• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Validitas Faktor-Faktor Resiko Kematian dalam 14 Hari pada Pasien Cidera Kepala Berat di RSUP Sanglah Denpasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Validitas Faktor-Faktor Resiko Kematian dalam 14 Hari pada Pasien Cidera Kepala Berat di RSUP Sanglah Denpasar"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Validitas Faktor-Faktor Resiko Kematian dalam 14 Hari pada Pasien Cidera Kepala Berat di RSUP Sanglah Denpasar

Latar Belakang : Pasien dengan trauma kepala memerlukan penegakan diagnosis sedini mungkin dan deteksi dini terhadap faktor-faktor yang dapat memperburuk, agar terapi yang tepat dapat segera dilakukan untuk menghasilakan prognosis yang baik. Prognosis merupakan bahan pertimbangan yang penting dalam membuat keputusan klinis, sebagai dasar pemberian inform consent yang realistis, dan sebagai bahan pertimbangan alokasi sumber daya kesehatan. Proporsi tertinggi kematian pada cedera kepala berat terjadi pada 14 hari pertama setelah trauma. Kematian ini dipengaruhi oleh derajat keparahan cedera kepala, trauma lain yang menyertai, serta komplikasi yang terjadi selama perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem skoring yang tervalidasi mengenai faktor-faktor risiko terjadinya kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat.

Metode : Penelitian ini merupakan kohort prospektif yang melibatkan 105 pasien cedera kepala berat, yang dipilih secara konsekutif pada periode Maret – Oktober 2016. Sampel mendapatkan penanganan yang sesuai dengan protokol terapi yang berlaku. Faktor resiko yang diidentifikasi yaitu: usia, jenis kelamin, GCS awal, hipotensi, hipoksia, refleks pupil, waktu operasi, skor ISS, pneumonia, hipertermia sentral dan gambaran CT scan kepala. Pasien dilakukan follow up selama 14 hari untuk mengetahui apakah terjadi kematian dalam rentang waktu tersebut atau tidak. Hubungan antara faktor-faktor risiko tersebut dianalisa menggunakan analisa bivariat dan multivariate dengan CI 95%. Selanjutnya dikembangkan skoring prognostik yang divalidasi kemampuannya dalam memprediksi kematian dalam 14 hari pasien CKB.

Hasil : Pada analisa bivariat ditemukan sepuluh faktor risiko yang bermakna, yaitu: umur, hipotensi, hipoksia, GCS, midriasis bilateral, skor ISS, penyempitan sisterna basal, tSAH, SDH, dan ICH. Setelah dilakukan analisa multivariate didapatkan 5 faktor risiko yang signifikan secara statistik terhadap terjadinya kematian dalam 14 hari, yaitu: umur > 60 tahun (RR: 15,6, 95%CI: 1,88-129,95), hipoksia (RR: 17,78, 95%CI: 2,05-154,11), GCS 3-5 (RR: 34,71, 95%CI: 6,85-175,98), penyempitan sisterna basal (RR: 12,71 , 95%CI: 2,61-61,95), dan traumatic SAH (RR:7,57 , 95%CI: 1,19-48,36). Skor prognosis dibuat dengan memberi bobot berbeda pada masing-masing variabel berdasarkan ods ratio, dimana skor memiliki rentang 0 sampai 11 dengan titik potong terbaik adalah 3. Skor memiliki kemampuan prediktif yang baik yang dibuktikan dengan analisa ROC dengan AUC 0,954, dengan sensitifitas 89,2% dan spesifisitas 90,3%.

Kesimpulan : Umur lebih dari 60 tahun, kondisi hipoksia, GCS rendah (3-5), traumatic SAH, dan penyempitan sisterna basal merupakan faktor risiko independen terhadap terjadinya kematian dalam 14 hari pasien CKB. Skor prognostik yang dibuat telah menunjukkan kemampuan prediktif yang baik.

Kata Kunci : Cidera kepala berat, faktor risiko kematian cidera kepala berat, skor prognostik, validasi , kematian dalam 14 hari.

(2)

ABSTRACT

Validity of Risk Factors Affecting Mortality within 14 days in Severe Traumatic Head Injury in Sanglah General Hospital

Background: patients with traumatic head injury need early diagnosis and early detection of deteriorating factors, so the early appropriate therapy can be given to create a better prognosis. Prognosis is a part of consideration in clinical decision making process, information base in realistic inform consent to family, and as a consideration in allocating health care resources. The high mortality proportion in severe head injury occurs in the first 14 days after trauma. This mortality is affected by degree of severity of head injury, accompanying trauma in other body parts, and complication that occur during admission. The aims of the study is to develop a valid scoring system about risk factors affecting mortality within 14 days in severe traumatic brain injury.

Method: We conducted a prospective cohort study with subjects of severe head injury patients (n=105) from 1st March to 31st October 2016. Samples treated with standard neurosurgery protocols and evaluate the outcome within 14 days. Variables included age, sex, Glasgow Coma Scale (GCS) score, hypotension, hypoxia, pupil reflex, preoperative time, Injury Severity Score (ISS), pneumonia, central hyperthermia, and Head CT Scan Profile. The relationship of risk factors and outcome were analyzed with bivariate and multivariate analysis with 95% confident interval. Furthermore, the prognostic score are developed and validated their ability in predicting mortality within 14 days in severe head injury patients.

Results: In bivariate analysis we found ten significant variables, including: age, hypotension, hypoxia, GCS, bilateral mydriasis, ISS score, obliterated basal cistern, traumatic SAH, ICH, and SDH. In multivariate analysis we found five variable that significantly affecting mortality within 14 days, including: age > 60 years old (RR: 15.6, 95%CI: 1.88-129.95), hypoxia (RR: 17.78, 95%CI: 2.05-154.11), GCS 3-5 (RR: 34.71, 95%CI: 6.85-175.98), obliteration of basal cistern (RR: 12.71, 95%CI: 2.61-61.95), and traumatic SAH (RR:7,57 , 95%CI: 1,19-48,36). The prognostic score models are created by giving a different value according ods ratio, with the best cut-off point was 3. Low risk patient with sum score 0-3 (4.3% predicted mortality), and high risk patients with sum score 4-11 (95.7% predicted mortality). The prognostic score had a good predictive ability that proved by ROC analysis with AUC 0.954, 89.2% sensitivity and 90.3% specificity.

Conclusion: Age more than 60 years old, hypoxia, GCS 3-5, obliteration of basal cistern, and traumatic SAH are independent risk factors affecting mortality within 14 days in severe head injury patients. The prognostic score model shows a good predictive ability.

Keywords: Severe head injury, prognostic score, mortality risk factor in severe head injury, mortality within 14 days

(3)

DAFTAR ISI

Hal SAMPUL DEPAN………. LEMBAR PENGESAHAN……….. LEMBAR BUKTI UJI TESIS………. UCAPAN TERIMA KASIH………. ABSTRAK……….. ABSTRACT……… DAFTAR ISI…...………..………. DAFTAR GAMBAR...…...………...…...………. DAFTAR TABEL……….. DAFTAR SINGKATAN…………...………...……...………….. DAFTAR LAMPIRAN………...………... i iii v vi ix x xi xv xvi xvii xix BAB I PENDAHULUAN……… 1 1.1 Latar Belakang………..………. 1 1.2 Rumusan Masalah………. 5 1.3 Tujuan Penelitian……….... 6 1.3.1 Tujuan umum………..…………... 6 1.3.2 Tujuan khusus……… 6 1.4 Manfaat Penelitian………. 8 1.4.1 Manfaat ilmiah….……….. 8 1.4.2 Manfaat praktis….………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 10

2.1 Cedera Kepala…..………..………... 10

2.1.1 Definisi Cedera Kepala….………...……….. 10

2.1.2 Epidemiologi………...………...……... 10

2.1.3 Morfologi Cedera Kepala…...……….. 11

2.1.3.1 Cedera fokal……….….………... 11

(4)

2.1.4 Patofisiologi Cedera Kepala.……… 15

2.1.4.1 Cedera Kepala Primer……… 15

2.1.4.2 Cedera Kepala Sekunder……… 16

2.2 Mortalitas Pada Cedera Kepala………..……….……… 18

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kematian pada Cedera Kepala Berat………...……. 2.3.1. Jenis Kelamin………..……….. 2.3.2 Usia………. 2.3.3 Waktu Operasi……..………. 2.3.4 Hipotensi….……… 2.3.5 Kondisi Hipoksia……….………... 2.3.6 Trauma Multipel.………..………. 2.3.7 Hipertermia sentral.……… 2.3.8 Pneumonia……… 2.3.9 Refleks pupil……… 2.3.10 Glasgow Coma Scale……… 2.3.11 Gambaran CT Scan Kepala……… 2.3.11.1 Midline Shift………... 2.3.11.2 Status cistern basal….……… 2.3.11.3 Traumatic Subarachnoic Hemorrhage……… 2.3.11.4 Lesi Intrakranial (EDH, SDH, ICH)………...….. 20 20 21 22 23 25 26 27 28 30 31 32 34 36 37 38 2.4 Validitas……….……… 40

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN……….………... . 42 3.1 Kerangka Berpikir……… 42 3.2 Konsep Penelitian………... 3.3 Hipotesa Penelitian………. 43 43

(5)

BAB IV METODE PENELITIAN……… 46

4.1 Rancangan Penelitian……….. 46

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian………. 47

4.3 Populasi dan sampel Penelitian….……….. 47

4.4 Kriteria subyek penelitian…...……….. 47

4.4.1 Kriteria inklusi………... 47 4.4.2 Kriteria eksklusi……… 48 4.5 Besar sampel…….………. 4.6 Variabel Penelitian………. 48 50 4.5.1.1 Variabel bebas……….……….. 50 4.5.1.2 Variabel tergantung……….………. 50

4.7 Definisi Operasional Variabel ……..………..……… 50

4.8 Alur Penelitian ……….……….. 54

4.9 Rencana Analisis Statistik …..……….. 56

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……… 60

5.1 Data Karakteristik Pasien………. 60

5.1.1 Sebaran Karakteristik Variabel Bebas Subjek Penelitian……... 60

5.1.2 Sebaran Karakteristik Variabel Tergantung Subjek Penelitian… 62 5.2 Analisa Hubungan Faktor Risiko Terhadap Outcome………... 63

5.2.1 Analisa Hubungan Faktor Terhadap Outcome... 63

5.3 Penyusunan Skor Prognostik... 65

5.4 Pembahasan……….. 68

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN……… 77

6.1 Simpulan……… 77

6.2 Saran……… 77

DAFTAR PUSTAKA………. 78

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Patofisiologi cedera kepala ………..………. 17

Gambar 2.2 Anatomi cisterna basal……….. ………... 37

Gambar 2.3 Kurva ROC untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas……….. 41

Gambar 3.1 Konsep penelitian ………...………... 43

Gambar 4.1 Skema rancangan penelitian ……….……...………. 46

Gambar 4.2 Skema alur penelitian………...………... 55

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabulasi silang 2 x 2 ………... 57 Tabel 4.2 Tabulasi silang penilaian sensitifitas dan spesifisita…... 58 Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Variabel Bebas Subjek Penelitian Berdasarkan

Pemeriksaan Klinis... 61 Tabel 5.2 Gambaran Karakteristik Variabel Bebas Subjek Penelitian Berdasarkan

Pemeriksaan CT Scan Kepala... 62 Tabel 5.3 Gambaran Karakteristik Variabel Bebas Subjek Penelitian... 63 Tabel 5.4 Hasil Analisa Bi-Variabel Pengaruh Faktor Risiko Terhadap Outcome pada

Pasien CKB... 63 Tabel 5.5 Hasil Analisa Multivariabel Pengaruh Faktor Risiko Terhadap Outcome pada

Pasien CKB... 66 Tabel 5.6 Ods Ratio dan Skor Prognosis Faktor Risiko Independen yang Mempengaruhi

Outcome... 66 Tabel 5.7 Skor Prognostik Pasien Cidera Kepala Berat... 67 Tabel 5.8 Sensitifitas dan Spesifisitas Skor Prognostik CKB... 68

(8)

DAFTAR SINGKATAN

GOS : Glascow Outcome Scale

TBI : Traumatic Brain Injury

CKR : Cidera Kepala Ringan

CKS : Cidera Kepala Sedang

CKB : Cidera Kepala Berat

CT scan : Computerized Tomography Scan

EDH : Epidural Hematome

SDH : Subdural Hematome

SAH : Subarachnoid Hematome

ICH : Intraserebral Hematome

ISS : Injury severity score

AIS : Abbreviated Injury Scale

IVH : Intraventrikel Hemorrhagic

CI : Confident Interval

RR : Relative Risk

OR : Odds Ratio

ROC : Receiver Operating Characteristic

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1. Surat Kelaikan Etik ... 89

LAMPIRAN 2. Surat Ijin Penelitian ... 90

LAMPIRAN 3. Lembar Pengumpulan Data ... 91

LAMPIRAN 4. Persetujuan Ikut Serta dalam Penelitian ... 92

LAMPIRAN 5. Tabel Induk ... 95

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Cidera kepala sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat dan sosioekonomi di seluruh dunia. Gangguan yang ditimbulkan berupa gangguan fisik dan mental kompleks yang bersifat sementara maupun menetap. Cidera kepala telah menjadi penyebab kematian dan kecacatan pada usia muda di berbagai negara. Kejadiannya meningkat secara tajam yang diakibatkan oleh meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor pada negara miskin dan berkembang.

Penyebab cidera kepala terbanyak adalah akibat kecelakaan lalu lintas (45%), 30% akibat terjatuh, 10% kecelakaan dalam pekerjaan, 10% kecelakaan saat rekreasi dan 5% akibat diserang (Dawodu, 2007). Di Indonesia kecelakaan kendaraan bermotor mencapai 13.339 kejadian, yang mengakibatkan kematian 9.865 jiwa, luka berat 6.143 jiwa serta luka ringan 8.694 jiwa dari semua kasus kecelakaan kendaraan bermotor, 50% adalah berupa cidera kepala (DepkesRI, 2005).

Cidera kepala diperkirakan akan melampaui penyakit-penyakit lain sebagai penyebab kematian dan kecacatan utama pada tahun 2020. Jumlah kasus cidera kepala di Amerika Serikat mencapai 1,7 juta kasus setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 52.000 orang meninggal, dimana 10% meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Dari total pasien cidera kepala yang sampai di rumah sakit, 80% dikelompokkan sebagai cidera kepala ringan (CKR), 10% cidera kepala sedang (CKS), dan 10% cidera kepala berat (CKB) (Faul et al, 2010). Di Indonesia data cidera kepala belum tercatat secara baik, tetapi data yang didapat dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dari total pasien rawat inap, terdapat 60%-70% dengan CKR, 15%-20% CKS, dan sekitar 10% dengan CKB (PERDOSI, 2009). Di RSUP Sanglah Denpasar, insiden cidera kepala

(11)

pertahun rata-rata diatas 2000 kasus, dimana 30% merupakan pasien cidera kepala sedang dan berat (Register IRD Sanglah, 2011).

Prognosis merupakan bahan pertimbangan yang penting dalam membuat keputusan klinis dan sebagai dasar pemberian inform consent yang realistis bagi keluarga pasien. Dari sudut pandang sosioekonomi, model prognostik dengan melihat data awal saat masuk rumah sakit merupakan faktor penting dalam mendukung keputusan klinis yang cost effective.

Pasien dengan cidera kepala memerlukan penegakan diagnosis sedini mungkin (deteksi dini) dari faktor-faktor yang memperburuk, agar tindakan dan terapi yang tepat, akurat dan sistematis dapat segera dilakukan supaya menghasilakan prognosis yang baik (Arifin, 2002; Golden et al, 2013; Teuntje et al, 2011). Prognosis cidera kepala bervariasi dari ringan berupa cidera ringan sampai berat berupa defisit neurologis permanen sampai terjadinya kematian. Cidera kepala merupakan penyebab kematian utama dari semua kasus trauma dan menjadi penyebab kematian penting pada usia 1 sampai 44 tahun. Setiap tahun terjadi 50.000 kematian akibat cidera kepala di Amerika Serikat dan 70.000 sampai 90.000 pasien mengalami gangguan neurologis permanen. Angka mortalitas cidera kepala bervariasi yang berkisar antara 35%-50% pada pasien CKB, 5%-10% pada pasien CKS, sedangkan untuk CKR tidak ada yang meninggal (PERDOSI, 2009). Data lain menyebutkan angka kematian pada semua tingkat keparahan cidera kepala berkisar antara 6,17% hingga 11,22%, dengan kematian pada CKB berkisar antara 25,23% hingga 37,14% (Tim Neurotrauma RSU Dr.Soetomo, 2007).

Tatalaksana pasien-pasien dengan cidera kepala berat memerlukan sumber daya perawatan yang mahal dan waktu yang relatif panjang. Walaupun dengan tatalaksana yang memadai angka kematian dan morbiditas jangka panjang yang ditimbulkan masih tinggi. Keputusan tatalaksana pasien cidera kepala berat lebih lanjut harus melibatkan keluarga pasien,

(12)

sehingga inform consent tentang outcome pasien memerlukan data yang memadai. Upaya untuk memprediksi outcome pasien cidera kepala berat dengan lebih akurat menjadi penting untuk alokasi pembiayaan, pembuatan keputusan klinis yang tepat serta memberikan inform consent yang realistis kepada keluarga pasien.

Proporsi tertinggi kematian cidera kepala terjadi pada 1-2 minggu setelah trauma, dimana 85% kematian pada cidera kepala berat terjadi pada 14 hari pertama setelah trauma (CRASH Trial Collaborators, 2005). Kematian dalam 14 hari setelah trauma ini dipengaruhi oleh derajat keparahan cidera kepala, trauma lain yang menyertai, serta komplikasi yang terjadi selama perawatan. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kematian 14 hari pada pasien-pasien CKB diantaranya adalah faktor demografi (Usia, jenis kelamin), faktor klinis (GCS awal, reflex pupil, faktor ekstrakranial seperti hipotensi, hipoksia, waktu operasi), serta faktor lain yang berdasarkan karakteristik Computerized Tomography Scan (hematom epidural, hematom subdural, pendarahan subarachnoid traumatik, brain swelling, kompresi basal cistern, deviasi mid line shift) (Tjahjadi et al, 2013). Mekanisme trauma yang hebat membuat pasein cidera kepala berat sering kali datang dengan trauma multiple, yang berkontribusi pada kematian pasien cidera kepala. Faktor lain yang berhubungan dengan mortalitas pasien cidera kepala berat adalah terjadinya komplikasi selama perawatan. Trauma langsung pada kepala, penurunan derajat kesadaran dengan airway yang tidak bebas, gangguan pertahanan alamiah, dan berkurangnya mobilitas membuat pasien cidera kepala berat rentan untuk mengalami komplikasi paru. Pneumonia merupakan komplikasi umum pada pasien cidera kepala berat yang mencapai 60% dari semua penderita cidera kepala berat (Woratyla et al, 1995).

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas kami tertarik untuk mengembangkan sistem skoring yang tervalidasi mengenai faktor-faktor resiko terjadinya kematian dalam 14 hari pada

(13)

pasien cidera kepala berat berdasarkan karakteristik klinis, komplikasi selama perawatan dan gambaran radiologis. Model prognostik ini diharapkan bisa membantu dalam mengalokasikan sumber daya, pembuatan keputusan klinis segera dan memberikan inform consent yang realistis tentang outcome kepada keluarga pasien.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah usia lebih dari 60 tahun adalah faktor resiko terjadinya kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat?

2. Apakah jenis kelamin laki-laki adalah faktor resiko terjadinya kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat?

3. Apakah tindakan operasi yang dilakukan > 4 jam setelah kejadian merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

4. Apakah hipotensi merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

5. Apakah kondisi hipoksia merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

6. Apakah GCS awal 3-5 merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

7. Apakah pupil midriasis bilateral merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

8. Apakah pupil anisokor merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

(14)

9. Apakah skor ISS ≥ 30 merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

10. Apakah terjadinya pneumonia selama perawatan merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

11. Apakah hyperthermia sentral merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

12. Apakah gambaran CT scan berupa midline shift > 5 mm merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

13. Apakah gambaran CT scan berupa kompresi cisterna basal merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

14. Apakah gambaran CT scan berupa traumatic SAH merupakan faktor resiko kematian dalam 14 haripada pasien cidera kepala berat?

15. Apakah gambaran CT scan dengan lesi intrakranial merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor resiko terjadinya kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat dan membuat suatu prognostik skoring mortalitas dalam 14 hari penderita cidera kepala berat.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan usia

(15)

2. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan jenis kelamin

3. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan keberadaan pupil midriasis bilateral pada saat awal masuk

4. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan keberadaan pupil anisokor pada saat awal masuk

5. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan waktu dilakukan tindakan operasi

6. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan GCS awal masuk

7. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan tekanan darah saat masuk ruang gawat darurat

8. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan saturasi oksigen saat masuk ruang gawat darurat

9. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan skor ISS saat masuk ruang gawat darurat

10. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan terjadinya pneumonia selama perawatan

11. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan terjadinya hiperthermia sentral

12. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan adanya midline shift pada gambaran CT scan kepala saat masuk ruang gawat darurat

(16)

13. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan adanya kompresi sisterna basal pada gambaran CT scan kepala saat masuk ruang gawat darurat

14. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan adanya traumatic SAH pada gambaran CT scan kepala saat masuk ruang gawat darurat 15. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan

adanya lesi intrakranial (EDH,SDH, ICH, kontusion serebri) pada gambaran CT scan kepala saat masuk ruang gawat darurat

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Ilmiah

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang faktor-faktor resiko terjadinya kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat yang tervalidasi, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen prognostik dari cidera kepala berat.

1.4.2Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapakan dapat menghasilkan suatu sistem skoring prognostik yang dapat memprediksi terjadinya kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat. Sistem prognostik ini diharapkan dapat membantu dalam membuat keputusan klinis rasional, alokasi sumber daya yang tepat dan sebagai dasar inform consent yang lebih realistis kepada keluarga pasien.

Referensi

Dokumen terkait

Program Pengembangan Desa Wisata 84 BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM PLPBK DI DESA PETEKEYAN KECAMATAN TAHUNAN KABUPATEN JEPARA 4.1..

Pasal 46 ayat ( 2 ) KUHAP adalah sebagai berikut: Apabila perkara sudah diputus maka benda yang dikenakan penyitaan dikembalikan kepada orang atau kepada mereka

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru pada pembelajaran IPS dengan diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together

Gambar Pada Materi Pengenalan Huruf Hijaiyah Terhadap Kemampuan Membaca Dan Menulis Al- Qur’an Pada Anak Tunagrahita Di SLB CD Ngudi Hayu Srengat Blitar ”.

Grafik menampilkan sajian visual data angka-angka, dapat pula menggambarkan hubungan dan perbandingan antara unit-unit data. Data yang disajikan dalam bentuk grafik lebih

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ibu yang mengikuti kelas ibu hamil dengan baik terhadap pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, dimana dari 14 ibu

berkembang dewasa ini adalah bahwa penyakit jiwa ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keturunan, pola asuh yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, dan

In people with coronary heart disease , fish oils may help to reduce the risk of blood clots in the brain or in the lungs; pain associated with angina ; and the risk of