69 5.1 Editing dan Mixing
5.1.1 Editing Schedule
SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO
OBB VT OBB INDO COMMUNITIE
S
Font :
Middle Woman Software : Adobe After Effects & Adobe Photoshop Backsound : Indo Communities – Hugo Agoesto Sound FX : - 1 VT Host Acting + Penjelasan Latar Belakang Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound: Sing! – Ed Sheeran Sound FX : - 1.1 VT Opening Host Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound: Sing! – Ed Sheeran Sound FX : - 1.2 VT Liputan Event “Toys &
Comics Fair 2014” Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound : What Does The Fox Says? -Glee Cast Sound FX : 1.3 VT Host Antar Combreak Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound : Happy - Pharell William Sound FX : -
1.4 VT Teaser Segmen 2 Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound : Happy – Pharell William Sound FX : - ID VT Bumper INDO COMMUNITIES Font : Middle Woman Software : Adobe After Effects & Adobe Photoshop Backsound : Indo Communities – Hugo Agoesto Sound FX : - 2 VT Tanya Jawab Host dengan Ketua KLI + VT Aktivitas KLI + VT Website Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound : Cups / When I’m Gone - Anna Kendrick & Love Never Felt So Good - Justin Timberlake ft. Michael Jackson Sound FX : - 2.1 VT Tanya Jawab Host dengan Anggota KLI Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound : When Can I See You Again? - Owl City Sound FX : - 2.2 VT Teaser Segmen 3 Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound : When Can I See You Again? - Owl City
ID VT Bumper INDO COMMUNITIES Font : Middle Woman Software : Adobe After Effects & Adobe Photoshop Backsound : Indo Communities – Hugo Agoesto Sound FX : - 3 VT Host diajarkan melakukan tantangan oleh anggota KLI Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound : Wake Me Up - Avicii Sound FX : - 3.1 VT Host melakukan tantangan dari anggota KLI Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound : I Dare You – La La La (by : Shakira) Sound FX : - 3.2 VT Step Pembuatan Lego “Constitution Train Chase – The Lone Ranger” Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound : Glory - The Sam Chase Sound FX : - 3.3 VT Host Tanya Jawab dengan anggota KLI + Closing Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound : Problem - Ariana Grande ft. Iggy Azalea & Hijrah ke London - The Changcuters Sound FX : -
CREDIT TITLE VT CT Crew & Supporting Indo Communities Font : Abadi MT Condensed Software : Adobe Premiere Backsound : Hijrah ke London - The Changcuters Sound FX : -
Tabel 5.1 Editing Schedule
5.1.2 Editing Non - Linier
Dalam pembuatan program features INDO COMMUNITIES penulis menggunakan proses Editing Non-Linier. Editing Non-Linier adalah proses penyusunan gambar yang dilakukan secara tidak berurutan (random/acak), penyusunan gambar bisa dimulai dari pertengahan suatu program acara, kemudian awal dari suatu program acara tersebut dan seterusnya hingga program acara tersebut selesai. Dalam proses editing program ada 3 tahapan yang harus dilakukan yaitu Editing Offline, Editing Online, dan Mixing.
5.1.2.1 Editing Offline
Dalam tahap ini, penulis melakukan pemilihan gambar berbagai hasil produksi. Pemilihan gambar dipilih berdasarkan kebutuhan konten berdasarkan rundown, serta beberapa stokshot untuk insert dan transisi konten utama hasil diskusi dengan cameraperson dan produser. Dilakukan seleksi untuk gambar yang kurang baik kualitasnya dari segi pengambilan gambar maupun pencahayaan. Beberapa gambar yang tidak perlu ditampilkan juga diseleksi.
Untuk memudahkan penyusunan gambar, penulis membagi shot gambar dalam beberapa folder berdasarkan segmen yang telah disusun dalam rundown. Setelah itu, file gambar dimasukkan (import) dalam aplikasi penyuntingan yang digunakan yaitu Adobe Premier Pro CS6. Penggunaan software editing ini dikarenakan Adobe Premiere adalah salah satu software yang populer dan digunakan secara luas dalam pengeditan video. Adanya kesamaan interface Adobe Premiere dengan Adobe PhotoShop dan Adobe After Effect akan memberikan kemudahan dalam pemakaiannya, image-image dapat disiapkan dengan Adobe Photoshop dan efek khusus juga dapat disiapkan dari Adobe After Effect. (Heryandi, 2003:2)
Menurut Keith Underdahl standar video dan aspek layar pengaturan rasio untuk elemen Premiere proyek tidak dapat diubah setelah proyek telah dibuat. Oleh karena itu, penting bahwa jika perlu untuk bekerja dengan video layar lebar atau format video asing, Editor harus menggunakan preset untuk memulai proyek. (Underdahl, 2005:80). Pada bagian ini editor memakai sequence DVCPROHD 1080i dengan timebase 25.00 fps, selain itu dengan video setting frame size 1440h 1080vc (1.3333) dan audio settings sample rate 48000 samples/second. Editor juga membuat beberapa sequence berdasarkan kebutuhan segmen, yaitu sequence VT Liputan Event, VT Step Pembuatan Lego, Segmen 1, Segmen 2, Segmen 3, dan sequence stockshot. Pembuatan VT dilakukan terlebih dahulu secara terpisah sebelum akhirnya digabungkan dengan hasil shooting utama agar penyuntingan materi bisa berjalan dengan lebih fokus. Selain itu, pengelompokan segmen dilakukan untuk memudahkan editor dalam meng-edit berdasarkan urutan rundown.
Gambar 5.1 Dalam tahap editing offline dilakukan pembagian sequence berdasarkan segmen (SUMBER : Dok. Pribadi)
Menurut Heryzal Heryandi, Project Windows terdiri dari 3 windows utama: 1. Project windows, merupakan tempat menyimpan file project
2. Monitor windows, merupakan tempat melihat video, yang kita edit di timeline
Pada project windows kita bisa membuat Bin (seperti folder pada windows explorer) untuk memudahkan editor dalam mengatur file project yang akan digunakan. (Heryzal Heryandi, 2004:4).
Selain penyusunan gambar, dilakukan juga sinkronisasi antara gambar dengan audio dari host serta narasumber karena audio direkam dengan menggunakan alat Zoom H4N dan pengambilan gambar dilakukan dengan sistem single cam.
Gambar 5.2 Sinkronisasi antara video dengan audio (SUMBER : Dok. Pribadi)
Dalam proses editing offline, editor melakukan editing untuk materi VT terlebih dahulu yaitu materi VT Liputan Event “Toys & Comics Fair 2014” dan Step Pembuatan Lego “Constitution Train Chase – The Lone Ranger”. Dilakukan pemilihan gambar yang sesuai untuk VT Liputan Event, total durasi materi yang direkam pada saat produksi adalah 60 menit dan setelah dilakukan rough cut menjadi 3 menit (sudah termasuk wawancara dengan pengunjung). Untuk materi VT Pembuatan Lego, total durasi materi yang direkam pada saat produksi adalah 40 menit dan setelah dilakukan rough cut menjadi 3 menit.
Editing untuk materi segmen 1 dimulai dengan acting host saat memasuki Lego Store, cameraperson bertindak mengikuti host kemudian adegan berpindah-pindah saat host berkeliling Lego Store untuk menunjukkan suasana Lego Store. Scene selanjutnya adalah host melakukan opening di depan etalase lego sambil menghantarkan ke VT Liputan Event. Setelah itu, editing dilanjutkan dengan scene host menghantarkan commercial break.
Materi segmen 2 dimulai saat host sudah bersama dengan narasumber yaitu Ketua Komunitas Lego Indonesia (KLI) di tengah Lego Store. Pada saat tanya jawab dengan narasumber, keterangan dari narasumber diberikan insert gambar yang berasal dari dokumentasi KLI serta hasil produksi shooting tampilan website KLI yang dilakukan di Tereo Café, Binus Square. Selanjutnya, host menghantarkan untuk
berpindah lokasi ke tempat anggota KLI, pada transisi diberi insert beberapa stockshoot dari suasana Lego Store. Scene selanjutnya yaitu di lokasi bermain lego bersama dengan perwakilan dari anggota KLI. Terdapat interaksi antara host dengan beberapa anggota KLI yang hadir disana. Selanjutnya anggota KLI memberikan tantangan kepada host, lalu host mengantar untuk commercial break.
Konten segmen 3, host masih berada di lokasi tempat bermain lego namun dengan pengambilan gambar yang lebih sempit untuk melakukan tantangan. Host diberikan arahan dari anggota KLI untuk melakukan tantangan, kemudian host beserta anggota KLI bersama-sama membuat lego kreasi sendiri dari potongan lego yang ada. Transisi antar scene diselingi dengan insert stockshoot suasana lego. Kemudan, scene tanya jawab terakhir dengan anggota KLI dan closing dilakukan di lokasi berbeda yaitu di depan miniatur kota Jakarta yang terbuat dari Lego. Saat wawancara diberikan insert foto dan video dari KLI yang menggambarkan pembicaraan host dan anggota KLI agar tidak monoton. Kemudian saat terakhir, editor memasukkan video clip “Hijrah ke London” dari The Changcuters yang keseluruhan isinya menggunakan lego koleksi KLI. Video Clip ini sekaligus menjadi pengiring untuk credit title. Kemudian di akhir program terdapat review dari episode INDO COMMUNITIES kali ini (diambil dari stockshoot setiap segmen)
5.1.2.2 Editing Online
Dalam proses editing online, penulis melanjutkan proses editing yang telah dilakukan dalam editing offline. Setelah pemilihan dan penyusunan gambar sesuai dengan rundown, dilakukan variasi penyuntingan gambar dengan membentuk 2 hingga 4 shot gambar dalam 1 frame gambar sekaligus (split window). Variasi penyuntingan gambar ini dilakukan agar pemirsa tidak bosan dengan model gambar yang itu-itu saja. Selain itu juga dilakukan coloring pada gambar agar gambar terlihat lebih menarik dan balance antara satu gambar dengan gambar yang lainnya. Proses coloring ini dilakukan dengan menggunakan Mojo, serta pengaturan Brightness dan Contrass untuk setiap gambar.
Gambar 5.3 Split Window dan Coloring saat Editing Online (SUMBER : Dok. Pribadi)
Setelah itu, dilakukan pemilihan transisi untuk konten. Terdapat beberapa transisi yang digunakan, transisi flare putih digunakan untuk pergantian konten untuk menegaskan perpindahan cerita. Transisi ini diunduh secara gratis dari internet. Kemudian ditambahkan transisi cross dissolve, push, dan slide yang merupakan transisi bawaan dari Adobe Premier untuk selingan insert materi yang sesuai dengan pembicaraan antara host dengan narasumber (disesuaikan dengan gambar dan suasana).
Gambar 5.4 Penambahan transisi dilakukan saat editing online (SUMBER : Dok. Pribadi)
Dalam proses editing online, penulis juga memasukkan bumper untuk Opening serta antar Commercial Break. Grafis pada bumper dibuat dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS 6. Adobe Photoshop adalah aplikasi perangkat lunak yang kompleks yang menawarkan banyak alat editing yang berbeda untuk merancang berbagai kreasi foto dan berbagi foto dalam beberapa cara. Tentu saja, itu juga memberikan pengguna semua fitur editing standar yang dibutuhkan untuk, katakanlah, mengendalikan kecerahan gambar atau bekerja dengan koreksi warna. (Obermeier & Padova, 2009:1).
Sedangkan untuk animasi dari grafis yang telah dibuat di Adobe Photoshop dilakukan dengan Adobe After Effect CS 6. Adobe After Effects menyediakan beberapa alat dan efek yang mensimulasikan gerak video menggunakan layer dari file Photoshop. Adobe Photoshop menyediakan berbagai layer seperti bayangan, bersinar, dan bevels yang mengubah tampilan layer. After Effects dapat mendukung berbagai layer ini ketika mengimpor lapisan Photoshop. (Peachpit, 2012:152).
Bumper yang digunakan adalah gambar negara Indonesia yang berwarna-warni kemudian muncul gambar dari berbagai kegiatan dan minat masyarakat Indonesia yang juga beragam, kemudian diakhiri dengan logo INDO COMMUNITIES dengan huruf “I” yang digambarkan sebagai manusia. Bumper ini menggambarkan negara Indonesia yang beragam, juga dengan beragam masyarakat dan komunitas yang ada di dalamnya. Huruf “I” dalam logo INDO COMMUNITIES menggambarkan manusia yang ada dalam komunitas di Indonesia.
Gambar 5.5 Bumper program INDO COMMUNITIES (SUMBER : Dok. Pribadi)
Musik yang digunakan pada bumper adalah iringan musik gitar, ukulele, dan vokal dengan penambahan midi programming bertempo upbeat yang terkesan menyenangkan. Pembuatan musik sendiri dilakukan dengan program Digital Programming. Musik dari bumper dibuat untuk memberikan citra kepada pemirsa bahwa program INDO COMMUNITIES adalah program features yang fun dan menarik untuk disaksikan.
Penambahan template chargen juga dilakukan dalam tahap editing online. Chargen dalam program INDO COMMUNITIES terkesan sederhana dengan warna putih dan merah yang menjadi ciri khas dari program ini. Warna merah mencerminkan semangat, hasrat, kekuatan, agresi, dan kesuksesan. Warna merah memberikan efek kejut (shock effect) dan menarik perhatian orang. Merah juga menyampaikan keberanian dan energi yang bisa memberikan seseorang kekuatan untuk menyelesaikan sesuatu. (Sutton & Whelan, 2008 : 156)
Sedangkan warna putih mencerminkan kesucian, kemurnian, kebajikan, dan kesetiaan. Warna putih juga bisa diartikan sebagai kejujuran dan kebaikan. (Sutton & Whelan, 2008 : 174)
Warna merah dan putih sendiri digunakan sejak tahun 1945 sebagai warna bendera Republik Indonesia. Oleh karena itu, penggunaan warna merah dan putih, selain berdasar pada arti dari warna itu sendiri, juga merupakan ciri khas dari program ini yang menggambarkan “Indonesia”.
Template dibuat dengan menggunakan title pada Adobe Premiere secara langsung kemudian menggunakan font Abadi MT Condensed yang diunduh melalui dafont.com. Peletakan template digunakan untuk memberikan informasi berupa nama, judul video (untuk step pembuatan lego dan event Toys & Comics Fair 2014), informasi tambahan seperti website dan facebook komunitas yang bersangkutan, serta untuk keperluan teaser segmen selanjutnya.
Gambar 5.6 Penambahan template untuk nama dan teaser (SUMBER : Dok. Pribadi)
Selanjutnya untuk closing, ditambahkan credit title yang berisi rangkaian kru yang bertugas serta segala pihak yang telah membantu dalam berjalannya program ini. Credit Title dibuat dengan menggunakan Rolling Title dalam Adobe Premiere, berwarna hitam transparan dengan tulisan putih. Font yang digunakan adalah Abadi MT Condensed.
Gambar 5.7 Credit Title (SUMBER : Dok. Pribadi)
5.1.2.3 Mixing
Setelah tahapan online selesai dilakukan, proses penyuntingan dilanjutkan dengan tahapan mixing, yaitu menyelaraskan audio dengan video. Dalam tahap ini penulis memberikan background music pada gambar yang telah disusun dalam proses editing offline dan online. Dilakukan penyesuaian dan variasi gambar dengan menyesuaikan beat dari background music yang dipilih. Pemilihan background
music adalah musik upbeat agar pemirsa dapat merasakan suasana yang menyenangkan dari konten yang disajikan dalam program INDO COMMUNITIES.
Pemilihan background music untuk Segmen 1 adalah Sing! (Ed Sheeran), What Does The Fox Says? (Glee Cast), dan Happy (Pharell Williams). Dalam Segmen 1, audiens disuguhkan suasana musik yang bertempo semakin cepat kemudian melambat saat menuju ke commercial break.
Untuk Segmen 2, background music yang digunakan adalah Cups (When I’m Gone), Love Never Felt So Good (Justin Timberlake ft. Michael Jackson), dan When Can I See You Again? (Owl City). Audiens disuguhkan suasana musik yang bertempo agak lambat agar bisa fokus dengan pembicaraan yang diakukan oleh host dengan narasumber. Kemudian tempo semakin cepat di lagu terakhir Segmen 2 untuk kembali membangkitkan suasana dengan model lagu yang playful.
Background music pada Segmen 3 yaitu Wake Me Up (Avicii), I Dare You / La La La (Shakira), Glory (Sam Chase), Problem (Ariana Grande ft. Iggy Azalea), dan Hijrah ke London (The Changcuters). Pada segmen terakhir ini, suasana program diawali dengan lembut pada lagu awal, kemudian saat host melakukan tantangan, disuguhkan musik dengan tempo cepat agar menciptakan semangat yang lebih tinggi. Untuk VT Step Pembuatan Lego menggunakan lagu Glory bertema country karena lego yang dibuat merupakan tipe Disney Lone Ranger yang berhubungan dengan koboi. Setelah itu disambungkan dengan transisi lagu Problem yang bertempo sedang untuk mengiringi wawancara terakhir sebelum closing, kemudian ditutup dengan lagu Hijrah ke London. Lagu ini digunakan karena pembuatan video clip-nya secara hampir keseluruhan menggunakan lego dari KLI.
Selain itu juga ditambahkan beberapa informasi dubbing yang dibutuhkan untuk informasi tambahan kepada pemirsa seperti dalam VT “Liputan Event Toys & Comics Fair 2014” serta “Step Pembuatan Lego”. Background music yang digunakan disesuaikan dengan audio dari dubbing maupun suara host dan narasumber yaitu 1/3 dari audio utama.
Gambar 5.8 Tahap Mixing (SUMBER : Dok. Pribadi)
Setelah setiap video selaras dengan audio yang mengiringinya, kemudian setiap sequence digabungkan agar menjadi 1 program utuh dan di export ke dalam format H.264 dengan preset HD 720p 25.
5.2. Simpulan
5.2.1 Evaluasi Produksi
Sebuah tugas akhir dapat berjalan dengan lancar dengan perencanaan yang matang. Berdasarkan serangkaian kegiatan yang penulis lakukan untuk menghasilkan karya tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa kerja sama dengan komunikasi yang lancar menjadi kunci utama dalam menjalani proses saat melakukan karya tugas akhir. Diskusi terbuka antar anggota dan komitmen dari setiap dari kita yang menjalankan pembentukan program ini juga menjadi faktor yang penting dalam membuat perencanaan tugas karya akhir INDO COMMUNITIES.
Penulis puas dengan karya akhir yang telah dibuat karena kami berusaha memberikan yang terbaik dalam segala aspek pembuatan karya akhir ini. Perencanaan program harus dibuat sangat matang karena ini merupakan pondasi dari apa yang akan dikerjakan dan menjadi titik fokus tim produksi selama satu semester. Dengan perencanaan yang baik pula, maka hal-hal yang buruk dapat diantisipasi dan anggaran biaya dapat ditekan serendah mungkin. Sejak tahap perencanaan, tim produksi berusaha menghindari untuk melakukan penundaan pada hal apapun.
Proses eksekusi berbagai rencana shooting juga berjalan cukup lancar dengan bantuan beberapa teman. Eksekusi juga berjalan sesuai dengan timeline yang telah kami susun sehingga kami tidak merasa tertekan dalam proses pembuatan tugas karya akhir ini.
Mengenai perizinan shooting juga dapat terkendali dengan baik, karena adanya respon positif baik dari narasumber juga pemilik lokasi yang kami gunakan untuk pelaksanaan shooting.
Satu-satunya kendala terbesar yang kami hadapi adalah saat akan mengambil alat yang telah kami pesan sejak satu bulan sebelumnya dan telah dikonfirmasi. Namun ternyata pada hari-H dimana saat tim produksi akan melakukan shooting, pihak penyewa mengatakan bahwa barang yang telah dipesan berupa clip on tidak tersedia dan sedang disewa oleh pihak lain. Untungnya kami telah menyiapkan mic sebelumnya untuk mengantisipasi hal semacam ini.
Maka dari itu, sebaiknya saat melakukan sebuah perencanaan shooting, seharusnya memikirkan kondisi terburuk yang mungkin terjadi dan menyiapkan perencanaan lain untuk mengantisipasi kondisi buruk tersebut.
Namun ada pula beberapa hal yang tentunya perlu ditingkatkan untuk membuat karya akhir yang lebih baik. Penulis menemukan beberapa kendala yang dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami dari segi teknis. Kendala terbesar ada di audio, yang dimana memang tim produksi kurang melakukan persiapan di sisi tersebut.
Karena saat proses wawancara menggunakan clip on dan juga mic, maka source audio yang dihasilkan terbagi menjadi dua. Hal ini menyebabkan timpangnya suara satu dengan yang lainnya. Suara yang dihasilkan dengan menggunakan clip on juga ada yang pecah karena kemampuan kami dalam menggunakan alat zoom masih sangat minim dan tidak dapat mengendalikan suara dari clip on.
Maka untuk pembuatan karya akhir selanjutnya, sebaiknya mempelajari cara memproduksi audio yang baik. Karena hal yang tampaknya cukup kecil seperti audio ternyata sangat mempengaruhi hasil akhir dari sebuah program. Selain audio, banyak juga hal kecil yang wajib diperhatikan, seperti jumlah baterai yang diperlukan hingga pemilihan host serta pakaiannya.
Hubungan interpersonal yang baik juga harus mampu ditumbuhkan untuk pembuatan sebuah karya akhir. Hubungan ini dapat berupa hubungan antar anggota
tim, hubungan dengan kru lainnya yang telah membantu, serta hubungan dengan narasumber.
5.2.2 Evaluasi Budget
Dari segi anggaran, penulis mengeluarkan biaya yang cukup tanpa mengurangi kualitas dari pembuatan tugas karya akhir kami. Berbagai biaya mampu kami minimalisir dengan memikirkan alternatif terbaik dan dengan adanya beberapa bantuan dari berbagai pihak dalam menyediakan jasa dan alat mampu menekan biaya yang kami keluarkan. Namun, dari rencana awal ada beberapa hal yang ternyata membutuhkan anggaran yang lebih besar sehingga menambah pengeluaran untuk produksi tugas akhir.
Untuk produksi selanjutnya, perencanaan awal budget penting untuk dilakukan agar menjadi batasan dalam pengeluaran. Namun, tetap harus memperhitungkan biaya-biaya lain yang tidak terduga, seperti konsumsi atau biaya transportasi, agar pengeluaran tetap bisa seimbang dengan perencanaan awal.
5.3 Saran
Dalam pembuatan tugas karya akhir ini, penulis dan tim merasa cukup puas dengan karya yang telah dihasilkan. Namun, untuk menghasilkan sebuah karya yang lebih maksimal, mahasiswa harus dapat menggali ilmu dengan lebih dalam lagi dalam praktik bidang broadcasting, seperti ilmu pengambilan gambar, editing, audio, serta memperbanyak referensi program untuk meningkatkan kreativitas produksi. Dengan pengetahuan serta pengalaman yang lebih banyak, karya yang dihasilkan oleh mahasiswa akan lebih maksimal, bahkan mungkin dapat langsung diterapkan dalam kehidupan nyata.
Selain itu, alat yang digunakan untuk produksi juga harus digunakan secara maksimal. Semakin canggih peralatan produksi yang digunakan, hasilnya memang akan semakin baik. Namun, mahasiswa dengan keterbatasan budget harus dapat memanfaatkan alat dengan budget yang sesuai untuk menghasilkan produksi yang sama baiknya dengan mengedepankan sisi kreativitas konten agar materi tetap menarik untuk disaksikan.
Dari segi masyarakat, penulis berharap masyarakat dapat menyaksikan tayangan televisi yang lebih baik dari segi kualitas konten. Bukan hanya tayangan yang memberikan hiburan secara tidak sehat, namun juga harus merupakan tayangan
yang informatif. Televisi sendiri yang menjadi media massa utama saat ini, juga harus memperhatikan tayangan yang diberikan kepada pemirsa, agar pemirsa televisi bisa mendapatkan hal yang baik pula dari tayangan televisi yang disuguhkan.