• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SDN-9 LANGKAIPALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SDN-9 LANGKAIPALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PADA SDN-9 LANGKAIPALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Ditulis memenuhi sebagian persyaratan Dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD

Oleh WIWI APRIANI NPM.11.23.12659

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PGSD TAHUN 2015

(2)

2

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PADA SDN-9 LANGKAIPALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD

Oleh WIWI APRIANI NPM. 11.23.12659

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PGSD TAHUN 2015

(3)

3 DAFTAR ISI PERNYATAAN ... i ABSTRAK ... ii ABSTRACK ... iii LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 5 C. Batasan Masalah... 5 D. Rumusan Masalah ... 6

E. Alternatif Pemecahan Masalah ... 6

F. Tujuan Penelitian ... 7

G. Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. AnalisisTeoritis ... 8 1. Hasil Belajar ... 8 a. Pengertian Belajar ... 8 b. Hasil Belajar ... 9 2. Hakekat Menulis... 9 3. Manfaat Menulis... 10 4. Tujuan Menulis ... 12 5. Proses Menulis ... 13 6. Menulis Karangan ... 15 7. Jenis-jenis Karangan ... 15

8. Ciri-ciri Kemampuan Menulis Karangan ... 17

9. Teknik Penilaian Menulis Karangan ... 19

10. Strategi Pembelajaran ... 20

11. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran ... 21

12. Strategi Guided Writing ... 22

13. Langkah-langkah Penggunaan Strategi Guided Writing ... 24

14. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Guided Writing ... 22

B. Penelitian Yang Relevan ... 25

C. Kerangka Berpikir ... 26

D. Hipotesis Tindakan ... 27

(4)

4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

1. Waktu Penelitian ... 31

2. Tempat Penelitian ... 31

B. Jenis Penelitian ... 31

C. Kehadiran dan Peran Peneliti ... 32

D. Subjek Penelitian ... 33

E. Rancangan Penelitian ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data daninstrumen... 37

1. Teknik Pengumpulan Data ... 37

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 41

G. Teknik Analisis Data ... 42

H. Indikator Keberhasilan Penelitian ... 44

I. Jadwal Penelitian ... 45

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 46

1. Deskripsi Data Pra Tindakan ... 46

2. Deskripsi Data Siklus I ... 51

3. Deskripsi Data Siklus II ... 62

B. Pengujian Hipotesis Tindakan ... 71

1. Aktivitas peserta didik ... 71

2. Aktivitas guru selama proses pembelajaran ... 72

3. Meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik ... 72

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

D. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik ... 78

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 80

B. Rekomendasi ... 81

DAFTAR PUSTAKA

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan berfungsi untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tercantum pada pasal 3 yang menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Mutu pendidikan memang perlu untuk selalu diperbaiki dan juga lebih ditingkatkan agar kedepannya kualitas pendidikan akan semakin lebih lebih baik. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang sangat penting karena sebagai bahasa nasional dan bahasa resmiyang digunakan dalam berbagai bidang kegiatan, salah satunya Bahasa Indonesia saat ini dipergunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan mulai dari sekolah

(6)

dasar sampai perguruan tinggi. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat berkomunikasi antar manusia untuk itu kemampuaan berbahasa bagi

seseorang merupakan bagian terpenting karena bahasa dipergunakan sebagai sarana berhubungan dengan dunia luar dan mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat.

Hal itu sesuai dengan empat aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tadi merupakan kemampuan dasar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan kemampuan tersebut saling berkaitan satu sama lain dan erat hubungannya dengan pembelajaran.

Sebagian orang menganggap belajar Bahasa Indonesia adalah hal yang mudah akan tetapi ternyata pernyataan ini sangat berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada, faktanya masih ada orang Indonesia yang tidak bisa menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Saat ini masih ada peserta didik yang menganggap bahwa belajar Bahasa Indonesia itu ternyata tidak mudah dan juga dianggap sebagai

pelajaran yang membosankan karena sebagian guru yang mengajarkan Bahasa Indonesia tidak mengembangkan metode pembelajarannya sehingga peserta didik selama ini kurang begitu tertarik untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.

Mengingat pentingnya pembelajaran Bahasa Indonesia diajarkan kepada peserta didik maka tugas seorang guru ialah bagaimana caranya membuat peserta didik menjadi tertarik untuk belajar Bahasa Indonesia.

(7)

Kebanyakan peserta didik mengalami kesulitan ketika disuruh menulis, baik itu menulis karangan atau pun menulis puisi dan dari survei yang pernah dilakukan umumnya responden menyatakan bahwa aspek pelajaran Bahasa Indonesia yang paling tidak disukai peserta didik adalah menulis. Hal ini juga dikemukakan menurut Graves dalam Suparno dan yunus (2009: 14)

“seseorang enggan menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis”.

Menulis tak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat serta pengalaman belajar menulis atau mengarang di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Sebenarnya begitu banyak manfaat yang dapat dipetik dari menulis, salah satu dari manfaat itu adalah dalam hal peningkatan kecerdasan. Begitu pula halnya dengan menulis karangan, masih ada peserta didik yang kesulitan ketika diminta untuk menuliskan karangan mereka sendiri. Menulis karangan merupakan satu diantara kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam pembelajaran menulis. Salah satu jenis karangan yang dibuat oleh peserta didik kelas tinggi dalam penelitian ini yaitu adalah karangan narasi. Keterampilan menulis karangan khususnya karangan narasi yang menjadi fokus penelitian peneliti mempunyai keunikan yaitu adanya jalan cerita (alur), adanya tokoh (penokohan) dan ada urutan waktu (kronologi). Karangan narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang tepat untuk di pelajari peserta didik, sehingga peserta didik dapat membuat karangan sesuai urutan kejadian yang diketahuinya berdasarkan

(8)

Namun dalam kenyataannya, masih banyak permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama untuk kegiatan menulis di Sekolah Dasar. Salah satunya ialah menulis karangan, hal ini dikarenakan masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menggunakan pilihan kata yang kurang tepat, penggunaan tanda baca, penulisan kata yang digunakan sering tidak sesuai dengan aturan penulisan Bahasa Indonesia dan juga kesulitan dalam menulis karangan yang sesuai dengan jenis karangannya. Hal ini dilihat dari karangan narasi yang dibuat peserta didik yaitu pemberian tanda baca dan cara penulisan belum baik. Sebenarnya akan lebih menyenangkan dan menarik apabila guru mampu mengaplikasikan media pembelajaran dan strategi pembelajaran yang sedikit berbeda, bukan hanya menggunakan strategi pembelajaran yang konvensional saja sebab hal itu yang membuat peserta didik menjadi kurang tertarik dengan pembelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu strategi yang bisa digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis karangan adalah strategi guided writing atau menulis terbimbing.

Adanya strategi guided writing dalam pembelajaran diharapkan dapat membantu memperjelas pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan dan peserta didik juga dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi di SDN- 9 Langkai Palangkaraya, bahwa kemampuan peserta didik dalam menulis karangan masih mengalami

kesulitan, masih banyak peserta didik yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hal ini terlihat nilai pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan masih banyak yang rendah yaitu

(9)

dengan nilai rata-rata 55. Dari sejumlah keseluruhan 27 peserta didik ketika dilakukan penilaian oleh pendidik Bahasa Indonesia hasil peserta didik yaitu 40% yang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Sedangkan 60% mendapat nilai dibawah KKM. Sementara Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70.

Berdasarkan observasi juga peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia cenderung kesulitan dalam memilih kosa kata, selain itu kesulitan peserta didik juga terlihat pada saat menggabungkan kata demi kata dalam karangannya. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Writing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di Kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Penelitian ini penting karena akan menunjang pengetahuan peserta didik dalam menulis. Dengan adanya strategi guided writing ini diharapkan peserta didik bisa aktif dan tertarik dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan yang diuraikan pada latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Peserta didik masih kesulitan memilih kosakata dalam menulis karangan. 2. Peserta didik kesulitan menyusun kata demi kata dalam menulis karangan. 3. Hasil belajar peserta didik masih rendah.

(10)

5. Peserta didik kurang termotivasi dan belum aktif dalam proses pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti memberikan batasan masalah yang akan diteliti. Adapun penelitian ini dibatasi pada:

1. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menulis karangan narasi hanya dibatasi pada strategi

guided writing.

2. Objek penelitian dibatasi pada peserta didik di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Jenis karangan yang digunakan yaitu karangan narasi yang disesuaikan dengan kemampuan berpikir peserta didik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang dikemukakan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana aktivitas belajar peserta didik di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi guided writing?.

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam menulis karangan narasi di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah diterapkan strategi guided writing?.

(11)

E. Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Digunakannya strategi pembelajaran Pictur And Pictur dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan peserta didik akan lebih memahami materi yang

dipelajari, karena dengan menggunakan strategi Pictur And Pictur guru dapat membuat suasana pembelajaran yang bersifat

menyenangkan dan peserta didik menjadi lebih tertarik dan aktif dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Alternatif yang kedua yaitu bisa dilakukan dengan menerapkan pendekatan kontekstual, melalui penerapan pendekatan

kontekstual, guru dapat mengaitkan materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata yang bisa disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media dan sebagainya.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi guided writing.

(12)

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dalam menulis karangan narasi di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah diterapkan strategi guided writing.

G. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yakni: 1. Bagi Kepala Sekolah, diharapkan dapat meningkatkan mutu sekolah

melalui peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Bagi Guru, dapat dijadikan informasi agar menggunakan berbagai strategi yang bervariasi, inovatif dan kreatif.

3. Bagi Peserta Didik, diharapkan mampu meningkatkan pemahaman tentang belajar Bahasa Indonesia.

4. Bagi Peneliti selanjutnya, menambah wawasan dan referensi dalam melaksanakan penlitian selanjutnya.

(13)

8 BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Teoritis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.

Menurut Susanto (2013: 4), bahwa belajar adalah:

suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak”.

Menurut Ibrahim dkk (2011: 127) “belajar dimaknai sebagai sebagai kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup”.

Sedangkan menurut Patmodewo (2005: 102) “belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima

pengalaman belajarnya dan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku dan peningkatan

(14)

perubahan pengetahuan, tingkah laku serta keterampilan yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan sekolah. b. Hasil Belajar

Menurut Susanto (2013: 5) “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.

Menurut Hamalik (2006: 45) “hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari yang tahu menjadi tahu”.

Sedangkan menurut Brahim (2011: 127) “hasil belajar dapat diartikan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara keseluruhan”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau peningkatan kemampuan dan sikap yang diperoleh peserta didik setelah menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga dapat berguna bagi kehidupannya sehari-hari.

2. Hakekat Menulis

Menulis adalah kegiatan menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa melalui tulisan dengan maksud dan pertimbangan tertentu untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki. Di dalam dunia pendidikan, menulis akan tetap berharga, sebab menulis membantu seseorang berpikir lebih mudah. Dalam Bahasa Indonesia ada 4 komponen keterampilan yang harus dikuasai meliputi:

(15)

a. Mendengarkan b. Berbicara c. Membaca d. Menulis

Menurut Bryne dalam Depdiknas (2004: 8) bahwa:

Menulis tidak hanya membuat satu kalimat atau hanya beberapa hal yang tidak berhubungan, tetapi menghasilkan serangkaian hal yang teratur, yang berhubungan satu dengan yang lain dan dalam gaya tertentu rangkaian kalimat itu biasa pendek, mungkin hanya 2 atau 3 kalimat, tetapi itu diletakkan secara teratur dan berhubungan satu dengan lain berbentuk kesatuan yang masuk akal.

Dalam kamus Bahasa Indonesia (2005: 1219), “menulis adalah membuat huruf (angka, dsb) dengan pena (pensil, kapur)”. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan

mengungkapkannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis.

3. Manfaat Menulis

Manfaat menulis menurut Suparno dan Yunus (2008: 89) yaitu antara lain sebagai berikut:

a. Meningkatkan Kecerdasan

Aktivitas menulis dapat meningkatkan kecerdasan seseorang, baik kecerdasan kognitif maupun kecerdasan emosional. Menyampaikan gagasan-gagasan kedalam sebuah tulisan diawali dengan menemukan ide-ide tersebut melalui aktivitas berpikir.

(16)

b. Pengembangan Daya Inisiatif

Daya inisiatif tidak dapat berkembang secara sendiri apabila seseorang tidak mencoba melatihnya sehingga menjadi berkembang. Menulis merupakan sebuah aktivitas yang awal kemunculannya diwali dengan adanya inisiatif untuk menulis.

c. Penumbuhan Keberanian

Aktivitas menulis dapat menumbuhkan keberanian dalam diri seseorang karena dengan menulis seseorang dapat menuangkan idenya dalam sebuah tulisan yang merupakan suatu langkah positif untuk berani mengemukakan pendapatnya kepada khalayak umum atau pembaca.

d. Pendorong Kemauan

Menulis dapat menjadi langkah awal bagi seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan hal lainnya. Seperti mendorongnya untuk mau berbagi tentang suatu ide atau perasaan yang bisa jadi sulit ia ungkapkan melalui bahasa lisan.

e. Kemauan Mengumpulkan Informasi

Menulis tidak hanya membutuhkan ide tetapi juga informasi. Kebutuhan terhadap informasi tersebut yang dapat mendorong dan meningkatkan kemauan seseorang dalam mengumpulkan berbagai informasi yang ada.

(17)

4. Tujuan Menulis

Adapun tujuan menulis menurut Kusumaningsih (2007: 67-68), adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Penugasan (Assigment Purpose)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan. Dalam artian penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.

b. Tujuan Altruistik (Altruistik Purpose)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan pembaca serta ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

c. Tujuan Persuasif (Persuasive Purpose)

Tujuan persuasif ialah meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. Tulisan semacam ini banyak digunakan oleh para penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang dagangan atau kegiatan politik.

d. Tujuan Informasional (Information Purpose)

Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi informasi atau keterangan kepada pembaca. Disini penulis berusaha menyampaikan informasi agar menjadi lebih tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis.

(18)

e. Tujuan Pernyataan Diri (Self Expressive)

Tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan dirinya sendiri kepada para pembaca dapat memahami.

f. Tujuan Kreatif (Creative Purpose)

Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri, tulisan ini bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian. Disini penulis bukan hanya memberikan informasi,

melainkan lebih dari itu. Dalam informasi yang disajikan oleh penulis, tetapi juga merasa terharu membaca tulisan tersebut.

g. Tujuan Pemecahan Masalah (Problem Solving Purpose)

Penulis berusaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan tulisannya penulis berusaha memberi kejelasan kepada pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu masalah.

5. Proses Menulis

Menurut Suparno dan Yunus (2008: 115), menulis terbagi atas 5 tahap yaitu:

a. Pra Menulis

Proses pra menulis merupakan tahap awal atau disebut juga dengan tahap persiapan dalam menulis. Pada tahap ini seorang penulis untuk memulai aktivitas menulisnya diawali dengan menemukan gagasan menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih

(19)

bentuk/jenis tulisan, membuat kerangka, dan mengumpulkan bahan-bahan yang akan digunakan.

b. Menulis

Menulis merupakan tahapan ide-ide yang dimiliki oleh penulis dijabarkan kedalam bentuk tulisan. Diawali dengan cara menuangkan ide-ide tersebut dalam bentuk kalimat dan paragraf, kemudian

paragraf-paragraf yang telah ada dirangkai menjadi satu karangan yang utuh dan telah dituliskan.

c. Merevisi

Revisi merupakan tahap dimana seorang penulis melakukan koreksi atas tulisannya. Adapun proses revisi dapat dilakukan oleh penulis sendiri. Revisi bisa dilakukan pula berdasarkan koreksi dari pihak lain atas tulisan tersebut.

d. Mengedit

Tahap selanjutnya dalam menulis yaitu pengeditan. Tahap pengeditan ini dilakukan dengan asumsi bahwa karangan dianggap telah sempurna. Dalam proses pengeditan dibutuhkan format baku yang telah menjadi acuan misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan yang digunakan, besar huruf pada tulisan, dan pengaturan spasi.

e. Mempublikasikan

Mempublikasikan tulisan berarti menyampaikan karangan kepada orang lain dalam bentuk non cetakan yaitu cara pementasan,

(20)

penceritaan, peragaan dan sebagainya. Tahap publikasi merupakan tahap akhir dalam menulis.

6. Menulis Karangan

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan seseorang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan kedalam bentuk tulisan yang teratur. Menurut The Liang Gie (2004: 3) menyatakan bahwa “karangan merupakan segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami”.

Menurut Suparno dan Yunus (2008: 127) “mengarang adalah penyampaian pesan (ide, gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada pihak lain”. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005: 506) menyatakan bahwa “karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca”.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa karangan merupakan gagasan atau ide seseorang melalui tulisan yang dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain hingga berbentuk suatu cerita yang tersusun sistematis.

7. Jenis-Jenis Karangan

Menurut Widagdho (2008: 105), karangan digolongkan kedalam lima jenis yaitu:

(21)

a) Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi disebut karangan lukisan atau gambaran tentang sesuatu hal. Hal yang digambarkannya itu dapat berupa sifat, tingkah laku, keadaan tempat, keadaan seseorang dan lain-lain. b) Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi disebut juga karangan yang berusaha

menerangkan suatu hal atau gagasan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. langkah.

c) Karangan Persuasi

Karangan persuasi disebut juga karangan ajakan atau himbauan. Karangan ini oleh banyak orang digolongkan kedaalam karangan argumentasi yaitu didahului oleh sebuah opini yang membedakannya dengan argumentasi yaitu pada bagian akhir ada sebuah kalimat ajakan atau himbauan.

d) Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi bermaksud menyampaikan pendapat atas idenya dengan menyertakan alasan yang kuat sehingga pembaca memahami gagasan yang disajikan. Karangan argumentasi bertujuan untuk meyakinkan orang lain yang berlandaskan pada alasan-alasan yang logis dan meyakinkan bahkan lengkapnya dengan pembuktian. e) Karangan Narasi

Menulis karangan narasi merupakan satu diantara kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran menulis.

(22)

Keterampilan menulis karangan, khususnya karangan narasi yang menjadi fokus penelitian peneliti. Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut. Rangkaian kejadian atau peristiwa tersebut biasanya disusun berdasarkan urutan waktu (secara kronologi). Karangan narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut:

1) Narasi Ekspositoris

Narasi ekspositoris adalah narasi yang menyampaikan

informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa. Hal ini berarti bahwa narasi ekspositoris merupakan suatu narasi yang hanya mengisahkan suatu kejadian yang telah ada.

2) Narasi Sugesti

Narasi sugestif adalah suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Dalam hal ini narasi sugestif terjadi karena adanya serangkaian cerita yang ditumbuhi dengan imajinasi penulis.

8. Ciri-ciri Kemampuan Menulis Karangan

Agar dapat menulis karangan seseorang terlebih dahulu memiliki kemampuan membaca, mengeja, menulis dengan jelas dan memahami berbagai aturan yang berlaku bagi suatu jenis penulisan. Adapun ciri-ciri untuk menentukan karangan menurut Kusumaningsih (2007: 70), yaitu sebagai berikut:

(23)

a. Dapat menentukan topik atau tema

Topik atau tema adalah pokok persoalan, pokok permasalahan atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Hal ini untuk menentukan yang akan dibahas dalam tulisan. Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan topik yaitu:

1) Jangan mengambil tema yang bahasanya terlalu luas.

2) Pilihlah tema yang disukai dan yakin mampu mengembangkannya kedalam suatu karangan.

3) Pilihlah tema yang sumber atau bahannya mudah diperoleh. 4) Pilihlah tema yang sesuai dengan perkembangan zaman. b. Menentukan tujuan

Topik dapat diartikan pula dengan tema. Pembatasan topik belum sendirinya membatasi maksud (tujuan) pengarang. Pembatasan merupakan suatu rancangan yang menyeluruh yang memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas tertentu.

c. Mengumpulkan data (bahan)

Dalam mengumpulkan bahan dapat diperoleh dan pengalaman penulis, buku bacaan, wawancara atau melakukan pengamatan dan sebagainya.

d. Menyusun Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah sebagai rancangan atau rencana kerja seorang penulis dalam rangka menguraikan setiap topik atau masalah. Kerangka karangan yang baik adalah kerangka karangan

(24)

yang memiliki susunan ide yang mengikuti ukuran logis. Kerangka karangan berfungsi sebagai berikut:

1) Memudahkan pengelolaan susunan karangan sehingga teratur dan sistematis.

2) Memudahkan dalam menguraikan masalah.

3) Membantu menyeleksi materi mana yang penting dan tidak penting.

e. Pemberian judul karangan

Judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca. Kriteria judul yang baik adalah judul harus relevan dengan temanya atau ada pertalian dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut, judul harus menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi karangan itu dan judul harus singkat.

9. Teknik Penilaian Menulis Karangan Tabel 1

Profil Penilaian Karangan

PROFIL PENILAIAN KARANGAN Nama Peserta Didik :

Judul : SKOR KRITERIA I S I 27 - 30 22 – 26 17 – 21 13 - 16

SANGAT BAIK – SEMPURNA: padat informasi, substansi,

Pengembangan tesis tuntas, relevan dengan permasalahan dan tuntas. CUKUP – BAIK : informasi cukup, substansi cukup, pengembangan tesis terbatas, relevan dengan masalah tetapi tak lengkap.

SEDANG – CUKUP : informasi terbatas, pengembangan tesis tak cukup, permasalahan tak cukup.

SANGAT KURANG : tak berisi, tak ada substansi, tak ada pengembangan tesis, tak ada permasalahan.

(25)

Lanjutan Tabel 1

PROFIL PENILAIAN KARANGAN Nama Peserta Didik :

Judul : SKOR KRITERIA O R G A N I S A S I 18 - 20 14 - 17 10 - 13 7 - 9

SANGAT BAIK – SEMPURNA : ekpresi lancar, gagasan

diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis, kohesif.

CUKUP – BAIK : kurang lancar, kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, urutan logis tetapi tak lengkap. SEDANG – CUKUP : tak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tak logis.

SANGAT KURANG : tak komunikatif, tak terorganisir, tak layak nilai. K O S A K A T A 18 - 20 14 - 17 10 - 13 7 – 9

SANGAT BAIK – SEMPURNA : pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata. CUKUP – BAIK : pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tak

mengganggu.

SEDANG – CUKUP : pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna. SANGAT KURANG : pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosakata rendah, tak layak nilai

P E N G B A H A S A 22 - 25 18 - 21 11 - 17 5 - 10

SANGAT BAIK – SEMPURNA : kontruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. CUKUP – BAIK : kontruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada kontruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tak kabur.

SEDANG – CUKUP : terjadi kesalahan serius dalam kontruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur.

SANGAT KURANG : tak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tak komunikatif, tak layak nilai.

(26)

Tabel 2

Model Penilaian Tugas Menulis Karangan Narasi Dengan Pembobotan Masing-Masing Unsur

No 1 2 3 4 5

Unsur yang dinilai Tema dan isi gagasan yang Dikemukakan

Organisasi isi Tata bahasa

Gaya: pilihan struktur dan Kosakata Ejaan Jumlah Skor maksimum 20 20 20 20 20 100

Skor peserta didik ....

.... .... ....

....

Sumber: Nurgiyantoro, Burhan (2009: 307) Keterangan:

Standar Skor Penilaian:

Skor Penilaian Penjelasan

20 Sangat baik

15 Baik

10 Cukup Baik

5 Kurang Baik

10. Strategi Pembelajaran

Secara umum strategi diartikan sebagai kegiatan yang dipilih dan dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik dalam menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

Menurut Uno (2007: 97) “strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran yang pada akhirnya tujuan

(27)

Menurut Miarso (2004: 530) “strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum pembelajaran yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori tertentu”.

Sedangkan menurut Moeliono (Warsita 2008: 267) “strategi dapat dipahami sebagai suatu cara atau seperangkat cara atau teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau peserta didik dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap pada pembelajaran”.

Dari pendapat dapat disimpulkan bahwa staregi merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

11. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut (Iswari: 2012) Strategi pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas 8 komponen yang meliputi:

a) Guru membaca teks/buku dengan suara keras) untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan memperkaya kosakata peserta didik (reading aloud).

b) Anak didik dilatih untuk mengekpresikan perasaan dan kejadian yang dilihat dalam bentuk tulisan dengan kalimat sederhana (jurnal writing). c) Melatih konsentrasi membaca (sustained silent).

d) Guru dan anak didik bergantian membaca, dimana guru memberi cara membaca yang baik (shared reading).

(28)

e) Membaca terbimbing (guided reading).

f) Anak didik diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri materi bacaan yang menarik baginya (independent reading).

g) Melatih anak didik menulis berdasarkan hal yang menarik baginya (independent writing).

12. Strategi Guided Writing

Salah satu strategi pembelajaran menulis yang dapat diterapkan guru bahasa adalah strategi guided writing atau menulis terbimbing merupakan salah satu strategi pembelajaran menulis yang dapat diterapkan guru bahasa. Strategi ini dikembangkan oleh Blake dan Spenneto, yang dikutip dari Eanes (Sabarun: 2006) yang menyatakan:

Strategi menulis terbimbing atau guided writing adalah suatu strategi untuk mengembangkan keterampilan menulis dan menggunakan keterampilan menulis untuk meningkatkan pengajaran. Strategi ini dapat digunakan pada hampir semua jenjang. Strategi ini merupakan kerangka intruksional untuk segala bentuk tugas mengarang yang dipilih.

Guided writing atau menulis terbimbing adalah suatu cara atau

petunjuk yang digunakan oleh guru dalam membimbing peserta didik untuk menuangkan segala ide atau gagasan secara tertulis, sehingga ide tersebut dapat digambarkan secara jelas. Guided writing harus dapat ditumbuh kembangkan dalam diri anak, sesuai dengan taraf pemikirannya. Sehingga melalui model terbimbing diharapkan pembelajaran Bahasa Indonesia dapat menyampaikan pesan kepada orang lain.

(29)

Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa menulis terbimbing atau guided

writing merupakan strategi yang baik dalam memberikan pembelajaran

yang disesuaikan dengan pemikiran peserta didik itu sendiri.

Atwel mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dasar yang melandasi strategi

guided writing, diantaranya yaitu:

a. Penulis membutuhkan waktu.

b. Penulis memerlukan topik mereka sendiri. c. Penulis memerlukan respon dari pembaca. d. Penulis membutuhkan konteks dalam menulis. e. Penulis harus lebih banyak membaca.

f. Dalam setiap tulisan guru harus bertanggung jawab mengenai pengetahuan dan pengajaran mereka.

Esensi dari keenam prinsip tersebut adalah perubahan, yaitu perbaikan proses pembelajaran dan kualitas kemampuan menulis para peserta didik. Selanjutnya menurut Rudel (Mulyani: 2009), menguraikan fokus guided

writing ini adalah sebagai berikut:

Fokus utama guided writing adalah proses mengajak peserta didik membiasakan menulis secara produktif untuk meningkatkan

kelancaran menulis dan pengalaman dibandingkan dengan hasilnya, walaupun hasilnya mungkin muncul dari pelatihan tersebut.

Dari beberapa prinsip tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis yang paling utama adalah hasil dari sebuah proses tulisan. Dalam guided writing peserta didik dilibatkan aktif dan produktif dalam menulis.

(30)

13. Langkah- langkah Penggunaan Strategi Guided Writing a. Persiapan (prewriting)

Menyiapkan peserta didik untuk menemukan topik dengan membantunya memilih topik yang sesuai. Dalam hal ini guru membimbing peserta didik dalam memilih topik, kemudian guru membantu peserta didik mengembangkan daftar sumber informasi yang diperlukan untuk mengembangkan topik.

b. Penyusunan draf kasar (drafting)

Guru membantu peserta didik merumuskan pertanyaan terkait dengan topik yang ingin dikembangkan. Dalam langkah ini, guru membantu peserta didik memberikan daftar pertanyaan yang ingin dijawab peserta didik.

c. Merevisi tulisan (revising)

Guru membimbing peserta didik untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan ide untuk menjawab pertanyaan. Dalam hal ini, guru membantu peserta membuang informasi yang tidak terkait dengan topik yang akan dikembangkan. Kemudian peserta didik menulis draf pertama dengan menggunakan informasi yang sudah diperoleh dan diorganisasikan.

d. Melakukan penyuntingan (editing)

Masing-masing peserta didik diminta membacakan draf tulisannya kepada teman pasangannya untuk mendapatkan umpan balik, saran, dan komentar dari temannya. Pada saat yang bersamaan, peserta didik

(31)

mencatat saran, umpan balik, dan komentar dari teman pasangannya untuk perbaikan tulisannya.

e. Berbagi dengan teman dan saling memeriksa tulisan (sharing) Peserta didik menukar hasil revisinya dengan teman pasangannya. Selanjutnya, temannya mengedit hasil karangannya dengan

mengidentifikasi kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan lain-lain yang perlu diperbaiki dan peserta didik melanjutkan tulisannya kembali setelah direvisi.

14. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Guided Writing

Menurut Mulyani (2007: 48) terdapat beberapa kelebihan strategi

guided writing yaitu sebagai berikut:

a. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan ide yang ada pada dirinya.

b. Memupuk daya nalar peserta didik.

c. Mengembangkan sikap berpikir kritis dan kreatif. d. Peserta didik dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar. e. Meringankan beban guru dalam mengajar.

f. Menciptakan kegiatan pembelajaran yang tidak membosankan peserta didik.

g. Meningkatkan terjadinya interaksi dua arah dalam proses pembelajaran.

(32)

Sedangkan kelemahan dari strategi guided writing menurut Kiki Rahayu adalah sebagai berikut:

a. Guru memerlukan waktu yang lama dalam proses pembelajaran. b. Guru mengalami lebih banyak kesulitan dalam membimbing peserta

didik yang memerlukan bimbingan.

c. Kelas yang banyak peserta didiknya akan sangat memerlukan guru dalam memberikan bimbingan belajar.

B. Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan yang mendukung penelitian ini adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Mardiati penelitian (2013) dengan judul

“Efektivitas Penggunaan Strategi guided writing untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi” menyatakan bahwa strategi guided writing merupakan strategi yang baik untuk peserta didik dapat mengembangkan ide dalam belajar dengan bimbingan guru, hal tersebut dapat membuat peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sabarun (2006) dengan judul

“meningkatkan kemampuan menulis paragraf dengan strategi menulis terbimbing bagi mahasiswa semester 4 jurusan teknik elektro di

universitas negeri Malang” menyatakan bahwa strategi menulis terbimbing guru diharapkan lebih memberikan bimbingan dan memperhatikan

penggunaan waktu, setelah guru menggunakan model yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran agar motivasi dan hasil belajar meningkat.

(33)

3. Pada penelitian yang dilakukan oleh Alis Muliati Rizki (2013) dengan judul “penerapan strategi menulis terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar menulis puisi” menyatakan bahwa strategi menulis terbimbing dapat mengarahkan peserta didik dalam belajar yang baik dalam bentuk memberitahukan,

membangkitkan dan membimbing peserta didik untuk memperoleh keterampilan menulis.

C. Kerangka Berpikir

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, strategi pembelajaran sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan

kemampuan menulis karangan dengan menggunakan strategi guided writing. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis merupakan salah satu kegiatan berbahasa secara aktif, ekpresif yang digunakan untuk menyampaikan

gagasan, pesan, sikap dan pendapat secara tidak langsung kepada pembaca dalam bentuk tertulis. Sedangkan karangan adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.

Dapat diartikan bahwa menulis karangan apabila diterapkan secara mendasar kepada peserta didik sekolah dasar sangatlah melatih seni mereka dalam segi menulis, menulis karangan bukanlah hal yang sulit apalagi ditakuti namun belajar menulis karangan dapat memberikan nilai-nilai seni dari dalam diri anak dapat terasah sejak ia masih duduk di sekolah dasar. Dengan

(34)

dalam menulis karangan dengan bimbingan guru, hal tersebut dapat membuat peserta didik lebih kreatif dalam menulis karangan.

Bagan Kerangka berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Menurut Supartono dkk (2004: 43) “hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang dihadapi yang

kebenarannya harus masih diuji secara empiris”. Mahsun (2005: 70) “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian, yang dirumuskan atas dasar pengetahuan yang ada dan logika yang kemudian yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang hendak dilakukan”.

Sedangkan kegunaan hipotesis menurut Furchan (Farid, 2013: 35) antara lain sebagai berikut:

Kondisi Awal Guru kurang menggunakan strategi Guru menggunakan strategi guided writing Hasil belajar rendah Hasil belajar tinggi

(35)

1. Hipotesis memberikan penjelasan tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam satu bidang.

2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.

3. Hipotesis memberikan arahan kepada penelitian.

4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

Sedangkan menurut Hidayah (2013: 43) “hipotesis ialah tindakan yang diduga dapat memberikan hasil dari masalah yang ingin diatasi dalam

rumusan dan atau dari indikator keberhasilan tindakan jika ada”. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu permasalahan yang harus diuji kebenarannya dan untuk menerangkan fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati serta digunakan sebagai petunjuk untuk langkah dalam penelitian selanjutnya. Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. Aktivitas belajar peserta didik di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah diterapkan strategi guided

writing terlihat lebih aktif.

b. Ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam menulis karangan narasi di kelas V SDN- 9 Langkai Palangkaraya setelah diterapkan strategi

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari observasi bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2015.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN- 9 Langkai Palangkaraya yang beralamatkan di Jl. Nyai Balau Palangkaraya. Peneliti menilai lokasi tersebut layak dijadikan tempat observasi karena di sekolah tersebut terdapat permasalahan yang menarik untuk diteliti dengan subjek penelitian peserta didik kelas V.

B. Jenis Penelitian

Metode merupakan hal yang penting dalam penelitian, sebab tanpa adanya metode penelitian ini tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan peserta didik sendiri melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi.

(37)

Penelitian Tindakan Kelas adalah: Menurut Sanjaya (2013: 149) penelitian tindakan kelas adalah:

Penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh tindakan tersebut.

Kunandar (2010: 45) “penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar menjadi meningkat”.

Sedangkan menurut Hidayah (2013: 7) “penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan reflektif bagi guru yang dapat dipergunakan untuk peningkatan proses pembelajaran yang telah dilakukan”.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru secara sistematis dalam kegiatan belajar berupa sebuah tindakan dalam ruang kelas secara bersama melalui refleksi diri untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

C. Kehadiran dan Peran Peneliti

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK), kehadiran dan peran peneliti dalam penelitian ini dilakukan peneliti dengan berkolaborasi dengan guru kelas yang merupakan orang pertama yang merasakan adanya masalah. Dengan adanya peneliti guru dan peneliti melakukan penelitian dengan saling bertukar pengalaman. Peneliti memaparkan proses

(38)

pembelajaran selama mengajar dengan menerapkan cara strategi yang baru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang lebih baik.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V di SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 27 orang peserta didik dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3 Subjek Penelitian

No Kelas Jenis kelamin Jumlah

1. V Laki-laki Perempuan 14 orang 13 orang

27 orang

Sumber data: wali kelas V SDN 9 Langkai Palangkaraya

E. Rancangan Penelitian

Model kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model proses dalam bentuk dua siklus menurut Kemmis dan Mc Taggar (Hidayah 2013: 19) yaitu suatu model yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

(39)

Untuk lebih jelasnya disampaikan melalui skema berikut ini:

Gambar Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis & Mc Taggart)

Siklus I

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan yaitu: SIKLUS I SIKLUS II Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Observasi Refleksi Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Observasi Refleksi Berhasil Belum Berhasil Siklus N Berhasil

(40)

a) Mengadakan diskusi bersama guru kelas V di SDN- 9 Langkai Palangkaraya tentang pembelajaran menulis karangan yang yang pernah dilakukan.

b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

menulis karangan dengan menggunakan strategi guided writing. 2. Tindakan

a) Pra Menulis

Pada tahap ini guru menjelaskan materi tentang karangan dan memperlihatkan beberapa contoh karangan serta menjelaskan langkah-langkah dalam menulis karangan.

b) Menulis

1) Persiapan (prewriting)

2) Penyusunan draf kasar (drafting) 3) Merevisi tulisan (revising)

4) Melakukan penyuntingan (editing)

5) Berbagi dengan teman dan saling memeriksa tulisan (sharing) 6) Penulisan kembali dan mengumumkannya dengan

teman-teman (publising). c) Pasca menulis

Pada tahap ini peneliti menerapkan strategi guided writing yang telah disusun dan dibuat tersebut pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

(41)

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki selama pembelajaran.

Observasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam menulis karangan narasi.

4. Refleksi

Tahap refleksi, dilakukan dengan mengevaluasi hasil observasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target.

Siklus II

1. Perencanaan II

Mempelajari hasil refleksi tindakan pertama dan menggunakan sebagai masukan pada tindakan siklus pertama.

2. Tindakan II

1) Melakukan tindakan sesuai rencana pelaksanaan.

2) Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strategi guided writing dan melakukan tes pembelajaran pada peserta didik.

3. Observasi II

1) Melakukan pengamatan, dilakukan dua orang pengamatan yaitu guru dan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. 2) Melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil pelaksanaan atau

(42)

4. Refleksi II

1) Pada tahap ini peneliti membahas mengenai permasalahan dan mencari solusi dari permasalahan itu.

2) Penelitian dianggap berhasil apabila peserta didik sudah bisa menulis karangan dengan baik dan hasil belajar peserta didik meningkat.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik:

a. Observasi

Observasi adalah alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang

diselidiki. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki. Teknik observasi ini peneliti langsung ke lapangan untuk mengamati situasi dan kondisi dilapangan misalnya secara langsung terutama kesulitan yang dihadapi guru dalam mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Jadi dapat diketahui bahwa observasi merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan, mendengarkan dan mencatat terhadap gejala-gejala yang terjadi di lapangan berdasarkan hasil pengamatan peneliti.

(43)

Tabel 4

Kisi-kisi Observasi Aktivitas Peserta Didik No Aspek pengamatan peserta didik 1 2 3 4 1 Mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru

2 Mencatat penjelasan guru

3 Bekerja dengan menggunakan alat perlengkapan tulis lengkap

No Aktivitas Pendidik 1 2 3 4 4 Menulis ( yang relevan dengan

KBM)

5 Berdiskusi dengan bertanya pada guru

6 Berdiskusi dengan bertanya antara pendidik

Tabel 5

Instrumen Data Observasi Aktivitas Guru

No Aspek Pengamatan Guru 1 2 3 4

1 Memberikan informasi tujuan pembelajaran

2 Memberikan informasi/menjelaskan tentang materi menulis karangan

No Aspek Pengamatan Guru 1 2 3 4

3 Memberikan petunjuk bimbingan dalam kegiatan pembelajaran menulis karangan dengan strategi guided writing

4 Mengamati kegiatan peserta didik saat mengerjakan soal

5 Memotivasi peserta didik 6 Mengajukan pertanyaan

(44)

7

8 9 10

Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

Menulis yang relevan menurut KBM Berdiskusi dan bertanya kepada guru Berdiskusi dan bertanya antara peserta didik

b. Tes

Tes yaitu alat pengukur berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditujukan kepada peserta didik untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk. Menurut Margono (2010: 170) “tes adalah

seperangkat ransangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka”.

Menurut Riduan (2005: 76) “tes merupakan alat pengumpul data dalam bentuk pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Sedangkan menurut Kunandar (2012: 186) “tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam dirinya”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat pengumpulan data yang berupa pertanyaan yang diberikan untuk mengetahui kemampuan individu. Tes digunakan untuk mengukur

(45)

kemampuan belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi

guided writing. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

tes tertulis dalam bentuk tes uraian peserta didik membuat sebuah karangan narasi.

1) Pre-Test (Tes Awal)

Tes awal dilaksanakan sebelum pembelajaran dimulai. Tes awal dimaksud untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. 2) Post-test (Tes Akhir)

Tes akhir dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada akhir pembelajaran.

Tabel 6

Kisi-kisi Pre Test dan Post Test Tingkat : SD

Kelas/Semester : V/II

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Jumlah soal Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, surat, undangan dan dialog tertulis. Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan (huruf kapital, tanda titik, tanda koma, dll)

Menulis karangan Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dan padu serta penggunaan ejaan yang benar.

(46)

c. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen tes dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik tes tertulis berupa uraian, diberikan kepada peserta didik pada awal penelitian dan akhir tindakan sebagai data bukti yang menunjukan hasil belajar menulis peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis karangan narasi dengan menggunakan strategi guided writing di SDN- 9 Langkai Palangkaraya pada peserta didik kelas V.

d. Telaah Instrumen

Pada penelitian ini digunakan dua uji instrumen berupa soal-soal dengan harapan data yang terkumpul benar-benar valid. Instrumen yang ditelaah dalam penelitian ini yaitu uji validitas isi.

Menurut Sumarna (2004: 51) “validitas isi sering pula dinamakan validitas kurikulum yang mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur”. Sementara Syaodih (Sukmadinata 2005: 229) ”Validitas isi (content validity) berkenaan dengan isi format dari instrumen. Apakah instrumen tepat mengukur hal yang ingin diukur, apakah butir-butir pertanyaan telah mewakili aspek-aspek yang akan diukur”.

Sedangkan menurut Arifin (2009: 246) “ validitas isi adalah suatu pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik menguasi materi pelajaran”.

(47)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, validitas isi yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada saat pembelajaran telah disampaikan.

Untuk menguji instrumen tersebut menggunakan validitas isi, peneliti meminta bantuan dua orang validator, dimana dua orang validator ini dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.

G. Teknik Analisis Data

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang memberikan gambaran khusus terhadap suatu kasus yang

mendalam. Data dalam penelitian ini memberikan gambaran mengenai hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam menulis karangan narasi. Data yang dikumpulkan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus PTK yang dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase dan diolah sedemikian rupa sehingga hasilnya dijadikan bahan untuk analisis. Dalam penelitian ini untuk menganalisis data dilakukan dengan analisis data kuantitatif dan data kualitatif.

1. Kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari pre test yang dilakukan diawal pertemuan dan post test yang dilakukan diakhir pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan menulis karangan narasi peserta didik dalam pembelajaran. Perhitungan data kuantitatif dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

(48)

a. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus

M =∑ N

N

Keterangan:

∑N = Total nilai yang diperoleh peserta didik

N = Jumlah peserta didik M = Nilai rata-rata kelas

b. Menghitung persentase ketuntasan secara klasikal dengan rumus TB = ∑s≥70 x 100 %

N

TB = ketuntasan belajar

∑s≥70 = peserta didik yang mendapat nilai 70 N = banyak peserta didik

Dengan kriteria sebagai berikut: 85 – 100 = sangat tercapai 75 – 84 = tercapai 60 – 74 = cukup tercapai 40 – 59 = kurang tercapai 0 – 39 = sangat kurang tercapai 2. Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi yang dimaksudkan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang

(49)

dalam proses pembelajaran dengan menganalisis peningkatan kemampuan menulis karangan narasi peserta didik dengan menggunakan strategi

guided writing. Untuk menilai kemampuan guru digunakan menggunakan

kategori sebagai berikut: Kurang Baik = 1- 1,9 Cukup Baik = 2- 2,9 Baik = 3- 3,9 Sangat Baik = 4

H. Indikator Keberhasilan Penelitian

Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi semua komponen yang ditetapkan sebagai indikator dibagian ini yang berupa indikator kualitatif dan indikator kuantitatif. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar minimal sudah baik.

2. Hasil belajar Bahasa Indonesia dianggap meningkat jika peserta didik memperoleh:

a. Nilai rata-rata meningkat.

b. Skor kriteria ketuntasan minimal 70. c. Skor kriteria ketuntasan klasikal 85%

(50)

I. Jadwal Penelitian

Rincian Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Bulan Maret (2015) April (2015) Mei (2015) Juni (2015) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Observasi √ 2 Penyusunan proposal √ 3 Seminar √ 4 Revisi proposal √ √ 5 Konsultasi Bimbingan √ √ √ 6 Pelaksanaan Penelitian √ √ 7 Penyusunan Laporan Hasil √ √ √ 8 Ujian Skripsi √ 9 Revisi √ √

(51)

BAB IV

DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

E. Deskripsi Data

Deskripsi data yang disajikan dalam penelitian ini terdiri dari atas data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari pra tindakan, data siklus I, data siklus II serta satu jenis data kualitatif berupa data hasil observasi atau pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik. Data pra tindakan adalah data hasil tes awal sebelum kegiatan tindakan kelas dilakukan. Data siklus I adalah data yang diperoleh dari hasil kegiatan siklus I, data siklus II adalah data yang diperoleh dari hasil kegiatan siklus II serta data hasil pengamatan terhadap guru dan peserta didik. Data tersebut di deskripsikan sebagai berikut:

4. Deskripsi Data Pra Tindakan

Data pra tindakan terdiri atas data hasil tes awal.Hasil yang diperoleh dari data ini dijadikan sebagai tolak ukur pembelajaran yang selanjutnya. Data tersebut disajikan sebagai berikut:

a. Deskripsi Data Pra Tindakan

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebelum kegiatan pra tindakan dilakukan, diperoleh data dari identifikasi masalah sebagai berikut:

6. Peserta didik masih kesulitan memilih kosakata dalam menulis karangan.

(52)

7. Peserta didik kesulitan menyusun kata demi kata dalam menulis karangan.

8. Hasil belajar peserta didik masih rendah.

9. Strategi yang digunakan guru masih bersifat konvensional. 10. Peserta didik kurang termotivasi dan belum aktif dalam proses

pembelajaran.

Tes pra tindakan atau tes awal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik dalam materi yang akan dijadikan topik pembelajaran sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Tes diberikan dengan memberikan soal essay dengan jumlah 1 butir berupa tes tertulis yaitu peserta didik membuat karangan. Data hasil tes pra tindakan tersebut disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 7

Hasil Tes Pra Tindakan

No Kode KKM Nilai Keterangan

T TT 1 AS 70 60  2 AFK 70 60  3 ESB 70 70  4 IRH 70 55  5 CA 70 70  6 TK 70 60  7 RKH 70 70  8 KH 70 60  9 FAN 70 75  10 NAA 70 70  11 ARA 70 50  12 RF 70 45  Lanjutan Tabel 7

(53)

13 DA 70 60  14 EO 70 70  15 MA 70 45  16 EN 70 50  17 AA 70 70  18 NM 70 55  19 MR 70 75  20 AIN 70 60  21 MTA 70 75  22 CAB 70 75   23 IMTY 70 65  24 W 70 75  25 FIST 70 60  26 JJM 70 60  27 SDS 70 60  Jumlah 1700 Sangat Kurang Tercapai Rata-rata 62,96 Ketuntasan 40%

Cara mencari nilai rata-rata (Mean) dan presentasi pada kemampuan tes awal / Pre Test yaitu:

a. Menghitung nilai rata-rata (Mean) untuk mengetahui pencapaian nilai ketuntasan minimal peserta didik dengan membagi jumlah nilai seluruh peserta didik dengan jumlah seluruh peserta didik. Dengan rumus sebagai berikut:

X, =

n xi X, =

27 1700 X, = 62,96

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata, maka dapat dilihat hasil nilai rata-rata peserta didik pada tes awal adalah 62,96.

(54)

b. Menghitung ketuntasan belajarpeserta didik secara klasikal, dimana kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 70, ketuntasan klasikal 85%. TB=

n x s 70 100% TB = 100% 27 11 X TB= 40%

Berdasarkan hasil perhitungan nilai ketuntasan hasil belajar, maka dapat dilihat ketuntasan hasil belajar peserta didik pada tes awal adalah 40%.

Berdasarkan hasil tabel pra tindakan terlihat nilai hasil belajar Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran mengarang peserta didik kelas V SDN-9 Langkai Palangkaraya mendapat nilai rata-rata sebesar 62,96 dan ketuntasan belajar 40% yang termasuk dalam kategori sangat kurang tercapai. Sehingga pada pra tindakan dalam ketetapan tingkat ketercapaian keberhasilan pembelajaran belum memenuhi syarat ketuntasan belajar secara klasikal. Dari tes awal pada tabel diatas menunjukan tingkat kemampuan peserta didik sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan yang secara rinci diuraikan sebagai berikut:

1) Dari 27 peserta didik, ada 2 peserta didik yang memperoleh nilai 0-49.

(55)

Nilai tersebut belum memenuhi syarat ketuntasan belajar secara individu atau kurang dari nilai KKM.

2) Dari 27 peserta didik, ada 13 peserta didik yang memperoleh nilai 50-64.

Nilai tersebut belum memenuhi syarat ketuntasan belajar secara individu atau kurang dari nilai KKM.

3) Dari 27 peserta didik, ada 11 peserta didik yang memperoleh nilai 65-79.

Nilai tersebut sudah memenuhi syarat ketuntasan belajar individu atau lebih dari nilai KKM.

4) Dari 27 peserta didik, tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai 80-100. Nilai tersebut sudah memenuhi syarat ketuntasan belajar individu atau lebih dari nilai KKM.

Perolehan skor rata-rata kelas dari 27 orang peserta didik dalam membuat sebuah karangan pada saat pra tindakan adalah 62,96. Berdasarkan hasil tes pra tindakan tersebut, maka peneliti memberikan tindakan selanjutnya yaitu melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan strategi dalam pembelajaran menulis karangan. Adapun strategi yang digunakan dalam upaya memperbaiki pembelajaran yaitu dengan menggunakan strategi

guided writing diharapkan hasil belajar peserta didik meningkat.

(56)

Deskripsi data siklus I terdiri atas data yang diperoleh dari data tindakan siklus I, data pengamatan atau observasi siklus I, data hasil penelitian siklus I, dan data refleksi. Data tersebut disajikan sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Dalam penelitian ini diperlukan adanya suatu perencanaan yang diatur sedemikian rupa agar penelitian ini berjalan dengan lancar sesuai dengan alur yang telah direncanakan sebelumnya dalam siklus I. Pertemuan dilakukan berlangsung selama 2 X 35 menit dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia kelas V dengan materi menulis karangan narasi. Peneliti juga mempersiapkan media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan strategi guided writing.

Peneliti juga mempersiapkan soal untuk evaluasi, evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk

mengetahui keberhasilan pembelajaran, selain itu peneliti juga mempersiapkan lembar observasi untuk aktivitas guru dan lembar observasi untuk aktivitas peserta didik.

(57)

Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari rabu, 27 Mei 2015 pada pukul 07.00-08.45 WIB. Pelaksanaan bertempat di kelas V SDN-9 Langkai Palangkaraya.Pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan langkah-langkah penerapan strategi guided writing yang diterapkan dalam pembelajaran:

1) Kegiatan Awal

a) Apersepsi dan Motivasi (1) Mengucapkan salam. (2) Berdoa.

(3) Mengisi daftar hadir.

(4) Guru melakukan tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari.

(5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

(1) Guru menjelaskan pengertian karangan narasi dan unsur yang harus diperhatikan dalam menulis karangan. (2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk bertanya seputar materi yang baru dijelaskan.

(58)

(1) Guru meminta peserta didik untuk menulis karangan dengan tema bebas, sesuai dengan inspirasi mereka masing-masing.

(2) Peserta didik diminta untuk membuat kerangka karangan dan mengembangkannya menjadi sebuah karangan dalam bentuk draf kasar (drafting). (3) Guru sambil membimbing peserta didik untuk

memperbaiki tulisan (revisi), saling mengoreksi dan menyunting (editing) apakah ada penulisan yang perlu diperbaiki dan guru sambil mengarahkan peserta didik. (4) Hasil karangan yang sudah dikoreksi oleh guru

dikembalikan kepada peserta didik agar mereka bisa saling memperbaiki tulisan dengan teman sebangku (sharing).

(5) Guru meminta peserta didik untuk menuliskan kembali karangan dan mengumumkan atau membacakan karangan kepada teman-teman (publishing). c) Konfirmasi

(1) Guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik.

(2) Guru Memberikanpenyimpulan dan penguatan dengan memberikan pujian dan tepuk tangan karena telah belajar dengan baik.

(59)

3) Kegiatan Penutup

(1) Guru mengakhiri pembelajaran (2) Guru mengucapkan salam penutup c. Pengamatan

Pengamatan merupakan upaya mengamati tindakan penelitian. Adapun hasil penelitian pada siklus I terhadap 2 (dua) pengamat yaitu guru dan mahasiswa yang dicatat dalam lembar pengamatan aktivitas guru dan peserta didik pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung dengan lembar pengamatan yang dibuat, adapun data-data tersebut disajikan sebagai berikut:

1) Data situasi belajar mengajar

Data situasi kegiatan belajar mengajar meliputi aktivitas guru (peneliti) dan peserta didik serta penerapan strategi guided

writing dalam KBM. Data tersebut diperoleh dari lembar observasi

masing-masing diisi oleh pengamat pertama (wali kelas) dan pengamat II (mahasiswa/teman sejawat). Berikut rekapitulasi hasil observasi yang akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 8

Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Selama Pembelajaran Siklus I

No Aspek Yang Diamati P/1 P/2

Rata-rata Kriteria

(60)

memperhatikan penjelasan guru

2. Mencatat penjelasan guru 4 3 3,5 Baik 3. Belajar dengan menggunakan

alat tulis lengkap

3 4 3,5 Baik 4. Menulis yang relevan dengan

KBM

3 3 3 Baik

5. Berdiskusi dengan bertanya kepada guru

3 3 3 Baik

6. Berdiskusi dengan bertanya antara peserta didik

2 2 2 Cukup

Baik 7. Perilaku yang tidak sesuai

dengan KBM

3 3 3 Baik

Jumlah 21 21 21

Rata-rata 3 3 3 Baik

Kriteria sebagai berikut: 4 = Sangat Baik 3 = Baik

2 = Cukup Baik 1 = Kurang Baik

P1 = Pengamat 1 (Guru Wali Kelas V) P2 = Pengamat 2 (Teman Sejawat)

Tabel 9

Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Selama Pembelajaran Siklus I

No. Aspek Yang Diamati P/1 P/2 Rata-rata Kriteria

Gambar

Tabel 3  Subjek Penelitian
Gambar Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas  (Kemmis & Mc Taggart)
Grafik Pencapaian Ketuntasan Klasikal Pretest, Siklus I-II

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian latiha lompat tali ( rope jump ) terhadap kelincahan pada anak usia 9-10 tahun di

Konflik di dalam suatu organisasi pasti akan muncul apalagi kita memiliki para pegawai yang multikultur, oleh karena itu setiap perusahaan harus

Begitulah yang menjadi ide pikiran Amir Hamzah menciptakan puisi “Berdiri Aku” ini dengan hal yang dialaminya sendiri beliau menciptakan karya sastra yang

[r]

Hasil kesimpulan penelitian adalah ada pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan antara kepemimpinan, motivasi dan komunikasi terhadap kepuasan kerja

Uji coba kelompok besar terdiri atas 10 peserta didik kelas IX dari 3 sekolahan dengan angket pernyataan terdiri atas 3 aspek penilaian yakni desain dan tampila,

‫خامساً‪ ،‬البحث الذه كتبن سيت املنورة‪ ،‬الطالبة يف قسم اللغة العربية و أدهبا‪،‬كلية‬ ‫اآلداب والعلوم الثقافية جبامعة سوانن كاليجاكا

dilakukan untuk mempengaruhi individu lain dalam masyarakat. Sebagaimana yang telah dikatakan bahwa tindakan sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Hal