensi seperti: latihan yang berlebihan, obat yang menghambat perspirasi, lingkungan yang panas.

Hipotermia

adalah keadaan suhu tubuh dibawah 35C.

Berdasarkan lamanya, demam dibedakan 2 macam 1,2:

1.Demam singkat yaitu demam yang berlangsung kurang dari 2 minggu dan kebanyakan penyebabnya oleh infeksi bakteri,virus, parasit atau infeksi lainya.

2.Demam lama adalah kenaikan suhu sebesar 38,3C atau lebih yang berlangsung 2 minggu

atau lebih. Termasuk didalam demam lama ini adalah demam yang tidak jelas penyebabnya (Fever of unknown origin). Pada demam lama ini selain penyakit infeksi maka penyakit-penyakit non infeksi juga sangat berperan.

BEBERAPA TIPE DEMAM YANG MUNGKIN KITA JUMPAI ANTARA LAIN: Demam septik:

Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam turun ke tingkat yang normal juga demam heptik.

Demam remiten :

Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.

(3)

Demam intermiten :

Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ketingkat yang nomal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam terjadi seperti ini setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

Demam kontiyu :

Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpereksia.

Demam siklik:

Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang kemudian

diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Demam belum terdiagnosis ( FUO )

Istilah lain yang sering digunakan o Febris et causa ignota o Fever of obscure origin o Fever of undetermined origin o Fever of undiagnosed origin o Fever of unknown origin

Adalah suatu keadaan dimana seseorang pasien mengalami demam terus menerus

selama 3 minggu dengan suhu badan diatas 38,30C dan tetap belum ditemukan

penyebabnya walaupun telah diteliti selama 1 minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

Pirogen

Subtansi yang menyebabkan demam disebut pirogen. Pirogen yang berasal dari luar tubuh dinamakan pirogen eksogen, yang mayoritas merupakan mikroorganisme dan produk / toksinnya. Pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh berbagai sel terutama monosit / makrofag.

PATOFISIOLOGI DEMAM.

Suhu tubuh dikontrol oleh hipotalamus. Neuron anterior & posterior hipotalamus menerima 2 jenis signal dari :

(4)

o Suhu darah yang membasahi regio tersebut.

Kedua signal tersebut dientegrasikan oleh pusat termoregulator hipotalamus untuk mempertahankan suhu normal

Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Dewasa ini diduga bahwa

pirogen adalah suatu protein yang indentik dengan interleukin-1. Didalam hipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia.4,5

ETIOLOGI DEMAM

A. Infeksi : Bakteri, virus, riketsia, jamur, dan parasit

i n f e k s i , t o k s i n m i k r o b a , m e d i a t o r i n f l a m a s i , r e a k s i i m u n s i t o k i n p i r o g e n i k I L - 1 , I L - 6 , T N F , I F N ENDOTEL HIPOTAL AMUS s i k l i k A M P m o n o s i t / m a k r o f a g , s e l e n d o t e l SIRKULASI k o n s e r v a s i & p r o d u k s i p a n a s toksin mikroba E l e v a s i s e t p o i n t e r m o r e g u l a t o r DEMAM PGE2

(5)

B. Penyakit Autoimun : SLE, poliarteritis nodosa, demam rematik, polimialgia reumatika, arteritis sel besar, penyakit Still, granulomatosis Wegener, vaskulitis, polikondritis berulang; jarang pada dermatomiosis, artritis reumatoid dewasa

C. Penyakit susunan saraf pusat : perdarahan otak, trauma kapitis, tumor otak dan medula spinalis, penyakit degeneratif susunan saraf pusat (seperti multipel sklerosis), trauma medula spinalis.

D. Tumor ganas : neoplasma primer (seperti kolon dan rektum, hati, ginjal, neuroblastoma), tumor hati metastase.

E. Penyakit darah : limfoma, leukemia, anemia hemolitik.

F. Penyakit kardiovaskuler : infarj miokard, tromboflebitis, emboli paru.

G. Penyakit gastrointestinal : inflammatory bowel disease, abses hati, hepatitis alkoholik, hepatitis granulomatosa.

H. Penyakit endokrin : hipotiroidisme, feokromositoma dapat meningkatkan suhu karena gangguan termoregulasi.

I. Penyakit-penyakit yang disebabkan olehg zat kimia : reaksi obat (termasuk serum sickness),

neuroleptic malignant syndrome, hipertermia anestesi maligna, sindroma serotonergik.

J. Penyakit miselanous : sarkoidosis, familial miditerranean fever, trauma jaringan dan hematoma

K. Factitious fever

Heat stroke

Eksersional : latihan pada panas dan atau humiditas yang lebih tinggi dari normal Non eksersional: antikolinergik, antihistamin, antiparkinson, diuretik, fenotiazin Hipertermia yang diinduksi obat-obatan

Amfetamin, inhibitor monoamin oksidase, cocain, LSD, siklik antidepresan Sindroma neuroleptik maligna

Fenotiazine, butyrofenon, haloperidol, bromperidol, fluoxetine, loxapine, trisiklik benzodiazepine, metoklopramid, domperidon, thiothixene, molindone

Hipertermia maligna

(6)

Tabel 1.PENYEBAB SINDROM HIPERTERMIA

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM

Langkah-langkah Pendekatan Klinis Demam7

Dalam melakukan pendekatan klinis demam secara baik perlu diperhatikan langkah-langkah pemeriksaan berupa anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat dengan orientasi sebagai berikut :

Langkah pertama berorientasi pada sistem mengelola sembilan soal (SMESS) tahap I :

 Infeksi saluran nafas atas

 Infeksi saluran nafas bawah

 Kaku leher

 Nyeri perut

 Disuria atau sakit pinggang

 Diare

 Abses atau radang tonsil dan otot

 Nyeri dan pembengkakkan sendi

 Tanpa kelainan spesifik

Setelah melalui tahapan ini beberapa penyakit demam sudah dapat diketahui/diduga, seperti infeksi saluran nafas atas, infeksi saluran nafas bawah, infeksi saluran kencing, infeksi saluran cerna infeksi kulit, artritis, meningitis.

Bila masih ada keraguan, kita meningkat pada SMESS tahap II yang merupakan suatu pendalaman anamnesis dan pengamatan yaitu :

 Perjalanan keluar kota/keluar negeri

 Pekerjaan pasien

 Kontak dengan orang sakit

 Kontak dengan hewan peliharaan

 Trauma fisis atau bedah

Endokrinopati Tirotoksikosis Pheochromocytoma

(7)

 Obat-obatan (termasuk rokok, alkohol)

 Keadaan kulit pasien

 Kelenjar getah bening

 Lubang orifices pasien

Suatu pertanyaan darimana, kapan, dan apa, merupakan suatu pertanyaan yang penting pada waktu melakukan anamnesis merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menduga suatu penyakit dimana dengan sistim transportasi yang demikian canggih bukan suatu hal yang tidak mungkin jika suatu penyakit pindah dari suatu negara ke negara lain yang dapat dibawa oleh seseorang yang masih dalam masa inkubasi penyakit. Sebagai contoh klasik seseorang turis yang berasal dari daerah non endemis dan datang ke daerah endemis malaria bila kembali ketempatnya kemungkinan untuk timbul demam akibat malaria perlu kita curigai sehubungan dengan kemana ia pergi dan kapan ia pergi. Perlu kita menanyakan kapan ia pergi hal ini berhubungan dengan masa inkubasi.

Bila dengan tahap pemeriksaan ini belum juga dapat didiagnosis kira-kira penyebab demam pasien tersebut, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan ini dikelompokkan dalam SMESS tahap III yang akan amat membantu dalam mengambil keputusan penting dalam bidang pengobatan.

Beberapa pemeriksaan penunjang dalam SMESS tahap III :

 Pemeriksaan hematologi

 Pemeriksaan mikrobiologi

 Pemeriksaan imunologi

 Pemeriksaan kimia darah

 Pemeriksaan radiologi

 Pemeriksaan elektrokardiografi

 Pemeriksaan biopsi jaringan tubuh

Dengan pemeriksaan hematologi dapat ditegakkan diagnosis malaria dan penyakit keganasan darah seperti leukemia.

(8)

Bila kita menduga demam itu timbul akibat bakteriemia perlu pemeriksaan bakteriologi sebagai contoh biakan darah dimana dengan pemeriksaan darah ini kita dapat mengetahui kuman penyebab dan resistensi terhadap obat. Pemeriksaan imunologi dapat pula kita lakukan dengan melihat antibodi dari suatu penyakit misalnya widal. Pada penderita dengan infeksi virus misalnya hepatitis dapat kita lakukan pemeriksaan kimia darah berupa tes fungsi hati. Pemeriksaan radiologis dapat pula menunjang penyakit infeksi paru. Pemeriksaan elektrokardiografi dapat kita jumpai kelainan jantung berupa karditis . Pemeriksaan biopsi jaringan tubuh dapat pula menentukan suatu infeksi misalnya tuberkulosis kelenjar.

Setelah melalui tahap pemeriksaan SMESS III ini, sebagian besar penyebab demam sudah dapat terdeteksi. Namun bila dalam 3 minggu demam berlangsung terus tanpa diketahui sebabnya, maka kita sebut Fever of Unknown Origin (FUO).

Sekarang ini dengan kemajuan teknologi kedokteran banyak kasus demam yang semula tidak terdeteksi dapat ditemukan penyebabnya. Kemajuan-kemajuan tadi dikelompokkan dalam SMESS tahap IV yaitu :

 Perluasan cakrawala pemeriksaan tsb dalam SMESS tahap III

 Scanning (sidikan)  Imaging  Ultrasonografi  Angiografi  Limfografi  Endoskopi / peritoneoskopi

 Tindakan bedah (laparatomi percobaan)

 Uji pengobatan (therapeutic trial)

PEMERIKSAAN FISIK : 4,5,6

Pemeriksaan fisik yang teliti harus diulangi secara reguler. Semua tanda-tanda vital merupakan petunjuk yang relevan. Suhu tubuh harus diukur secara oral ataupun rektal, tetapi lokasi spesifik yang digunakan harus konsisten. Hasil pengukuran suhu aksila dikenal sebagai petunjuk yang tidak bisa diandalkan sebagaimana halnya hasil pengukuran oral yang dikerjakan

(9)

segera setelah minum-minuman dingin atau panas, merokok ataupun setelah mengalami hiperventilasi.

Pada sebagian kasus pasien diperiksa dengan seksama saat dilakukan evaluasi awal tetapi penekanan diagnostik kemudian beralih kepada data-data laboratorium dan hasil pemeriksaan diagnostik lainnya. Perhatian khusus harus diberikan kepada pemeriksaan fisik harian yang kadang-kadang harus dilakukan lebih sering sampai kepastian diagnosis didapat dan respon yang diperkirakan terhadap pengobatan penyakitnya sudah tercapai. Perhatian istimewa harus dicurahkan kepada pemeriksaan kulit, kelenjar limfe, mata, dasar kuku, sistem kardiovaskuler, dada, abdomen, sistem muskuloskletal, syaraf.

Pemeriksaan rektal memberikan manfaat yang cukup mengesankan. Penis, prostat, skrotum dan testis harus diperiksa dengan cermat dan prepusium, bila pasien tidak disirkumsisi harus diretraksi. Pemeriksaan pelvis merupakan bagian dari setiap pemeriksaan jasmani pada seorang perempuan.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM(4,5)

Dengan begitu banyaknya kemungkinan diagnostik penyebab demam, namun hanya terdapat beberapa gejala dan tanda saja yang menyertainya. Jika riwayat medis, kondisi epidemiologis ataupun hasil pemeriksaan fisik menunjukkan lebih dari penyakit virus sederhana atau faringitis streptokokus, maka pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan.

Jika dit em ukan fokal infeksi at au jika anam nes is, kondisi epidemiol ogis at aupun hasil pem eriksaan fisik menunj ukkan di agnosis tert ent u, pem eriks aan laboratorium dapat diarahkan . Jika demam t ers ebut sukar dibedakan, m aka diperl ukan al goritm a di agnostik dan beberapa pedoman t ertent u.

PATOLO GI KLI NI S

Pem eri ks aan harus mencakup hit ung darah lengkap, hit ung j enis yang dilakukan s ecara m anual at au dengan m enggunakan al at yang s ens itif untuk mengenal i sel -s el eosinofil , bentuk s el darah yang m uda atau bentuk bat ang,

(10)

bentuk granul asitoks ik dan badan dohl e; ti ga bentuk s el darah yang dis ebutkan terakhi r ini sugesti f kearah infeksi bakt erial.

Neutropeni a dapat terli hat pada sebagian infeksi vi rus khusus n ya parvovirus B19, reaksi obat , sist emik lupus erit em atos us , pen yakit tifoid,

brusel osis dan pen yakit infilt ratif sumsum t ulang, t erm as uk lim fom a,

leukemi a,tuberkul osi s s ert a hist opl asm osids. Lim fositos is dapat t erlihat pada pen yakit t ifoid, bruselosis, tuberkulosi s dan i nfeksi vi rus. Lim fosi t atipi kal terlihat pada ban yak pen yakit vi rus, term as uk vi rus Epstein -Bar (EBV), sitom egalovirus (CM V), hum an immunedefi ci enc y vi rus (H IV ), dengue, rubell a, varis el a morbili, hepatitis vi rus , serum si cknes s dan toksopal s mosis.

Monositosis t erlihat pada pen yaki t ti foid, t uberkul osis , brus elosis dan limfom a. Eosinofi lia dapat di tem ukan pada reaksi obat t ipe hipers ensiti vit as, pen yakit Hodgki n, i nfusiensi adrenal dan infeksi metazoa tertentu. J ika kead aan dem am tampak berat atau l am a sediaan apus harus diperiks a dengan cermat dan pem eriks aan laj u endap darah (LED) haris dil akukan. Uri nal isis dengan pem eriks aan s edi men uri ne diperlukan. Aksi oma yang ada mengat akan bahwa seti ap penum pukan cairan yang abno rm al (cai ran pl eural, peri toni al , s endi dan lain -l ain) harus di peri ks a ulang bil a t erdapat keadaan dem am yang ti dak terdi agnosis kendati sebel umn ya s udah dilakukan pemeriksaan s am ple cai ran tersebut . C airan s endi harus diperi ks a unt uk m enemukan kris tal.

Biopsi s umsum t ulang untuk pemeri kss an hist opatol ogi disam ping pem eriks aan kult ur diperl ukan kal au t erdapat kemungkinan infilt rasi sums um tulang ol eh kum an patogen atau s el tumor. Ti nja harus di peri ks a untuk menemukan darah mikroskopis ; pem eri kss an mi kro s kopis t inj a untuk menemukan l eukosit , tel ur cacing ataupun parasit .

KIMIA DARAH

Pem eri ks an elekt roli t, kadar glukos a, bl ood urea nit rogen dan kreatinin harus di lakukan. Tes faal hepar bi as anya di kerj akan pen yebab dem am tidak menunjukkan kemungkinan orga n lai n. Pem eri ks aan kimi a tambahan (kreatin poskokinas e dll ).Dapat ditambahkan dengan berl anj utn ya penelitian pada pasien.

(11)

MI KROBIOLO GI

Sedi aan apus dan kultur dari t enggorok, uretra, anus, s ervi ks dan vagina harus di buat dalam situasi yang t epat. P em eri ks aan sput um (pengecat an Gram, BTA, Kultur) diperl ukan unt uk setiap pasien yang menderi ta dem am dan batuk -bat uk. P em eri ks aan kultur darah dan kultur cai ran abnorm al s erta uri ne diperl ukan kal au keadaan dem am tersebut lebi h dari pen yakit virus yang terj adi tanpa kom plikasi . Cai ran cerebrospinal harus di periksa dan dikultur bila terdapat m eni ngis mus, n yeri kepala berat at au perubahan st at us ment al.

RADIOLO GI

Pembuat an fot o thoraks bi as an ya m erupakan bagian dari pem eriks aan untuk seti ap pen yaki t dem am yang s i gnifikan. Pada s ebagi an bes ar pasien yang menderit a demam, anam nes is ri wa yat medis, pem eri ks aan fis i k dan pem eriks aan laboratorium untuk skreni ng pendahuluan akan m enghasilkan di agnosis at au pasi en sembuh spontan pada kasus yang terakhi r ini, pen ya kit vi r us biasan ya diperti mbangkan s ebagai s umber infeksi yang m en yebabkan dem am.

Kalau demam berl anjut selama 2 -3 mi nggu s em ent ara pem eriks aan fisik dan penunjang yang diul ang s elama waktu itu t idak m emberikan hasil apapun, pasi en dapat didi agnosi s sementara se bagai kasus obs ervasi dem am yang pen yebabn ya tidak di ket ahui ( FUO; fever of unknown ori gin).

PENGOBATAN

Pada umumnya demam dapat ditoleransi oleh tubuh. Jika suhu lebih besar dari 40 OC (104OF), dan lama, pengobatan simptomatik dapat diberikan. Suhu yang melebihi 41OC (105,8 OF) merupakan keadaan yang emergensi.

A. Kompres : kantong alkohol, kantong dingin, kantong es, minum air es, dan mandi es akan menurunkan suhu tubuh dan menciptakan kenyamanan pada penderita panas.

B. Antipiretik : Pada banyak keadaan, terapi antipiretik tidak diperlukan kecuali untuk alasan-alasan yang tepat atau diberikan pada penderita-penderita dengan status hemodinamik

(12)

marginal. Aspirin dan asetaminofen, 0,325-0,65 g setiap 4 jam, lebih efektif dalam menurunkan demam. Jika obat-obat ini diberikan, lebih baik diberikan secara kontinyu. Dosis 'kapan perlu' dapat menyebabkan penderita berkeringat dan menggigil yang periodik akibat variasi kadar obat.

C. Penggantian cairan : Cairan oral dan parenteral harus diberikan untuk mengimbangan kehilangan cairan dan elektrolit.

Antibiotika : Penderita-penderita demam yang secara klinik dapat ditentukan suatu infeksi harus dimulai dengan terapi antibiotika yang sesuai. Terapi antibiotika berspektrum luas secara empirik dan segera diindikasikan untuk penderita demam dengan potensi infeksi serius, bahkan sebelum infeksi dapat ditegakkan. Hal ini dibenarkan pada penderita dengan hemodinamik yang tidak

stabil yang diduga suatu sepsis dan pada penderita-penderita neutropenia (neutrofil < 500/L),

dan pada penderita asplenik dan penderita imunosupresi (termasuk penderita yang mendapat kortikosteroid sistemik, azatioprin, siklosporin atau pengobatan imunosupresif lainnya dan infeksi HIV).

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pembangunan bangunan pengendali tersebut diperlukan suatu kegiatan Pengukuran dan Perencanaan Teknis pada aliran muara sungai Batang Muaro Samuik yang akan

Untuk itu kami antusias dan bersemangat untuk meningkatkan dan menciptakan generasi muda yang dapat berkompetisi, berkompeten, dan berprestasi demi tercapainya kemajuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi usahatani tidak saja ditentukan oleh kemampuan manajerial dari petani yang lebih banyak diukur dari kemampuan petani untuk

Sebuah Ie dapat beranggotakan sepasang suami isteri, orang tua dari pihak suami, anak-anak, saudara dari pihak suami, dan hokonin atau mereka yang bekerja pada Ie

jiwa yang artinya setiap 1.000 penduduk kota Pagar Alam terdapat 254-255 orang yang masuk ke Kota Pagar Alam untuk melakukan migrasi seumur hidup. Dengan masuknya penduduk

Pada penelitian selanjutnya disarankan melakukan uji antioksidan terhadap formula terbaik dari sediaan clay facial mask ekstrak air kering buah stroberi (Fragaria

Kemal Paşa görüşler hakkındaki düşüncelerini belirtti, soruları yanıtladı, savaş anılarını, Milli Mücadele dönemini, yürürlükteki anayasanın temel İlkelerini,

Star Dust, pada tanggal 25 Agustus 2011, pukul 22.00 WITA, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi-saksi guna di dengar keterangannya