• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOMINASI DALAM PERSPEKTIF TEORI KRITIS. I.Ginting Suka Jurusan Antropologi Fakultas Sastra Unud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DOMINASI DALAM PERSPEKTIF TEORI KRITIS. I.Ginting Suka Jurusan Antropologi Fakultas Sastra Unud"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Jurusan Antropologi Fakultas Sastra Unud Abstract

The form of domination, according to social science, is esteemed to have a great influence on social structure. This opinion is supported by Karl Marx and Max Weber when they notice the various existence of domination in modern society as it is embodied in bureaucracy system, market law, assertive culture, technology and science, ideology, and even philosophy. This thought raises a special way of thinking called Frankfurt School. The meaning of domination, in critical theory perspective, is a power outside human body that is very influential in controlling all of human activities, behaviors, and ways of thinking. At the same time men accept it willingly and they are ignorant of the fact. The meaning of domination and its way out proposed by critical analysis perspective can be very helpful for Indonesian society to sharpen its norms of humanism. So that it becomes more dynamic and as far as this nation development leads to industrialization, this country cannot neglect the analysis of this Critical Theory.

Keywords: domination, bureaucracy, emancipatory, transformation.

1. Pendahuluan

Teor krts adalah sebutan untuk orentas teorets tertentu yang bersumber dar Frederck Hegel dan Karl Marx, dsstematsas oleh Horkhemer dan sejawatnya d Insttut Peneltan Sosal d Frankfurt, dan dkembangkan oleh Jurgen Habermas. Secara umum istilah ini merujuk pada elemen kritik dalam filsafat Jerman yang dmula dengan pembacaan krts W.F. Hegel terhadap Immanuel Kant. Secara lebh khusus, teori kritis terkait dengan orientasi tertentu terhadap filsafat yang dilahirkan d Frankfurt. Sekelompok orang yang kemudan dkenal sebaga anggota Mazhab Frankfurt adalah teorets yang mengembangkan analss tentang perubahan dalam masyarakat kaptals Barat, yang merupakan kelanjutan dar teor klask Karl Marx. Beberapa tokoh teor krts generas pertama adalah Max Horkhemer, Theodor Wiesengrund Adorno (pakar musik, sastrawan, psikolog dan filosof), Friedrich Pollock (pakar ekonom), Erch Fromm (pakar pskoanalss Freud), Karl Wttfogel (snolog), Leo Lowenthal (pakar sosolog), Walter Benjamn (pakar krtk sastra), Herbert Marcuse (murd Hedegger yang mencoba menggabungkan fenomenolog dan marxsme, yang juga selanjutnya Marcuse menjad “nab” gerakan New Left d Amerka).

Setelah berpndah ke Amerka Serkat karena dbubarkan oleh kaum Naz, para anggota Mazhab Frankfurt menyakskan secara langsung budaya meda yang mencakup film, musik, radio, televisi, dan budaya massa lainnya. Pada saat itu, di

(2)

Amerka produks meda hburan dkontrol oleh korporas-korporas besar tanpa ada campur tangan negara. Hal n memunculkan budaya massa komersal, yang merupakan cr masyarakat kaptals dan kemudan menjad fokus stud budaya krts. Horkhemer dan Adorno mengembangkan dskus tentang apa yang dsebut ndustr kebudayaan yang merupakan sebutan untuk ndustralsas dan komersalsas budaya d bawah hubungan produks kaptals. Tokoh lan yang kemudan menjad dentk dengan teor krts adalah Jurgen Habermas. Da bergabung dengan Insttut Peneltan Sosal d unverstas Frankfurt, yang ddrkan kembal oleh Horkhemer dan Adorno, pada dekade pasca perang duna kedua.

Cr khas Teor Krts alah bahwa teor n tdak sama dengan pemkran filsafat dan sosolog tradsonal. Sngkatnya, pendekatan teor n tdak bersfat kontemplatf atau spektulatf murn. Pada ttk tertentu, teor krts memandang drnya sebaga pewars ajaran Karl Marx, sebaga teor yang menjad emanspators. Selain itu, tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan dan menata tetap juga teor krts mau mengubah realtas sosal. Tujuan teor krts adalah menghlangkan berbaga bentuk domnas dan mendorong kebebasan, keadlan dan persamaan. Teori ini menggunakan metode reflektif dengan cara mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau nsttus sosal, poltk atau ekonom yang ada, yang cenderung tdak kondusf bag pencapaan kebebasan, keadlan, dan persamaan. Maksud dan tujuan teor krts alah membebaskan manusa dar seluruh bentuk domnas. Adalah kekhasan teor krtk modern bahwa teor tersebut bertolak dar de dasar Karl Marx, tetap sekalgus mennggalkan Marx, serta menghadap masalah-masalah masyarakat ndustr maju secara baru, kreatf, untuk masa sekarang dan yang akan datang (Marcuse, 1964 : 257).

Sementara tu, art dan bentuk domnas yang berkembang d masyarakat hadr dalam rupa yang sangat varatf. Domnas dapat berupa sstem brokras, hukum pasar, bentuk-bentuk kebudayaan yang memaksakan, lmu pengetahuan, deolog, bahkan filsafat. Dominasi itu disadari atau tidak disadari telah melahirkan disorientasi nla, penympangan eksstens, alneas, budaya tunggal yang mematkan budaya pluralsme, memusnahkan budaya mnortas. Sngkatnya domnas meletakkan manusa pada ttk nadr terrendah dalam nla-nla kemanusan.

Art domnas dalam prespektf teor krts adalah suatu kekuasaan yang palng domnan, berasal dar luar dr manusa, sangat mempengaruh dan turut mengatur seluruh aktvtas dan kegatan berpkr serta tngkah laku manusa, sementara manusa menermanya tanpa landasan kesadaran yang utuh. Pemahaman terhadap art domnas dan jalan keluar yang dtempuh dar perspektf alran krts dapat membantu masyarakat untuk mempertajam kadah-kadah kemanusaannya yang lebh dnams dan sejauh pembangunan d Indonesa menuju masyarakat ndustral,

(3)

modern, maka selama tu pula teor krts menjad relevan untuk ddskursuskan d tataran lmah.

Tujuan penulsan n alah pertama, ngn mendeskrpskan secara sngkat art dan bentuk-bentuk domnas yang danalss oleh Karl Marx, Max Weber dan Herbert Marcuce serta Jurgen Habermas salah seorang pernts mazhab Frankfurt, tentu saja tanpa ada maksud mengesampngkan analss-analss mereka dalam lngkup kajan lannya. Sesungguhnya ada semangat yang sama d antara tokoh-tokoh tersebut, yatu pada pengembalan harkat dan martabat kemanusaan yang selama n jatuh ke ttk nadr akbat domnas. Para tokoh ngn melepaskan domnas dan menggantkannya dengan bentuk semangat krts, prakss kesadaran kemanusaan yang utuh berpartspas sosal dan kebulatan tekat untuk emanspas. Kedua, untuk melhat relevans domnas dar kacamata teor krts atas persoalan yang dhadap oleh masyarakat dan bangsa saat n d era reformas dan keterbukaan.

2. Karl Marx : Dominasi Kelas

Karl Marx lahr d Jerman pada tahun 1818, da adalah seorang keturunan Yahud. Menurut analss Marx, apa yang terjad d masyarakat dan sejarah adalah para pekerja dengan peralatan kerjanya hanya untuk mengolah sumberdaya alam. D dalam masyarakat maka peralatan, para pekerja, dan pengalaman kerja tersebut merupakan kekuatan produks masyarakat, sedangkan hubungan antarpekerja dalam proses produks merupakan hubungan produks. Jka kekuatan produks berubah, maka hubungan produks juga berubah. Dalam praktk hubungan produks nlah art dan bentuk domnas dtemukan dalam bentuk kekuasaan antara pemlk modal d satu phak dan kaum buruh d phak lan. Masng-masng cara produks dcrkan oleh hubungan produks yang esensnya bersfat eksplotatf, yakn antara para produsen surplus ekonom dan kelompok pekerja. Surplus ekonom tersebut menjadkan mereka kelompok borjus dan kelompok pekerja proletar semakn terpojokkan. Dem untuk mengakumulas keuntungan dan memenangkan persangan pasar, maka pemlk modal memeras kelompok pekerja yang menggantungkan hdupnya dar bekerja. Pekerjaan kaum buruh d dalam pabrk pemlk modal sangatlah tidak manusiawi dan terjadi operesi. Ketika kaum buruh telah dimodifikasi para kaptals yang membel tenaga kerja mereka memandangnya secara nstrumental saja. Buruh dpandang tdak lebh sekadar tangan ketmbang sebaga manusa utuh dan kontrbusnya hanya danggap sebaga faktor produks kaptalsme (Marx, 1964: 2-15). D Indonesa contohnya adalah buruh sstem kontrak yang membuat buruh tdak berdaya dan takut pada pemlk modal, sehngga kemanusaannya menjad padam.

(4)

Domnas kelas yang terjad dalam masyarakat selanjutnya melahrkan bentuk domnas baru berupa domnas deolog yang sengaja dcptakan oleh kelas domnan. Menurut pendapat Gddens (1986:50), Karl Marx mendeskrpskan bahwa ketka kelas-kelas domnan dalam masyarakat mengembangkan dan mengambl alh bentuk-bentuk deolog yang mengabsahkan domnasnya, maka pada saat yang sama kelas domnan tersebut mempunya kendal atas sarana produks ntelektual, sehngga secara umum, gagasan phak yang tdak mempunya sarana produks ntelektual menjad terakomodas oleh sarana tersebut. Akhrnya, kesadaran dalam masyarakat dtentukan oleh kelas domnan. Lebh lanjut Marx menla bahwa kesadaran tu berakar dar prakss manusa yang pada glrannya bersfat sosal. Inlah yang dkatakannya, bahwa bukan kesadaran yang menentukan eksstens seseorang, tetap kehdupan sosallah yang menentukan kesadaran mereka. Pandangan n banyak mendapat krtkan, tetap yang mau dkatakan Marx adalah bahwa hakekat manusa adalah makhluk sosal.

Selanjutnya dalam refleksinya Marx juga mengatakan bahwa selalu ada kecenderungan dalam sstem ekonom kaptals mengarah pada kehancuran, bukan lag terfokus pada perjuangan kelas, tetap dar seg hukum kenyataan ekonom sstem kaptals tu sendr ( Gddens, 1986:67 dan Sndhunata, 1983:157). Domnas bag Marx harus dhapuskan secara total dengan bentuk prakss revolusoner yang dlakukan oleh kaum pekerja secara ntelektual.

3. Max Weber: Dominasi Birokrasi

Max Weber kelahran Erfurt d Thurnga, Jerman pada tahun 1864. Ia mahaguru d unverstas Berln, Freburg dan Hedelberg dalam bdang hukum dan ekonom. Weber telah dcemaskan oleh proses rasonalsas dan brokratsas masyarakat modern, yang dkatakannya telah membelenggu otonom masyarakat modern.

Salah satu kontrbus Weber yang sangat terkenal terhadap lmu sosal khususnya sosolog, yatu analss klasknya mengena brokras modern sebaga salah satu bentuk organsas sosal yang palng rasonal, yang secara tekns drancang sangat efisien. Namun, masyarakat modern yang dikendalikan birokrasi sering mengalam aspek paradoksal dalam brokras yang tdak rasonal. Aspek paradoksal tu sepert monopol nformas, kejahatan brokras dan tendens (Weber 1974, 224-233). Aspek tersebut mengakbatkan ndvdu dalam poss yang rendah dalam suatu organsas brokras, yang menjadkan tdak sadar bagamana kontrbusnya apabla dhubungkan dengan rbuan orang lannya, dalam suatu sstem kegatan yang salng berkatan dan sangat terorgansas secara rasonal. Akhrnya, brokras

(5)

menjad bentuk domnas baru dalam masyarakat, hal tu bermula dar kekuasaan yang berada dalam jalur brokras tersebut.

Selanjutnya Weber mendefinisikan dominasi secara spesifik, yakni yang mengacu kepada kasus-kasus pemaksaan kekuasaan, tatkala seseorang pelaku menuruti perintah spesifik yang dikeluarkan orang lain. Menawarkan bentuk-bentuk hadah, penghargaan, materl, kehormatan sosal, merupakan bentuk-bentuk palng meresap dar katan yang mengkat antara pengkut dan pnpnan. Dtambahkan bahwa telah terjad domnaas dalam organsas brokras yang berskala besar. Weber memandang bahwa birokrasi sudah tidak lagi efisien, akan tetapi menghasilkan korban yang bersfat pskologs atau emosonal. Ikatan kesetaan prbad yang member art dan tujuan hdup d masa lampau drusakkan oleh mpersonaltas brokras. Kepuasan dan kesenangan mencetuskan perasaan secara spontan dtekan oleh tuntutan taat pada spesalsas sempt, rasonal dan sstemats dalam sebuah kantor brokras. Sngkatnya, logka efesens telah menghancurkan perasaan dan emos manusa secara sstemats (Weber, 1947: 224-233).

Suatu cr yang utama dalam brokras adalah keteraturan. Setap brokras harus menghaslkan sebuah sstem kategor yang dapat memberkan tempat pada segala sesuatu d dalam yurdks tertentu, serta dapat menjad refrens untuk menangan segala sesuatu. Karena admnstras brokras berlangsung kontnyu dalam jangka waktu tertentu, maka sstem kategor n berkembang. Ada superortas (superiority) brokras yang memandang kesemestaan persoalan sebaga hal kacau balau, tdak tersstematsas, bsu menant untuk dubah menjad keadaan tertb, yang menembus berkat adanya admnstras. Akhrnya, brokras menghaslkan suatu gaya taksonomk (sfat tergolong-golong), yang memungknkan terbawa atau menjalar secara berhasl ke dalam lngkungan kehdupan sosal lannya. Selanjutnya, yang lebh fatal lag adalah brokras kurang bersfat menstmulus tmbulnya fantas kreatif dan cenderung memfiksasi daripada menginovasi. Weber mengatakan bahwa kekuasaan yang bak alah bersfat tradsonl, kharsmatk, legal dan rasonal, sebaga kemungknan bahwa seorang pelaku akan mampu mewujudkan gagasannya sekalpun dtentang orang lan, dengan sapa pelaku tu berada dalam hubungan sosal.

4. Herbert Marcuse : Dominasi Teknokratis

Herbert Marcus lahir di Berlin pada tahun 1898, adalah guru besar filsafat poltk d kampus San Dego, Unverstas Calforna. Ia menjad salah satu anggota Insttut Sosal d Frankfurt, menjelang Htler berkuasa (1932) Marcus mennggalkan Jerman lar ke Calforna, Amerka Serkat.

(6)

Herbert Marcus adalah orang yang palng vokal dalam menla masyarakat modern sebaga suatu masyarakat yang tdak sehat. Stuas masyarakat ndustr maju dlukskannya sebaga masyarakat berdmens satu. Marcuse banyak dpuja oleh kaum muda mahasswa dan menjad nab bag kelompok The New Left. Kelompok n bukan merupakan organsas, melankan suatu perasaan atau suasana yang smpat pada apa saja yang berbau kr dan menentang establishment ( Magns Suseno, 1983: xv).

D dalam tulsannya, Marcuse banyak mengkrtk masyarakat ndustr maju dengan teknologsas (teknokratsme) yang membawa dampak kepada problematka dehumansas. Manusa pada masyarakat modern tanpa sadar telah ddomnas oleh teknolog modern yang mencptakan manusa menjad pasf berkarya dan tdak krts terhadap konds sosalnya serta reseptf atau menerma apa yang ada. Domnas teknolog dalam masyarakat telah terpapar sedemkan rupa, sehngga tdak lag drasakan dan dsadar sebaga sesuatu yang tdak wajar. Marcuse mengatakan: the industrial society which makes technology and science its own is organized for the ever-more-effective domination of man and nature, for the ever-more-effective of its resources (Marcuse, 1964:17).

Bag Marcuse masyarakat ndustr modern adalah masyarakat yang tdak sehat. Mengapa? Karena masyarakat tersebut merupakan masyarakat berdmens satu, yakn segala seg kehdupannya darahkan pada satu tujuan saja, yatu keberlangsungan dan penngkatan sstem yang telah ada, tdak lan adalah sstem kaptalsme yang dtopang oleh sstem teknolog komunkas dan nformas ( J. Sudarmnta, 1982:123).

Marcuse juga mengkrtk masyarakat modern yang hanya bersfat One Dimensional dan hal n tampak dalam semua aspek, yakn lmu pengetahuan, seni, filsafat, pemikiran sehari-hari, sistem politik, ekonomi dan teknologi. Manusia modern kehlangan daya dan prnsp krts. Masyarakat modern, bak manusa maupun benda dreduks menjad sesuatu yang fungsonal saja, terlepas dar substans dan otonomi. Prinsip kritis tersebut diambil dari konsep-konsep filsafat yang memungknkan orang memaham kebebasan, kendahan, akal bud, kegembraan hdup dan lan sebaganya. Pada zaman masyarakat modern n manusa perlu kembal kepada konsep kebenaran sebaga kenyataan tu sendr. Konsep kebenaran yang dmaksud Marcuse bersfat normatf, mengatas taraf emprs dan taraf logka formal dar Arstoteles (Marcuse, 1964: 127-130).

Menurut Marcuse dalam masyarakat zaman n, manusa memang tdak lag d domnas atau dkuasa oleh manusa sepert yang terjad d zaman Karl Marx, akan tetap d zaman n manusa d domnas oleh sesuatu yang anonym, yakn sstem teknolog yang totaltas dan mencengkeram segenap kenyataan alamah dan sosal

(7)

manusa. (Marcuse, 1964:154-156). Sebagamana Adorno dan Horkhemer, maka Marcuse berbcara mengena apa yang dsebutnya rasonaltas teknologs, sebaga karakter rasonaltas zaman n. Rasonaltas teknologs adalah karakter rasonaltas jaman n, demkan dungkapkannya.

Dalam analss lan, maka Marcuse menggambarkan bagamana kebebasan dapat menjad alat domnas. Dalam hal n, Marcus berbcara mengena tolerans represf, ketka oposs dalam masyarakat dber kekuasaan untuk melontarkan protes, tetap karena masuk dalam sstem teknologs, maka akhrnya bentuk protes dar oposs tu menjad alat hburan dan lelucon saja. Msalnya, kaum mskn memprotes pemerntah karena baya penddkan sangat mahal sehngga anaknya tdak dapat sekolah, maka protesnya menjad hambar dan menjad tontonan d meda massa, karena sudah masuk ke dalam sstem teknolog nformas, yatu meda televs yang acapkal djadkan sarana hburan saja. Kemsknan dpertontonkan setap har sehngga masyarakat menjad kebal, tdak peka dan menjad hburan penambah nformas saja tanpa bernat membantu mencar solusnya. Contoh lan, yatu kekerasan yang selalu dpertontonkan d meda massa, akhrnya kekerasan sebaga sumber nformas dan hburan semata-mata bukan sebaga kejahatan kemanusaan yang mengganggu kenyaman hdup manusa. Oposs d dalam sstem dbarkan saja sejauh tdak menjad oposs terhadap sstem teknologs tersebut.

Lenyapnya negas atau perlawanan terhadap domnas sstem teknologs merupakan cr dalam seluruh zaman sekarang yang melput bdang sosal, poltk, budaya, kesenan, ekonom dan lmu pengetahuan. Karena tu, masyarakat menjad satu dmens, seluruh dmens kehdupan mengarah ke satu tujuan saja, yatu menjaga kelangsungan sstem teknologs yang telah menjad penguasa tunggal dan total mendomnas. Untuk tu, Marcus menawarkan kepada kehdupan manusa modern untuk tdak menyerahkan kemanusannya kepada sstem teknolog, yang membuat manusa sebaga budak teknolog tanpa ada usaha kreatf dan nnovas dar manusa.

5. Jugen Habernas : Dominasi Budaya

Jurgen Habermas dlahrkan pada 18 Jun 1929 d Dusseldorf. Da dbesarkan d lngkungan Protestan d mana kakeknya adalah drektur Semnar d Gummersbach. Belajar d unverstas Gottngen dan Zurch, Habermas merah gelar doktor d bidang filsafat dari universitas Bonn pada tahun 1954 dengan disertasi berjudul: Das Absolute und die Geschichte Von der Zwiespältigkeit in Schellings Denken (Yang Absolut dan Sejarah: Tentang Kontradks dalam Pemkran Schellng). Pada tahun 1956, Habermas belajar filsafat dan sosiologi di bawah bimbingan teoritisi kritis

(8)

Max Horkhemer dan Theodor Adorno d Insttut Peneltan Sosal Frankfurt. Sesungguhnya istilah hegemoni budaya adalah konsep filosofis dan sosiologis, berasal oleh filsuf Marxis, yaitu Antonio Gramsci bahwa masyarakat budaya-beragam dapat d kesampngkan atau ddomnas oleh salah satu kelas sosal. In adalah domnas dar satu kelompok sosal atas yang lan, msalnya kelas penguasa atas semua kelas lannya. Teornya mengklam bahwa de-de kelas penguasa mula dlhat sebaga norma, mereka dpandang sebaga deolog unversal, danggap menguntungkan semua orang, namun sebenarnya hanya menguntungkan kelas penguasa.

Sementara art dan bentuk domnas menurut Habermas dapat djumpa dalam pandangannya mengenai proses saintifikasi (pengilmiahan). Habermas menjelaskan bahwa kebudayaan lmah masyarakat ndustr maju, rset, teknolog, produks dan admnstras jaln menjaln menjad sebuah sstem yang salng tergantung. Sstem tersebut kemudian menjadi basis kehidupan manusia modern dalam arti harafiah (Habermas, 1990:347-348). Hubungan manusa dengan sstem tersebut menjad aneh. Hubungan tu bersfat ntm sekalgus mengasngkan. Manusa modern hdup dalam jarngan organsas dan rangkaan barang konsums, sstem teknolog dan admnstras menjad kebutuhan hdup yang menentukan. Namun, d lan phak, sistem tersebut tertutup bagi pengetahuan dan refleksi bagi manusia. Dalam hal n, ada sebuah paradoks yang dlhat oleh Habernas, yakn semakn pertumbuhan masyarakat tu dtentukan oleh rasonaltas, semakn kurang berakar dalam pengetahuan dan kesadaran warganya (Habermas, 1975: 68-70).

Habermas melhat bahwa muncul suatu dogmatsme baru, bukan berasal dar lmu pengetahuan dan teknolog, tetap bersumber dar pemutlakan dmens tekns pada bdang sosal dan budaya lannya. Apabla dtafsrkan, d snlah art domnas dalam pandangan Hebermas, agaknya raso tdak lag dpaham sebaga kemampuan kogntf manusa untuk membebaskan dr dar dogmatsme, melankan sebaga kemampuan kogntf memanpulas alam secara tekns.

Habermas sangat krts terhadap masyarakat maju, karena d sn manusa tdak sepenuhnya memanfaatkan kemampuan belajar yang secara kultural terseda bag manusa, melankan menyerah pada sebuah pertumbuhan komplekstas yang tdak terkendal. Komplekstas tersebut tdak hanya melampau bentuk kehdupan tradsonal, tetap menyerang nfrastruktur komunkatf dalam kehdupan yang telah drasonalsaskan secara luas. Karena tu, teor krts harus krts terhadap pendekatan sosal-budaya lmah, yang tdak mampu menjelaskan paradoks rasonalsas masyarakat, karena pendekatan tulah menjadkan sstem sosal-budaya yang kompleks sebaga objek, yang hanya dlhat dar satu sudut pandang abstrak, tanpa memperhtungkan hstorstas bdang objek tersebut. Teor krts menurutnya

(9)

dlakukan untuk mengarahkan perkembangan poltk, lmu pengetahuan, sosal dan budaya kepada sebuah cta-cta unversal yang melandas prakss sosal yatu masyarakat komunkatf.

6. Relevansi Teori Kritis Bagi Pembangunan Bangsa Indonesia

Bangsa Indonesa yang beragam agama, kepercayaan, dan budaya dapat saja dikerdilkan oleh konflik karena dorongan untuk mencapai dominasi, yang dlakukan oleh sebagan elte oportuns d neger n. Elte poltk berebut kekuasaan politik yang dapat dicapai melalui konflik dan di fihak kelompok berbeda berusaha mempertahankannya. Pada saat n, kecenderungan alans dalam poltk domestk mirip dengan aliansi militer antarnegara. Politik bagi yang sedang berkonflik hanyalah soal bagamana mendapatkan kekuasaan, tetap tdak pernah memkrkan bagamana kekuasaan tu dmanfaatkan untuk kemajuan bangsa. Sfat yang tampak dar para polts adalah kesombongan kelompok penguasa dan pamer kekayaan, keangkuhan teknologis, pemanfaatan birokrasi untuk mencari keuntungan finansial bahkan korups, mengarahkan masyarakat ke satu pntu tujuan kehdupan budaya tanpa mau mendengar dan melhat keberagaman nla dalam masyarakat. Pada dasarnya krtk terhadap perlaku elte poltk sepert tersebut d atas telah menjad bahan kajan tajam oleh Marx dan Weber, yang juga menjad perhatan serus oleh Marcus dan Habernas.

Dalam mempelajar relevans teor krts dalam konteks Indonesa, perlu dcar kemungknan aplkasnya yang dapat mengupas permasalahan pembangunan bangsa secara holstk. Sebaga contoh, masyarakat Indonesa sedang melakukan pembangunan menuju masyarakat madan (civil society), sangatlah tepat mengaplkaskan teor krts dar ke empat tokoh yang telah durakan d atas. Teor-teor modernsas yang cenderung pada pendekatan struktural-fungsonalsts berparadgma postvsts banyak dpaka d Indonesa, bahkan dterapkan dalam kebjakan pembangunan sosal ekonom, acapkal dengan skap ahstors dan berpretens objektvts. Pendekatan yang cenderung memusatkan dr pada pemekaran dan ntervens sstem brokras dan ekonom modern tersebut lepas dar kontrol aspek soso-kultural yang sesungguhnya. Kekuasaan mengubah wajahnya secara lebh rasonal dalam bentuk modal atau kaptal dan brokras telah merambah jauh ke dalam sstem sosal budaya tanpa kendal, bahkan sudah sampa ke ranah komunkas dan relas antar masyarakat.

Melalu pemkran keempat tokoh tersebut dtemukan adanya suatu bentuk kesesuaan dar krtk mereka terhadap kehdupan sosal, yang dapat dpnjam untuk darahkan sebaga pertanyaan mendasar bag proses perjalanan bangsa. Krtk dalam

(10)

hal n memnjam stlah Habernas, berkatan dengan proses pembentukan dan penngkatan dr manusa dan masyarakat menuju ke taraf kedewasaan. Selanjutnya, pertanyaan dan skap ktrs terhadap domnas dapat lebh menyadarkan kta bahwa konds opresf tersebut dapat mereduks manusa menjad benda dan objek semata-mata. Keadaan n sangat tdak menguntungkan bag pembangunan bangsa yang ngn membangun demokras, komunkas, emanspas dan kebebasan yang bertanggung jawab.

7. Simpulan

D dalam duna kelmuan, khususnya lmu sosal dan humanora, dalam banyak hal sangat berhutang bud kepada keempat tokoh: Karl Marx, Marx Weber, Herbert Marcus dan Jurgen Habermas tokoh mazhab Frankfurt, yang mengambl suatu loncatan berpkr tentang bagamana manusa keluar dar domnas kelas, brokras, teknokras dan domnas budaya. Para tokoh mazhab n tdak ragu menyebutkan bahwa dalam semangat krts harus tersmpul suatu prakss yatu berbuat. Makna berbuat bag mazhab n tdak lan adalah mengukr suatu tujuan yatu humansas duna. Namun, harus dngat apabla teor krts berubah menjad teor yang mendomnas, maka pada saat tu juga mereka jatuh ke dalam jurang teor yang mereka gal sendr. Perspektf tentang art domnas dan solus yang dtawarkan alran krts dapat membantu masyarakat Indonesa mempertajam kadah-kadah kemanusaannya serta dapat djadkan referens untuk membentuk karakter kemanusaan yang dnams dan terlepas dar segala macam bentuk domnas.

Teor krts memungknkan kta membaca produks budaya dan komunkas dalam perspektf yang luas dan beragam. Teor krts bertujuan untuk melakukan eksplorasi refleksif terhadap pengalaman dan cara kita mendefinisikan diri sendiri, budaya, dan duna. Saat n teor krts menjad salah satu nstrumen epstemologs yang dibutuhkan dalam studi humaniora, seperti sastra, filsafat, ilmu budaya dan kajan budaya.[]

Daftar Pustaka

Berten, K., 1996. Filsafat Barat Abad XX Jilid II Francis. Jakarta: PT. Grameda. Gddens, Anthony. 1986. Capitalism and Modern Social Theory: an Analysis

of Writing of Marx, Durkheim, and Max Weber, Shoeheba Kramadbrata (terj), Kaptalsme dan Teor Sosal Modern Suatu Analss Karya Tuls Marx, Durkhem dan Max Weber. Jakarta: IU Press.

(11)

Habermas, Jurgen. 1974. Theory and Practice. London: Henemann Ltd.

Habermas, Jurgen. 1975. Legitimation Crisis, (translated by Thomas McCarthy). Boston: Beacon Press.

Habermas, Jurgen, 1990, Modernty versus Postmodernty on Jeffrey C, Alexander and Steven Sedman (Eds) Culture and Society Contemporary Debate. Cambrdge Inversty Press.

Magns, Suseno Franz, 1983. Kata Pengantar dalam Sndhunata, Dilema Usaha manusia Rasional, Kritik Masyarakat Modern oleh Max Horkheimer dalam Rangka Sekolah Frankfurt. Jakarta: PT. Grameda.

Magns, Suseno Franz. 1999. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: PT. Grameda.

Marcus, Herbert.1964. One Dimensional Man, Studies in the Ideology of Advanced Industrial Society. London: Routledge & Kegal Paul.

Marcus, Herbert, 1990. From Consensual Order to Instrumental Control, on Jeffrey C. Alexander and Steven Sedman (Eds), Culture and Society Contemporary Debate. Cambrdge Unversty Press.

Rdwan, Benny, 2000. Arti Dominasi Menurut Tokoh-tokoh Teori Kritis. Yogyakarta: Program Pascasarjana Fakultas Flsafat Unverstas Gadjah Mada.

Sastrapratedja, M, (eds) 1982. Manusia Multi Dimensional Sebuah Renungan Filsafat,. Jakarta: PT. Grameda.

Sndhunata, 1983. Dilema Usaha Manusia Rasional, Kritik Masyarakat Modern oleh Max Horkheimer dalam Rangka Sekolah Frankfurt. Jakarta: PT. Grameda.

Sugarto, I. Bambang. 1996., Posmodernisme Tantangan Bagi Filsafat. Yogyakarta: Penerbt Kansus.

Weber, Max, 1974. The Methodology of Social Science, Edward A. Shls (trans and eds). New York: Free Press.

Referensi

Dokumen terkait

perusahaan, analisis rasio bertujuan untuk menilai kinerja suatu perusahaan dalam mendapatkan laba dan efektivitas dalam pengambilan keputusan oleh peusahaan, sesuai

Gambar 3 Struktur Kitosan Terikat Silang dengan Asam Sulfat Hal ini bertujuan agar membran komposit menjadi lebih selektif untuk memisahkan proton dan elektron, meningkatkan

penelitian ini diambil menggunakan teknik sampling purposive sampling dengan kriteria bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berdasarkan

Hasil penelitian yang diperoleh penulis adalah Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya dalam menangani masalah Pemungutan dan Penegakan hukum pajak bumi dan bangunan

Melalui Peternakan Kroto Modern (PKM) diharapkan tidak akan terjadi lagi kelangkaan kroto dipasar karena jumlah permintaan penggemar burung yang terus bertambah setiap tahunnya..

Studi ini juga menemukan bahwa dukungan sosial tidak hanya meringankan beberapa stres yang berkaitan dengan membesarkan anak disability (down syndrome), tetapi juga memberi

Serangan umum terjadi karena seluruh rakyat menolak Belanda untuk kembali menduduki Indonesia.. Serangan pertahanan datang dari

Adapun investasi yang ditanamkan di sektor-sektor ekonomi unggulan yaitu sektor Perdagangan,Hotel& Restoran dan Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Kota