• Tidak ada hasil yang ditemukan

Infeksi Dengue terdapat diseluruh daerah tropis dan subtropis Etiologi : Virus Dengue (DENV) Genus Flavivirus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Infeksi Dengue terdapat diseluruh daerah tropis dan subtropis Etiologi : Virus Dengue (DENV) Genus Flavivirus"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Infeksi Dengue terdapat diseluruh daerah tropis dan subtropis

Etiologi : Virus Dengue (DENV) Genus Flavivirus Family Flaviviridae Family Flaviviridae

Ada 4 serotipe : DENV1–4 DENV-1 tdd 3 subtipe DENV-2 tdd 6 subtipe DENV-3 tdd 4 subtipe DENV-4 tdd 4 subtipe

(3)

Aedes mengisap darah manusia pada siang hari.

Setelah 8 - 10 hari mengisap darah yang mengandung DENV dan virus bereplikasi di kelenjar ludah, nyamuk menjadi infektif seumur hidupnya (30–45 hari).

(4)

Kel. Lymf regional

RES Replikasi

Ae. Aegypti (terutama)

Ae. Albopictus Ae. polynesiensis

Sirkulasi & Jaringan

Mengfeksi : Macrofag Monosit Limfosit Pelepasan Mediator Ae. Scutellaris ANTIBODI

(5)

Simtomatik Infeksi Dengue Asimtomatik Undifferentiated Fever DD DBD Tanpa Perdarahan Dengan Perdarahan Tanpa Syok SSD

(6)

Infeksi Primer pada bayi dan anak, biasanya ringan, hanya demam saja.

Masa Inkubasi 5 – 8 hari

Demam tiba2 tinggi, umumnya 5-6 hari Demam tiba2 tinggi, umumnya 5-6 hari Sakit kepala yang berat

Menggigil

Sakit daerah orbita, fotofobia

Nyeri punggung, otot dan tulang2 



(7)

Anoreksia Kelemahan Sakit tenggorokan Sakit Perut Konstipasi Bradikardia relatif

(8)

Hari pertama-kedua Flushing diffuse

Erupsi kecil-kecil di wajah, dada, leher

Mulai hari ketiga/keempat Maculopapular

Maculopapular Scarlatiniform Petekia

Gatal dan hiperestesia

Kadang2 terdapat : Limfadenopati

(9)

Manifestasi Perdarahan : Tes Rumpel positif Epistaksis

Perdarahan gusi

Perdarahan sal. Makanan Perdarahan sal. Makanan Hematuria

(10)

Trombositopenia Lekopenia

Hemokonsentrasi

Immunoglobin M Anti Dengue positif NS1 Antigen Dengue positif

NS1 Antigen Dengue positif

Diagnosis ditegakkan dengan: Gejala Klinis

Serologis

(11)
(12)
(13)

Trombosit

Bifasik DEMAM &

TROMBOSITOPENIA

(14)

D H F

1. Hipotesa Halstead

Manifestasi Klinis Berat (DBD) terjadi pada infeksi sekunder dengan serotipe berbeda

Antibodi yang terbentuk pada infeksi pertama Antibodi yang terbentuk pada infeksi pertama bersifat non neutralisasi, bahkan meningkatkan uptake dan replikasi virus

Terjadi produksi yang tinggi dari mediator yang mengaktifkan sistem komplemen dan kaskade koagulasi

(15)

ANTIBODI ANTIBODI ANTIBODI ANTIBODI NON NON NON NON NEURTALISASI NEURTALISASI NEURTALISASI NEURTALISASI REPLIKASI Manifestasi Klinis

(16)

2. Konsentrasi Virus

Penelitia Vaughn dkk :

Viremia yang lebih tinggi mengakibatkan Viremia yang lebih tinggi mengakibatkan

manifestasi klinis yang lebih berat

3. Genotip tertentu mengakibatkan manifestasi klinis yang berat

(17)

Pada DBD terjadi 2 hal penting 1. Gangguan hemostasis 2. Kebocoran Plasma 2. Kebocoran Plasma    Hemokonsentrasi  

 Efusi pleura, asites 



 Hiponatremia 



 Volume Plasma menurun 



(18)

Ada 4 gangguan hemostasis:

(1) Peningkatan fragilitas p. darah  tes torniquet (+) (2) Trombopati

Trombositopenia

Gangguan fungsi trombosit (3) Koagulopati  KID

(4) Gangguan sumsum tulang : Depressi sumsum tulang

(19)

Pelepasan Mediator2 : Aktifasi Siastem Komplemen Pelepasan Mediator2 : IFN, IL, TNF Pelepasan C3a & C5a

Permeabilitas Kapiler

(20)

Trombosit Kompleks Ag-AbTrombosit dihancurkanAgregasi terganggu Perdarahan Permeabilitas Kapiler Aminovasoaktif

(21)

Sitokin Menstimulasi Sistem Koagulasi Fibrinogen Faktor V,VII, VIII,X,XII VIII,X,XII Perdarahan

KID

(22)

Imunitas

Seseorang yang terinfeksi virus dengue immun terhadap semua serotipe (cross-reactive

heterotypic immunity ) selama 2-12 bulan. Imunitas ini bersifat non neutralisasi

 

 Meningkatkan multiplikasi/replikasi

IgG passif pada anak (dari ibu) juga

(23)

Diagnosis

Kriteria WHO

Ronsen Toraks : Efusi Pleura

USG : Asites

IgM anti dengue







 Infeksi saat ini

IgM anti dengue







 Infeksi saat ini

Sensitivitas 78 % (hari ke 5)

Sensitivitas 97% (masa konvalesen)

Antigen NS1

(24)

Differential diagnosis

Malaria

Leptospirosis

Leptospirosis

(25)

Definisi WHO:

Demam Dengue : Demam akut 2 – 7 hari disertai

2 atau lebih :

- Nyeri kepala

- Nyeri retroorbital - Mialgia / artralgia - Ruam kulit

- Manifestasi perdarahan (petekia @ uji bendung +) -Lekopenia

Uji serologi (+) @ ditemukan pasien konfirm pada lokasi & waktu yg sama

(26)

Definisi DBD :

Bila semua hal dibawah ini ditemui :

1. Demam @ riwayat demam akut 2 – 7 hr, biasanya bifasik 2. Minimal satu dari hal dibawah ini

- Uji bendung (+)

- Petekia, ekimosis @ purpura

- Perdarahan mukosa @ dari tempat lain - Hematemesis &/@ melena

3. Trombositopenia (Tromb. < 100.000/mm³) 4. Minimal satu tanda kebocoran plasma yi :

- Peningkatan Htk > 20 % dari standar - Penurunan Htk > 20 % stlh t/ cairan

(27)

Derajat Keparahan DBD

Derajat 1. Tanpa Perdarahan Spontan Derajat 2. Dengan Perdarahan Spontan

Derajat 3 . Syok, lemah, berkeringat, kulit dingin, Derajat 3 . Syok, lemah, berkeringat, kulit dingin,

tekanan nadi ≤20 mmHg

(28)

Tatalaksana DBD pada Dewasa

Protokol 1

Penanganan Tersangka ( Probable ) DD/DBD dewasa tanpa syok

Protokol 2

Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat

Protokol 3

Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan Ht > 20 %

Protokol 4

Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DBD dewasa

Protokol 5

(29)

Keluhan DBD (Kriteria WHO 1997) Hb, Ht Normal Tromb > 100.000/mm³ Hb, Ht normal Trombo < 100.000 Hb, Ht meningkat Trombo N / turun

Protokol 1. Penanganan Tersangka Penanganan Tersangka Penanganan Tersangka Penanganan Tersangka (

( (

( ProbableProbableProbableProbable ) ) ) )

DD / DBD Dewasa tanpa syok DD / DBD Dewasa tanpa syokDD / DBD Dewasa tanpa syok DD / DBD Dewasa tanpa syok

Tromb > 100.000/mm³

Observasi Rawat jalan

Periksa Hb, Ht dan leuko, tromb/ 24 jam

Trombo < 100.000 Trombo N / turun

Rawat Inap ( Protokol 2 )

(30)

Protokol 2. Pemberian cairan pada tersangka DBD Pemberian cairan pada tersangka DBD Pemberian cairan pada tersangka DBD Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat

dewasa di ruang rawat dewasa di ruang rawat dewasa di ruang rawat

Suspek DBD

Perdarahan Spontan dan Masif (-) Syok (-) Hb,Ht (n) Hb,Ht (n) Hb,Ht (n) Hb,Ht (n) Hb,HtHb,HtHb,HtHb,Ht 10101010----20%20%20%20% Hb,Ht Hb,Ht Hb,Ht Hb,Ht > 20%> 20%> 20%> 20% Tromb. <100.000 Tromb. <100.000 Tromb. <100.000

Tromb. <100.000 Tromb. <100.000Tromb. <100.000Tromb. <100.000Tromb. <100.000 Tromb.<100.000Tromb.<100.000Tromb.<100.000Tromb.<100.000

◘Infus Kristaloid ◘Hb,Ht,Tromb. tiap 24 jam   Infus Kristaloid   Hb,Ht,Tromb. tiap 12 jam Protokol 3

(31)

Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan :

1500 + 20 X ( BB dalam kg – 20 )

Contoh : BB 50 kg : 1500 + 20 X ( 50 – 20) = 1500 + (20 x 30) = 1500 + 600 = 1500 + 600 = 2100 ml

(Pan American Health Organization: Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever: Guidelines for Prevention and Control. PAHO:

Washington,D.C,1994:67).

(32)

Protokol 3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan Ht > 20 %

5 % defisit cairan

Kristaloid 6 – 7 ml/kg/jam

PERBAIKAN TIDAK MEMBAIK

Kristaloid 5 ml/kg/jam Kristaloid 10 ml/kg/jam

3-4 jam

Kristaloid 5 ml/kg/jam Kristaloid 10 ml/kg/jam TIDAK MEMBAIK Kristaloid 15 ml/kg/jam MEMBURUK  SYOK PROTOKOL 4 / 5 PERBAIKAN Kristaloid 3 ml/kg/jam PERBAIKAN STOP CAIRAN PERBAIKAN PERBAIKAN 2 jam 3 jam 24-48 jam

(33)

Contoh : BB 50 kg 5 ml/kgBB / jam = 250 ml/jam = 100 tetes/kgBB/60 menit = 100 x 50 tetes / 60 mnt = 5000 tetes/ 60 mnt = 83 tetes / menit = 83 tetes / menit

(34)

Protokol 4.

Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DBD dewasa KASUS DBD :

Perdarahan Spontan dan Masif : - Epistaksis tidak terkendali - Hematemesis melena

- Perdarahan otak

Syok (-)

Hb, Ht, Trombo, Leuko, Pemeriksaan Hemostasis (KID)

KID +:

Hemostasis (KID)

Golongan darah, uji cocok serasi

Transfusi komponen darah : * PRC (Hb<10 g %)

* FFP (APTT > 1,5 X normal ) * TC (Tromb.<100.000)

* Pemantauan Hb, Ht, Tromb. Tiap 4-6 jam

* Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam kemudian

HEPARINISASI 5000 – 10.000 / 24J

(35)

Protokol 5. Tatalaksana Syok pasien Dewasa Protokol 5. Tatalaksana Syok pasien Dewasa Protokol 5. Tatalaksana Syok pasien Dewasa Protokol 5. Tatalaksana Syok pasien Dewasa

AIRWAY

BRAETHING : O2 1 – 4 l/menit CIRCULATION : 10 : 10 : 10 : 10 –––– 20 ml/kgBB20 ml/kgBB20 ml/kgBB20 ml/kgBB

20 – 30 MENIT

PERBAIKAN TETAP SYOK

Kristaloid 20-30 ml/kgBB 20-30 menit Inotropik , Vasoaktif PERBURUKAN PERBURUKAN PERBURUKAN PERBURUKAN 20-30 menit TETAP SYOK Ht k Ht k Ht k Ht k Koloid 10 Koloid 10 Koloid 10 Koloid 10----20 ml/kg/BB 20 ml/kg/BB 20 ml/kg/BB 20 ml/kg/BB tetes cepat 10 tetes cepat 10 tetes cepat 10

tetes cepat 10----15 menit15 menit15 menit15 menit Transfusi PRC10 ml/kgBB Ht k Ht k Ht k Ht k

TETAP SYOK TETAP SYOKTETAP SYOK TETAP SYOK Koloid hingga maksimal 30 ml/kgBB TETAP TETAP TETAP TETAP SYOK SYOK SYOK SYOK Pasang CVP Pasang CVP Pasang CVP Pasang CVP Hipovolemik Hipovolemik Hipovolemik

Hipovolemik NormovolemikNormovolemikNormovolemikNormovolemik KRISTALOID

KRISTALOID KRISTALOID

KRISTALOID TETAP SYOKTETAP SYOKTETAP SYOKTETAP SYOK

Koreksi : As/Bs, Electr,Glikemia, Anemia, KID, Infeksi Sekunder

(36)

AIRWAY

BRAETHING : O2 1 – 4 l/menit CIRCULATION : 10 : 10 : 10 : 10 –––– 20 ml/kgBB20 ml/kgBB20 ml/kgBB20 ml/kgBB

Protokol 5. Tatalaksana Syok pasien Dewasa Protokol 5. Tatalaksana Syok pasien Dewasa Protokol 5. Tatalaksana Syok pasien Dewasa Protokol 5. Tatalaksana Syok pasien Dewasa

20 – 30 MNT PERBAIKAN Kristaloid Kristaloid Kristaloid Kristaloid 7 ml/kg/jam dalam 7 ml/kg/jam dalam 7 ml/kg/jam dalam 7 ml/kg/jam dalam 1 jam 1 jam1 jam 1 jam PERBAIKAN PERBURUKAN TETAP SYOK PERBAIKAN Kristaloid Kristaloid Kristaloid Kristaloid 5 ml/kg/jam dalam 5 ml/kg/jam dalam 5 ml/kg/jam dalam 5 ml/kg/jam dalam 1 jam 1 jam1 jam 1 jam PERBAIKAN Kristaloid Kristaloid Kristaloid Kristaloid 3 ml/kg/jam dalam 3 ml/kg/jam dalam 3 ml/kg/jam dalam 3 ml/kg/jam dalam 1 jam 1 jam1 jam

1 jam STABIL 24 – 48 JAM PERBURUKAN

(37)

Protokol pemberian zat inotropik / zat vasoaktif Dopamin 5 mg/kg/mnt dititrasikan sampai 10 mg/kg/mnt Sasaran : MAP > 60 mmHg. Gagal Dobutamin 5 mg/kg/mnt + Norepinefrin 0,05 – 0,1 mg/kg/mnt 10 mg/kg/mnt 1 mg/kg/mnt Epinefrin 0,1 mg/kg/mnt Dititrasikan setiap 0,1 mg/kg/mnt Max 2 mg/kg/mnt GAGAL ?

(38)

Indikasi masuk ICU :

  

 Syok yang tidak dapat teratasi maksimal 2 jam     Syok berulang   

 Syok dengan perdarahan hebat 

 

 Syok dengan perdarahan hebat 

 

 Syok dengan penyulit seperti : kegagalan pernafasan, ensofalopati, gagal jantung, dll.

(39)
(40)

Etiologi

Virus chikungunya

Kelompok Alphavirus atau “group A”

antrophod borne viruses

(41)

Epidemiologi

Epidemiologi

Pertama kali dilaporkan di Tanzania :1952 Pertama kali dilaporkan di Tanzania :1952

Uganda tahun 1963 Uganda tahun 1963

Sinegal tahun 1967 1975 dan 1983 Sinegal tahun 1967 1975 dan 1983

Angola tahun 1972 Angola tahun 1972

Afrika Selatan tahun 1976 Afrika Selatan tahun 1976 Afrika Selatan tahun 1976 Afrika Selatan tahun 1976

Di Indonesia, KLB tahun 1982 Di Indonesia, KLB tahun 1982 Yogyakarta 1983 Yogyakarta 1983 Muara Enim 1999 Muara Enim 1999

Aceh dan Bogor (2001), Aceh dan Bogor (2001),

(42)

Gejala Klinis

Gejala Klinis

Demam

Biasanya tinggi mendadak disertai mengigil Selama 2-4 hari

Nyeri dibelakang bola mata, mata kemerahanb.

Sakit persendian

Biasanya daerah sendi yang besar

Sering merupakan keluhan yang pertama

Yang sering : sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang

(43)

Gejala Klinis

Gejala Klinis

Nyeri otot

Bisa pada seluruh otot

Kadangkadang : pembengkakan pada pada otot sekitar mata kaki.

Ruam pada kulit Ruam pada kulit

Bisa terjadi pada seluruh tubuh Berbentuk makulo-papuler

Lebih sering muncul pd hr ke 4-5 demam

Biasanya di :muka, badan, tangan, dan kaki Sakit Kepala

(44)

Manifestasi Perdarahan Jarang, tdk fatal

Pembesaran kelenjar getah bening di

bagian leher

bagian leher

Pemeriksaan Laboratorium IgM/IgG anti Chik

(45)

Penatalaksanaan : Simtomatik

Penatalaksanaan : Simtomatik

Penularan

Penularan

Pencegahan

Pencegahan

= Dengue

= Dengue

(46)
(47)

Referensi

Dokumen terkait

Kandang ini terdiri dari kandang lepas sistem loose housing merupakan kandang sapi perah yang sapinya tidak ditambat, bagian kandang ini terdiri dari ruang

competency based training (CBT) sebagai model pelatihan, bimbingan, fasilitasi dan pemberdayaan pada mahasiswa; dan variabel Y, sebagai variabel terikat, yaitu

Apabila penghadap datang untuk membicarakan masalah waris yang melibatkan anak angkat, 21 notaris akan memberikan saran dan penyuluhan hukum yang berkaitan dengan hibah

Pemberian vegetasi pada site sebagai peneduh, sebagai barier bising dan sebagai penambah estetika bangunan, hal ini karena mengingat keterbatasan luas lahan dan KDB bangunan

Ibrahim, 2016.. dilakukan penulis, seperti beda asam dengan garam. Skripsi Lailatul Fitri dibatasi tema: ia mengkhususkan penelitiannya pada aspek pendidikan yang Nabi untuk

[r]

Djuanda, Jawa Barat, dengan tujuan untuk mendeskripsikan beberapa aspek yang bertalian dengan pertumbuhan ikan oskar (Amphilophus citrinellus) di waduk tersebut,

Israel secara tegas menolak resolusi tercela anti-Israel tersebut di PBB dan tidak akan taat terhadap resolusi tersebut, “Kantor perdana menteri di sini telah mengatakan dalam