• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijual lagi. Persediaan yang dimiliki perusahaan berbeda-beda tergantung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijual lagi. Persediaan yang dimiliki perusahaan berbeda-beda tergantung"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

39

A. Landasan Teori

1. Pengertian Persediaan

Persediaan adalah barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk langsung dijual kembali atau untuk diproses terlebih dahulu kemudian dijual lagi. Persediaan yang dimiliki perusahaan berbeda-beda tergantung dari sifat dan tujuan perusahaan tersebut untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan.

“Persediaan meliputi segala macam barang yang menjadi objek pokok aktivitas perusahaan yang tersedia untuk diolah dalam proses produksi atau dijual. Pada perusahaan dagang barang-barang yang menjadi obyek pokoknya adalah barang yang dibeli untuk dijual kembali. Barang-barang demikian ini disebut persediaan Barang-barang dagangan”. Ahmad Syafi’I (2015 : 140)

Istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha dagang, yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual. Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. Zaki Baridwan. (2011:149)

(2)

2. Klasifikasi Persediaan

Pengklasifikasian persediaan pada suatu perusahaan tergantung pada bentuk perusahaannya, apakah perusahaan tersebut termasuk bentuk perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur.

a. Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bisa banyak mempunyai berbagai jenis barang.

b. Perusahaan Manufaktur

Perusahaan ini merupakan perusahaan yang mempunyai kegiatan menghasilkan barang, sehingga memiliki elemen persediaan sebagai berikut.

1) Persediaan barang jadi

Persediaan bahan jadi adalah hasil produksi yang telah selesai dan siap untuk dijual.

2) Persediaan Barang Dalam Proses

Persediaan barang dalam proses adalah bagian dari barang yang diproduksi telah mulai diproses tetapi belum selesai.

3) Persediaan Bahan Mentah

Persediaan bahan mentah adalah bahan dasar yang akan digunakan dalam produksi tetapi belum diproses. Haryono Jusup (2012:419)

(3)

3. Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagangan

“Secara umum terdapat dua metode yang dipakai untuk mencatat persediaan”. Rudianto (2008:236)

a. Metode Fisik (Metode Physical )

Metode Fisik adalah metode pengelolaan persediaan, dimana arus keluar masuknya barang tidak dicatat secara rinci sehingga untuk mengetahui nilai persediaan pada suatu saat tertentu harus melakukan perhitungan barang secara fisik digudang. Penggunaan metode fisik menghauskan perhitungan barang yang ada pada akhir periode akuntansi, yaitu pada saat penyusunan laporan keuangan. Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Persediaan awal barang Rp xxx

Pembelian xxx +

Persediaan total Rp xxx

Persediaan akhir xxx –

Harga pokok penjualan Rp xxx

Rudianto (2008 : 237) 1). FIFO ( First In First Out)

Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli atau diproduksi) lebih dahulu akan dikeluarkan (dijual) lebih dahulu. Sehingga yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi terakhir.

(4)

2). Average (rata-rata)

Dalam metode ini barang yang dikeluarkan/dijual maupun barang barang yang tersisa, dinilai berdasarkan harga rata-rata. Sehingga barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang memiliki nilai rata-rata. Rudianto (2008:237-239)

b. Metode Perpetual

“Metode Perpetual adalah metote pengelolaan persediaan, dimana arus masuk dan arus keluar persediaan dicatat secara rinci. Dalam metode ini setip jenis persediaan dibuatkan kartu stok yang mencatat secara rinci keluar masuknya barang digudang beserta harganya.” Rudianto (2008 : 239)

Tabel 1

Jurnal Pembelian dan Penjualan

Transaksi Jurnal Periodik Perpetual Pembelian Barang Dagangan Pembelian xxx Kas xxx Persediaan xxx Kas xxx Penjualan Barang Dagangan Kas xxx Penjualan xxx Kas xxx Penjualan xxx HPP xxx Pesediaan xxx

“Kedua metode pencatatan tersebut memiliki cara mencatat yang berbeda, khususnya untuk transaksi pembelian dan penjualan, seperti terlihat didalam tabel diatas. Karena untuk kedua macam

(5)

transaksi tersebut memiliki metode pencatatan yang berbeda, maka dalam penyusunan laporan laba rugi juga akan menghasilkan susunan yang sedikit berbeda”. Rudianto (2008:240)

Tabel 2

Kartu Persediaan Barang

Tgl Masuk Keluar Sisa

Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah

c. Metode Penentuan Harga Perolehan dan Harga pokok Penjualan Penentuan harga perolehan persediaan dan harga pokok penjualan dilakukan berdasarkan asumsi arus biaya bukan berdasarkan asumsi arus fisik persediaan. Terdapat beberapa metode penentuan harga perolehan persediaan dan harga pokok penjualan yang dapat diaplikasikan. Metode-metode tersebut antara lain :

1) Indentifikasi Khusus

Metode identifikasi khusus mengharuskan dilakukannya penandaan (identifikasi) terhadap setiap barang dagangan yang dibeli. Penandaan ini dilakukan dengan cara memberikan kartu identitas untuk setiap barang yang dibeli, dan hal yang penting yang harus ada pada kartu kartu identitas adalah informasi tentang harga perolehan persatuan barang. Barang-barang selanjutnya disimpan digudang berdasarkan jenis dan harga perolehannya. Ahmad Syafi’I (2015:151)

2) Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)

Metode ini biasa disebut juga sebagai metode FIFO (First In First Out). Metode ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa persediaan barang dagangan yang pertai dibeli adalah persediaan yang pertama harus dijual. Karena persediaan yang terjual terdiri

(6)

dari harga perolehan dari persediaan-persediaan yang pertama masuk, maka harga perolehan dari pesediaan-persediaan barang dagangan yang tersisa terdiri dari harga perolehan dari persediaan-persediaan yang terakhir masuk. Ahmad Syafi’I (2015:152)

Kelebihan dari penggunaan metode ini antara lain: a) Menguntungkan rentabilitas perusahaan

Secara umum harga barang selalu mengalami kenaikan dari waktu kewaktu. Karena harga perolehan persediaan barang dagangan yang terjual dinilai berdasarkan harga perolehan dari persediaan-persediaan yang pertama masuk.

b) Menguntungkan likuiditas perusahaan

Persediaan barang dagangan yang tersisa pada akhir periode dinilai berdasarkan harga perolehan dari persediaan-persediaan yang terakhir masuk.

c) Nilai persediaan barang dagangan akhir sesuai dengan nilai faktual karena dinilai berdasarkan harga perolehan dari persediaan-persediaan yang terakhir masuk, maka nilai persediaan barang dagangan yang tersisa dilaporkan di neraca berdasarkan nilai faktualnya.

d) Arus pembebanan harga pokok penjualan sesuai dengan arus stock barang.

Untuk menghindari risiko kerusakan persediaan barang dagangan, maka seharusnya persediaan barang dagangan yang pertama dibeli adalah persediaan barang dagangan yang

(7)

pertama dikeluarkan saat terjadi penjualan. Ahmad Syafi’I (2015:153)

“Penentuan harga perolehan persediaan dan harga perolehan persediaan barang yang dijual menurut metode MPKP ini dilakukan untuk tiap-tiap jenis persediaan yang perhitungannya dapat dilakukan berdasarkan metode Fisik maupun perpetual”.

1) Metode MPKP Secara Fisik

Penentuan harga perolehan persediaan barang dagangan menurut cara ini dilakukan secara berkala pada setiap akhir periode akuntansi. Penentuan harga perolehan persediaan akhir dilakukan dengan cara mengalikan kuantitas yang tersisa dengan harga perolehan barang-barang dari yang terakhir masuk. Sedangkan penentuan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara mengurangkan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara mengurangkan harga perolehan persediaan barang dagang akhir dengan harga perolehan persediaan barang siap jual. Ahmad Syafi’I (2015:153-154)

Misal pada kasus UD Kharis wyeth Supplier adalah perusahaan dagang yang bergerak sebagai distributor untuk suatu produk susu olahan. Berdasarkan catatan fisik persediaan susu olahan merek Sugem kemasan kaleng 800 gr selama priode desember 2013 diktahui sebagai berikut :

Tanggal 1 : Persediaan Awal 250 kaleng @ Rp 150.000 3 : Pembelian 300 kaleng @ Rp 155.000 15 : Pembelian 200 kaleng @ Rp 157.000 30 : Pembelian 260 kaleng @ Rp 160.000

(8)

1.010 Kaleng 17 : Retur Pembelian 20 Kaleng –

Persediaan siap dijual 990 kaleng 7 : Penjualan 350 kaleng

26 : Penjualan 300 kaleng 650 kaleng 27 : Retur penjualan 30 kaleng –

Jumlah terjual 620 kaleng –

Persediaan Akhir 370 kaleng

Perhitungan harga perolehan persediaan akhir per 31 desember 2013: 260 kaleng @ Rp 160.000,00 = Rp 41.600.000

110 kaleng @ Rp 157.000,00 = Rp 17.270.000

Jumlah = Rp 58.870.000

Perhitungan untuk menentukan besarnya harga pokok penjualan selama periode desember 2013 adalah sebagai berikut :

Tgl

1 : Persediaan Awal 250 kaleng @ Rp 150.000,00 = Rp 37.500.000 3 : Pembelian 300 kaleng @ Rp 155.000,00= Rp 46.500.000 15 : Pembelian 200 kaleng @ Rp 157.000,00= Rp 31.400.000 30 : Pembelian 260 kaleng @ Rp 160.000,00= Rp 41.600.000

(9)

17 : Retur Pembelian 20 Kaleng @ Rp 157.000 =Rp 3.140.000 Persediaan siap dijual 990 kaleng =Rp153.860.000 Harga perolehan persediaan 370 kaleng =Rp 58.870.000 Harga Pokok Penjualan =Rp 94.990.000 2) Metode MPKP Secara Perpetual

“Bila penentuan harga perolehan persediaan barang dagang dilakukan secara pepetual maka tiap-tiap jenis persediaan barang dagang harus dibuatkan kartu persediaan. Berdasarkan contoh kasus diatas, maka kartu persediaan yang harus dibuat berdasarkan metode MPKP secara perpetual adalah sebagai berikut” : Ahmad Syafi’I (2015 : 155)

Tabel 3

Kartu Persediaan Barang Metode MPKP Jenis Barang : Susu Sugem 800 gr

Satuan Barang : Kaleng

Jumlah dalam ribuan Tg

l

Masuk Keluar Sisa

Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah

1 250 150.000 37.500.000 3 300 155.000 46.500.000 250 300 150.000 155.000 37.500.000 46.500.000 7 250 100 150.000 155.000 37.500.000 15.500.000 200 155.000 31.000.000 15 200 157.000 31.400.000 200 200 155.000 157.000 31.000.000 31.400.000 17 (20) 155.000 (3.100.000) 180 200 155.000 157.000 27.900.000 31.400.000 26 180 120 155.000 157.000 27.900.000 18.840.000 80 157.000 12.500.000 27 (30) 157.000 (4.710.000) 110 157.000 17.270.000 30 260 160.000 41.600.000 110 260 157.000 160.000 17.270.000 41.600.000

Jumlah pembelian 116.400.000 Jumlah HPP 95.030.000 Persediaan

(10)

3) Metode Rata-rata (Average)

Metode ini dikembangkan untuk memberikan solusi tengah ekstremitas metode MPKP dengan metode MTKP. Pada metode ini, penentuan harga perolehan persediaan barang dagangan tidak didasarkan pada harga persediaan pertama atau terakhir masuk melainkan diantara keduanya. Terdapat 2 cara perhitungan penentuan harga perolehan persediaan menurut metode rata-rata yaitu rata-rata tertimbang dan rata-rata bergerak. Ahmad Syafi’I (2015:162)

a) Metode Rata-rata Tertimbang

“Metode ini merupakan metode yang diselanggarakan secara fisik, harga perolehan persediaan barang dagang dan harga pokok penjualan pada akhir periode bedasarkan harga rata-rata persediaan barang dagang siap jual”. Ahmad Syafi’I (2015:162-163)

(1) Metode Physical (Metode Fisik)

Berdasarkan transaksi diatas (lihat contoh kasus pada metode MPKP), maka perhitungan penentuan harga perolehan persediaan barang dagangan menurut metode rata-rata tertimbang adalah sebagai berikut :

Tgl

1 : Persediaan Awal 250 kaleng @ Rp 150.000,00 = Rp 37.500.000 3 : Pembelian 300 kaleng @ Rp 155.000,00 = Rp 46.500.000 15 : Pembelian 200 kaleng @ Rp 157.000,00 = Rp 31.400.000 30 : Pembelian 260 kaleng @ Rp 160.000,00 = Rp 41.600.000 1.010 kaleng = Rp 157.000.000 17 : Retur Pembelian 20 kaleng @ Rp 157.000 = Rp 3.140.000 Persd siap dijual 990 kaleng =Rp153.860.000

(11)

7 : Penjualan 350 kaleng 26 : Penjualan 300 kaleng 650 kaleng 27 : Retur penjualan 30 kaleng –

Jumlah terjual 620 kaleng - Persediaan akhir 370 kaleng

Harga perolehan rata–rata = Rp 153.860.000 : 990 kaleng = Rp 155.414,14 Harga perolehan persediaan akhir = Rp 155.414,14 x 370 =

Rp 57.503.231,80

Persediaan barang siap dijual = Rp 153.860.000,00 Harga perolehan persediaan akhir = Rp 57.503.231,80 - Harga pokok penjualan = Rp 96.356.769,00

(2) Metode Rata-rata Bergerak

“Metode penentuan harga perolehan ini merupakan metode rata-rata yang diselenggarakan secara perpetual. Setiap terjadi transaksi pembelian atau masuknya persediaan maka harus dihitung harga perolehan rata-rata yang baru. Harga pokok penjualan merupakan hasil perkalian antara jumlah persediaan yang terjual dengan harga perolehan rata-rata pada saat itu”. Ahmad Syafi’I (2015:163-164).

(12)

Tabel 4

Kartu Persediaan Barang Metode Rata-rata Jenis Barang : Susu Sugem 800 gr

Supplier Utama : PT Total Wyeth Utama Lokasi Barang : Gudang A3 R34

Satuan Barang : Kaleng

Batas Min: 50 Kal, ,max : 500 kal

Tgl Masuk Keluar Sisa

Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah

1 250 150.000 37.500.000 3 300 155.000 46.500.000 550 152.727 84.000.000 7 350 152.727 53.545.695 200 152.727 30.545.305 15 200 157.000 31.400.000 400 154.863 61.945.305 17 (20) 154.000 (3.097.271) 380 154.863 58.848.033 26 300 154.863 46.458.978 80 154.863 12.389.055 27 (30) 154.863 (4.645.897) 110 154.863 17.034.953 30 260 160.000 41.600.000 370 158.472 58.634.953

Jumlah pembelian 116.402.728 Jumlah HPP 95.267.775 Persediaan

Akhir 58.634.953

Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam menghitung beban pokok penjualan dan beban pokok persediaan akhir, yaitu:

a. Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)

“Beban pokok persediaan akan dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya. Apabila ada penjualan atau pemakaiaan barang-barang maka beban pokok yang dibebankan adalah beban pokok barang yang paling terdahulu, disusul dengan yang masuk berikutnya”. Zaki Baridwan (2011:159)

(13)

b. Rata-rata Tertimbang (Weighted Average)

“Dalam metode ini barang-barang yang dipakai untuk diproduksi atau dijual akan dibebani beban pokok rata-rata. Perhitungan beban pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah beban perolehan dengan kuantitasnya”. Zaki Baridwan (2011:161)

“Entitas mengakui persediaan ketika diperoleh, sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi siap digunakan”. (SAK ETAP 2013)

“Entitas dapat memilih menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang dalam menentukan biaya perolehan persediaan. Jumlah persediaan yang mengalami penurunan dan atau kerugian, misalnya karena persediaan rusak atau usang, diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan dan atau kerugian tersebut”. (SAK ETAP 2013)

4. Sistem Komputer

Sistem komputer terdiri dari perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software). Tanpa perangkat lunak, perangkat keras hanya berfungsi sebagai benda metal saja yang tidak dapat mengerjakan sesuatu. Tanpa perangkat keras, perangkat lunak hanya merupakan kode-kode komputer saja yang tidak dapat mengerjakan perangkat kerasnya. Oleh karena itu, perangkat keras dan perangkat lunak harus bekerja bersama-sama membentuk suatu sistem, yaitu sistem komputer. Jogiyanto (2009:95)

(14)

a. Perangkat Keras (Hardware)

“Hardware sebagai sub-sistem dari sistem komputer yang mempunyai beberapa komponen, yautu komponen alat masukan (input device), komponen alat pemroses (processing device), komponen alat keluaran (output device) dan komponen alat simpanan luar (storage). Jogiyanto (2009:95)

1) Alat Masukan

“Merupakan alat yang digunakan untuk menerima masukan yang dapat berupa masukan data ataupun masukan program. Beberapa alat masukan mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai alat masukan dan sekaligus sebagai alat keluaran (output) untuk menampilkan hasil”. Jogiyanto (2009:95)

2) Alat Pemroses

“Merupakan alat yang digunakan untuk melaksanakan kumpulan intruksi yang akan ditunjukan untuk menghasilkan suatu hasil tertentu yang dikehendaki. Process Device dapat melakukan tugasnya jika ada masukan dari Input Device baik berupa data atau intruksi. Alat ini disebut CPU (Central Processing Unit) dan main memory”. Jogiyanto (2009: 97)

3) Alat Keluaran

Output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digolongkan ke dalam 3 macam bentuk, yaitu tulisan (huruf, kata, angka, karakter khusus dan simbol-simbol lain), image (bentuk

(15)

grafik atau gambar) dan suara (bentuk musik atau omongan). Untuk mendapatkan bentuk output-output tersebut, maka dibutuhkan alat untuk menampilkannya, yaitu lata keluaran atau alat output atau output device atau output unit, Alat keluaran dapat berbentuk hard copy device atau soft copy device. Jogiyanto (2009:103)

b. Perangkat Lunak

Perangkat keras komputer tidak dapat berbuat apa-apa tanpa adanya perangkat lunak. Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila intruksi-intruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Intruksi-intruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak. Perangkat lunak secara umum dapat dibagi dua yaitu:

1) Perangkat Lunak Sistem (System Software)

Perangkat lunak sistem (system software) adalah perangkat lunak yang mengoperasikan sistem komputernya. Perangkat lunak sistem dapat dikelompokkan lagi menjadi 4 kelompok yaitu sebagai berikut:

a) Perangkat lunak sistem operasi (operating system), yaitu program yang ditulis untuk mengendalikan dan mengkoordinasi operasi dari sistem komputer.

b) Perangkat lunak sistem bantuan (utility), yaitu program yang ditulis untuk bantuan yang berhubungan dengan sistem komputer, misalnya memformat disk, menyalin disk, mencegah dan membersihkan virus dan lain sebagainya.

(16)

c) Perangkat lunak bahasa (language software), yaitu program yang digunakan untuk menterjemahkan intruksi-intruksi yang ditulis dalam bahasa pemograman ke dalam bahasa mesin supaya dapat dimengerti oleh komputer.

2) Perangkat Lunak Aplikasi (Application Software)

“Perangkat lunak aplikasi (application software) adalah program yang ditulis dan ditejermahkan oleh perangkat lunak bahasa untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu”. Jogiyanto (2009: 126) 6. Sistem Manajemen Basis Data/Database Management System (DBMS)

Basis data dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan data merupakan representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manuasia pegawai, siswa, pembeli, dll), barang, hewan, konsep, keadaan, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi dll. Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan (punya Relasi). Relasi biasanya ditunjukkan dengan kunci (key) dari tiap file yang ada. Yakub (2012:52)

“Basis data merupakan koleksi dari data-data yang terorganisasi dengan cara sedemikian rupa sehingga data tersebut mudah disimpan dan dimanipulasi“. Yakub (2012:55)

”Sistem Manajemen Basis data (DBMS) merupakan kumpulan program aplikasi yang digunakan untuk membuat dan mengelola basis data”. Yakub (2012:55)

(17)

Tujuan utama sistem manajemen basis data adalah menyediakan lingkungan yang nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan pengambilan dari basis data. Tujuan lain sistem manajemen basis data antara lain :

a. Menghindari redundansi dan inkonsistensi data b. Menghindari kesulitan pengaksesan data c. Menghindari Isolasi data

d. Menghindari Terjadinya anomali pengaksesan konkuren e. Menghindari Masalah-masalah keamanan

f. Menghindari Masalah-masalah integritas. Bambang hariyanto (2008:196)

Keunggulan Database Management System (DBMS) adalah : a. Pengendalian terhadap redundansi data

b. Konsistensi data

c. Pemakaian bersama data d. Peningkatan integritas data e. Pemaksaan terhadap standar f. Skala ekonomi

g. Peningkatan produktivitas

(18)

Kemudian adapun kerugian dari Database Management System (DBMS) adalah :

a. Kompleksitas yang tinggi

b. Ukuran perangkat lunak yang besar

c. Ongkos sistem manajemen basis data untuk pengadaan operasi dan perawatan

d. Tambahan ongkos-ongkos perangkat keras e. Ongkos konversi dari sistem lama ke sistem baru

f. Kinerja yang rendah bila tidak mampu menggunakan dengan bagus g. Dampak yang tinggi bila terdapat kegagalan. Bambang Hariyanto

(2008:198)

7. Bagan Alir Data/ Data Flow Diagram (DFD)

Bagan alir data adalah suatu model yang menggambarkan suatu aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem. Simbol pengolahan digunakan untuk menunjukan tempat-tempat dalam sistem informasi yang mengola atau mengubah data yang diterima menjadi data yang mengalir keluar. Nama pengolahan data ditulis dalam simbol pengolahan. Nomor urut pengolahan ditulis diatas bagian atas simbol pengolahan. Aliran material ditunjukkan dengan simbol panah berbadan lebar. Aliran data ditunjukkan dengan panah berbadan kecil yang menggambarkan aliran data melalui sistem. (Mulyadi,2014:57)

(19)

Tabel 5

Simbol-simbol pada bagan alir data (data flow diagram)

Proses Pengelohan data Aliran Tempat penyimpanan data Sumber atau tujuan data Masukan/

keluaran Ditunjukkan oleh garis alir

Sumber: Mulyadi (2014:58) 8. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram untuk mendokumentasikan data perusahaan dengan mengidentifikasi jenis entitas (entity) dan hubungannya. ERD merupakan suatu model jaringan yang menggunakan susuanan data yang disimpan pada sistem secara abstrak. ERD juga menggambarkan hubungan antara satu entitas yang memiliki sejumlah atribut dengan entitas yang lain dalam suatau sistem terintegrasi. ERD digunakan oleh perancang sistem untuk memodelkan data yang nantinya akan dikembangkan menjadi basis data(database). Model data ini akan menunjukkan bermacam-macam data yang dibutuhkan dan hubungan antardata.

(20)

Tabel 6

Simbol-simbol ERD (Entity Relationship Diagram)

Simbol Keterangan

Entitas yaitu kumpulan dari objek yang dapat di definisikan secara unik

Relasi yaitu hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entitas. Jenis hubunga antara lain, satu ke satu, satu ke banyak, dan banyak ke banyak.

Atribut yaitu karakteristik dari entity atau relasi yang merupakan penjelasan detail tentang entitas Hubungan antara entity dengan atributnya dan himpunan entitas dangan himpunan relasinya

Sumber : Yakub (2012:60)

ERD terbagi atas tiga komponen yaitu entitas (entity), atribut (atribute), dan relasi atau hubungan (relation). Secara garis besar entitas merupakan dasar yang terlibat dalam sistem. Atribut atau field berperan sebagai penjelas dari entitas dan relasi atau hubungan menunjukkan hubungan yang terhadi antara dua entitas.

a. Entitas (Entity)

Entitas menunjukkan objek-objek dasar yang terkait didalam sistem. Objek dasar dapat berupa orang, benda atau hal lain yang keterangannya perlu disimpan dalam basis data. Untuk menggambarkan entitas dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :

1) Entitas dinyatakan dengan simbol persegi panjang 2) Nama entitas berupa kata benda tunggal

(21)

3) Nama entitas sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami

b. Atribut (Attribute)

Sering juga disebut sebagai properti (property), merupakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas yang perlu disimpan sebagai basis data. Artribut berfungsi sebagai penjelas sebuah entitas untuk menggambarkan atribut yang dilakukan dengan mengikuti aturan sebagai berikut :

1) Atribut dinyatakan dengan ssimbol elipps 2) Nama atribut dituliskan dalam simbol elipps 3) Nama atribut berupa kata benda tunggal

4) Nama atribut sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami

5) Atribut dihubungkan dengan entitas yang bersesuaian dengan menggunakan garis.

Jenis atribut terbagi menjadi beberapa macam diantaranya : 1) Simple attribute

2) Composite attribute 3) Single value attribute 4) Multi value attribute 5) Mandtory attribute 6) Non mandatory attribute c. Derajat Relasi

(22)

Model relasi ini berdasarkan presepsi dunia nyata diantaranya himpunan objek dasar dan relasi antara entitas. Entitas dapat diartikan sebagai objek dan didefinisikan secara unikk, dan objeknya dapat berbentuk orang, barang dan sebagainya. Derajat relasi (kardinalitas) relasi menunjukkan maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Yakub (2012:60-63)

Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalkan A dan B) dapat berupa satu ke satu (one to one), satu ke banyak (one to many), banyak ke satu (many to one), dan banyak ke banyak (many to many) sebagai berikut :

1) Satu ke satu (one to one), berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan satu entitas himpunan entitas B.

Gambar 1

Kardinalitas Relasi One to One

A B Sumber : Yakub (2012:64) Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4

(23)

2) Satu ke banyak (one to many), berarti setiap entitas pada hmpunan entitas A dan dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan B, tetapi tidak sebaliknya, setiap entitas pada himpunan entitas berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

Gambar 2

Kardinalitas Relasi One to many

A B

Sumber : Yakub (2012:64)

3) Banyak ke satu (many to one), berarti setiap entitas pada hmpunan entitas A dan dapat berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan B, tetapi tidak sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B. Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 5

(24)

Gambar 3

Kardinalitas Relasi many to one

A B

Sumber : Yakub (2012:65)

4) Banyak ke banyak (many to many), berarti setiap entitas pada hmpunan entitas A dan dapat berhubungan dengan paling banyak entitas pada himpunan B, demikian juga sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.

Gambar 4

Kardinalitas Relasi Many to Many

A B Sumber : Yakub (2012:65) Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 5 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4

(25)

7. Normalisasi

“Merupakan salah satu cara pendekatan atau teknik yang digunakan dalam membangun desain lojik basis data relation dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar. Tujuan normalisasi adalah untuk menghasilkan struktur tabel yang normal atau baik. Teknik normalisasi adalah upaya agar desain lojik tabel-tabel berada dalam normal form (bentuk normal) yang dapat didefinisikan dengan menggunakan ketergantungan fungsi (functional defendency).” Yakub (2012:70)

Bentuk normalisasi adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi atau tabel-tabel dalam basis data dan harus dipenuhi oleh relasi atau tabel pada level-level normalisasi. Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal tertentu jika memenuhi kondisi tertentu juga. Beberapa bentuk normalisasi diantaranya :

a. Tidak Normal

Merupakan kumpulan data yang direkam dan tidak ada keharusan dengan mengikuti suatu format tertentu. Pada bentuk tidak normal terdapat repeat group sehingga pada kondisi seperti ini akan menjadi permasalahan dalam melakukan manipulasi data (insert, update, dan delete anomalies).

b. Normal Pertama (1NF)

Suatu relasi atau tabel memenuhi normal pertama jika dan hanya jika setiap atribut dari relasi tersebut hanya memiliki nilai

(26)

tunggal (scalarValue) dalam satu baris atau record. Normal pertama ini mempunyai ciri ysitu setiap data dibentuk file datar atau rata (flat file), data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field-field berupa nilai yang tidak dapat dibagi-bagi.

c. Normalisasi ke Dua (2NF)

Normalisasi kedua, suatu relasi memenuhi relasi kedua jika dan hanya jika relasi tersebut memenuhi normal pertama dan setiap atribut yang bukan kunci (non key) bergantung secara fungsional (FD) secara utuh kepada kunci utama (primary key). Bentuk normal kedua ini mempunyai syarat yaitu bentuk data yang telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.

d. Normalisasi ke Tiga (3NF)

Normalisasi ketiga, suatu relasi memenuhi normal ketiga jika dan hanya jika relasi tersebut memenuhi normal kedua dan setiap atribute yang bukan kunci (non key) tidak mempunyai transitive functional defendency kepada kunci utama (prima key). Bentuk normal ketiga ini relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan kunci utama tidak punya hubungan transitif. Yakub (2012:72)

(27)

8. Microsoft Microsoft visual basic 2015

Visual Basic 2015 adalah versi terbaru dari visual basic yang diperkenalkan oleh Microsoft pada tahun 2015 dengan tambahan banyak fitur-fiyur baru terutama fitur untuk membangun aplikasu mobile. Visual basic dikemas bersama-sama dengan bahasa pemograman Microsoft lainnya, seperti C++, C#, F#, Visual Basic, JavaScript dan banyak lagi dalam sebuah paket yang disebut Visual Studio. Visual Studio juga memiliki editor untuk semua bahan markup, seperti HTML, XML, JSON, XAML untuk aplikasi Windows Dekstop, Phone, Store, dan CSS.

Visual Studio berfungsi untuk menunjang produktivitas saat menulis kode program yang tersedia dalam versi bebayar (Visual Studio Professional 2015) dan versi gratis (Visual Studio Community 2015). Juga dapat mengunduh bebagai proyek yang tersedia didalam bebagai bahasa pemograman untuk membantu anda mengembangkan program. Visual Studio juga menyediakan berbagai tools untuk debugging dan menguji kode pemograman dengan cepat.

Visual Studio dapat diunduh dari situs microsoft, jika memilih (Visual Studio Community 2015) maka disebut versi gratis visual studio 2015. Versi berbayar maka memilih (Visual Studio Professional 2015 dan Visual studio Enterprise) dilengkapi dengan layanan berlangganan MSDN (Microsoft Developer Network) yang memberi anda akses ke perangkat lunak dan sumber daya tambahan lainnya. Cristopher Lee (2016: 02)

Tampilan Microsoft Microsoft visual basic 2015 berisi elemen-elemen sebagai berikut:

a. Menu Bar

Menu Bar adalah suatu menu yang terdiri dari 11 (sebelas) menu utama, masing-masing mempunyai sub menu dan perintah lengkap dengan shotcut key.

(28)

b. Toolbar

Toolbar adalah sebuah tombol jalan pintas yang terdapat pada menu bar. Terdapat bermacam-macam toolbar namun yang sering digunakan adalah toolbar standart.

c. Design

Jendela ini akan menampilkan form yang dibuat dan dapat mendesain tampilan dari aplikasi yang dibuat. Jendela ini merupakan jendela utama yang paling besar terletak ditengah IDE. d. Toolbox

Jendela ini berisi kontrol dan komponen yang dapat digunakan sewaktu-waktu dengan menambahkannya ke dalam aplikasi. Terdapat 12 (dua belas) grup komponen sesuai dengan fungsinya masing-masing.

e. Solution Explorer

Jendela ini menampilkan hirarki dari solution. Sebuah solution dapat berisi banyak proyek, dimana proyek dapat mengandung banyak form, kelas, modul, dan komponen lain untuk menyelesaikan masalah.

f. Properties

Jendela ini menampilkan properti dari objek yang terpilih pada jendela design. Dengan jendela properties ini dapat mengubah properti objek terpilih

(29)

g. Data Source

Jendela ini digunakan untuk memanipulasi data source yang berhubungan dengan data base. Cristopher Lee (2016:07) 9. Microsoft SQL Server 2014

“SQL Server merupakan Relational Database Management System (RDBMS) yang dikembangkan oleh Microsoft. Sebagai software, fungsi utama SQL Server adalah menampung dan menggunakan data yang terintegrasi dengan aplikasi baik pada komputer yang sama atau dari komputer lain dalam jaringan”. Jubilee Enterprise (2015:02)

Microsoft merilis SQL Server 2014 dalam beberapa versi yang sudah disesuaikan dengan segment-segmentnya, yaitu:

a. Versi 32-bit(x86) untuk komputer dengan single prosesor seperti pentium 4 dan sistem operasinya yang menggunakan Windows XP. b. Versi 64-bit(x64) untuk komputer yang lebih dari satu prosesor

seperti Core 2 Duo dan dengan sistem operasi seperti Windows XP 64, Vista, Windowa 7, Windows 8 dan Windows 10.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun Perbandingan dari persamaan dan perbedaan dengan hasil penelitian terdahulu, dapat dilihat dari table berikut ini:

(30)

Tabel 7

Hasil Penelitian Terdahulu Identitas Peneliti

Aspek

Novi Karlina Sari A03140045 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin Andy Rahmadhani A03120061 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin Judul

Rancang Bangun Program Aplikasi Persediaan Barang Dagangan Dengan metode Rata-rata Perpetual

Terintegrasi Menggunakan visual basic 2013 pada Toko BIP Ponsel Banjarmasin

Rancang Bangun Program Aplikasi Persediaan Barang Dagangan dengan Metode Rata-Rata(Average)-Perpetual Menggunakan Microsoft visual basic 2012 pada Toko Buana Raya Banjarmasin Tempat Penelitian Toko BIP Ponsel

Banjarmasin

Toko Buana Raya Banjarmasin

Permasalahan

1. Bagaimanakah penilaian persediaan barang dagangan pada Toko BIP Ponsel Banjarmasin ? 2. Bagaimana rancang

bangun aplikasi penilaian persediaan barang dagangan pada Toko BIP Ponsel Banjarmasin dengan meggunakan metode rata-rata ?

1. Bagaimana penilaian persediaan barang daganganan yang sesuai SAK (Standar Akuntansi Keuangan) No. 14 mengenai persediaan yang berlaku pada Toko Buana Raya dengan metode

rata-rata(average)-perpetual? 2. Bagaimana pembuatan

rancang bangun program aplikasi persediaan barang dagangan dengan menggunakan Microsoft visual basic 2012 pada Toko Buana Raya? 1. Untuk mengetahui

bagaimana penilaian persediaan barang

dagangan dengan metode rata-rata

2. Untuk merancang dan

1. Untuk mengetahui bagaimana penilaian persediaan barang

dagangan dengan metode rata-rata tertimbang-perpetual

(31)

Tujuan Penelitian membangun program aplikasi perhitungan persediaan barang dagangan menggunakan metode rata-rata harga pokok rata-rata bergerak menggunakan Visual Basic 2012 Pada Toko BIP Ponsel Banjarmasin

2. Untuk menghasilkan rancang bangun program aplikasi persediaan barang dagangan menggunakan metode rata-rata dengan metode rata-rata tertimbang-perpetual menggunakan visual basic 2013 pada PT Wira Perdana Saftindo

Metode Penelitian

Pengumpulan data dengan metode wawancara

langsung, metode

pengamatan langsung dan dokumentasi. Kemudian mendesain program aplikasi persediaan barang dagangan

Pengumpulan data dengan metode wawancara langsung, metode pengamatan langsung dan dokumentasi. Kemudian langsung, serta dengan dokumentasi, kemudian mendesain dan merancang program aplikasi persediaan dengan metode rata-rata (average)-perpetual

Hasil Penelitian

Rancang Bangun Program Aplikasi Persediaan Barang Dagangan Dengan metode Rata-rata Perpetual

Terintegrasi Menggunakan visual basic 2013 pada Toko BIP Ponsel Banjarmasin

Toko Buana Raya melakukan pencatatan persediaan barang dagangannya masih secara manual, untuk melihat persediaannya dilihat dari bukti nota penjualan, nota pembelian, dan dengan buku pencatatan biasa

Sumber: diolah oleh penulis

Hasil persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dari Novi Karlina Sari (A03140045):

Tempat penelitian Novi Karlina Sari adalah Toko BIP Ponsel Banjarmasin sedangkan tempat penelitian tugas akhir ini adalah Toko Salsabila Banjarmsin, Toko BIP Ponsel Banjarmasin menjual berbagai macam accesoris handphone sedangkan Toko Salsabila Banjamasin menjual berbagai macam sembako.

(32)

Pencatatan persediaan pada Toko BIP Ponsel Banjarmasin dan Toko Salsabila Banjarmasin masih dilakukan secara manual, saat transaksi pembelian akan dicatat pada buku pembelian barang dagangan, saat transaksi pembelian dan penjualan kedua toko melakukan pencatatan dan nota-nota diarsipkan , belum ada perhitungan beban pokok penjualan atau penilaian pada setiap transaksi pembelian maupun penjualan.

Metode yang ingin diterapkan pada tempat penelitian adalah metode rata-rata, dimana pada penelitian Novi Karlina Sari adalah persediaan barang dagangan pada Toko BIP Ponsel banjarmasin menggunakan metode rata-rata Perpetual sedangkan pada tugas akhir ini adalah menentukan biaya persediaan barang menggunakan rumus biaya rata-rata tertimbang-perpetual.

Data yang dijadikan bahan penelitian pada Toko BIP Ponsel Banjarmasin adalah satu bulan yaitu bulan Desember 2013 sedangkan data yang dijadikan bahan penelitian pada tugas akhir ini adalah 2 bulan dari bulan Agustus sampai Bulan September 2016, dan program aplikasi yang digunakan pada tempat penelitian pada Toko BIP Ponsel Banjarmasin adalah Microsoft Visual Basic 2012 sedangkan tugas akhir ini adalah Microsoft Visual Basic 2015.

Hasil persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dari Andy Ramdhani (A03120061):

Tempat penelitian Andy Ramadhani adalah Toko Buana Raya yang menjual berbagai barang-barang plastik yang menjual dengan cara grosir dan ecaran, sedangkan tempat penelitian tugas akhir ini adalah Toko Salsabila yang menjual barang dagangan berupa sembako dan menjualanya dengan grosir dan eceran.

(33)

Pencatatan persediaan pada Toko Buana Raya masih secara manual, saat transaksi pembelian akan dicatat pada buku pembelian barang dagangan, tetapi saat transaksi penjualan tidak melakukan pencatatan dan hanya menyimpan nota setiap harinya, dan belum ada perhitungan beban pokok penjualan pada setiap transaksi pembelian maupun penjualan. Pada Toko Salsabila Banjarmsin masih pencatatan manual dan belum ada perhitungan harga pokok penjualan.

Metode yang ingin diterapkan pada tempat penelitian adalah metode rata-rata, dimana pada penelitian Andy Ramadhani adalah penilaian barang dagangan pada Toko Buana Raya menggunakan metode rata-rata (Average) Perpetual, sedangkan pada tugas akhir ini adalah menentukan penilaian persediaan barang dagangan dengan metode penentuan harga perolehan persediaan barang dagangan akhir rumus biaya rata-rata tertimbang Perpetual.

Data yang dijadikan bahan penelitian pada Toko Buana Raya adalah satu bulan yaitu bulan Oktober 2014 sedangkan data yang dijadikan bahan penelitian pada tugas akhir ini adalah dua bulan dari bulan Agustus sampai dengan September 2016 dan Program Aplikasi yang ingin digunakan pada tempat penelitian pada Toko Buana Raya adalah Microsoft Visual Basic 2012 sedangkan tugas akhir ini adalah Microsoft Visual Basic 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Judul Laporan Akhir yang diangkat penulis di dalam Laporan akhir ini adalah “Pengaruh Laju Alir Umpan Serta Waktu Tinggal Dalam Pemanfaatan Air Limbah Industri Tahu

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian ini menggunakan tema ”Analisis Perbedaan Faktor Kredibilitas, Minat Beli, dan Kelas Produk

dengan Pekerjaan Rumah (PR). PR merupakan tugas terstruktur yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik untuk dikerjakan di rumah dengan waktu yang ditentukan, sedangkan

dan strategi umum (grand strategy) yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki. { Mengembangkan sasaran tahunan

Matakuliah ini mengaji tentang pendekatan multidimensi perkembangan Sejarah Indonesia dari abad XIX- XX, sebagai transisi dari masa feodal-tradisional ke budaya modern

Sebagai seorang seniman yang berkecimpung dalam dunia seni rupa untuk menawarkan jati dirinya selalu mencari ide atau gagasan baru diiringi dengan perasaan yang mendalam,

ProducƟ on (Ton) Rerata Produksi/ Yield (Kg/Ha) Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja (TK) TBM/ Immature TM/ Mature TTM/TR/ Damaged Jumlah/ Total 1. JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA

Atas nama Direksi PT Tempo Scan Pacific Tbk dan entitas anak (“Tempo Scan”) kami ingin memberikan laporan yang berkaitan dengan kinerja keuangan dan kegiatan usaha inti Tempo