• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 GRUJUGAN BONDOWOSO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEEFEKTIFAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 GRUJUGAN BONDOWOSO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

GRUJUGAN BONDOWOSO Angga Satrya Atma Nagara

Universitas Negeri Malang E-mail: The_godfight@yahoo.co.id

ABSTRAK: This research is done in order to know about the Effectiness of Multimedia in shape drawing of learning on the VII A grade student at SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso and also to know whether or not the use of multimedia can improve the quality process and result of shape drawing learning. The research approach is descriptive qualitative which is the research done to know the real situation. The research’s result shows that the use of multimedia in the learning process of shape drawing on the VII A grade students at SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso is effective since it can improve the quality process and product

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan multimedia dalam pembelajaran menggambar bentuk pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso. Serta untuk mengetahui apakah penggunaan multimedia dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menggambar bentuk. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dalam situasi wajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran menggambar bentuk pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso dapat dikatakan efektif karena dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil.

Kata Kunci: Keefektifan, Multimedia, Pembelajaran, Menggambar Bentuk

Peningkatan kualitas pendidikan secara dominan dipengaruhi oleh sistem pembelajaran, untuk itu perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan melalui proses pembelajaran. Fungsi proses belajar-mengajar seni rupa dalam

pembelajaran kelas formal adalah tertuju pada pengembangan pengalaman

ekspresi emosional dalam bersikap, berpikir, berperhatian dan berminat (internal), melalui latihan kemampuan mewujudkan ekspresi estetika dalam perwujudan rupa dwimatra atau trimatra (eksternal). Pendidikan seni rupa sangat berhubungan erat

(2)

dengan istilah menggambar. Menggambar menurut Muharam dan Sundaryati (1991: 95) adalah penyajian ilusi optik atau manipulasi ruang dalam bidang datar dua dimensi.

Guru harus mampu mengkondisikan lingkungan sebaik mungkin untuk menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik yang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Fakta di lapangan ditemukan sistem pengelolaan anak didik masih menggunakan cara-cara konvensional dan lebih menekankan

pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik (Tohar, 2008).

Setiap pengajar diharapkan tidak hanya menggunakan satu macam model pembelajaran. Hendaknya lebih bervariasi agar siswa lebih mudah dalam

memahami suatu materi tanpa harus dipaksa untuk mendengarkan, mencatat atau menghafal kemudian mengerjakan sesuai contoh.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru kelas VII A SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso yaitu Bapak Hari Prihandono menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggambar bentuk berlangsung kurang maksimal, Siswa mengalami kesulitan untuk mendeskripsikan prosedur kerja atau langkah-langkah kerja dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Cara penyajian guru yang kurang menyenangkan dan kurang menimbulkan motivasi bagi siswa.

Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa tidak terwujud. Hal itu dapat dilihat dari hasil menggambar bentuk siswa yang kurang maksimal.

Guru dituntut untuk menyediakan sarana berlatih bagi siswa dan menciptakan situasi belajar yang dapat memberikan kebebasan siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar bentuk. Salah satu alternatif untuk mendukung latihan tersebut adalah penggunaan media pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2001: 2), ada beberapa alasan berkenaan dengan

pemanfaatan media, di antaranya: pelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa, metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Bahkan penggunaan media akan dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil pengajaran, dari berfikir kongkret ke berpikir abstrak. Oleh sebab itu penggunaan media

(3)

pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. Berbagai pernyataan akan manfaat media dalam pembelajaran di atas, mendorong penulis untuk mengadakan penelitian yang berbasis multimedia. Multimedia pembelajaran adalah perangkat dan bahan ajar yang dibuat menggunakan teknologi komputer. Tidak seperti alat peraga pada umumnya, multimedia pembelajaran lebih mengedepankan simulasi berbasis komputer, yang pada akhirnya kelak akan dipraktikkan siswa pada kondisi yang sesungguhnya. Untuk itu dalam penelitian ini akan digunakan multimedia

pembelajaran dalam proses belajar mengajar menggambar bentuk dan akan dilihat sejauh mana keefektifan penggunaan multimedia dalam proses pembelajran tersebut.

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dalam situasi wajar. Dengan demikian penelitian kualitatif merupakan suatu upaya dalam menjawab permasalahan dengan jalan mendeskripsikan data sebagaimana adanya, dari sudut pandang subjek sendiri yang tidak lepas dari

setting subjek kajian. Dalam penelitian kualitatif-deskriptif peneliti bertindak

sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, sehingga kehadiran peneliti merupakan hal yang mutlak diperlukan. Peneliti sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, melakukan analisis, penafsir data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian.

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso kelas VII A, pada semester genap tahun ajaran 2011/2012, pada tanggal 7 Maret 2012 sampai dengan 4 April 2012. Sekolah ini terletak di jalan Patirana Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso. Untuk penelitian tentang keefektifan multimedia dalam pembelajaran menggambar bentuk di SMPN 2 Grujugan Bondowoso menggunakan teknik observasi, catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Ada tiga tahap yang dilalui dalam menganalisis data penelitian ini yaitu (1) reduksi data (2) paparan data (3) verifikasi/penarikan kesimpulan. Data-data yang telah diperoleh perlu sekali dicek keabsahannya atau kebenarannya.

(4)

Untuk mendapat kebenaran data pada suatu penelitian, maka peneliti melakukan apa yang disebut triagulasi.

HASIL

Berdasarkan hasil pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung, penggunaan multimedia pembelajaran ini dapat dikatakan efektif, hal ini terlihat dari keantusiasan siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Penyajian materi dengan menggunakan multimedia juga memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Siswa memperhatikan materi yang disajikan dengan sungguh-sungguh, siswa lebih memahami materi yang disampaikan, siswa tertarik karena dalam multimedia tersebut juga disajika contoh-contoh gambar dan video proses menggambar bentuk dengan berbagai teknik.

Keaktifan siswa lebih nampak, siswa berani mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum ia pahami. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mulai senang dalam mengikuti pembelajaran, karena proses pembelajaran lebih variatif, berbeda dari sebelum diterapkannya penggunaan multimedia

pembelajaran, sehingga siswa tidak cepat bosan.

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan diketahui nilai aktivitas siswa secara klasikal sebesar 96, 87% dengan kategori taraf aktivitas siswa dikatakan sangat baik. Penggunaan multimedia sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, dari hasil pengamatan kehadiran siswa sudah baik karena tidak ada siswa yang absen hal ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran karena semua siswa dapat memperoleh perlakuan yang sama. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran cukup baik, siswa sudah berani mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan. Selain itu siswa juga termotivasi untuk mengikuti pelajaran dengan penggunaan multimedia

pembelajaran hal ini terlihat dari keantusiasan siswa saat proses pembelajaran. Siswa nampak bergembira selama mengikuti pembelajaran. Kegembiraan ini berdampak kepada semangat belajar siswa. Proses pembelajaran yang diikuti siswa dengan baik berdampak pada kemampuan siswa dalam menggambar bentuk hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang juga meningkat.

(5)

Penggunaan multimedia pembelajaran sangat membantu siswa dalam menggambar bentuk, dengan disajikan video menggambar bentuk dengan

berbagai macam teknik siswa memiliki gambaran yang jelas, sehingga siswa lebih mudah dalam proses menggambar, siswa menjadi lebih berani dalam

menggambar. Ketekunan dan daya kosentrasi siswa pada saat mengerjakan tugas sudah sangat baik meskipun ada beberapa siswa yang perlu mendapat perhatian khusus. Dari hasil gambar siswa dapat terlihat kemampuan siswa dalam

meggambar semakin meningkat, kesesuaian proporsi benda yang digambar menjadi lebih baik walaupun masih perlu latihan rutin untuk kepekaan lebih lanjut. Siswa sudah mulai berani mencoba membuat dan menata cahaya, gelap terang, dan bayang-bayang. Keartistikan komposisi dalam menata benda sudah mulai terlatih, siswa mulai bisa menentukan arah sudut pandang yang tepat. Berdasarkan hasil penilaian siswa dalam menggambar bentuk ketuntasan siswa meningkat dari 40% menjadi 96, 42% setelah diterapkan penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran meggambar bentuk.

PEMBAHASAN

Pengajaran atau proses belajar mengajar, adalah proses yang diatur

sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan ini dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Tahap perencanaan harus diperhatikan bagaimana penyusunan rancangan kegiatan belajar mengajar, baik itu yang berkaitan dengan tujuan, metode, media, sumber, evaluasi, dan kegiatan belajar siswa itu sendiri (Asep Hery Hermawan, dkk 2008 : 99).

Dari hasil paparan dan temuan yang diperoleh peneliti selama proses pembelajaran menggambar dengan menggunakan multimedia, kegiatan diawali dengan perencanaan. Guru dan peneliti menyusun rancangan tindakan berupa rencana pembelajaran yang meliputi: kompetensi dasar, rumusan indikator, tujuan, penyusunan skenario pembelajaran, materi dan multimedia pembelajaran, evaluasi proses dan evaluasi hasil, pengorganisasian kelas, dan penentuan alokasi waktu. Menyiapkan materi yang akan disampaikan pada siswa mengenai gambar bentuk yang disesuaikan dengan kurikulum. Materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi

(6)

dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakannya (Sudjana: 67).

Dalam pencapaian tujuan pembelajaran media memegang peranan yang penting sebab dengan adanya media, materi dapat mudah dipahami oleh siswa. Menurut Sudjana (2009: 99) “salah satu fungsi pokok dari media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempuyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif”. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran menggambar bentuk di kelas VII A SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso berupa multimedia yang berisi materi menggambar bentuk yang disajikan dalam beberapa slide.

Untuk dapat menentuka tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan

pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran ini dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas sisawa dan lembar penilaian produk. Hasil yang diperoleh dari penilaian dalam bentuk hasil belajar.

Pada saat tahap instruksional atau kegiatan inti guru menggunakan

multimedia pembelajaran sebagai alat bantu agar pelaksanaan pembelajaran lebih variatif dan menimbulkan motivasi bagi siswa. Menurut Nana Sudjana (2001: 2) “ada beberapa alasan berkenaan dengan pemanfaatan media, di antaranya, pelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa, metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar”. Berdasarkan hasil pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung, penggunaan multimedia pembelajaran ini dapat dikatakan efektif, hal ini terlihat dari keantusiasan siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa memperhatikan materi yang disajikan dengan sungguh-sungguh, siswa lebih memahami materi yang disampaikan hal ini terlihat dari pada saat proses tanya jawab dan latihan sebagian besar siswa bisa menjawab dengan benar dan dapat mengerjakan tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh. Siswa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh karena dalam multimedia tersebut juga disajika contoh-contoh gambar dan video proses menggambar bentuk dengan berbagai teknik. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2003: 215) ada beberapa cara untuk menumbuhkan

(7)

motivasi antara lain (1) Cara mengajar yang bervariasi; (2) mengadakan pengulangan informasi; (3) memberikan stimulus baru, misalnya melaui

pertanyaan-pertanyaan pada siswa untuk menyalurkan keinginan belajarnya; (4) menggunakan media dan alat yang menarik perhatian siswa seperti gambar, foto, diagram dan lain-lain. Secara umum siswa akan terangsang untuk belajar apabila situasi belajar cenderung memuaskan dirinya sesuai dengan kebutuhannya. Untuk itu dalam pembelajaran menggambar bentuk, siswa diberi motivasi dengan cara penggunaan multimedia pembelajaran.

Keberhasilan proses pengajaran banyak dipengaruhi oleh variabel yang datang dari pribadi siswa sendiri, usaha guru dalam menyediakan dan

menciptakan kondisi pengajaran serta variabel lingkungan terutama sarana dan iklim yang memadai untuk tumbuhnya proses pengajaran. Dari hasil pembahasan mengenai proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dijelaskan sebelumnya dapat terlihat bahwa pengajaran telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Kegiatan belajar siswa dimotivasi oleh guru sehingga mereka melakukan kegiatan dengan kesadaran, kesungguhan dan tanpa paksaan. Suasana pengajaran cukup menyenagkan dengan diterapkannya penggunaan multimedia pembelajaran. Menurut beberapa penelitian tentang penggunaan media dalam proses belajar mengajar menunjukkan adanya perbedaan yang berarti antara pengajaran tanpa media dengan pengajaran menggunakan media (Sadiman, 2002: 10). Bahkan penggunaan media akan dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil pengajaran, dari berfikir kongkret ke berpikir abstrak. Kualitas proses pembelajaran juga dapat dilihat dari aktivitas siswa dikelas.

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan diketahui nilai aktivitas siswa secara klasikal sebesar 96, 87% dengan kategori taraf aktivitas siswa dikatakan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran meningkat.

Di samping tinjauan dari segi proses keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar ialah proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Salah satu unsur dalam kualitas pengajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yaitu fasilitas dan

(8)

sumber belajar yang tersedia. Artinya kelas harus menyediakan bebagai sumber belajar seperti buku pelajaran, alat peraga atau media, dan lain-lain (Sudjana, 2009). Secara khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci.

Dengan penggunaan multimedia yang di terapkan dalam proses

pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan siswa yang meningkat dari 40% menjadi 96, 42% setelah diterapkan penggunaan multimedia pembelajaran. Selain itu nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh. Dari hasil paparan data pada pembahasan sebelumnya, Ketekunan dan daya kosentrasi siswa pada saat mengerjakan tugas sudah sangat baik meskipun ada beberapa siswa yang perlu mendapat perhatian khusus. Penggunaan multimedia pembelajaran sangat

membantu siswa dalam menggambar bentuk, dengan disajikan video menggambar bentuk dengan berbagai macam teknik siswa memiliki gambaran yang jelas, sehingga siswa lebih mudah dalam proses menggambar, siswa menjadi lebih berani dalam menggambar.

PENUTUP Kesimpulan

Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran menggambar bentuk pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso dapat dikatakan efektif karena dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil

pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran menggambar bentuk. Hal ini didukung oleh hasil analisis terhadap perolehan data selama penelitian yang menunjukkan hal-hal sebagai berikut: Aktivitas siswa mengalami peningkatan sebagai wujud dari perbaikan perilaku belajar siswa yang semakin memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi kepribadiannya secara optimal. Penerapan materi menggambar bentuk dengan menggunakan multimedia

pembelajaran dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar bentuk. Kemampuan menggambar bentuk siswa semakin meningkat sebagai wujud perkembangan kecerdasan visual spasial, perkembangan kemampuan berkreasi dan apresiasi karya seni rupa. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan ketuntasan individu

(9)

dari 40% menjadi 96,42% setelah diterapkan penggunaan multimedia pembelajaran.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, diberikan saran sebagai berikut: bagi guru mata pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 2 Grujugan disarankan untuk dapat mengembangkan media pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran. Penerapan penggunaan multimedia

pembelajaran hendaknya dilakukan dengan metode pembelajaran yang juga dapat memotivasi siswa, disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan, lingkungan belajar siswa, dan ketersediaan waktu yang cukup. Bagi sekolah, untuk selalu mengevaluasi tingkat keefektifan pengelolaan dan pemanfaatan media

pembelajaran di sekolah. Penelitian ini hendaknya dilakukan peneliti selanjutnya dengan kelas, sekolah dan materi yang berbeda.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, dan Supriyono.2003. Psikologi Belajar. Solo: PT Rineka Cipta.

Tohar, Khumaidi. 2008. Peserta Didik dalam Menghadapi Kreativitas Anak

Manajemen, (online), (http://forum.um.ac.id/index.php?topic=9001.0,

diakses 8 september 2010).

Muharram, dan Sundaryati. 1991. Pendidikan Kesenian II Seni Rupa. Surakarta.

Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hermawan, A. H. dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 5.3 Penjabaran Tingkat Aktivitas Fisik Pada Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia Desa Karanganyar Wilayah Kerja Puskesmas Nguling Februari 2017

Berdasarkan hasil tambahan dengan kategorisasi melalui uji beda one sample mean empirik terhadap mean teoritis maka diperoleh, baik mean empirik subyek pria (95,91) maupun

Immunofluoresence merupakan salah satu metode yang telah dikembangkan untuk memvisualisasikan ekspresi protein spesifik dalam sel dengan menggunakan prinsip ikatan

Dari sisi rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) bank asing juga mempunyai nilai rata-rata yang lebih rendah dari bank

Indikasi : terapi edema pada CHF dan gangguan ginjal atau hati termasuk pada nephrotic syndrome, digunakan sebagai terapi tunggal atau kombinasi pada hipertensi, dapat digunakan

Demikian pula dalam menyampaikan pendidikan tauhid dalam keluarga harus pula menggunakan metode atau cara yang dapat dilakukan oleh para orang tua, dan dapat dengan

Peneliti menyimpulkan dari hasil wawancara dengan informan, dampak yang langsung dapat dirasakan oleh l a’Dives Photo and Design adalah para konsumen yang telah merasa puas

Keuntungan penggunaan katalis zeolit alam pada pembuatan biodiesel adalah proses esterifikasi asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak goreng bekas dapat