• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3 Abstrak"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION BERBANTUAN MEDIA MIND

MAPPING TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN

IPS KELAS V SD GUGUS LETDA MADE PUTRA

TAHUN AJARAN

2016/2017

.

Putu Setivani Putri

1

, I Ketut Adnyana Putra,

M.G Rini Kristiantari

3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

stevanyputry57@yahoo.com

1

,

adnyanaputra653@yahoo.com

2

,

riniokanegara@gmail.com

3

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan yang signifikan Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division Ber-bantuan Media Mind Mapping Terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara Tahun Ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan menggunakan desain penelitian nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 6 sekolah dasar dan 11 kelas. Sampel ditentukan dengan random sampling dengan mengacak kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VA SD Negeri 23 Dangin Puri sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB SD Negeri 18 Dangin Puri sebagai kelompok kontrol dengan jumlah masing-masing kelompok sebanyak 45 siswa pada kelompok ekperimen dan 49 siswa pada kelompok kontrol. Data Kompetensr pengetahuan IPS dikumpulkan dengan instrumen berupa tes objektif berjumlah 25

butir tes yang telah divalidasi.Data hasil belajar pengetahuan IPS dianalisis dengan t-test. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui modelmodel pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara Tahun Ajaran 2016/2017. Hasil analisis diperoleh dengan thitung= 4,23 > ttabel (α = 0,05, 62) = 2,000. Demikian pula nilai rerata Kompetensi

pengetahuan IPS siswa kelompok eskperimen X = 71,73 > X = 63,59 rerata hasil kompetensi pengetahuan IPS siswa kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran model Pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar tahun ajaran 2016/2017.

Kata-kata kunci : Model, Student Teams Achievement Division ,Mind Mapping , Kompetensi Pengetahuan, IPS

(2)

2

Abstract

The purpose of this study to find a significant difference between the social sciene knowledge competency mastery student group that learned through the model-based Student Teams Achievement Division assisted Mind Mapping media to knowledge competence of grade V SD gugus Letda Made Putra Denpasar Academic Year 2016/2017. This research is a quasi-experimental research design with nonequivalent control group design. The study population was all students of class V SD Gugus Letda Made Putra 2016/2017 academic year consisting of 6 primary schools and 11 classes. The sample was determined by random sampling to randomize the class. The sample in this study is a class VA SD Negeri 23 Dangin Puri as the experimental group and class VB SD Negeri 18 Dangin Puri as the control group with the number of each group as many as 45 students in the experimental group and 49 students in the control group. social sciene knowledge learning outcomes data collected by the instruments in the form of objective test items are 25 tests that have been validated.Social sciene knowledge learning outcomes data were analyzed by t-test. The analysis showed a significant difference between the social sciene knowledge competency mastery student group that learned through the model Student Teams Achievement Division assisted Mind Mapping media to knowledge competence of grade V SD gugus Letda Made Putra Denpasar Academic Year 2016/2017. The results of the analysis obtained by t = 4.23> t table (α = 0.05, 62) = 2.000. Similarly, the average value of student learning outcomes of knowledge social sciene experimentation group = 71.73> = 63.59 average student learning outcomes social sciene knowledge of the control group. Thus we can conclude model Number Head Together based approach to scientific learning knowledge influence the mastery of competencies social sciene V grade students of SD Gugus Mayor Metra Denpasar academic year 2015/2016.

Key words: Student Teams Achievement Division, model assisted, Mind Mapping media .to knowledge competence.

PENDAHULUAN

Kurikulum terbaru yang diterapkan dalam pendidikan di Indonesia adalah kurikulum 2013, Tujuan dari kurikulum 2013 adalah untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa menjadi lebih aktif. Pada kurikulum ini siswa tidak lagi menjadi objek justru siswa menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Dengan adanya perubahan kurikulum tentunya berbagai standar dalam kom -ponen pendidikan juga akan berubah, baik itu standar isi, standar proses mau-pun standar kompetisi lulusan.

“Kurikulum sebagai pengatur ke-giatan pembelajaran yang terjadi di sebuah sekolah. Pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar (BM), proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan belajar mengajar (KBM)” (Susanto, 2013:18).

Dilihat dari aspek kegunaannya, pengertian mengajar dapat dipandang dari dua aspek yaitu mengajar secara tradi-sional dan mengajar secara modern. Pertama, pengertian mengajar secara tradesional adalah menyampaikan penge-tahuan kepada siswa atau murid di sekolah. Yang kedua, mengajar secara

(3)

3 moderen yaitu sebagai usaha mengor-ganisasi lingkungan sehingga men-ciptakan kondisi belajar bagi siswa.

Pada proses pembelajaran di SD, guru harus mampu memahami siswa yang masih berada pada tahap operasional konkret yang belum bisa berpikir abstrak dan memiliki karakteristik yang beragam, seperti: senang bermain, suka meniru, bekerja dalam kelompok, dan senantiasa ingin melaksanakan atau merasakan sendiri. Oleh sebab itu, pembelajaran di SD hendaknya dirancang agar lebih bermakna sehingga dapat dipahami dan diingat oleh siswa. Namun saat ini, hal yang lebih ditekankan dalam pelak-sanaan pembelajaran adalah hasil yang diperoleh siswa. Seharusnya yang dila-kukan guru adalah melibatkan siswa se-cara langsung dalam proses pem-be-lajaran. Dengan melibatkan siswa da-lam pembelajaran diharapkan Siswa dapat mengembangkan kreativitas, penge-tahuan dan keterampilan sehingga hasil belajar dapat tercapai secara optimal.

Setelah dilakukan observasi pada bulan Januari di SD Gugus Letda Made Putra pada kenyataannya implementasi kurikulum 2013 masih jauh dari apa yang diharapkan. Proses pembelajaran IPS siswa kelas V masih banyak kelemahan dan kendala yang dihadapi sehingga mempengaruhi Penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Salah satu ken-dalanya adalah model pembelajaran yang diterapkan mendorong siswa tidak terlalu aktif. Sehingga hal tersebut sangat berpengaruh pada kompetensi penge-tahuan siswa. Dari observasi yang di-lakukan nilai rata-rata hasil belajar siswa khususnya dalam bidang IPS masih ku-rang dari apa yang diharapkan. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa di bawah KKM (70).

“Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam pembelajaran dapat me-motivasi siswa untuk belajar, dan dapat menumbuhkan kreativitas siswa dalam menemukan suatu konsep maupun memecahkan suatu permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang dapat di-terapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achieve-ment Division (STAD) pertama kali diteliti

dan dikembangkan oleh Robert Slavin dan John Hopkins (1995)” , (dalam Huda , 2013: 201).

Merupakan model pembelajaran yang menekankan pada motivasi siswa agar saling mendukung dan saling membantu satu sama lain dalam me-nguasi pokok bahasan yang telah di-ajarkan oleh guru. “Menurut Slavin (2010) (dalam Trianto, 2009:68) me-nyatakan

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pem-belajaran

yang menggunakan kuis, peng-hargaan, dan pengelompokan yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen”.

Pada proses pembelajarannya dilakukan pembentukan kelompok kecil, setiap individu dalam kelompok ber-tanggung jawab untuk memahami materi pelajaran. Pemberian tes dalam bentuk kuis diberikan kepada masing-masing individu dalam kelompok yang di-ker-jakan secara mandiri. Setelah itu, siswa yang telah mencapai kesuksesan atau mendapatkan peringkat tertinggi meraka akan mendapatkan suatu penghargaan /reward.Pengelompokan, pemberian kuis, dan penghargaan /reward sangat ber-pengaruh besar terhadap pembelajaran untuk memotivasi siswa dalam hal belajar. Maka dari itu, pemilihan model pembelajaran yang tepat akan maksimal hasilnya apabila dalam proses pem-belajaran siswa lebih berperan aktif dalam setiap pembelajaran. Model pem-belajaran kooperatif tipe Student Teams

Achevemnt Division ini dapat

mem-berikan insentif bagi siswa untuk saling membantu satu sama lain dan saling mendorong. Dalam artian dari kerja sama kelompok yang dilakukan siswa, siswa akan berusaha untuk melalukan usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

“Model pembelajaran Student Teams Achevemnt Division (STAD)

dapat diberikan bantuan dengan meng-gunakan media agar tercapai pem-belajaran yang maksimal salah satunya dengan menggunakan media Mind Mapping. Media Mind Mapping

me-rupakan cara untuk menempatkan in-formasi kedalam otak dan mengambilnya kembali keluar otak. Bentuk Mind

(4)

4

Mapping seperti peta ssebuah jalan di

kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuwat pandangan secara me-nyeluruih tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah ruteyang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.”

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dilaksanakan penilitian eksperimen yang berjudul Pengaruh model pem-belajaran Student Teams Achievement

Division Berbantuan Media Mind Mapping

terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara Tahun Ajaran 2016 /201

7.

METODE

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016 di kelas V SD Gugus Mayor Metra. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimental yaitu quasi

eksperiment (Eksperimen Semu). “Desain

ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak bisa sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelak-sanaan eksperimen” (Sugiyono, 2009-:114). Hal ini dikarenakan ke-mampuan peneliti dalam mengamati perilaku siswa sangat terbatas terutama ketika siswa berada di luar sekolah (rumah), peneliti juga tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap perlakuan secara pasti. Desain eks-perimen yang digunakan adalah

“Non-equivalent control group design”.

Pre Test diberikan untuk kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Setelah itu peneliti memberikan perlakuan, yaitu dengan memberikan pembelajaran

Student Teams Achievement Division

Berbantuan Media Mind Mapping kepada kelompok eksperimen dan memberikan pembelajaran konvensional kepada ke-lompok kontrol. Kemudian setelah di-berikan perlakuan, dilakukan post tes untuk mengetahui penguasaan kom-petensi pengetahuan.

“Pemberian pre test biasanya digunakan untuk mengukur equivalensi atau penyetaraan kelompok” (Dantes, 2012: 97). Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini pre test digunakan untuk menyetarakan kelompok. Teknik yang digunakan dalam penyetaraan kelompok adalah dengan menggunakan uji t.

Prosedur penelitian yang akan ditempuh dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan,dan pengakhiran ekspe-rimen. Adapun uraian dari setiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut. Tahap Persiapan Eksperimen Pada tahap persiapan eksperimen kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. (1) Mempersiapkan sarana pendukung pem-belajaran seperti, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, dan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. (2) Me-nyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar IPS siswa. (3) Meng-konsultasikan instrumen penelitian dengan guru kelas dan dosen pembimbing. (4) Mengadakan validasi instrument penelitian yaitu tes hasil belajar IPS. Pada tahap pelaksanaan eksperimen, kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. Menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia secara random (acak) dan dilaksanakan pratest. Melaksanakan penelitian yang mem-berikan perlakuan kepada masing-masing kelas berupa model pembelajaran Student

Teams Achievement Division Berbantuan

Media Mind Mapping dan pembelajaran konvensional. Perlakuan model pe-belajaran Student Teams Achievement

Division Berbantuan Media Mind Mapping

akan diberikan 6 kali sesuai dengan materi yang diambil serta 1 kali post tes dan perlakuan pembelajaran konvensional yang juga akan dilakukan selama 6 kali sesuai dengan materi serta 1 kali post tes. Pada tahap akhir eksperiman, kegiatan yang akan dilakukan adalah memberikan

posttest pada akhir penelitian untuk

mengetahui Penguasaan kompetensi pengetahuan siswa pada masing- masing kelas. Dalam penelitian ini untuk menentukan subjek penelitian langkah

(5)

5 awal dalam penelitian ini adalah me-netukan populasi yang akan diteliti. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kauntitas dan karakteristik ter-tentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan ditarik kesimpulannya” Sugiyono (2015:117). Darmadi (2014:55) juga menyatakan populasi dapat dimaknai sebagai keseluruhan objek/subjek yang dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian dengan ciri- ciri seperti orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau ciri- ciri yang sama”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek/subjek yang memiliki ciri- ciri tertentu yang dijadikan sumber data dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri yang terdapat pada Gugus Letda Made Putra tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 472 siswa. Dari populasi yang telah ditentukan maka selanjutnya diambil perwakilan dari populasi tersebut yang dianggap mewakili seluruh populasi. Perwakilan dari populasi yang mewakili seluruh populasi disebut sampel. “Sampel adalah sebagian dari populasi yang di-jadikan objek/subjek penelitian” (Darmadi, 2014:57). Jadi dapat dikatakan bahwa populasi merupakan bagian dari jumlah dan ciri- ciri yang dimiliki oleh populasi.

Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah dua kelas, kedua kelas tersebut nantinya akan diberikan perlakukan yang berbeda. Satu kelas akan diberikan perlakuan berupa model

pembelajaran Student Teams

Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping dan satu kelas lagi

diberikan perlakuan berupa pembelajaran kon-vensional.

Pengambilan sampel dalam pe-nelitian ini menggunakan teknik random

sampling yaitu pengambilan sampel

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Pengacakan yang dilakukan adalah acak kelas kemudian dilakukan pengundian. Jadi setiap kelas mendapatkan kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Dari keempat sekolah Negeri yang ada di Gugus Letda Made Putradilakukan

pe-ngundian untuk menentukan sekolah yang akan dijadikan sebagai kelas yang akan diteliti. Pemilihan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukannya pengacakan individu, kemungkinan pengaruh dari keadaan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi sehingga penelitian ini benar-benar menggambarkan pengaruh per-lakuan yang diberikan.

Untuk mendapatkan kelas yang setara dari segi akademik, maka seluruh kelas dalam populasi diberikan pre-test. Nilai atau skor dari hasil pre-test yang dilakukan tersebut, digunakan untuk penyetaraan kelas-kelas dalam populasi. Untuk penyetaraan kelas, nilai atau skor dari hasil pre-test seluruh populasi dianalisis menggunakan uji t. Setelah seluruh kelas diketahui setara secara akademik, maka dilakukan pengundian untuk menentukan sampel. Cara yang digunakan adalah dengan cara pengundian. Cara pengundian dilakukan dengan menulis semua nama kelas V di seluruh SD populasi pada masing-masing kertas yang jumlahnya 11 kelas, kemudian kertas digulung. Masukkan gulungan kertas ke dalam kotak dan dikocok, ambil satu gulungan kertas, Nama SD pada gulungan kertas tersebut merupakan sampel penelitian. Dan peneliti melakukan pe-ngundian lagi dari SD untuk memilih Kelas yang digunakan sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesetaraan sampel diuji dengan rumus uji-t yakni dengan polled varian.

Variabel merupakan objek penelitian. Menurut kider (dalam Darmadi, 2014:13) mengatakan “variabel penelitian adalah Gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun tingkatannya”. Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas (Independen) sering disebut sebagai variabel stimulus, pre-diktor, antecedent. “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi” (Sugiyono

(6)

6 2009:61). “Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab munculnya variabel terikat” (Darmadi, 2014:14). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping

Variabel terikat (Dependen) sering disebut sebagai variabel output. Menurut Darmadi (2014:14) “variabel terikat me-rupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya va-riabel bebas. Yang menjadi vava-riabel terikat dalam penelitian ini adalah Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar tahun ajaran 2016/2017. “Metode pengumpulan data adalah cara- cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data” (Darmadi, 2014:40). Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. ”Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian” (Sudijono, 2014: 66) Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang penguasaan kompetensi pengetahuan IPS.

Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur apabila telah dilakukan uji validitas dan realibilitas. Sebelum tes diuji cobakan, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan guru kelas serta dosen pembimbing, lalu kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

Validas instrument menunjukan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi aspek yang diukur. Me-nurut Suharsimi (2013:80) sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Sehingga sangat perlu dilakukan uji validitas pada suatu instrumen sebelum diuji cobakan.

Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui validasi isi sebuah soal. Pengujian validitas isi dilakukan untuk menguji valid atau tidaknya suatu tes dari segi isinya. Validitas isi dapat dilakukan

dengan cara menyesuaikan item tes dengan materi kurikulum atau materi buku pelajaran. Untuk mendapatkan validitas isi dari tes ,maka kompetensi pengetahuan IPS akan ditempuh dengan cara menyusun soal berdasarkan kisi – kisi, yang materinya diambil dari Buku Pembelajaran. Tes hasil belajar Kompetensi Pengetahuan IPS bisa dikatakan valid apabila materi tes tersebut betul-betul representatif terhadap bahan pem-belajaran yang akan dibelajarkan terhadap siswa.

Untuk mengukur validitas butir tes Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dalam bentuk pilihan ganda (objektif) digunakan rumus koefisien korelasi point

biserial (rpbi) karena bersifat dikotomi. Tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPS di uji cobakan di kelas VI SD N 23 Dangin Puri dengan jumlah responden sebanyak 49 orang siswa, sehingga digunakan rtabel yang paling mendekati yaitu N = 60 pada taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh rtabel 0,281. Nilai rpbi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel, dengan ketentuan rpbi dikatakan valid apabila lebih besar dari rtabel (rpbi > rtabel). Dalam menghitung butir tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPS, peneliti menggunakan bantuan program microsoft

excel untuk melakukan analisis koefisien

validitas masing-masing butir soal.

Selain uji validitas, syarat lainnya adalah uji reliabilitas. Reliabilitas sama dengan konsisten atau keajekan. “Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabilitas apabila yang dipakai mengukur apa yang seharusnya diukur digunakan kapanpun dan bila manapun hasilnya sama”. (Darmadi, 2014:166). Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir soal yang valid saja, dengan demikian uji reliabilitas bisa dilakukan setelah dilakukan uji validitas.Uji Reliabilitas tes yang bersifat dikotomi dan heterogen.

Dalam pemberian interpretasi terhadap koefesien reliabilitas tes r11 pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut : (1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes Penguasaan kompetensi pengetahuan yang sedang diuji realibilitasnya

(7)

dinya-7 takan telah reliabel, (2) Apabila r11 lebih kecil dari pada 0,70 berarti tes Pe-nguasaan kompetensi pengetahuan yang sedang diuji realibilitasnya dinyatakan unreliabel.

Dari 25 soal yang dinyatakan valid dan memiliki kriteria maka diperoleh r11 = 0,861 > 0,70 artinya bahwa soal tes pilihan ganda pada penelitian ini tergolong reliabel.

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk me-ngetahui kesanggupan soal dalam mem-bedakan siswa yang tergolong mampu dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya. Menurut Arifin (2011 :273) “Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang me-nguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.

Jadi Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi (siswa) yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi (siswa) yang tidak dapat menjawab soal tersebut (testi yang menjawab salah). Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi. Dengan kata lain daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan testi yang berkempuan rendah.

Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan maka hasil pengujian daya pembeda diperoleh butir soal dengan kriteria baik sekali yaitu soal nomor (3, 6, 26, 32, 34, 35, 36,), butir soal dengan kriteria baik yaitu soal nomor (5, 9, 13, 14, 16, 21, 23, 27, 29, 30, 33, 37, 38, 39, 40), dan butir soal dengan kriteria cukup baik yaitu soal nomor (1, 24, 31)..

Tingkat kesukaran dapat dipandang sebagai kesanggupan atau kemampuan siswa menjawab tes yang diberikan. Bisa juga dikatakan bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan

proporsi peserta tes yang menjawab betul butir soal yang diberikan. Sudah atau belum memadainya derajat kesukaran item tes dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut.

Sesuai dengan kriteria penilaian yang ditentukan maka diperoleh tingkat ke-sukaran butir tes yaitu butir soal dengan kriteria mudah soal yaitu soal nomor (16, 21, 29), butir soal dengan kriteria sedang soal yaitu soal nomor (1, 3, 5, 6, 9,13, 14, 23, 24, 25, 27, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40. ) dan butir soal dengan kriteria sukar yaitu soal nomor (26, 30, 35 ). Untuk tingkat kesukaran perangkat tes yaitu 0,63 dengan kategori sedang.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah uji hipotesis dengan statistik parametrik bisa dilakukan atau tidak. Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut de-ngan menggunakan statistik non pa-rametrik.

Kriteria pengujian, jika

2

hit

2

dengan taraf signifikasi 5% (dk = jumlah kelas dikurangi parameter, dikurangi 1), maka H0 diterima yang berarti data berdistribusi normal.

Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan malah akibat dari adanya perbedaan dalam kelompok.

Kriteria pengujian tolak H0 jika

11, 21

n n

hit

F

F

, uji dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBA-HASAN

Setelah diberikan treatment se-banyak 6 kali, di akhir eksperimen siswa diberikan post-test untuk memperoleh data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif penguasaan kompetensi

(8)

8 pengetahuan IPS kelompok eksperimen diperoleh skor rerata, = 72,11 dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas eksperimen dengan meng-gunakan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division Berbantuan

Media Mind Mapping temasuk kategori sangat baik sebanyak 45 siswa atau sebesar 87% dan yang termasuk kategori baik sebanyak 6 siswa atau sebesar 13%. Kelompok kontrol juga diberikan treatment berupa pembelajaran konvensional sebanyak 6 kali, di akhir treatment siswa diberikan post-test untuk memperoleh data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif pengu-asaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok kontrol diperoleh skor rerata, = 63,59 dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas kontrol dengan menggunakan pem-be-lajaran konvensional temasuk kategori sangat baik sebanyak 7 siswa atau sebesar 71,42% dan yang termasuk ka-tegori baik seba-nyak 27 siswa atau sebesar 28,58% Sesuai dengan hasil analisis statistik deskriptif penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa menunjukkan bahwa rerata nilai penguasaan kom-petensi pengetahuan IPS siswa kelompok esk-perimen = 72,11 > = 63,59 rerata nilai penguasaan kompetensi penge-tahuan siswa kelompok kontrol.

Dalam penelitian ini, data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yang diperoleh pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisis untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Berdasarkan uji normalitas sebaran data kelompok eksperimen dan kelompok kon-trol diperoleh harga χ2hitung = 5,53 untuk kelompok eksperimen. Harga tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga χ2

tabel dengan dk = 5 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga χ2tabel = 11,07. Karena χ2

hitung = 5,53 <χ2tabel(α=0,05) = 11,07 maka H0 diterima (gagal ditolak). Ini

berarti sebaran data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen berdistribusi nomal. Sedangkan pada kelompok kontrol, harga χ2

hitung = 5,25. Harga tersebut kemudian di konsultasikan dengan harga χ2tabel dengan dk = 5 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga χ2tabel(α=0,05) = 11,07. Karena χ2

hitung = 5,25 <χ2tabel(α=0,05) = 11,07 maka H0 diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok kontrol berdistribusi nomal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians. Uji homogenitas varians dilakukan terhadap data penguasaan kompet-ensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil Uji Homogenitas data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh Fhitung= 1,15. Nilai tersebut kemudian di konsultasikan dengan harga Ftabel(α=0,05) = 1,68 dengan dk 49,45. Karena Fhitung = 1,11< Ftabel(α=0,05) = 1,70 maka dapat dikatakan data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok eks-perimen dan kelompok kontrol mempunyai varians yang homogen.

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan.Adapun hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut. Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping dan kelompok siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar. Berdasarkan hasil uji nor-malitas sebaran data dan homogenitas varians dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bersdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Karena data yang diperoleh telah memenuhi uji prasyarat, maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis uji-t. Rekapitulasi analisis uji-t dari

(9)

9 pengetahuan IPS siswa disajikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 1. Tabel Rekapitulasi Hasil Analisis Data Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA Menggunakan Uji-t

Dari hasil analisis diperoleh thitung = 4,556 dan ttabel = 2,000 pada taraf sig-nifikansi 5% (α = 0,05) dengan dk = n1 + n2 – 2 = 45 + 49 – 2 = 92. Oleh karena thitung = 4,230 >ttabel(α = 0,05) = 2,000 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division

Berbantuan media Mind Mapping dan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar. Perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang menggunakan model pembelajaran Student Teams

Achieve-ment Division Berbantuan media Mind

Mapping dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional dapat disebabkan adanya perbedaan perlakuan pada langkah-langkah pembelajaran. Rusmono (2012:81) mengemukakan lima tahapan pembelajaran model Number

Head Together berbasis saintifik yang

meliputi (1) Penyampaian tujuan dan motivasi, (2) Pembagian kelompok dalam hal ini Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya sendiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan keheterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender / jenis kelamin, rasa atau etnik, (3)Presentasi dari guru. Guru menyampaikan materi pembelajaran terlebih dahulu dengan menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada per-temuan tersebut serta pentingnya

pokok bahasan tersebut dipelajari, (4) Kegiatan belajar dalam tim (Kerja Tim), (5) Kuis (Evaluasi) mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang di pelajari dan juga melakuakan penilaian terhadap prestasi hasil kerja masing - masing kelompok, (6) Peng-hargaan prestasi tim Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok. Dengan adanya proses pembelajaran yang menarik menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan sehingga mampu membangkitkan semangat dan minat siswa untuk belajar. Dengan meningkatnya semangat dan minat siswa untuk belajar, tentu saja akan mempengaruhi tingkat konsentrasi siswa dan kematangan pemahaman terhadap sejumlah materi yang diberikan sehingga akan berpengaruh pada penguasaan kompetensi pengetahuan yang optimal.

Pada kelompok kontrol diberikan pembelajaran konvensional.Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol hampir mirip karena sama-sama menggunakan pendekatan saintifik, karena kurikulum 2013 mengharapkan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tetapi yang membedakan di kelompok eksperimen yaitu penggunaan model pembelajaran Student Teams Achiev-ement Division Berbantuan Media Mind Mapping. Sedangkan pada kelompok

kontrol menerapkan pembelajaran konvensional. Hal tersebut juga bisa

No. Sampel N Dk S2 χ2hitung χ2tabel Status

1 Kelompok eksperimen 45 92 72,11 83,78 4,556 2,000 H0 ditolak 2 Kelompok control 49 63,59 97,50

(10)

10 membuat siswa merasa kurang bersemangat dalam belajar. Hasil penelitian ini memperkuat simpulan yang disampaikan oleh Sukmayani tahun 2015 bahwa kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki hasil belajar IPS yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pem-belajaran dengan model konven-sional. Hal ini didasarkan pada nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pem-belajaran dengan model pem-belajaran kooperatif tipe STAD adalah 11,7 yang berada pada kategori sangat tinggi. Sementara skor kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional adalah 8,07 yang berada pada kategori sedang (cukup tinggi).

Berdasarkan paparan tersebut, dapat dikatakan bahwa model Student Teams

Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping berpengaruh terhadap

penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar .

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada kelompok eksperimen diperoleh skor rerata siswa sebesar 72,11 dengan perolehan nilai minimum 56 dan nilai maksimum 92. Kemudian dikonversikan berdasarkan skor penguasaan kompetensi pengetahuan menjadi 3,44 yang berada pada kriteria (B+). Kemudian dibandingkan dengan skor rerata ketuntasan belajar untuk kompetensi pengetahuan dengan skor rerata 2,67 yang berada pada kriteria (B-). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rerata ketuntasan belajar kelompok eksperimen sudah memenuhi skor ketuntasan belajar kompetensi pengetahuan IPS. Berdasarkan hasil analisis nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada kelompok kontrol diperoleh skor rerata siswa sebesar 63,59 dengan perolehan nilai minimum 48 dan nilai maksimum 84. Kemudian dikonversikan berdasarkan skor penguasaan kompetensi pengetahuan

menjadi 3,08 yang berada pada kriteria (B). Kemudian dibandingkan dengan skor rerata ketuntasan belajar untuk kompetensi pengetahuan dengan skor rerata 2,67 yang berada pada kriteria (B-). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rerata ketuntasan belajar kelompok kontrol sudah memenuhi skor ketuntasan belajar kompetensi pengetahuan IPS.Hasil analisis uji t diperoleh thitung = 4,230. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel pada taraf signifikansi 5% (a = 0,05) dengan dk = n1 + n2 – 2 = 45 + 49 – 2 = 92 adalah 2,000. Oleh karena thitung > ttabel (4,230 > 2,000) maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model Number Head Together dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Mayor Metra Denpasar tahun ajaran 2015/2016. Rerata penguasaan kompetensi pengetahuan siswa kelompok eskperimen X = 72,11 > X = 63,59 rerata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran melalui model Student

Teams Achievement Division Berbantuan

Media Mind Mapping berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil penelitian yang di-peroleh, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. Melihat hasil penelitian pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model Student

Teams Achievement Division Berbantuan

Media Mind Mapping, hendaknya guru me-nerapkan pembelajaran menggunakan model Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping

pada muatan materi IPS. Sekolah hendaknya menyediakan sarana yang maksimal untuk menunjang pembelajaran agar siswa semakin bersemangat untuk belajar dan memanfaatkan sarana tersebut untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa sehingga mutu sekolah menjadi semakin meningkat. Dengan

(11)

11 dilakukannya penelitian ini, diharapkan peneliti lain melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model

Student Teams Achievement Division

Berbantuan Media Mind Mapping. Dengan menggunakan model pada sumber data /sampel yang berbeda khususnya pada muatan materi IPS sehingga hasil penelitian ini benar-benar dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Zainal.2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar – Dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara

Dantes,Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta. CV Andi Offset.

Darmadi,Hamid. 2014. Metode

Penelitian dan Sosial. Bandung:

Alfabeta..

Huda, Miftahul. 2013. Model-model

Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

---, 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

---. 2009. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar

dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana

Gambar

Tabel 1. Tabel Rekapitulasi Hasil Analisis Data Penguasaan Kompetensi   Pengetahuan IPA Menggunakan Uji-t

Referensi

Dokumen terkait

1) Pendidikan dan Pelatihan (diklat) bagi calon peserta Lampung Mengajar tahun 2018 akan dilaksanakan secara intensif selama 20 hari kalender, yang rencananya akan

Dalam berita ini terdapat enam karakteristik narasi, yaitu keberadaan pemain belakang sebagai pengirim, ketajaman timnas Prancis sebagai objek, melaju ke final Piala Dunia 2018

Grup menggunakan instrumen keuangan untuk mengelola risiko eksposur atas suku bunga dan tingkat perubahan nilai tukar mata uang asing. Penggunaan derivatif lebih

Data diatas menunjukkan bahwa struktur hukum kurang berpengaruh terhadap pemidanaan pelaku tindak pidana narkotika (48.48%) karena antara hukum mengenai hal itu tidak

Namun demikian, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis berharap semoga ini dapat memberikan sumbangan berarti

Pengelompokan menggunakan K-Means dimulai dengan inisialisasi jumlah cluster k. Kemudian inisialisasi pusat cluster k secara acak atau partisi. Tahap selanjutnya

Selain itu perubahan metode untuk mengencoding semua inputan pengguna juga diusulkan untuk diubah, alih-alih mengubah semua kode yang dianggap rentan pada setiap baris kodenya,

Hal tersebut ditunjukkan dengan 89% dari responden yang mengikuti pawai kebangsaan menganggap bahwa telah paham mengenai pergerakan mahasiswa.. Dan, dari keseluruhan