IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Studi Pustaka dan Kelayakan
Studi pustaka dan kelayakan atau sering disebut dengan investigasi sistem merupakan awal perencanaan project dalam menentukan layak atau tidaknya penelitian ini dilakukan terhadap pembuatan OLP. Bagian ini mendeskripsikan tentang identifikasi masalah dan kelayakan studi dari beberapa aspek pendukung di antaranya aspek organisasi, aspek teknis (mencakup kebutuhan sistem terhadap
dataware, software, hardware, netware, brainware dan couserware), aspek
ekonomis, aspek kebutuhan pengguna, dan batasan pengguna. 4.1.1 Identifikasi Masalah
Pengembangan sistem OLP matematika, dirancang dengan semudah mungkin untuk user dalam mengetahui informasi seperti mengenai uji kompetensi guru (UKG), tutorial, dan penyusunan lesson plan matematika. Dalam hal ini disesuaikan dengan sumberdaya informasi yang ditelusuri serta berdasarkan akuisisi pengetahuan yang ada.
Permasalahan yang teridentifikasi di antaranya:
a. Belum adanya aplikasi online untuk mempelajari informasi dan pengetahuan tentang lesson plan, yang kebanyakan berupa literatur buku dan penelusuran melalui website.
b. Uji kompetensi guru terhadap lesson plan yang dilakukan masih bersifat sederhana, artinya dilakukan secara manual melalui ujian tulis, sehingga dibutuhkan suatu teknologi informasi secara online dalam mengevaluasi kemampuan guru.
c. Belum adanya aplikasi yang membantu guru dalam menyusun lesson plan matematika, yang selama ini dilakukan secara sederhana melalui template yang telah disediakan tanpa dibarengi sejumlah informasi dan pengetahuan .
d. Belum adanya tempat penyimpanan laporan penyusunan lesson plan matematika secara sistematis.
4.1.2 Aspek Organisasi
Menurut laporan statistik tingkat SMA pada tahun 2008/2009 oleh kementerian pendidikan nasional disebutkan bahwa jumlah guru SMA di Indonesia baik pada sekolah negeri maupun swasta adalah 302.578 orang. Sekitar 47,38% atau 143.366 orang guru berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan 52,62% atau 159.212 orang guru berstatus sebagai non-PNS. Pertambahan jumlah guru dalam setiap tahunnya terus meningkat, malahan di tahun 2006/2007 berjumlah 276.012 orang guru dan di tahun 2007/2008 mencapai 295.675 orang guru. Jika dilihat dari berdasarkan kelayakan guru SMA dalam mengajar hanya berjumlah 250.270 orang atau sekitar 79,88% di tahun 2008/2009. Hal ini terjadi kenaikan sekitar 2,36% dari tahun sebelumnya 2007/2008 yakni 237.094 orang atau 77.52% (http://www.kemdiknas.go.id/).
Namun demikian dari keseluruhan guru di tahun 2008/2009, guru matematika saja berjumlah 26.321 orang, dan ini masih dianggap kurang oleh pemerintah terhadap kuota kebutuhan guru. Tahun 2010 saja dibutuhkan guru 200.000 orang dan tahun 2011 akan melebihi dari tahun sebelumnya (http://sertifikasiguru.org/). Sebagai tenaga pendidik atau tenaga edukatif yang relatif cukup besar, sangat membutuhkan peningkatan kualitas SDM yang handal dan berkesinambungan melalui penggunaan teknologi informasi, untuk mempercepat akses informasi dan peningkatan kinerja guru yang profesional.
Ini tidaklah mudah dalam meningkatkan kualitas guru, apalagi tanpa didukung oleh lembaga-lembaga lain seperti kampus, karena membutuhkan kerjasama yang erat dan berkelanjutan. Berdasarkan jumlah guru SMA yang tersebar di seluruh Indonesia, dan kelayakan melalui uji kompetensi terus digalakkan, salah satunya dalam kesiapan penyusunan lesson plan matematika. Hal inilah yang menjadi suatu alasan mengapa perlu dikembangkan OLP matematika, yang dapat menunjang dalam memberikan pelayanan informasi kepada guru-guru matematika di era globalisasi ini.
Forum-forum guru di tingkat sekolah seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sering kali terabaikan, dan dilakukan sesuai kebutuhan saja. Namun dengan adanya informasi OLP matematika ini akan menjembatani akses
komunikasi secara terbuka dan dimana saja. Betapa pun demikian, aspek kelembagaan harus mendukung dalam pembangunan sistem ini, supaya berjalan sesuai keinginan dan kemampuan.
4.1.3 Aspek Teknologi
Aspek teknologi sangat berperan dalam pengembangan sistem OLP. Jika ditinjau dari kebutuhan perangkat yang digunakan, maka terdapat beberapa spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras. Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam sistem ini antara lain:
Sistem operasi MS windows 7 Ultimate 32 bit.
MySQL client version 5.0.51a berfungsi sebagai pengolah dan penyimpanan
database.
PHP 5 berfungsi sebagai bahasa pemograman.
Adobe Dreamwaver CS5 sebagai desain dan editor bahasa pemograman
website.
Adobe Photoshop CS5 berfungsi untuk desain antarmuka.
Apache berfungsi sebagai web server.
HTML sebagai bahasa pemrograman dasar web.
Mozilla Firefox 5.0 atau Internet Explore sebagai browser.
Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem ini adalah sebagai berikut:
Satu buah personal computer (PC)
Monitor dengan resolusi standar 1024 x 768 pixel
Mouse dan keyboard.
Dengan spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang dimiliki untuk sistem ini dinilai praktis dan mudah dalam pengaplikasiannya. Spesifikasi minimum
software dan hardware tersebut dapat dengan mudah tersedia di pasaran dan
memenuhi kapasitas yang diperlukan. Dengan kemudahan spesifikasi tersebut, maka pengguna akan lebih nyaman dan tidak sulit dalam mengoperasikan sistem tersebut.
4.1.4 Aspek Ekonomis
Dalam pengembangan OLP matematika, pemilihan teknologi harus bijaksana, sehingga tidak mengeluarkan banyak biaya. Penelusuran saat ini, hampir semua guru-guru matematika telah mengenal komputer (personal computer) mulai dari komputer
dekstop, laptop/notebook (komputer jinjing) hingga komputer mini lainnya.
Pengoperasian sistem pun telah banyak dipahami hingga penggunaan internet sebagai jaringan dunia maya. Teknologi jaringan internet sangat mudah didapatkan atau dikoneksikan ke PC, baik melalui modem, wifi, jaringan kabel dan peralatan lainnya.
Tidaklah heran, jika seorang guru matematika dapat dengan mudah mendapatkan file dokumen penyusunan lesson plan matematika, baik dengan membayar pada beberapa seller lesson plan, mengunduh, ataupun meng-copypaste-kan, tanpa harus mempelajari lebih lanjut, mencoba-coba bentuk model pembelajaran ataupun menguji pengetahuan melalui penguasaan konsep penyusunan lesson plan agar mereka benar-benar mampu dan layak ketika akan mengajar.
Sebagian guru-guru matematika dan guru-guru lain pada umumnya belum mengetahui tentang penyusunan lesson plan berbasis web karena memang belum ada sama sekali fasilitas (aplikasi) yang dibuat. Hanya saja kita mendengar di beberapa kampus ternama seperti MIT (Amerika) dan NTU (Singapore) yang telah mencoba mengembangkan secara terbatas dan tertutup. Penelusuran yang peneliti coba dapatkan hanya ada satu website saja (http://www.teach-nology.com/) dan penyusunan lesson plan dalam format global (umum). Dengan demikian, sistem OLP ini nantinya akan mencegah dampak-dampak negatif dalam penyusunan lesson plan serta meningkatkan kemampuan guru untuk lebih handal dalam penggunaan TIK. 4.1.5 Aspek Kebutuhan Pengguna
Sistem ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna, yaitu:
a. Pengguna menguji pemahaman dan kemampuan dirinya tentang penyusunan
lesson plan matematika secara online.
b. Pengguna dapat meningkatkan produktivitas lesson plan yang optimal sesuai kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Pengguna dapat mendokumentasikan seluruh produk lesson plan matematika secara teratur dan sistematis pada sebuah media online.
d. Meningkatkan peran dan kinerja guru sebagai perancang lesson plan matematika dan fasilitator bagi pengembangan lesson plan berikutnya.
4.1.6 Batasan Pengguna
Dalam pembangunan sistem OLP matematika ini target utama pengguna yang mengakses adalah pengguna atau guru matematika SMA/MA, karena keseluruhan features yang diberikan mulai dari asesmen, tutorial, evaluasi dan create lesson plan berbasis matematika SMA/MA. Hal ini telah diatur sedemikian rupa sebagai project awal untuk penyusunan OLP.
Pengguna sistem OLP matematika dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a) Administrator, merupakan pengguna dengan hak otorisasi tertinggi, dimana administrator berhak untuk bisa selain mengakses data OLP juga memperbaiki dan atau menambah data.
b) User atau pengguna biasa (guru), dapat mengakses OLP pada menu-menu yang telah diberikan tanpa bisa mengubah isi datanya. Hanya diperbolehkan menghapus dokumen lesson plan yang telah dicreate atau menambahnya. 4.2 Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri atas: a. Data materi pembelajaran matematika SMA (Lampiran 1), b. Data model pembelajaran matematika (Lampiran 2),
c. Data kuesioner pakar atau praktisi pendidikan (Lampiran 3),
d. Data hasil penilaian lesson plan berdasarkan uji instrumen dan wawancara pakar (Lampiran 4),
e. Data metode pembelajaran matematika (Lampiran 5), f. Data pendekatan pembelajaran matematika (Lampiran 6).
Berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya akan dianalisis untuk dapat dirancang dalam pemograman serta diimplementasikan ke dalam sistem. Teknik pengumpulan data merupakan proses pencarian sumber pengetahuan untuk
dimodelkan menggunakan soft computing pada computer assisted instructional (CAI), sehingga diperlukan proses akuisisi.
Akuisisi pengetahuan dilakukan dengan berbagai aktivitas seperti wawancara atau diskusi dan pengisian kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada pakar atau praktisi, kemudian dijustifikasi kembali sebagai suatu keputusan untuk direpresentasikan dalam basis pengetahuan. Dalam hal ini pakar pendidikan yang digunakan sebagai sumber pengetahuan adalah Dr. Rahmah Johar, M.Pd (Dosen Pendidikan dan Pembelajaran Matematika) program studi pendidikan matematika FKIP Universitas Syiah Kuala, Aceh.
Selanjutnya untuk penentuan lesson plan matematika di SMA dilakukan wawancara (FGD) dengan sejumlah guru inti yang tergabung dalam musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Proses pengumpulan data dan informasi seperti ini dalam model ITS disebut sebagai pengetahuan tacit. Untuk pengetahuan eksplisit diperoleh sumber pengetahuan dari referensi buku dan literatur serta jurnal-jurnal terkait. Hasil akuisisi pengetahuan ini bermanfaat dalam pengembangan OLP.
Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi kemudian direpresentasikan dalam basis pengetahuan. Basis pengetahuan terdiri atas basis pengetahuan statis dan basis pengetahuan dinamis (Marimin 2009). Pengetahuan statis memuat informasi tentang objek, peristiwa atau situasi, dengan kata lain disebut juga sebagai basis pengetahuan deklaratif yang direpresentasikan menggunakan pendekatan logika dasar, jaringan semantik, fuzzy atau konsep kerangka (frame). Basis pengetahuan dinamis atau prosedural menyatakan informasi tentang cara pembangkitan fakta baru atau hipotesis dari fakta yang sudah diketahui. Model representasi pengetahuan yang digunakan dalam sistem OLP disesuaikan dengan masing-masing pengetahuan yang diperoleh, sehingga dapat disusun menjadi rule-rule (aturan) untuk pengambilan keputusan. Pada skema berikut ini (Gambar 13 dan 14 ) dapat dilihat proses penentuan dalam penyusunan lesson plan matematika.
Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa Model Metode Pendekatan Teknik Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Psikomotorik Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar Lesson Plan Matematika SMA Silabus Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Gambar 13 Skema penentuan Strategi Belajar Mengajar (SBM).
Kelas Semester Aspek Pembelajaran Pertemuan Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan Subpokok Bahasan Jumlah Pertemuan Alokasi Waktu Lesson Plan Matematika SMA Silabus Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
4.3 Analisis
4.3.1 Analisis Architecture Vision
Visi dan misi pendidikan nasional berdasarkan amanat UUD 1945 dan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, tertuang dalam rencana strategis Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) ditetapkan sebagai visi dan misi pendidikan nasional untuk jangka panjang (2005-2025). Visi pendidikan nasional tersebutadalah “Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah”.
Pernyataan mengenai kiprah utama pendidikan sebagai misi pendidikan nasional yang merupakan wujud nyata visi pendidikan nasional diantaranya:
a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; c. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
d. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan
e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, maka KEMENDIKNAS menetapkan beberapa strategi dan program yang disusun berdasarkan skala prioritas. Salah satu bentuk dari prioritas tersebut lebih ditekankan pada:
a. Upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan;
b. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; dan
Dengan demikian, salah satu alternatif mempercepat pemerataan dan perluasaan akses pendidikan adalah melalui teknologi informasi secara terbuka dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia. Teknologi yang dimaksud dalam usulan penelitian ini adalah membangun sebuah sistem penyusunan lesson plan secara online untuk membantu guru, sehingga mengurangi dampak negatif yang selama ini terus berkembang. Sistem ini dinamakan OLP khususnya pada mata pelajaran matematika di SMA. Sistem ini nantinya akan menjadi pilot project bagi mata pelajaran lain serta untuk semua jenjang pendidikan.
Sistem ini dirancang untuk mampu menguji kompetensi guru, menambah pengetahuan guru terhadap strategi pembelajaran dan menyusun lesson plan matematika secara optimal berdasarkan model pengambilan keputusan.
4.3.2 Analisis Kebutuhan Pengguna
Pengguna sistem OLP ini adalah guru-guru yang membutuhkan jasa penyusunan lesson plan yaitu guru matematika SMA/MA/SMK yang menjadi prioritas utama pengguna, dan administrator yang berfungsi meng-update data secara faktual. Guru matematika ini telah mampu menguasai dan menggunakan teknologi komputer sebelumnya, sehingga tidak lagi menjadi suatu hambatan utama. Administrator berfungsi sebagai programmer dan knowledge engineer. Baik
programmer dan knowledge engineer membutuhkan teknik tersendiri dalam bekerja. Knowledge engineer dalam OLP bertugas mengakuisisi pengetahuan dari sejumlah
pakar atau praktisi pendidikan, dan mengumpulkan sumber pengetahuan lainnya yang akan diintegrasikan ke dalam sistem OLP. Pada Gambar 15 berikut ini ditampilkan bagaimana proses kebutuhan pengguna terhadap OLP. Pengguna lainnya seperti guru matematika pada jenjang tertentu (SMP/MTs) dapat juga menggunakan sistem ini, namun sangat sedikit informasi yang diperoleh.
Online Lesson Plan (OLP) Matematika
Online Lesson Plan (OLP) Matematika Guru Matematika SMK Guru Matematika SMK Guru Matematika SMA/MA (Prioritas) Guru Matematika SMA/MA (Prioritas) Administrator dan Knowledge Engineer Administrator dan Knowledge Engineer Pakar Pendidikan Pakar Pendidikan Praktisi Pendidikan Praktisi Pendidikan
Referensi dan Dokumen Data Sekunder Referensi dan Dokumen
Data Sekunder Guru Matematika
SMP/MTs Guru Matematika
SMP/MTs
Gambar 15 Skema kebutuhan pengguna pada OLP. 4.3.3 Analisis kebutuhan data
Pengembangan sistem OLP matematika dibangun sebagai alat bantu bagi guru dalam menyusun lesson plan matematika SMA setiap kali pertemuan. Oleh karena itu, dibutuhkan data tertentu terkait dengan penyusunan lesson plan matematika SMA. Ada beberapa data utama dalam penyusunan lesson plan matematika diantaranya:
4.3.3.1 Data Materi Pembelajaran Matematika SMA
Setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan SMA/MA mempunyai beberapa aspek pembelajaran (materi pokok), dan setiap aspek pembelajaran mempunyai beberapa materi pembelajaran. Sepertihalnya mata pelajaran matematika di SMA mempunyai enam aspek pembelajaran yaitu logika, aljabar, geometri, trigonometri, kalkulus, dan statistik dan peluang.
Secara umum untuk enam aspek pembelajaran matematika di SMA terdapat 17 kelompok materi pembelajaran. Rincian dari enam aspek pembelajaran tersebut
terdiri atas aspek aljabar (10 kelompok materi pembelajaran), aspek logika (1 kelompok materi pembelajaran), aspek kalkulus (2 kelompok materi pembelajaran), aspek geometri (1 kelompok materi pembelajaran), aspek trigonometri (2 kelompok materi pembelajaran), dan aspek statistik dan peluang (1 kelompok materi pembelajaran).
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi hanya satu aspek pembelajaran matematika SMA yang diambil yakni aspek aljabar, karena aspek tersebut diajarkan pada semua kelas (mulai kelas satu hingga kelas tiga), sedangkan aspek lainnya hanya tidak semua kelas. Adapun rincian kelas di SMA terhadap aspek aljabar di antaranya: kelas 1 (terdapat 3 kelompok materi pembelajaran), kelas 2 IPA (terdapat 3 kelompok materi pembelajaran), dan kelas 3 IPA (terdapat 4 kelompok materi pembelajaran). Rincian kelompok materi pembelajaran (subpokok bahasan) dalam aspek pembelajaran aljabar diantaranya:
a. Materi pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma
b. Materi pembelajaran fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat
c. Materi pembelajaran sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel. d. Materi pembelajaran persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung
lingkaran
e. Materi pembelajaran aturan suku banyak
f. Materi pembelajaran komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi g. Materi pembelajaran masalah program linear
h. Materi pembelajaran konsep matriks, vektor, dan transformasi i. Materi pembelajaran konsep barisan dan deret
j. Materi pembelajaran fungsi eksponen dan logaritma
Gambar berikut menunjukkan klasifikasi aspek pembelajaran aljabar terhadap kelompok materi pembelajaran di SMA.
Aspek Pembelajaran Aljabar
(SMA) Fungsi, Persamaan dan Fungsi kuadrat serta
Pertidaksamaan kuadrat (1/I)
Bentuk pangkat, Akar dan Algoritma
(1/I)
Sistem persamaan Linier dan Pertidaksamaan
satu variabel (1/I)
Fungsi eksponen dan Logaritma
(3/II)
Konsep barisan dan Deret (3/II)
Persamaan lingkaran dan Persamaan garis singgung lingkaran
(2/I)
Aturan Suku Banyak (2/II)
Konsep Matriks, Vektor, dan Transformasi
(3/I)
Komposisi dua fungsi dan Invers suatu fungsi
(2/II) Masalah Program Linier
(3/I)
Gambar 16 Klasifikasi aspek aljabar matematika di SMA. 4.3.3.2 Data Model-Model Pembelajaran Matematika
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sutau kegiatan. Model pembelajaran matematika merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar matematika untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi desainer pembelajaran serta para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar matematika.
Dalam penyusunan lesson plan matematika, model pembelajaran yang digunakan sangat banyak dan bervariasi sesuai kebutuhan dan kemampuan guru dalam mengajar matematika. Rekomendasi dari beberapa pakar pendidikan matematika, terdapat lebih dari 50 model dalam pembelajaran matematika. Untuk mengajarkan satu subkelompok materi pembelajaran matematika dapat dilakukan lebih dari satu model pembelajaran, dan satu model pembelajaran hanya dapat diajarkan pada satu sub kelompok materi pembelajaran. Misalkan dalam aspek aljabar materi pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma dapat diajarkan lebih dari satu model pembelajaran seperti model kooperatif tipe jigsaw, tipe NHT, dan lain
lain. Namun satu model tipe TGT hanya dapat diajarkan pada satu materi pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma.
Hal inilah yang menjadi kendala terbesar bagi guru, dalam menentukan materi pembelajaran dengan sejumlah model pembelajaran yang efektif. Untuk itu, akuisisi pengetahuan pakar sangat dituntut sebagai landasan dalam penentuan lesson plan matematika SMA.
Peneliti mencoba mengambil satu kelompok model pembelajaran matematika yang akan disesuaikan berdasarkan informasi dari pakar pendidikan matematika, dan didokumentasikan sebagai bentuk laporan terhadap penyusunan lesson plan matematika. Bentuk laporan dari dokumen tersebut sangat jarang terjaga dengan baik, apalagi ketika ingin membuka/memanggil kembali laporan tersebut. Sistem online
lesson plan matematika menjadi solusi terhadap permasalahan tersebut, dan menjadi
panduan guru untuk menyusun lesson plan berikutnya.
Satu kelompok model pembelajaran ini dinamakan model pembelajaran kooperatif dengan beberapa model (tipe). Alasan pengambilan model ini dilandasi oleh dominansi aktivitas siswa berdasarkan teori konstruktivis dimana guru hanya sebagai fasilitator, dan banyaknya pakar yang telah mencoba melakukan skenario interaksi pembelajaran di kelas serta karakteristik model kooperatif yang sesuai dengan materi pembelajaran eksakta seperti matematika. Beberapa tipe dari model kooperatif diantaranya:
a. Model kooperatif tipe STAD (student teams achievement divisions) b. Model kooperatif tipe Jigsaw (model tim ahli)
c. Model kooperatif tipe Investigasi Kelompok (group investigation) d. Model kooperatif tipe TGT (teams games tournaments)
e. Model kooperatif tipe TPS (think pair and share) f. Model kooperatif tipe NHT (numbered heads together).
Pada setiap model kooperatif ini mempunyai karakteristik berdasarkan sintaks tertentu. Berikut beberapa perbandingan dari empat tipe dalam model pembelajaran kooperatif.
Tabel 3 Perbandingan karakteristik model-model pembelajaran kooperatif
Karakteristik STAD Jigsaw Group
Investigation Structural Approach Tujuan Kognitif Pengetahuan akademis faktual Pengetahuan konseptual faktual dan akademis Pengetahuan konseptual akademis dan keterampilan menyelidiki Pengetahuan akademis faktual
Tujuan Sosial Kerja kelompok dan kerja sama
Kerja kelompok dan kerja sama
Kerja sama dalam kelompok kompleks Keterampilan kelompok sosial Struktur Tim Kelompok belajar heterogen beranggota 4-5 orang Kelompok belajar heterogen beranggota 4-5 orang; menggunakan tim-tim asal dan
tim ahli Kelompok belajar beranggota 5-6 orang homogen Bervariasi-pasangan, berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 anggota Pemilihan Topik Pembelajaran
Biasanya guru Biasanya guru Guru dan/atau siswa Biasanya guru
Tugas Utama Siswa menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya Siswa menyelidiki berbagai materi di kelompok ahli; kemudian membantu anggota di kelompok asal untuk mempelajari materi tersebut Siswa menyelesaikan penyelidikan yang komples Siswa mengerjakan tugas yang diberikan sosial dan kognitif
Asesmen Tes mingguan
Bervariasi, dapat berupa tes mingguan
Menyelesaikan proyek dan menulis
laporan, dapat berbentuk tes essai
Bervariasi Rekognisi (pengakuan) Lembar pengetahuan dan publikasi lain Lembar pengetahuan dan publikasi lain
Presentasi lisan dan
tertulis Bervariasi 4.3.3.3 Data Proses Penyusunan Lesson plan Matematika
Penyusunan lesson plan matematika memuat beberapa informasi seperti identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, strategi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Untuk SK, KD, indikator pencapaian dan materi pembelajaran tertuang dalam silabus yang didasarkan pada PERMENDIKNAS nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi (SI) dan PERMENDIKNAS nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Jadi, dalam pengembangan OLP matematika kebutuhan utama adalah menentukan materi dan strategi pembelajaran. Hal ini dituangkan dalam alur pemilihan berdasarkan materi pembelajaran terhadap beberapa model pembelajaran seperti pada bagan berikut ini (Gambar 17).
Lesson plan matematika yang telah penulis kumpulkan sebanyak 37 lesson plan, dengan mencakup SK, KD, dan indikator serta tujuan yang berbeda. Data lesson plan matematika didapat dari hasil pengujian di lapangan dan penelitian beberapa staf
pengajar pendidikan matematika FKIP Unsyiah serta guru-guru matematika SMA. Berdasarkan kesesuaian antara materi pembelajaran dan model-model pembelajaran dalam matematika untuk menentukan lesson plan yang efektif, dapat dituang dalam relasi fungsi dimana diberikan suatu himpunan A sebagai materi pembelajaran dan himpunan B sebagai model pembelajaran kooperatif. A= {KMP1, KMP2, KMP3, KMP4, KMP5, KMP6¸ KMP7, KMP8, KMP9, KMP10}, dan B= {Tipe1, Tipe2, Tipe3, Tipe4, Tipe5, Tipe6}
Keterangan:
KMP1 : Kelompok Materi Pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma KMP2 : Kelompok Materi Pembelajaran fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat
serta pertidaksamaan kuadrat
KMP3 : Kelompok Materi Pembelajaran sistem persamaan linier dan pertidaksamaan satu variabel
KMP4 : Kelompok Materi Pembelajaran persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung lingkaran
KMP5 : Kelompok Materi Pembelajaran aturan suku banyak
KMP6 : Kelompok Materi Pembelajaran komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi
KMP7 : Kelompok Materi Pembelajaran masalah program linier
KMP8 : Kelompok Materi Pembelajaran konsep matriks, vektor, dan transformasi KMP9 : Kelompok Materi Pembelajaran konsep barisan dan deret
KMP10 : Kelompok Materi Pembelajaran fungsi eksponen dan logaritma Tipe1 : model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Tipe2 : model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Tipe3 : model pembelajaran kooperatif tipe Invesitigasi Kelompok Tipe4 : model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tipe5 : model pembelajaran kooperatif tipe TPS Tipe6 : model pembelajaran kooperatif tipe NHT
Mata Pelajaran: Matematika (SMA) Aspek Pembelajaran: Aljabar RPP-2 RPP-3 RPP-1 RPP-4 RPP-5 Fungsi, Persamaan dan Fungsi kuadrat serta Pertidaksamaan kuadrat
(1/I) Bentuk pangkat, Akar
dan Algoritma (1/I)
Sistem persamaan Linier dan Pertidaksamaan
satu variabel (1/I)
Fungsi eksponen dan Logaritma
(3/II) Konsep barisan dan Deret
(3/II)
Persamaan lingkaran dan Persamaan garis singgung lingkaran
(2/I)
Aturan Suku Banyak (2/II) Konsep Matriks, Vektor,
dan Transformasi (3/I) Komposisi dua fungsi
dan Invers suatu fungsi
(2/II)
Masalah Program Linier (3/I)
Model Kooperatif Tipe STAD
Model Kooperatif Tipe JIGSAW
Model Kooperatif Tipe Group Investigation
Model Kooperatif Tipe TGT
Model Kooperatif Tipe TPS
Model Kooperatif Tipe
NHT RPP-6 RPP-8 RPP-9 RPP-7 RPP-10 RPP-11
Model Kooperatif Tipe STAD
Model Kooperatif Tipe JIGSAW
Model Kooperatif Tipe Group Investigation
Model Kooperatif Tipe TGT
Model Kooperatif Tipe TPS
Model Kooperatif Tipe NHT RPP-12
Gambar 17 Proses penyusunan lesson plan.
Bentuk relasi fungsi dari dua himpunan tersebut merupakan hasil akuisisi pengetahuan dari pakar pendidikan tentang kesesuaian materi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan hasil sangat efektif untuk digunakan, yang selanjutnya akan digolong ke dalam bentuk rules menggunakan teknik logika (Lampiran 7). Berikut relasi fungsi yang terdapat di dalam diagram di bawah ini.
KMP1 KMP2 KMP3 KMP4 KMP5 KMP6 KMP7 KMP8 KMP9 KMP10 Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe GI Tipe TGT Tipe TPS Model Pembelajaran Kooperatif Kelompok Materi Pembelajaran Tipe NHT
4.3.3.4 Informasi Uji Kompetensi Guru
Pada bagian uji kompetensi guru (UKG) dibutuhkan sedikitnya tiga modul (data), yaitu modul asesmen (tes awal), modul tutorial (materi pengetahuan), dan modul evaluasi (tes akhir). Keseluruhan modul mempunyai bentuk karakteristik yang sama yakni terkait penyusunan lesson plan dan profesionalitas guru, seperti modul asesmen dan modul evaluasi yang berisi sekumpulan pertanyaan dengan mencakup 7 aspek materi pengetahuan dan modul tutorial merupakan sejumlah informasi dan pengetahuan secara explisit.
Materi yang dibutuhkan untuk penguatan informasi dan pengetahuan dalam penyusunan lesson plan matematika, yakni: profesionalitas guru, lesson plan (RPP), strategi pembelajaran, model-model desain perencanaan pembelajaran, model-model pembelajaran kooperatif, matematika sekolah, dan model-model pembelajaran umum (student centered). Baik asesmen maupun evaluasi (tes online), waktu rata-rata diberikan 50 menit untuk 50 soal dengan skor minimum yang harus diperoleh yaitu 70, dan apabila hasil UKG tidak mencapai skor minimum, maka akan diberikan tutorial.
a) Asesmen (tes awal)
Asesmen diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dari pengguna (guru) dalam bentuk apapun yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan melalui sejumlah pertanyaan, baik menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Pengambilan keputusan dari hasil asesmen berakibat terhadap efektifitas dan optimalitas dalam penyusunan lesson plan. Pembahasan tentang uji kompetensi dalam melakukan asesmen bagi guru sangat bermanfaat untuk memperkuat dan mendalami informasi dan pengetahuan agar mencapai target pembelajaran dengan baik. Semua informasi tersebut (formal dan nonformal) dianalisis untuk melihat kinerja guru.
b) Evaluasi (tes akhir)
Evaluasi merupakan penilaian hasil kemampuan guru setelah diberikan informasi dan pengetahuan terhadap permasalahan yang belum dipahami melalui
tutorial. Konsep evaluasi pada sistem OLP lebih menekankan pada tingkat pemahaman guru dalam OLP, sehingga guru tidak salah memilih dalam mengambil keputusan terhadap penyusunan lesson plan.
Komposisi pertanyaan yang diajukan dalam asesmen dan evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan dalam OLP dan telah dijustifikasi bersama pakar. Tingkat kesulitan dan jenis pertanyaan pada UKG sangat bervariasi dalam setiap topik. Justifikasi pertanyaan untuk asesmen dan evaluasi masing-masing dibagi ke dalam dua kelompok soal yakni soal kelompok A dan kelompok B, dimana setiap kelompoknya terdiri atas 50 soal dengan rincian: topik profesionalitas guru 10 soal (10%), topik lesson plan 10 soal (10%), topik strategi pembelajaran 15 soal (15%), topik model-model disain pembelajaran 5 soal (5%), topik matematika sekolah 20 soal (20%), topik model pembelajaran kooperatif 20 soal (20%), dan topik model pembelajaran umum 20 soal (20%). Pada sistem OLP, baik asesmen dan evaluasi, kelompok soal muncul secara random (acak) dan mempunyai bobot nilai yang sama. 4.3.4 Online Lesson Plan
OLP merupakan suatu media pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran bagi guru secara langsung melalui teknologi informasi dengan memberikan banyak sumber pengetahuan dan alternatif pengambilan keputusan secara reflektif. OLP dibangun dengan menggabungkan dua sumber pengetahuan yakni akuisisi pengetahuan dari pakar/praktisi pendidikan (pengetahuan tacit) dan sejumlah literatur/referensi yang akurat (pengetahuan explisit). Salah satu keunggulan sistem dari ini adalah adanya uji kompetensi guru terhadap lesson plan, tutorial lesson plan, pembuatan lesson plan menggunakan dua mekanisme (pilihan atau isian), dan diskusi tanya jawab seputar lesson plan. inilah beberapa features yang diberikan kepada pengguna terutama guru.
4.3.5 Model Computer Assisted Instructional
Model CAI dalam OLP digunakan hanya pada dua model, yaitu model drill
and practice dan model tutorial. Model drill and practice merupakan suatu model
pernah diperoleh sebelumnya. Model ini menanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan. Latihan yang dimaksud adalah asesmen dan evaluasi. Dengan latihan terus menerus, maka akan tertanam dalam hati dan kemudian akan menjadi kebiasaan, sehingga menambah kecepatan, ketepatan, kesempurnaan dalam melakukan penyusunan lesson plan matematika. Model drill and practice dalam sistem OLP bertujuan memberikan pengalaman belajar yang konkret dan menguji
performance pengguna dalam OLP.
Model lain dalam CAI yaitu model tutorial yang bertujuan memberikan bantuan bimbingan kepada pengguna ketika asesmen tidak mampu mencapai hasil maksimal. Tutorial dalam sistem OLP dianggap sebagai pola belajar mandiri untuk mendalami materi sesuai kebutuhan dalam penyusunan lesson plan matematika. Komputer sebagai tutor berorientasi pada upaya membangun perilaku pengguna melalui penggunaan komputer. Bahan tutorial yang disajikan dalam sistem ini dibuat menggunakan software flip powerpoint 2.0.
4.3.6 Bagan Alir (flowchart) OLP
Pada flowchart sistem OLP (Gambar 19), user memulai dengan login terlebih dahulu kemudian melakukan uji kompetensi awal (asesmen), setelah itu melihat hasil asesmen. Jika hasil nilai asesmen diperoleh 75, maka pengguna dapat melanjutkan untuk pembuatan lesson plan dan sekaligus mencetak laporan lesson plan. Apabila pengguna tidak mendapatkan nilai yang ditentukan (< 75), maka akan diberikan tutorial untuk beberapa topik pilihan yang dianggap penting. Kemudian pengguna akan melakukan evaluasi kembali. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pengetahuan guru yang maksimal, sehingga pelaksanaan lesson plan di lapangan sesuai dengan kemampuan guru dan dilakukan secara optimal. Kelayakan guru mengajar, salah satunya dapat ditinjau dari kinerja guru terhadap penyusunan lesson
plan. Berdasarkan flowchart ini, maka dapat dirancang model diagram dan database
Create Lesson Plan Lesson Plan Evaluasi Pemahaman Guru Hasil Evaluasi dibandingkan dengan Nilai Threshold Tutorial Start Login ITS Hasil Asesment dibandingkan dengan Nilai Threshold Print RPP Uji Kompetensi Awal
(assesment) Pemahaman Guru Selesai Ya Pratinjau Tidak NA < NT NA > NT NE > NT NE < NT
Gambar 19 Bagan alir (flowchart) OLP. Keterangan:
NA : Nilai Asesmen (nilai yang diperoleh setelah uji kompetensi awal) NE : Nilai Evaluasi (nilai yang diperoleh setelah uji kompetensi akhir)
4.4 Desain
Desain sistem merupakan suatu upaya dalam membentuk model yang bersifat konsep. Pada desain sistem dalam penelitian ini menggunakan pendekatan struktural (tradisional) terdiri atas diagram konteks (context diagram), Data Flow Diagram (DFD), dan Entity Relationship Diagram (ERD). Pendekatan struktural menampilkan suatu sistem sebagai proses yang berinteraksi dengan entitas data, proses menerima input dan menghasilkan output.
Dalam sistem ini pula, dirancang beberapa modul meliputi empat modul utama yakni modul asesmen (tes awal pemahaman guru), modul tutorial (materi
lesson plan), modul evaluasi (tes akhir pemahaman guru), dan modul create lesson plan (penyusunan lesson plan). Selanjutnya terdapat dua modul pendukung yaitu
modul report lesson plan dan modul forum diskusi. 4.4.1 Diagram Konteks
OLP dibangun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang uji tes kompetensi guru terhadap penyusunan lesson plan, tutorial penyusunan lesson plan, teknik penyusunan lesson plan dan konsultasi tanya jawab. Setiap kebutuhan informasi dalam sistem ini diperoleh dari sejumlah literatur pustaka, wawancara pakar dan kompilasi dari dokumen serta pengetahuan explisit dari para pakar pendidikan matematika.
Pengguna OLP terdiri atas dua kategori yaitu pengguna biasa yakni guru matematika SMA dan administrator. Proses yang berlangsung dalam penggunaan sistem ini berupa proses registrasi, proses uji kompetensi awal (asesmen), proses tutorial, proses uji kompetensi lanjutan (evaluasi), proses penyusunan lesson plan dan proses diskusi tanya jawab yang dilakukan oleh user, sedangkan administrator proses yang dilakukan hanya mengupdate data user, uji kompetensi, dan tutorial. Diagram konteks sistem OLP disajikan pada Gambar 20.
Hasil Update Data
Data
User Guru Matematika (SMA) SistemOnline Lesson Plan
(OLP) Matematika Administrator
Login
Konfirmasi Login
Lesson Plan
Info Pertanyaan
Registrasi
Login
Hasil Jawaban
Hasil Jawaban
Info Pertanyaan
Gambar 20 Diagram konteks OLP.
4.4.2 Data Flow Diagram (DFD)
Berdasarkan digram konteks sebelumnya (Gambar 20), DFD level 1 (Gambar 21) dapat dilihat dengan jelas bahwa terdapat dua entitas utama yaitu user dan administrator serta delapan proses yang terjadi dan tujuh data store. Pada DFD level 2 (Gambar 22), administrator bekerja untuk meng-update data, seperti menambah atau menghapus data. Data store terdiri atas data tanya jawab, data member, data soal asesmen, data tutorial, data soal evaluasi, data report lesson plan, data nilai.
7 Update Data
User
0 Registrasi 1 Login 2 Asesmen 3 Create Lesson Plan 4 Tutorial 5 Evaluasi 6 Tanya Jawab db_soal_asesmen db_soal_evaluasi db_tutorial db_report_lessson_plan Administrator db_user db_tanya_jawab Registrasi DataUserData user Status Login Hasil evaluasi standar Hasil evaluasi rendah Hasil evaluasi standar Info Pertanyaan Hasil Jawaban Login Data Asesmen Data lesson plan Data tutorial Data Evaluasi Data tanya jawab Data User Data lesson plan
Data tanya jawab Data evaluasi Data tutorial update Data asesmen Lesson Plan Hasil Jawaban Info Pertanyaan Hasil evaluasi rendah
db_nilai Data nilai
Administrator 7 Update Data 7.1 Update Tanya Jawab 7.2 Update Data User 7.3 Input Asesmen 7.4 Input Tutorial 7.5 Input Evaluasi 7.6 Cetak Lesson Plan 7.7 Cetak Hasil Assesment 7.8 Cetak Hasil Evaluasi db_nilai db_tutorial db_soal_evaluasi db_report_lessson_plan db_user db_soal_asesmen db_tanya_jawab Data Tanya Jawab Data User Data Soal Asesmen Data Tutorial Data Soal Evaluasi Data Lesson Plan Data Nilai Data Nilai
4.4.3 Entity Relation Diagram (ERD)
Dalam membuat model data yang memenuhi kebutuhan sistem, maka perlu dilakukan aktivitas perancangan database. Salah satu bentuk model yang sering digunakan untuk mendeskripsikan kebutuhan data adalah ERD.
Perancangan database berguna dalam membangun sebuah sistem yang efisien dalam penyimpanan, serta mempermudah pengelompokan data di dalam tabel. Perancangan database juga digunakan untuk menghindari pengulangan (redudansi) data, sehingga dalam perancangan database dibuat ERD untuk menampilkan nama relasi antar entitas.
ERD sebagai salah satu pemodelan data menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas-entitas dan relasi-relasi yang digambarkan oleh data tersebut. Entitas adalah sebuah kelas dari orang, tempat, objek, event, atau konsep tentang apa yang dibutuhkan untuk mengambil dan menyimpan data. Setiap entitas memiliki atribut, yaitu suatu organik yang deskriptif atau karakteristik dari suatu entitas.
Hubungan entitas merupakan kerangka pemikiran dari sebuah sistem yang dituangkan dalam bentuk hubungan antar entitas dari sistem yang dibangun. Pada sistem OLP, entitas-entitas tersebut terdiri atas user, lesson plan, sub pokok bahasan, pokok bahasan, kelas, pertemuan, model pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, kalender, efektifitas, tutorial, asesmen, kategori asesmen, evaluasi, dan kategori evaluasi. Pada Gambar 23 berikut ditampilkan tabel
User Id_user Id_nilai Nama_lengkap Username Password Nip Nama_sekolah Alamat_sekolah Email Lesson_plan Id_lesson_plan Id_user Id_kalender Id_pokok_bahasan Id_sub_pokok_bahasan Id_model_pembelajaran Id_metode_pembelajaran Id_pendekatan_pembelajaran Id_pertemuan Alat_belajar Sumber_belajar Penilaian_kognitif Penilaian_afektif Penilaian_psikomotorik Nama_kota Tanggal_pengesahan Nama_kepala_sekolah Nip_kepala_sekolah Admin Id_user Nama_lengkap Username Password Nip Nama_sekolah Alamat_sekolah Email Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki Evaluasi Id_soal_evaluasi Id_kategori_evaluasi Soal Jawaban_A Jawaban_B Jawaban_C Jawaban_D Kunci_jawaban Assesmen Id_soal_assesmen Id_kategori_assesmen Soal Jawaban_A Jawaban_B Jawaban_C Jawaban_D Kunci_jawaban Memiliki Kategori_assesmen Id_kategori_assesmen Kategori_assesmen keterangan Kategori_evaluasi Id_kategori_evaluasi Kategori_evaluasi keterangan model_pembelajaran Id_model_pembelajaran Model_pembelajaran metode_pembelajaran Id_metode_pembelajaran Metode_pembelajaran pendekatan_pembelajaran Id_pendekatan_pembelajaran Pendekatan_pembelajaran Sub_pokok_bahasan Id_sub_pokok_bahasan Id_pokok_bahasan Subpokokbahasan Kompetensi_dasar Jumlah_pertemuan Alokasi_waktu Indikator Tujuan_pembelajaran Pokok_bahasan Id_pokok_bahasan Pokok_bahasan Standar_kompetensi Id_kelas Kelas Id_kelas Kelas Semester Program efektifitas Id_hasil_efektifitas Id_pokok_bahasan Id_sub_pokok_bahasan Id_model_pembelajaran Efektifitas_pembelajaran Keterangan Tutorial Id_tutorial jenis_tutorial Id_user keterangan Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki Kalender Id_kalender Tanggal Bulan Tahun Keterangan Nilai Id_nilai Id_user nilai Memiliki
4.4.4 Desain Kamus Data
Pada Desain kamus data dari semua relasi yang ada dalam database, ditentukan tipe data bagi setiap atribut dalam masing-masing relasi. Oleh karena itu, OLP merupakan bentuk web, sehingga database dapat diimplementasikan menggunakan perangkat lunak sistem manajemen database yang dikhususkan untuk pengembangan web. MySQL dan Navicat adalah salah satu jenis perangkat lunak sistem database yang sering digunakan dalam pengembangan web, terutama pada pengembangan OLP. Tipe data yang digunakan dalam perancangan kamus data adalag tipe yang tersedia dalam MySQL. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 8. 4.4.5 Desain Antarmuka Pengguna (User Interface Design)
Antarmuka pengguna atau user interface merupakan mekanisme komunikasi antara pengguna (user) dengan sistem. Antarmuka pengguna dapat menerima informasi dari pengguna dan memberikan informasi kepada pengguna untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi. Untuk menyampaikan informasi kepada pengguna, tentunya dibutuhkan suatu rancangan agar dapat mengomunikasikan berbagai informasi yang berupa fitur-fitur sistem yang tersedia sehingga user mengerti dan dapat menggunakannya.
Tujuan dari desain antarmuka pengguna adalah merancang interface yang efektif untuk sistem perangkat lunak. Efektif artinya siap digunakan, dan hasilnya sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan disini adalah kebutuhan penggunanya. Pengguna sering menilai sistem dari interface, bukan dari fungsinya melainkan dari
user interfacenya. Desain antarmuka yang buruk, sering jadi alasan untuk tidak
menggunakan software tersebut. Selain itu, interface yang buruk menyebabkan pengguna membuat kesalahan fatal. Desain harus bersifat user-centered, artinya pengguna sangat terlibat dalam proses desain, karena itu ada proses evaluasi yang dilakukan oleh pengguna terhadap hasil desain.
Pada desain antarmuka OLP dibuat menggunakan adobe Photoshop CS5. Desain ini terdiri atas enam bagian utama seperti:
1. Header; pada bagian atas ini berisi logo Departemen Pendidikan Nasional serta nama OLP.
2. Menu navigasi; merupakan alat yang digunakan untuk berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya pada OLP yang dibangun. Menu navigasi terletak di bagian header (atas) yang terdiri atas : home, lihat profil, report lesson plan, forum diskusi, logout.
3. Isi; pada bagian ini ditampilkan data/informasi berupa teks.
4. Menu pop-up; yaitu menu yang muncul ketika di klik pada bagian bawah isi. Menu pop-up terdiri atas dua bagian, pertama menu skema OLP dan kedua menu asesmen.
5. Menu tautan; yaitu menu yang menghubungkan ke beberapa tautan (link web) yang dituju.
6. Footer; bagian ini ditampilkan desainer dan afiliasi web.
Pada Gambar 24 menunjukkan menu navigasi dari sistem yang dibangun.
FOOTER FOOTER
CONTENT
CONTENT
MENU POP-UP MENU POP-UPCONTENT
CONTENT
MENU POP-UP MENU POP-UP HEADER SKEMA OLP T A U T A N4.4.6 Desain Fungsional Sistem
Saat ini OLP belum ditemukan di Indonesia, sehingga diperlukan pembangunan dan pengembangan sistem tersebut. Berdasarkan hasil analisis
architecture vision dan analisis kebutuhan data, maka dibutuhkan rancangan
kebutuhan sistem OLP secara fungsional. Fungsi-fungsi yang diusulkan dirancang sehingga mampu memberikan sebuah model sistem yang bermanfaat. O‟Brien (2005) menyatakan bahwa dalam pengembangan sistem dapat digunakan untuk mendukung kegiatan operasional, mendukung pengambilan keputusan pada level manajerial dan bersifat strategis. Fungsi yang diusulkan diberi tanda kode, sehingga mudah untuk mengidentifikasi saat implementasi dan penyusunan dokumen. Berikut ini disajikan daftar fungsional sistem.
Tabel 4 Daftar fungsional OLP
No. Kode Nama Fungsi Deskripsi
1 OLP001 Proses Login Mendapatkan hak akses
2 OLP002 Proses Register Mengisi data registrasi pengguna
3 OLP003 Lihat Profil Melihat data profil pengguna dalam sistem 4 OLP004 Lihat Skema OLP Melihat skema tahapan penggunaan sistem
oleh pengguna dalam bentuk bagan 5 OLP005 Asesmen Melihat informasi dari proses asesmen
guru
6 OLP006 Mulai Asesmen Melihat soal asesmen dan memilih jawaban
7 OLP007 Lihat Hasil Jawaban Asesmen
Melihat hasil jawaban dari soal asesmen yang telah diisi
8 OLP008 Tutorial Melihat informasi dari proses tutorial
lesson plan
9 OLP009 Pilih Topik Tutorial Melihat informasi tutorial dari setiap topik yang dipilih
10 OLP010 Evaluasi Melihat informasi dari proses evaluasi guru
11 OLP011 Mulai Evaluasi Melihat soal Evaluasi dan memilih jawaban
No. Kode Nama Fungsi Deskripsi 12 OLP012 Lihat Hasil Jawaban
Evaluasi
Melihat hasil jawaban dari soal evaluasi yang telah di isi
13 OLP013 Create Lesson Plan Melihat informasi dari create lesson plan 14 OLP014 Pilih Menu Create Lesson
Plan by System Melihat proses input data
15 OLP015 Pilih Parameter Create
Lesson Plan by System
Menginput data untuk penyusunan lesson
plan
16 OLP016 Pilih Menu Create Lesson
Plan by Owner Melihat proses input data
17 OLP017 Pilih Parameter Create
Lesson Plan by Owner
Menginput data untuk penyusunan lesson
plan
18 OLP018 Pilih Menu Pratinjau Melihat hasil input lesson plan 19 OLP019 Pilih Menu Cetak Mencetak laporan lesson plan 20 OLP020 Lihat Menu Forum
Diskusi
Melihat dan menginput pertanyaan dari diskusi
21 OLP021 Lihat Report Lesson Plan Melihat laporan dan mencetak lesson plan 22 OLP022 Proses Logout Mendapatkan izin keluar dari sistem
Pada sistem OLP matematika, pengguna (guru) mendapatkan informasi dalam bentuk pertanyaan dan tutorial secara online. Pengguna dapat memilih jenis materi tutorial apa saja yang dianggap perlu dan selanjutnya diuji pemahaman dengan sejumlah pertanyaan dalam batas waktu yang telah ditentukan.
Peran pengguna sangat diperlukan dalam sistem OLP, agar layanan informasi yang diberikan menambah pengetahuan dan kesiapan dalam penyusunan lesson plan matematika. Manfaat dari sistem OLP matematika ini terutama meningkatkan kemampuan pengguna terhadap penyusunan lesson plan secara optimal dengan tepat memilih parameter yang sesuai kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar. Keuntungan bagi sistem OLP ini, mampu memberikan informasi secara komunikatif, efisien dan efektif bagi pengguna. Menambah tempat penyimpanan dokumen lesson
plan yang telah dibuat dan dapat mengirimkan ke pengguna yang lain.
Penyusunan lesson plan matematika dalam sistem ini diberikan keleluasaan kepada pengguna, dengan memilih dua model dalam penyusunan lesson plan. Model
pertama penyusunan lesson plan ditentukan oleh sistem (create lesson plan by
system), sehingga pengguna hanya mencoba memasukkan pilihan data dan sistem
akan memberikan pilihan informasi. Model kedua penyusunan lesson plan ditentukan oleh pengguna secara langsung (create lesson plan by owner), dimana keseluruhan input tidak dipengaruhi oleh sistem.
a. Create lesson plan by system
Create lesson plan by system merupakan suatu menu dalam sistem OLP yang memberikan bantuan bagi pengguna untuk menentukan setiap parameter penyusunan
lesson plan didasarkan pada pilihan yang telah diakuisisi oleh pakar ke dalam sistem,
sehingga pengguna hanya memilih mana parameter yang dianggap sesuai, dan sistem menampilkan seluruh atribut pilihan.
b. Create lesson plan by owner
Create lesson plan by owner merupakan suatu menu dalam OLP yang tidak
memberikan bantuan pilihan bagi pengguna, sehingga pengguna dapat menentukan parameter sesuai kebutuhan pengguna, namun hasil pengisian selanjutnya akan disimpan atau dicetak oleh sistem.
4.4.7 Desain Masukan
Dalam OLP, dirancang berbagai halaman masukan yang digunakan pengguna untuk menerima masukan. Halaman masukan disesuaikan dengan kebutuhan sistem yang telah dianalisis sebelumnya. Berikut ini disajikan tabel untuk beberapa halaman masukan yang diusulkan pada OLP.
Tabel 5 Halaman Masukan pada OLP
No. Halaman Masukan Deskripsi
1 Halaman Register Halaman untuk menginput
identitas pengguna
2 Halaman Login Halaman untuk menginput
username dan password pengguna
3 Halaman Asesmen Halaman untuk menginput
jawaban soal asesmen oleh pengguna
No. Halaman Masukan Deskripsi
4 Halaman Evaluasi Halaman untuk menginput
jawaban soal evaluasi oleh pengguna
5 Halaman Create Lesson plan by System Halaman untuk menginput parameter lesson plan oleh pengguna
6 Halaman Create Lesson plan by Owner Halaman untuk menginput parameter lesson plan oleh pengguna
7 Halaman diskusi Halaman untuk menginput
pertanyaan oleh pengguna
4.4.8 Desain Arsitektur Global OLP
Dengan melihat banyaknya pengguna terutama guru yang tersebar di seluruh Indonesia, maka dibutuhkan desain arsitektur global OLP karena prototipe sistem akan berjalan di atas teknologi jaringan (internet). Model arsitektur ini dimodifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk suatu pola keterhubungan atau layanan internet bagi pengguna (Gambar 25).
Internet
Web server
Web server Database serverDatabase server
Administrator
Administrator
Laptop Computer
Laptop Computer Dekstop ComputerDekstop Computer Tablet Computer
Tablet Computer
Guru
Guru
Gambar 25 Arsitektur global OLP. 4.5 Implementasi
Pengertian implementasi dalam penelitian ini adalah implementasi sistem dengan menggunakan model SDLC. Implementasi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu implementasi database dan implementasi sistem. Pada sistem OLP, setiap halaman
web diberikan informasi seperti: about the system (halaman login), petunjuk
informasi (halaman utama), petunjuk asesmen (halaman asesmen), petunjuk tutorial (halaman tutorial), petunjuk evaluasi (halaman evaluasi), dan petunjuk create lesson
plan (halaman lesson plan).
4.5.1 Implementasi database
Pembuatan database diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak sistem manajemen database MySQL. Nama setiap tabel database yang dibuat disesuaikan dengan nama yang telah dirancang sebelumnya yakni pada ERD. Hasil implementasi database OLP dapat dilihat pada Lampiran 9.
4.5.2 Implementasi Sistem
Implementasi sistem di setiap menu terdiri atas lima bagian yaitu asesmen, create lesson plan, cetak lesson plan, tutorial, dan evaluasi dapat dilihat pada sistem navigasi pada OLP (lampiran 10). Sebelum melakukan proses tersebut, maka pengguna terlebih dahulu harus register dan login seperti yang terlihat pada Gambar 26 berikut:
Gambar 26 Tampilan halaman register dan login OLP. 4.5.2.1 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Utama (home)
Pada bagian implementasi sistem, menu halaman utama antarmuka OLP disajikan pada Gambar 27 di bawah ini.
Gambar 27 Tampilan halaman utama OLP.
Deskripsi menu-menu dan menu pop-up pada halaman utama adalah: a. Menu Home; sebagai navigasi user untuk kembali ke halaman utama,
b. Menu lihat profil; sebagai navigasi user menuju halaman identitas user yang dapat diedit kembali,
c. Menu report lesson plan; merupakan navigasi user menuju halaman laporan pembuatan lesson plan,
d. Menu forum diskusi; menu navigasi user menuju halaman konsultasi, e. Menu logout; menu navigasi user untu keluar dari halaman utama, f. Content, berisi data/informasi dalam bentuk teks,
g. Sub menu skema OLP; merupakan menu navigasi pop-up untuk menampilkan informasi skema penggunaan sistem OLP,
h. Sub menu asesmen; merupakan menu navigasi pop-up menuju halaman informasi asesmen.
4.5.2.2 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Login atau Registrasi
Pada halaman ini terdapat 2 proses yang dilakukan user yakni mengisi form registrasi, dan login untuk menuju halaman home. Disini juga diberikan informasi awal tentang OLP dan beberapa feature yang ada di dalamnya. Form registrasi ini harus diisi secara keseluruhan tanpa ada yang kosong serta memasukkan 6 kode digit dan checklist tanda persetujuan. Gambar 28 berikut merupakan tampilan halaman
login.
Gambar 28 Tampilan Menu halaman login atau register. 4.5.2.3 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Asesmen
Halaman ini merupakan bagian proses CAI dengan menggunakan model drill
and practice yaitu model pembelajaran berbasis komputer dengan cara melatih
pengguna terhadap bahan materi yang pernah dipelajari dalam bentuk uji kompetensi awal (asesmen). Petunjuk informasi yang diberikan menggambarkan upaya guru untuk mencapai hasil yang maksimal dengan waktu yang ditentukan. Pengguna dapat meng-klik menu pop-up (mulai asesmen) untuk menuju halaman selanjutnya yang
berisikan sejumlah tes. Gambar 29 dan 30 berikut sebagai tampilan informasi dan soal.
Gambar 29 Tampilan halaman informasi asesmen.
Gambar 30 Tampilan halaman soal uji kompetensi awal (asesmen).
Selanjutnya, proses CAI model lainnya yaitu tutorial yaitu memberikan penguatan atau bimbingan terhadap sejumlah materi penyusunan lesson plan kepada pengguna. Materi ini merupakan materi yang harus dipelajari dan dipahami pengguna
sesuai topik yang dipilih. Terdapat 8 topik pilihan yang harus dipelajari pengguna yaitu:
a. Topik profesionalitas guru, b. Topik strategi pembelajaran,
c. Topik model disain perencanaan pembelajaran, d. Topik matematika sekolah,
e. Topik model pembelajaran kooperatif,
f. Topik model pembelajaran umum (student centered), g. Topik lesson plan (RPP), dan
h. Silabus matematika SMA
Proses CAI selanjutnya adalah model drill and practices untuk mengevaluasi hasil penguatan tutorial dengan sejumlah pertanyaan dan waktu yang telah ditentukan. Setelah tutorial, maka halaman selanjutnya berupa informasi petunjuk evaluasi. Gambar 31 dan 32 berikut merupakan tampilan tutorial.
Gambar 32 Halaman tutorial dengan topik lesson plan. 4.5.2.4 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Create Lesson Plan
Setelah proses asesmen atau evaluasi mencapai hasil rata-rata ( 75), maka pengguna dapat menuju halaman create lesson plan. Pada halaman ini terdapat petunjuk informasi dengan ketentuan dan pilihan pengguna. Misalkan pengguna memilih create lesson plan by system, maka seluruh proses pengisian input parameter
lesson plan oleh pengguna akan ditentukan oleh sistem. Namun, jika pengguna
memilih create lesson plan by owner, maka keseluruhan input parameter lesson plan sepenuhnya tergantung kepada pengguna. Pada Gambar 33 dan 34 berikut merupakan tampilan dari informasi petunjuk dan pengisian create lesson plan.
Gambar 33 Tampilan halaman informasi create lesson plan.
Gambar 34 Tampilan halaman create lesson plan by owner.
Setelah proses entri data pada form create lesson plan, maka selanjutnya dapat dicetak dalam format file .pdf. Berikut ini contoh hasil print out dalam format file .pdf (Gambar 35).
Gambar 35 Tampilan hasil cetak dalam format pdf. 4.6 Pengujian
Hasil pengujian sistem OLP secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11. Sistem OLP diuji dengan menggunakan browser Mozilla Firefox 5.0 atau google chrome secara offline. Fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem OLP dapat berjalan dengan baik, di antaranya fungsi asesmen pemahaman guru, fungsi tutorial lesson
plan, fungsi evaluasi pemahaman guru, fungsi create lesson plan, forum diskusi, dan
fungsi report lesson plan.
Berdasarkan hasil pengujian sistem tersebut, maka secara umum perbedaan penyusunan lesson plan matematika dengan menggunakan pendekatan konvensional
dan pendekatan sistem dapat terlihat dengan jelas dari penilaian (parameter) pada tabel berikut.
Tabel 6 Perbedaan penilaian penyusunan lesson plan
No Penilaian (Parameter) Pendekatan
Konvensional Sistem OLP
1 Template lesson plan
Dibuat dengan aplikasi office, dan terkadang tidak konsisten.
Telah disesuaikan dengan bentuk database secara
online 2 Penyimpanan Data Disimpan di media penyimpanan portable (hardisk/flasdisk) pengguna
Disimpan dalam aplikasi atau database server
3 Model pembelajaran
Pemilihan model secara statis
Pemilihan model secara dinamis yang dilakukan oleh sistem menggunakan teknik komputasi 4 Standar kompetensi Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna)
Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) 5 Tujuan pembelajan Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna)
Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) 6 Indikator Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna)
Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) 7 Metode pembelajaran Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna)
Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) 8 Pendekatan pembelajaran Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna)
Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) 9 Kegiatan pembelajaran Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna)
Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP)
Peran pengguna (guru) dalam penyusunan lesson plan menjadi suatu keputusan penting, dimana OLP menghasilkan lesson plan yang efektif dan optimal untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 36 berikut.
Peran User (Guru) dalam Penyusunan
Lesson Plan
Ditinjau dari Pendekatan Sistem
OLP
Ditinjau dari Pendekatan Sistem OLP
Ditinjau dari Pendekatan Konvensional
Penyusunan lesson plan tidak berdasarkan atas pengetahuan
(tacit)
Kebutuhan Lesson Plan ditentukan oleh manajemen pengetahuan (tacit dan eksplisit) pengembangan pengetahuan
pribadi dalam lesson plan terbatas
Pengembangan pengetahuan pribadi dalam lesson plan terus
meningkat dan tidak terbatas Penyusunan lesson plan kurang
bervariasi dan terkesan monoton
Penyusunan lesson plan sangat bervariasi dan fleksibel Hasil lesson plan tidak
memberikan bentuk optimal dan kurang dalam efektifitas
Hasil lesson plan memberikan bentuk optimal dan efektifitas Kriteria pemilihan atribut lesson
plan terbatas terhadap strategi
pembelajaran
Kriteria atribut lesson plan bervariasi sesuai kebutuhan