15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini dilakukan atas dasar landasan teori yang tentang komunikasi yang berhubungan dan sebagai acuan untuk pemecahan masalah, baik secara sistematis dan teoritis.
2.1. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah sistem komunikasi yang dilakukan melalui media massa
modern yang meliputi surat kabar, siaran radio televisi dan film-film dan internet yang ditujukan kepada khalayak ramai. Komuikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang berusaha untuk memahami simbol-simbol komunikasi yang dibuat dan diproses dalam sistem media sehingga meberikan efek yang menjadi fenomena dalam proses komunikasi. Hal tersebut berarti komunikator dalam komunikasi massa berusaha membagikan pesan kepada khalayak satu sama lain.
Komunikasi massa bersifat heterogen yaitu khalayak terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda satu dengan yang lainya seperti usia, jenis pekerjaan, kebudayaan dalan lain-lain komuikasi massa juga memiliki sifat anonym yaitu khalayak yang dituju terdiri dari orang-orang yang tidak saling mengenal satu sama lain (Effendy, 2007).
2.2 Wacana
Wacana adalah sesuatu gagasan atau konsep. Wacana dapat terjadi larena adanya ide, opini dan pandangan hidup yang dibenuk dalam suatu konteks tertentu sehingga mempengaruhi cara pikir dan suatu tindak tertentu (Eriyanto, 2012). Keterkaitan wacana dan kenyataan, dipahami sebagai seperangkat gagasan yang dbentuk melalui wacana. Menurut Foucault realitas tidak bisa didefinisikan jika tendak memiliki akses dengan pembentuk opini. Wacana dibedakan menjadi tiga macam yaitu, wacana dilihat dari level koseptual teoritis, konteks penggunaan dan metode penjelasan.
Wacana konseptual teoritis diartikan sebagai awal dari semua pernyataan, yaitu teks yang memiliki makna dan mempunyai efek didalam kehidupan sehari-hari. Konteks penggunaanya wacana diartika sebagai kumpulan pernyataan yang dapat dikelompokan kedalam kategori
16 koseptual tertentu. Dari metode penjelasannya, wacana merupakan sebuah praktek yang digunakan untuk menjelaskan sebuah pernyatan. Realitas dalam wacana dipahami sebagai seperangkat susunan pikiran yang disusun melalui wacana. Menurut Founcoult realitas tidak bisa didefinisikan jika tidak mempunyai hubungan dengan pembentukan struktur.
Wacana berdasarakan level konseptual teoritis diartikan Foucault sebagai domain umun dari semua pernyataan yaitu teks memiliki makna dan efek dalam dunia nyata. Sedangkan konteks penggunanya, wacana diartian sebagai sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokan dalam kategori konseptual tertentu. Dari metode penjelasan, wacana merupakan sebuah pratek yang mengatur untuk menjelaskan beberapa pernyataan.
2.3 Analisis Wacana Kritis
Analisis wacana kritis dikembangkan oleh filsuf filsafat bernama Jurgen Habermas. Dari filsafat, analasis kritis selalu berkaitan erat dengan kritis terhadap hubungan sosial yang nyata. Pemikiran kritis menyadarkan masarakat dan diri sendiri dalam konteks untuk menyelidiki suatu masalah yang berhubungan dengan penindasan dan emansipasi. Pemikiran krtis merasa bertanggung jawab terhadap keadaan sosial yang nyata. Dalam pemikiran Habermas, teori kritis dirumuskan sebagai filsafat empiris dengan maksud praktis (Sudrajat, 1998).
Dalam analisis wacana kritis, bahasa adalah alat penyambung terhadap makna atau maksud tertentu yang menghubungkan bahasa dengan konteks. Konteks disini adalah alat yang digunakan untuk tujuan dan praktik tertentu termasuk dalam pratek kekuasaan. Wacana kritis diyakini bahwa teks adalah bentuk dari praktek pencerminan ideology tertentu. Pendekatan kritis melihat realita yang diamati. Dalam hal ini, media merupakan realitas semu yang terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatan sosial budaya ekonomi politik.
Analisis wacana termasuk didalam penelitian paradigma kritis. Pemikiran kritis bersumber pada pemikiran sekolah Frankfurt. Media dipenuhi dengan prasangkaretorika dan propaganda. Media dijadikan sebagai alat engontrl publik. Dari pemikiran sekolah Frankfurt lahir pemikiran berbeda yang kemudian dikenal dengan aliran kritis. Pernyataan dari paradigma kritis adalah adanya kekuatan yang berbeda pada masyarakat yang mengontrol proses komunikasi. Sifat dasar paradigma kritis yaitu selalu curiga terhadap apa yang didapatkan masyarakat saat ini (Eriyanto, 2012)
17
2.4 Analisis Wacana Kritis Van Dijk
Dari begitu banyak model analisis wacana yang diintroduksikan dan dikembangkan oleh beberapa ahli, model van Dijk adalah model yang paling banyak dipakai. Hal ini mungkin disebabkan karena van Dijk menformulasikan elemen-elemen wacana, sehingga bisa dipakai secara praktis. Model yang dipakai oleh van Dijk ini sering disebut sebagai “kognisi sosial”. Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Disini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu (Eriyanto, 2001 : 221). Van Dijk tidak mengeksklusi modelnya semata-mata dengan menganalisis teks semata. Ia juga melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan mempengaruhi terhadap teks tertentu (Eriyanto, 2001 : 224). Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial, dan kontek sosial. Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada dimensi kognisi sosial dipelajari proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu dari pembuat teks. Sedangkan dimensi analisis sosial mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. Penelitian ini menggunakan analisis tekstual yang memusatkan perhatian hanya pada teks. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah struktur teks. Van Dijk memanfaatkan dan mengambil analisis linguistic tentang kosakata, kalimat, proposisi dan paragraf untuk menjelaskan dan memaknai suatu teks. Eriyanto menjelaskan bahwa analisis Van Dijk disini menghubungkan anlisis tekstual yang memusatkan perhatian melulu pada teks ke arah analisis yang lebih komprehensif bagaimana teks berita itu diproduksi baik dalam hubungan dengan individu maupun masyarakat. Level teks Van Dijk melihat teks terdiri dari beberapa struktur yang masing – masing saling berkaitan. Van Dijk membaginya ke dalam tiga tingkatan.
18
Tabel 2.1
Sumber : Eriyanto, 2012:227
Proses ini membantu peneliti untuk mengamati bagaimana suatu teks terbangun oleh elemen-elemen yang lebih kecil. Skema ini juga memberikan peta untuk mempelajari suatu teks. Kita tidak Cuma mengerti apa isi dari suatu teks berita, tetapi juga elemen yang membentuk teks berita, kata, kalimat, paragraf, dan proposisi. Kita tidak hanya mengetahui apa yang diliput oleh media, tetapi juga bagaimana media mengungkapkan peristiwa kedalam pilihan bahasa tertentu dan bagaimana itu diungkapkan lewat retorika tertentu. Pemakaian kata, kalimat, proposisi, retorika tertentu oleh media dipahami Van Dijk sebagai bagian dari strategi wartawan. Pemakaian kata-kata tertentu, kalimat, gaya tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai cara berkomunikasi, tetapi dipandang sebagai politik berkomunikasi-suatu cara untuk mempengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan, memperkuat legitimasi, dan menyingkirkan lawan atau penentang. Struktur wacana adalah cara yang efektif untuk melihat proses retorika dan persuasi yang dijalankan ketika seseorang menyampaikan pesan. Kata-kata tertentu mungkin dipilih untuk mempertegas pilihan dan sikap, membentuk kesadaran politik, dan sebagainya. Berikut
Struktur Makro
Makna global dari suatu teks yang dapat diamati Dari topic/tema yang diangkat oleh suatu teks
Superstruktur
Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, Isi, penutup, dan kesimpulan
Struktur Mikro
Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati Dari pilihan kata, kalimat dan gaya
19 akan diuraikan satu persatu elemen wacanaa Van Dijk tersebut:
Tabel 2.2
Sumber : Eriyanto, 2012:228-229
STRUKTUR
WACANA HAL YANG DIAMATI ELEMEN
Struktur Makro Tematik
Tema/Topik yang dikedepankan dalam suatu berita
Topik
Superstruktur Skematik
Bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan dalam teks utuh
Skema
Struktur Mikro Semantik
Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita, missal dengan member detil pada satu sisiatau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detil sisi lain.
Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih.
Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks berita.
Retoris
Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan.
Latar, detil, maksud,
Bentuk kalimat, Koherensi, Kata ganti.
Leksikon
Grafis, Metafora, Ekspresi.
20 Untuk memperoleh gambaran yang lebih dalam mengenai struktur wacana tersebut , berikut adalah penjelasan singkatnya.
a) Tematik
Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya (Keraf, 1980:107). Sebuah tema bukan merupakan hasil dari seperangkat elemen yang spesifik, melainkan wujud – wujud kesatuan yang dapat kita lihat di dalam teks atau bagi cara – cara yang kita lalui agar beraneka kode dapat terkumpul dan koheran. Tematisasi merupakan proses pengaturan tekstual yang diharapkan pembaca sedemikian rupa dapat memahami dengan jelas apa pesan yang akan disampaikan melalui tema tersebut. Topik merupakan sebagai bagian dari informasi penting dari suatu wacana dan memainkan peranan penting sebagai pembentuk kesadran sosial. Topik menunjukan informasi yang paling penting atau inti pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator.
b) Skematik
Struktur skematik menggambarkan bentuk umum dari suatu teks. Bentuk wacana umum itu disusun dengan sejumlah kategori atau pembagian umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup, dan sebagainya. Struktur skematik memberikan tekanan: bagian mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan bagian penting dibagian akhir agar terkesan kurang menonjol (Sobur, 2012:76)
c) Semantik
Semantik adalah makna yang ditunjukan oleh struktur teks, dalam analisis wacana sendiri makna kata dipahami sebagai praktik yang ingin dikomunikasikan sebagai strategi. Dengan kata lain, semantic tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana, tetapi juga mengiring ke arah tertentu dari suatu peristiwa.
d) Sintaksis
Secara etimologis, kata sintaksis berasal dari kata Yunani (sun = ‘dengan’ + tattein = ‘menempatkan’). Jadi, kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama – sama kata – kata menjadi kelompok kata atau kalimat (Pateda, 1994:85). Ramlan (Pateda 1994:85) mengatakan, sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Salah satu strategi pada
21 level semantik ini adalah dengan pemakaian koherensi. Dalam analisis wacana, koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata , proporsi atau kalimat. Koherensi dapat ditampilkan melalui hubungan sebab akibat, bisa juga sebagai penjelas.Strategi lainnya adalah dengan menggunakan bentuk kalimat. Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berfikir logis. Misalnya, dimana ia menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa , tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataanya, sedangkan dalam kalimat pasif, seseorang menjadi objek dari pernyataanya. (Sobur, 2012:81). Strategi yang terakhir adalah kata ganti, dalam analisis wacana kata ganti merupakan alat yang dipakai oelh komunikator untuk menunjukan dimana posisi seseorang dalam wacana.
e) Stilistik
Pusat perhatian stilistka adalah style,yaitu cara yang digunakan sesorang penulis dalam berita untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian, style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa (Sudjiman, 1993:13). Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan kata, struktur kalimat, majas dan citraan, pola rima, matra yang digunakan seorang sastrawan yang terdapat dalam sebuah karya sastra. f) Retoris
Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu akan disampaikan. Diantaranya, sebagai suatu strategi untuk menarik perhatian atau untuk menekankan sisi tertentu agar diperhatikan oleh khalayak. Strategi yang digunakan adalah ekspresi, ekspresi merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Dalam teks tertulis, ekspresi ini muncul misalnya dalam bentuk grafis, gambar, foto, tabel untuk mendukung gagasan atau bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan. Metafora merupakan elemen selanjutnya dalam retoris, metafora yang dipahami dalam analisis wacana merupakan ornament atau bumbu dari suatu teks. Metafora dipakai komunikator secara strategis sebagai landasan berpikir, alas an pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada public (Sobur 2012:84).
22 Dalam penelitian wacana tidak cukup hanya melihat dari segi teks semata, karena teks hanya hasil dari produksi yang perlu kita amati bagaimana teks tersebut diproses sehingga kita memperoleh pengetahuan bagaimana teks tersebut dapat terbentuk. Dalam model Van Dijk, istilah tesebut dikenal dengan istilah kognisi sosial (Eriyanto 2001 : 221). Kognisi sosial yang merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang menjadi modal pembuat wacana dalam menulis juga menjadi hal yang perlu diamati untuk memperkuat isi dari wacana. Dibagian menurut Eriyanto (2001 : 222) kognisi sosial terbagi menjadi dua hal, yang pertama kognisis sosial digunakan untuk menunjukan bagaimana proses terbentuknya teks tersebut diproduksi oleh penulis atau pembuat wacana. Yang kedua, kognisi sosial digunakan untuk menggambarkan nilai – nilai masyarakat yang diambil dari pengetahuan sosial berdasarkan realitas yang sedang terjaadi dengan masyarakat saat itu. Tidak hanya sampai pada kognisi sosial, konteks sosial juga diperlukan dalam menganalisis sebuah wacana dengan model Van Dijk. Karena konteks sosial menurut Guy Cook dalam Alex Sobur (2006 : 56) merupakan wacana yang terdiri dari situasi yang berada pada luar teks untuk mempengaruhi penggunaan wacana serta situasi dimana teks itu diproduksi serta maksud yang terdapat pada wacana tersebut.
Peneliti memilih menggunakan konsep Van Dijk ini karena teori analisis wacana kritis dari Van Dijk ini sangat cocok untuk peneliti gunakan dalam kasus ini, sesuai dengan fokus penelitian yang menjadikan berita sebagai objeknya, konsep yang digunakan Van Dijk sangat relevan dan sangat detail dalam menganslisis sebuah pesan berita. Dan juga hasil pikiran Van Dijk sendiri dinilai lebih jernih dalam merinci struktur, komponen dan unsur-unsur wacana dalam berita. Selain itu, model analisis wacana kritis ini terkesan mendapat tempat tersendiri di kalangan analis wacana kritis.
2.5 New Media
Media massa muncul dari inovasi-inovasi media lama yang kirang relevan lagi dengan perkembangan teknologi dimassa sekarang. Dan apa yang disebut sebagai media lama seperti televisi,film,majalah,buku bukan serta-merta mati begitu saja melainkan berproses dan beradaptasi dalam bntuk media baru. Di akhir abad ke-20, sudah terdengar sebuah istilah untuk menandai bergabungnya media tradisional (film, foto, musik, rekaman dan tulisan) dengan kekuatan komputerisasi dan teknologi komunikasi, peralatan komunikasi berbasis komputer dan juga internet. Hal itu dikenal dengan istilah bagi sebuah media baru (New Media) yang
23 memungkinkan adanya akses tanpa batas, kapan saja, dimana saja. New media atau media baru adalah bentuk media digital dimana pesan yang disampaikan saling terhubung melalui jaringan kabel dan komputer menggunakan satelit. New media terdiri dari gabugan beberapa elemen yang artinya didalamnya saling ada keterkaitan. New media dianggap mampu menjadi wadah bagi karya, ide, opini dan bahkan meida dianggap mampu untuk mengekpresikan apa yang sedang dialami seseorang. Dengan membuat akun tertentu, pengguna new media dapat menulis atau memposting hal yang sedang dialami dan dapat langsung memperoleh tanggapan dari khalayak. Hal tersebut yang menjadi daya tarik dari new media.
Seiring berkembangnya new media lalu berkembang juga media yang bernama media sosial, atau yang biasa disebut dengan medsos. Media sosial adalah system komunikasi yang berbasis website yang membentuk jaringan dan memungkingkan seseorang untuk saling berinteraksi dengan orang lain dalam sebuah komunitas. Media sosial dapat mengirimkan pesan baik secara visual maupun audio visual. Contoh dari media sosial adalah facebook, instagram, twitter dll.
2.6 Twitter
Twitter adalah salah satu media sosial yang dapat digunakan untuk memposting tentang pernyataan apaun yang diinginkan. Twitter mampu menuliskan pernyataan maksimal dalam 140 karakter termasuk spasi dan tanda baca. Twiiter merupakan layanan pesan instan yang memungkinkan untuk mengirim postingan yang kita rasakan untuk dibagikan kepada orang lain kapan dan dimana saja. Pengguna dapat menggunakan twiiter sebagai saran untuk menciptakan konten media dengan memanfaatkan fasilitas yang ada didalamnya. Adapun fitur yang ada didalamnya yaitu:
a. Followers dan following
Foolowers merupakan sebutan dalam twiiter terhadap depam atau orang lain yang mengikuti akun kita, sedangkan following merupakan sebutan kita pada saat kita mengikuti akun orang lain.
24 b. Direct Message
Fitur yang terdapat didalam twiiter juga memungkinkan untukpengguna akun mengirimkan pesan pribadi terhadap akun orang lain. Pesan yang dikirmkan akan tetap sampai kepada seseorang yang dituju walaupun mereka tidak saling mengikuti.
c. Twitter Search
Fitur ini digunakan untuk mencari tahu pengguna untuk mencari orang-orang tertentu, kata kunci, tempat dll.
d. Trending Topics
Bagian paling menarik ditwiiter adalah treinding topics yang terdiri dari sepuluh topic yang sering disebut atau dibicarakan pada waktu tertentu. Hal yang sering dibicarakan seperti berita, olahraga, tokoh masyarakat, hiburan dll.
e. Tweet
Tulisan yang dapat Anda posting di timeline Twitter. Jumlahnya tidak melebihi 140 karakter dan biasanya dapat berisi informasi, obrolan, ungkapan hati atau kata-kata motivasi. Meskipun secara default tweet tersebut dibatasi hanya 140 karakter, sebenarnya para pengguna Twitter tetap bisa menulis tweet dengan panjang lebih dari itu atau bahkan tanpa batas. Anda bisa melakukan hal tersebut dengan memanfaatkan beberapa aplikasi seperti Twitlonger, Socialscape, dan lain-lain.
f. Retweet
Tindakan mem-forward suatu tweet yang ada pada timeline sehingga para follower Anda juga dapat melihat tweet tersebut. Retweet merupakan salah satu attitude Twitter yang sopan karena tetap mencantumkan sumber asli yang pertama kali membuat tweet
g. Like / Suka
Tweet yang anda tandai karena dianggap informatif, menarik atau menyentuh. Biasanya tweet yang di suka ditandai dengan gambar love, anda menyukai sesuatu didalam Twitter dan mengklik nya maka gambar love terssebut akan berubah menjadi warna merah. Tweet yang telah anda sukai akan masuk ke daftar suka anda sehingga dapat dibaca kembali di lain waktu.
Twitter mampu mengalihkan perhatian masyrakat Indonesia, khususunya remaja. Isi dalam paling banyak berisikan tentan hal pribadi dimana sesorang membagikan pengalaman atau cerita mereka. Bentuk pesan yang dibagikan pengguna ditampilkan pada halaman profil sehingga siapa saja mampu mengetahui jumlah postingan pengguna twiiter. Di Indonsia, twiiter sangat
25 mudah untuk menggangkat trending topics. 10 kata kunci paling angat di twitter akan sangat mudah dicari pengguna untuk membaca atau mencari tahu apa yang sedang terjadi.
2.7 Penelitian Terdahulu
Pertama, Siti Fitria Aprilliani (Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta) dengan judul Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Pada Surat Kabar Harian Kompas (Studi Deskriptif Kualitatif Pemberitaan Pencalonan Budi Gunawan sebagai Kepala Polisi Republik Indonesia Tanggal 07 – 16 Januari 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wacana SKH Kompas dalam pemberitaan pencalonan Budi Gunawan Sebagai Kepala Polisi Republik Indonesia pada tanggal 7 – 16 Januari 2015. Dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa wacana yang muncul dalam SKH Kompas pada tanggal 7 – 16 Januari 2015 menunjukan bahwa pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri bernuansa nepotisme dan SKH berupaya menyajikan berita yang netral. Persamaan peneliti diatas dengan peneliti yang akan dilakukan adalah sama – sama menganalisis isi wacana mengenai sebuah berita. Sedangkan perbedaannya antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada media yang akan diteliti. Pada penelitian diatas media yang digunakan adalah media cetak (koran) sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah media sosial Twitter.
Kedua, Beti Winanjar Wati (Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014). Dengan judul Analisis Wacana Kritis Berita Sosial dan Politik Surat Kabar Kedaulatan Rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ekspresi – ekspresi bahasa yang muncul dalam wacana berita sosial dan politik surat kabar Kedaulatan Rakyat dan mendeskripsikan perspektif yang muncul dalam wacana berita sosial dan politik surat kabar Kedaulatan Rakyat. Dalam peneltian ini peneliti menyimpulkan bahwa bentuk – bentuk ekspresi bahasa wacana berita sosial politik surat kabar Kedaulatan Rakyat September 2012 ini ialah modalitas dan metafora. Yang kedua perspektif wacana berita sosial dan politik surat kabar Kedaulatan Rakyat September 2012 meliputi perspektif pro masyarakat sebanyak 13, perspektif pro pemerintah sebanyak 15, dan perspektif netral sebanyak 2. Persamaan peneliti diatas dengan peneliti yang akan dilakukan adalah sama – sama menganalisis isi wacana mengenai sebuah berita. Sedangkan perbedaannya antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada media yang akan diteliti. Pada penelitian diatas media yang digunakan
26 adalah media cetak (koran) sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah media sosial Twitter.
Ketiga, Triono Hadi (Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim tahun 2012) dengan judul Analisis Wacana Berita Kriminal Harian Pagi Riau Pos ( Edisi Agustus 2011). Penelitian ini bertujuan agar masyarakat tahu bagaimana wacana berita criminal di Riau, dan Untuk mengetahui ideologi yang diikutsertakan pada wacana berita kriminal dari aspekk struktur makro dan superstruktur. Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa analisis wacana merupakan alternative analisis isi media yang dilakukan secara kualitatif. Dan juga Wacana yang dibangun dalam penulisan berita kriminal dilihat dari struktur makro, superstruktur dan pemilihan kata (leksion) menggambarkan empat ideologi penulis / wartawan yang diikutsertakan dalam wacana pemberitaan. Adapun ideology yang diikutsertakan dari aspek elmen makro dan superstruktur wacana berita kriminal Hairan Pagi Riau Pos adalah sebagai berikut :
a. Pro/ Berpihak kepada pemerintah atau intansi kelembagaan b. Pro/ berpihak kepada subjek yang diberitakan
c. Kontra/ tidak berpihak kepada pemerintah atau instansi kelembagaan d. Kontra / tidak berpihak / menyudutkan pelaku, subjek yang diberitkan.
Persamaan peneliti diatas dengan peneliti yang akan dilakukan adalah sama – sama menganalisis isi wacana mengenai sebuah berita. Sedangkan perbedaannya antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada media yang akan diteliti. Pada penelitian diatas media yang digunakan adalah media cetak (koran) sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah media sosial Twitter.
27
2.8 Kerangka Pikir
Melalui penelitian yang akan dilakukan, peneliti membagi beberapa indikator yang diterangkan melalui kerangka pikir. New Media merupakan hal yang paling relevan yang ada dalam penelitian ini karena penelitian ini membahas mengenai sosial media Twitter yang digunakan dalam memberitakan banyak hal, salah satunya untuk memberitakan mengenai cawapres 2019 melalui media berita online @detikcom. Kemudian melalui berita tersebut peneliti mengambil dua berita sebagai objek penelitian, yaitu berita pemberitaan Sandiaga dan pemberitaan Ma’ruf Amin sebagai cawapres dengan melihat jumlah retweet terbanyak yang didapatkan oleh masing – masing berita. Setelah itu peneliti menganalisis kedua berita tersebut menggunakan teori Analisis Wacana Kritis model Teun Van Dijk, yang dianalisis lebih dalam melalui indikator – indikator yang terdapat dalam teori tersebut, seperti ; struktur makro,
28 superstruktur, struktur mikro. Setelah dianalisis menggunakan teori Analsis Wacana Kritis model Teun Van Dijk, peneliti akan mengkaitkan penelitian tersebut menggunakan kognisi sosial dan konteks sosial untuk melihat lebih dalam elemen – elemen apa saja yang dapat dikaitkan dan dibahas dalam penelitian ini.