• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII HASIL DAN PEMBAHASAN STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN BARAT PULAU NUSA PENIDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII HASIL DAN PEMBAHASAN STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN BARAT PULAU NUSA PENIDA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

119

 

STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN BARAT PULAU NUSA PENIDA

Dalam membuat strategi pengembangan daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida, diawali dengan menguraikan faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal dianalisis dengan menggunakan matriks IFAS dan faktor-faktor eksternal dianalisis dengan menggunakan matriks EFAS. Dari penggabungan hasil kedua matriks (IFAS dan EFAS) diperolehlah strategi yang bersifat umum (grand

strategy). Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) untuk merumuskan strategi alternatifnya.

Matriks SWOT menghasilkan empat sel kemungkinan strategi khusus pengembangan yang sesuai dengan potensi serta kondisi internal dan eksternal yang dimiliki daya tarik wisata kawasan barat Pulau Nusa Penida. Dari setiap strategi khusus yang dihasilkan dapat dijabarkan atau diturunkan berbagai macam program pengembangan daya tarik wisata di Kawasan Barat Pulau Nusa Penida.

7.1 Strategi Umum Pengembangan Daya Tarik Wisata di Kawasan Barat Pulau Nusa Penida

Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor internal dan eksternal Kawasan Barat Pulau Nusa Penida maka diperoleh total skor faktor internal Kawasan barat

(2)

Pulau Nusa Penida 2,542 dan total skor faktor eksternal 2,651. Selanjutnya total skor yang diperoleh dimasukan ke dalam Matrik Internal Eksternal (IE) berupa diagram Sembilan sel sehingga dapat ditentukan strategi umum (Grand Strategy) pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau Nusa Penida, seperti Tabel 7.1

Tabel 7.1

Matrik Internal-Eksternal Kawasan Barat Pulau Nusa Penida TOTAL NILAI IFE

Kuat Sedang Lemah

4,0 3,0-4,0 3,02,0-2,99 2,0 1,0-1,99 2,542

I

Tumbuh dan bina (konsentrasi via integrasi vertikal)

II

Tumbuh dan Bina (konsentrasi via integrasi horizontal) III Pertahankan dan pelihara(pertumbuhan berputar) IV

Tumbuh dan bina (berhenti sejenak) V Pertahankan dan pelihara (strategi tidak berubah) VI

Panen dan Divestasi (kawasan habis atau

dijual habis) VII Pertahankan dan pelihara(Diversifikasi konsentrasi) VIII Panen atau divestasi (diversifikasi konglomerat) IX

Panen atau divestasi (likuidasi)

Sumber: Data diolah tahun 2011 Kuat 3,0-4,0      3.0    2,651  s sedang   2,0-2,99    2.0    Lemah   1,0-1,99    1,0  T O T A L N I L A I E F E

(3)

Berdasarkan Matrik Internal Eksternal (IE) menunjukan bahwa pertemuan antara nilai lingkungan internal dan lingkungan eksternal berada pada sel V yakni strategi pertahankan dan pelihara (hold and maintain strategy). Strategi yang dapat diterapkan pada sel V adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk wisata. Strategi penetrasi pasar adalah strategi memperluas pasar (market share) suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar (Umar 2005).  

Strategi ini penting dilakukan mengingat selama ini wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Barat Pulau Nusa Penida sebagian besar adalah wisatawan mancanegara sehingga perlu dilakukan strategi promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan juga mancanegara.

Strategi pengembangan produk kawasan barat Pulau Nusa Penida merupakan strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk-produk atau jasa-jasa yang telah ada sekarang. Jadi tujuan strategi ini adalah untuk memperbaiki dan mengembangkan produk-produk yang sudah ada.(Umar 2005).

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, perolehan, pemakaian dan konsumsi dan yang mungkin memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsep produk tidak terbatas pada objek fisik saja namun juga non fisik (jasa), dan sebagai tambahan terhadap produk fisik dan produk jasa, produk juga meliputi orang, tempat, organisasi, dan aktifitas.

(4)

Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas, maka strategi pengembangan produk terkait dengan pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau Nusa Penida adalah strategi dalam upaya meningkatkan potensi yang dimiliki yaitu wisata alam, wisata bahari, wisata spiritual dan religi kawasan barat Pulau Nusa Penida, baik fisik maupun non fisik dimana di dalamnya mencakup daya tarik, aksesibilitas, fasilitas dan layanan pendukung lainnya.

7.2 Strategi Khusus Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawsan Barat Pulau Nusa Penida

Berdasarkan kekuatan dan kelemahan pengembangan kawasan barat Pulau Nusa Penida, maka melalui matrik SWOT akan ditemukan beberapa strategi pengembangan yang dapat mendukung kelayakan daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida, seperti disajikan pada Tabel 7.2.

Berdasarkan analisis SWOT yang disajikan, disusun beberapa alternatif pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau Nusa Penida sebagai strategi khusus, yang merupakan opsi-opsi pengembangan dari Grand Strategy. Beberapa alternatif pengembangan yang disusun yaitu strategi pengembangan daya tarik wisata, strategi pengembangan promosi, strategi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan strategi pengembangan kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Setiap strategi yang digunakan dalam pengembangan daya tarik wisata dapat diuraikan sebagai berikut:

(5)

1. Strategi SO (Strength Opportunity)

Merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, menghasilkan strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau Nusa Penida

2. Strategi ST (Strength Threat)

Merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, menghasilkan strategi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

3. Strategi WO (Weakness Opportunity)

Merupakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, menghasilkan strategi pengembangan promosi.

4. Strategi WT (Weakness Threat)

Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman menghasilkan strategi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

(6)

Tabel 7.2

Analisis SWOT Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan Barat Pulau Nusa Penida

Faktor internal Strengths/Kekuatan (S) 1. Keindahan alam

2. Keanekaragaman flora dan fauna

3. Kebersihan dan kelestarian lingkunngan

4. Kedekatan daya tarik dengan pelabuhan laut

5. Kualitas jalan menuju daya tarik

6. Ketersediaan angkutn wisata 7. Aturan (Code of conduct)

Weaknesses/Kelemahan (W)

1. Terletak di Kabupaten Klungkung

2. Kurangnya sarana pariwisata dan Kurang tersedianya lahan parkir

3. Masih minimnya fasilitas toilet untuk umum

4. Kurang tertatanya keberadaan warung dan pedagang kaki lima 5. Belum adanya pengelolaan

daya tarik wisata

6. Belum maksimalnya upaya promosi

7. Rendahnya kualitas pelayanan 8. Belum tersedianya Tourist

Information Center (TIC)

Opportunities/Peluang 1. Kondisi ekonomi global 2. Kondisi ekonomi nasional 3. Peran serta masyarakat dalam

melestarikan budaya

4. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan pariwisata 5. Kondisi politik global 6. Kondisi politik nasional

7. Keamanan kawasan barat Pulau Nusa Penida

8. Tranportsai

9. Kemampuan daya saing dengan daya tarik wisata sejenis

Strategi (SO)

Strategi yang menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang

Strategi pengembangan daya tarik wisata

Strategi (WO)

Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Strategi pengembangan promosi daya tarik wisata

Threats/Ancaman 1. Global Warming

2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melestarikan lingkungan

3. Rendahnya kemajuan teknolgi informasi

Strategi (ST)

Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan

Strategi (WT)

Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Strategi pengembangan kelembagaan dan SDM Faktor eksternal 

(7)

7.3 Program Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan Barat Pulau Nusa Penida

Strategi dapat dikatakan masih dalam bentuk langkah-langkah umum yang sangat mengambang dan arahnya belum jelas. Oleh karena itu, sesuai dengan hirarki perencanaan, maka perumusan strategi sebaiknya diikuti oleh suatu rencana yang konkrit yang disebut program, yang kelak jika tersedia anggaran dapat direalisasikan menjadi program aksi atau proyek. Program-program yang dapat dirumuskan dari setiap strategi dapat dilihat pada Tabel 7.3

Tabel 7.3

Program Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan Barat Pulau Nusa Penida

SO Strategi Pengembangan daya tarik wisata kawasan Barat Pulau Nusa Penida

• Program Penataan Kawasan pariwisata dan program inventarisasi daya tarik wisata • Program pengembangan sarana dan prasarana • Program Peningkatan Keamanan dan

Kenyamanan Berwisata

ST Strategi pengembangan Pariwisata Berkelanjutan

• Peningkatan kualitas lingkungan

• Peningkatan kualitas kehidupan sosial budaya masyarakat lokal

• Peningkatan perekonomian masyarakat WO Strategi Pengembangan Promosi • Progaram promosi

• Pengadaan Tourist Information Center WT Strategi Pengembangan SDM • Peningkatan Sumber Daya Manusia

• Program Pembentukan Kelembagaan Pengelola Daya Tarik Wisata

(8)

7.3.1 Program Pengembangan dari Strategi SO (Strength Opportunity)

Dari strategi SO (strategi pengembangan daya tarik wisata) dapat dirumuskan program-program sebagai berikut:

7.3.1.1 Penataan Kawasan dan program inventarisasi daya tarik wisata

Program pengembangan produk wisata perlu memperhatikan aspek kekhasan, keunikan, keaslian dan juga kualitasnya sehingga memicu motivasi dan ketertarikan wisatawan untuk membeli produk wisata yang dikembangkan tersebut. Program pengembangan produk wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida ini harus juga melihat pada permintaan wisatawan sebagai konsumen.

Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor internal dan eksternal, analisis SWOT, dan memperhatikan jawaban wisatawan terhadap kuisioner yang diberikan, maka program-program yang dihasilkan adalah:

a) Mengelompokkan potensi-potensi daua tarik wisata kawasan barat Pulau Nusa Penida.

Pengelompokkan potensi wisata akan memudahkan wisatawan untuk menentukan pilihan aktivititas wisata yang diinginkan. Dari segi pengelolaan pun pengelompokkan produk wisata berdasarkan jenisnya memudahkan pengelola untuk mengelola dan mengontrol aktivitas wisata. Potensi-potensi daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida dapat dikelompokkan menjadi dua produk wisata, yaitu produk wisata alam dan produk wisata spiritual.

(9)

1. Produk Wisata Alam

Produk wisata alam yang tersedia di pulau ini adalah keindahan pantai dengan laut yang teduh, pemandangan bawah laut seperti diving dan

snorkeling, perbukitan yang berbentuk teras sering. Keindahan pantai di

kawasan barat Pulau Nusa Penida dapat dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas berjemur, tracking di tepi pantai sambil meneikmati suasana matahati terbenam berenang, memancing. Pemandangan bawah laut dapat dinikmati dengan melakukan aktivitas diving dan snorkeling. Kawasan barat Pulau Nusa Penida memiliki banyak diving spot (lokasi penyelaman) yang menawarkan keindahan terumbu karang dan ikan-ikan karang yang indah.

2. Produk Wisata Relegi dan Spritual

Produk wisata religi dan spiritual yang ada di kawasan barat Pulau Nusa Penida adalah terdapatnya Pura Dalem Ped dan Pura Paluang. Kedua Pura ini merupakan ikon wisata religi dan spiritual di kawasan barat Pulau Nusa Penida sehingga di harapkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung menetapkan kedua pura ini sebagai tempat wisata relegi dan wisata spiritual.

b. Membuat aktivitas wisata baru yang dapat dijadikan sebagai upaya pelestarian alam (seperti aktivitas menanam pohon di hutan sambil camping atau tracking dan

(10)

menanam terumbu karang sambil diving) dan pelestarian budaya (seperti membuat festival seni dan budaya).

c. Penetapan daya tarik wisata yang ada di kawasan barat Pulau Nusa Penida oleh Pemerintah Kabupaten Klungkung dan penataan lokasi wisata berdasarkan produk wisata. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengelola dalam melakukan pengawasan terhadap aktivitas wisata di lokasi tersebut.

d. Membuat produk wisata unggulan, yaitu produk wisata bahari dan wisata spiritual menjadi ikon daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida

7.3.1.2 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana

Program Pengembangan sarana dan prasarana wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida bertujuan untuk menyediakan berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan berwisata di pulau ini, antara lain:

a. Pembuatan (pengadaan) fasilitas pengelolaan wisata, seperti: 1. Pusat informasi wisata.

2. Pos-pos jaga untuk meningkatkan keamanan dan kenyaman. 3. Pengadaan sarana pemantauan dan komunikasi.

b. Pembuatan bangunan peristirahatan (stop over) pada beberapa titik pada jalur

tracking. Bangunan peristirahatan (stop over) yang dibangun harus mencirikan

(11)

c. Program pembangunan akomodasi (homestay) dan tempat makan.

Pembangunan akomodasi disatukan dengan rumah penduduk dan menghindari pembangunan di daerah-daerah konservasi atau dekat dengan tempat suci. Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dapat pula membangun sebuah tempat makan yang kepemilikannya oleh pemerintah namun pengelolaannya (melalui pendampingan pemerintah) diserahkan kepada masyarakat lokal.

d. Pengembangan jalan darat.

Pengembangan jalan darat sangat diperlukan untuk mengatasi keterbatasan jangkauan ke berbagai daya tarik wisata di pulau ini mengingat sarana jalan yang ada hanya diaspal biasa (LaPen/lapisan Penetrasi ) dan diharapkan kedepannya agar tersebut diperlebar dan di Hot Mix dan pengembangan jalan darat disesuaikan dengan geografi pulau dan tidak merusak keberadaan benda-benda yanmg dianggap suci seperti lingkungan pura.

e. Penyediaan tempat sampah ramah lingkungan.

Tempat sampah yang dimaksudkan adalah tempat sampah semi permanen yang diltempatkan di berbagai tempat yang strategis dan dapat diangkat (dipindahkan) untuk dikumpulkan pada satu TPS (tempat pembuangan sampah) sementara. Sampah yang telah dikumpulkan dipilah mana yang dapat digunakan kembali, didaur-ulang sendiri, dan yang tidak dapat didaur-ulang sendiri. Pemisahan sampah ini bertujuan

(12)

agar sampah yang tidak dapat didaur-ulang untuk dijual kepada penadah besi tua atau pembeli plastik bekas. Sedangkan sampah organik yang dapat didaur-ulang, diolah kembali oleh penduduk setempat menjadi kompos. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan dari faktor-faktor alam setempat seperti air dan tanah di pulau ini.

f. Pembangunan fasilitas MCK umum di tempat-tempat strategis

Fasilitas MCK umum yang dibangun harus jauh dari sumber mata air dan sumur penduduk lokal. Dibuatkan pula tempat penampungan limbah dan air cucian atau mandi, agar limbah tersebut tidak terserap tanah. Hal ini berkaitan dengan kualitas air tanah yang akan tercemar apabila limbah tersebut terserap tanah.

g. Untuk kepentingan jangka panjang, yaitu untuk mengantisipasi ancaman naiknya permukaan air laut, perlu direncanakan pembangunan talud untuk melindungi keberadaan Pura Dalem Ped serta tempat-tempat suci lainnya yang berada di kawasan barat Pulau Nusa Penida khususnya tempat suci yang dekat dengan pantai.

h. Menyediakan alat-alat pancing dan penyelaman yang dapat disewakan.

Hal ini penting karena tidak semua wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida untuk menikmati wisata bahari (memancing, diving dan snorkeling) membawa perlengkapan memancing dan menyelam, sehingga dengan menyediakan dan menyewakan perlengkapan memancing dan menyelam yang akan digunakan oleh pengunjung yang datang, penduduk lokal dapat memperoleh keuntungan dan terjadi pemberdayaan ekonomi masyarakat.

(13)

7.3.1.3 Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Berwisata

Program ini bertujuan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan atau pengunjung yang datang ke kawasan barat Pulau Nusa Penida. Penjabaran programnya adalah sebagai berikut:

a. Bekerjasama dengan pihak kepolisian dalam menjaga keamanan.

b. Mengaktifkan kembali siskamling (sistem keamanan lingkungan) yang dimotori oleh penduduk setempat.

c. Bekerjasama dengan pihak terkait untuk membentuk petugas penjaga pantai (life

guard) yang bertugas untuk menjaga pesisir pantai dan juga laut sekitar pulau.

d. Membuat papan yang berisi susunan tata tertib berwisata (mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan). Hal ini penting untuk menghindari kemungkinan pertikaian antara penduduk lokal (host) dengan wisatawan (guest). Pertikaian atau penolakan terhadap wisatawan biasanya berawal dari perilaku wisatawan yang bertentangan dengan etika yang berlaku di komunitas lokal. Pembuatan papan yang berisi susunan tata tertib berwisata bertujuan meminimalkan perilaku negatif dari wisatawan yang akan berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat lokal.

7.3.2 Program Pengembangan dari Strategi ST (Strength Threat)

Dari strategi ST, maka strategi yang dapat dilakukan adalah strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan. Konsep pengembangan berkelanjutan adalah proses pengembangan kepariwisataan yang tidak mengesampingkan sumber daya yang dimiliki untuk pengembangan dimasa yang akan datang.

(14)

Untuk itu pengembangan Pengembangan fasilitas penunjang pariwisata dilakukan dengan memperhatikan tiga aspek penting yaitu keberlanjutan ekonomi, lingkungan dan budaya sebagai sumber daya penting dalam pengembangan kepariwisataan. Program pengembangan yang dapat dilakukan antara lain:

7.3.2.1 Peningkatan Kualitas Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat vital dalam pengembangan pariwisata. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan karena pariwisata akan memerlukan waktu yang sangat lama untuk dikembalikan seperti sediakalanya. Terdapat beberapa program pelaksanaan yang dapat dilakukan dalam mencegah timbulnya kerusakan atau memelihara kelestarian lingkungan dengan adanya pariwisata yaitu:

1. Melakukan pengawasan pembuangan sampah di kawasan barat Pulau Nusa Penida.

Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Nusa Penida tidak hanya memberikan keuntungan bagi daerah ini tetapi dapat juga memberikan dampak negatif yaitu dengan membuang sampah dengan tidak pada tempatnya. Oleh sebab itu, upaya yang penting dilakukan adalah pengawasan yang ketat akan sampah yang ada di pulau ini.

Berbagai upaya telah dalam penanganan sampah khususnya di kawasan barat Pulau Nusa Penida baik itu dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta, namun hal yang tidak kalah penting yaitu membangun budaya masyarakat yang ramah lingkungan yang dapat dilakukan melalui tindakan pengawasan, pembinaan dan

(15)

pengelolaan lingkungan hidup baik dari unsur pemerintah maupun masyarakat. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:

a. Perlunya tindakan pemerintah untuk mensosialisasikan Undang-undang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) kepada masyarakat dan industri, termasuk larangan dan sangsi bagi siapa saja yang jelas-jelas melakukan perusakan lingkungan.

b. Adanya tindakan tegas dari pemerintah terhadap industri yang membuang limbahnya ke laut tanpa proses pengelolaan yang memadai.

c. Mengadakan berbagai penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya ramah lingkungan. Penyuluhan perlu dilakukan secara terus menerus secara langsung maupun tidak langsung melalui media masa baik media masa cetak maupun media masa elektronik.

d. Membangun system daur ulang sampah organic dan non organic sehingga dapat mengurangi pencemaran.

2. Pemeliharaan dan reboisasi

Secara umum pemeliharaan diharapkan dilakukan secara berkelanjutan dan efektif artinya menyediakan saran penunjang untuk menjaga kebersihan lingkungan seperti tempat sampah organik dan non organik. Kerja bakti atau gotong royong dapat dilakukan oleh masyarakat atau stakeholder lainnya merupakan sebuah bentuk tanggung jawab masyarakat pada alam.

(16)

Hal ini dapat digunakan sebagai salah satu ajang edukasi pada daya tarik yang ada. Reboisasi yang dimaksudkan adalah memberikan peremajaan dan penanaman kembali pada lahan atau pohon yang telah mengalami kerusakan.

7.3.2.2 Peningkatan Kualitas Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat

Kehidupan sosial dan budaya masyarakat di kawasan barat Pulau Nusa Penida harus dapat semakin ditingkatkan. Dalam hal ini strategi atau program yang dapat dilaksanakan untuk mencapai hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan budaya lokal menjadi salah satu daya tarik

Keberlanjutan dan keberlangsungan budaya menjadi sebuah keharusan untuk tetap pula menjaga keberlanjutan pariwisata. Budaya yang dimaksudkan adalah selain tradisi dan adat adalah sikap dan tingkah laku masyarakat Pulau Nusa Penida yang sangat ramah dalam menerima kunjungan dari wisatawan manapun.

2. Penyesuaian aturan kehidupan adat istiadat masyarakat dengan perkembangan waktu. Kehidupan sosial masyarakat Nusa Penida diatur dalam awig-awig disetiap Desa Adat. Aturan ini sudah semestinya disesuaikan dengan perkembangan jaman namun tidak mengubah nilai dasar dari adat-istiadat tersebut. Dalam artian kehidupan sosial yang diatur dalam adat-istiadat tersebut tidak lagi mengatur secara ekstrem atau otoriter namun semakin fleksibel demi perkembangan kehidupan sosial masyarakat Pulau Nusa Penida pada umumnya.

(17)

7.3.2.3 Peningkatan Perekonomian Masyarakat

Peran serta masyarakat dapat dengan adanya manfaat yang diperoleh dari pengembangan daya tarik wisata baik secara langsung maupun tidak langsung melalui terbukanya kesempatan kerja dan usaha jasa wisata yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.

Manfaat yang dirasakan masyarakat terhadap pengembangan kepariwisataan akan menggugah keterlibatan masyarakat sehingga mereka mau ikut berperan di dalamnya, baik secara aktif maupun pasif. Pengembangan daya tarik wisata diharapkan memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat setempat.

Pemerintah dan pengelola daya tarik wisata kawasan barat Pulau Nusa Penida harus dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan berbagai usaha guna meningkatkan perekonomian masyarakat serta mendukung pengembangan daya tarik wisata di kawasan ini. Beberapa hal kiranya dapat dilakukan antara lain:

1) Pemerintah membantu memberikan kemudahan untuk mendapatkan pinjaman modal usaha kepada masyarakat yang ingin membuka usaha. Hal ini agar secara tidak langsung dapat merangsang minat masyarakat untuk berwirausaha khususnya kepada masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

2) Pemerintah dan para pelaku pariwisata bekerja sama untuk memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai usaha apa saja yang bisa

(18)

dilakukan untuk menangkap peluang yang ada, yaitu bisa dengan membuka usaha art

shop, rumah-rumah makan yang lebih professional baik itu tempat.

3) Memberikan pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat agar mereka dapat menjadi pemandu/guide bagi wisatawan yang datang dan berbagai peluang lainnya yang perlu digali secara terus menerus namun tetap memperhatikan aspek keberlanjutan sumber daya.

7.3.3 Program Pengembangan dari Strategi WO (Weakness Opportunity)

Tujuan dari program pemasaran adalah untuk memasarkan produk-produk wisata yang terdapat Pulau Nusa Penida. Program-program yang dihasilkan adalah:

7.3.3.1 Program promosi.

Promosi dilakukan dengan melihat tipe wisatawan dan minat wisatawan yang akan menjadi terget pasar. Hal ini didasarkan atas jenis pariwisata yang tersedia di kawasan barat Pulau Nusa Penida. Promosi dilakukan dengan upaya-upaya yaitu:

1. Promosi kepada biro-biro perjalanan wisata (BPW) dan promosi melalui hotel-hotel serta promosi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung promosi yang dilakukan pihak pemerintah dapat berupa pencetakan brosur, booklet dan sejenisnya serta membuat calender of event yang tepat dan lengkap.

2. Memperkenalkan dan mempromosikan produk wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida melalui event-event penting seperti: Nusa Dua Festival dan Bali

(19)

Arts Festival serta aktif mengikuti pameran pariwisata dan melakukan promosi

melalui media elektronik seperti internet, televisi, dan stasiun radio yang dapat dijangkau di seluruh Indonesia, seperti RRI nasional, dan radio swasta radio swasta serta menyiapkan bahan-bahan promosi, seperti iklan, brosur, booklet. 7.3.3.2 Penyediaan Tourist Information Center (TIC)

Penyediaan Tourist Information Center (TIC) sebagai salah satu solusi untuk membantu wisatawan dalam mencari segala informasi kepariwisataan khususnya kepariwisataan kawasan barat Pulau Nusa Penida. Selain memberikan pelayanan informasi kepada wisatawan dan masyarakat, keberadaan dari TIC ini juga membantu para pengusaha kepariwisataan dalam mempromosikan produk mereka dengan menaruh brosur-brosur yang akan didistribusikan kepada wisatawan yang akan berkunjung ke TIC

7.3.4 Program Pengembangan dari Strategi WT (Weakness Threat)

Dari strategi WT, program yang dirumuskan yaitu:

7.3.4.1 Program Pengembangan Kelembagaan dan Peningkatan SDM di Bidang Pariwisata

Tujuan dari program pengembangan kelembagaan adalah untuk membentuk lembaga pengelola pariwisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida. Program peningkatan SDM di bidang pariwisata bertujuan untuk meningkatkan SDM masyarakat lokal di bidang pariwisata dan menciptakan kondisi sadar wisata. Hal ini

(20)

penting karena keberlanjutan daya tarik wisata ditentukan oleh peran serta masyarakat lokal dalam menjaga dan mengelola daya tarik wisata di tempat mereka. Dengan demikian program-program yang dihasilkan meliputi:

a. Pembentukan kelembagaan pengelola pariwisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida. Pemerintah berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi kebutuhan pengembangan pariwisata di pulau ini. Pemerintah juga berperan sebagai regulator yang membantu masyarakat untuk membuat regulasi berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata di pulau ini.

b. Kelembagaan pariwisata yang telah dibentuk bekerja sama dengan pihak terkait yang berkompeten untuk membuat beberapa peraturan mengenai pengelolaan daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida, seperti:

1. Pengaturan retribusi harus jelas misalnya jumlah dana yang di kumpulkan dari tamu dan speed boat dan kapal wisata.

2. Peraturan yang berisi kode etik bagi wisatawan, pengelola dan pelaku usaha yang sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya dan tradisi setempat seperti memasuki areal pura /tempat suci wajib menggunakan selendang, larangan untuk tidak memasuki areal tempat suci bagi wisatawan perempuan yang la mentruasi, tidak boleh menyentuh benda – benda yang diskralkan oleh masyarakat setempat.

3. Pengaturan tentang pembagian keuntungan yang diperoleh untuk keperluan konservasi dan pemerataan pendapatan bagi seluruh masyarakat, misalnya

(21)

dana yang diperoleh baik dari dana retribusi dan sumbangan lainnya harus di bagikan pada masyarakat (dana untuk upacara keagamaan) dan pembuatan

Morin Bay yang berfungsi untuk mengikat Jangkar speed boat agar tidak

menaruh jangkar sembarangan tempat, karena dapat menyebabkan ekosistem terumbu karang rusak.

c. Pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM pariwisata masyarakat di pulau ini. Pelatihan dan pendidikan yang dapat diberikan adalah:

1. Pendidikan dan pelatihan bahasa asing, seperti bahasa Jepang, Belanda, Jerman dan Inggris.

2. Pendidikan dan pelatihan pemandu wisata umum dan pemandu wisata khusus seperti pemandu diving .

3. Pendidikan dan pelatihan pengelolaan keuangan dan manajemen pariwisata. 4. Pendidikan dan pelatihan pembuatan souvenir dan cinderamata.

5. Pendidikan dan pelatihan kuliner.

d. Melakukan penyuluhan kepariwisataan (sadar wisata) agar penduduk masyarakat Nusa Penida mengerti dan dapat menerima pengembangan pariwisata di pulau ini. e. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan pariwisata untuk mengembangkan SDM penduduk lokal di bidang pariwisata.

f. Bekerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi lokal untuk melakukan penelitian-penelitian terkait dengan pelestarian (konservasi alam) di pulau ini, seperti penelitian dan pengembangan terumbu karang.

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah puji syukur kami selalu panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami masih diberi kesehatan untuk melakukan

kekakuan statis dan kepatuhan statis, ini memungkinkan untuk mengkarakterisasi menguras energi (dengan cara yang sama yang impedansi dan admittanc menentukan menguras daya) pada

Hasil penelitian sebagian besar suami mendukung dalam pemberian ASI ekslusif, hal ini dikarenakan suami dari responden dapat memuji istrinya jika istrinya

Analisis deskriptif komparatif tentang pola penggunaan dan biaya obat antihipertensi menurut kelas perawatan menunjukkan bahwa pola penggunaan obat antihipertensi pada tiap

Penduduk di Desa Bunga Mekar sudah menggunakan PLN sebagai sarana penerangan rumah tangga, namun masih ada beberapa warga yang belum dapat mengakses penerangan dari PLN karena

Sepanjang penelitian, penulis menemukan beberapa hal yang menjadi informasi bahwa peran bimbingan penyuluhan Islam di Unit Rehabilitasi Sosial “Mandiri” Semarang II

Sampai akhir abad ke-10 M orang-orang Rusia masih menyembah berhala. Rusia jatuh ke tangan Islam di bawah pimpinan panglima Qutaibah bin Muslim pada masa Khalifah Walid bin Abdul

Yulia Agustin (Agustin, 2011) meneliti tentang “Kedudukan bahasa Inggris sebagai Bahasa Pengantar dalam Dunia Pendidikan” tahun 2011. Yulia menyimpulkan bahwa bahasa