PROSES AUDIT TAHAP 3 :
REPORTING
Agustinus Harries 2011130139
PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT
Audit Menurut Alvin A. Arens
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria.”
ISA 200.11 menegaskan bahwa dalam mengaudit laporan
keuangan, tujuan menyeluruh auditor adalah sebagai berikut:
Memperoleh asurans yang layak (reasonable assurance) mengenai apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji yang material (material misstatement), yang disebabkan oleh
kecurangan (fraud) maupun kesalahan (error), untuk
memungkinkan auditor memberikan pendapat/opini atas laporan yang dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku/diterapkan
Melaporkan mengenai laporan keuangan dan mengkomunikasikan sebagaimana ditetapkan ISA sesuai dengan temuan auditor
RISK BASED AUDIT
1
•
Risk Assessment
2
•
Risk Response
REPORTING ACTIVITY
Reporting
Forming Auditor’s
Report
MENGEVALUASI BUKTI
AUDIT
MENGEVALUASI BUKTI AUDIT
a.
Menilai Kembali Materialitas
b.
Perubahan dalam Penilaian Risiko
c.Evaluasi Dampak Salah Saji
d.
Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
e.Prosedur Analitikal Akhir
A. MENILAI KEMBALI
MATERIALITAS
ISA 450.10
“Prior to evaluating the effect of uncorrected
misstatements, the auditor shall reassess materiality determined in accordance with ISA 320 to confirm whether it remains appropriate in the context of the entity’s actual financial results. (Ref: Para. A11-A12)”
Penilaian, kembali ini penting karena penetapan
awal angka materialitas seringkali didasarkan
pada estimasi hasil keuangan. Angka estimasi
ini bisa berbeda dengan hasil keuangan yang
sebenarnya
A. MENILAI KEMBALI
MATERIALITAS
faktor-faktor yang mungkin menyebabkan
perubahan angka materialitas adalah sebagai
berikut:
a. actual financial results berbeda dari estimasi yang
dipergunakan
b. Ada informasi baru, (seperti ekspektasi pemakai
laporan)
c. Salah saji yang tidak terduga (unexpected
B. PERUBAHAN DALAM PENILAIAN RISIKO
ISA 330.25
“Based on the audit procedures performed and the
audit evidence obtained, the auditor shall evaluate before the conclusion of the audit whether the
assessments of the risks of material misstatement at the assertion level remain appropriate. (Ref: Para. A60-A61)”
B. PERUBAHAN DALAM PENILAIAN
RISIKO
Poin Pertimbangan
a. Internal Controlb. Nature of audit evidence obtained c. Nature of misstatement
C. EVALUASI DAMPAK SALAH SAJI
ISA 450.3
“The objective of the auditor is to evaluate:
(a) The effect of identified misstatements on the audit; and
(b) The effect of uncorrected misstatements, if any, on the financial
statements.”
Detailed audit plans perlu direvisi ketika
a. sifat atau situasi dari salah saji yang ditemukan
mengindikasikan kemungkinan masih adanya salah saji yang lain, yang jika digabungkan dengan salah saji yang sudah diketahui, akan melampaui performance
materiality;
b. gabungan salah saji yang diketahui/ditemukan dan
salah saji yang tidak dikoreksi mendekati atau melampaui performance materiality.
C. EVALUASI DAMPAK SALAH SAJI
Penggabungan Salah Saji
auditor perlu mengumpulkan salah saji yang
ditemukan dalam auditnya
Untuk memudahkan penggabungan atau agregasi,
salah saji yang tidak dikoreksi didokumentasikan dalam satu kertas kerja khusus
Kertas kerja khusus ini disebut summary of
C. EVALUASI DAMPAK SALAH SAJI
Penuntasan salah saji
a. Evaluasi overall materiality berdasarkan hasil
keuangan yang sebenarnya (actual financial results)
b. Pelajari alasan terjadinya salah saji yang ditemukan
selama audit serta dampaknya terhadap rencana audit
c. Meminta manajemen mengoreksi semua salah saji
yang ditemukan, kecuali salah saji yang jumlahnya jelas-jelas sepele
d. Meminta manajemen melakukan prosedur untuk
menentukan jumlah salah saji yang sebenarnya apabila jumlah salah saji dalam populasi tidak
diketahui secara tepat dan minta manajemen untuk membuat koreksi yang tepat terhadap angka-angka dalam laporan keuangan
C. EVALUASI DAMPAK SALAH SAJI
Apabila manajemen menolak mengoreksi
sebagian atau seluruh salah saji:
a.
Pahami alasan penolakan manajemen.
b.
Komunikasikan salah saji yang tidak dikoreksi
kepada TCWG.
c.
Minta TCWG mengoreksi salah saji yang tidak
dikoreksi manajemen
D. BUKTI AUDIT YANG CUKUP DAN
TEPAT
Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
Tujuan umum dan menyeluruh: menurunkan risiko salah saji yang material dalam laporan
keuangan, ke tingkat rendah yang dapat diterima
Bukti audit yang cukup dan tepat pada akhirnya
merupakan hasil olah pikir dan kearifan profesional (a matter of professional judgement)
D. BUKTI AUDIT YANG CUKUP DAN
TEPAT
Poin pertimbangan :
a. Berapa signifikannya salah saji dalam asersi terkait, dan berapa besar
kemungkinan salah saji berdampak material
b. Berapa tanggapnya manajemen terhadap temuan audit, dan berapa
efektifnya pengendalian intern menghadapi faktor risiko ini?
c. Apa pengalaman di waktu yang lalu ketika auditor melaksanakan prosedur
serupa, dan (jika ada) salah saji apa yang ditemukan?
d. Apakah hasil dari pelaksanaan prosedur audit mendukung tujuan auditor ? e. Apakah ada indikasi kecurangan atau kesalahan?
f. Apakah sumber dan keandalan informasi yang tersedia sudah tepat untuk
mendukung kesimpulan audit?
g. Berapa persuasif atau meyakinkannya bukti audit?
h. Apakah bukti yang diperoleh mendukung atau bertentangan dengan hasil
E. PROSEDUR ANALITIKAL AKHIR
ISA 520.6
“The auditor shall design and perform analytical
procedures near the end of the audit that assist the auditor when forming an overall conclusion as to whether the financial statements are consistent with the auditor’s understanding of the entity.
E. PROSEDUR ANALITIKAL AKHIR
Prosedur Analitikal Akhir
a. mengidentifikasi risiko salah saji yang material,
yang sebelumnya tidak diketahui;
b. memastikan bahwa kesimpulan (selama
berlangsungnya audit) mengenai unsur-unsur laporan keuangan dapat didukung dengan bukti-bukti yang diperoleh; dan
c. membantu menyusun kesimpulan umum mengenai
F. TEMUAN DAN MASALAH PENTING
Dokumen ini berisi:
a. semua informasi yang diperlukan untuk
memahami temuan dan masalah yang signifikan; atau
b. referensi silang (cross-refferences), ke dokumentasi
KOMUNIKASI DENGAN TCWG
ISA 260.9 menetapkan tujuan auditor dalam
berkomunikasi dengan TCWG, sebagai berikut :
Mengomunikasikan dengan jelas kepada TCWG tanggung
jawab auditor berkenaan dengan audit atas laporan keuangan,
tinjauan umum mengenai lingkup audit yang direncanakan
dan waktu pelaksanaan audit yang direncanakan.
Memperoleh informasi yang relevan untuk audit, dari
TCWG
Memberikan kepada TCWG pengamatan yang berasal dari
pelaksanaan audit (temuan dan informasi), Mendorong komunikasi dua arah yang efektif antara auditor dan TCWG.
KOMUNIKASI DENGAN TCWG
Hal-hal yang menjadi minat pengawasan umum
(matters of govemance interest) yang
dikomunikasikan auditor ((IFAC), 2010):
tanggung jawab auditor dalam hubungannya dengan
audit atas laporan keuangan
lingkup audit yang direncanakan dan kapan audit
akan dilaksanakan
MERUMUSKAN OPINI
AUDITOR
MERUMUSKAN OPINI AUDITOR
ISA 700.6 menetapkan tujuan auditor dalam
tahap ini sebagai berikut
“The objectives of the auditor are:
To form an opinion on the financial statements based on an
evaluation of the conclusionsdrawn from the audit evidence obtained; and
To express clearly that opinion through a written report that
MERUMUSKAN OPINI AUDITOR
Laporan audit yang baku membantu untuk:
meningkatkan kredibilitas di pasar global (globalmarketplace)
meningkatkan pemahaman pemakai dan membantu
KERANGKA PELAPORAN
KEUANGAN
Opini auditor atas laporan keuangan dibuat
dalam konteks "general purpose" framework.
Menurut ISA 200 alinea 13(a) general purpose
framework berarti :
kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk
KERANGKA PELAPORAN
KEUANGAN
Dalam kerangka pelaporan keuangan ini ada
beberapa yang secara luas diterima, seperti:
International Financial Reporting Standard for
Small and Medium-sized Entities (Standar Pelaporan
Keuangan Internasional untuk Entitas Kecil dan Menengah);
International Financial Reporting Standards
(Standar Pelaporan Keuangan Internasional); dan
International Public Sector Accounting Standards
(Standar Internasional mengenai Akuntansi Sektor Publik).
KERANGKA PELAPORAN
KEUANGAN
General Purpose
Framework
Compliance
Fair Presentation
BENTUK DAN REDAKSI LAPORAN
AUDITOR
Laporan auditor mengkomunikasikan informasi
berikut kepada pembacanya
Tanggung jawab manajemen.
Tanggung jawab auditor dan penjelasan mengenai
audit.
Audit dilaksanakan sesuai dengan International
Standards on Auditing.
BENTUK DAN REDAKSI LAPORAN
AUDITOR
Laporan auditor diberi judul “Independent Auditor's Report"
pemberian judul untuk setiap alinea diharuskan sebagai berikut :
Report on the Financial Statements (Laporan atas Laporan
Keuangan).
Management's Responsibility for the Financial Statements
(Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan).
Auditor's Responsibility (Tanggung Jawab Auditor). Opinion (Opini).
Judul untuk alinea lain, jika ada, yaitu sebagai berikut. Emphasis of Matter (Penekanan pada Hal-hal Tfertentu).
Report on Other Legal and Regulatory Requirements (Laporan atas
MODIFIKASI PENDAPAT AUDIT
Sesuai ISA 700.17, auditor perlu menerbitkan
laporan yang bukan wajar tanpa pengecualian
jika auditor :
menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang
diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari salah saji yang material; atau
Tidak berhasil memperoleh bukti audit yang cukup
(sufficient) dan tepat (appropriate) untuk
menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji yang material;
Apabila dua kondisi di atas dihadapi oleh
auditor, auditor wajib memodifikasi opini dalam
laporan auditor sesuai ISA 705
MODIFIKASI PENDAPAT AUDIT
Sesuai ISA 705 ada tiga jenis modifikasi
pendapat audit, yaitu wajar dengan pengecualian
(qualified opinion), tidak wajar (adverse opinion),
MODIFIKASI PENDAPAT AUDIT
Masalah yang
menyebabkan perlunya modifikasi
Pendapat auditor mengenai dampak atau kemungkinan dampak dari masalah tersebut pada
laporan keuangan
Material tapi tidak pervasif
Material dan pervasif
Laporan keuangan mengandung salah saji yang material
Wajar dengan pengecualian (qualified) Tidak wajar (adverse) Tidak memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat
Wajar dengan pengecualian (qualified)
Tidak memberikan pendapat
MODIFIKASI PENDAPAT AUDIT
Berdasarkan ISA 705.5 Dampak pervasif pada
laporan keuangan, adalah dampak yang menurut
auditor:
Tidak terbatas pada unsur, akun, atau item tertentu
dalam laporan keuangan;
Jika dampaknya terbatas, salah saji ini merupakan
bagian yang besar dari laporan keuangan; atau
Dalam hubungannya dengan pengungkapan,
merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi pengguna dalam memahami laporan keuangan.
A. LAPORAN KEUANGAN
DISALAHSAJIKAN SECARA MATERIAL
Salah saji dalam laporan keuangan bisa terjadi ketika
bukti audit yang cukup (sufficient) dan tepat (appropriate) sudah diperoleh, namun auditor menyimpulkan bahwa salah saji, sendiri-sendiri maupun tergabung, adalah material atau bersifat material dan pervasif
Salah saji ini bisa berasal dari:
evaluasi auditor atas salah saji yang tidak dikoreksi tidak tepatnya pemilihan kebijakan akuntansi tertentu tidak tepatnya penerapan kebijakan akuntansi yang
dipilih
tidak tepatnya atau tidak cukupnya pengungkapan dalam
B. TIDAK DAPAT MEMPEROLEH BUKTI
AUDIT YANG CUKUP DAN TEPAT
Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat sebagai dasar pemberian
pendapatnya, dan ia menyimpulkan bahwa
dampak yang mungkin terjadi karena salah saji
yang tidak ditemukan, bisa material atau
TIDAK DAPAT MEMPEROLEH
BUKTI AUDIT YANG CUKUP DAN
TEPAT
Ketidakmampuan auditor untuk memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat terjadi karena:
Keadaan di luar kendali entitas yang bersangkutan Keadaan yang berhubungan dengan sifat atau waktu
pekerjaan auditor.
Pembatasan yang diminta atau ditetapkan
TIDAK DAPAT MEMPEROLEH
BUKTI AUDIT YANG CUKUP DAN
TEPAT
Sebelum memutuskan apakah modifikasi
pendapat diperlukan, auditor berupaya:
Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
dengan melaksanakan prosedur alternatif
Membahas dengan manajemen dan TCWG untuk
PENEKANAN PADA HAL TERTENTU
Alinea Penekanan Atas Suatu Hal
Alinea ini digunakan untuk menarik perhatian
pembaca laporan keuangan mengenai hal-hal penting dalam laporan keuangan, yang sudah diungkapkan dalam laporan keuangan.
Alinea Hal Lain
Alinea hal lain digunakan untuk menunjukkan
hal-hal lain yang penting bagi pemakai/pengguna
laporan untuk memahami fungsi audit, tetapi yang tidak diungkapkan dalam laporan keuangan.
ALINEA PENEKANAN ATAS SUATU
HAL
Ketentuan utama dalam menggunakan Alinea
Penekanan atas Suatu Hal adalah
Sudah diungkapkan dengan penuh (fully disclosed)
dalam laporan keuangan
Tidak ada salah saji yang material
Disajikan langsung sesudah pendapat audit Bukan modifikasi pendapat audit
Contoh :
ketidakpastian karena litigasi atau tuntutan hukum
peristiwa kemudian (subsequent event),
ALINEA HAL LAIN
Ketentuan Utama dalam menggunakan alinea hal
lain adalah :
Belum diungkapkan dalam laporan keuangan Pengungkapan tidak dilarang
Pengungkapan relevan bagi pemakai
Tidak ada kontradiksi, alinea hal lain tidak
mempengaruhi pendapat auditor
Disajikan langsung sesuddah pendapat audit
Nyatakan bahwa pengungkapan itu tidak diharuskan
Contoh:
Pembatasan mengenai penyebaran laporan keuangan Menekankan tanggungjawab lain
Tidak mungkinnya auditor mengundurkan diri dari