• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION OF INTERN CONTROL GOVERNMENT SYSTEM AND INTERN AUDIT ON GOOD GOVERNANCE (Study at The Offices of The Ciamis Regency)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION OF INTERN CONTROL GOVERNMENT SYSTEM AND INTERN AUDIT ON GOOD GOVERNANCE (Study at The Offices of The Ciamis Regency)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION OF INTERN CONTROL GOVERNMENT SYSTEM AND INTERN AUDIT ON GOOD GOVERNANCE

(Study at The Offices of The Ciamis Regency)

ISLAMIA PUTRI ANDINI 123403154

Program Study Accounting of Economic Faculty University Tasikmalaya Email: islamia.putriandini24@gmail.com

ABSTRACK

The purpose of this study was to recognize (1) Implementation of Intern Control Government System, Internal Audit and Good Governance; (2) influence of Implementation of Intern Control Government System and Intern Audit simultaneously to Good Governance; (3) correlation among Implementation of Intern Control Government System and Internal Audit partially to Good Governance. This research used descriptive method with survey approach. Data was collected used primary data that obtained directly from subjects or The Offices of The Ciamis Regency and secondary data was from literature. Results showed: (1) Implementation of Intern Control Government System, Internal Audit and Good Governance at The Offices of The Ciamis Regency was good; (2) Implementation of Intern Control Government System and Intern Audit simultaneously significant influence on Good Governance; (3) Implementation of Intern Control Government System partially not significant influence on Good Governance and Internal Audit partially significant influence on Good Governance.

Keywords: Implementation of Intern Control Government System, Intern Audit, and Good Governance

(2)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN AUDIT INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNANCE

(Studi Kasus pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis)

ISLAMIA PUTRI ANDINI 123403154

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Email: islamia.putriandini24@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Audit Internal, dan Good Governance; (2) Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara simultan terhadap Good Governance; (3) Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara parsial terhadap Good Governance. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan survey. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dalam hal ini Kantor Dinas Kabupaten Ciamis dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan. Hasil penelitian meninjukkan bahwa: (1) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah , Audit Internal, dan Good Governance menunjukkan kondisi yang baik; (2) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Audit Internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Good Governance; (3) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Good Governance dan Audit Internal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Good Governance.

Kata kunci : Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Audit Internal, dan Good Governance

(3)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Pembangunan otonomi daerah dipicu oleh keinginan setiap daerah untuk memajukan daerahnya agar lebih unggul daripada daerah lainnya. Salah satunya dengan mewujudkan good governance. Good Governance merupakan tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam melakukan tugasnya sebagai wakil rakyat. Terkait dengan hal tersebut, maka good governance merupakan masalah mendasar yang harus secara serius diperhatikan oleh jajaran pemerintah. Adapun faktor pendukung dalam keberhasilan good governance adalah diperlukannya sistem pengendalian intern pemerintah dan sistem audit internal yang memadai pada Instansi pemerintah. Selain itu, faktor lainnya yang tidak kalah penting adalah pembangunan sumber daya manusia sebagai pelaku good governance.

Sehubungan dengan itu, pemerintah juga memerlukan adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berkaitan dengan sistem audit internal laporan keuangan yang merupakan suatu proses yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai atas keandalan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah juga merupakan sistem pengendalian yang harus diterapkan dalam lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terutama pada Kantor Dinas di Kabupaten Ciamis dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyusunan kinerja pemerintah. Tujuan dari pengendalian intern akan tercapai jika kelima elemen pengendalian intern telah dilaksanakan. Lima elemen pengendalian intern yaitu : lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan (PP No.60 tahun 2008).

Dalam pengendalian intern, tidak lepas dari peran audit internal didalamnya. Audit internal memberikan laporan hasil penilaian atau opini kepada manajemen atau pimpinan instansi terkait berupa penyediaan informasi dan ketetapan laporan keuangan yang dibutuhkan sebagai tolak ukur untuk membuat suatu keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional pemerintah yang memberikan pendapat dan rekomendasi yang dijadikan dasar dalam membantu pengambilan keputusan pemerintah untuk mencapai mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance).

(4)

Didalam pemerintahan, audit internal berperan dalam pemeriksaan laporan keuangan daerah untuk menghindari adanya penyalahgunaan laporan keuangan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab yang akan menghambat terwujudnya pemerintahan yang bersih. Keberhasilan terwujudnya good governance tidak lepas dari manajemen pengelolaan keuangan daerah dalam menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya mendapat penilaian berupa opini dari Badan Pengawas Keuangan (BPK). Terdapat empat opini yang diberikan pemeriksa yaitu: opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), opini Tidak Wajar (TW), dan pernyataan menolak atau Tidak Memberi Pendapat (TMP) (PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan).

Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dari penerapan sistem pengendalian intern pemerintah dan audit internal terhadap good governance. Merujuk hal diatas, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul: “PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

PEMERINTAH DAN AUDIT INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNANCE”.

Dimana penulis melakukan studi pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis yang telah mendapat opini audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Wajar Tanpa Pengecualian yang diperoleh dari BPK RI atas laporan keuangan tahun 2014 dan 2015.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal terhadap Good Governance, pengaruh penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara simultan terhadap Good Governance, dan pengaruh penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara parsial terhadap Good Governance.

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, audit internal dan good governance pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis.

2. Bagaimana pengaruh sistem pengendalian intern pemerintah dan audit internal secara simultan terhadap good governance pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis.

3. Bagaimana pengaruh sistem pengendalian intern pemerintah dan audit internal secara parsial terhadap good governance pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis.

(5)

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metodologi yang digunakan adalah metode penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis.

Operasionalisasi Variabel

Pada penelitian ini, penulis yang menjadi variabel dependen adalah Good Governance, sedangkan variabel independen adalah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal. Adapun indikator variabel Good Governance yaitu partisipasi masyarakat, tegaknya supremasi hukum, transparansi, peduli pada stakeholder. Berorientasi pada konsensus, kesetaraan, efektivitas dan efisiensi, akuntabilitas, dan visi strategis. Indikator Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan dan indikator variabel audit internal yaitu evaluasi pengelolaan risiko, evaluasi pengendalian, dan evaluasi proses governance.

Sampel Penelitian

Untuk menentukan sampel penelitian akan digunakan teknik pengambilan sampel yaitu Nonprobability Sampling dengan jenis Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah jenis sampel yang teknik pengambilan dilakukan dengan cara sengaja artinya peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Sampel tidak dilakukan secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti. Berdasarkan pertimbangan diatas, sampel penelitian yaitu 14 Kantor Dinas pada Kabupaten Ciamis.

Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan menyebar angket kuesioner penelitian mengenai ketiga variabel diatas pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis.

(6)

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, angket kuesioner penelitian ini diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan reabilitas untuk mengetahui tiap-tiap pernyataan didalam kuesioner layak atau tidak dimasukkan ke dalam pengolahan data selanjutnya.

Pengujian Data

Pengujian data dari hasil uji validitas dan uji reabilitas selanjutnya diuji ke dalam pengujian data menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakan model regresi yang digunakan tidak terdapat masalah dalam pengujian diatas. Kemudian di analisis dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui nilai koefisien determinasi, koefisien korelasi, dan penetapan signifikansi α0,05 dan penetapan hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t.

Hipotesis

1. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan audit internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Good Governance

2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Good Governance.

3. Audit Internal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Good Governance.

PEMBAHASAN

Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Berdasarkan data-data yang diperoleh penulis, baik melalui wawancara maupun penyebaran angket kuesioner penelitian pada 14 Kantor Dinas Kabupaten Ciamis dapat terlihat dari tanggapan responden mengenai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam klasifikasi baik, artinya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sudah mulai diterapkan di lingkungan Instansi Pemerintah Kabupaten Ciamis dalam menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang baik. Dalam mewujudkan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik, penyelenggaraan pemerintah tentu memliki kegiatan yang cukup banyak dan sangat luas, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, pengawasan hingga evaluasi. Untuk mewujudkan tata kelola penyelenggaraan pemerintah yang baik tersebut pemerintah membentuk suatu sistem yang dapat mengendalikan seluruh kegiatan

(7)

penyelenggaraan pemerintahan. Sistem yang dimaksud adalah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Sistem Pengendalian Intern pemerintah merupakan salah satu alat pengendalian pemerintah dalam mejalankan tugasnya sebagai lembaga aspirasi masyarakat di lingkungan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat melalui Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Dengan adanya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah diharapkan dapat menciptakan kondisi dimana terdapat budaya pengawasan terhadap seluruh organisasi dan kegiatan sehingga dapat mendeteksi terjadinya kemungkinan penyimpangan serta meminimalisir terjadinya tindakan yang dapat merugikan Negara, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

No Pernyataan Skor yang

ditargetkan

Skor yang

diperoleh Kategori

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Bagaimana jika Instansi Pemerintah menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan untuk para pegawai

70 67 Sangat

Baik 2 Melakukan mekanisme saling uji antar kantor

dalam Instansi Pemerintah 70 50 Baik

3 Melakukan penilaian risiko yang timbul yang dapat menghambat pencapaian tujuan Instansi Pemerintah

70 58 Baik

4 Melakukan pengamanan dan pengendalian atas akses informasi agar tidak tersebar ke pihak yang bertanggungjawab

70 47 Cukup

Baik 5 Memberikan informasi dan mengimplementasikan

ke seluruh pegawai mengenai kebijakan dan prosedur atas pengamana fisik aset

70 58 Baik

6 Melakukan perbandingan secara terus menerus data pencapaian kinerja dengan sasaran yang ditetapkan

70 58 Baik

7 Menginformasikan dan menetapkan syarat dan

(8)

Audit Internal

Kewajiban pelaporan keuangan dan pelaksanaan audit berdasarkan Undang-Undang di Bidang Keuangan Negara Pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan merupakan salah satu bentuk akuntabilitas penyelenggara pemerintahan kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan legislatif.

Berdasarkan hasil tanggapan responden atas kuesioner yang disebar ke 14 Kantor Dinas Kabupaten Ciamis menunjukkan bahwa audit internal dalam pencapaian tujuan, pelaporan keuangan, manajemen risiko, dan evaluasi kinerja aparatur pemerintah pada Instansi Pemerintah Kabupaten Ciamis dalam keadaan sangat baik. Salah satu peranan audit internal dalam pemerintahan adalah sebagai alat evaluasi atau pemeriksa keuangan dalam menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Pelaporan keuangan yang baik juga merupakan upaya untuk mewujudkan tata kelola penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih, terlebih dalam menuntaskan penyimpangan dan kecurangan serta memberantas KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dan juga sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja aparatur pemerintah dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga aspirasi masyarakat. Ini terbukti dengan diperolehnya opini audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2015 dengan opini Wajar Tanpa

dan kejadian yang penting

8 Memberikan batasan atas akses sumber daya

hanya kepada pihak yang berwenang 70 57 Baik

9 Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menugaskan pegawai yang bertanggungjawab atas penyimpanan sumber daya dan pencatatannya

70 58 Baik

10 Pimpinan Instansi memiliki tanggung jawab atas keakuratan dokumentasi yang mencakup seluruh sistem pengendalian serta kejadian dan transaksi yang penting

70 61 Baik

11 Instansi wajib menyediakan berbagai bentuk

sarana dan prasarana komunikasi 70 60 Baik

12 Pimpinan Instansi Pemerintah meyelenggarakan pemantauan berkelanjutan dalam pelaksanaan tugas

70 60 Baik

13 Melakukan tindak lanjut rekomendasi atas hasil

audit 70 61 Baik

(9)

Pengecualian atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) melalui surat yang dikeluarkan BPK RI pada 6 Juni 2016, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Audit Internal

No Pernyataan Skor yang

ditargetkan

Skor yang

diperoleh Kategori

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Auditor mengidentifikasi risiko yang signifikan dapat memberikan kontribusi terhadap

peningkatan pengelolaan risiko

70 59 Baik

2

Auditor melakukan evaluasi risiko signifikan pada area pemeriksaan yang mendapat penanganan di Instansi Pemerintah

70 60 Baik

3

Auditor melakukan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem

pengendaliaan intern 70 59 Baik

4 Auditor melakukan review sasaran dan tujuan

kegiatan operasi 70 61 Baik

5 Evaluasi rancangan dan program dalam

pengelolaan kinerja 70 60 Baik

6

Pengamanan aset organisasi untuk penggunaan

yang berlebihan dan tidak bertanggungjawab 70 64 Sangat Baik 7

Auditor ikut menilai dan memberikan

rekomendasi yang sesuai 70 62 Baik

8

Melakukan evaluasi rancangan implementasi, efektivitas kegiatan, program dan sasaran Instansi Pemerintah

70 53 Baik

9

Auditor berperan dalam melakukan

pengembangan nilai etika dalam organisasi 70 57 Baik

10

Auditor sebagai pengawas pengelolaan kinerja

organisasi yang efektif dan bertanggungjawab 70 61 Baik 11 Auditor memberikan informasi mengenai risiko

dan pengendaliannya 70 57 Baik

12

Auditor melakukan evaluasi atas kinerja Pimpinan, Badan Pengawas, dan para pegawai di lingkungan Instansi Pemerintah

70 60 Baik

Jumlah 713

Good Governance

Keberhasilan tata kelola pemerintahan yang baik tidak terlepas dari sistem pengendalian intern pemerintah dan sistem audit didalamnya. Suatu pemerintahan dianggap memiliki pemerintahan yang baik jika sudah melaksanakan prinsip-prinsip good governance diantaranya partisipasi masyarakat, akuntabilitas, transparan, berorientasi pada konsensus, supremasi hukum, bervisi strategis, efektifitas dan efisiensi, peduli pada stakeholder, dan kesetaraan.

(10)

Berdasarkan hasil penelitian dengan menyebar kuesioner penelitian pada 14 Kantor Dinas Kabupaten Ciamis, pelaksanaan good governance di lingkungan Instansi Pemerintah telah dilaksanakan dengan sangat baik. Itu berarti Pemerintah Kabupaten Ciamis telah melaksanakan kesembilan prinsip-prinsip dalam menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang baik. Kesembilan prinsip diatas tercermin secara jelas dalam proses penganggaran, pelaporan keuangan, dan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3

Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Good Governance (Y)

No Pernyataan Skor yang

ditargetkan

Skor yang diperoleh

Kategori

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Masyarakat ikut serta dalam proses pembuatan keputusan serta kebebasan untuk mengeluarkan pendapat

70 60 Baik

2 Pemerintah dalam menegakkan hukum harus adil dan bijaksana

70 60 Baik

3 Hak Asasi Manusia dijungjung tinggi 70 61 Baik

4 Memperkuat aturan dan ketentuan nilai dan norma yang ada di masyarakat

70 64 Sangat Baik

5 Menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Instansi Pemerintah

70 64 Sangat Baik

6 Memberikan kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai

70 60 Baik

7 Menyelenggarakan pelayanan publik yang tepat waktu, kelengkapan sarana dan prasarana serta pelayanan yang ramah dan disiplin

70 61 Baik

8 Bertindak sebagai mediator bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai kesepakatan

70 63 Sangat Baik

9 Mendapat peluang yang sama dalam meningkatkan kesejahteraan

70 61 Baik

10 Semua proses dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya terhadap sumber daya yang ada

70 60 Baik

11 Para pengambil keputusan bertanggungjawab kepada publik sesuai dengan jenis keputusannya

70 62 Sangat Baik

12 Pemimpin dan masyarakat memiliki pemikiran yang luas dan jangka panjang dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan manusia

70 63 Sangat Baik

(11)

Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara simultan terhadap Good Governance pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis

Secara simultan kedua variabel bebas tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap Good Governance dengan koefisien korelasi (R) memiliki arah positif sebesar 0,983 dan 𝑅2(R square) 0,966 menunjukkan bahwa kedua variabel bebas mempunyai pengaruh positif

terhadap Good Governance, artinya secara simultan variabel bebas tersebut memberikan pengaruh sebesar 96,6% terhadap Good Governance dan sisanya sebesar 3,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti, seperti ketatatan terhadap perundang-undangan, akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah, pengelolaan keuangan daerah, komitmen organisasi, dan kinerja aparatur pemerintah daerah. Hal tersebut didukung oleh pengujian hipotesis yang menghasilkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (158,434) > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (3,98) dengan df1 = 2, df2 = 11 dan α 0,05.

Menurut Mardiasmo (2004:205) untuk mendukung terciptanya pemerintahan yang baik (good governance) terdapat tiga aspek utama yang perlu diperhatikan yaitu, pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Ketiga unsur tersebut tentunya memiliki fungsi dan aplikasinya yang berbeda pula. Pengendalian intern adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif (Pemerintah). Dengan adanya pengendalian intern yang efektif maka tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien, pelaporan keuangan dilakukan dengan andal, pengamanan aset dapat dilakukan dan mendorong ketaatan kepada peraturan (Mardiasmo, 2004: 208). Di samping itu, pelaksanaan pengendalian intern harus diuji efektifitasnya. Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan apakah pengendalian telah berjalan seperti yang dirancang, dan apakah orang yang melaksanakan memiliki kewenangan serta kualifikasi yang diperlukan untuk melaksanakan pengendalian itu secara efektif (A.Arens:2008). Sedangkan pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan (Mardiasmo, 2004 :205).

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Good Governance. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wahyudi (2009) dari penelitian tersebut di peroleh hasil bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh positif signifikan terhadap pelaksanaan good governance, peran auditor internal

(12)

berpengaruh positif signifikan terhadap pelaksanaan good governance, dan pengawasan dari masyarakat mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap pelaksanaan good governance

Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Secara Parsial terhadap

Good Governance

Berdasarkan Uji t diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔sebesar -0.206 lebih kecil dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar

1,79588 dengan df = 14 – 2 – 1 = 11 dan nilai signifikansi α0,05 yaitu sebesar 0,840 > 0,05. Ini menunjukkan bahwa Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Good Governance. Koefisien korelasi (r) memiliki arah negatif sebesar -0,062 dan koefisien determinasi untuk nilai ( 𝑟2) × 100% = (0,062)2 × 100% = 0,0038 atau 0,38% secara parsial yaitu Sistem Pengendalian Intern Pemerintah memiliki pengaruh yang sangat lemah terhadap Good Governance. Nilai B yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS 16.0 yaitu sebesar -0,025 artinya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (𝑋1) berpengaruh negatif terhadap Good Governance (Y). Pengaruh negatif diartikan bahwa semakin meningkat Sistem Pengendalian Intern Pemerintah maka semakin menurun pada Good Governance.

Jadi, dapat disimpulkan Penerapan Pengendalian Intern Pemerintah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Good Governance. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diana Sari yang menyatakan bahwa Sistem Pengendalian Intern Pemerintah memiliki pengaruh yang sangat lemah terhadap penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan penelitian yang dilakukan oleh Ruspina (2013) bahwa tidak terdapat pengaruh sistem pengendalian internal pemerintah dengan penerapan good governance

Pengaruh Audit Internal Secara Parsial terhadap Good Governance

Berdasarkan Uji t diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 4.464 lebih besar dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,79588 dengan df = 14 – 2 – 1 = 11 dan nilai signifikansi α0,05 yaitu sebesar 0,001 < 0,05. Ini menujukkan Audit Internal secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Good Governance. Koefisien korelasi (r) memiliki arah positif sebesar 0,803 dan koefisien determinasi untuk nilai ( 𝑟2) × 100% = (0,803)2 × 100% = 0,645 atau 64,5 % yaitu Audit Internal berpengaruh secara parsial terhadap Good Governance dan sisanya berpengaruh 35,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti seperti pengawasan terhadap DPRD,

(13)

standar akuntansi pemerintahan yang baku, tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar pengukur kinerja pemerintah baik pusat maupun daerah, dan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Nilai B yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS 16.0 yaitu sebesar 0,925 artinya Audit Internal (𝑋2) berpengaruh positif terhadap Good Governance (Y), berarti semakin meningkat Audit Internal, maka akan meningkat pada Good Governance.

Pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan (Mardiasmo, 2004 :205). Auditor pemerintahan merupakan salah satu elemen penting lainnya yang mempengaruhi terciptanya good governance dan ini sesuai dengan pendapat Mardiasmo (2004 :218), yang menyatakan good governance akan tercapai jika lembaga pengawasan dan pemeriksa berfungsi secara baik.

Jadi, dapat disimpulkan Audit Internal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Good Governance. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2009) bahwa peran auditor internal berpengaruh positif terhadap pelaksanaan good governance pada instansi pemerintah Kota Padang.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengaruh Penerapan Sistem Pengensalian Intern Pemerintah dan Audit Internal terhadap Good Governance pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang telah dicapai oleh Kantor Dinas Kabupaten Ciamis dengan menggunakan indikator diantaranya lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun2008 menunjukkan dalam kondisi yang baik. Audit Internal yang telah dicapai oleh Kantor Dinas Kabupaten Ciamis dengan menggunakan indikator evaluasi pengelolaan risiko, evaluasi pengendalian, dan evaluasi proses governance menunjukkan kondisi yang sangat baik. Good Governance yang telah dicapai oleh Kantor Dinas Kabupaten Ciamis dengan menggunakan indikator partisipasi

(14)

masyarakar, tegaknya supremasi hukum, transparansi, peduli pada stakeholder, berorientasi kepada konsensus, kesetaraan, efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas, dan visi strategis menunjukkan kondisi yang sangat baik.

2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Good Governance. 3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Good Governance dan Audit Internal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Good Governance.

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang dharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan Kantor Dinas yang berada di Kabupaten Ciamis maupun pada peneliti selanjutnya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Kantor Dinas dan Intansi Pemerintah Kabupaten Ciamis

a. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah lebih diwujudkan secara nyata dalam menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik terutama pada indikator-indikator yang belum terlaksana dengan baik sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan.

b. Peranan Audit Internal dalam mengevaluasi kinerja dan pengelolaan aset dan keuangan daerah harus dipertahankan dan lebih ditingkatkan agar lebih baik kedepannya dengan cara menetapkan indikator kinerja yang memadai sebagai dasar pengukur kinerja pemerintah baik pusat maupun daerah.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian dapat dilakukan pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam karena penelitian ini hanya dilakukan pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis.

b. Penelitian selanjutnya dapat memasukkan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi tercapainya Good Governance, seperti kepatuhan terhadap peraturan

(15)

perundang-undangan, standar audit yang jelas yang ditetapkan pada Kantor Dinas secara internal

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin. 2002. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara: Jakarta

Abdul Hamang.2005.Metode Statistika. Edisi Pertama. Graha Ilmu:Yogyakarta.

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat

Anonim. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2014. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ciamis

. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

Annisa Rahmi Surmaliani.2014. Pengaruh Pengawasan Intern Dan

Penatausahaan Keuangan Daerah Terhadap Good Governance. Skripsi Universitas Siliwangi. Tasikmalaya.

Duwi Priyatno.2016.Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya Dengan SPSS.Yogyakarta.Gava Media

Tjokroamidjojo, Bintoro. 2000. Paradigma Baru Manajemen Pembangunan

Gujarati. Damodar. 2003. Ekonometri Dasar. Terjemahan. Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga

Habibie. 2013. Pengaruh Pengawasan DPRD, Pengendalian Internal, dan Peran

Auditor Internal terhadap Good Governance (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Solok). Skripsi. Universitas Negeri Padang

Halim, Abdul dan Theresia Damayanti. 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN: Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah Hardjasoemantri. 2003. Prinsip-prinsip Good Governance

Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta. Andi. Maylia Pramono dan Raharja.2012.Peran Audit Internal Dalam Upaya

Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) Pada Badan Layanan Umum (BLU) Di Indonesia. Skripsi Universitas Negeri Semarang dan Universitas Diponegoro.

Mulyadi. 2008. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat: Jakarta . 1993. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: YKPN

(16)

Ristanti, Ni Made Asih. dkk. 2014. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Komitmen Organisasi terhadap Pnerapan Good Governance (Studi Kasus pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan). Jurnal. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja

Ruspina, Depi Oktia. 2013. Pengaruh Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah,

Pengelolaan Keuangan Daerah, Dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (Spip) Terhadap Penerapan Good Governance (Studi Empiris Pada Pemerintahan Kota Padang). Skripsi. Universitas Negeri Padang.

Santoso, Singgih. 2002. Statistik Parametrik. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Sari, Diana. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Implementasi

Standar Akuntansi Pemerintahan, Penyelesaian Temuan Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Implikasinya terhadap Penerapan Prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang baik. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Widyatama.

Sawyer’s. 2005. Audit Internal. Edisi Kelima. Salemba Empat: Jakarta

Sedamayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Cetakan Kelima. PT. Refika Aditama: Bandung . 2012. Good Governnce (Kepemerintahan Yang Baik) Membangun Sistem Manajemen Kinerja guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Good Governance. Bandung: Mandar Maju

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA

Supranto, J.2009. Statistik: Teori dan Aplikasi. Erlangga: Jakarta.

Susanti Widyawati, dkk. Pengaruh Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah,

Pengelolaan Keuangan Daerah, Dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Penerapan Good Governance. Skripsi Universitas Mataram.

Tugiman, Hiro. 2006. Audit Internal. Cetakan Kesembilan. Kanisius Ulum, Ihyaul:2008. Akuntansi Sektor Publik. UMM: Press

Mulyawati, Vera.2014. Pengaruh Audit Intern Dan Pengendalian Intern

Terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi Universitas Siliwangi. Tasikmalaya. Wahyudi, Kurnia. 2009. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Peran Auditor

dan Pengawasan Dari Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Good Governance. Skripsi. UNP. Padang.

Referensi

Dokumen terkait

Kontrol ……… 107 4.16 Distribusi Skor Skala Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran …..…… 109 4.17 Rekapitulasi Jawaban Siswa pada Skala Sikap Siswa Terhadap.

[r]

dan penilaian, melainkan juga menghasilkan pengetahuan baru berdasarkan atas pengetahuan yang telah dicapai. Dengan berpandangan bahwa salah satu karakteristik matematika di

Potensi bakteri asam laktat yang diisolasi dari tempoyak sebagai probiotik.. Isolation, characterization, determination of probiotic properties of lactic acid bacteria from

Sebanyak 16 responden (30,2%) masih dalam kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta tahun 2015, belum sepenuhnya memiliki

Menjadi bagian tim verifikator dan penelaahan Whistle Blowing System (WBS) pengadaan barang dan jasa.. Pada tahun 2013 dilakukan penilaian sebanyak 9 Unit Kerja, sedangkan

 sikap  yang  ditunjukk an siswa  terkait  dengan  tanggung  jawabnya  terhadap  pelaksana

PPLHD Provinsi atau PPLHD Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) berpedoman pada tata laksana pengawasan pengelolaan limbah